Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF”

DOSEN PENGAMPUH :
Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DITA RAHMAWATI ( 60100119033 )
KHAERUL AMAL ( 60100119025 )
3/B

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul
“Kalimat dan Kalimat Efektif” ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula salam dan sholawat
senantiasa kita curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, Nabi yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang-benderang.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
tersusun. Kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan didalam makalah ini, untuk itu
dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, 28 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….……………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI………….…………………………………………………………………….…….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. KALIMAT………………………………………………………………………………….
1. Pengertian Kalimat……………………………………………………………………...
2. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli…………………………………………………
3. Ciri – Ciri Kalimat……………………………………………………………………...
4. Unsur – Unsur Kalimat…………………………………………………………………
5. Pola Kalimat Dasar……………………………………………………………………..
6. Jenis – Jenis Kalimat

B. KALIMAT EFEKTIF………………………………………………………………………
1. Pengertian Kalimat Efektif…………………………………………………………….
2. Ciri – Ciri Kalimat Efektif……………………………………………………………..
3. Syarat – Syarat Kalimat Efektif………………………………………………………...
4. Struktur Kalimat Efektif………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan
itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksud dengan jelas. Satuan
bahasa yang kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan
frasa atau kelompok kata (misalnya tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa kita tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan
sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu
struktur dasar suatu kalimat dan kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut
dengan kalimat efektif.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat
(P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi
final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya atau tanda seru.
Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah
semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk, lengkap
dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkapan maksud penuturannya.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang
tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
2. Unsur – unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?
3. Apa sajakah jenis kalimat menurut gramatikal, retorika dan berdasarkan pengucapannya ?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
5. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
6. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?
7. Bagaimana struktur kalimat efektif ?

C. Tujuan
1. Memberikan dasar pengetahuan mengenai cara penulisan kalimat dan kalimat efektif yang
baik dan benar.
2. Mempelajari beberapa contoh penulisan kalimat dan kalimat efektif dari beberapa sumber
yang berbeda.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara penulisan kalimat dan kalimat
efektif dengan baik dan benar, serta penerapannya sebagai penunjang pembelajaran dan
penulisan skripsi dan artikel yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KALIMAT
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,baik
dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan bahasa terkecil,dalam
wujud lisan atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun
dan keras lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain. Dalam wujud tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!); an didalamnya dapat
disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda titik,tanda
tanya dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan
sedangkan spasi mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Jika dilihat dari hal
predikat, kalimat – kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu :
1. Kalimat - kalimat yang berpredikat kata kerja
2. Kalimat – kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

2. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli, antara lain:
 Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun
potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan;
satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang
membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
 Keraf ( 1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu
bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.

 Alwi dkk., (2000:311)


Kalimat menurut Alwi dkk., (2000:311) menyatakan bahwa, “Dalam wujud
tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik
asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

 Dardjowidojo (1988: 254)


Kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254) merupakan bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan.

 Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
 Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri,
mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa.

 Bloomfield, 1955
Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu
bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal.

 Hockett (1985)
Menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan
konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi
gramatikal lain.

 Lado (1968) dan Sutan Takdir Alisyahbana (1978)


Mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat
lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa
kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran
yang lengkap.

 Ramlan (1996)
Mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya
jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.

3. Ciri – Ciri Kalimat


Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat, antara lain:
 Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan
diakhiri dengan sebuah tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
 Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan sebuah intonasi akhir.
 Sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat.
 Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah
bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan
morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
 Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
 Mempunyai pola intonasi akhir.
 Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.

Menurut Susilo (1990:2), mengungkapkan lima ciri kalimat bahasa Indonesia


yaitu :
 Bermakna
 Bersistem urutan frase
 Bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan suatu kalimat yang lain
 Berjeda
 Berhenti dengan berakhirnya sebuah intonasi.

Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu ialah kalimat
bahasa Indonesia baku.

4. Unsur-unsur Kalimat
a. Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku).
Contoh : putranya tampan rupawan .

b. Subjek
Adalah bag hian kalimat yang menunjukan pelaku,sososk(benda),sesuatu hal, atau
masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Contoh : yang berjilbab putih temasaya.

c. Objek
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat yang berawalan meng- dan kata
benda itu dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Contoh : Anisa menimbang minyak.

d. Pelengkap dan Komplemen


Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh : Banyak orsospol berlandaskan pancasila.

e. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat
yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya.

5. Pola Kalimat Dasar


Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang
benar,kita telah dapat menentukan kalimat dasar itu sendiri. Apa itu kaimat dasar ? kalimat
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami
perubahan. Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat
berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk
dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O, Pel, Ket. Berdasarkan penelitian para ahli, pola
kalimat dasar dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut :

Singkatan yang digunakan


S = Subjek
P = predikat
O = objek
K = keterangan
Pel. = pelengkap
KB = kata benda (nomina)
KS = kata sifat (adjektiva)
KK = kata kerja (verba)
K Bil. = kata bilangan (numeralia)
FD = frasa depan (frasa preposisi)
KD = kada depan (preposisi)

Tipe dan Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterengan


Fungsi
S-P Orang itu sedang tidur - - -
Saya mahasiswa baru - - -
S-P-O Ayahnya mengendarai mobil baru - -
Rani mendapat piagam - -
S-P-Pel Beliau menjadi - ketua koperasi -
Pancasila merupakan - dasar negara kita -
S-P-Ket Kami tinggal - - di Jakarta
Kecelakaan itu terjadi - - tahun 1999
S-P-O-Pel Hasan mengirimi ibunya uang -
Diana mengambilkan adiknya buku tulis -
S-P-O-Kel Pak Bejo menyimpan uang - di bank
Beliau memperlakukan kami - dengan baik

6. Jenis – Jenis Kalimat


1. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Kalimat langsung adalah kalimat yng secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberikan bagaimana ucapan
dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda titik dua
(“...”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh : “saya sangat
terkejut” , kata ibu,”karna melihat ular”.
b. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai dengan tana petik dua dan
sedah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh : adik berkata bahwa sepeda itu harus
segera dibawa kebengkel

2. Berasarkan Struktur Gramatikal


Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat
pula berupa kalimat majemuk.
a. Kaimat Tunggal
Yaitu kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
b. Kalimat Majemuk setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua klimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk
setara dikelompokkan menjdi 4 jenis sebagai berikut.
1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta,jika
kalimat tunggal itu sejalan. Dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
perjumlahan.
2) Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu apat dihubungkan oleh
kata tetapi jika kalimat itu menunjukan pertentangan,dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pertentangan. Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan
dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah sedangkan dan melainkan.
3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubugkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukakannya berurutan ,dan hasilnya disebut kalimat majemuk
perurutan.
4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih iyu dihubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pemilihan.
c. Kalimat majemuk setara rapatan
Yaitu suatu bentuk yang meraptkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan
ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama.
Contoh :
Kami berlatih .
Kami bertanding .
Kami berhasil menang
Kami berlatih,kami bertanding,dan kami berhasil menang.
Kami berlatih,bertanding,dan berhasil menang.
d. Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa
bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tiak bebas (klausa terikat).
e. Kalimat majemuk taksetara berusur sama
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-usur subjeknya sama
Contoh :
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah ,kami ingin pulang
f. Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat
majemuk setara ,atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak
setara (Bertingkat). Misalnya :
1) Karena hari sudah malam,kami berhenti dan langsung pulang
(bertingkaat + setara )
2) Kami pulang tetapi mereka masih bekerja karena tugas nya belum selesai.
(setara + bertingkat )

3. Berdasarkan bentuk gayanya (retorika)


Menurut gaya penyampaiannya kalimat maajemuk dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Kalimat yang melepas
Kalimat ini disusun dengan diawali unsur utama,yaitu induk kalimat dan ikuti
oleh unsur tambahan,yaitu anak kalimat. gaya penyajian kalimat itu disebut melepas.
Unsur anak kalimat ini seakan-seakan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalau pun
unsur ini tidak di ucapkan,kalimat itu sudah bermakna lengkap. Misalnya :
Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian sekolah.
b. Kalimat yang berklimaks
Yaitu kalimat yang disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh
induk kalimat. Misalnya :
 Karena sulit kendaraan,ia datang terlambat ke sekolahnya.
 Kalimat yang berimbang

Yaitu kalimat yang disusun dalam bentuk maemuk setara atau majemuk
campuran,gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang. Misalnya :
Jika stabilitas nasiaonal mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dan
dapat beribadah dengan leluasa.

4. Jenis kalimat Menurut Fungsinya


Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan
bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam, yaitu :
a. Kalimat berita atau pernyataan (deklaratif),
b. Kalimat tanya (introgatif),
c. Kalimat perintah (imperatif),dan
d. Kalimat seru (ekslamatif)

5. Kalimat Berita (Deklaratif)


Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita. Ciri-
ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas, boleh langsung atau tak langsung, aktif atau
pasif, tunggal atau majemuk, berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik
(.).
Contoh :
a. Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
b. Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.

6. Kalimat Tanya (Introratif)


Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri
kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?), berintonasi naik dan sering pula hadir kata
apa(kah), bagaimana, dimana, siapa, yang mana,dll. Contoh :
a. Apakah barang ini milikmu?
b. Kapan adikmu kembali ke Indonesia?

7. Kalimat Perintah (Imperatif)


Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat
sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!).
Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah
halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat
perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
a. Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)
b. Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
c. Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)
d. Mohon hadiah ini kamu terima. (k.perintah permohonan/ permintaan)
e. Ayolah, kita belajar. (k.perintah ajakan dan harapan)
g. Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.perintah pembiaraan)

8. Kalimat Seruan (Ekslamatif)


Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan
emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan.
Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
a. Hai,ini dia orang yang kita cari!
b. Wah,pintar benar anak ini !

B. KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif


a. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata
kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
1.      Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

b. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

c. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting
di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah,
-pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

d. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

e. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
 Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
 Tidak terdapat subjek yang ganda.
 Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
 Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
motor Suzuki.
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:


a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
  
f. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

g. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada
berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
         Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
         Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
         Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
        Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
         Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

h. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata


Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a.       Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

i. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak
keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

3. Syarat-syarat Kalimat Efektif


Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.   Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Adapun Syarat Kalimat Efektif lainya yaitu.


Suatu kalimat bisa disebut sebagai contoh kalimat efektif jika memenuhi setidakny
empat buah :
1. Sesuai EYD
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
Selanjutnya berikut ini akan kami bahas masing-masing dari syarat tersebut.
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat
sesuai dengan aturan EYD (Ejjaan yang disempurnakan). Kata baku pun mesti menjadi
perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Contoh kalimat efektif harus disusun secara sistematis. Sebuah kalimat paling
sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian ditambahkan
dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan
selalu berada di awal kalimat.
3. Efisien atau Tidak Boros
Tetap ingat bahwa kalimat efektif harus disusun secar aefektif dan tidak bertele-
tele.
Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang
membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu
Contoh kalimat efektif harus menyampaikan kalimatnya secara jelas tanpa
ambigu.

4. Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan
merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi
yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan
aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan.
Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Papa menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Papa.
3.    Menuis saya surat buat Papa.
4.    Papa saya buat menulis surat.
5.    Saya Papa buat menulis surat.
6.    Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.
Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak
diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan
struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan
pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati
hokum yag sudah dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :
1. Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek
(S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah
lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2. Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut
a. Jumlah klausa pembentuknya,
b. Fungsi isinya,
c. Kelengkapan unsurnya,
d. Susunan subjek dan predikatnya, dan
e. Sifat hubungan aktor-aksi.
3. Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri
atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat
atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
4. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis
secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat
pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya
dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata) yang
tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa, sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda
baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan,
yaitu adanya
a. Kesatuan ,
b. Kepaduan
c. Kepararelan,
d. Ketepatan,
e. Kehematan,
f. Kelogisan
g. Kecermatan.
5. Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).

B.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/09/pengertian-kalimat.html
http://muh-sunusi.blogspot.com/2010/11/kalimat-dan-kalimat-efektif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
https://bahasa.foresteract.com/kalimat/2/
https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/
https://saintif.com/kalimat-efektif/
https://saintif.com/contoh-kalimat-efektif/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif
https://serupa.id/kalimat-efektif/
https://www.mypurohith.com/contoh-kalimat-efektif/
https://www.wattpad.com/389383475-serba-serbi-kepenulisan-kalimat-efektif-ari-usman
https://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html
http://anaozen.blogspot.com/2017/12/kalimat-dalam-bahasa-indonesia.html#:~:text=LATAR
%20BELAKANG,-Hal%20yang%20menyebabkan&text=Kalimat%20adalah%20bagian
%20ujaran%20yang,tanda%20tanya%2Catau%20tanda%20seru.

Anda mungkin juga menyukai