Anda di halaman 1dari 7

Setelah perawat melakukan operan shift pagi.

Perawat Anita melakukan pengkajian kepada


pasien Bed 1 Ny. Haryati, 23 tahun yang baru dirawat hari ini dengan masalah kejiwaan isolasi
sosial. Pada hari ini, pasien menunjukkan tanda gejala menyendiri di sudut ruang rawat, malas
bergaul, mata tampak kurang tidur serta menunjukkan sikap pesimis. Perawat A menghampiri
Ny. Haryati.

Perawat: “Selamat pagi, ibu Haryati. Perkenalkan saya perawat Anita yang akan bertugas
merawat ibu pada pagi hari ini. Ibu lebih senang dipanggil apa?”
Pasien: “Yati”
Perawat: “Baik, kalau begitu sekarang saya panggilnya Mbak Yati, ya. Bagaimana perasaan
Mbak Yati pada pagi hari ini?”
Pasien: “Saya sedang tidak mau diganggu suster”
Perawat: “Baik, kalau belum ada yang ingin diceritakan. 10 menit ke depan nanti saya kesini lagi
ya, Mbak Yati.”

10 menit kemudian

Perawat: “Halo, Mbak Yati, sudah 10 menit berlalu. Apakah kita bisa berbincang-bincang?”
Pasien: “Boleh tapi ga lebih dari 15 menit ya, suster.”
Perawat: “Baik, kita mau berbincang-bicang dimana?”
Pasien: “Di sini aja sus”
Perawat: “Baik, 15 menit ke depan kita akan berbincang-bincang sebagai pendekatan, tempatnya
di sini. Bersedia?”
Pasien: “Iya, suster.”
Perawat: “Bagaiamana perasaan Mbak Yati hari ini?apakah masih suka menyendiri?”
Pasien: “Saya lebih suka menyendiri, sus daripada saya bergaul dengan yang lain.”
Perawat: “Apakah saya boleh tau penyebabnya kenapa?”
Pasien: “Saya kecewa dengan diri saya karena saya gagal untuk menggapai cita-cita saya sebagai
designer terkenal. Saya merasa keluarga saya tidak menginginkan saya, maka itu keluarga saya
membawa saya ke sini. Sejak dulu saya sudah tidak disenangi oleh banyak orang, saya sering di
bully oleh teman saya.”
Perawat: “Okee, ada lagi yang Mba Yati rasakan?”
Pasien: “Itu saja suster, intinya saya merasakan sangat kesepian karena semua orang tidak
menginginkan saya. Jadi saya lebih tenang dengan kesendirian saya.”
Perawat: “Kalau boleh tau, Mbak Yati tinggal dengan siapa di rumah?”
Pasien: “Saya tinggal ber4 dengan orangtua serta 1 saudara saya.”
Perawat: “Kalau di rumah, siapa orang yang paling dekat dengan Mbak Yati?”
Pasien: “Saya jarang mengobrol dengan keluarga saya, maka itu saya tidak dekat dengan anggota
keluarga saya. Satu-satunya orang yang dekat dengan saya adalah pacar saya, tapi dia
meninggalkan saya, semenjak saat itu tidak ingin dekat dengan siapapun karena takut
ditinggalkan.”
Perawat: “Apakah Mbak Yati memiliki teman dekat yang lain?”
Pasien: “Tidak, sus. Karena saat SMP saya dibully, semenjak lulus SMP saya tidak percaya
dengan semua orang untuk dijadikan teman deket, hanya sekedar teman biasa saja.”
Perawat: “Apakah ada hambatan dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”
Pasien: “Tidak ada, tetapi sekarang saya ingin sekali punya teman untuk teman bercerita saya.”
Perawat: “Iya benar sekali, jika kita memiliki masalah dan bercerita ke teman, maka beban
masalah akan berkurang karena teman juga akan memberikan saran dan nasihatnya. Terus
menurut Mbak Yati, apa yang dirasakan jika tidak memiliki teman?“
Pasien: “Saya merasa selalu menyendiri, hidup saya tidak berwarna dan tidak ada yang bisa
menolong saya disaat kesulitan.”
Perawat: “Ohiya, kita sudah berbincang sudah 15 menit. Apakah ingin dilanjut saja atau kita atur
jadwal untuk berbincang lagi?”
Pasien: “Lanjut saja suster, saya masih ingin berbicara dengan suster.”
Perawat: “Baik kalau begitu kita lanjutkan ya, ingin menambah waktu berapa menit?”
Pasien: “10 menit lagi saja suster.”
Perawat: “Baiklah, nah kita lanjutkan ya. Sekarang apakah Mbak Yati ingin belajar beteman
dengan orang lain?”
Pasien: “Iya, saya mau suster.”
Perawat: “Nah untuk memulainya sekarang Mbak Yati latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu
nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya perawat Anita Savitri,
senang dipanggil Anita. Selanjutnya Mbak Yati menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya nama kamu siapa? senangnya dipanggil apa? Ayo Mbak coba
dipraktekkan, misalnya saya belum kenal dengan Mbak. Coba Mbak berkenalan dengan saya.”
Pasien: “Halo, nama saya Haryati, biasa dipanggil Yati. Nama kamu siapa dan senang dipanggil
apa?”
Perawat: “Benar sekali Mbak, seperti itu. Setelah berkenalan, kemudian orang tersebut kita ajak
ngobrol tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan
dan sebagainya. Nah bagaimana kalau nanti kita latihan bercakap-cakap dengan teman Mbak di
tempat tidur samping?”
Pasien: “Iya suster.”
Perawat: “Iyaa, sekarang bagaimana perasaan Mbak Yati setelah kita berkenalan tadi?”
Pasien: “Perasaannya senang karena memiliki teman baru”
Perawat: “Nah, sekarang boleh contohkan sekali lagi sebelum kita menutup perbincangan ini?”
Pasien: “Boleh sus. Halo, nama saya Haryati, biasa dipanggil Yati. Apakah boleh berkenalana?
siapa nama kamu dan senang dipanggil apa?”
Perawat: “Hebat sekali Mbak Yati sudah dapat mencontohkannya. Karena waktu kita sebentar
lagi habis. Untuk pertemuan selanjutnya untuk berlatih bercakap-cakap dengan saya bisanya
kapan?”
Pasien: “Besok saja boleh suster pukul 10.00 pagi.”
Perawat: “Baik, ini kita ada jadwal untuk pertemuan kita selanjutnya. Boleh dituliskan pada
pukul 10.00 besok adalah kegiatan Mbak adalah bercakap-cakap. Jika Mbak melakukanya secara
mandiri maka Mbak menuliskan M, jika Mbak melakukannya diingatkan oleh saya tuliskan B,
jika Mbak tidak melakukanya maka Mbak tulis T. apakah Mbak mengerti?”
Pasien: “Mengerti suster.”
Perawat: “Boleh tolong diulangi?”
Pasien: “Besok pukul 10.00 adalah kegiatan pertemuan untuk bercakap-cakap, pada jadwal
kegiatan dituliskan M jika saya melakukan bercakap-cakap secara mandiri, menuliskan T jika
tidak melakukannya, menuliskan B jika dibantu diingatkan.”
Perawat: “Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang pengalaman ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu.
apakah Mbak bersedia?”
Pasien: “Bersedia, sus.”
Perawat: “Mbak maunya jam berapa?dan dilakukan dimana?”
Pasien: “Siang pukul 12.00 saja suster dan tempatnya disini saja.”
Perawat: “Baik, kalau bergitu besok siang pukul 12.00 saya akan kesini lagi untuk berbincang
mengenai pengalaman Mbak bercakap-cakap dengan teman baru. Karena waktunya sudah habis.
Saya permisi dulu ya, sampai bertemu besok.”

Hari Ke-2 (Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap berkenalan dengan orang pertama
seorang perawat)
Perawat: “ Assalamualaikum, Selamat Pagi mbak yati, masih ingat dengan saya?”
Pasien: “Masih sus, suster anita kan?”
Perawat: “Iya saya suster Anita, Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian?
Pasien: “Alhamdulilah baik sus, kesepiannya berkurang karena telah mengobrol dengan teman
samping tempat tidur saya”
Perawat: “ Bagaimana perasaan mbak yati setelah mulai berkenalan?”
Pasien: “Perasaan saya senang sus”
Perawat: “Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagaimana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan perawat lain agar mbak semakin banyak teman, Apakah
mbak yati bersedia?”
Pasien: “bersedia sus”
Perawat: “Berapa lama mbak yati mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Pasien :” iya 15 menit saja ya sus”
Perawat: “Baik , mau dimana? Bagaimana kalau diruang tamu?”
Pasien: “Boleh sus”
Perawat: “ Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang perawat yang juga berdinas di
ruangan melati ini, ibu bisa memuali berkenalan, apakah ibu masih ingat bagaimana cara
berkenalan?”
Pasien: “ Masih sus”
Perawat: “Wah baguss, yuk kita mulai”
Pasien: “Selamat pagi suster, perkenalkan nama saya haryati biasanya dipanggil yati, nama suster
siapa?”
Perawat 2: “Nama suster Primadona biasanya dipanggil Dona”
Pasien: “Alamat dan hoby suster apa?
Perawat 2: “suster rumahnya di jakarta dan hoby suster main gitar”
Perawat: “Wah bagus sekali, selain nama, alamat dan hoby apakah ada yang ingin mba ketahui
tentang perawat dona?”
Pasien: “tidak ada sus cukup”
Perawat: “Baik mbak yati, bagaimana perasaan mbak setelah kita berkenalan dengan perawat
dona?”
Pasien: “Perasaan saya sangat senang sus, saya bisa kenal perawat lain selain suster”
Perawat: “Wah bagus sekali mbak yati, sudah 15b menit nih mbak yati, Apakah besok kita masih
bisa bertemu kembali untuk berkenalan dengan orang lain dan latihan bercerita saat melakukan
kegiatan harian lain, apakah mbak bersedia?”
Pasien: “Bersedia sus, jam 1 siang saja ya”
Perawat: “baik mbak, besok jam 1 yaa, tempatnya disini saja?”
Pasien: “Iya sus disini lagi saja”
Perawat: “oke mbak, besok kita bertemu lagi ya, sampai jumpa, selamat pagi mbak yati”
Pasien: “Selamat Pagi juga sus”

SP 3

Perawat: “assalamualaikum mbak, masih ingat dengan saya?”


Pasien: “waalaikumsalam, iya sus saya ingat”
Perawat: “bagaimana dengan perasaan mbak hari ini?
Pasien: “baik sus”
Perawat: “apakah mbak masih merasa kesepian?”
Pasien: “tidak sus, saya sudah tidak merasa kesepian lagi”
Perawat: “baiklah sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya akan mendampingi mbak
berkenalan atau bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah mbak bersedia?”
Pasien: “iya sus, saya bersedia”
Perawat: “berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
Pasien: “iya sus 10 menit saja”
Perawat: “baiklah, mbak mau berbincang-bincang dimana?”
Pasien: “bagaimana kalau di taman sus?”
Perawat: “iya boleh mbak”
Ditaman
Perawat: “nah mbak kita sudah sampai, sekarang mbak boleh langsung bersalaman dan
memperkenalakan diri seperti yang sudah kita pelajari, mbak bersikap biasa saja dan yakin
bahwa orang-orang disana senang dengan kedatangan mbak.”
Pasien: *memperkenalkan diri dan berbincang dengan orang lain*
Perawat: *mendampingi*
Perawat: “wah bagus sekali mbak, sekarang mbak tidak perlu takut untuk berkenalan dan
berteman dengan banyak orang lagi ya”
Pasien: “iya sus, terima kasih sudah mendampijngi saya”
Perawat: “iya sama-sama mbak, sekarang kita latihan bercakap-cakap- dengan teman saat
melakukan kegiatan sehari-hari, kegiaatan apa yang ingin mbak lakukan?”
Pasien: “merapikan kamar saja sus”
Perawat: “baiklah, dengan siapa ibu ingin didampingi?”
Pasien: “dengan mbak E saja sus”
Perawat: “baiklah mbak, kegiatannya merapikan kamar dan menyapu kamar ya mbak”
*perawat mengajak mbak E untuk menemani pasien merapikan dan menyapu kamar, kemudian
memotivasi pasien dan mbak E bercakap-cakap.
Perawat: “bagaimana perasaan mbak setelah kita berkenalan dengan orang-orang ditaman?”
Pasien: “saya senang mendapat teman baru dan saya merasa terbuka lagi”
Perawat: “adakah manfaaatnya kita bergabung dengan orang banyak menurut mbak?”
Pasien: “ada sus, saya jadi tidak merasa kesepian lagi”
Perawat: “baiklah selanjutnya mbak sudah bisa berkenalan secara mandiri atau mbak bisa ikut
kegiatan organisasi di rumah maupun di tempat lain. Jadi besok mbak tuliskan kedalam jadwal
bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur, setiap pagi pukul 08.00 dan sore pukul
16.00 ya mbak?”
Pasien: “baik sus”
Perawat: “oke, mbak bagaimana kalau besok saya mendampingi mbak berbincang-bincang saaat
menjemput pakaian ke laundry, apakah mbak beredia?”
Pasien: “iya saya bersedia sus”
Perawat: “mbak mau jam berapa?”
Pasien: “jam 11.00 saja sus”
Perawat: “oke baik jam 11.00 ya mbak, mbak maunya dimana kita berbincang-bincang?”
Pasien: “diruang tamu saja sus”
Perawat: “baiklah besok saya akan kesini jam 11.00 sampai jumpa besok mbak, saya permisi
Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai