SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI 2021 Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen, 1998). Adapun komponen-komponen dari konsep diri yaitu: 1. Identitas diri 2. Citra tubuh (body image) 3. Peran diri 4. Ideal diri 5. Harga diri Melakukan pengkajian konsep diri Perawat: Selamat pagi Pasien: Iya selamat pagi sus Perawat: Perkenalkan saya perawat Ana, boleh saya tau ini dengan Ibu siapa? Pasien: Ibu Meri Perawat: Baik Ibu Meri, permisi saya cek gelangnya ya, (perawat mengecek gelang pasien) iyaa benar dengan Ibu Meri, baik Ibu Meri bagaimana perasaannya pagi ini? Pasien: Baik saja sus Perawat: Baik Ibu Meri, mohon maaf Ibu dirawat di rumah sakit ini sudah berapa hari ya? Pasien: Sudah 14 hari sus Perawat: Ohh sudah 2 minggu ya bapak, namun saya lihat Ibu hanya diam di kamar saja dan jarang untuk berinteraksi dengan pasien yang lain ya Pasien: iyaa sus Perawat: Mohon maaf sebelumnya Ibu, apakah saya boleh melakukan wawancara terhadap bapak tentang kasus ini, mengapa Ibu hanya diam di kamar saja dan jarang melakukan interaksi sosial, apakah Ibu bersedia? Pasien: Kira-kira berapa lama ya sus? Perawat: Apakah 15 menit terlalu lama Ibu? Pasien: Tidak sus, iya saya mau sus Perawat: Baik bapak terimakasih, sebelum kita mulai ada yang Ibu ingin tanyakan? Pasien: Tidak sus Perawat: Baik jika tidak mari kita mulai wawancaranya ya Perawat: Baik pertanyaan saya yang pertama, dari keseluruhan bagian tubuh Ibu, bagian mana yang paling sangat Ibu suka? Pasien: hmm ga ad sih sus Perawat: Boleh dijelaskan alasannya kenapa Ibu? Pasien: Tubuh saya besar, kulit saya gelap sus, rambut saya kriting, yaa saya malu sus kalau bertemu dengan orang-orang dan jarang juga orang yang mau berteman dengan saya sus Perawat: Ohh jadi ini salah satu alasan Ibu Remi jarang keluar kamar dan berinteraksi ya? Pasien: Iya sus Perawat: Baik ibu, ibu remi terlahir menjadi perempuan, apakah ibu puas terlahir menjadi perempuan? Pasien: Ga puas sus, karena saya pengen dilahirkan sebagai laki-laki Perawat; Kalau boleh saya tau alasannya kenapa ya ibu? Pasien: hmmm saya merasa kalau saya jadi laki-laki lebih gampang saya merubah diri saya, misalnya berbaur dengan teman2 sus Perawat: Ohh berarti ibu kurang suka ya menjadi perempuan, jika menjadi laki-laki ibu merasa lebih mudah untuk berbaur dengan teman-teman di luaran sana ya, begitu ya ibu? Pasien: Iya sus Perawat: Baik untuk pertanyaan selanjutnya, kalau boleh saya tau cita-cita ibu waktu kecil ingin menjadi apa? Pasien: Saya ingin menjadi Pramugari sus, tapi dengan kondisi tubuh yang seperti ini cita-cita saya kandas dan saya juga tamatan smp sus Perawat: Ohh menjadi pramugari, Trus bagaimana perasaan ibu saat cita-cita ibu belum Tercapai? Pasien: Sedih dan kecewa sih sus Perawat: Mungkin masih ada keinginan yang belum tersampaikan ibu? Pasien: hmm saya pengen merasakan SMA dan bangku kuliah sus, saya pengen melihat orang tua saya bangga dengan saya karena saya tamatan sarjana dan tidak menyusahkan orang tua saya lagi Perawat: Ohh gitu bapak, sekarang bagaimana perasaan ibu meri di usia yang hampir menginjak 30 tahun namun ibu belum bekerja? Pasien: Sedih sekali sus, malu dengan orang tua dan teman-teman saya karena saya masih bergantung dengan orang tua saya Perawat: saya juga bisa mengerti bagaimana perasaan ibu meri ya, ibu kan sekarang dirawat di rumah sakit ini, dan pastinya peran ibu sebagai anak juga terganggu, apakah ibu merasakan malu dengan hal itu? Pasien: Saya merasa sangat mengecewakan orang tua saya sih sus, belum kerja juga, gagal lah intinya saya menjadi anak sus Perawat: Baik ibu, saya juga mengerti dengan keadaan ibu, pasti yang ibu rasakan berat ya? Pasien: Iya sus Perawat: Baik ibu, wawancara untuk pagi ini sudah selesai ya, mungkin lain waktu kita bisa mengobrol hal-hal positif yang ada di diri ibu ya, Terimakasih atas waktunya, saya m ohon izin untuk keluar ya ibu meri, selamat beristirahat