Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRUKTUR KALIMAT
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
di semester 1

DISUSUN OLEH:
SAMIL (2370233007)
AULIA (2370233009)

DOSEN PEMBIMBING:
IHSAN HADI,M.Pd

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) - YDI
LUBUK SIKAPING - PASAMAN
2023 /2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Struktur Kalimat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Struktur Kalimat
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Oktober 2023

Penulis

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Frasa merupakan satu di antara materi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu, Frasa juga dapat dikatakan sebagai satuan sintaksis
terendah. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari kalimat. Meskipun
demikian, frasa bukanlah satuan yang terkecil dalam kelompok tersebut.
Karena, kata masih merupakan satuan terkecil dari sintaksis.
Pengertian klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang terdiri dari
subjek dan predikat. Umumnya, klausa akan dilengkapi dengan objek,
keterangan, dan pelengkap. Klausasekilas memang mirip dengan kalimat,
tetapi yang membedakan antara klausa dengan kalimat adalah klausa tidak
dibubuhi tanda baca dan juga tidak memiliki intonasi akhir ketika dibaca,Bisa
dikatakan bahwa klausa adalah bagian dari suatu kalimat. Sedangkan
perbedaan klausa dan frasa adalah, frasa bersifat tidak predikatif, dibanding
klausa yang predikatif,
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud frasa?
2. Apa yang di maksud klausa?
3. Apa yang di maksud Kalimat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu frasa.
2. Untuk mengetahui apa itu klausa .
3. Untuk mengetahui apa itu kalimat.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Frasa,Klausa Dan Kalimat


1. FRASA
Frasa merupakan satu di antara materi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu, Frasa juga dapat dikatakan sebagai satuan sintaksis
terendah. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari kalimat. Meskipun
demikian, frasa bukanlah satuan yang terkecil dalam kelompok tersebut.
Karena, kata masih merupakan satuan terkecil dari sintaksis.
Beberapa pengertian dari frasa:
● Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik umum: Frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan
bersifat non-predikatif.
● Kadaruddin dalam bukunya Translation Skill: Frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Namun,
kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-predikat dan tidak
membentuk makna baru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
bentuk baru itu tidak menimbulkan makna yang berbeda dengan
makna kata sebelumnya.
● Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya
gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi
nonpredikatif).

Dari beberapa pengertian frasa yang sudah disebutkan, maka dapat


dikatakan bahwa frasa adalah gabungan atau pengelompokan dari dua kata
atau lebih, namun tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak
memiliki predikat.
Ciri-Ciri Frasa
a. Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih.
2
b. Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat.
c. Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal.
d. Frasa bersifat nonpredikatif.
e. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
2. Klausa
Pengertian klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang terdiri
dari subjek danpredikat. Umumnya, klausa akan dilengkapi dengan objek,
keterangan, dan pelengkap. Klausa Sekilas memang mirip dengan kalimat,
tetapi yang membedakan antara klausa dengan kalimat adalah klausa tidak
dibubuhi tanda baca dan juga tidak memiliki intonasi akhir ketika dibaca.
Bisa dikatakan bahwa klausa adalah bagian dari suatu kalimat. Sedangkan
perbedaan klausa dan frasa adalah, frasa bersifat tidak predikatif,
dibanding klausa yang predikatif.
Beberapa pengertian dari Klausa:
● Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik umum: Klausa
merupakan suatu sintaksis yang sifatnya memiliki predikat.
Maksudnya adalah suatu kalimat terdapat predikat. jika tidak ada
maka kalimat itu bukan disebut sebagai predikat.
● Siminto dalam bukunya Pengantar Linguistik: Klausa adalah
merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata berkonstruksi
predikatif yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa
objek, pelengkap atau keterangan dan berpotensi menjadi kalimat.
● Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Klausa
adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi
menjadi kalimat.
Ciri-ciri Klausa
Adapun ciri-ciri klausa adalah sebagai berikut:
a. Tidak memiliki tanda baca, seperti, tanda koma (.), tanda
titik (.), tanda seru (!), ataupun tanda tanya (?)
b. Memiliki satu predikat

3
c. Sekurang-kurangnya terdiri subjek dan predikat
d. Terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau
keterangan

3. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila
tidak memiliki kedua unsur tersebut. pernyataan itu bukan kalimat,
melainkan hanya sebuah frasa.
Beberapa pengertian dari Kalimat:
● Sultan Takdir Alisyahbana dalam bukunya Tata Bahasa Baru
Bahasa Indonesia: Kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil
yang mengandung pikiran lengkap.
● Gorys Keraf dalam bukunya Komposisi: Kalimat adalah
bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan.
Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap.
● Fachruddin A.E dalam bukunya Dasar-dasar Keterampilan
Menulis: Kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti
tertentu, terdiri atas subjek dan predikat dan tidak tergantung pada
suatu konstruksi gramatikal yang lebih besar.
● Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kalimat
adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas
4
klausa.

Ciri-ciri Kalimat
● Diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca,
seperti tanda baca titik (.). tanya (?), maupun seru (!).
● Kalimat setidaknya terdiri dari subjek dan predikat.
● Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan
morfem. Fonem adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan
makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem adalah bentuk bahasa
yang mengandung arti pada sebuah kata.
● Dalam satu paragraf terdiri dari dua kalimat atau lebih.
Kalimat-kalimat tersebut disusun dalam satuan makna yang saling
berkaitan.

B. Pola Kalimat
Pola kalimat adalah rangkaian dari suatu kalimat yang utuh. Pola
kalimat juga bisa disebut sebagai struktur atau unsur kalimat. Hal ini terdiri
dari kumpulan kata penyusun agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Salah satu pola kalimat yang kita kenal adalah SPOK ,Pola kalimat SPOK
merupakan sebagian dari kata-kata yang memiliki fungsi tersendiri. SPOK
merupakan singkatan dari subjek, predikat, objek, dan kata keterangan.
● Subjek (S)
Subjek adalah pelaku kegiatan atau pokok pembicaraan. Subjek bisa
berupa kata benda atau nomina, kelompok kata benda atau frasa
nomina, serta klausa yang berperan sebagai pelaku dalam kalimat.
Contoh subjek dalam kalimat yaitu orang, hewan, benda, tanaman atau
hal-hal lainnya.
● Predikat (P)
Predikat adalah kata kerja yang terdapat pada kalimat. Nah, kata kerja
ini merupakan sebuah aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek.
Dalam kalimat, predikat terletak setelah subjek. Predikat juga dapat
5
disisipi kata "tidak".
● Objek (0)
Dalam sebuah kalimat, objek adalah sesuatu yang dikerjakan atau
menjadi sasaran oleh Subjek. Objek bisa berupa kata benda, frasa
benda, atau kata ganti.
● Keterangan (K)
Keterangan adalah unsur yang tidak wajib disertakan saat membuat
kalimat. Namun, dengan adanya keterangan, kalimat terkesan lebih
utuh, padu dan jelas. Keterangan yang dimaksud adalah penjelasan di
mana, kapan serta bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi. Terdapat
beberapa bentuk kata keterangan, beberapa di antaranya adalah kata
keterangan waktu (pada, pukul), kata keterangan cara (dengan), kata
keterangan tempat (di) dan kata keterangan tujuan (agar, supaya).

Contoh Kalimat SPOK


● Kakak membeli obat di klinik (Subjek - Kakak, predikat
membeli, objek = obat, keterangan = di klinik)
● Dani menuang teh di gelas (Subjek - Dani, predikat = menuang,
objek teh, keterangan =di gelas)
● Sifa mendengar musik di rumah (Subjek = Sifa, predikat =
mendengar, objek = musik. keterangan = di rumah)
● Ayah memesan obat di apotek. (Subjek = Ibu, predikat =
memesan, objek = obat, keterangan tempat di apotek).
● Pak Dokter mengobati ayahku di rumah sakit. (Subjek Pak
Dokter, predikat = mengobati, objek = ayahku, keterangan tempat = di
rumah sakit).
● Bu Dokter memeriksa nenek minggu lalu. (Subjek - Bu Dokter,
predikat = memeriksa, objek = nenek, keterangan waktu = minggu lalu).
● Aku pergi ke taman hari ini. (Subjek = Aku, predikat = pergi
ke, objek = taman. keterangan waktu = hari ini).

6
C. Jenis-jenis kalimat
1. Kalimat Menurut Struktur
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa
kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk. Kalimat tunggal
merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pola
pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola:
● S+P. contoh: Ayah tidur.
● S+P+ Ket. contoh: Budi belajar di ruang baca.
● S+P+Pel. contoh: Negera kita berdasarkan Pancasila.
● S+P+O. contoh: Mahasiswa membuat makalah
● S+P+Pel. contoh: Ibu mengirimi saya uang.
● S+P+O+Ket. contoh: Mereka mengadakan penelitian di luar
kota.

Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas


dua pola kalimat atau bahkan lebih. Berdasarkan hubungan antara
kalimat dasar tersebut, kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi
kalimat majemuk setara, kalimat majemuk campuran, dan kalimat
majemuk bertingkat.
a. Kalimat Majemuk Setara.
Struktur pada kalimat majemuk setara terdapat sekurang-kurangnya
dua kalimat dasar dan masing-masing bisa berdiri sendiri sebagai
kalimat tunggal. Kalimat majemuk setara terjadi karena dalam satu
kalimat terdapat dua kalimat tunggal, contoh: Kami membaca dan
mereka menulis.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat tunggal
yang merupakan inti atau induk kalimat dan diantara kalimat dasar
berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat utama. Misalnya
subjek, objek, keterangan, contoh: Sejak kecil, saya

7
sudah terbiasa hidup sederhana. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan antara kalimat
majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk setara. Dalam
kalimat majemuk campuran minimal terdapat tiga kalimat tunggal,
contoh: Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ayah
selesai membaca korun.
2. Kalimat Menurut Gaya/Retorikanya
Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun
dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Walaupun
kalimat-kalimat yang disusun itu sudah gramatikal. sesuai dengan kaidah,
akan tetapi belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi
retorikanya tidak memikat. Kalimat menurut gaya/retorikanya dapat
digolongkan menjadi tiga macam:
a. Kalimat yang melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk
kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya
penyajian kalimat itu disebut melepas, contoh: Semua warga
negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku
agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
b. Kalimat yang klimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut
berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika
baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna
kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat
itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu
induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang
konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk
ketegangan, contoh: Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh
anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian
kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami
8
kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca
akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu
yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu,
penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa
berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.
c. Kalimat yang berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau
majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang
karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri, contoh:
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan
domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
3. Kalimat Menurut Fungsinya
Kalimat yang diucapkan tentu memiliki fungsi yang berbeda-beda,
sehingga kalimat jika menurut fungsinya dapat dibagi menjadi 4 macam:
a. Kalimat Deklaratif (Pernyataan)
Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan suatu
hal, biasanya berupa informasi atau fakta yang disampaikan ke
khalayak luas tanpa berharap respon atau balasan dari mereka.
Adapun ciri khas dari paragraf ini adalah sebagai berikut:
● Diakhiri dengan penggunaan tanda titik (.).
● Mempunyai pola intonasi akhir yang datar dan netral,
dalam artian tidak dilebih- lebihkan atau dikurang-kurangkan
saat kalimat pernyataan diucapkan.
● Bertujuan untuk memberikan informasi atau fakta
kepada khalayak.
● Tidak mengharapkan balasan dari khalayak yang
menerima kalimat pernyataan.

Contoh kalimat deklaratif: Acara wisuda di kampus itu


9
berjalan dengan lancar.
b. Kalimat Imperatif (Perintah)
Kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan untuk
menyuruh atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.
Adapun ciri-ciri dari kalimat ini adalah:
● Menggunakan kata seruan seperti ayo, jangan, dan
sejenisnya.
● Menggunakan partikel-lah atau -kan.
● Diakhiri dengan contoh penggunaan tanda seru (!).
● Mempunyai pola intonasi yang tinggi saat diucapkan.

Contoh kalimat imperatif: Cepat bangunkan adikmu untuk


berangkat sekolah!
c. Kalimat Interogratif (Pertanyaan)
Merupakan jenis kalimat yang bertujuan untuk menanyakan
suatu hal kepada pihak yang ditanya. Kalimat ini mempunyai
sejumlah ciri-ciri, yaitu:
● Adanya fungsi kata tanya di dalam kalimat.
● Bertujuan untuk menanyakan suatu hal.
● Jika tidak menggunakan kata tanya, biasanya
digunakan partikel -kah di salah satu kata yang ada di dalam
kalimat tanya. (biasanya kata yang diberi partikel -kah adalah
kata pertama dari kalimat tanya.
● Diakhiri dengan contoh tanda tanya (?).
● Pola intonasinya kadang naik kadang turun.

Contoh kalimat interogatif yaitu: Apakah kamu sudah


makan?
d. Kalimat Ekslamatif (Seruan)
Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan

10
kekaguman, kebahagiaan, larangan. kebingungan, ajakan,
kemarahan, dan kesedihan. Sekilas, kalimat seruan mirip dengan
kalimat perintah. Padahal, keduanya mempunyai perbedaan
mendasar, terutama soal fungsinya. Kalimat seruan berfungsi untuk
menyatakan apa yang dirasakan seseorang, sedangkan kalimat
perintah digunakan untuk memerintah orang lain. Adapun beberapa
contoh kalimat seruan adalah sebagai berikut:
● Menyatakan kekaguman, contoh: Wow,
pemandangan pantai ini sungguh indah!
● Menyatakan kebahagiaan, contoh: Hore, akhirnya aku
jadi juara!
● Menyatakan larangan, contoh: Awas, di sepanjang
jalan itu banyak lubangnya!
● Menyatakan kebingungan, contoh: Astaga, aku
kebingungan begini!
● Menyatakan ajakan, contoh: Ayo, kita bergegas
sekarang juga!
● Menyatakan kemarahan, contoh: Awas kau, akan
kutunggu pembalasanku!
● Menyatakan kesedihan, contoh: Duh, betapa
malangnya nasibku ini!

11
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Frasa merupakan satu di antara materi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu, Frasa juga dapat dikatakan sebagai satuan sintaksis
terendah. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari kalimat.
Pengertian klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang terdiri dari
subjek dan predikat. Umumnya, klausa akan dilengkapi dengan objek,
keterangan, dan pelengkap. Klausa sekilas memang mirip dengan kalimat,
tetapi yang membedakan antara klausa dengan kalimat adalah klausa tidak
dibubuhi tanda baca dan juga tidak memiliki intonasi akhir ketika dibaca.
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan
suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Pola kalimat adalah rangkaian dari suatu kalimat yang utuh. Pola
kalimat juga bisa disebut sebagai struktur atau unsur kalimat. Hal ini terdiri
dari kumpulan kata penyusun agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Salah satu pola kalimat yang kita kenal adalah SPOK. Pola kalimat SPOK
merupakan sebagian dari kata-kata yang memiliki fungsi tersendiri. SPOK
merupakan singkatan dari subjek, predikat, objek, dan kata keterangan.
B. Saran
Setelah menyusun makalah ini kami mengharapkan bahwa akan
semakin banyak rekan-rekan yang dapat meningkatkan, menggali dan
mengkaji lebih dalam tentang struktur kalimat, Supaya tidak adanya lagi
kesalahan atau ketidak efektifan pada kalimat yang di buat

13
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rincka Cipta.


Kadaruddin (2016). Translation Skill. Sleman; Deepublish.
Siminto (2013). Pengantar Linguistik. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Alisyahbana, Sultan Takdir (1977). Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Keraf, Gorys (1994). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
Ambo Enre, Fachruddin (1994). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujung
Pandang: IKIP

14

Anda mungkin juga menyukai