ASUHAN KEPERAWATAN
OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran perawat kesehatan ada berbagai macam seperti, peran sebagai pemberi
dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
Peran sebagai advokasi klien, peran ini dilakukan perawat dalam membantu
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
Peran edukator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Peran kolaborator, peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
Peran konsultan, peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
diberikan.
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
Pada peran perawat yang dijelaskan sekarang yaitu mengenai peran perawat
sebagai advokasi yang mana adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung
atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela
pasien dalam praktik keperawatan. Advokat adalah seseorang yang membela perkara
orang lain (Kozier Erb, 2010). Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela
hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung
dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan pasien,
pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh
karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran
perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien
memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku.
B. Tujuan
Untuk mengetahui peran dari advokat perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
C. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi mahasiswa,
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi Dosen
4. Bagi peneliti
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHLUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, serta
sistematika penulisan.
Berisi tentang penjelasan serta contoh kasus dari peran advokat perawat dalam
asuhan keperawatan.
Berisi kesimpulan yang didapat selama penulisan makalah. Selain itu juga berisi
TINJAUAN PUSTAKA
yang tepat sesuai dengan tingkatkebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat
perkembangannya.
• Peran edukator
• Peran Koordinator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui timkesehatan yang terdiri
• Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalahatau tindakan keperawatan
yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan ataspermintaan pasien terhadap
• Peran pembaharu
Pengertian Advokasi
argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembelapasien dalam praktik
keperawatan. Advokat adalah seseorangyang membela perkara orang lain (Kozier Erb,
2004). Advokat pasien adalahseorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi
lain menekankanadvokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan
dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Olehkarena itu advokasi merupakan konsep yang
penyimpangan.
untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi denganmemahami uraian tugas
menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri (DeLaune & Ladner, 2011) .
Taylor dkk (1997) menjelaskan bahwa konsep advokasi memilikitiga pengertian, yaitu:
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agartidak ada tindakan
tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.Hal ini dapat dilakukan
perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itusendiri, sesuai dengan nilai-
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagaimanusia yang unik.
Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik,pasien memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harusmempunyai semua yang terbaik bagi
dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokatmenolong pasien sebagai
makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambilkeputusan sendiri, yang sesuai dengan
keinginan pasien dan bukan karenapengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
memastikan bahwakeinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi,
dapatdisimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran
memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan bergunabagi pasien
keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerimasemua keputusan pasien.
lain agar setiap individu memilikipemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien
yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasiendari tindakan yang dapat merugikan
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagaiadvokasi pasien,
1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untukmenentukan
memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memilikisikap yang baik
agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapasikap yang harus dimiliki
perawat, adalah:
1) Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudutpandang yang
positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsungberhadapan dengan pasien.
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebihutama walaupun
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antaraperawat dan dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainPerawat tidak dapat bekerja sendiri
berkolaborasi dengan tenagakesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
memiliki wewenang/otoritas.
keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperansebagai advokat bagi pasien, perawat
perlu meninjau kembali tujuan perantersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalahpartner dalam
pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu
untuk memberikanalternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada
pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.Saat berada di rumah sakit,
rumah sakit.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.Perawat akan membantu
pasien melewati rasa tidak nyaman denganmendampinginya dan bila perlu bertindak atas
12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.Perawat sebagai advokat bagi pasien
13. Memberi kekuatan pada pasien.Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat, Taylor(1997) adalah
pasien akan :
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
medisnya; j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
Sakit; o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya;
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat; b.
memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
pelayanannya; d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang
tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;
k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan
perundang-undangan;
l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
nasional;
q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan
s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.( Depkes, 2009)
Kewajiban Perawat
Pasal 16
untuk:
Pasal 17
Perawat dalam melakukan praktik keperawatan harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
Pasal 18
Perawat dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan
Pasal 19
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh pemerintah
Pasal 20
(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
(2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Pasal 22 ayat (1), dinyatakan bahwa bagi
tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan;
Tahap pertama, mencari akar permasalahan. Pada tahap ini kita harus menetapkan
seluruh masalah harus selesai secara bersamaan. Kita perlu memilah secara cermat
masalah-masalah yang ada supaya dapat menemukan akar persoalannya. Setelah itu
tetapkan lembaga dan kebijakan yang perlu diubah dengan menyusun alasan-alasan yang
jelas.
Setelah melakukan langkah pertama, maka tahap kedua, yaitu merumuskan dan memilih
jalan keluar, segera menyusul. Seperti pekerjaan di dunia kesehatan, keputusan jenis
Pelaku advokasi harus mampu menawarkan jalan keluar yang tepat supaya permasalahan
Pada tahap ketiga, kita akan membangun kesadaran atau kemauan politik pihak-pihak
yang terlibat dalam masalah. Hal itu dapat diraih lewat pembentukan koalisi, menemui
pemangku kepentingan akan pentingnya perubahan kebijakan. Pada tahap ini praktik
kampanye dilakukan, pekerja advokasi harus mampu mengemas pesan secara efektif dan
mudah dipahami.
dan strategi advkasi akan meningkatkan kemungkinan terciptanya celah peluang untuk
diketahui, tawaran jalan keluar diterima, dan ada kemauan politik pada pihak yang terkait
kegiatan advokasi. Penilaian bisa berupa tindakan refleksi atas kerja-kerja yang telah
dilakukan. Bila perlu buatlah sasaran dan strategi baru agar perubahan lebih mudah
Jakarta - Anna Marlina Simanungkalit (38) diduga suaminya, Pandapotan Manurung (40),
Dokter menyatakan Anna menderita pembengkakan kelenjar tiroid dan harus diangkat
dengan operasi. Bila tidak mau dioperasi, Anna harus menelan obat seumur hidup, kelenjar
tiroid Anna akan menjadi kanker ganas, kondisi tubuh lemah dan mudah terserang penyakit,
Pandapotan pergi ke untuk mengurus Kartu Jakarta Sehat (KJS) agar dapat pembebasan biaya
di RS Persahabatan. Saat itu dia menerima SMS istrinya agar datang ke ruang Instalasi Bedah
laboratorium. Botol tersebut berisi daging dan cairan. Pandapotan yang awam
mengasumsikan isinya adalah kelenjar tiroid istrinya karena dia tidak menerima penjelasan
ruang operasi, petugas RS menjelaskan Anna sudah dibawa ke ruang rawat inap Anggrek
\\\"Sore hari istri saya sadar. Baru bisa ngomong suara pelan dan mengeluhkan rasa sakit di
leher. Saya tanya dokter jaga kenapa ini rasa sakit, dia bilang efek operasi. Hal sama juga
Pandapotan bertanya apakah Anna sudah bisa diberi makan dan minum, pihak RS
mengatakan bisa. Pandapotan memberi makan Anna bubur dan air putih yang disediakan RS.
Saat itu, setiap makanan atau minuman yang masuk ke mulut Anna selalu membuat Anna
tersedak. Lagi-lagi Pandapotan bertanya ke dokter jaga. Jawaban yang diterima masih sama:
efek operasi.
Malamnya setelah operasi, Anna mengerang sepanjang malam. \\\"Semenjak operasi
pengangkatan tiroid saya tidak pernah dapat penjelasan dokter, baik langsung maupun tidak
Dokter yang sejak awal menangani Anna mendiagnosa rasa sakit yang diderita karena adanya
pembekuan darah yang menutup saluran tiroid yang telah diangkat sehingga harus
Dokter mengajak Pandapotan berkomunikasi dan menjelaskan istrinya akan dipasang selang
menuju lambung untuk suplai makanan dan dibuat corong ke lambung sehingga bisa dirawat
di rumah.
Pandapotan setuju dan meminta dokter segera melakukan tindakan itu. Tidak lama kemudian,
Anna menggigil dengan suhu tinggi dan diberi obat farmadol untuk menurunkan suhu badan.
Kondisi Anna tak kunjung membaik dan Pandapotan ke ruang perawat mengapa dokter
Anna kemudian kejang hebat hingga gigi bergeletuk. Pandapotan khawatir lidah Anna
tergigit.
\\\"Dokter bilang, \\\'Nggak apa-apa Lae\\\". Justru perawat cekatan membawa perban untuk
Dokter menelepon Pandapotan dan meminta Anna dirawat kembali di ICU. Sebelum sampai
ke ruang ICU, Pandapotan melihat selang di dada Anna copot lalu dipindahkan ke dada
bagian lain. Dokter melaporkan bahwa pemindahan selang di dada Anna gagal dan dilakukan
Dari kasus diatas disini seharusnya peran perawat sebagai advokat yaitu membantu pasien
dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien.
Sedangkan yang dilakukan pada kasus diatas dari dokter belum memberikan informasi
tentang prosedur operasi secara jelas. Seharusnya disini peran perawat memberikan hak-hak
pasien serta keluarga yaitu penjelasan mengenai prosedur operasi dari tindakan sampai efek
apa saja yang akan terjadi dari untung maupun kerugian bila tidak dilakukan tindakan
operasi. Serta memberlakukan inform concent (persetujuan) dari pihak keluarga mengenai
operasi tersebut. Maka dari itu seharusnya perawat menjalankan perannya membantu pasien
PENUTUP
A. Simpulan
Pada peran perawat yang dijelaskan sekarang yaitu mengenai peran perawat sebagai
advokasi yang mana adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau
Advokat adalah seseorang yang membela perkara orang lain (Kozier Erb, 2004).
Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain
menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan
membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu
advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran perawat
sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka
B. Saran
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :
keperawatan agar mampu menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja
secara profesional, yang tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga
menjadi pembela kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan,
Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2011. Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I.
https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-3.pdf
DeLaune & Ladner. 2011. Fundamentals Of Nursing Standart & Practice. Clifton Park (NY) :
Depkes. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/UU%20No.%2044%20Th%2
02009%20ttg%20Rumah%20Sakit.PDF
Kozier, B., et al. 2010. Fundamental of Nursing : Concepts, Process and Practice.
Taylor, Carol & dkk. Fundamentals Of Nursing The Art And Science Of Nursing Care. 1997.
Philadelphia : Lippincott.