Wr.Wb
MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
Sasaran Perkuliahan:
Agar mahasiswa mampu dan terlatih dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, baik tulisan maupun lisan dalam
berbagai situasi terutama situasi resmi.
Materi Perkuliahan:
1. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
2. Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar . Jakarta :
Pustaka Jaya
3. Etty Indriati. 2001. Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Jakarta: Gramedia.
7. Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
9. Yuda, Purnomo. 1998. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi , Bandung: Buana
2. Bentuk aktivitas proses pengajaran adalah (a) kuliah tatap muka, (b)
ceramah, (c) dialog (diskusi) interaktif, (d) studi kasus, (e) penugasan
mandiri, dan (f) tugas baca.
Kata Transisi
Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan hubungan /
transisi.
Beberapa kata transisi
Hubungan tambahan, contoh : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,
berikutnya, lagipula.
Hubungan pertentangan, contoh : akantetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, dll.
Hubungan perbandingan, contoh : sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu.
Hubungan akibat, contoh : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu,
maka, oleh sebab itu.
Hubungan tujuan , contoh : untuk itu, untuk maksud itu.
Hubungan singkatan , contoh : singkatnya, pendeknya, akhirnya,
pada umumnya, dengan kata lain.
Hubungan waktu , contoh : sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
Hubungan tempat , contoh : berdekatan dengan itu
Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti orang
maupun kata yang lain.
Kata Ganti Orang
Kata Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan
paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di
atas, di sana, di sini dan sebagainya.
Kata Kunci
b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris kadang disebut juga sebagai paragraf paparan.
menguraikan sesuatu sejelas jelasnya agar pembaca mudah mengerti dan
jelas. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu
unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis
kronolis atau keruangan.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam
ekspositiris.Berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya
menegaskan pendapat penulis. Paragraf ini lebih bersifat membujuk
atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.
menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi.Oleh sebab itu,
karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam
novel, cerpen, atau hikayat.
KARANGAN
Pengertian Karangan
Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan
itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak
disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu
proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi
karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan
melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa
Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil,
dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan
dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis,
padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau
pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.
Jenis-jenis Karangan
1. Karangan Narasi
Karangan yang bertujuan untuk menceritakan atau menguraikan suatu urutan kejadian
atau peristiwa secara kronologis. Perincian peristiwa dan urutan waktu manjadi bagian
penting yang harus diperhatikan dalam karangan naratif. Terdapat tiga unsure utama
yang harus diperhatikan diantaranya tokoh, kejadian, dan latar (ruang dan waktu).
2. Karangan Deskripsi
Merupakan karangan yang berisi tentang penggambaran sesuatu, serta bersifat tata
ruang dan tata letak. Karanga deskriptif bertujuan untuk membuat pembaca seakan –
akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar
mengenai suatu tempat atau peristiwa. Tujuan lainnya ialah menjelaskan sebuah objek
secara terperinci tanpa adanya pengaruh pendapat pengarang di dalamnya.
3. Karangan Eksposisi
Karangan yang berisi pemaparan atau informasi mengenai sesuatu tanpa harus
memberikan kesimpulan. Pembahasan dalam karangan ini hanya tertuju pada suatu
objek. Dalam karangan eksposisi permasalahan ditampilkan melalui data, fakta, contoh,
dan sebagainya.
4. Karangan Persuasi
Merupakan karangan yang berisi ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan
alasan dan prospek baik yang meyakinkan. Persuasi juga merupakan tulisan yang berisi
ajakan untuk melakukan sesuatu.
5. Karangan Argumentasi
Karangan yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat atau
kesimpulan dengan didukung data – data atau fakta – fakta sebagai alasan atau
buktinya. Karangan argumentative berisi opini untuk memengaruhi, membujuk, atau
meyakinkan pembaca dengan adanya kesimpulan. Data dan fakta yang digunakan
untuk menyusun karangan argumentative dapat diperoleh melalui wawancara,
angket, observasi, penelitian lapangan, atau penelitian kepustakaan.
Ciri-ciri Karangan
Ciri-ciri karangan narasi:
1. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa,
pengalaman yang menarik kepada pembaca.
2. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang
jelas.
3. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
4. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
5. Bertujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang
disampaikan.