DOSEN PENGAMPUH :
Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DITA RAHMAWATI ( 60100119033 )
KHAERUL AMAL ( 60100119025 )
3/B
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….……………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI………….…………………………………………………………………….…….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. KALIMAT………………………………………………………………………………….
1. Pengertian Kalimat……………………………………………………………………...
2. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli…………………………………………………
3. Ciri – Ciri Kalimat……………………………………………………………………...
4. Unsur – Unsur Kalimat…………………………………………………………………
5. Pola Kalimat Dasar……………………………………………………………………..
6. Jenis – Jenis Kalimat
B. KALIMAT EFEKTIF………………………………………………………………………
1. Pengertian Kalimat Efektif…………………………………………………………….
2. Ciri – Ciri Kalimat Efektif……………………………………………………………..
3. Syarat – Syarat Kalimat Efektif………………………………………………………...
4. Struktur Kalimat Efektif………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan
itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksud dengan jelas. Satuan
bahasa yang kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan
frasa atau kelompok kata (misalnya tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa kita tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan
sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu
struktur dasar suatu kalimat dan kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut
dengan kalimat efektif.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat
(P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi
final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya atau tanda seru.
Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah
semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk, lengkap
dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkapan maksud penuturannya.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang
tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
2. Unsur – unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?
3. Apa sajakah jenis kalimat menurut gramatikal, retorika dan berdasarkan pengucapannya ?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
5. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
6. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?
7. Bagaimana struktur kalimat efektif ?
C. Tujuan
1. Memberikan dasar pengetahuan mengenai cara penulisan kalimat dan kalimat efektif yang
baik dan benar.
2. Mempelajari beberapa contoh penulisan kalimat dan kalimat efektif dari beberapa sumber
yang berbeda.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara penulisan kalimat dan kalimat
efektif dengan baik dan benar, serta penerapannya sebagai penunjang pembelajaran dan
penulisan skripsi dan artikel yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KALIMAT
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,baik
dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan bahasa terkecil,dalam
wujud lisan atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun
dan keras lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain. Dalam wujud tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!); an didalamnya dapat
disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda titik,tanda
tanya dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan
sedangkan spasi mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Jika dilihat dari hal
predikat, kalimat – kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu :
1. Kalimat - kalimat yang berpredikat kata kerja
2. Kalimat – kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri,
mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa.
Bloomfield, 1955
Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu
bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal.
Hockett (1985)
Menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan
konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi
gramatikal lain.
Ramlan (1996)
Mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya
jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.
Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu ialah kalimat
bahasa Indonesia baku.
4. Unsur-unsur Kalimat
a. Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku).
Contoh : putranya tampan rupawan .
b. Subjek
Adalah bag hian kalimat yang menunjukan pelaku,sososk(benda),sesuatu hal, atau
masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Contoh : yang berjilbab putih temasaya.
c. Objek
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat yang berawalan meng- dan kata
benda itu dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Contoh : Anisa menimbang minyak.
e. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat
yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya.
Yaitu kalimat yang disusun dalam bentuk maemuk setara atau majemuk
campuran,gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang. Misalnya :
Jika stabilitas nasiaonal mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dan
dapat beribadah dengan leluasa.
B. KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
b. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
c. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting
di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah,
-pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
d. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
e. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
motor Suzuki.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
g. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada
berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
i. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak
keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
4. Tidak Ambigu
Contoh kalimat efektif harus menyampaikan kalimatnya secara jelas tanpa
ambigu.
B.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/09/pengertian-kalimat.html
http://muh-sunusi.blogspot.com/2010/11/kalimat-dan-kalimat-efektif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
https://bahasa.foresteract.com/kalimat/2/
https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/
https://saintif.com/kalimat-efektif/
https://saintif.com/contoh-kalimat-efektif/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif
https://serupa.id/kalimat-efektif/
https://www.mypurohith.com/contoh-kalimat-efektif/
https://www.wattpad.com/389383475-serba-serbi-kepenulisan-kalimat-efektif-ari-usman
https://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html
http://anaozen.blogspot.com/2017/12/kalimat-dalam-bahasa-indonesia.html#:~:text=LATAR
%20BELAKANG,-Hal%20yang%20menyebabkan&text=Kalimat%20adalah%20bagian
%20ujaran%20yang,tanda%20tanya%2Catau%20tanda%20seru.