DOSEN PEMBIMBING :
DR.NURSAL HAKIM
DISUSUN OLEH :
P031915401036 / II A
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kalimat dan Kalimat Gramatikal
2.2 Contoh Kalimat Menurut Struktur Gramatikal
2.3 Contoh Kalimat Menurut Bentuk Gayanya
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan
pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. (Dardjowidojo 1988;254). Menurut kamus besar bahasa
Indonesia gramatikal adalah tata bahasa. Menurut strukturnya kalimat bahasa Indonesia dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk . Kalimat majemuk dapat
bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif ) . Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam
kalimat tunggal, gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk (E.Zaenal
Arifin,1995) Kalimat Menurut Struktur Gramatikal. Tata bahasa atau gramatika mempunyai
beberapa komponen yaitu struktur gramatikal, sistem gramatikal, kategori gramatikal, fungsi
gramatikal, dan peran gramatikal. Struktur gramatikal itu memperlihatkan tentang bangun
gramatika suatu bahasa sehingga dapat dilihat konstruksi dan konstituensi dari unsur-unsur
gramatikal, di samping hubungan sintagmatis dan paradigmatis di antaranya (Kridalaksana,
2005: 5).
Sistem gramatika pada umumnya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem
sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke
dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana (Chaer, 2009: 3). Pada studi tentang kelas kata, konsep
kata perlu dijelaskan. Kata dalam hierarki gramatikal harus dilihat sebagai satuan sintaksis,
bukan sebagai satuan leksikal atau satuan semantis. Sebagai satuan sintaksis, kata
hanyalah salah satu tataran dalam hierarki gramatikal. Menurut Harimurti
Kridalaksana(2009: 110), kata sebagai satuan dasar dalam suatu kalimat yang dapat
berdiri-sendiri, terdiri dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Berdasarkan
kategorinya, kata terbagi menjadi beberapa macam. Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe
kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis
berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektiva (A), adverbia (Adv), numeralia
(Num), preposisi (Prep), konjungsi , dan pronomina (Pron). Dalam hal perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id commit to user 2 ini N, V, dan A merupakan kategori utama; sedangkan
yang lain merupakan kategori tambahan. Pengisi fungsi sintaksis dapat berupa kata dapat
pula berupa frase, sehingga di samping ada kata nomina ada pula frase nominal (FN), ada juga
frase verbal (FV), frase ajektival (FA), frase adverbial (F Adv), frase numeral (F N
um), dan frase preposisional (F Prop) (Chaer, 2009:27-28).
Secara sintaksis sebuah satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari
perilakunya dalam satuan yang lebih besar. Jadi, sebuah kata dapat dikatakan berkategori
verba hanya dari perilakunya dalam frase (Kridalaksana, 2005: 50-52). Hal serupa juga
dikemukakan oleh Chaer (2007:219) bahwa dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan
terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem). Pada tataran sintaksis kata merupakan satuan
terkecil yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih
besar yaitu frase. Kata dibicarakan sebagai satuan terkecil dalam sintaksis yaitu dalam
hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase,
klausa, dan kalimat. Kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda
kategori sintaksis, dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian - bagian
dari satuan sintaksis.
Kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata
bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan
konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa)
pemakainya.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
A. Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. (Zaenal arifin & Amran tansai 2010: 66 ) Selain itu, Kalimat
adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan. (Dardjowidojo 1988;254). Dengan demikian, kalimat adalah bagian
kecil dari teks atau kumpulan dari kata yang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran dalam
bentuk lisan atau tulisan.
Kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat
berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata
bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan
konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa)
pemakainya. Oleh karena itu, kalimat menurut struktur gramatikal adalah kalimat yang makna
katanya dapat berubah namun sesuai dengan kaidah kebahasaan dan terbagi atas dua yakni
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
A. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal merupakan satu jenis kalimat yang hanya terdiri dari satu pola dasar, berupa
SP, SPO, SPK dan SPOK (Mutakim. 1994:79). Menurut Isriani Hardini (2009:7) kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu kalusa. pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan
prediket. ada pula yang lebih lengkap yakni terdiri dari subjek, prediket, objek, dan atau
pelengkap. Semua kalimat dasar merupakan kalimat tunggal. Akan tetapi kalimat tunggal
merupakan kalimat dasar. Kemudian, menurut Zaenal & Amran (2010:78) Kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu prediket yang dapat diperluas .
Sedangkan kalimat sederhana adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Karena kalimat ini
mempunyai bentuk dan isi yang sederhana. Dari bentuknya, kalimat ini terdiri dari unsure kata
yang tidak banyak. Sedangkan dari isinya, kalimat sederhana hanya memberikan satu informasi
atau sebuah pikiran. Kalimat sederhana juga memiliki pola kalimat yang sederhana yakni
memiliki satu subjek dan prediket (SP). Kalimat sederhana ini dapat diperluas dengan
menambahkan kata-kata yang bersifat manasuka, yang berarti SP tetap satu dan berisi satu
informasi(Rumadi & Sudiati. 1990:60). Dengan demikian, Kalimat tunggal adalah kalimat dasar
sederhana yang dapat diperluas serta memiliki satu subjek dan satu predikat.Menurut Isri hardini
(2009:7), Kalimat tunggal dapat diperoleh dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :
a. Keterangan waktu
Keterangan waktu menerangkan waktu berlangsungnya
predikat.keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat
terjadinya suatu peristiwa,biasanya diletakkan di bagian belakang tetapi
dapat pula di bagian tengah atau depan. contoh:
Adiknya lahir semalam
P Keterangan waktu
b. Keterangan tempat
Keterangan tempat menyatakan tempat terjadinya predikat.contoh:
Beni baru datang dari London
P Keterangan tempat
c. Keterangan sebab
Keterangan sebab menerangkan tentang sebab atau alasan
terjadinya suatu keadaan,kejadian,atau perbuatan.contoh:
Galaksi terlambat kesekolah karena macet
Keterangan sebab
d. Keterangan akibat
Keterangan akibat adalah keterangan yang menyatakan akibat yang
terjadi pada predikat.contoh:
Gaji kurang akibat inflasi
Keterangan akibat
e. Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan
arah,jurusan,atau kejadian dalam predikat.wujud keterangan tujuan selalu
dalam bentuk frase preposisional.contoh:
Guntur membeli bunga untuk mona
Keterangan tujuan
f. Keterangan perbandingan
Keterangan perbandingan adalah keterangan yang menyatakan
kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan,kejadian atau perbuatan
yang lain.contohnya:
Berpikirlah seperti orang dewasa
Keterangan perbandingan
g. Keterangan alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya
alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan dalam
predikat.pengertian alat dalam hal itu tidak harus selalu dalam bentuk
benda konkret.contoh:
Ikan bernafas dengan insang
Keterangan alat
h. Keterangan penyerta
Keterangan penyerta adalah keteragan yang menyatakan ada
tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu
perbuatan.contoh:
Pasukan ini menyerbu kota bersama rakyat
Keterangan penyerta
B. Kalimat Majemuk
Menurut isriani hardini (2009:16) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri
atas dua pola klimaks atau dua klausa atau lebih.kalimat majemuk dapat dibentuk dari
beberapa buah kalimat tunggal. Sedangkan menurut Widya Martaya (1990)Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
Dengan demikian, kalimat majemuk adalah kumpulan dari beberapa kalimat
tunggal. Kalimat majeuk terbagi atas dua yaitu kalimat majemuk setara dan kallimat
majemuk bertingkat
1. Kalimat Majemuk Setara
Menurut isriani hardini (2009:17) Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang
menunjukkankesetaraan atau sederajat.dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak
kalimat.kalimat majemuk setara ditandai oleh kata kata penghubung
lalu,dan,kemudian,atau,tetapi,namun,sedangkan,melainkan. Menurut Rumadi & Sudiati (1990)
kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsurnya memiliki kedudukan setara atau
sederajat. Oleh Karena itu, pola kalimmatnya tidak ada yang disebut anak kalimat dan induk
kalimat, tidak ada inti kalimat dan tidak ada pula unsure tidak inti. Semua unsurnya memiliki
kedudukan yang sama. Dengan demikian, Kalimat majemuk setara adalah kaliat yang terbentuk
dari dua atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Dalam pemakaian
kalimat majemuk setara ini dapat dikenali melalui penghubungnya. Penghubung yang menandai
kesetaraan kalimat ini dapat disebut dengan penghubung kesetaraan. Menurut isriani
hardini(2009), jika Berdasarkan kata penghubung yang digunakan kalimat majemuk setara
terbagi menjadi 3 macam:
1. Hubungan Penjumlahan
Hubungan penjumlahan adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan
kegiatan,keadaan,peristiwa.hubungan ini ditandai oleh kata penghubung
dan,serta,baik,maupun.hubungan penjumlahan dapat menyatakan sebab akibat,urutan waktu,dan
perluasan.
a.Penjumlahan yang menyatakan sebab akibat
Klausa kedua merupakan akibat dari klausa pertama.contohnya:
- Baik ayah maupun ibunya tidak setuju kalau Desi menikah sebelum lulus SMA.
b.Penjumlahan yang menyatakan urutan waktu
Klausa kedua merupakan urutan peristiwa yang terjadi pada klausa pertama.contohnya:
- Ibu mengambil handuk yang sudah kumal dan mengompres Beni
- Aku menuruni tangga dengan cepat,kemudian berlari keluar rumah sambil berteriak
- Mereka datang menitipkan anaknya lalu pergi begitu saja
- Penjumlahan yang menyatakan pertentangan
Klausa kedua menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dinyatakan dalamklausa
pertama.contohnya:
- Hubungan optatif
Terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang kalusa intinya menyatakan harapan agar apa
yang dinyatakan dalam klausa bawahan terjadi.kata penghubung yang digunakan
adalahsemoga,moga-moga,mudah-mudahan.
Contoh:
- Kita berdoa semoga kemalangan ini dapat segera diatasi.
Menurut isriani hardini(2009) pada kalimat majemuk terdapat juga jenis kalimat yang disebut
kalimat majemuk campuran. Kalimat ini merupakan gabungan antara kalimat majemuk setara
dengan kalimat majemuk bertingkat. dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya
terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa.
Contoh:
- Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak
Induk kalimat (klausa inti) : pekerjaan itu telah selesai
Anak kalimat 1 (klausa bawahan) : kakak datang
Anak kalimat 1 (klausa bawahan) : ibu selesai memasak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah bagian kecil dari teks atau kumpulan dari kata yang bertujuan untuk
mengungkapkan pikiran dalam bentuk lisan atau tulisan. Kalimat menurut struktur gramatikal
adalah kalimat dalam bahasa indonesia yang dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat majemuk (Zaenal&Amran.2010:78). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses
afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata
yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu,
dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya. Oleh karena itu, kalimat menurut struktur
gramatikal adalah kalimat yang makna katanya dapat berubah namun sesuai dengan kaidah
kebahasaan dan terbagi atas dua yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
3.2 Saran
Dari makalah ini saya harap dapat menjadi tambahan ilmu bagi rekan-rekan dan
memudahkan pemahaman untuk mempelajari kalimat menurut struktur gramatikal dan kalimat
menurut cara penyajiannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-a-latar-belakang-gramatikal-struktur-grama.html
https://muhfarhanblog.wordpress.com/2017/04/25/struktur-gramatikal-bahasa-indonesia/
https://www.academia.edu/10153551/MAKALAH_bahasa_indonesia
1.1 PENGERTIAN
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkab suatu pengertian dan pola
intonasi akhir dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Kalimat
dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap,kalimat tidak
lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya