OLEH:
KELOMPOK: 2
2021
ANALISIS JURNAL PNEUMONIA
JUDUL Pengaruh Madu terhadap Frekuensi Batuk dan Napas serta Ronkhi pada Balita Pneumonia
PENYUSUN Diah Ayu Agustin, Nani Nurhaeni, Nur Agustini
DIPUBLIKASIKAN Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), Vol.2, April, 2017
1. Ringkasan Jurnal
Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan secara normal atau spontan (lahir melalui vagina) dan persalinan
abnormal atau persalinan dengan bantuan suatu prosedur seperti Sectio Caesarea. Pada proses section caesarea dilakukan tindakan
pembedahan, berupa irisan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi (Abasi,2015 dalam
Utami,2016).hasil dari data RISKESDAS tahun 2013, angka ibu melahirkan dengan section caesarea di Indonesia 9,8% dengan proposrsi
tertinggi di DKI Jakarta 19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara 3,3 %. Melahirkan melalui operasi Sectio Caesarea menunjukan
bahwa melahirkan secara section caesarea akan memerlukan waktu penyembuhan luka uterus/rahim yang lebih lama daripada persalinan
normal. Selama luka belum benar-benar sembuh, rasa nyeri bias saja timbul pada luka tersebut. Penanganan yang sering digunakan untuk
menurunkan nyeri post section caesarea berupa penanganan farmakologi. Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif untuk nyeri
sedang dan berat. Namun demikian pemberian faarmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk
mengontrol nyerinya (Van Kooten, 1999; Anggorowati dkk, 2007 dalam Swandari, 2014). Manajemen nonfarmakologi yang sering
diberikan anatar lain yaitu denganmeditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi progresif, guided imagery, nafas ritmik, operant
conditioning, biofeedback, membina hubungan terapiutik, sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus, hypnosis, music, acupressure,
aromatherapy (Andarmoyo). Pemberian aromatherapy lavender merupakan salah satu dari terapi komplementer berupa latihan teknik
relaksasi komplementer berupa latihan teknik relaksasi pernapasan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh hasil p-value (0,000) < α (0,05), yang berarti ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberian aromatherapi lavender berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di. Sesuai dengan teori
gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall bahwa impuls nyeri dihambat saat sebuah pertahanan ditutup, sehingga dapat
menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan. Hal ini menyatakan bahwa aromatherapi akan merangsang keluarnya hormone enfekalin,
serotonin dan endorphin. Tarik napas dalam dapat memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa ketidaknyamanan atau cemas,
stress fisik dan emosi yang menyebabkan nyeri meningkat, sehingga mendekatkan hubungan terapeutik perawat dan klien. Pemberian
aromatherapi lavender direkomendasikan agar dapat diterapkan dan di kombinasikan dengan terapi komplementer lain sebagai terapi
pendamping atau sebagai bagian dari intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami nyeri
pasca operasi.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi aromatherapy lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada post
operasi section caesarea.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a. Kelebihan pada jurnal ini madu merupakan obat pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan bahan yang aman diberikan untuk
balita pneumonia status usia 1 tahun
b. Madu sebagai obat alternatif yang bersifat alami yang tidak mengandung bahan kimia
c. Pemberian madu murni lebih aman dan efektif daripada obat-obatan ataupun tanpa treatment
Kekurangan
a. Pada jurnal ini tidak dijelaskan efek samping dari penggunaan madu untuk anak yang berusia dibawah 1 tahun
Pada analisis jurnal ini akan dibahas analisis bagian demi bagian dalam publikasi di jurnal tersebut menggunakan metode analisis
jurnal : PICOT, sebagai berikut:
P I C O T
(Populasi) (Intervensi) (Comparison) (Outcome) (Time)
Populasi penelitian ini 1. Penelitian ini melihat Metode penelitian ini Karakteristik balita Penelitian ini dilaksanakan
adalah pasien balita penurunan frekuensi adalah z quasi- pneumonia pada penelitian di rumah sakit yg ada di
pneumonia yang termasuk batuk, frekuensi napas, experimental: pre-test– ini mayoritas berusia 12-23 jakarta. Pada hari pertama
ke dalam kriteria inklusi bulan (38%), jenis kelamin sebelum pemberian
dan menghilangnya post-test, non-equivalent
responden yaitu balita yang laki-laki (55,9%), dan madu,pada kelompok
ronkhi yang signifikan control group. Jumlah
berusia 1- <5 tahun. status gizi normal (97,1%). intervensi atau air putih
dengan intervensi yang sampel 34 balita
Penelitian ini dilakukan di Mayoritas balita pada kelompok kontrol
dilakukan yaitu berdasarkan rumus besar
rumah sakit di Jakarta, mendapatkan ASI eksklusif dilakukan pre-test (kurang
antara lain pneunomia
pemberian madu pada sampel kategorik (61,8%) dan balita yang lebih pukul 17.00).
termasuk dalam 10 besar balita pneumonia. Pada berpasangan. Kelompok mendapat imunisasi DPT Kelompok intervensi
penyakit dan jumlah pasien hari pertama sebelum intervensi sejumlah 17 dan campak (70,6%). diberikan madu murni
balita yang di rawat dengan pemberian madu pada orang, diberikan madu Frekuensi batuk dan ronkhi sebanyak 2,5cc 30 mnt
pneumonia selama periode kelompok intervensi murni 2,5 cc 30 menit sebelum dan sesudah sebelum anak tidur malam
Januari – Desember 2014 atau air putih pada sebelum anak tidur perlakuan pada kelompok (kurang lebih pukul 18.00)
sebanyak 151 anak. kelompok kontrol malam (± pukul 18.00) kontrol tidak menunjukkan selama 3 hari sedangkan
pengaruh bermakna, kelompok kontrol diberikan
dilakukan pre-test (± selama 3 hari. Kelompok
frekuensi napas air putih 2,5cc 30 mnt
pukul 17.00). Setelah kontrol sejumlah 17
menunjukkan pengaruh sebelum anak tidur malam
itu, kelompok orang diberikan air putih
bermakna (p=0,001). (kurang lebih pukul 18.00)
intervensi diberikan 2,5 cc 30 menit sebelum Variabel terikat pada Pada hari keempat
madu murni sebanyak anak tidur malam (± kelompok intervensi secara dilakukan post test (kurang
2,5 cc 30 menit pukul 18.00) selama 3 keseluruhan variabel lebih pulul 09.00) pada
frekuensi batuk, frekuensi kelompok intervensi dan
sebelum anak tidur hari. Pengukuran hasil
napas, dan ronkhi kelompok kontrol
malam (± pukul 18.00) penelitian dilakukan pada
menunjukkan pengaruh
selama 3 hari, hari pertama sebelum
yang bermakna antara
sedangkan kelompok perlakuan dan hari
sebelum dan setelah
kontrol diberikan air keempat setelah perlakuan (p=0,0001).
putih 2,5 cc 30 menit perlakuan. Instrumen - Hasil marginal
sebelum anak tidur yang digunakan ialah homogenity test untuk
malam (± pukul timer, stetoskop, lembar kelompok kontrol tidak
18.00). Pada hari observasi, dan kuesioner. menunjukkan pengaruh
keempat dilakukan Analisis data bivariat bermakna pada