Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain dengan tujuan menyampaikan maksud dari si pembicara. Bahasa
tentu memiliki unsur atau aturan yang digunakan agar dapat mudah dipahami oleh
lawan bicara. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengunkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat di pahami oleh pendengar atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah,jelas,dan lengkap seperti apa yang di
maksudkan oleh penulis atau pembicaranya
Akan tetapi,kadang kadang harapan itu tidak tercapai misalnya,ada sebagain
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diungkapkan atau yang
di tuliskan, supaya kalimat yang dibuat dapat di ungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat unsur kalimat yang di gunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya,unsur
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh di hilangkan. sebaiknya,unsur unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu di munculkan kelengkapan dan ke eksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan kominikasi dan kesesuain dengan
kaidah (Mustakim,1994 :86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah.hal ini di sebabkan oleh,anatar lain,mungkin kalimat
kalimat yang di tuliskan kabur,kacau,tidak logis,atau bertele tele.dengan ada
kenyataan itu,pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang di sampaikan karna
kalimat tersebut tidak efektif.berdasrkan kenyataan ini lah penulis tertarik membahas
kalimat efektif dengan segalah permasalahnya.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain,kita mengenal bahasa lisan dan bahasa
tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalah pahaman.penggunaan kalimat
baik dengan benar (yang di sebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahaman
orang lain sehingga kesalah pahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
2

Untuk menjadikan kalimat yang di ucapkan atau di tulis mudah di mengerti orang
lain, ada dua syarat yang harus di penuhi. Pertama,kalimat tersebut secara tepat dapat
mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.kedua,kaliamt tersebut
sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang di pikirkan oleh pembicara dan penulis. Faktor yang
menjadikan gagasan di terima dengan baik adalah penggunan kalimat yang baik dan
benar serta penggunan huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi kalimat?
2. Apa saja yang menjadi ciri-ciri kalimat?
3. Apa jenis atau klasifikasi kalimat sertakan dengan contohnya?
4. Apa-apa saja yang menjadi unsur kalimat?
5. Apa itu kalimat efektif?
6. Apa ciri-ciri dari kalimat efektif?
7. Apa saja yang menjadi syarat kalimat efektif? (di sertai dengan contoh)

1.3. Tujuan
1. Memahami pengertian dari kalimat dan mengetahui unsur unsur yang
membentuk kalimat.
2. Mampu mengetahui ciri-ciri dari kalimat.
3. Mampu mengidentifikasi jenis atau klasifikasi kalimat dan mampu
memberikan contoh dari kalimat.
4. Mampu mengidentifikasi apa saja yang menjadi unsur dari kalimat.
5. Memahami defenisi dari kalimat efektif.
6. Mampu mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif.
7. Mampu mengidentifikasi apa saja syarat dari kalimat efektif.
3

1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui defenisi dari kalimat.
2. Agar dapat mengetahui ciri-ciri dari kalimat.
3. Dapat mengidentifikasi jenis dan klasifikasi kalimat serta mampu
memberikan contoh dari kalimat.
4. Dapat mengidentifikasi unsur dari kalimat.
5. Dapat mengetahui defenisi dari kalimat efektif.
6. Dapat menyebutkan ciri – ciri dari kalimat efektif.
7. Dapat mengetahui syarat untuk kalimat efektif.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalimat


Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?)
untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Berikut pendapat beberapa ahli tentang defenisi kalimat :
1. KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat merupakan satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki pola intonasi final dan secara
aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat yang paling sederhana dalam
bahasa Indonesia terdiri dari dua unsur, yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).
2. Dardjowidojo (1988: 254)
Kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
3. Slametmuljana (1969)
kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut
sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata,
mungkin lebih.
4. Kridalaksana (2001:92)
kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari satu atau lebih
klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang
5

merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk


satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
5. Badudu (1994: 3-4)
Badudu mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki
dimensi bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus memenuhi kesatuan bentuk sebab
kesatuan bentuk itulah yang menjadikan kesatuan arti kalimat. Kalimat yang
yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus kesatuan arti.
Wujud struktur kalimat adalah rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan
aturan-aturan tata kalimat. Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh
rangkaian konsep yang terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat (yang baik)
selalu memiliki struktur yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya harus
menempati posisi yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya harus
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu
diurutkan menurut aturan tata kalimat.
6. Dardjowidjojo (1988:29)
Dardjowidjojo juga menjelaskan bahwa kalimat umumnya berwujud rentetan
kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Setiap kata termasuk kelas
kata atau kategori kata, dan mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan
rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula
macam kalimat yang dihasilkan.
7. Sultan Takdir Alisyahbana
Menurutnya kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil yang mengandung
pikiran lengkap.
8. Gorys Keraf
Goris mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian
ujaran itu sudah lengkap.
6

9. Fachruddin A.E
Fachruddin mendefinisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang
mempunyai arti tertentu, terdiri atas subjek dan predikat dan tidak tergantung
pada suatu konstruksi gramatikal yang lebih besar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat ialah bagian terkecil
dari ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh, merupakan satuan
gramatikal atau tata bahasa yang dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan, terdiri atas satu
atau lebih klausa yang ditata menurut unsur bahasa, yakni subjek dan predikat, serta
mempunyai pola perubahan nada pembicara pada akhir mengucapkan ujaran.

2.2. Ciri – Ciri Kalimat


Sebuah kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan pula.
2. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya(?), serta tanda seru(!).
3. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
4. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan
pelengkap.
5. Mengandung anggapan yang lengkap.
6. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana
mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya.
7. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
8. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut
disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin
melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.
7

2.3. Jenis - Jenis Kalimat


Jenis-jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam empat klasifikasi, yakni jenis kalimat
berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa, jenis
kalimat berdasarkan bentuk sintaksis, dan jenis kalimat berdasarkan cara penyampaian
(Prihantini, 2015). Berikut adalah pengklasifikasian jenis-jenis kalimat.
A. Jenis Kalimat Berdasarkan Peran Subjek dan Predikat
Pengklasifikasian jenis kalimat berdasarkan subjek dan predikat dibagi dalam dua
jenis, yakni kalimat aktif dan kalimat pasif.
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku
(agentif) atau yang melakukan tindakan.
Ciri kalimat aktif
a. Kalimat aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-,
memper-, imbuhan gabungan meN-i, meN-kan, memper-i dan memper-kan.
Contoh :
 Paman memotong kayu.
 Kakak menyirami bunga.
 Rijal memperkerjakan sepuluh karyawan.
b. Imbuhan kata kerja dalam kalimat aktif memiliki oposisi dengan imbuhan kata
kerja pasif yang berupa di-, diper, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan. Oposisi
berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh :
 Fahira menangkap capung. Imbuhan men- pada kata kerja
aktif.
 Capung ditangkap oleh Fahira. Imbuhan di- pada kata kerja
pasif sebagai oposisi.
 Thariq memperluas lapangan bola. Imbuhan memper- pada
kata kerja aktif.
c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber- namun bentuk
kalimat seperti ini tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
8

Contoh :
 Ical bermain tenis.
 Uni bertemu kakaknya.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita
dari suatu tindakan.
Ciri kalimat pasif
a. Kalimat pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-, di-i,
di-kan, diper-i, dan diper-kan yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan
kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan
perbedaan arti.
Contoh :
 Buku ditulis oleh Fahri. (Kata kerja pasif berimbuhan di-).
 Fahri menulis buku. (Kata kerja aktif berimbuhan meN-
sebagai oposisi).
 Pengajian dihadiri oleh semua warga. (Kata kerja pasif
berimbuhan di-i).
 Semua warga menghadiri pengajian. (Kata kerja aktif
berimbuhan men-i sebagai posisi).
b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O)
dalam kalimat aktif.
Contoh :
 Kalimat pasif: Jeruk (S) diperas (P) oleh ibu (O).
 Kalimat aktif: Ibu (S) memeras (P) jeruk (O).
c. Beberapa bentuk kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh :
 Telinganya kemasukan air.
 Pernikahan Ulfa terdokumentasikan dengan baik.
9

B. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa.


Pada klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah klausa, kalimat dibagi menjadi dua yaitu
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Kalimat Tunggal (Simpleks)
Kalimat tunggal atau simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau
satu struktur predikat (Prihantini, 2015), (Sasangka, 2015: 44). Kalimat
tunggal pada umumnya mengandung unsur wajib seperti subjek, predikat,
objek, dan pelengkap. Adapun unsur tak wajib pada kalimat tunggal yaitu
keterangan.
Contoh
 Yaya minum.
 Hamish makan nasi goreng tadi malam.
Menurut (Hardini, 2009: 7–8) ciri kalimat tunggal dapat dikenali dari
beberapa hal berikut.
a. Kalimat tunggal berbentuk kalimat dasar murni.
b. Kalimat tunggal berwujud kalimat dasar yang dapat diperluas dengan
berbagai keterangan.
c. Kalimat tunggal berbentuk kalimat dasar yang dapat berubah susunannya.
2. Kalimat Majemuk (Kompleks)
Kalimat majemuk atau kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu. Berdasarkan hubungan
semantik antarklausa, kalimat majemuk dibagi menjadi dua yaitu kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa
atau lebih, yang hubungan antarklausanya bersifat koordinatif.
Berdasarkan arti koordinator (konjungsi) kalimat majemuk setara dibagi
menjadi tiga jenis, yakni kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan,
kalimat majemuk setara hubungan perlawanan, dan kalimat majemuk setara
hubungan pemilihan.
10

1) Kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan


Kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan adalah kalimat yang
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan,
peristiwa, atau proses. Jenis kalimat ini ditandai dengan konjungsi
dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, atau baik ... maupun.
Contoh :
 Ubay meminum dan memakan hidangan di atas meja.
 Dia membeli peralatan tulis, serta menyiapkan perlengkapan
sekolah.
 Sahia menunduk, kemudian menangis karena bahagia.
 Anak itu mendengarkan, lalu mencatat pelajaran dari guru.
 Adik bercerita dengan semangat, sedangkan ayah mendengarkan
ketika menonton TV.
 Wanita itu menjawab, padahal dia tidak mengetahui
pertanyaannya.
 Alif pandai berbicara, baik di depan teman kelasnya maupun di
hadapan gurunya.

2) Kalimat majemuk setara hubungan perlawanan


Kalimat majemuk setara hubungan perlawanan adalah kalimat yang
menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan
atau tidak sama dengan apa yang dinyatakan kan pada klausa kedua.
Jenis kalimat ini ditandai dengan konjungsi tetapi, tetapi juga, atau
jangankan. Sedangkan dalam hubungan perlawanan yang menyatakan
penguatan dapat menggunakan konjungsi tidak/bukan saja, tidak/bukan
hanya, atau tidak/bukan sekedar pada klausa pertama, lalu diikuti dengan
konjungsi tetapi/melainkan juga pada klausa kedua.
Contoh :
 Dia telah menyelesaikan soal, tetapi pengawas belum
mengizinkan untuk meninggalkan tempat.
11

 Jangankan memakan bubur, meminum air pun dia belum bisa.


 Banjir tidak saja membawa sampah, tetapi juga menyeret rumah
warga di pinggir sungai.
 Orang itu bukan sekedar warga, melainkan juga pahlawan bagi
warga di kampungnya.
3) Kalimat majemuk setara hubungan pemilihan
Kalimat majemuk setara hubungan pemilihan adalah kalimat
yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau
lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh
koordinator (konjungsi). Kalimat ini ditandai dengan
konjungsi atau.
Contoh :
Ulfa bimbang harus belanja panci di toko atau dia harus
belanja panci secara daring.
Rijal harus memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua atau
dia harus tinggal dengan menyewa rumah.
b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih yang hubungan antarklausa hanya bersifat
subordinatif. Jenis kalimat ini terdiri atas induk kalimat dan anak
kalimat.

1) Induk kalimat (klausa utama)


Induk kalimat (klausa utama) adalah klausa dalam kalimat
majemuk bertingkat yang sekurang-kurangnya terdiri atas
objek dan predikat serta memiliki potensi untuk menjadi
kalimat sendiri.
Contoh
Andi memanjat (induk kalimat) saat teman lainnya mencari
galah (anak kalimat).
12

2) Anak kalimat (klausa bawahan)


Anak kalimat (klausa bawahan) adalah klausa yang tidak
berdiri tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap dan
selalu terikat dengan induk kalimat.
Contoh :
Sejak jembatan itu rusak, (anak kalimat) warga harus melewati
jalan tikus (induk kalimat).
C. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Sintaktis
Pada klasifikasi kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya kalimat dapat
dibedakan menjadi empat jenis yaitu kalimat berita, kalimat perintah,
kalimat tanya, dan kalimat seru.
1. Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat Berita atau kalimat deklaratif adalah kalimat yang digunakan
untuk membuat pernyataan dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh
Warga mengantre solar di SPBU karena kurangnya pasokan dari
pusat.
Siswa merayakan hari guru di sekolahnya masing-masing.
Berdasarkan tujuannya, kalimat berita dapat dibagi dalam
kalimat berita untuk menyatakan pemberitahuan, menyatakan laporan,
pengharapan, permohonan, perkenalan, dan undangan (Hardini, 2009:
30).
2. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah atau kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi
perintah, suruhan, atau permintaan. Kalimat ini biasanya ditandai
dengan tanda seru (!) di akhir kalimat.
Contoh
Masuk!
Buka buku halaman 100!
Tolong tutup kembali pintunya!
13

Terdapat beberapa jenis kalimat perintah atau imperatif, yakni kalimat


imperatif halus, imperatif permintaan, imperatif ajakan, imperatif
harapan, imperatif larangan, dan imperatif pembiaran. Berikut adalah
penjelasan dari enam jenis kalimat perintah
a.. Kalimat perintah (imperatif) halus.
Kalimat perintah halus digunakan untuk mengungkapkan perintah
secara halus. Untuk menghaluskan kalimat perintah, maka kata
perintah dapat diubah menjadi bentuk pasif (berawalan di-) atau
ditambahkan partikel -lah. Selain itu, dapat pula ditambahkan kata
seperti tolong, coba, dan silakan.
Contoh
Dibuka saja jendelanya agar ruangannya sejuk!
Makanlah nasi yang sudah disiapkan oleh ibu!
Tolong hapus papanya!
Coba kalian pelajari lagi materi hari ini!
Silakan Anda mengisi formulir yang ada di atas meja.
b. Kalimat perintah (imperatif) permintaan
Kalimat perintah permintaan digunakan untuk mengungkapkan
permintaan yang ditandai oleh kata minta dan mohon.

Contoh
Minta keringanannya, Pak!
Mohon buang sampah di tempatnya!
c. Kalimat perintah (imperatif) ajakan
Kalimat perintah ajakan digunakan untuk mengungkapkan ajakan
yang ditandai oleh kata ayo(-lah) dan mari(-lah).
Contoh
Ayo, berangkat!
14

Marilah kita bekerja dengan sungguh-sungguh!


d. Kalimat perintah (imperatif) harapan
Kalimat perintah harapan digunakan untuk mengungkapkan yang
ditandai oleh kata harap dan hendaknya.
Contoh
Harap mengembalikan LCD di tempatnya!
Hendaknya dia pulang lebih awal!
e. Kalimat perintah (imperatif) larangan
Kalimat perintah larangan digunakan untuk mengungkapkan
larangan yang ditandai oleh kata jangan(-lah).
Contoh
Jangan menggunakan ruang ini!
Janganlah menuliskan nama orang dengan huruf kecil!
f. Kalimat perintah (imperatif) pembiaran
Kalimat perintah pembiaran digunakan untuk mengungkapkan
sesuatu yang dibiarkan terjadi. Jenis kalimat ini ditandai dengan
kata biar(-lah) dan biarkan(-lah).
Contoh
Biar saya yang membeli beras!
Biarlah dia membawa keranjang itu!
Biarkan mereka pergi!
3. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang diawali dengan
kata tanya dan diakhiri oleh tanda tanya (?). Kata tanya yang
digunakan dalam kalimat interogatif yakni 5W+2H what (apa), who
(siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), how
(bagaimana), dan how much (berapa). Selain itu, ada juga kalimat
interogatif yang ditandai dengan penambahan partikel -kah.
15

Contoh :
 Apa yang ada di dalam kotak itu?
 Siapa yang memakai tas baru?
 Di mana kamu membeli buku?
 Kapan dia menaruh pisang di atas meja?
 Mengapa kamu melakukan ini padanya?
 Bagaimana orang itu membuat meja?
 Berapa orang yang akan kamu undang?
 Bukankah dia yang membantumu kemarin?
 Sudahkah mereka menyiram bunga?
4. Kalimat Seru (Eksklamatif)
Kalimat seru atau eksklamatif adalah kalimat yang biasa digunakan
untuk menyatakan perasaan kagum atau heran. Kalimat ini ditandai
dengan tanda seru (!) pada akhir kalimat dan adanya kata alangkah,
betapa, atau bukan main.
Contoh
Alangkah bahagianya dia ketika mengetahui anaknya menjadi
mahasiswa!
Betapa murahnya pakaian di toko ini!
Bukan main pidatonya, semua peserta sampai berdiri dan tepuk
tangan!
D. Jenis Kalimat Berdasarkan Cara Penyampaian
Terdapat dua jenis kalimat berdasarkan cara penyampaiannya, yakni
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut tentang dua jenis kalimat tersebut.
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat berita yang memuat peristiwa atau
kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip, atau
mengulang ujaran dari sumber tersebut.
Contoh
16

"Kamu harus mandi pagi ini!" kata ibu.


Ulfa berujar "Kita harus membangun rumah."
2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat berita yang memuat peristiwa
atau kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur,
tidak secara langsung menirukan atau mengucapkan dari sumber
tersebut.
Contoh
Ibu berkata bahwa kamu harus mandi pagi ini.
Ulfa berujar bahwa kita harus membangun rumah.

2.4. Pengertian Kalimat Efektif


1. KBBI
Kalimat efektif adalah kalimat yang memberikan pemikiran yang bisa dibaca jelas
oleh pembaca. Dengan kata lain, kalimat tersebut tidak mengandung maksud yang
lain atau menyimpang.
2. Menurut Rahayu
Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
3. Menurut Akhadiah , Arsjad , dan Ridwan :
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.
4. Menurut Arifin
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca
5. Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
17

6. Menurut Arif
Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan.
7. Menurut Badudu
Berpendapat bahwa sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan
baik sebagai alat komunikasi.
8. Menurut Parera
Mendefinisikan bahwa kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar,
disengaja, dan disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang
ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
9. Menurut Putrayasa
Bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secar
sempurna karena memenuhi syarat syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.
10. Menurut Wiyanto (2006)
Kalimat efektif adalah susunan kalimat yang mampu menyampaikan pesan atau
informasi secara singkat, lengkap, dan mudah dimengerti oleh pendengar. Singkat
yang dimaksud adalah hemat penggunaan kata.
11. Juni Ahyar
Menjelaskan kalimat efektif sebagai kalimat yang mengungkapkan gagasan atau
penulisan secara tepat. Efektif dalam hal ini adalah ukuran suatu kalimat yang
mampu menimbulkan pikiran pada pembaca atau pendengar. Dengan kata lain,
kalimat efektif berfungsi untuk mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaraanya.
18

Dari pendapat para ahli di atas kami menyimpulkan bahwa kalimat efektif
merupakan kalimat yang utuh dan tepat serta mudah dipahami dan sesuai dengan
kaidah kebahasaan, dan kalimat yang mampu menyampaikan informasi dengan
sempurna. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang memiliki kriteria yang
jelas.

2.5. Ciri Ciri Kalimat Efektif


1. Kesatuan dan Kesepadanan
Kalimat efektif harus memiliki keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat ini dapat dilihat dari
struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan
pikiran.
2. Kesejajaran
Kalimat efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang
diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapnya. Kesejajaran dalam
kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk kata atau kalimat atau konstruksi bahasa
yang sama dan dipakai untuk memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
3. Penekanan
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan pokok yang ingin ditekankan atau
ditonjolkan penulis untuk pembaca atau pendengar. Seorang pembicara akan
memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan,
meningkatkan suara, dan sebagainya.
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pemusatan perhatian
pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang
diberi penegasan/penekanan itu lebih mendapat perhatian dari banyak orang.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara
lain dengan cara pemindahan letak frase dan mengulangi kata-kata yang sama.
4. Hemat Kata
Hemat dalam kalimat efektif maksudnya adalah kehematan dalam pemakaian kata,
frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat
19

bukan karena jumlah katanya sedikit, melainkan menyangkut tentang gramatikal


dan makna kata.
Poin utamanya adalah seberapa banyaknya kata yang bermanfaat dan penting bagi
pembaca atau pendengar. Untuk membuat kalimat efektif yang hemat setidaknya
hindari pengulangan subjek kalimat, hiponim, bentuk kata bersinonim, makna
jamak yang ganda, pemakaian kata depan 'dari' dan 'daripada'.
5. Variasi Struktur Kalimat
Seseorang akan dapat menulis dengan baik apabila ia juga seorang pembaca yang
baik. Akan tetapi, pembaca yang baik tidak berarti ia juga penulis yang baik.
Seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang
lain.

2.6. Syarat Kalimat Efektif


1. Memiliki struktur yang sepadan
Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan antara
gagasan dengan struktur yang dipakai.
2. Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah
dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan subjek.
3. Tidak terdapat subjek ganda
Subjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus sehingga maknanya
menjadi sulit dipahami.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’
Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah kalimat
5. Bentuknya Paralel
Kalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata
benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya juga
harus menggunakan kata kerja.
20

2.7. Contoh Kalimat Efektif


Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut :
1. Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Grand Shoe Industry yang berdiri
pada tanggal 23 Maret 1975 oleh Bpk. Suwarno Martodiharjo yang berlokasi di Jalan
Sosial No. 4, Jakarta Barat.
Kalimat efektif
Berdasarkan penelitian, PT Grand Shoe Industry didirikan oleh Bapak Suwarno
Martodiharjo pada tanggal 23 Maret 1975 dan berlokasi di Jalan Sosial No. 4, Jakarta
Barat.
2. Kalimat tidak efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena terus
menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaan selama satu
bulan atau lebih.
Kalimat efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena melalaikan
kewajiban secara terus menerus dalam menjalankan tugas pekerjaan selama satu
bulan atau lebih.
3. Kalimat tidak efektif
Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
dalam menjalankan promosi memiliki pengaruh terhadap penjualan. Kalimat efektif
Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa promosi memiliki pengaruh terhadap penjualan.
4. Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini ingin
mengungkapkan beberapa temuan-temuan sebagai berikut.
Kalimat efektif
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ingin mengungkapkan beberapa
temuan berikut.
21

5. Kalimat tidak efektif


Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia yang menerbitkannya.
Kalimat efektif
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan diterbitkan oleh Gramedia
22

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Kalimat adalah sera ngkaian kata ya n g tersusun secara
b e r s i s t e m sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan,
pikiran,a t a u p e r a s a a n ya n g r e l a t i f l e n g k a p . D a l a m m e r a n g k a i k a t a
tersebut d i perlukan unsur-unsur dan pola dasar kalimat agar kalimat yang
terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yan g membentuk sebuah
kalimat,sebagai berikut :
1. Subyek
2. Predikat
3. Obyek
4. Pelengkap
5. Keterangan
Kelima unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar
s e h i n g g a dapat membentuk sebuah kalimat yang efektif.
1.2. Saran
Demikian makalah ini disusun. Semoga untuk kedepannya kita semua bisa
memahami unsur-unsur dan pola dasar kalimat, sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam penulisan. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang telah
mecoba memahami isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi. Kami
berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami demi
kesempurnaan makalah ini.
23

DAFTAR PUSTAKA

 DetikEdu, (25 Juni 2022 14:00 WIB) "Bedah Kalimat Efektif: Pengertian, Syarat,
Ciri-ciri, dan Contohnya", diakses dari https://www.detik.com. Diakses tanggal 24
september 2022.
 Liputan6.com (27 Januari 2022). “Kalimat Adalah Susunan Beberapa Kata, Ketahuiu
Pengertian dan Jenisnya”. liputan6.com. Diakses tanggal 02 Mei 2022.
 Media, Kompas Cyber (06 Agustus 2022). “Contoh Kalimat Berpelengkap”.
KOMPAS.com. Diakses tanggal 02 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai