a. Fase Orientasi:
Salam terapeutik : “Selamat pagi, Bu. Saya perawat Tri yang akan bertugas merawat
Ibu hari ini. Terima kasih Ibu telah mempercayakan kami untuk membantu mengatasi
masalah Ibu”.
Evaluasi dan validasi : “Bagaimana perasaan Ibu sekarang?” (tunggu jawaban klien).
“Saya lihat ibu sangat tertekan dan menderita atas masalah ini”.
Kontrak : “Saat ini saya akan mengumpulkan data terkait dengan sakit yang ibu
derita, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana asal mula masalah ibu
sehingga ibu tidak bisa makan selama beberapa hari. Waktu yang saya butuhkan
adalah 15—20 menit, dan ibu tetap saja istirahat di atas tempat tidur ini”.
b. Fase Kerja : “Apakah yang ibu rasakan sekarang?” “Jelaskan bagaimana asal
mula penyakit yang ibu rasakan sekarang!” (tunggu respon klien). “Apakah
pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan selama ibu di rumah?” (tunggu
respons klien)
c. Fase Terminasi :
Evaluasi subjektif/ Objektif : “Bagaimanakah perasaan ibu sekarang?” (tunggu
respons pasien). “Berdasarkan data hasil wawancara dapat kita identifikasi bersama
bahwa ibu mengalami nyeri pada lambung dan mual-muntah jika makan”.
Kontrak yang akan datang : “Baiklah, Bu. Saya akan berkonsultasi dengan dokter dan
10 menit lagi saya akan kembali untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai hasil
kesepakatan dengan dokter”.
Rencana Tindak Lanjut : “Ibu harus terus mencoba makan dan minum, minum air
hangat atau teh manis, dan makanan yang tidak menimbulkan rasa mual. Cobalah
biskuit ringan untuk memulai”.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dalam tahap ini sikap perawt yang komunikatif dan klien yang kooperatif merupakan
faktor penting dalam penetapan diagnosa keperawatan yang tepat
Kemampuan komunikasi disini juga diperlukan dalam menulis analisis data yang
didapat dari pengkajian serta mendiskusikan masalah yang dtemukan baik kepada
klien, keluarga maupun teman sejawat.
“Berdasarkan data yang saya peroleh melalui pemeriksaan fisik dan informasi dari ibu
terkait dengan keluhan yang menyebabkan ibu masuk rumah sakit, saya
menyimpulkan bahwa ibu mengalami gangguan nutrisi karena ada masalah pada
proses digesti. Lambung ibu bermasalah, terkait dengan masalah pada lambung ibu,
saya akan berkolaborasi dengan dokter untuk pengobatan dan tindakan selanjutnya.”
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Menentukan tujuan, kriteria keberhasilan dan rencana tindakan keperawatan secara
tertulis dan komunikatif
Diskusi dengan klien dan keluarganya ntuk menentukan metode pelaksanaan tindakan
yang sesuai dan nyaman bagi klien
Membuat rujukan atau tindakan kolaboratif melaui kerjasama dengan tim kesehatan
lain
4. IMPLEMENTASI
Diskusi dengan profesional kesehatan lain
Pendidikan kesehatan
- Menunjukan muka yang jujur dengan klien, hal ini penting agar terciptanya hubungan
saling percaya dengan klien
- Mempertahankan kontak mata dengan baik, kesungguhan dan pertahian perawat dapat
dilihat dari kontak mata saat berkomunikasi dengan klien
- Fokus kepada klien agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang
diinginkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
- Mempertahankan postur terbuka, sikap terbuka dari perawat dapat menumbuhkan
keberanian dan kepercayaan klen dalam mengikuti tindakan keperawatan
4. IMPLEMENTASI….cont
Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai
dan menghormati klien
Relatif rileks saat bertemu klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santi juga tidak
membawapeangaruh yang baik dalam hubungan perawat dgn klien
Pada tahap pelaksanaan petugas kesehatan juga harus meningkatkan kempuan non
verbalnya dengan “SOLER” yaitu :
S = Sit
Duduk menghadap klien. Postus tubuh ini memberikan kesan bahwa perawat ada disana
untuk mendengarkan dan tertarik dengan apa yang sedang dikatakan klien
O =observe ( mengamati )
Yaitu suatupostur terbuka (menahan lengan dan tangan tidak menyilang ) postur ini
menyatakan bahwa perawat adalah terbuka terhdapa apa yang dikatakan klien.
L = Lean (condong ke arah klien )
Postur ini perawat terlibat dan tertarik pada interaksi yang sedang dilaksanakan
E = Establish ( melakukan dan mejaga kontak mata )
Keterlibatan perawat dgn kesediaan untuk mendengar apa yg klien sedang katakan.
Ketidakhadiran kontak mata atau pergeseran mata memberi pesan bahwa perawat tidak
tertarik akan apa yang dikatakan klien
R = Relax
Pentingnya untuk mengkomunikasikan suatu perasaan atau kondisi yg nyaman dan
harmonis dalam berkomunikasi dengan klien
Kegelisahan menandakan adanya masalah dan multitafsir
5. Evaluasi keperawatan
Catatan respon verbal dan non verbal klien
Penilaian keberhasilan tindakan keperawatan berdasarkan tujuan dari kriteria
keberhasilan
Mempengaruhi rencana keperawatan
Penjelsan tindak lanjut atau revisi rencana keperawatan (bila perlu) secara tertulis
Hubungan Komunikasi Perawat dengan Tim Kesehatan lain
Kolaborasi merupakan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
TREND DAN ISSUE YANG TERJADI
Hambatan kolaborasi tim kesehatan lain dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional
dan institusional. Inti dari konflik perawat dan tim kesehatan lain terletak pada perbedaan
sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan untuk
mencapai tujuan kolaborasi team:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik
professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain.
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3.Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang tak bisa dipisah
– pisahkan dan disendirikan.
Komunikasi antara Perawat dengan Dokter
Komunikasi antara Perawat dengan Perawat
Komunikasi antara Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya secara berkolaborasi
Konflik
Marquis dan Huston (1998) mendefinisikan konflik sebagai masalah internal dan eksternal
yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua
orang atau lebih.
Littlefield (1995) mengatakan bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau
proses.
Kategori Konflik
Konflik Intrapersonal
Konflik Interpersonal
Konflik Antar kelompok (Intergroup)
Beberapa sumber konflik dalam organisasi dapat disebabkan oleh beberapa hal
berikut.
1. Keterbatasan sumber daya.
2. Perbedaan tujuan.
3. Ketidakjelasan peran.
6. Masalah organisasi.
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan kondisi
yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi berjalan.
1. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
2. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.
3. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi
yang disampaikan.
4. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara Anda.
Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
5. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi
pada saat negosiasi.
6. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
7. Jujur.
8. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
9. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan mintalah
waktu untuk menjawabnya.
10. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.
11. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
12. Bersabarlah
Hindari
1. Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.
2. Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.
3. Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
4. Tidak berurutan.
5. Membuat hanya satu pilihan.
6. Memaksakan kehendak.
7. Berusaha menekankan pada satu pendapat.
1. Mengendalikan artinya panduan formal yang harus dipatuhi oleh masyarakat bila
ingin mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan kesehatannya.
2. Motivasi artinya yaitu dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka menjaga kesehatannya dan apa yang
dapat dikerjakan untuk memperbaiki derajat kesehatannya.
Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa, klien akan lebih mudah untuk
menerima penjelasan yang disampaikan karena tanpa adanya perantara yang dapat
mengurangi kejelasan informasi.
Contoh Komunikasi Model Shanon Dan Weaver
PERAWAT : Permisi, selamat siang bu.
PASIEN : Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak
seperti dulu.
PERAWAT : Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan kepada ibu, cara
mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi. Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola
makan ibu,agar teratur serta hindari makanan yang pedas dan asam karena makanan
tersebut dapat mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung
bu.
PASIEN : Baik sus.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
Peran dominan oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam keadaan darurat/akut
untuk menyelamatkan kehidupan klien, sehingga klien harus patuh terhadap segala
yang dilakukan perawat. Kita tidak dapat menerapkan posisi dominan ini pada klien
dewasa yang dalarn keadaan kronik karena klien dewasa mempunyai komitmen yang
kuat terhadap sikap dan pengetahuan yang kuat dan sukar untuk dirubah dalam waktu
yang singkat.
Peran Love yang berlebihan juga tidak boleh diterapkan terhadap klien dewasa,
karena dapat mengubah konsep hubungan profesional yang dilakukan lebih kearah
hubungan pribadi.
Contoh Komunikasi Model Komunikasi Leary
PERAWAT : Selamat Siang!
PERAWAT : Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang (sambil
memberikan minum)
PASIEN : (Meminum air yang d berikan)
PERAWAT : Ibu sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya, lukanya
akan segera saya bersihkan!
PASIEN : Iya sus
Next………
PERAWAT : (Perawat membersihkan lukanya, 15 menit kemudian luka
selesai dibersihkan) Ibu lukanya sudah selesai di bersihkan, luka ibu ini dalam dan
lebar bu,ini harus dijahit.
PASIEN : Iya sus,tapi saya tidak berani di jahit!
PERAWAT : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan
keluarga biasa menunggu menunggu diruangan ini dulu, perawat linda akan segera
datang memberikan resep obat yang akan dibeli, dan pembayarannya keluarga biasa
langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA PASIEN: Iya sus,terimakasih.
Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa ,karena
profesional kesehatan ( perawat ) memperhatikan karakteristik dari klien yang akan
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi
secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga
melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks
komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.