Kalimat Efektif= Kalimat efektif ialah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga dapat dipahami secara tepat, mudah, jelas, dan
lengkap.
Keparalelan: terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat:
a. Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. (salah)
b. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya menyampaikan ucapan terima kasih. (benar)
Ketepatan: kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
a. Perawat teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah)
b. Perawat teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (benar)
Kecermatan: kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan yang terkenal itu menerima hadiah. (tafsiran ganda: mungkin mhs terkenal atau Stikes terkenal)
Kehematan: menghindari pemakaian kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.
Misalnya:
Perawat itu memakai baju (warna) putih.,Mahasiswa mulai kuliah (bulan) Oktober 2007.,(Burung) Kakatua itu bernyanyi
Data-data = data
5.Kesepadanan: keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh kesatuan bahasa yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik.
(1) mempunyai subjek dan predikat yang jelas yang dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada di depan subjek.
Misalnya:
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)
(3) Tidak memakai kata penghubung intra kalimat pada kalimat tunggal
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti kuliah pertama. (salah)
Kami datang agak terlambat. Kami tidak dapat mengikuti kuliah pertama. (benar)
Kepaduan: kepaduan pernyataan dalam kalimat antara unsur-unsur pembentuk kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat ijin mengemudi (subjek tidak jelas)
Kelogisan: ide kalimat dapat diterima akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya. (salah)
PARAGRAF
1.Paragraf ialah sebuah wacana mini atau satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan
panjang ada pada paragraf.
2.Dalam paragraf, kalimat-kalimat harus disusun dengan kohesi (kesatuan dalam paragraf), memiliki koherensi (keterpautan makna), dan memiliki isi memadai sebagai
pendukung gagasan utama dalam paragraf.
Ciri kalimat utama: (1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut; (2) merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri; (3)
mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain; (4) dapat dibentuk tanpa sambungan dan frase transisi.
Ciri kalimat penjelas (1) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri; (2) kadangkala arti kalimat baru jelas ketika dihubungkan dengan
kalimat lain; (3) pembentukan-nya sering membutuhkan bantuan kata sambung dan frase transisi; (4) isinya berupa rincian, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
Ciri-Ciri Paragraf:
1. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2. Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, dan menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
3. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail
kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Fungsi Paragraf:
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis, dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf . Berganti paragraf berarti berganti
pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
Jenis-jenis Paragraf:
berdasarkan letak kalimat topik
Paragraf deduksi: kalimat topik di awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat
khusus.
Paragraf induksi: kalimat topik berada di akhir paragraf sedangkan kalimat penjelas mengawali paragraf. Artinya, paragraf induksi menyajikan kasus khusus
terlebih dulu barulah ditutup dengan kalimat topik.
Paragraf kombinasi: kalimat topik di awal dan di akhir paragraf: kalimat topik dalam satu paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang
kedua berfungsi menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Penempatan kalimat topik kombinasi mencerminkan penalaran bersifat deduktif-induktif.
Paragraf penuh: paragraf penuh dengan kalimat topik. Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
menjadi kalimat topik. Paragraf jenis ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskripsi dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.
Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya/ Bentuk Pengembangannya:(1)Paragraf argumentasi: paragraf yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat dengan membahas
suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang disajikan secara logis dan objektif. Paragraf ini
dipakai dalam karya ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Paragraf persuasi: isinya berupa ajakan yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Tujuan utamanya adalah membujuk, merayu,
mengajak, dan meyakinkan pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan penulis atau pembicara. Paragraf jenis ini digunakan dalam iklan di majalah, surat kabar,
radio, selebaran, kampanye, dll.
Paragraf deskripsi: melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa tentang suatu hal atau peristiwa secara objektif dengan harapan pembaca seolah-olah melihat
keadaan dan peristiwa tersebut secara langsung. Jenis paragraf ini digunakan dalam karya sastra dan biografi
Paragraf eksposisi: memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu yang berisi paparan pikiran atau pendapat dengan harapan dapat memperluas wawasan atau
pengetahuan dan pandangan orang lain. Paragraf jenis ini digunakan dalam memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu, cara kerja sebuah mesin,
cara mengkonsumsi obat-obatan, dsb.
Paragraf narasi: menuturkan rangkaian peristiwa atau keadaan yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk penceritaan. Jenis paragraf ini digunakan dalam
novel, cerpen, dan roman.
Biji yang patut dipilih sebagai bibit memiliki beberapa ciri. Setelah dipilih, bibit disemaikan terlebih dahulu. Biji yang dijadikan bibit harus masih
dalam keadaan utuh. Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda.
Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah. Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. Ternak sudah lama tidak
memperoleh makanan yang berupa rerumputan hijau. Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. Banyak sawah yang tidak tergarap lagi;
tanahnya mengeras dan pecah-pecah.
1) Paragraf pembuka: berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dijelaskan atau dibicarakan; menarik minat dan perhatian pembaca; menyiapkan atau
menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2) Paragraf penghubung/pengembang: bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka yang berisi
contoh-contoh dan ilustrasi, inti masalah, dan uraian pembahasan. Paragraf pengembang berfungsi: (a) mengemukakan inti persoalan; (b) memberi ilustrasi dan contoh;
(c) menjelaskan hal yang akan diuraikan dalam paragraf berikutnya; (d) meringkas paragraf sebelumnya; (e) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
3) Paragraf penutup: berfungsi untuk mengakhiri bagian karangan (subbab, bab) atau seluruh karangan. Paragraf ini berisi simpulan yang dipaparkan dalam paragraf
penghubung dan juga dapat berisi penegasan kembali tentang maksud penulis yang penting dalam paragraf penghubung.
1. Kesatuan paragraf: paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang seluruhnya harus merupakan kesatuan. Tidak boleh ada kalimat yang tidak
mendukung kesatuan paragraf.
2. Kepaduan paragraf (koherensi): kalimat-kalimat yang membangun paragraf memiliki hubungan pikiran yang logis.
3. Keruntutan: penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut sehingga enak dibaca, mudah dipahami, dan
menyenangkan pembaca.
Keringkasan: tidak boros kata, tidak berlebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-ulang ide yang sama, tidak bertele-tele dalam menyampaikan
gagasan.
Ketepatan: karangan dapat menyampaikan butir-butir pengetahuan kpd pembaca dengan kecocokan sepenuhnya sebagaimana maksud penulis.
Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa, dll.
Kesatupaduan: segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar, bergayutan, dan relevan pada satu gagasan pokok atau pikiran utama
Pertautan atau koherensi: saling kait antar kalimat dalam paragraf dan antar paragraf
Teknik umum-khusus dan khusus-umum: mulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus atau sebaliknya, mulai dari hal yang khusus
Teknik perbandingan dan pertentangan: memperjelas gagasan utama dengan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan
Teknik analogi: menyamakan sesuatu dengan yang sdh dikenal dengan yang kurang dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang kurang
dikenal
Teknik contoh-contoh: memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelas kepada pembaca
Teknik sebab akibat: memperlihatkan hubungan antar kalimat dalam paragraf. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan akibat sebagai
kalimat penjelas. Atau sebaliknya, sebab berfungsi sebagai kalimat penjelas dan akibat berfungsi sebagai kalimat utama.
Teknik definisi luas: pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi
Teknik klasifikasi: penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama.
PENALARAN
Pengertian Penalaran
Penalaran ialah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada simpulan.
Fakta dan data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Orang tentu akan menerima fakta dan data yang benar dan akan menolak fakta dan data yang tidak jelas kebenarannya. Di sinilah letaknya kerja
penalaran.
Unsur-unsur Penalaran
Fakta
perlu diklasifikasi
Proposisi
Contoh Proposisi
Di rumah sakit Sanglah sudah tidak ada lagi pasien yang diduga penderita penyakit flu burung.
Dia lulus ujian karena waktu dia berdoa untuk kelulusannya, doanya mendapat sahutan yang nyaring dari seekor cecak.
PROSES PENALARAN
Penalaran Induktif
Penalaran yang pengambilan kesimpulan atau keputusan prinsipnya berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus.
Penalaran Deduktif
Penalaran yang pengambilan kesimpulannya bertolak dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
Penalaran Induktif
Generalisasi
Analogi
Hubungan Kausal
Generalisasi
Pengertian
Suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Syarat-syarat:
Gejala khusus yang diamati hendaknya memadai berdasarkan keheterogenan dan kehomoginan gejala.
Analogi
Pengertian
Proses penalaran yang menarik kesimpulan berdasarkan gejal;a khusus lainnya yang memiliki kesamaan esensial.
Contoh
Indah adalah seorang mahasiswa STIKES. Ketika ayahnya mengikuti seminar di Uud dia minta dibelikan beberapa literatur keperawatan pada bursa
PSIK Unud.
Hubungan Kausal
Sebab – akibat
Akibat – sebab
Akibat - akibat
Penalaran Deduktif
Silogisme
Entimem
Silogisme kategorik
Silogisme hipotetik
Silogosme alternative
Silogisme
Proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan atau premis untuk mencapai kesimpulan atau konklusi.
Premis terdiri atas premis mayor, yakni proposisi yang dianggap benar untuk semua anggota kelas tertentu dan premis minor, yakni proposisi yang
mengidentifikasikan pada fenomena khusus sebagai anggota dari kelas tersebut.
Silogisme kategorik
Silogisme hipotetik
Silogisme alternatif.
Entimem
Entimem adalah silogisme yang telah dihilangkan salah satu proposisinya, namun proposisi yang dihilangkan tersebut tetap dianggap ada dan
diketahui oleh orang lain.
Contoh
Silogisme
Salah Nalar
Contoh
Contoh
Karena ingin menjadi bintang sinetron Irma rajin menggunakan bedak Pond’s.
3) Kesalahan yang bersumber dari penarikan hubungan sebab akibat, misalnya penyimpulan berdasarkan tahyul atau penalaran pada iklan.
Contoh
Ketika panas terik Nia dan teman-temannya cukup lama berteduh di bawah pohon beringin. Sesampai di rumah badannya terasa lemas. Ibunya menyimpulkan
bahwa Nia lemes karena gangguan roh yang menghuni pohon beringin.
Contoh
Contoh
6) Kesalahan karena term tengah tidak merupakan bagian dari term mayor.
Contoh
PMn: Wayan adalah pasien di ruang VIP Kl : Wayan tidak mendapat fasilitas AC