Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGSI ADVOKASI PERAWAT

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM ENDOKRIN, IMUNOLOGI,


PENCERNAAN, PERKEMIHAN,
DAN REPRODUKSI PRIA

DOSEN PENGAMPU : EKA NUGRAHA NAIBAHO,S.KEP.,NS.,M.KEP

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

• AMANDA PRADITA S. 2214201010


• KARMILA HARAHAP 2214201020
• BEBY SYILVIA LUBIS 2214201007
• ADELIA ARPAH RAMADHAN R 2214201002
• JELINA MONITA HIA 2214201019
• M.ARY IKHSAN 2214201021
• MARTINUS BAENE 2214201023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur yang
berjudul “FUNGSI ADVOKASI PERAWAT”. Tugas terstruktur ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Imunologi, Pencernaan,
Perkemihan, dan Reproduksi Pria
Penulis menyadari terwujudnya tugas ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan
dan pengarahan dari semua pihak yang telah membantu dan membimbing.Oleh karenaa
itu,dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr.,dr.,Imelda Liana Ritonga,S.Kp.,M.Pd.,M.N Selaku Rektor Universitas Imelda
Medan
2. Ibu Rostinah Manurung,S.Kep.,Ns.,M.Kes,Selaku KAprodi S1 Keperawatan Universitas
Imelda Medan
3. Ibu Arta Marisi Dame, S.Kep.,Ns.,M.Kep,Selaku Wali Kelas S1 Keperawatan Universitas
Imelda Medan
4. Ibu Eka Nugraha Naibaho, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku dosen pengajar mata kuliah
Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Imunologi, Pencernaan, Perkemihan,
dan Reproduksi Pria.
Serta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam penyusunan tugas
terstruktur ini. Harapan kelompok semoga Tugas terstruktur ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 01 APRIL 2024

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Perawat Sebagai Advokator ......................................................................................... 3
2.2 Peran Perawat Sebagai Advokator ............................................................................... 4
2.3 Fungsi perawat sebagai Advokator ............................................................................. 6
2.4 Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki Perawat Advokat ............................................ 6
2.5 Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien .................................. 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan


melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No.23 tahun 1992, dikutip oleh La Ode
Jumadi Gaffar, 1999:23).

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (La Ode Jumadi Gaffar,
1999:18).

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat


terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya untuk mencapai derajat kesehatan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan
dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitastif dengan menggunakan proses
keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan (Nasrul Effendy, 1998:7).

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap


seseorang yang mempunyai permasalahan istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut
dijadikan sebagai penasehatnya dan memperoleh keadilan yang sungguh-sungguhnya,
maka advokasi dalam bidang kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan,
bantuan atau dukungan terhadap program kesehatan.

Menurut Webster Encyclopedia advokasi adalah “Act of pleading for supporting


or recomending active espousal” atau “tindakan pembelaan, dukungan atau rekomendasi.
Menurut ahli “retorika” (Foss and fose, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya
persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan
rekomendasi rindak lanjut mengenai sesuatu hal.

1
Menurut “John Hopkins (1990)” Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
kebijakan melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif, dengan menggunakan
informasi yang akurat dan tepat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perawat sebagai advokator?
2. Apa peran perawat sebagai advokator?
3. Apa fungsi perawat sebagai Advokator?
4. Apa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien?
5. Apa nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat?
6. Apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami perawat sebagai advokator.
2. Untuk mengetahui peran perawat sebagai advocator
3. Untuk mengetahui fungsi perawat sebagai advokat
4. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat sebagai advokator
5. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai yang harus dimiliki perawat sebagai
advokator
6. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam melaksanakan peran perawat
sebagai advokator

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perawat sebagai advocator


Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau
memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela pasien
dalam praktik keperawatan (Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang yang membela
perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang advokat yang
membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan
pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan
pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan
penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien.
Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan,
peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak
pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009) .
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan
memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku.
Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang
profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan
sendiri (Putri & Fanani, 2010) .
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga
pengertian, yaitu:
1) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada
tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak
yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya,
melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak
pasien.

2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien


Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,

3
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan
memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,
melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari
semua alternatif pilihan atau keputusan.
3) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia
yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai
semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak
pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien
sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang
sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga
kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan
dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan
pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari
pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua
peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien,
dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat
yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan
tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)

2.2. Peran Perawat Sebagai Advokator


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas.

4
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-
haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain
itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien
dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu
yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai
pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong,
2007)
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar
profesi kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain

5
2.3. Fungsi perawat sebagai Advokator
1. Membela hak pasien
Perawat selalu menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasien yang
berada diruangan guna menciptakan lingkungan yang harmonis, menjelaskan mengenai
masalah keperawatan dengan cukup baik dan mampu menjawab pertanyaan pasien secara
menyakinkan.perawat harus dapat membina hubungan terapeutik dengan pasien. Selain itu,
disimpulkan juga bahwa seorang perawat yang akan bertindak sebagai advokat pasien harus
memiliki sikap reliability dan juga responsive yang tinggi. Setiap pelayanan keperawatan
memerlukan bentuk pelayanan yang andal artinya setiap perawat memiliki kemampuan yang
andal, mengetahui seluk beluk prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki setiap
kerusakan dan peyimpangan dalam setiap prosedur, dan mampu menunjukkan dan
mengarahkan dengan arahan yang benar kepada setiap bentuk informasi yang belum
dimengerti oleh pasien, sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut. Jika
perawat mendapati pasien yang bingung dengan pelayanan maka sebaiknya di layani dan di
berikan petunjuk untuk prosedur yang tidak di pahami secara jelas. perawat harus memiliki
daya tanggap atau kemampuan dalam memberi pelayanan dengan cepat, segera menanggapi
setiap keluhan pasien, memberikan informasi yang jelas tentang tindakan medis,
memperhatikan setiap kebutuhan pasien, alur pelayanan terinformasikan dengan jelas, Karena
hal inidapat mempengaruhi penilaian terhadap aspek pelayanan dalam rumah sakit tersebut

2.Mediator Antara Pasien Dengan Tenaga Kesehatan


Perawat selalu menyampaikan keinginan pasien saat berkomunikasi dengan dokter,
melibatkan pasien/keluarga pasien dengan tim kesehatan lainnya dalam merencanakan
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pasien, membantu memediatori pasien
dengan tim kesehatan lain untuk menjelaskan informasi mengenai hasil pemeriksaan
laboratorium, menerima pendelegasian dokter untuk menjelaskan informasi penyakit pasien
Perawat sebagai mediator (advokasi) didapatkan perawat mendampingi tenaga
kesehatan lain untuk menjembatani komunikasi antara pasien dan dokter sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman. Perawat juga menekankan kembali apa yang sudah dikatakan dokter
kepada pasien jika pasien dan keluarga belum paham atau tidak mengerti apa yang dikatakan
oleh dokter Perawat juga mendampingi pasien dalam menjalani pemeriksaan medis misalnya
perawat mengantarkan pasien dan keluarga untuk melaksanakan foto rotgen.

3.Bertindak Atas Nama Pasien


6
perawat selalu melakukan kontrol kepada pasien secara berkala dan tidak membeda-bedakan
pasien dan berlaku adil, memberikan pendapatnya kepada dokter terkait keadaan kesehatan
pasien saat kunjungan ke ruangan pasien, mencegah dan melindungi pasien dari terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan dari hasil pengobatan. Perawat berani untuk menentang
permintaan tenaga kesehatan lain, apabila permintaan tenaga kesehatan lain tersebut
dirasakan oleh perawat akan merugikan pasiennya, Perawat harus memeriksa atau
memastikan apakah pasien telah membahas dengan dokternya tentang sifat, keuntungan,
resiko, prognosis, alternative, dan hal lain yang berkaitan dengan tindakan yang akan
dilakukan. perawat memiliki tujuan utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan pasien. Tindakan yang termasuk didalamnya yaitu memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat
merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan

4. Melindungi Keputusan Pasien


Perawat selalu memberikan saran kepada pasien terhadap tindak lanjut tindakan
operasi yang akan dilakukan, menghargai pilihan pasien dalam mengambil keputusan,
mendengarkan keluhan pasien selama perawatan di rumah sakit
Perawat sebagai advokat pasien diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam
membantu pasien dan keluarga menginterprestasikan informasi lain yang diperlukan dari
berbagai pemberi layanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien serta
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
Proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang diberikan
pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan
berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan,
dan menerima semua keputusan pasien.ketika pasien tidak mampu dalam membuat
keputusan, perawat dapat memberikan saran pada pasien terhadap tindak lanjut tindakan yang
akan diberikan. Berupa kumpulan informasi-informasi yang mudah dipahami dan berguna
bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai
penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan

7
2.4. Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien,
perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :
1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan
saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui
cara memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang
baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus
dimiliki perawat, adalah:
1) Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang
positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan
pasien.
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi
atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat tidak dapat bekerja sendiri
dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang
memiliki wewenang/otoritas.

8
2.5. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien
dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien,
perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang
diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam
meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan
bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan
pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan
semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif
pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih
sesuai keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan
kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan
berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai
advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien
dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan
lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien
dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan
hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.

9
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga
pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam
perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap
keputusan pasien.
10.Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter
untuk memberikan obat penghilang nyeri.
11.Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan
menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12.Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga
pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.
13.Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi pasien
yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan
dan harapan-harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley,
2000), adalah pasien akan :
1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-
pilihannya.
3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan
bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara
klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela
kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi,
2008)
Perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk
mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena
pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada
pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan
tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mubaraq, Z. 2011. Peran Perawat(online).


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24955/4/chapter%2011.pdf)

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan


Keputusan. Seri Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di


Rumah Sakit. Depkes, Jakarta.

Mantra, 1986. Dasar-dasar Komunikasi. Pusat Penyuluhan Kesehatan Departememen


Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.

Baharudin. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Cetakan I, Jakarta, Rineka
Cipta, 2000.
Ismani. Etika Keperawatan. Jakarta, Widya Medika, 2001.

Kusnanto. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta,


EGC, 2004.

Priharjo. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarat, Kanisius, 1995.

Potter, PA. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses dan Praktik. Alih
Bahasa, Yasmin Asih, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2005.

iv

Anda mungkin juga menyukai