Anda di halaman 1dari 11

BAHASA INDONESIA

Kalimat Efektif= Kalimat efektif ialah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga dapat dipahami secara tepat, mudah, jelas, dan
lengkap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kalimat efektif:

Keparalelan: terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat:

a. Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. (salah)

b. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya menyampaikan ucapan terima kasih. (benar)

Ketepatan: kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.

a. Perawat teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah)

b. Perawat teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (benar)

c. Dia makan air. (salah)

d. Dia minum air. (benar)

Kecermatan: kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan yang terkenal itu menerima hadiah. (tafsiran ganda: mungkin mhs terkenal atau Stikes terkenal)

Kehematan: menghindari pemakaian kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.

Para hadirin berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang. (salah)

Hadirin berdiri setelah mengetahui presiden datang. (benar)

Beberapa kriteria penghematan:

1.Menghilangkan pengulangan subjek

Misalnya:

Karena (dia) tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Perawat itu meninggalkan pasien setelah (ia) memberi obat.

2.Menghindari pemakaian superordinat pada hiponim kata.

Perawat itu memakai baju (warna) putih.,Mahasiswa mulai kuliah (bulan) Oktober 2007.,(Burung) Kakatua itu bernyanyi

3.Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat

Dia hanya membeli bukunya saja.

Sejak dari pagi mahasiswa itu menangis.

Kita harus rajin belajar agar supaya berhasil.

Lalu kemudian mereka berlari ke kantin.

4.Tidak menjamakkan kata-kata berbentuk jamak.

Para hadirin sekalian = hadirin

Banyak orang-orang = banyak orang


Beberapa mahasiswa-mahasiswa= beberapa mahasiswa

Banyak-banyak terima kasih = terima kasih

Data-data = data

5.Kesepadanan: keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh kesatuan bahasa yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat memiliki ciri-ciri:

(1) mempunyai subjek dan predikat yang jelas yang dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada di depan subjek.

Di daerah-daerah sudah mempunyai rumah sakit. (salah)

Daerah-daerah sudah mempunyai rumah sakit. (benar)

(2) Tidak terdapat subjek ganda

Misalnya:

Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)

Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)

(3) Tidak memakai kata penghubung intra kalimat pada kalimat tunggal

Misalnya:

Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti kuliah pertama. (salah)

Kami datang agak terlambat. Kami tidak dapat mengikuti kuliah pertama. (benar)

(4) predikat kalimat tidak didahului kata yang

Kampus kami yang terletak di Jalan Kecak Nomor 12 Denpasar. (salah)

Kampus kami terletak di Jalan Kecak Nomor 12 Denpasar. (benar)

Kepaduan: kepaduan pernyataan dalam kalimat antara unsur-unsur pembentuk kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat ijin mengemudi (subjek tidak jelas)

Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

Kelogisan: ide kalimat dapat diterima akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Kambing sangat senang bermain hujan. (salah)

Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (salah)

Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. (salah)

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya. (salah)

PARAGRAF

1.Paragraf ialah sebuah wacana mini atau satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan
panjang ada pada paragraf.

2.Dalam paragraf, kalimat-kalimat harus disusun dengan kohesi (kesatuan dalam paragraf), memiliki koherensi (keterpautan makna), dan memiliki isi memadai sebagai
pendukung gagasan utama dalam paragraf.
Ciri kalimat utama: (1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut; (2) merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri; (3)
mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain; (4) dapat dibentuk tanpa sambungan dan frase transisi.

Ciri kalimat penjelas (1) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri; (2) kadangkala arti kalimat baru jelas ketika dihubungkan dengan
kalimat lain; (3) pembentukan-nya sering membutuhkan bantuan kata sambung dan frase transisi; (4) isinya berupa rincian, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

Ciri-Ciri Paragraf:

1. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

2. Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, dan menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.

3. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail
kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.

Fungsi Paragraf:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis, dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf . Berganti paragraf berarti berganti
pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

Jenis-jenis Paragraf:
berdasarkan letak kalimat topik

Paragraf deduksi: kalimat topik di awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat
khusus.

Paragraf induksi: kalimat topik berada di akhir paragraf sedangkan kalimat penjelas mengawali paragraf. Artinya, paragraf induksi menyajikan kasus khusus
terlebih dulu barulah ditutup dengan kalimat topik.

Paragraf kombinasi: kalimat topik di awal dan di akhir paragraf: kalimat topik dalam satu paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang
kedua berfungsi menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Penempatan kalimat topik kombinasi mencerminkan penalaran bersifat deduktif-induktif.

Paragraf penuh: paragraf penuh dengan kalimat topik. Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
menjadi kalimat topik. Paragraf jenis ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskripsi dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.

Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya/ Bentuk Pengembangannya:(1)Paragraf argumentasi: paragraf yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat dengan membahas
suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang disajikan secara logis dan objektif. Paragraf ini
dipakai dalam karya ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

Paragraf persuasi: isinya berupa ajakan yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Tujuan utamanya adalah membujuk, merayu,
mengajak, dan meyakinkan pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan penulis atau pembicara. Paragraf jenis ini digunakan dalam iklan di majalah, surat kabar,
radio, selebaran, kampanye, dll.

Paragraf deskripsi: melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa tentang suatu hal atau peristiwa secara objektif dengan harapan pembaca seolah-olah melihat
keadaan dan peristiwa tersebut secara langsung. Jenis paragraf ini digunakan dalam karya sastra dan biografi
Paragraf eksposisi: memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu yang berisi paparan pikiran atau pendapat dengan harapan dapat memperluas wawasan atau
pengetahuan dan pandangan orang lain. Paragraf jenis ini digunakan dalam memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu, cara kerja sebuah mesin,
cara mengkonsumsi obat-obatan, dsb.

Paragraf narasi: menuturkan rangkaian peristiwa atau keadaan yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk penceritaan. Jenis paragraf ini digunakan dalam
novel, cerpen, dan roman.

Contoh Paragraf yang tidak padu

 Biji yang patut dipilih sebagai bibit memiliki beberapa ciri. Setelah dipilih, bibit disemaikan terlebih dahulu. Biji yang dijadikan bibit harus masih

dalam keadaan utuh. Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda.

Contoh Paragraf yang padu

 Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah. Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. Ternak sudah lama tidak

memperoleh makanan yang berupa rerumputan hijau. Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. Banyak sawah yang tidak tergarap lagi;
tanahnya mengeras dan pecah-pecah.

Jenis Paragraf menurut posisi dan fungsi dalam karangan:

1) Paragraf pembuka: berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dijelaskan atau dibicarakan; menarik minat dan perhatian pembaca; menyiapkan atau
menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

2) Paragraf penghubung/pengembang: bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka yang berisi
contoh-contoh dan ilustrasi, inti masalah, dan uraian pembahasan. Paragraf pengembang berfungsi: (a) mengemukakan inti persoalan; (b) memberi ilustrasi dan contoh;
(c) menjelaskan hal yang akan diuraikan dalam paragraf berikutnya; (d) meringkas paragraf sebelumnya; (e) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan

3) Paragraf penutup: berfungsi untuk mengakhiri bagian karangan (subbab, bab) atau seluruh karangan. Paragraf ini berisi simpulan yang dipaparkan dalam paragraf
penghubung dan juga dapat berisi penegasan kembali tentang maksud penulis yang penting dalam paragraf penghubung.

Syarat-syarat pembentukan paragraf:

1. Kesatuan paragraf: paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang seluruhnya harus merupakan kesatuan. Tidak boleh ada kalimat yang tidak
mendukung kesatuan paragraf.

2. Kepaduan paragraf (koherensi): kalimat-kalimat yang membangun paragraf memiliki hubungan pikiran yang logis.

3. Keruntutan: penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut sehingga enak dibaca, mudah dipahami, dan
menyenangkan pembaca.

Asas Paragraf yang Baik:

 Kejelasan: mudah dipahami dan tidak mungkin menimbulkan salah tafsir

 Keringkasan: tidak boros kata, tidak berlebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-ulang ide yang sama, tidak bertele-tele dalam menyampaikan

gagasan.

 Ketepatan: karangan dapat menyampaikan butir-butir pengetahuan kpd pembaca dengan kecocokan sepenuhnya sebagaimana maksud penulis.

Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa, dll.

 Kesatupaduan: segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar, bergayutan, dan relevan pada satu gagasan pokok atau pikiran utama

 Pertautan atau koherensi: saling kait antar kalimat dalam paragraf dan antar paragraf

 Harkat: karangan harus benar-benar berbobot

Teknik Pengembangan Paragraf:

 Teknik alamiah: pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan waktu.


 Teknik klimaks dan antiklimaks: mulai dari informasi yang memiliki gradasi rendah menuju informasi yang bergradasi tinggi, atau sebaliknya mulai

dari informasi penting ke informasi yang kurang penting

 Teknik umum-khusus dan khusus-umum: mulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus atau sebaliknya, mulai dari hal yang khusus

dan dilanjutkan dengan gagasan utama/umum.

 Teknik perbandingan dan pertentangan: memperjelas gagasan utama dengan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan

 Teknik analogi: menyamakan sesuatu dengan yang sdh dikenal dengan yang kurang dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang kurang

dikenal

 Teknik contoh-contoh: memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelas kepada pembaca

 Teknik sebab akibat: memperlihatkan hubungan antar kalimat dalam paragraf. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan akibat sebagai

kalimat penjelas. Atau sebaliknya, sebab berfungsi sebagai kalimat penjelas dan akibat berfungsi sebagai kalimat utama.

 Teknik definisi luas: pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi

 Teknik klasifikasi: penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama.

PENALARAN

Pengertian Penalaran

 Penalaran ialah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada simpulan.

 Fakta dan data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

 Orang tentu akan menerima fakta dan data yang benar dan akan menolak fakta dan data yang tidak jelas kebenarannya. Di sinilah letaknya kerja
penalaran.

Unsur-unsur Penalaran

 Fakta

 jumlahnya tak terbatas

 perlu diklasifikasi

 Proposisi

Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran maupun kesalahannya

Contoh Proposisi

 Sebagian besar mahasiswa Semester I STIKES berasal dari Bali.

 Semua mahasiswa yang diterima di STIKES merupakan kelulusan pilihan 1.

 Di rumah sakit Sanglah sudah tidak ada lagi pasien yang diduga penderita penyakit flu burung.

Contoh pernyataan yang bukan proposisi

 Penyakit I Pondal konon karena akibat serangan leak.

 Menurut cerita di ruangan itu terdapat banyak roh alus.

 Dia lulus ujian karena waktu dia berdoa untuk kelulusannya, doanya mendapat sahutan yang nyaring dari seekor cecak.

PROSES PENALARAN
 Penalaran Induktif

 Penalaran yang pengambilan kesimpulan atau keputusan prinsipnya berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus.

 Penalaran Deduktif

 Penalaran yang pengambilan kesimpulannya bertolak dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.

Penalaran Induktif

 Generalisasi

 Analogi

 Hubungan Kausal

Generalisasi

 Pengertian

 Suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.

 Syarat-syarat:

 Gejala khusus yang diamati hendaknya memadai berdasarkan keheterogenan dan kehomoginan gejala.

 Gejala yang diamati cukup mewakili populasi.

 Kekecualian yang terlalu banyak harus dihindari.

 Generalisasi tidak terlalu luas.

Analogi

 Pengertian

 Proses penalaran yang menarik kesimpulan berdasarkan gejal;a khusus lainnya yang memiliki kesamaan esensial.

 Contoh

 Indah adalah seorang mahasiswa STIKES. Ketika ayahnya mengikuti seminar di Uud dia minta dibelikan beberapa literatur keperawatan pada bursa
PSIK Unud.

Hubungan Kausal

 Hubungan sebab-akibat umumnya dapat berlangsung dalam tiga tipe:

 Sebab – akibat

 Akibat – sebab

 Akibat - akibat

Penalaran Deduktif

 Silogisme

 Entimem

 Silogisme kategorik
 Silogisme hipotetik

 Silogosme alternative

Silogisme

 Proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan atau premis untuk mencapai kesimpulan atau konklusi.

 Premis terdiri atas premis mayor, yakni proposisi yang dianggap benar untuk semua anggota kelas tertentu dan premis minor, yakni proposisi yang
mengidentifikasikan pada fenomena khusus sebagai anggota dari kelas tersebut.

Silogisme kategorik

Premis Mayor: Semua manusia akan mati.

Premis Minor : Limbat adalah seorang manusia.

Konklusi : Limbat pasti akan mati juga

Silogisme hipotetik

P My : Semua mahasiswa, jika memperoleh IPK 3 ke atas,akan mendapat beasiswa.

P Mn: Sathya IP-nya di atas 3.

Kl : Sathya akan mendapat beasiswa.

Silogisme alternatif.

P My: Pasien itu dirujuk ke RSUP Sanglah atau RSUD Wangaya.

P Mn: Pasien itu dibawa ke RSUD Wangaya.

Kl : Pasien itu pasti tidak dibawa ke RSUP Sanglah.

Entimem

Entimem adalah silogisme yang telah dihilangkan salah satu proposisinya, namun proposisi yang dihilangkan tersebut tetap dianggap ada dan
diketahui oleh orang lain.

Contoh

 Silogisme

 Pmy : Semua dokter tahu berbagai penyakit.

 PMn : Indra adalah seorang dokter.

 Kl : Indra pasti tahu berbagai penyakit.

 Entimem :Sebagai seorang dokter Indra pasti tahu berbagai penyakit.

Salah Nalar

1) Generalisasi atau Perampatan terlalu luas.

Contoh

Semua orang Bali pintar menari.


2) Analogi yang digunakan bukan ciri esensial

Contoh

Karena ingin menjadi bintang sinetron Irma rajin menggunakan bedak Pond’s.

3) Kesalahan yang bersumber dari penarikan hubungan sebab akibat, misalnya penyimpulan berdasarkan tahyul atau penalaran pada iklan.

Contoh

Seorang anak mendapat juara karena mengonsumsi produk susu tertentu.

Ketika panas terik Nia dan teman-temannya cukup lama berteduh di bawah pohon beringin. Sesampai di rumah badannya terasa lemas. Ibunya menyimpulkan
bahwa Nia lemes karena gangguan roh yang menghuni pohon beringin.

4) Kesalahan berpikir deduktif karena premis mayor yang partikular.

Contoh

PMy: Banyak penderita diabetes sembuh karena berdiet gula

PMn: Emilia adalah penderita diabetes yang selalu berdiet gula

Kl : Emilia pasti akan sembuh.

5) Kesalahan akibat penarikan kesimpulan dari dua premis negatif.

Contoh

PMy: Tidak ada binatang berkaki dua yang menyusui

PMn: Babi bukan binatang berkaki dua.

Kl : Babi tidak menyusui.

6) Kesalahan karena term tengah tidak merupakan bagian dari term mayor.

Contoh

PMy: Semua pasien yang dirawat di ruang VIP A mendapat fasilitas AC

PMn: Wayan adalah pasien di ruang VIP Kl : Wayan tidak mendapat fasilitas AC

CARA MENULIS ABSTRAK YANG BAIK DAN BENAR


Abstrak adalah rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat atau
dengan kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang benar, tepat dan jelas mengenai isi
suatu dokumen (Ahira, 2009).
Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi
artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang
baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca
setelah judul. Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah tergantung pada kesan
yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian artikel yang paling sulit
dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan satu kemutlakan yang
harus ada (persyaratan dalam akreditasi jurnal ilmiah) (Santoso, 2009).
Abstrak seperti sinopsis. Hanya dengan membaca abstrak, pembaca sudah bisa
memahami apa yang ada dalam sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu, abstrak harus jelas,
singkat, padat dan mudah dipahami (Ahira, 2009).
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang
terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak
diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi
artikel pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi
logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, pendekatan
yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode), hasil yang dicapai dalam penelitian
serta kesimpulan yang diperoleh. Setiap unsur hendaknya diungkapkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu panjang
(Santoso, 2009).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian
kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti)dan ringkasan hasil penelitian (bila
dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-
hal lain seperti hipotesis, pembahasan dan saran tidak perlu disajikan (Ahira, 2009).
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil
penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak
untuk dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dilakukan untuk memudahkan anda
mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang
berlembarlembar. Sehingga dengan adanya abstrak dapat membantu mencari referensi
penelitian yang dicari(Ahira, 2009).
Adapun tujuan pembuatan abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Untuk melengkapi tulisan ilmiah seseorang.
2. Untuk membantu pengguna informasi memperpendek waktu pemilihan imformasi.
3. Untuk mengatasi kendala bahasa.
Halaman abstrak menyajikan intisari skripsi, yang mencakup (Hasil lokakarya metodologi
penulisan skripsi program studi kimia, 2005):
1. Masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya.
2. Metode yang digunakan.
3. Hasil yang diperoleh.
4. Kesimpulan utama dan saran yang diajukan (bila ada).
Jangan sekali-kali mencamtumkan informasi ataupun kesimpulan yang tidak dibahas dalam
skripsi.
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau
istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli dan berupa kata
tunggal atau gabungan kata. Kata kunci diperlukan untuk kepentingan komputerisasi sistem
informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan dengan mudah judul-judul penelitian
beserta abstraknya (Ahira, 2009).
Halaman abstrak bahasa Inggris diketik pada halaman baru. Ketentuannya sama
dengan abstrak dalam bahasa Indonesia (Hasil lokakarya metodologi penulisan skripsi
program studi kimia, 2005).
Adapun hal-hal yang perlu ada dalam abstrak adalah (Fakultas Teknologi Industri, 2007):
1. Masalah yang akan diteliti.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Hasil yang diperoleh pada penelitian.
4. Kesimpulan.
5. Kata kunci.
Menurut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
(2007), hal-hal yang tidak diperbolehkan ada dalam abstrak yaitu sumber acuan, informasi
lain yang tidak berhubungan dengan penelitian dan gambar atau tabel.
Adapun format penulisan abstrak adalah sebagai berikut.
1. Awal kalimat merupakan kata benda.
2. Terdiri dari maksimal 250 kata, diluar kata depan dan kata sambung.
3. Dalam bentuk satu paragraf.
4. Menggunakan spasi 1.
5. Menggunakan huruf Times New Roman.
6. Terdapat kata kunci yang terdiri dari maksimal 5 kata dan disusun secara alfabet.
7. Ditulis sebelum bab pendahuluan.
8. Rata kiri-kanan. 9. Ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12 pt.

Anda mungkin juga menyukai