Anda di halaman 1dari 24

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MAKALAH KALIMAT MENURUT STRUKTUR GRAMATIKAL DAN


GAYA PENYAJIAN

DOSEN PEMBIMBING :

DR.NURSAL HAKIM

DISUSUN OLEH :

TIARA ANASTASYA SIMATUPANG

P031915401036 / II A

KEMENTERIAN KESEHATAN DAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI DIII KEBIDANAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat

menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah

wawasan tentang struktur gramatikal dan gaya penyajian.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah

membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan

Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan

semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 11 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Defenisi Kalimat dan Kalimat Gramatikal
2.2  Contoh Kalimat Menurut Struktur Gramatikal
2.3  Contoh Kalimat Menurut Bentuk Gayanya
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan
pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. (Dardjowidojo 1988;254). Menurut kamus besar bahasa
Indonesia gramatikal adalah tata bahasa. Menurut strukturnya kalimat bahasa Indonesia dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk . Kalimat majemuk dapat
bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif ) . Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam
kalimat tunggal, gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk (E.Zaenal
Arifin,1995) Kalimat Menurut Struktur Gramatikal. Tata bahasa atau gramatika mempunyai
beberapa komponen yaitu struktur gramatikal, sistem gramatikal, kategori gramatikal, fungsi
gramatikal, dan peran gramatikal. Struktur gramatikal itu memperlihatkan tentang bangun
gramatika suatu bahasa sehingga dapat dilihat konstruksi dan konstituensi dari unsur-unsur
gramatikal, di samping hubungan sintagmatis dan paradigmatis di antaranya (Kridalaksana,
2005: 5).

Sistem gramatika pada umumnya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem
sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke
dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana (Chaer, 2009: 3). Pada studi tentang kelas kata, konsep
kata perlu dijelaskan. Kata dalam hierarki gramatikal harus dilihat sebagai satuan sintaksis,
bukan sebagai satuan leksikal atau satuan semantis. Sebagai satuan sintaksis, kata
hanyalah salah satu tataran dalam hierarki gramatikal. Menurut Harimurti
Kridalaksana(2009: 110), kata sebagai satuan dasar dalam suatu kalimat yang dapat
berdiri-sendiri, terdiri dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Berdasarkan
kategorinya, kata terbagi menjadi beberapa macam. Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe
kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis
berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektiva (A), adverbia (Adv), numeralia
(Num), preposisi (Prep), konjungsi , dan pronomina (Pron). Dalam hal perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id commit to user 2 ini N, V, dan A merupakan kategori utama; sedangkan
yang lain merupakan kategori tambahan. Pengisi fungsi sintaksis dapat berupa kata dapat
pula berupa frase, sehingga di samping ada kata nomina ada pula frase nominal (FN), ada juga
frase verbal (FV), frase ajektival (FA), frase adverbial (F Adv), frase numeral (F N
um), dan frase preposisional (F Prop) (Chaer, 2009:27-28).
Secara sintaksis sebuah satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari
perilakunya dalam satuan yang lebih besar. Jadi, sebuah kata dapat dikatakan berkategori
verba hanya dari perilakunya dalam frase (Kridalaksana, 2005: 50-52). Hal serupa juga
dikemukakan oleh Chaer (2007:219) bahwa dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan
terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem). Pada tataran sintaksis kata merupakan satuan
terkecil yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih
besar yaitu frase. Kata dibicarakan sebagai satuan terkecil dalam sintaksis yaitu dalam
hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase,
klausa, dan kalimat. Kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda
kategori sintaksis, dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian - bagian
dari satuan sintaksis.
Kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata
bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan
konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa)
pemakainya. 

1.2 Tujuan

1.  Apakah yang dimaksud dengan Kalimat dan kalimat Gramatikal?


2. Bagaimana contoh kalimat Menurut Struktur Gramatikal?
3. Bagaimana contoh kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya)?
1.3.    Tujuan
1.  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kalimat dan Kalimat Gramatikal
2.  Untuk memahami tentang kalimat Menurut Struktur Gramatikal
3. Untuk memahami kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya)
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan
A. Pengertian kalimat 

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. (Zaenal arifin & Amran tansai 2010: 66 ) Selain itu, Kalimat
adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan. (Dardjowidojo 1988;254). Dengan demikian, kalimat adalah bagian
kecil dari teks atau kumpulan dari kata yang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran dalam
bentuk lisan atau tulisan. 

B. Kalimat Menurut Struktur Gramatikal

Kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata
bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan
konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa)
pemakainya.  Oleh karena itu,  kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat yang makna
katanya dapat berubah namun sesuai dengan kaidah kebahasaan dan terbagi atas dua yakni
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 

A. Kalimat tunggal 

Kalimat tunggal merupakan satu jenis kalimat yang hanya terdiri dari satu pola dasar, berupa
SP, SPO, SPK dan SPOK (Mutakim. 1994:79). Menurut Isriani Hardini  (2009:7) kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu kalusa. pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan
prediket. ada pula yang lebih lengkap yakni terdiri dari subjek, prediket, objek, dan atau 
pelengkap. Semua kalimat dasar merupakan kalimat tunggal. Akan tetapi kalimat tunggal
merupakan kalimat dasar.  Kemudian, menurut Zaenal & Amran (2010:78)  Kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu prediket yang dapat diperluas .

Sedangkan kalimat sederhana adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Karena kalimat ini
mempunyai bentuk dan isi yang sederhana. Dari bentuknya, kalimat ini terdiri dari unsure kata
yang tidak banyak. Sedangkan dari isinya, kalimat sederhana hanya memberikan satu informasi
atau sebuah pikiran. Kalimat sederhana juga memiliki pola kalimat yang sederhana yakni
memiliki satu subjek dan prediket (SP). Kalimat sederhana ini dapat diperluas dengan
menambahkan kata-kata yang bersifat manasuka, yang berarti SP tetap satu dan berisi satu
informasi(Rumadi & Sudiati. 1990:60). Dengan demikian, Kalimat tunggal adalah kalimat dasar
sederhana yang dapat diperluas serta memiliki satu subjek dan satu predikat.Menurut Isri hardini
(2009:7), Kalimat tunggal dapat diperoleh dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :

a. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar murni


Contoh: Rupiah menggugat
b. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang diperluas dengan berbagai keterangan
Contoh : Wisatawan asing berkunjung ke indonesia
c. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang berubah susunannya
Contoh : Berdiri aku ditepi jalan

Berikut adalah contoh kalimat tunggal dalam Bahasa Indonesia.

1. Andi sedang belajar dikelas


Jika kalimat tersebut diuraikan atas unsur unsur pembentuk akan ditemukan unsur
berikut.
Andi : subjek kalimat
Sedang belajar  : predikat kalimat
Di kelas               : keterangan kalimat
2. Ruangan itu memerlukan meja
Jika kalimat tersebut diuraikan atas unsur unsur pembentuk akan ditemukan unsur
berikut.
Ruangan itu : subjek kalimat
Memerlukan      : predikat kalimat
Meja                    : objek kalimat
Menurut Isri hardini (2009:8) Berdasarkan bentuk predikatnya,pola dasar kalimat tunggal
dapat dibedakan menjadi 5 bagian.
1. Kalimat berpredikat nominal
Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina
( termasuk pronominal). Dengan demikian kedua nomina atau frasa nominal yang
disejajarkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya
terpenuhi.
Contohnya:  Laki-laki  itu pencurinya
S    P
Pola kalimatnya: subjek (Frase Nominal) + predikat (Nominal)
2. Kalimat berpredikat verbal
Kalimat berpredikat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja atau frase
verbal.
Contohnya:  Mira makan pisang goreng
          S          P               O
Pola kalimatnya: subjek (Nominal )+ predikat(frase verbal)=keterangan
3. Kalimat berpredikat adjektival
      Kalimat berpredikat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
sifat(adjektiva) atau frase adjektival.
Contohnya: Adiknyasakit
S    P
Pola kalimatnya: subjek (nomina)+predikat (adjektiva)
4. Kalimat berpredikat numeral
    Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang predikatnya berupa kata bilangan
atau frase bilangan.
Contohnya: Uangnya banyak
S      P
Pola kalimatnya: subjek (nomina)+predikat (kata bilangan)
5. Kalimat berpredikat frase preposisional
    Kalimat berpredikat frase preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frase
preposisional, yaitu frase keterangan.
Contohnya: Ibu sedang ke apotek
          S          P
Pola kalimatnya: subjek (nomina)=predikat (frase preposisional/frase keterangan)
Perluasan kalimat tunggal
        Pola dasar kalimat tunggal dapat diperluas dengan subjek inti kalimat dan predikat inti
kalimat(isrihardini.2009:10). berikut pembahasannya:
1. Perluasan subjek inti kalimat 
Subjek inti kalimat dapat diperluas dengan keterangan subjek. Keterangan subjek itu
sendiri dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Perluasan dengan Atributif/Keterangan
Contoh: Cerita itu mengasyikkan
S   P
Subjek kalimat inti tersebut adalah cerita itu. Subjek tersebut dapat diperluas menjadi:
 Cerita kepahlawanan itu mengasyikkan
S P
b. Perluasan dengan Aposisi/Keterangan Pengganti
    Mempunyai kesamaan fungsi,yaitu menerangkan atau memberi keterangan pada
subjek. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:
 Aposisi selalu terletak dibelakang subjek inti
 Selain bertugas menerangkan subjek ini,aposisi juga berfungsi sebagai pengganti subjek
inti sendiri.
 Aposisi terletak dibelakang kata yang diinginkan,biasannya ditandai dengan tanda koma
(,).
 Aposisi terdiri atas kata atau kelompok kata
 Aposisi berfungsi menerangkan kata benda,dapat pula menjadi aposisi predikat dan
objek.
Contoh kalimat tunggal dengan perluasan aposisi atau keterangan pengganti adalah sebagai
berikut:
 Contoh aposisi subjek yang berwujud kelompok kata 
 Hilarry Clinton pernah berkunjung ke Indonesia
          S       P K
 Hilarry Clinton Menteri luar negeri Amerika Serikat, pernah berkunjung ke 
Aposisi subjek
Indonesia.
 Contoh aposisi predikat
 Bala bantuannya tiga kompi
S         P (kata bilangan)
 Bala bantuannya tiga kompi, pasukan gerak cepat pimpinan seorang kapten
Aposisi predikat
 Contoh aposisi aposisi objek
 Jawaban kilat itu dikirimkan kepada nahkoda
S P O
 Jawaban kilat itu dikirimkan kepada nahkoda,seorang nelayan tua itu
Aposisi objek

2. Perluasan predikat inti kalimat


Predikat inti kalimat dapat diperluas dengan objek dan adverial (kata keterangan).
pembahasannya sebagai berikut:
a. Perluasan dengan objek 
Perluasan dengan objek maksudnya adalah pengembangan dengan penambahan
keterangan predikat yang erat hubungannya dengan kata kerja yang menjadi inti
predikat. keterangan yang erat ini disebut objek kalimat.
 Perluasan dengan objek penderita
Objek penderita adalah objek yang paling erat hubungannyadengan
predikat dan letaknya selalu berada di belakang kata kerja
intinya.Hanya terdapat dalam kalimat transitif.disebut objek penderita
karena ia dikenai pekerjaan yang tersebut pada kata kerja inti. contoh:
        Guru itu sedang menerangkan
P
Predikat inti pola kalimat tersebut ialah menerangkan. kata ini
dapat dikembangkan dengan menambah objek di belakangnya seperti:
Guru itu menerangkan soal ekonomi mikro nomor 5 bab b
     S             P Perluasan dengan objek penderita
 Perluasan dengan objek perilaku
Objek perilaku merupakan objek yang melakukan pekerjaan yang
tersebut pada kata kerja inti dan terdapat pada kalimat pasif.
contohnya: 
Soal itu diterangkan
P
Predikat inti pola kalimat tersebut ialah diterangkan.kata ini dapat
dikembangkan dengan menambah objek di belakangnya seperti:
Soal itu diterangkan oleh guru ekonomi mikro UGM
     S P Perluasan dengan objek pelaku

 Perluasan dengan objek penyerta atau berkepentingan


Objek penyerta merupak objek menyertai kata kerja yang
disebutkan oleh predikat inti. objek jenis ini terdapat dalam kalimat
aktif dan pasif. contoh:
Andi mengirimkan uang itu. (kalimat aktif)
Uang itu dikirimkan Andi. (kalimat pasif)
P
Predikat mengirimkan dapat dikembangkan dengan menambahkan
objek penyerta sehingga menjadi:
Mengirimkan kepada adiknya
Mengirimkan kepada adik laki-lakinya
3. Perluasan dengan objek berkata depan
Objek berkata depan merupakan objek yang harus menggunakan kata depan.objek ini
hanya terdapat dalam kalimat aktif yang menggunakan kata kerja intransitif.objek ini
mempunyai fungsi yang sama dengan objek penderita.perbedaannya terletak pada
strukturnya,yaitu:
 Objek penderita bisa langsung mengikuti kata kerjanya
 Objek berkata depan tidak bisa langsung mengikuti kata kerjanya,objek ini bisa
mengikuti kata kerja setelah di dahului kata depan.contoh:
 Peraturan ini berdasar pada undang-undang
Objek berkata depan
b. Perluasan dengan adverbial atau keterangan
Perluasan kalimat tunggal dengan penambahan keterangan dapat berupa kata atau
frasa.

a. Keterangan waktu
Keterangan waktu menerangkan waktu berlangsungnya
predikat.keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat
terjadinya suatu peristiwa,biasanya diletakkan di bagian belakang tetapi
dapat pula di bagian tengah atau depan. contoh:
Adiknya lahir semalam
  P      Keterangan waktu
b. Keterangan tempat 
Keterangan tempat menyatakan tempat terjadinya predikat.contoh:
Beni baru datang dari London
        P        Keterangan tempat
c. Keterangan sebab
Keterangan sebab menerangkan tentang sebab atau alasan
terjadinya suatu keadaan,kejadian,atau perbuatan.contoh:
Galaksi terlambat kesekolah karena macet
        Keterangan sebab
d. Keterangan akibat
Keterangan akibat adalah keterangan yang menyatakan akibat yang
terjadi pada predikat.contoh:
Gaji kurang akibat inflasi
    Keterangan akibat
e. Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan
arah,jurusan,atau kejadian dalam predikat.wujud keterangan tujuan selalu
dalam bentuk frase preposisional.contoh:
Guntur membeli bunga untuk mona
Keterangan tujuan

f. Keterangan perbandingan
Keterangan perbandingan adalah keterangan yang menyatakan
kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan,kejadian atau perbuatan
yang lain.contohnya:
Berpikirlah seperti orang dewasa
      Keterangan perbandingan
g. Keterangan alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya
alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan dalam
predikat.pengertian alat dalam hal itu tidak harus selalu dalam bentuk
benda konkret.contoh:
Ikan bernafas dengan insang
Keterangan alat
h. Keterangan penyerta
Keterangan penyerta adalah keteragan yang menyatakan ada
tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu
perbuatan.contoh:
Pasukan ini menyerbu kota bersama rakyat
        Keterangan penyerta

B. Kalimat Majemuk
Menurut isriani hardini (2009:16) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri
atas dua pola klimaks atau dua klausa atau lebih.kalimat majemuk dapat dibentuk dari
beberapa buah kalimat tunggal.  Sedangkan menurut Widya Martaya (1990)Kalimat
majemuk adalah kalimat yang  terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
Dengan demikian, kalimat majemuk adalah kumpulan dari beberapa kalimat
tunggal. Kalimat majeuk terbagi atas dua yaitu kalimat majemuk setara dan kallimat
majemuk bertingkat 
1. Kalimat Majemuk Setara 
Menurut isriani hardini (2009:17) Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang
menunjukkankesetaraan atau sederajat.dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak
kalimat.kalimat majemuk setara ditandai oleh kata kata penghubung
lalu,dan,kemudian,atau,tetapi,namun,sedangkan,melainkan. Menurut Rumadi & Sudiati (1990)
kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsurnya memiliki kedudukan setara atau
sederajat. Oleh Karena itu, pola kalimmatnya tidak ada yang disebut anak kalimat dan induk
kalimat, tidak ada inti kalimat dan tidak ada pula unsure tidak inti. Semua unsurnya memiliki
kedudukan yang sama.  Dengan demikian, Kalimat majemuk setara adalah kaliat yang terbentuk
dari dua atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Dalam pemakaian
kalimat majemuk setara ini dapat dikenali melalui penghubungnya. Penghubung yang menandai
kesetaraan kalimat ini dapat disebut dengan penghubung kesetaraan. Menurut isriani
hardini(2009), jika Berdasarkan kata penghubung yang digunakan kalimat majemuk setara
terbagi menjadi 3 macam:
1. Hubungan Penjumlahan
Hubungan penjumlahan adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan
kegiatan,keadaan,peristiwa.hubungan ini ditandai oleh kata penghubung
dan,serta,baik,maupun.hubungan penjumlahan dapat menyatakan sebab akibat,urutan waktu,dan
perluasan.
a.Penjumlahan yang menyatakan sebab akibat
Klausa kedua merupakan akibat dari klausa pertama.contohnya:
- Baik ayah maupun ibunya tidak setuju kalau Desi menikah sebelum lulus SMA.
b.Penjumlahan yang menyatakan urutan waktu
Klausa kedua merupakan urutan peristiwa yang terjadi pada klausa pertama.contohnya:
- Ibu mengambil handuk yang sudah kumal dan mengompres Beni
- Aku menuruni tangga dengan cepat,kemudian berlari keluar rumah sambil berteriak
- Mereka datang menitipkan anaknya lalu pergi begitu saja
- Penjumlahan yang menyatakan pertentangan

Klausa kedua menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dinyatakan dalamklausa
pertama.contohnya:

- Para tamu sudah mulai datang sedangkan kami belum siap


- Rambutnya sudah banyak yang putih padahal usianya masih muda
c. Penjumlahan yang menyatakan perluasan
Klausa kedua memberikan informasi atau penjelasan tambahan untuk melengkapi pernyataan
pada klausa pertama.contohnya:
- Dia menggeleng dan mengatakan tidak serta memalingkan mukanya
- Dia rajin membaca baik waktu dia masih menjadi mahasiswa maupun setelah dia bekerja.
2. Kalimat majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat yang terbentuk apabila hubungan kedua kalimat itu
tidak sederajat.Artinya salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih tingg.bagian
yang lebih tinggi disebut induk kalimat,sedangkan yang rendah disebut anak kalimat.
a.Hari ini tidak hujan
b. ia akan datang kepesta itu
Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang kepesta itu.
Anak kalimat induk kalimat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan makna antar klausa yang
membentuknya.berikut adalah hubungan makna yang ada antara induk kalimat dengan anak
kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat:
1.Hubungan waktu 
Hubungan waktu adalah hubungan makna yang menyatakan waktu terjadinya peristiwa yang
dinyatakan dalam kalusa inti.
a. Waktu batas permulaan
Untuk menyatakan hubungan waktu batas permulaan,digunakan kata penghubung seperti
sejak,sedari
.
b. Waktu bersamaan 
Hubungan waktu persamaan menunjukkan bahwa peristiwa atau keadaan yang dinyatakan pada
kalusa inti dan klausa bawahan yang terjadi pada waktu yang bersamaan. kata penghubung yang
digunakan adalah sewaktu,ketika,seraya,serta,sambil,sementara,selagi,tatkala,selama.
c. Waktu berurutan
Hubungan waktu berurutan menunjukkan bahwa yang dinyatakan pada klausa inti lebih kemudia
dari pada yang dinyatakan dalam klausa bawahan. kata penghubung yang digunakan adalah
sebelum,setelah,sesudah,seusai,begitu,sehabis.
d. Waktu batas akhir
Hubungan waktu batas akhir dipakai untuk menyatakan ujung waktu proses. kata penghubung
yang digunakan adalah sampai,hingga.
2. Hubungan syarat
Hubungan syarat terdapat pada kalimat yang klausa bawahannya menyatakan syarat terlaksana
apa yang disebut dalam klausa inti.
Contoh:
Jika kamu lulussaya akan mentraktirmu
anak kalimat (klausa bawahan)      induk kalimat (klausa inti)
3. Hubungan pengandaian
Hubungan pengandaian terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa bawahannya menyatakan
andaian terlaksananya apa yang dinyatakan kalusa inti.kata penghubung yang digunakan
adalahseandainya,andaikata,andaikan,sekiranya.
Contoh:
Andaikan gadis itu tidak suka padamuengkau tidak boleh bersedih
anak kalimat (klausa bawahan)               induk kalimat (klausa inti)
4. Hubungan tujuan
Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat klausa bawahannya menyatakan suatu tujuan atau
harapan dari apa yang disebut dalam klausa inti.kata penghubung yang digunakan adalah
agar,supaya,untuk,biar.
Contoh:
Jalan jalan diperlebaragar lalu lintas menjadi lancar
Induk kalimat (klausa inti)        anak kalimat (klausa bawahan)
5. Hubungan konsesif 
Menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan sesuatu yang dinyatakan dalam
klausa inti.kata penghubung yang digunakan
adalahwalaupun,meskipun,biarpun,kendatipun,sekalipun.
Contoh:
Perjuangan pun berjalan teruskendati musuh telah menduduki
Induk kalimat (klausa inti) anak kalimat (klausa bawahan)
6. Hubungan pembandingan
Terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa bawahannya menyatakan perbandingan atau
pemilihan pada klausa inti dengan yang dinyatakan pada klausa bawahan.kata penghubung yang
digunakan adalahseperti,bagaikan,laksana,daripada,alih-alih.
Contoh:
Dia terkejut bukan mainseperti melihat hantu disiang hari
Induk kalimat (klausa inti)    anak kalimat (klausa bawahan)
7. Hubungan sebab dan alasan
Terdapat dalam kalimat yang klausa bawahannya menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa
yang dinyatakan dalam klausa inti.kata penghubung yang digunakan adalahsebab,karena,oleh
karena.
Contoh:
Banjir sering melanda daerah kamikarena saluran airnya penuh sampah
Induk kalimat (klausa inti) anak kalimat (klausa bawahan)
8. Hubungan hasil atau akibat
Klausa bawahannya menyatakan hasil dari apa yang dinyatakan dalam klausa inti.kata
penghubung yang digunakan adalahsampai-sampai,sehingga,maka.
Contoh:
Ia terlalu bekerja kerassehingga dirinya jatuh sakit
Induk kalimat (klausa inti)        anak kalimat (klausa bawahan)
9. Hubungan cara
Terdapat kalimat yang klausa bawahannya cara pelaksanaan apa yang dinyatakan oleh klausa
inti.kata penghubung yang digunakan adalahdengan,tanpa.
Contoh:
Dengan cara menggendongnyaanak itu ia bawa kerumah orang
Anak kalimat (klausa bawahan)    induk kalimat (klausa inti)
10. Hubungan alat
Terdapat pada kalimat klausa bawahannya menyatakan alat yang dinyatakan oleh klausa inti.kata
penghubung yang digunakan adalahdengan,tanpa.
Contoh:
Dia menangkap ikandengan menggunakan kail
Induk kalimat (klausa inti)         anak kalimat (klausa bawahan)
11. Hubungan kompleentasi
Merupakan hubungan yang klausa bawahan melengkapi apa yang dinyatakan oleh verba klausa
inti.kata penghubung yang digunakan adalah bahwa.
Contoh:
Berkas riwayat hidupnya menunjukkanbahwa ia adalah pelajar teladan
Induk kalimat (klausa inti) anak kalimat (klausa bawahan)
12. Hubungan atributif
Hubungan atributif ditandai oleh kata penghubung yang.
- Hubungan atributif restriktif
Klausa relatif membatasi makan dari nomina yang diterangkannya.dengan kata lain bila ada
nomina yang mendapat keterangan tambahan yang berupa klausa relatif-restriktif.maka klausa
itu merupakan bagian dari nomina yang diterangkannya.
Contoh:
Pamannya yang tinggal dibogor meninggal kemarin
- Hubungan atributif takrestriktif
Klausa bawahan yang takrestriktif hanyalah memberikan sekedar tambahan informasi pada
nomina yang diterangkannya.jadi tidak membatasi nomina yang mendahuluinya.
Contoh:
Teman saya, yang tinggal di bogor, meninggal kemarin
13. Hubungan perbandingan
Terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang klausa bawahan dan inti mempunyai  unsur
yang tarafnya sama (ekuatif) atau berbeda ( komparatif).
- Hubungan ekuatif
Muncul bila hal atau unsur pada klausa bawahan dan klausa inti yang diperbandingkan sama
tarafnyakata penghubung yang digunakan adalah sama...dengan.
Contoh:
- Gaji istri saya sama besar dengan gaji saya
- Gaji istri saya sebesar gaji saya
Pada kalimat ini hal yang dibandingkan pada klausa bawahan dan inti adalah gaji saya dan gaji
istri saya yang sama tarfnya dalam hal besarnya.
- Hubungan komparatif
Muncul pada klausa bawahan dan inti yang diperbandingan berbeda tarafnya.kata penghubung
yang digunakan adalahlebih/kurang....daripada.
Contoh:
- Dia kurang berbahasa Inggris daripada anaknya.
Pada kalimat ini unsur yang diperbandingkan adalah dia dan anaknya yang berbeda tarfnya
dalam hal kemahiran berbahasa Inggris.

- Hubungan optatif

Terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang kalusa intinya menyatakan harapan agar apa
yang dinyatakan dalam klausa bawahan terjadi.kata penghubung yang digunakan
adalahsemoga,moga-moga,mudah-mudahan.
Contoh:
- Kita berdoa semoga kemalangan ini dapat segera diatasi.

Kalimat majemuk campuran

Menurut isriani hardini(2009) pada kalimat majemuk terdapat juga jenis kalimat yang disebut
kalimat majemuk campuran. Kalimat ini merupakan gabungan antara kalimat majemuk setara
dengan kalimat majemuk bertingkat. dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya
terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa.

Contoh:

- Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak
Induk kalimat (klausa inti) : pekerjaan itu telah selesai
Anak kalimat 1 (klausa bawahan) : kakak datang
Anak kalimat 1 (klausa bawahan) : ibu selesai memasak

3. Kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) retorika adalah keterampilan berbahasa
secara efektif atau studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang mengarang.
Dengan demikian, kalimat retorika adalah kalimat yang digunakan untuk membuat suatu
karangan agar lebih efektif.  Jenis kalimat ini bertujuan untuk menarik perhatian pembacanya
serta tidak membosankan pembacanya.  
A. Kalimat yang melepas 
Menurut Zaenal arifin & Amran tansai (2010:92) kalimat yang melepas adalah kalimat yang
disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu
anak kalimat. Anak kalimat berfungsi sebagai penjelasan lebih lanjut dari induk kalimat. Namun
jika anak kalimat tersebut tidak disampaikan, kalimat tersebut masih bermakna lengkap. Kalimat
melepas ini merupakan kalimat majemuk. Menurut Academia (2018) kalimat yang melepas
adalah kalimat yang disusun dengan diawali induk kalimat dan diikuti oleh anak kalimat.
Dengan demikian, kalimat melepas ini diawali oleh inti dari informasi atau induk kalimat
kemudian dilepaskan maknanya oleh anak kalimat yang berfungsi sebagai pendukung informasi ,
yang diletakkan setelah induk kalimat. 
Contoh : 
1)  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2)  Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan pekerjaan
rumah. 
3)  Semua warga Negara harus mentaati segala perundang-undangan yang berlaku di negeri ini
berjalan dengan tertib dan aman 
4)  Kita harus segera membereskan rumah yang berantakan ini sebelum ayah dan ibu pulang ke
rumah.
5)  kita harus melaksanakan kewajiban dahulu sebelum meminta hak kita.
B. Kalimat yang berklimaks 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klimaks adalah adalah puncak dari suatu hal,
kejadian, keadaan, dan sebagainya yang berkembang secara berangsur-angsur; kejadian atau
adegan yang paling menarik.
Kalimat yang berklimaks adalah kalimat yang disusun dengan diawali oleh anak kalimat
dan diikuti oleh induk kalimat. Karena jika hanya membaca anak kalimatnya pembaca belum
dapat memahami makna kalimat tersebut. (zaenal arifin & amran tansai 2010:93). Dengan
demikian, kalimat klimaks adalah kalimat majemuk yang diawali anak kalimat yang berfungsi
sebagai rincian atau penjelasan. Kemudian diikuti oleh induk kalimat sebagai inti dari informasi.
Contoh : 
1. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
2. Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga Negara
Prancis itu dibebaskan juga. 
3. Sebelum meminta hak kita, kiat harus melaksanakan kewajiban dahulu. 
4. Agar dapat memenangkan kejuaraan nasional kali ini, kita harus terus berlatih dan terus
meningkatan kemampuan diri.
5. Karena bahan mentah dari mereka tidak berkualitas baik, kami memutuskan untuk
mencari pemasok lain. 
C. Kalimat yang berimbang  
        Kalimat yang berimbang adalah kalimat yang disusun berdasarkan kalimat
majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Strukturnya yang memperlihatkan
kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangunan kalimat yang bersimetris.
(zaenal arifin & amran tansai 2010:94) Dalam kalimat berimbang, kesejajaran dalam bentuk
dan informasi adalah hal yang sangat diperhatikan.
Dengan demikian, kalimat berimbang adalah kalimat yang memperhatikan adanya
kesejajaran bentuk dan infromasi antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : 
1. Perekonomian membaik, kehidupan daan tingkat kemapanan masyarakat akan
meningkat pula
2. Ayah dan ibu akan merasa sakit jika ada anaknya yang sakit
3. Jika harga BBM naik, biaya operasional dan biaya transportasi akan ikut naik
4. Satu anggota keluar namanya tercemar, seluruh keluarga akan  ikut malu
5. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat adalah bagian kecil dari teks atau kumpulan dari kata yang bertujuan untuk
mengungkapkan pikiran dalam bentuk lisan atau tulisan. Kalimat menurut struktur gramatikal
adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses
afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata
yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu,
dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.  Oleh karena itu,  kalimat menurut struktur
gramatikal adalah kalimat yang makna katanya dapat berubah namun sesuai dengan kaidah
kebahasaan dan terbagi atas dua yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 

3.2 Saran

Dari makalah ini saya harap dapat menjadi tambahan ilmu bagi rekan-rekan dan
memudahkan pemahaman untuk mempelajari kalimat menurut struktur gramatikal dan kalimat
menurut cara penyajiannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-a-latar-belakang-gramatikal-struktur-grama.html

https://muhfarhanblog.wordpress.com/2017/04/25/struktur-gramatikal-bahasa-indonesia/

https://www.academia.edu/10153551/MAKALAH_bahasa_indonesia

1.1 PENGERTIAN

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkab suatu pengertian dan pola
intonasi akhir dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Kalimat
dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap,kalimat tidak
lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai