Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

OLEH :

KELOMPOK 4

LUHDE NOVITARIANI (203213205)

NI KADEK DEVI ARIYANTI (203213218)

KOMANG IRA YUNITA APSARI (203213224)

NI MADE ARISKA (203213209)

NI MADE RATNIAWATI (203213207)

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan juga puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan semua nikmatnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah
“Keperawatn Medikal Bedah” ini dengan tepat waktu tanpa adanya kendala yang berarti. Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas” Keperawatn Medikal Bedah”.

Keberhasilan penyusunan makalah ini tentunya bukan atas usaha kami saja namun ada
banyak pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan untuk suksesnya penulisan
makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril ataupun material sehingga makalah ini
berhasil disusun.

Makalah ini tentu tidak luput dari kekurangan. Selalu ada celah untuk perbaikan.
Sehingga, kritik, saran serta masukan dari pembaca sangat kami harapkan dan kami sangat
terbuka untuk itu supaya makalah ini semakin sempurna dan lengkap.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengertian ...............................................................................................................
2.2 Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien..................................................................
2.3 Tanggung Jawab Perawat Advokat.........................................................................
2.4 Tujuan Dilakukan Konseling...................................................................................
2.5 Peran Konseling Dalam Keperawatan.....................................................................
2.6 Kasus.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis kehidupan mereka.
Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika
mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat;
mereka menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita selama 24
jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka
ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat mempunyai sejarah
panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk Kebutuhan pasien.

Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien. Dalam hal ini
peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses pemberian asuhan keperawatan.
Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik
pasien. perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor,
dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.

Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “ melaksanakan suatu proyek
termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-
nilai esensial ini sangat berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki
komiten yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis
dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat,
dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan,
termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)

Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk membuat makalah tentang peran perawat
sebagai advokat pasien.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan peran dan tanggung jawab perawat

2. Menjelaskan pengertian advokasi

3. Menjelaskan peran perawat sebagai advokat pasien

4. Menjalaskan tanggung jawab perawt advokat

5. Menjalaskan nilai dasar perawat advokat

6. Menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat klien
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Advokasi dan Counselor


Advokasi : Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka
pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun
profesional. (Dewi, 2008)

Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi bila perlu.
Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan
antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam
pelayanan kesehatan (WHO, 2005)

Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat
secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri (Gondow, 1983)

Counselor : Konseling adalah suatu bantuan yang diberikan seorang pebimbing yang terlatih
dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya. Agar individu tersebut
berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalah dan mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang selalu berubah.

Konseling lebih menekan pada pengembangan potensi individu yang terkandung dalam dirinya,
baik dari aspek intelektual, afektif, sosial, emosional dan religius. Sehingga individu akan lebih
berkembang dengan nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat.

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin consilium artinya „dengan‟ atau „bersam‟a
yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan.

2.2 Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan
efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat
sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas.

Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan
secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat
memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang
terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak
klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi
akibat kelalaian. (WHO, 2005)

Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien dari pelanggaran.
Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak
pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.

Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam pelayanan
keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong, 2007)

1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.

2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.

3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.

4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar profesi kesehatan

5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk
meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.

2.3 . Tanggung jawab perawat advokat

Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat dalam
menjalankan peran advokat pasien adalah :

1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi
yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan,
memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap
keputusan, dan menerima semua keputusan pasien.

2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara :
mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi
komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman
yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi
semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan.
2.4 TUJUAN DILAKUKAN KONSELING
1. Untuk membantu seseorang dalam memecagkan masalah.
2. Membantu untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan individu dalam
mengambil keputusan.
3. Membantu seseorang untuk mengurangi dan mengendalikan perasaan takut, tertekan
demi mencapai kesehatan mental.
4. Mengubah perilaku negatif menjadi positif dan segala perilaku yang merugikan
seseorang dan lingkungannya.

2.5 PERAN KONSELING DALAM KEPERAWATAN


A. Konselor
Konselor yaitu orang yang memerlukan konseling terhadap masalah yang dialami
untuk mengambil keputusan yang sianggap terbaik bagi dirinya. Konseling adalah kegiatan
percakapan tatap muka dua arah antara klien dengan petugas kesehatan (perawat) yang
bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan
penyakit, sehingga klien mampu mengambil keputusan sendiri mengenai trapiotik apa yang
terbaik bagi dirinya. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual

B. Tujuan Perawat Sebagai Konselor

Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih


keputusan yang akan diambil terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk mempermudah
didalam mengambil keputusan klien wajib mempertanyakan langkah – langkah yang akan
diambil terhadap dirinya.

C. Syarat Seorang Konselor

1. Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain :


2. Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita
3. Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit
4. Menguasai dasar – dasar teknis konseling
5. Memiliki keterampilan
6. Kepribadian serta sikap yang kondesif untuk terciptanya interaksi yang adekuat antara
konselor dengan klien sangat diperlukan di dalam mempermudah melakukan proses
pelayanan keperawatan secara profesional.

D. Sikap Yang Diperlukan Konselor

Sikap seorang konselor di dalam melakukan pelayanan terhadap kilen di waktu terjadinya
konseling anrata lain : sabar, ramah, empati dan terbuka, menghargai pendapat klien, duduk
sejajar dan memposisikan dirinya sejajar dengan klien, menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah mengerti, tidak menilai dan bisa menerima klien apa adanya, mempu membina
hubungan antara konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari klien yang
dibantunya, memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien, menghindari
pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien,
membantu klien untuk mengerti dan mengingat. E. Peran perawat :

1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.


2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.

1.
Kasus

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan Nyeri dada selama 2 hari.
Nyeri dada dialami sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada dirasakan seperti
tertekan beban berat pada daerah dada, tembus ke punggung, dan menjalar ke lengan kiri dengan
durasi ± 30 menit. Pasien didiagnosa menderita Stable Angina Pectoris (SAP). Pada saat
pengkajian, pasien mengatakan ingin segera pulang karena merasa sudah membaik kondisinya.
Saat dikaji lebih lanjut, pasien mengatakan bahwa dia harus bekerja karena keluarga sangat
bergantung padanya sebagai satu=satunya pencari nafkah. Pasien juga mengatakan bahwa tidak
memiliki asuransi kesehatan sehingga takut jika tagihan biaya rawat inap akan sangat besar.

Advokasi :

- Perawat membantu klien, atau memberi tau bagaimana cara membuat BPJS
- Perawat harus cepat tanggap memberikan asuhan keperawatan
- Karena pasien ingin segera pulang, perawat tidak boleh melarang secara keras untuk
menghormati hak pasien
- Harus tetap menjaga privasi klien
Counselor :
- Perawat harus memberitahukan kepada klien tentang penyakitnya
- Perawat harus memberitahukan agar klien tidak bekerja terlalu keras dan memiliki waktu
yang banyak untu beristirahat
- Menjaga pola hidup agar selalu sehat, seperti olahraga teratur, makan-makanan sehat,
tidak merokok, dll
Daftar Pustaka

1. Mappiare, Andi.2010. Pengantar Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
2. Willis, Sofyan S.2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
3. Winkel, W.S.,2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia

4. Chaplin, J. P.. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


5. Wiramihardja, Sutardjo A.. 2009. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika
Aditama

Anda mungkin juga menyukai