Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHASA DAN SASTRA DI SD


MODUL 3

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. ANA MEI WULANDARI : 856851717


2. EKA PURWANTI : 856951731
3. OKTA MARGARETA : 856952274

UNIVERSITA TERBUKA BANDAR SRIBHAWONO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN S1 PGSD

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunianya kepada kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Menggunakan Tata Bahasa yang Benar” ini dengan lancer.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
tutor. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Serta informasi dari media masa
yang berhubungan dengan materi.
Tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada tutor pengajar. Atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Menggunakan Tata Bahasa yang Benar” khususnya bagi penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini memang masih jauh dari sempurna,untuk
itu dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksudkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… iii

PENDAHULUAN

BAB I
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………............... 1

PEMBAHASAN

BAB II
Pengertian Sintaksis……………………………………………..……………….. 2
Struktur Sintaksis…………..…………………………………………………….. 2
Satuan-Satuan Sintaksis………………………………………………………….. 2
Wacana…………………………………………………………………………… 3
Alat-Alat Pembentuk Wacana……………………………………………………. 4
Analisis Wacana………………………………………………………………….. 4
Penyusunan Wacana Sederhana Dengan Memperhatikan Kaidah Bahasa………. 4

PENUTUP

BAB II
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………5
3.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………….5

3
DAFTAR PUASTAKA
Alwi, Hasan., dkk. (1998). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta: pusat pembinaan dan
Pengembangan bahasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SINTAKSIS
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang frase,klausa,dan
kalimat. Istilah sintaksis itu sendiri berasal dari bahasa yunanai yaitu sun yang berarti ‘dengan’
dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, yang dimaksud dengan sintaksis, yaitu
menempatkan bersama-sama kata-kata yang menjadi kelompok kata dan kelompok-kelompok
kata menjadi kalimat (Verhaar: 1993).

B. STRUKTUR SINTAKSIS
Istilah subjek (S), predikat (P), onjek (O), dan keterangan (Ket). Istilah-istilah tersebut
sebagai fungsi kata. istilah kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjectival), kata
depaan dan kata belakang (numeralia). Istilah-istilah tersebuat adalah ketagori atau kelas kata.
bagaimana dengan istilah pelaku, penderita, penerima, aktif, pasif, waktu, proses istilah tersebut
adalah peran.
Dalam bahasa Indonesia alat sintaksis yang berupa urutan kata,bentuk kata,intonasi, dan
konjuksi sangatlah penting. Perbedaan urutan kata dapat menimbulkan perbedaan makna,
misalnya konstruksi (7) makan ayam yang berarti makan dengan daging ayam akan berbeda
maknanya dengan konstruksi (8) ayam makan yang berarti ayam sedang makan. Konjungsi
berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau klausa dengan klausa pada kalimat.

C. SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
Diawal telah dikatakan bahwa satuan-satuan sintaksis adalah kat,frase,klausa,dan kalimat.
1. Kata
Kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda katagori sintaksis, dan perangkai
frase, klausa,dan kalimat. Jenis kata ada dua macam, yaitu kata penuh (fulword) dan kata tugas
(functionword). Kata penuh adalah kata yang secara leksikal memiliki makna dan dapat berdiri
sendiri sebagai satuan ujaran, misalnya kata manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, air, merah,
putih, kacang,pergi, tari, dan sebaginya.

2. frase
frase merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat di atas kata. pengertian frase yaitu
gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat (Chaer: 1994). Berdasaekan pengertian tersebut frase
memiliki dua sifat, yaitu (1) frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau
lebih, dan (2) frase selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa atau kalimat,yaitu S, P, O, K
atau Ket.

5
3. Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkonstruksi predikat
(Chaer: 1994) atau suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat (Ramlan: 1976).
Artinya, di dalam konstruksi tersebut terdapat komponen kata atau frase yang berfungsi sebagai
subjek, predikat, onjek, dan keterangan. Di dalam sebuah kalusa minimal harus mengandung
subjek dan predikat, sedangkan objek dan keterangan bersifat fakultas atau tidak wajib ada.

Klausa bebas, yaitu klausa yang mempunyai unsur-unsur yang lengkap atau sekurang-kurangnya
memiliki unsur subjek dan predikat. Jenis klausa berdasarkan katagori unsur segmentalnya, yaitu
klausa verbal, kalusa nominal, klausa adjectival, klausa adverbial, klausa preposisional, dan
klausa numeralia.
Klausa verbal, adalah klausa yang predikatnya berkatagori verbal.
Klausa nominal, adalah klausa yang predikatnya berkatagori nominal.
Klausa adjektifval, adalah klaausa yang predikatnya berkatagori adjectival.
Klausa adverbial, adalah klausa yang predikatnya verkatagori adverbial.
Klausa preposisional, adalah klausa yang predikatnya yang berupa prase yang katagori preposisi.
Klausa numeralia, adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.

4. Kalimat
Kaliamt adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh (Hasan Alwi: 1998). Unsur-unsur pembentukan kalimat, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk (unsur-unsur segmental), yaitu kata,frase,dan kalusa.
b. Intonasi (unsur-unsur suprasegmental), yaitu naik turun suara, jeda, dan kesenyapa.
c. Situasi yang menimbulkan ujaran itu timbul.
d. Makna atau arti yang didukungnya.

Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat,
jumlah pola kalimat, dan katagori predikatnya. Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah
kalimat, terdapat jenis kalimat minor dan kalimat mayor.
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau pusat.
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti,yaitu
subjek dan predikat.
Berdasarkan jumlah pola kalimat, terdapat jenis kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih pola kalimat.
Berdasarkan sifat hubungan tiap pola kalimat atau disebut juga klausa-klausa yang terdapat di
dalam sebuah kalimat maka kalimat majemuk dibedakan atas kalimat majemuk setara (kalimat
majemuk koordinatif) dan kalimat majemuk bertingkat (kalimat majemuk subordinatif).

6
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan
beberapa kalimat tunggal dan kalimat dan kalimat-kalimat tunggal tersebut bukan merupakan
perluasan dari salah satu fungsi dari kalimat tersebut serta masing-masing kalimat tunggal
memiliki kedudukan yang sama. Sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal
yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola
kalimat baru dan pola-pola kalimat tersebut tidak setara atau sederajat.

Berdasarkaan katagori predikatnya, jenis kalimat dibedakan menjadi kalimat verbal dan
nonverbal. Kalimat verbal adalah kalimat yang di bentuk dari klusa verbal, atau kalimat yang
predikatnya berupa kata atau frase yang berkatagori verbal.

Kalimat verbal dibedakan atas:


a. Kalimat verbal transitif, yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba yang biasanya diikuti
oleh objek.
b. Kalimat verbal intransitive, yaitu kalimat yang predikatnya tidak memiliki objek.
c. Kalimat aktif, yaitu kalimat yang predikatny kata kerja aktif.
d. Kalimat pasif, yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba pasif.

Kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata atau atau frase verbal, tetapi
dapat berupa:
a. Kata atau frase nominal.
b. Kata atau frase adjectival.
c. Kata atau frase numeralia.

7
A. WACANA

1. Pengertian Wacana
Wacana secara umum mengacu pada artikel, percakapan, atau dialog,karangan,pernyataan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia wacana adalah bahan bacaan, percakapan atau tuturan.
Menurut Harimurti Kridalaksana (1985: 184), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam
hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi dan terbesar.
Menurut Samsuri (1988: 1) memandang wacana dari segi komunikasi. Menurutnya lagi, dalam
sebuah wacana, terdapat konteks wacana, topic, kohesi dan koherensi.
Kohesi adalah adanya keterkaitan antarkalimat. Sedangkan koherensi adalah adanya keterkaitan
antaride-ide atau gagasan-gagasan kalimat.

2. Ragam wacana
a. Jenis wacana dilihat berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam
komunikasi.
1) Wacana Monolog
Pendengar tidak memberikan tanggapan secara langsung atas ucapan pembicaraan.
2) Wacana Dialog
Apabila peserta dalam komunikasi itu ada dua orang dan terjadi pergantian peran.
3) Wacana Polilog
Apabila peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran,
Wacana yang dihasilkan disebut polilog.

b. Wacana ditinjau dari tujuan komunikasi


1) Wacana Argumentasi
Merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau
pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan.
2) Wacana Ekposisi
Wacana eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu
objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.
3) Wacana Persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk
melakukan perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya.
4) Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adaalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek
atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu sepertinya dapat dilihat.
5) Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita yang penting.

8
c. Jenis wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan
1) Wacana Tulisan
Adalah rangkaian kalimat yang transkip dari rekaman bahasa lisan.
2) Wacana Tulis
Adalah teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.

B. ALAT-ALAT PEMBENTUKAN WACANA

Alat-alat pembentuk wacana merupakan unsur-unsur yang membangun atau membentuk


wacana. Atau disebut juga elemen-elemen wacana, terdiri dari 4 elemen yaitu paragraph 1,
paragraph 2, paragraph 3,dan paragraph 4.

C. ANALISIS WACANA
Merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara
alamiah, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Dalam analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni:
Prinsip interpretasi lokal adalah prinsip interpretasi berdasarkan konteks, baik konteks
linguistic atau konteks nonlinguistic.
Prinsip interpretasi analog adalah prinsip interpretasi suatu wacana berdasarkan pengalaman
terdahulu yang sama atau yang sesuai.

D. PENYUSUNAN WACANA SEDERHANA DENGAN MEMPERHATIKAN


KAIDAH BAHASA
Mempertahankan kaidah bahasa. Dalam menyusun sebuah wacana, perlu diperhatikan
kohesi dan koherensinya. Selaanjutnya perlu diperhatikan juga prinsip interprestasi lokal dan
prinsip interprestasi analog.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Indonesia dan sarana untuk
berkomunikasi antar sesame manusia. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang
hanya dimiliki oleh manusia. Namun kemampuan itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai
dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Tanpa bahasa tidak akan mungking manusia
dapat berfikir lanjut serta mencapai kemajuan dan teknologi seperti sekarang ini. Untuk itu
sangatlah penting mempelajari menggunakan tata bahasa yang benar dan fungsi bahasa.

3.2 Kritik dan Saran


Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyususn berharap agar ada kritik dan saran
dari semua pihak terutama tutor. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu dating
dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran, itu dating dari ALLAH swt.

10
11

Anda mungkin juga menyukai