Anda di halaman 1dari 30

PROMOSI BIDAN SIAGA dan

(Pengenalan Dini Tetanus Neonaturum dan Rujukan BBL

NAMA KELOMPOK :

ANGELINA KRISTIANI (P031915401002)


 DESI KUSMAYA PUTRI (P031915401009)
ELFAYANA LESFITASARI (P031915401009)
JESSYCA RAI SABILLAH (P031915401013)
MANISA AMALIA (P031915401015)
MARSELINA SYAHPUTRI (P031915401016)
 NADIA PUTRI (P031915401019)
RIDA NURUL HASANAH (P031915401028)
ROMALUMITHA SIMATUPANG (P0319154010 30)
SELVIA DWI SAFITRI (P031915401034)
TIARA ANASTASYA S (P031915401036)
TIA TAHNIA (P031915401035)
YOLANDA JULIARSYAH PUTRI (P031915401040)
LATAR BELAKANG
Sejak 4 abad sebelum masehi, hippokrates sudah
menggambarkan gejala penyakit tetanus pada manusia.
Pada tahun 1882, dokter ahli penyakit dalam Jerman yaitu
Nicolier dan Rosenbach menemukan bahwa penyakit ini
disebabkan oleh bakteri. Kemudian pada tahun 1889
kuman Clostridium tetani dan toksinnya dapat diisolasi
oleh nicolaier dan kitasato seorang ahli bakteriologi
Jerman.
 Selanjutnya pada tahun 1890 Kitasato dan Von behring
yang juga seorang ahli bakteriologi Jerman melaporkan
keberhasilan imunisasi dan netralisasi toksin
menggunakan antiserum spesifik, yang merupakan dasar
metode imunologi sebagai tindakan pencegahan dan
pengobatan tetanus. Akhirnya pada tahun 1925 seorang
ahli bakteriologi Prancis bernama Ramon,
memperkenalkan tetanus toksoid untuk imunisasi aktif
 Neonatus (bayi berumur 0 sampai 28 hari) merupakan
populasi yang rentan terserang tetanus atau dikenal
dengan istilah tetanus neonatorum. Hal ini selain
disebabkan karena imunitas neonatus yang masih rendah,
terutama disebabkan oleh pelayanan persalinan yang tidak
memenuhi standar khususnya perawatan tali pusat yang
merupakan port d’entree bakteri
Clostridium tetani seperti pemotongan tali pusat dengan
bambu atau gunting yang tidak steril, atau setelah tali
pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan
dan sebagainya.
Di Indonesia tetanus neonatorum merupakan salah satu
penyebab utama kematian neonatal, dimana berdasarkan
SKRT 2001 penyebab kematian neonatal dini adalah
asfiksia neonatorum (33,6%) dan tetanus neonatorum
(4,2%), sedangkan penyebab kematian neonatal lambat
adalah asfiksia neonatorum (27%) dan tetanus neonatorum
(9,5%) dan angka kematian neonatal yang teserang tetanus
masih sangat tinggi yaitu 50% atau lebih yang
menunjukkan prognosa tetanus neonatorum yang sangat
buruk dan permasalahan dalam penanganan tetanus
neonatorum.
Tetanus Neonatorum
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir dikenal dengan
istilah tetanus neonatorum. Tetanus pada dasarnya dapat
terjadi pada usia berapa pun, namun salah satu populasi
yang terutama rentan terhadap kondisi ini adalah bayi
baru lahir.Tetanus dapat dialami oleh seseorang yang
terekspos terhadap spora dari bakteri Clostridium tetani,
yang umumnya terdapat pada tanah. Kondisi ini
disebabkan oleh zat berbahaya yang disebut
neurotoksin, yang diproduksi oleh pertumbuhan bakteri
pada jaringan mati. Misalnya pada luka yang kotor atau
pada pusat setelah persalinan yang tidak steril.
 Tetanus neonatorum sendiri merupakan salah satu
jenis tetanus pada bayi baru lahir yang tidak memiliki
proteksi berupa imunitas pasif. Hal ini biasanya
merupakan akibat dari ibu yang tidak memiliki
kekebalan terhadap bakteri penyebab tetanus.
Sebagian bayi yang mengalami tetanus neonatorum
dapat mengalami kematian. Kondisi ini terutama
lebih sering terjadi pada area pedesaan, di mana
sebagian besar persalinan dilakukan di rumah tanpa
sterilisasi yang adekuat.
Tanda-tanda bahaya kehamilan meliputi :
  Perdarahan pervaginam
 Sakit kepala yang hebat
  Masalah penglihatan
 Bengkak pada muka atau tangan
  Nyeri abdomen yang hebat
  Bayi kurang bergerak seperti biasa
Tanda-tanda kegawatan dalam persalinan
 Sebagai akibat dari permasalahan dalam persalinan,
kegawatan dalam persalinan dapat terjadi dengan
tanda-tanda sebagai berikut :
Perdarahan
Kejang
Demam, menggigil, keluar lender dan berbau
Persalinan lama
Mal presentase
Plasenta tidak lahir dalam 30 menit
Kegawatan masa nifas
  Tanda-tanda bahaya nifas:
Pendarahan lewat jalan lahir.
Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
Demam lebih dari 2 hari.
Bengkak di muka, tangan atau kaki.
Mungkin dengan sakit kepala dan kejang-kejang.
Adanya salah satu tanda bahaya tersebut
mengharuskan ibu mendapatkan pelayanan dari
bidan / mencari pertolongan kesarana pelayanan
kesehatan.
RUJUKAN
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kefasilitas
rujukan / fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,
diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi
baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami
persalinan normal namun 10 sampai 15 % diantaranya
akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan
rujukan.
 Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi
fasilitas rujukan yang mampu untuk menatalaksana kasus
gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir seperti :
Pembedahan termasuk bedah sesar
Transfuse darah
Persalinan menggunakan ekstraksi fakum / cunam
Pemberian anti biotik intravena
Resusitasi BBL dan asuhan lanjutan BBL
Jika ibu bersalin / BBL dirujuk ketempat yang tidak sesuai
maka mereka akan kehilangan waktu yang sangat berharga
untuk menangani penyakit untuk komplikasi yang dapat
mengancam keselamatan jiwa mereka pada saat ibu
melakukan kunjungan antenatal,jelaskan bahwa penolong
akan selalu berupaya dan meminta bekerja sama yang baik
dari suami / keluaga ibu untuk mendapatkan layanan
terbaik dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi.

persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam


rencana rujukan, seperti :
 Siapa yang akan menemani ibu dan BBL
 Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan
keluarga? (jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat
rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan
jenis asuhan yang diperlukan)
 Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang
akan mengendarainya ingat bahwa transportasi harus segera
tersedia, baik siang maupun malam.
 Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse
darah diperlukan.
 Uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi,
obat-obatan dan bahan-bahan.
 Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain
pada saat ibu tidak dirumah.
Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam
mendukung keselamatan ibu dan BBL.
Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting
dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi, seperti :
 B (Bidan) :  Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh

penolong persalinan yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat


obstetri dan BBL untuk dibawah kefasilitas rujukan.
 A (Alat):   Bawah perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan

persalinan, masa nifas dan BBL (tabung suntik, selang iv, alat  resusitasi,
dll) bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut
mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas
rujukan. 
 K (Keluarga)   Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir
ibu dan bayi dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada
mereka alas an dan tujuan merujuk ibu kefasilitas rujukan tersebut.
Suami / anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan BBL
hingga kefasilitas rujukan.
 S (Surat)   Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan BBL, cantumkan alas an rujukan dan
uraikan hasil penyakit, asuhan / obat-obatan yang diterima ibu dan BBL.
Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik
 O (Obat)      Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu
kefasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin diperlukan selama
diperjalanan.
 
 K (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi
kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
 
 U (Uang)     Ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal
difasilitas rujukan
Promosi Bidan Siaga
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam
menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak
lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau
pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan
program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta
memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan wilayah itu.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya
dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/
negara untuk membantu masyarakat
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk
melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan
melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada
di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan
persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa
yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil
untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat
dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
PENGENALAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS, DAN RUJUKAN

 Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi antara lain :


 a.    Primi muda/ Terlalu muda hamil ( ⦤ 16 tahun )
 b.    Primi tua/ Terlalu tua hamil ( ⦥ 35 tahun ), terlalu lambat hamil I,
kawin
 ⦥ 4 tahun
 c.     Terlalu lama hamil lagi ( ⦥ 10 tahun )
 d.    Terlalu cepat hamil lagi ( < 2 tahun )
 e.    Grande multi ( terlalu banyak anak, 4 / lebih )
 f.     Terlalu tua, umur ⦥ 35 tahun
 g.    Terlalu pendek ⦤ 145 cm
 h.    Pernah gagal kehamilan
 i.     Pernah melahirkan dengan : tarikan tang/ vakum, uri dirogoh, diberi
infus/ transfusi
j.      Pernah operasi sesar
k.    Penyakit pada ibu hamil ( anemia, malaria, tuberculosa paru, payah
jantung, kencing manis ( diabetes ), PMS )
l.     Pre – eklamsi ringan
m.   Hamil kembar
n.    Hydramnion/ hamil kembar air
o.    Janin mati dalam air
p.    Hamil serotinus/ hamil lebih bulan
q.    Letak sungsang
r.    Letak lintang
s.    Perdarahan
t.     Pre – eklamsi berat/ eklamsia
Pengenalan tanda – tanda bahaya pada kehamilan meliputi :
 a.     Perdarahan pada awal masa kehamilan

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan < 22 minggu. Tanda – tandanya
: keluar darah merah, perdarahan yang banyak, perdarahan dengan nyeri.
 b.    Perdarahan pada masa kehamilan lanjut

Perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum


persalinan. Tanda – tandanya : keluar darah merah segar atau kehitaman
 c.     Sakit kepala hebat

Perlu diperhatikan bahwa sakit kepala menetap dan tidak hilang dengan
istirahat  bias menunjukkan suatu masalah yang serius. Hal ini dapat
menyebabkan penglihatan ibu menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala preeklamsi.
 d.    Pengihatan/ pandangan kabur

Penglihatan ibu dapat berubah selama masa kehamilan. Masalah visual yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang medadak, misalnya : tiba – tiba
pandang kabur atau berbayang, melihat bintik – bintik ( spot ), serta mata
berkunang – kunang. (PREEKLAMPSIA)
 e.     Bengkak pada muka, kaki dan tangan

Hampir separuh dari ibu – ibu akan mengalami bengkak pada kaki yang biasanya dapat hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak menjadi serius jika ditandai dengan :
muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai
dengan keluhan fisik lainnya, seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain
– lain. 
 f.      Nyeri perut hebat

Nyeri abdomen yang menunjukkan suatu masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah nyeri perut hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Jika hal ini
terjadi, bias terjadi apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, dan infeksi lain. 
 g.  Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerak janin mulai dirasakan oleh ibu pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu hamil
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Ketika janin tidur, gerakannya akan
melemah. Normalnya, janin harus bergerak paling sedikit 3 kali periode 3 jam. Gerakan
janin akan lebih terasa jika ibu berbaring atau beristirahat, makan dan minum.
PENYULUHAN GIZI
Gizi adalah hubungan / pengaruh dari konsumsi makanan
terhadap derajat kesehatan atau penampilan seseorang.
Nutrisi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Berat
badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan
usia kehamilan. Berat badan bertambah dengan normal,
menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan
ideal pada ibu hamil sebanyak 7 kg ( untuk ibu yang
gemuk ). Diluar batas itu di nilai normal
 Kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah   :
1.    Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya.
2.    Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak biasanya. Protein hewani
lebih
Besar di bandingkan protein nabati.
3.    Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil
sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan
berkurang.
Anak dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat
keguguran. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.
4.    Mineral
a.     Kalsium
Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila
kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang
b.    Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari - hari. Fosfor berhubungan erat
dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi
gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai.
c.     Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30 %. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat pada kehamilan trimester II dan III.
d.    Zink
Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya cukup dari
makanan sehari – hari.
e.     Fluor
Mineral fluor juga tidak banyak diperlukan. Dalam air minumnormal, cukup
mengandung fluor.
f.      Yodium
PENYULUHAN KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Sebelum pemberian metode kontrasepsi,
misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih dahulu menetukan
apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
atau masalah ( diabetes atau tekanan darah tinggi ) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut
sehingga masalah utama dapat diketahui melalui anamnesis
dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang di inginkan.
Salah satu usaha untuk menciptakan kesejahteraan adalah
dengan memberI nasihat perkawinan, pengobatan
kemandulan, dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI
1999) .
Metode tanpa alat, antara lain :
KB Alamiah ( KBA ), metode kalender, suhu basal,
lender serviks, simto termal, coitus interuptus.
PENCATATAN KEHAMILAN DAN
KEMATIAN IBU BAYI
 Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa
harus dicatat.
Kehamilan Ibu adalah dimulainya pembuahan sel telur oleh sperma
sampai dengan lahirnya janin; kehamilan normal 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari ); dihitung dari hari pertama haid terakhir.
 Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan saat hamil atau
dalam 42 minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang
durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang
berhubungan dengan distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya,
tetapi tidak dari kasus – kasus kecelakaan atau incidental ( Depkes
RI, 1998 )
2.    Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian
ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan ( Maternal mortality is an indicator of how well
the entire health care system is functioning ). Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 1994, AKI adalah 390
per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 40 per 1.000 kelahiran hidup.
 
3.    Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan ( 42 % ),
eklamsia ( 13 % ), aborsi ( 11 % ), infeksi ( 10 % ), partus lama ( 9
% ), dan lain – lain ( 15 % ). Sedangkan AKI berdasarkan BPS ( 2003 )
adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup, dengan penyebab gangguan
perinatal 34,7 %; sistem pernapasan 27,6 %; diare 9,4 %; sistem
pencernaan 4,3 %; tetanus 3,4 %; saraf 3,2 %; dan gejala tidak jelas
4,1 %. 
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai