Anda di halaman 1dari 6

Pretest Posttest Materi 3 Mata Kuliah Bahasa Indonesia

No. Absen : 531422104


Nama : Ika Safitri
Kelas :E
Prodi : Sistem Informasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Dalam menulis teks akademik, dikenal diksi atau pilihan kata. Pilihan kata tersebut harus
tepat dan sesuai. Apa yang dimaksud dengan ketepatan pilihan kata dan kesesuaian pilihan
kata?
2. Jelaskan hubungan antara gaya bahasa dengan ketepatan dan kesesuaian kata!
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
4. Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
5. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
6. Sebutkan fungsi paragraf dari sudut pandang penulis dan pembaca!
7. Jelaskan fungsi dan syarat pembentukan paragraf!
8. Jelaskan jenis-jenis paragraf berdasarkan isi!
9. Jelaskan jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama!
10. Jelaskan hakikat makna dan jenis-jenisnya!

Jawaban:
1. Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan, sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada
imajinasi pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara, maka setiap
pembicara harus berusaha secermat mungkin meilih kata- katanya untuk mencapai maksud
pembicaraan.

kesesuaian kata ialah kata yang dipilih sesuai dengan situasi dan kesempatan.
2. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Gaya resmi, misalnya,
dapat membawa pembaca atau pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian.
Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca atau pendengar ke dalam situasi rileks tetapi
efektif. Gaya bahasa berdasarkan nada yang di hasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga macam,
yaitu gaya sederhana, gaya menengah, gaya mulia dan penuh tenaga. Gaya bahasa sederhana
berdasarkan nada rendah.lain halnya dengan gaya tersebut, gaya bahasa menengah di bangun
berdasarkan rangkaian kata yang disusun dan berdasarkan kaidah sintaksis dengan maksud
untuk menghasilkan suasana damai dan kesejukan. Gaya mulia berbeda dengan kedua gaya
tersebut. Gaya ini penuh tenaga menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas,energi dan
tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan masa
dalam jumlah yang sangat banyak.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri
atas klausa. Sementara, efektif dalam KBBI diartikan sebagai ada efek (akibat, pengaruh,
kesan). Jadi dapat diartikan, kalimat efektif adalah satuan bahasa yang lengkap dan sesuai
kaidah yang dapat mengakibatkan pembaca atau pendengar mudah memahami.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Kalimat
yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. 

4. Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).

2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

3. Menggunakan diksi yang tepat.

4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.

5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

6. Melakukan penekanan ide pokok.

7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

8. Menggunakan variasi struktur kalimat.

5. Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang memiliki satu ide pokok dan cara penulisannya agak
menjorok ke dalam atau membuat garis baru. Nama lain paragraf adalah alinea. Paragraf
memiliki beberapa fungsi. Fungsi paragraf pertama sebagai pengantar ide, isi kalimat, serta
penutup kalimat dalam sebuah tulisan.
6. Berikut beberapa fungsi paragraf bagi penulis dan pembaca, yaitu:

 Adanya paragraf membuat sebuah teks atau bacaan mudah dan enak dibaca.
 Memberikan keteraturan dan juga kejelasan dari isi bacaan atau teks.
 Membuat pergantian gagasan yang baru menjadi lebih mudah.
 Membuat topik bacaan yang ingin dikembangkan menjadi lebih mudah.
 Kalimat-kalimat menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain.
 Memudahkan kita untuk melihat kalimat utama dan kalimat penjelas.
 Paragraf membuat kita mengetahui awalan dan akhiran dari sebuah cerita.

7. Syarat paragraf yang efektif adalah adanya koherensi dan kohesi antar kalimat. Mari kita bahas
satu per satu.
Koherensi antar kalimat
Koherensi berarti kepaduan. Suatu paragraf yang efektif mensyaratkan bahwa antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya harus padu, tidak random.

Kohesi antar kalimat


Kemudian untuk kohesi, mensyaratkan bahwa masing-masing kalimat dalam paragraf harus
merupakan kesatuan. Berapapun jumlah kata dan kalimatnya, antara satu sama lain harus
merupakan kesatuan informasi.

8. Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi tentang kisah suatu peristiwa atau kejadian yang
didasarkan pada data dan fakta yang ada.
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi tentang penggambaran sesuatu dan
menunjukkan kepada pembaca seperti apa sesuatu atau seseorang yang disampaikan dalam
tulisan tersebut.

paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan atau bujukan agar pembaca menerima
gagasan yang disampaikan oleh penulis. Untuk memperkuat gagasannya, pada paragraf
persuasi disampaikan sejumlah data atau fakta sehingga pembaca dapat menerima gagasan
tanpa adanya penolakan

paragraf argumentasi adalah paragraf yang ditulis sesuai pendapat si penulis. Biasanya dalam
paragraf argumentasi terdapat bukti dan alasan yang mendukung pendapat yang disampaikan.

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu dalam bentuk
uraian atau gagasan. Uraian yang disampaikan didukung dengan sejumlah fakta agar pembaca
bisa memercayainya.
9. Paragraf induktif Paragraf ini memberi penekanan ide atau gagasan lewat kalimat utama yang
memang sengaja diletakkan di akhir kalimat.

paragraf deduktif Adapun yang dimaksud awal paragraf ini tidak selalu terletak di kalimat
pertama. Sebab, banyak paragraf yang kalimat pertamanya merupakan kalimat transisi.

paragraf campuran Merupakan jenis paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan
diulang di bagian akhirnya. Pengulangan ini tidak harus seratus persen sama dengan kalimat utama
di awal paragraf. Karena boleh diubah bentuk kata beserta susunannya, namun ide pokoknya tetap
sama. Struktur dari jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya ini berawal dari pernyataan
umum, kemudian diperjelas dengan gagasan khusus, lalu kembali lagi ke umum.
10. makna adalah bahasa yang berkembang sesuai tuntutan masyarkat pemakainya. Pengembangan
diksi terjadi pada kata tetapi hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf dan
wacana.

1. Makna Kata secara Leksikal

Istilah kata leksikal sebenarnya berasal dari lesikon yang berarti kamus. Sehingga, makna
leksikal merupakan makna atau arti kata tersebut seperti yang tertulis dalam kamus. Sebagai
contoh kata "doa" mempunyai makna leksikal permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada
Tuhan, sebab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan demikian.

2. Makna Gramatikal

Makna kata dalam bahasa Indonesia yang kedua adalah makna gramatikal. Yang dimaksud
makna gramatikal yaitu pemaknaan kata yang muncul karena adanya proses-proses gramatik,
seperti afiksasi. Sebagai contoh, proses afiksasi dengan prfiks atau awalan "ber-" pada kata
'kerudung', sehingga mengubah kata tersebut menjadi 'berkerudung'. Imbuhan "ber-" pada kata
tersebut, telah mengubah makna kata kerudung yang semula bermakna kain penutup kepala,
menjadi bermakna "mengenakan kerudung". Selain afiksasi, makna gramatikal juga bisa
dipengaruhi proses gramatik lain seperti proses komposisi, proses reduplikasi, serta proses
komposisi atau kalimatisasi.

3. Makna Referensial

kata referensi merujuk pada suatu hal yang menjadi acuan. Karenanya, makna kata referensial
berarti makna kata yang menunjukkan referensi atau acuan suatu kata pada kondisi di kenyataan.

4. Makna Non-referensial

Berkebalikan dengan makna referensial, makna kata non-referensial merupakan kata yang tak
mempunyai referensi atau acuan di kondisi nyata. Biasanya, kata-kata ini bisa berupa artikel,
partikel, dan kata hubung. Contoh kata-kata dengan makna non-referensial yaitu 'dan', 'atau',
'serta', 'karena', 'maka', 'sebab', 'jika', 'sehingga', dan sebagainya

5. Makna Konotatif

Makna konotasi mungkin sudah familiar karena sering dibahas dalam pelajaran Bahasa
Indonesia. Ya, makna konotasi adalah makna kata yang berupa kiasan atau bukan merupakan
makna yang sebenarnya. Makna ini biasa digunakan untuk menunjukkan nilai rasa, sikap sosial,
atau pandangan tertentu. Oleh sebab itu, kata dengan makna konotatif sering dijumpai pada
kalimat-kalimat dalam karya sastra. Sebagai contoh:- Para caleg berebut suara rakyat untuk bisa
memenangkan pemilu. Pada kalimat tersebut, frasa "suara rakyat" merupakan kata dengan makna
konotasi. Sehingga, kata tersebut tidak bisa diartikan sebagaimana suara atau bunyi yang bisa
dijumpai di keseharian.

 
6. Makna Denotatif

Berbanding terbalik dengan makna konotasi, makna denotasi adalah makna kata dalam arti yang
sebenar-benarnya bukan kiasan. Makna denotatif relatif tak jauh beda dengan makna leksikal
dari suatu kata. Oleh karena itu, kata dengan makna denotatif biasa dijumpai dalam penulisan
yang bersifat ilmiah. Sebagai contoh:- Andi tidak lolos seleksi paduan suara karena dia
mempunyai suara yang cempreng. Pada kalimat tersebut, kata suara merujuk pada bunyi atau
suara yang memang bisa dijumpai atau dikeluarkan Andi sehari-hari. Hal ini diperjelas dengan
keterangan berupa kata sifat, yaitu sempreng.

7. Makna Kontekstual

Makna kata kontekstual merupakan makna dari sebuah kata yang muncul berdasarkan suatu
konteks penggunaannya dalam suatu frasa atau kalimat. Sebagai contoh kata "kepala" pada frasa
"kepala desa". Makna kata kepala dalam frasa tersebut akan berbeda dengan makna kata "kepala"
secara leksikal. Berbeda juga dengan makna kata "kepala" dalam frasa lain seperti "kepala
kereta", "kepala besar", dan sebagainya.

8. Makna Emotif

Selanjutnya, ada pula yang disebut dengan makna kata secara emotif. Secara umum, makna
emotif adalah makna dalam kata atau frasa yang berkaitan dengan perasaan. Artinya, pemaknaan
dari kata tersebut tergantung dengan emosi atau perasaan yang dirasakan seseorang saat
mengucapkan atau menuliskan kata tersebut. Makna emotif biasa ditemukan dalam kata-kata
sifat yang mewakili perasaan, seperti senang, sedih, susah, dan sebagainya. Atau bisa juga
melalui kata kerja yang juga dapat menggambarkan emosi seseorang, seperti menangis, tertawa,
menyesal, dan sebagainya. Itulah di antaranya jenis-jenis makna kata dalam bahasa Indonesia.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan.

Anda mungkin juga menyukai