Anda di halaman 1dari 9

Sekilas Tentang Ilmu Leak

E-book : Segoro Mas


Sekilas Tentang Ilmu Leak

Leak merupakan sesuatu yang mengerikan, mendengarnya saja sudah bisa


bikin bulu kuduk berdiri apalagi……….!!! Begitulah kira-kira gambaran orang
awam apabila mendengar kata Leak, namun pada dasarnya dan yang
sebenarnya Leak tidak semengerikan yang dikira orang selama ini.

Sebenarnya pada kenyataanya Leak adalah salah satu Ilmu Kuno yang
diwariskan oleh leluhur-leluhur Hindu di Bali. Seringkali pada masa sekarang
orang cenderung sering mempertanyakan keberadaan Leak ini, Apa benar
Leak itu ada? Terkadang mereka bertanya, Apa Leak itu dapat menyakiti?,
pada kenyataannya Secara umum Leak itu tidak menyakiti, Leak itu adalah
proses ilmu yang bisa dibilang cukup baik dan bagus bagi yang berminat.
Karena Ilmu ini sebenarnya mengacu pada pencarian pencerahan pada diri
sendiri oleh karena itu dalam mempelajari ilmu Leak ini terdapat etika-etika
tersendiri yang harus diikuti. Ilmu Leak ini dapat dipelajari, karena Leak ini
berupa Ilmu maka siapapun dapat mempelajarinya, Namun Tidak gampang
mempelajari Ilmu ini, dibutuhkan Totalitas dan kemampuan yang prima untuk
mempelajari ilmu Leak ini.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sering kali Leak identik dan dicap sebagai
sesuatu yang dapat menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal yang
sebenarnya tidak seperti itu. Ilmu Leak juga sama seperti ilmu-ilmu kuno yang
lainnya yang terdapat dalam tulisan-tulisan Lontar Kuno Bali. Konon Dahulu
ilmu Leak tidak sembarangan orang yang dapat mempelajarinya, dikarenakan
ilmu Leak ini merupakan ilmu yang sangat rahasia yang berguna sebagai
pertahanan diri dari serangan musuh. Orang-orang Bali Kuno yang
mempelajari ilmu ini adalah para Raja, Petinggi-Petinggi dan Pejabat-pejabat
penting Istana lainnya beserta bawahannya. Tujuannya tiada lain sebagai ilmu
pertahanan diri dari musuh terutama serangan dari luar. Orang-orang yang
mempelajari ilmu ini dalam mempelajarinya memilih tempat yang sangat
rahasia, karena ilmu Leak ini memang rahasia. Jadi pada jaman dahulu tidak
sembarangan orang yang dapat mempelajari ilmu ini. Namun seiring dengan
perubahan zaman secara otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai
dengan zamannya. Namun esensinya tetap sama dalam penerapannya dan
yang jelas ilmu Leak ini tidak menyakiti. Yang menyakiti itu sebenarnya adalah
ilmu Teluh atau Nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk
menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih
unggul, ilmu inilah yang disebut Pengiwa. Nah Ilmu Pengiwa inilah yang
sebenarnya banyak berkembang di kalangan masyarakat sekarang hingga
seringkali dicap sebagai ilmu Leak.

Seperti yang telah dikatakan diatas Leak itu memang ada sesuai dengan
tingkatan ilmunya termasuk dengan Endih Leak (Flaming ghost). Endih ini bisa
berupa Fisik atau Jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa
disamaratakan bagi orang yang mempelajarinya. Untuk yang baru belajar,
Endih itu biasanya adalah lidahnya sendiri dengan kata lain ia menggunakan
lidah untuk mengucapkan mantra atau dengan menggunakan sarana dalam hal
ini yaitu lidahnya. Dalam menjalankannya dibutuhkan sedikit upacara atau
ritual. Sedangkan yang melalui Jnananya (rohnya), pelaku menggunakan
sukma atau intisari jiwa ilmu Leak. Sehingga kelihatan seperti endih Leak,
padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau sukma-nya.

Bentuk endih Leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya. Ada yang
seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai). Ilmu ini
juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya. Endih Leak ini
tidak sama dengan sinar lampu atau penerangan lainnya, endih Leak ini
biasanya tergantung dari yang melihatnya. Menurut yang pernah melihatnya,
endih Leak ini berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini berkerlap-
kerlip tidak seperti penerangan lainnya yang hanya hanya diam. Warnanya pun
berbeda, kalau endih Leak itu lebih dari satu warna dan endih itu berjalan
sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam, dan endih ini tidak bisa
dipakai untuk memasak karena endih ini tidak menyebabkan panas disebabkan
sifatnya yang berbeda, Endih ini bersifat Niskala, dan tidak bisa dijamah. Endih
Leak ini biasanya muncul pada saat Praktisi-praktisi Leak sedang latihan atau
sedang bermain dan bercengkrama dengan Leak lainnya baik sejenis maupun
lawan jenis. Munculnya Endih tersebut biasanya pada saat malam hari
khususnya tengah malam, dan tidak disembarang hari karena tidak
sembarangan menjalankan dan melakukan ilmu Leak tersebut. Ilmu leak tidak
menyakiti siapapun apabila kebetulan ada orang yang melihatnya sebenarnya
tidak perlu waswas, bersikap sewajarnya dan biasa saja, bila takut untuk
melihat, ucapkanlah nama-nama Tuhan.

Pada dasarnya, ilmu Leak itu adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk
mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang
disebut Leak.
Yang ada adalah “Liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan
mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).

Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.


- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa

Kekuatan aksara ini disebut Panca Gni (lima api). Manusia yang mempelajari
kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan
mengeluarkan cahaya (aura). Cahaya ini keluar melalui lima pintu indra tubuh
yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Namun pada umumnya
cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di
kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.
Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti
seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika
bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut, dan ketika sensasi itu datang,
maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui Ngelekas atau
Ggerogo Sukmo (Meraga Sukma). Kata Ngelekas artinya kontaksi batin agar
badan Astral kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang mendalami Ilmu Leak.
Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut Angeregep
Pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya
yang umum disebut Endih atau lazim dilihat sebagai Bola cahaya yang melesat
dengan cepat.

Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu) Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam
dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia Per-Leak-an ada kode
etiknya. Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan
berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.
Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan
orang mati. Apabila ada mayat baru atau orang yang baru meninggal, anggota
Leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat
tempat yang baik sesuai karmanya. Begini bunyi doa leak memberikan berkat :
“ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta.
mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong
rang sah, prete namah”.
Doa ini dibacakan sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai
tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan
bahwa Leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu. Padahal
tidak seperti itu. Tapi mengapa harus dikuburan? Hal ini dikarenakan Filosofi
Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti,
sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Hal lain juga menyebutkan
terkain ilmu Leak ini yang berdasarkan dari warisan kuno Hindu bahwa Tradisi
sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Menapa
demikian? Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.

Sementara di Bali kuburan-kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul


hal-hal yang menyeramkan yang dapat membuat ketar-ketir terkencing kencing.
Hal tersebut Ini disebabkan karena kita sebagai orang awam yang tidak tahu
apa-apa dan jarangatau bahkan tidak tahu sama sekali akan tulisan Lontar
Tatwaning Ulun Setra. Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan itu adalah
tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Contoh
dari semua itu adalah, Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah
Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat. Nah tradisi atau budaya inilah terkadang
banyak disalah artikan dengan halhal lain diluar tirakat mencari pencerahan,
pada masa sekarang justru tirakat ini kebanyakn malah meminta-minta
dikuburan untuk mendapatkan kekayaan, rejeki, jodoh atau hal-hal lainnya,
sungguh bodoh.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang


dipelajari. Ada tujuh tingkatan Leak. Diantaranya adalah Leak Barak (Brahma),
Leak Barak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api, kemudian ada Leak
Bulan, Leak Pemamoran, Leak Bunga, Leak Sari, Leak Cemeng Rangdu,
serta terakhir Leak Siwa Klakah. Leak Siwa Klakah inilah yang tertinggi. Sebab
dari ketujuh cakranya dapat mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan
kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah
penganut Leak sering kecele, ketika emosinya sedang labil, karena Ilmu
tersebut dapat membabi buta dan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Hal
inilah membuat rusaknya nama Leak. Sama halnya seperti senjata (baik
senjata tajam ataupun senjata api), salah dalam penggunaannya dapat
berakibat fatal dan berbahaya.
Oleh sebab itu pemegang ilmu ini dituntut kestabilan emosi karena hal tersebut
sangat penting. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang
ketakutan serta sumber penyakit, Padahal hal-hal yang negative tersebut
sebenarnya disebabkan oleh aliran yang memang khusus mempelajari dan
memperdalam ilmu hitam tersebut, ilmu ini di Bali disebut penestian. Ilmu ini
memang dikhususkan untuk bagaimana membikin orang celaka, sakit, dan lain-
lain dengan kekuatan batin hitam.
Biasanya cara yang digunakan adalah dengan memancing kesalahan orang
lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi. Emosi itu dijadikan
pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan Ajian-Ajian
tertentu, seperti Aji Gni Salembang, Aji Dungkul, Aji Sirep, Aji Penangkeb, Aji
Pengenduh, Aji teluh Teranjana, dan mungkin masih ada lagi ajian-ajian yang
lain, Dan Ini disebut pengiwa (tangan kiri). Mengapa disebut tangan kiri?
Karena setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan
kiri. Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar
membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dideteksi secara
klinis.Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan
dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa
gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan
segara gni…dst,

Ilmu Leak sendiri pada perkembangan di masa kini masih berkembang


dikarenakan pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali
dan apabila ingin menyaksikan Leak ngendih datanglah pada hari Kajeng
Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.

Yang baik biarlah menjadi baik, dan yang buruk biarlah menjadi buruk, lalu?
Terserah kita akan memilih yang mana.
Tingkatan ilmu Leak

Ilmu leak ini bisa dipelajari dari lontar-lontar yang memuat serangkaian ilmu
pengeleakan, antara lain; “Cabraberag, Sampian Emas, Tangting Mas, Jung
Biru”. Lontar - lontar tersebut ditulis pada zaman Erlangga, yaitu pada masa
Calonarang masih hidup.

Pada Jaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abab ke 16, saat I
Gede Basur masih hidup yaitu pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua
buah yaitu “Lontar Durga Bhairawi” dan “Lontar Ratuning Kawisesan”. Lontar ini
memuat tentang tehnik-tehnik Ngereh Leak Desti.

Selain itu lontar yang bisa dipakai refrensi diantaranya; “Lontar Tantra
Bhairawa, Kanda Pat dan Siwa Tantra”.

Leak mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari.


Ada tujuh tingkatan leak.
1. Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
2. Leak bulan,
3. leak pemamoran,
4. Leak bunga,
5. leak sari,
6. leak cemeng rangdu,
7. leak siwa klakah.
Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya
mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.

Di samping itu, ada tingkatan yang mungkin digolongkan tingkat tinggi seperti :
1. Calon Arang
2. Pengiwa Mpu Beradah
3. Surya Gading
4. Brahma Kaya
5. I Wangkas Candi api
6. Garuda Mas
7. Ratna Pajajaran
8. I Sewer Mas
9. Baligodawa
10. Surya Mas
11. Sanghyang Aji Rimrim.
dalam gegelaran Sanghyang Aji Rimrim, memang dikatakan segala Leak kabeh
anembah maring Sang Hyang Aji Rimrim, Aji Rimrim juga berbentuk Rerajahan.
Bila dirajah pada kayu Sentigi dapat dipakai penjaga (pengijeng) pekarangan
dan rumah, palanya sarwa bhuta-bhuti muang sarwa Leak kabeh jerih.

Disamping itu, ada sumber yang mengatakan ilmu leak mempunyai tingkatan.
Tingkatan leak paling tinggi menjadi bade (menara pengusung jenasah), di
bawahnya menjadi garuda, dan lebih bawah lagi binatang-binatang lain, seperti
monyet, anjing ayam putih, kambing, babi betina dan lain-lain. selain itu juga
dikenal nama I Pudak Setegal (yang terkenal cantik dan bau harumnya), I
Garuda Bulu Emas, I Jaka Punggul dan I Pitik Bengil (anak ayam yang dalam
keadaan basah kuyup).

Dari sekian macam ilmu Pengleakan, ada beberapa yang sering disebut seperti
 Bajra Kalika yang mempunyai sisya sebanyak seratus orang,
 Aras Ijomaya yang mempunyai prasanak atau anak buah sebanyak seribu
enam ratus orang. Di antaranya adalah I Geruda Putih, I Geringsing, I
Bintang Sumambang, I Suda Mala, Pudak Setegal, Belegod Dawa, Jaka
Tua, I Pering, Ratna Pajajaran, Sampaian Emas, Kebo Komala, I
Misawedana, Weksirsa, I Capur Tala, I Anggrek, I Kebo Wangsul, dan I
Cambra Berag. Disebutkan pula bahwa ada sekurang-kurangnya empat
ilmu bebai yakni I Jayasatru, I Ingo, Nyoman Numit, dan Ketut Belog.
Masing-masing bebai mempunyai teman sebanyak 27 orang. Jadi secara
keseluruhan apabila dihitung maka akan ada sebanyak 108 macam bebai.

Di lain pihak ada pula disebutkan bermacam-macam ilmu pengLeakan seperti :


Aji Calon Arang, Ageni Worocana, Brahma Maya Murti, Cambra Berag, Desti
Angker, Kereb Akasa, Geni Sabuana, Gringsing Wayang, I Tumpang Wredha,
Maduri Geges, Pudak Setegal, Pengiwa Swanda, Pangenduh, Pasinglar,
Pengembak Jalan, Pemungkah Pertiwi, Penyusup Bayu, Pasupati Rencanam,
Rambut Sepetik, Rudra Murti , Ratna Geni Sudamala, Ratu Sumedang, Siwa
Wijaya, Surya Tiga Murti, Surya Sumedang, Weda Sulambang Geni, keputusan
Rejuna, Keputusan Ibangkung buang, Keputusan tungtung tangis, keputusan
Kreta Kunda wijaya, Keputusan Sanghyang Dharma, Sang Hyang Sumedang,
Sang Hyang Surya Siwa, Sang Hyang Geni Sara, Sang Hyang Aji Kretket,
Sang Hyang Siwer Mas, Sang Hyang Sara Sija Maya Hireng, dan lain-lain yang
tidak diketahui tingkatannya yang mana lebih tinggi dan yang mana lebih
rendah. Hanya mereka yang mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut yang
mengetahuinya.
Tingkatan Leak pun sebenarnya sangat banyak. Namun karena suatu
kerahasiaan yang tinggi, jadinya tidak banyak orang yang mengetahui. Mungkin
hanya sebagian kecil saja dari nama-nama tingkatan tersebut sering terdengar,
karena semua ini adalah sangat rahasia. Dan tingkatan-tingkatan yang
disampaikan pun kadangkala antara satu perguruan dengan perguruan yang
lainnya berbeda. Demikian pula dengan penamaan dari masing-masing
tingkatan ada suatu perbedaan. Namun sekali lagi, semuanya tidak jelas betul,
karena sifatnya sangat rahasia, karena memang begitulah hukumnya.

Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering


kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang
bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama
halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat
penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.

Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber
penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang
spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang
bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam. Ada pun
caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi.
Setelah emosi barulah dia bereaksi.

Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian


menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji
sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa
(tangan kiri). Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu
memasukan energi dari belahan badan kiri.

Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar


membuat sakit dari jarak jauh, dan “dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab” dan
yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan
dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa
gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan
……….."

Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan
pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya; ong siwa gandu
angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara
gni………..…

Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada,
sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak
ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat
tengah malam.

Dirangkum dari berbagai sumber oleh Mas Segoro


Diunggah di : http://lontaremas.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai