Anda di halaman 1dari 13

MEMAHAMI , MENGANALISIS, MENGGUNAKAN

PARAGRAF DENGAN BAIK

Nela Bela Fitriani


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 15 A, Iringmulyo, Metro Timur, Kota Metro, Lampung 34112
E-mail:bellabela1115@gmail.com

Abstrak
Dalam komunikasi tulisan ilmiah, paragraf memeng peranan penting. Gagasan-
gagasan penulis hanya dapat disampaikan kepada pembaca melalui paragraf demi paragraf.
Paragraf yang tidak memiliki kesatuan dan kepaduan gagasan, tidak memiliki kejernihan
pealaran, dan tidak memeiliki kefaktifan bahasa dapat mengakibatkan ke tidak jelasan
gagasan yang akan dikomunikasikan. Pembaca akan salah dalam memahami maksut penulis.
Bila hal ini terjadi, pesan yang disampaikan penulis tidak mungkin ditangkap oleh pembaca
tepat seperti yang dimaksut penulis. Akibatnya, ciri ilmiyah pun hilang. Oleh karena itu,
kemahiran dalam menulis paragraf yang baik mutlak diperlukan bagi siapa saja yang terlibat
dalam komunikasi ilmiah.

Kata Kunci : Keterampilan Menulis, Tes Kemampuan Menulis

A. Pendahuluan
Paragraf memeng peran penting dalam komunikasi tulisan. Jelas tidaknya gagasan
yang disampaikan oleh seseorang melalui tulisan akan ditentukan oleh kemahiran orang
tersebut dalam mengungkapkannya melalui paragraf. Gagasan yang sederhana pula menjadi
sulit dipahami jika tidak diungkapkan melalui paragraf yang baik. Sebaliknya, gagasan yang
runit akan menjadi mudah dipahami manakala dituangkan kedalam paragraf yang baik.
menulis adalah pengetahuan dasar terhadap performansi atau kemampuan menulis. 1
Selain itu, aktivitas menulis merupakan bentuk perwujudan kemampuan berbahasa paling
akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan

1
The Relationship between Principal Leadership and Teacher Performance with Student
Characteristics Based on Local Culture in Senior High Schools. Kontigensi: Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(2),
87-98.
membaca. Jika dibandingkan dengan tiga kemampuan keterampilan berbahasa lainnya,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai meskipun yang bersangkutan penutur asli dari
bahasa tersebut. Hal ini dipengaruhioleh kemampuan menulis yang menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang menjadi isi karangan
atau tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi, harus terjalin sedemikian rupa sehingga
menghasilkan karangan yang runtut dan padu.2

Oleh karena itu, kemahiran menulis paragraf merupakan syarat mutlak dalam
komunikasi ilmiah. Setiap individu yang bergumul dalam dunia ilmu wajib belajar menulis
paragraf dengan baik. Bila tidak, kita belum layak disebut sebagai cendekiawa atau kaum
terpelajar.

B. Pembahasan

1. Hakikat paragraf

Paragraf merupaka miniatur dari suatu karagan. Syarat-syarat sebuah karangan ada
pada paragraf . Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan dasar utama bagi kegiata karag-
mengarang. Untuk dapat memahami pargraf secara baik, kita perlu mengetahui batasan-
batasan paragraf.

Paragraf kerap disebut dengan alinea. Alinea merupakn kesatuan dari sejumlah kalimat
yang mendukung suatu ide atau gagasan pokok. Dalam alinea itu gagasan tadi diperjelas
dengan uraian-uraian tambahan, dengan maksud agar pokok pikiran yang ingin disampaikan
dapat diterima dengan baik oelh pembaca atau pendengar.

Pembentukan sebuah paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan:

a. memudahkan pengertian dan pemahaman menceraikan suatu tema dari tema yang lain.
Oleh sebab itu setiap paragraf hanya boleh mengandung suatu tema bila yang terdapat dua
tema, maka aline itu harus dipecahkan menjadi dua aline.

b. memisahkan dan menegaskan perhatian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan
kita berhenti lebih lama dari pada pemberhentian pada akhir kalimat. Dengan demikian
perhatian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

Dari uraian tersebuat dapat disimpulkan bahwa paragraf meliputi hal-hal berikut:
2
Masden, S. Harold.1983. Technigue in Testing. Oxford University Press, New York.
1. Pargraf mempunyai ide pokok ( gagasan utama ) yang dikemas dalam kalimat topik.

2. Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, sedangkan
kaliat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang berfungsi memperjelas atau
menerangkan kalimat topik.

2. Starat-Syarat Pembentukan Paragraf

Paragraf dikatakan baik apabila paragraf mengikuti randu-randu paragraf yang baik.
Secara umum rambu-rambu paragraf meliputi kesatuan, panduan, ketepatan/ ketuntasan,
keruntutan dan konsistensi.

a. Kesatuan Pargraf

Salah satu hal yang mendasar untuk diperhatikan penulis adalah kesatuan paragraf.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Penulis yang masih dalam taraf
belajar ( tahap pemula ) sering mandapat kesulitan dalam pemeliharaan kesatuan ini.

Contoh :

Angklung merupakan alat musik tradisional masyarakat Sunda, yang sejak November2010
diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Alat musik tersebut berbahan pipa bambu.
Pada awalnya angklung dimainkan dengan tangga nada pentatonik yang terdiri ataslima nada,
seperti halnya gamelan dan alat tradisional lain. Tahun 1938 angklung mulaidimainkan
dengan tangga nada diatonik layaknya alat musik barat, seperti piano.

Contoh paragraf tersebut mengandung satu kalimat topik, yaitu angklung merupakan alat
musik tradisional masyarakat Sunda. Kalimat topik itu dikembangkan dengan empat kalimat
penjelas, yaitu (1) November 2010(angklung)diakui sebagai warisan. budaya olehUNESCO;
(2) Angklung berbahan pipa bambu; (3) Pada awalnya angklung dimainkandengan tangga
nada pentatonik ; (4)Tahun 1938 angklung mulai dimainkan dengan tangganada diatonik .
Keempat kalimat pengembang itu membicarakan persoalan yang sama,yaitu angklung. Oleh
karena itu, aspek kesatuan sebagai salah satu ketentuan paragraf yang baik terpenuhi.

b.Kepadua Paragraf

Paragraf dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan atau keterkaitan. Syarat kedua
yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Pembaca dapat
dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan
kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititik beratkan pada hubungan antara kalimat
dengan kalimat.

Keserasian hubungan antar kalimat dalam paragraf dapat dibangun dengan menggunakan
alat kohesi, baik gramatikal maupun leksikal. Alat kohesi gramatikal yangdapat digunakan
untuk membangun paragraf yang padu, antara lain, adalah (1) kata
transisi(konjungsi/ungkapan penghubung antarkalimat), (2) referensi (pengacuan), (3)
paralelisme(kesejajaran struktur), Sementara itu, alat kohesi leksikal, antara lain, berupa (1)
sinonim, (2) antonim, (3) hiponim, dan (4) repetisi (pengulangan).

Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan unsur kebahasaanyang


digambarkan dengan:

1) Repetisi atau pengulangan kata kunci

Contoh pemakaian repetisi:`

Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan
tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita
berikan, metode yang kita gunakan,dan evaluasi yangkita susun, tidak akan banyak
memberikan manfaat bagi anak didik dalammenerapkan hasil proses belajar-mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran,kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan,
metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.

Dalam paragraf di atas, kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang
dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal
paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kal imat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi
memelihara kepaduan semua kalimat.

2).kata ganti

Contoh pemakaian kata ganti.

Dengan penuh kepuasan pak riko memandangi hamparan padi yang tumbuhdengan
subur, jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetikhasilnya. Sudah
terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan
menimbunnya dihalaman rumah. Tentu anak nya dan calon menantunya acep akan ikut
bergembira. Hasil panen yang berlimpah itu tentudapat mengantarkan mereka ke mahligai
perkawinan.

Kepaduan paragraf di atas dibina dengan menggunakan kata ganti. Kata yang mengacu
kepada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti.
Pemakaian kata ganti dalam paragraf di atas berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat-
kalimat yang membina paragraf.

3) kata transisi atau ungkapan penghubung

Untuk menyatakan kepaduan dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang seringdigunakan
yaitu penggunaan kata atau frase (kelompok kata) dalam bermacam-macamhubungan.

Contoh pemakaian kata transisi.

Perkuliahan bahasa Indonesia sering kali sangat membosankan, sehingga


tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahusiswa. Hal ini disebabkan oleh
bahan kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah
diketahui oleh mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan
mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia
sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar atau sekurang-kurangnya sudah
mempelajari bahasa Indonesia selama sepuluh tahun, merasa sudah mampu
menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah
yang akan diberikan kepada mahasiswa, merupakan kesulitan tersendiri bagi para
pengajar bahasa Indonesia.

b) Pemerincian dan urutan isi paragraf

Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan bagaimana
hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas, dilihat dari urutan
perinciannya. perincian ini dapat diurut secara kronologis (menurut urutan waktu),
secaralogis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan
ruang, menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan
yanglain.

c.Kelengkapan paragraf
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukupuntuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragrafdikatakan
tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulanga-
pengulangan.

Perhatikan contoh berikut:

Suku dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih
atau bersengketa.

Paragraf diatas merupaka contoh paragraf yang diperluas dengan pengulangan. Kita
lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama, hanya diulangi dengan sinonimnya yaitu
kata berselisih dan bersengketa.

d. Keruntutan

Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian informasi disajikan secara urut, tidak
ada informasi yang melompat-lompat sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalan
pikiran penulis. Keruntutan paragraf ditampilkan melalui hubungan formalitas diantar
kalimat yang membentuk paragraf. Hubungan formalitas retsebut menunjukan pola urutan
penyajian informasi.

Contoh:

Saya lahir pada 02 Januari 1997 di kota Siantara, Sumatra Utara. Saya
merupakan anak salah seorang bapak yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah
lulus dari seklah menengah, saya diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang
lebih tinggi. Saya sangat senang dan bangga saya bisa masuk Universitas Negeri.
Mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan kemudian
membacanya akhirnya, membaca menjadi kegemara saya.

Penuli juga dapat menerapkan urutan khusus-umum dalam menyajikan informasinya.

Pada contoh tersebut penulis memulai paparannya dari saat lahir dilanjutkan dengan
masa sekolah. Urutan yang sistematis berdasarkan kronologi tersebut akan lebih
memudahkan pembaca memahami keseluruhan isi paragraf itu. Seandainya penulis ingin
memaparkan informasi itu secara terbalik ( flashback ), itu pun harus dilakukan secara
sistematis.

e.Konsisten

Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dengan
kata lain, sudut pandang dapat diartikan sebagai cara penulisan memandang ceritanya.
Berikut ini merupakan beberapa sudut pandang yang dapat digunakan penulisan dalm
kerangka.

a) Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti aku atau
saya .Dengan sudut pandang ini penulis seakan-akan terlibat dalam cerita dan
seolaholah bertindak sebagai tokoh cerita.

b) Sudut pandang orang ketiga biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti

dia atau nama orang yang menjadi tokoh dalam cerita.

Contoh :

Sebagai calon guru dan orangtua, kita tidak mudah mengendalikan anak laki-
laki yang sedang dalam masa pubertas. Ulahnya bermacam-macam dan sering kali
sangat menjengkelkan. Sebagai calon guru, kita mungkin mempunyai pengalaman
yang menarik untuk menangani masalah itu. Kemukakanlah pengalaman Anda
melalui rubrik ini. Mungkin pengalaman Anda dapat membantu orang tua lain
dalammengatasi masalah anak-anaknya.

Pada paragraf diatas penulis menggunakan kata kita dan Anda secara
konsisten.Pemilihan kata kita dan Anda tersebut menunjukkan bahwa penulis secara
sadar seolaholah ingin mengajak pembaca berkomunikasi langsung. Penulis
menempatkan pembaca sebagaimitra dialog interaktif. Penggunaan kata Anda
merupakan bentuk penyapaan kepada pembacayang efektif. Dengan cara itu pembaca
merasa dilibatkan dalam permasalahan yang sedangdikomunikasikan dalam paragraf
itu. Begitu juga dengan penggunaan kata kita, hal itu akanmenguatkan keterlibatan
dan keterikatan secara emosional pembacan dan penulis.
3.Setruktur Paragraf

Seperti yag telah diuraikan pada bagia sebelumya bahwa dalam membuat paragraf
kalimat topik harus dikembagkan dengan kalimat-kalimat penjelasan. Kalimat-kalimat
pejelas tersebut berfugsi mendukung, menjelaskan,atau megembangkan kalimat topik.

Struktur paragraf yang hierarkis tersebut, atara lai, adalah (1) kalimat topik (KT)
kalimat pegembangan langsung (2) kalimat topik (KT) kalimat pengembangan langsung
(KPL) kalimat pegembangan langsung (KPT), (3) kalimat pengembangan langsung (KPL)
kalimat topik (KT), (4) kalimat pengembangan tak langsung (KPT) kalimat pengembangan
langsung (KPL) kalimat topik (KT). Struktur paragraf (1) dan (2) diawali dengan kalimat
topik.

Contoh Paragraf Srtuktur :

Dalam hal pakaia adat, masyarakat Batak Toba memiliki tradisi berbusana yang
mereflesika kebersahaaan hidup dan religiusitas yang mendalam. Pakaia adat dikenalkan
ketika ada ritual. Para pria megeakan celana pajag wrna hitam, tapa menggunakan baju
dengan ulos para perempuan mengenakan kain batik dan kebaya polos dengan menyanggul
rambut mereka atau menyisir rambut mereka dengan rapih.

4. Jenis-jenis Paragraf

Dalam menuangkan gagasan itu, kita harus memperhatikan pola pernalara


Pengelompokan paragraf didasarkan pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak
gagasan utama itu, paragraf dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, Deduktif-
Induktif (campuran), ineratif, naratif.

.a. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan
utamanya terletak diawal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk
mendukung gagasanutama.Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu
dinyatakan dalam kalimat pertama.

.Contoh:

Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan. Narkoba memiliki


efekketagihan dan setiap jenis dari narkoba memiliki efek yang berbeda beda
diantaranya adalah dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat dari normal
bahkan banyak kasus orang yang menggunakan narkoba sampai mengalami kematian
karena overdosis.

b. Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak
diakhir paragraf.Paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu a) diawali dengan
penyebutan peristiwa- peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan
merupakan pendukung gagasan utama dan b) kemudian menarik simpulan
berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu.

Contoh :

Kadang hidup memang terasa penuh tantangan dan juga tugas yang harus
dijalankan dan diselesaikan. Bahkan sering juga hidup ini begitu melelahkan, waktu
sangat terasa begitu sempit, dari hari ke hari seolah-olah memang tidak cukup.Setiap
saat di tuntut harus belajar, mempersiapkan diri untuk masa mendatang.
Mempersiapkan tugas lama yang menunggu serta menyelesaikan tugas baru yang
sudah dimulai. Dan seluruh kegiatan hidup manusia ini memang sangat melelahkan.

Paragraf diawali dengan perincian yang berupa peristiwa-peristiwa khusus.


Peristiwakhusus itu berupa tugas yang harus di selesaikan karena penuh dengan
tantangan.Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah keadaan
siswa yang banyak tugas.Tulisan dengan pemaparan semacam itu dapat dikategorikan
sebagai paragraf induktif.

c. .Paragraf CampuranParagraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya


terletak pada kalimat pertama dan terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat
utama. Kalimat terakhir paragraf ini adalah penegasan dari pernyataan yang di
kemukakan dalam paragraf pertama.

.Contoh:

Pendidikan yang paling utama bagi anak adalah pendidikan karakter.

Dengan pendidikan karakter yang baik, si anak akan mempunyai pondasi karakter
dan mental yang kuat. Orang tua dan guru pun bisa bekerja sama untuk membentuk
karakteranak. Jika berhasil, orang tua dan guru akan lebih mudah dalam mentransfer
ilmumaupun nasihatnya kepada anak Jadi, sebagai calon guru pendidikan
karakterharus diutamakan dalam pendidikan.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah sebagai calon guru pendidikan karakterharus
diutamakan dalam pendidikan Gagasan utama itu kemudian diikuti oleh tigakalimat
penjelas. Ketiga kalimat penjelas itu adalah Pendidikan yang paling utamabagi anak
adalah pendidikan karakter.

d. .Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah


paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai
pengantarkemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat
penjelas untukmenguatkan atau mempertegas informasi.

Contoh:

Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan GunungSinabung,


Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yangmeletus itu,
banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya,
dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilandabanjir.Indonesia
memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana Bencana-bencana tersebut
menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen
menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dandihasilkan di lereng-
lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa banyak


musibahdan bencana. Dalam menyampaikan informasi penulis memulai dengan
menampilkan hal-hal yang bersifat khusus. Penulis mengawalinya dengan menampilkan
bermacam-macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia kemudian
menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk menegaskan bahwa semua yang terjadi
itu merupakan musibah yang menimpa masyarakat Indonesia, penulis menambahkan
informasi yang berupa akibatdari bencana itu.

e. Paragraf deskriptif atau naratif adalah gagasan utamanya terbesar pada seluruhkalimat
dan paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Semua kalimatnya adalahkalimat penjelas
dengan gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat itu. Jenis paragraf ini umumnya di
jumpai pada karangan-karangan deskriptif dan naratif.
.Contoh:

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna


bungamenjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan
berbagaiwarna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir
terasamenyejukkan hati.

Gagasan utama paragraf tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama, kedua,
danseterusnya. Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu, pembaca
harusmenyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan setiap kalimat dalam
paragraf itu, kitadapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana pada pagi hari
yang cerah.Inti sari itulahyang menjadi gagasan utamanya.
5.Kesimpulan
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang
mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dibuat dengan
membuatkata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa
ketukanatau spasi.Syarat Paragraf meliputi a) Kesatuan, dimana uraian-uraian dalam sebuah
paragraph diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang
terdapat dalam sebuah paragraph harus terfokus pada gagasan pokok. b) Kepaduan, Syarat
kedua yang ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau
tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun
olehkalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. c) Kelengkapan, Syarat ketiga
adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat
penjelasyang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.
.Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan,
analogi,contoh, definisi, sebab akibat dan klasifikasi. Pengembangan paragraf dengan cara
perbandingan menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian
juga,sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan dan sementara itu. 2. Cara Analog
bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memilikikesamaan
atau kemiripan. 3. Cara Sebab Akibat Pengembangan paragraf dengan cara sebabakibat
dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segiakibat.
Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena. 4.Cara
Definisi ialah adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara
definisi. 5.Cara klasifikasi, pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkanciri-
ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi
menjadi,digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Dan kemudian terdapat empat jenis paragraf yang biasa ditemukan yaitu :1. Paragraf
Deduktif yaitu paragraf yang kalimat utama berada di awal paragraf. Seperti menyatakan
darihal yang umum atau luas ke hal yang khusus. 2. Paragraf Induktif adalah paragraf
yangkalimat utamanya berada di akhir paragraf. 3. Paragraf Campuran , adalah paragraf
yangkalimat utamanya berada di awal dan ditegaskan kembali pada akhir paragraf.
Dandinyatakan dari hal yang umum ke hal yang khusus dan ditegaskan kembali pada hal
yangumum.4. Paragraf Naratif, adalah paragraf yang semua kalimatnya itu terintegrasi
dengan baik, mengambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf tersebut. Semua
kalimatmerupakan satu kesatuan isi dan satu kalimat pun tidak boleh sumbang. Setaelah itu
berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: paragraf pembuka,
paragraph penghubung dan paragrapf penutup.

Referensi

Hughes. Arthur. 1995. Testing for Language Teaching. Cambridge University


Press.Kaso, N., Aswar, N., Firman, F., & Ilham, D. (2019).
The Relationship between Principal Leadership and Teacher Performance with
Student Characteristics Based on Local Culture in Senior High Schools.
Kontigensi: Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(2), 87-98.
Masden, S. Harold.1983. Technigue in Testing. Oxford University Press, New York.
Nurdin, K., Muh, H. S., & Muhammad, M. H. (2019). The implementation of inquiry-
discovery learning. IDEAS: Journal on English Language Teaching and
Learning, Linguistics and Literature, 7(1).
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalan Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta. PBFE.
Heaning, Grant. 1987. A. Guide to Language Test Heinle & Heinle. Boston:
Massachusetts.Akhadiah, Sabarti. 1988. Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa.
Jakarta: Depdikbud.
Satata, Sri. Devi Suswandari Dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media
Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Anda mungkin juga menyukai