Anda di halaman 1dari 24

PERAN ADVOKAT PERAWAT pada

ASUHAN KEPERAWATAN

OLEH :

1. Aufa Widya Hapsari (010218A019)

2. Ulfi Furaida (010218A016)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran perawat kesehatan ada berbagai macam seperti, peran sebagai pemberi

asuhan keperawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang

dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan

dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,

kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.

Peran sebagai advokasi klien, peran ini dilakukan perawat dalam membantu

pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi

pelayanan atau informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan

melindungi hak-hak pasien.

Peran edukator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan

tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Peran Koordinator, peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan

serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian

pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.

Peran kolaborator, peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui

tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi

atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Peran konsultan, peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah

atau tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang

diberikan.

Peran pembaharu, peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian pelayanan keperawatan (DeLaune & Ladner, 2011)

Pada peran perawat yang dijelaskan sekarang yaitu mengenai peran perawat

sebagai advokasi yang mana adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung

atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela

pasien dalam praktik keperawatan. Advokat adalah seseorang yang membela perkara

orang lain (Kozier Erb, 2010). Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela

hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung

dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan pasien,

penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan penolong

pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh

karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran

perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien

mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang

ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan

memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku.

Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang


profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan

sendiri (DeLaune & Ladner, 2011) .

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

Untuk mengetahui peran dari advokat perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

C. Manfaat

Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi mahasiswa,

dosen, Universitas, dan peneliti yaitu:

1. Bagi mahasiswa

a. Sebagai motivasi untuk membantu meningkatkan keaktifan siswa yang dapat

mendukung peningkatan hasil belajar siswa.

b. Membantu mengatasi masalah pada mahasiswa yang mengalami kesulitan

dalam memahami peran advokat perawat.

2. Bagi Dosen

Menjadi masukan untuk menggunakan suatu media yang dapat merangsang

mahasiswa untuk lebih memahami peran advokat perawat.

3. Bagi instansi pendidik (Universitas)

a. Perbaikan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan potensi belajar

mahasiswa yang akhirnya berpengaruh pada kualitas Universitas.

b. Mendorong usaha kolaborasi dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Untuk menambah pengalaman dan wawasan berfikir terutama tentang sistem

pencernaan. Dan diharapkan menjadi bekal pengetahuan mengenai penggunaan


media pembelajaran interaktif dalam meningkatkan hasil belajar dan menerapkannya

dengan baik dalam proses belajar mengajar.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHLUAN

Berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, serta

sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang penjelasan serta contoh kasus dari peran advokat perawat dalam

asuhan keperawatan.

3. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang didapat selama penulisan makalah. Selain itu juga berisi

saran untuk perbaikan hasil pembuatan makalah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Perawat Kesehatan

• Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yangdibutuhkan melalui

pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakanproses keperawatan sehingga

dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisadirencanakan dan dilaksanakan tindakan

yang tepat sesuai dengan tingkatkebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat

perkembangannya.

• Peran sebagai advokasi klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluargadalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atauinformasi khususnya

dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatanyang diberikan kepada pasien,

juga dapat berperan mempertahankan danmelindungi hak-hak pasien.

• Peran edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkantingkat pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,sehingga terjadi perubahan

perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikankesehatan.

• Peran Koordinator

Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan sertamengorganisasi

pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberianpelayanan kesehatan dapat

terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.


• Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui timkesehatan yang terdiri

dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain denganberupaya mengidentifikasi

pelayanan keperawatan yang diperlukan termasukdiskusi atau tukar pendapat dalam

penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

• Peran konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalahatau tindakan keperawatan

yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan ataspermintaan pasien terhadap

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yangdiberikan.

• Peran pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakanperencanaan, kerja sama,

perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai denganmetode pemberian pelayanan

keperawatan (DeLaune & Ladner, 2011)

B. Peran Advokasi Perawat

Pengertian Advokasi

Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung ataumemberikan

argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembelapasien dalam praktik

keperawatan. Advokat adalah seseorangyang membela perkara orang lain (Kozier Erb,

2004). Advokat pasien adalahseorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi

lain menekankanadvokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan

pasien,sumber informasi tentang status kesehatan pasien, penolong dalammengidentifikasi

kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasiendalam membuat keputusan yang

dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Olehkarena itu advokasi merupakan konsep yang

penting dalam praktik keperawatan,peran perawat sebagai advokat disini harus


bertanggung jawab untuk melindungihak pasien mereka dari adanya penipuan atau

penyimpangan.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yangditampilkan

untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi denganmemahami uraian tugas

dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yangberlaku. Perawat yang bertanggung

jawab berarti menunjukkan kewajibannyasebagai seorang profesional dengan komitmen

menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri (DeLaune & Ladner, 2011) .

Taylor dkk (1997) menjelaskan bahwa konsep advokasi memilikitiga pengertian, yaitu:

1) Model perlindungan terhadap hak

Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agartidak ada tindakan

tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menginformasikan kepada pasien tentangsemua hak yang dimilikinya,

memastikan pasien memahami hak yangdimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap

hak pasien dan mencegahpelanggaran hak pasien.

2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianutpasien

Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segalakeputusan tentang

perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itusendiri, sesuai dengan nilai-

nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkanmemaksakan nilai-nilai pribadinya

untuk membuat keputusan pada pasien,melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi

keuntungan dan kerugian darisemua alternatif pilihan atau keputusan.

3) Model penghargaan terhadap orang lain

Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagaimanusia yang unik.

Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik,pasien memiliki kebutuhan

yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harusmempunyai semua yang terbaik bagi

pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.


Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnyahak-hak pasien

dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokatmenolong pasien sebagai

makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambilkeputusan sendiri, yang sesuai dengan

keinginan pasien dan bukan karenapengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya.

Pendidikan dan dukungankepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya.

Perawat diharapkanmampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan

memastikan bahwakeinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi,

dapatdisimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran

perawatuntuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien,

denganmelindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien.

C. Tanggung Jawab Perawat Dalam Menjalankan Peran Advokat Pasien

(DeLaune & Ladner, 2011) menjelaskan bahwatanggung jawab perawat dalam

menjalankan peran advokat pasien adalah :

1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengancara :

memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan bergunabagi pasien

dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihandisertai penjelasan

keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerimasemua keputusan pasien.

2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orangdisekeliling pasien,

dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yangdibutuhkan pasien dengan tenaga

kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasiantara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan

lain agar setiap individu memilikipemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien

peran tenaga kesehatanyang merawatnya.


3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara :memberikan lingkungan

yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasiendari tindakan yang dapat merugikan

pasien, dan memenuhi semua kebutuhanpasien selama dalam perawatan.

D. Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki Oleh Perawat Advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagaiadvokasi pasien,

perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untukmenentukan

pilihan dan mengambil keputusan.

2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yangdidasarkan atas dasar

saling menghargai, percaya, bekerja sama dalammenyelesaikan masalah yang

berhubungan dengan masalah kesehatan dankebutuhan perawatan kesehatan, dan saling

bebas dalam berpikir dan berperasaan.

3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telahmengetahui cara

memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memilikisikap yang baik

agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapasikap yang harus dimiliki

perawat, adalah:

1) Bersikap asertif

Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudutpandang yang

positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsungberhadapan dengan pasien.

2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebihutama walaupun

ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.

3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi,konfrontasi atau

negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antaraperawat dan dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainPerawat tidak dapat bekerja sendiri

dalam memberikan perawatan yangberkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu

berkolaborasi dengan tenagakesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.

5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis,seperti melaporkan

kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintahatau pejabat terkait yang

memiliki wewenang/otoritas.

E. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan Dari Peran Advokat Pasien

Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaankemampuan pasien dan

keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperansebagai advokat bagi pasien, perawat

perlu meninjau kembali tujuan perantersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan

bagi pasien. Tujuan peran advokat adalah :

1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalahpartner dalam

perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawatdalam meningkatkan

derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkanakan bekerja sama dengan

perawat dalam perawatannya.

2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.Pasien adalah makhluk yang memiliki

otonomi dan berhak untukmenentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat

berkewajiban untukmenjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan

pasien.

3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu

untuk memberikanalternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada

pasien untukmemilih sesuai keinginannya.


4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebutbertentangan dengan

pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semuanilai-nilai dan kepercayaan

pasien.

5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.Saat berada di rumah sakit,

pasien memiliki banyak keterbatasandalam melakukan berbagai hal. Perawat berperan

sebagai advokat untukmembantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di

rumah sakit.

6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.Setiap individu memiliki nilai-nilai dan

kepercayaan yang berbedabeda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan

melindungi nilai-nilaiyang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan

pengobatan yangtidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.Saat pasien

memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasaasing dengan lingkungan

sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untukmengorientasikan pasien dengan lingkungan

rumah sakit dan menjelaskan semuaperaturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah

sakit, sehingga pasien dapatberadaptasi dengan baik.

8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.Dalam memberikan asuhan

keperawatan harus sesuai dengan protapsehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.

9. Mendukung pasien dalam perawatan.Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi

pendamping pasienselama dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-

kebutuhan sertamendukung setiap keputusan pasien.

10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.Perawat akan membantu

pasien melewati rasa tidak nyaman denganmendampinginya dan bila perlu bertindak atas

nama pasien menganjurkan dokteruntuk memberikan obat penghilang nyeri.


11. Menghargai pasien.Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat

akanlebih mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.

12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.Perawat sebagai advokat bagi pasien

berperan melindungi hak-hakpasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang

merugikan danmembahayakan pasien.

13. Memberi kekuatan pada pasien.Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan

sumber kekuatanbagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam

mengekspresikanketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.

Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat, Taylor(1997) adalah

pasien akan :

1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.

2)Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, danpilihan-pilihannya.

3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.

4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.

5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.

6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.

7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.

8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.

9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

F. Hak-hak Pasien di Rumah Sakit

Hak Pasien Pasal 32 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44

TAHUN 2009 tentang rumah sakit.

Setiap pasien mempunyai hak:

a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;


c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur operasional;

e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian

fisik dan materi;

f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang

berlaku di Rumah Sakit;

h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang

mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;

i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data

medisnya; j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,

tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,

dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga

kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak

mengganggu pasien lainnya;

n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah

Sakit; o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan

yang dianutnya;

q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan

pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan

melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. (Depkes, 2009)

G. Kewajiban RS dan Tenaga Kesehatan

Pasal 29 ayat (1)

Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:

a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat; b.

memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan

mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;

c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan

pelayanannya; d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai

dengan kemampuan pelayanannya;

e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;

f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak

mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban

bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;

g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

sebagai acuan dalam melayani pasien;

h. menyelenggarakan rekam medis;

i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang

tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;

j. melaksanakan sistem rujukan;

k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan

perundang-undangan;

l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;

m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;


n. melaksanakan etika Rumah Sakit;

o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun

nasional;

q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan

tenaga kesehatan lainnya;

r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);

s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam

melaksanakan tugas; dan

t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.( Depkes, 2009)

Kewajiban tenaga kesehatan :

Kewajiban Perawat

Pasal 16

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 perawat kerkewajiban

untuk:

a. Menghormati hak pasien;

b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;

c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Memberikan informasi; e. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;

f. Melakukan catatan perawatan dengan baik.

Pasal 17

Perawat dalam melakukan praktik keperawatan harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,

berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berkewajiban

mematuhi standar profesi.

Pasal 18
Perawat dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Pasal 19

Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu

pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh pemerintah

maupun organisasi profesi.

Pasal 20

(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk

melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

(2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk

penyelamatan jiwa. (BPHN, 2011)

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Pasal 22 ayat (1), dinyatakan bahwa bagi

tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:

a. Menghormati hak pasien;

b. Menjaga kerahasiaan identitas dan tata kesehatan pribadi pasien;

c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan;

d. Meminta pesetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;

e. Membuat dan memelihara rekam medis (BPHN. 2011)

H. Proses Tahapan Advokasi

Tahap pertama, mencari akar permasalahan. Pada tahap ini kita harus menetapkan

agenda advokasi. Penetapan agenda harus mempertimbangkan skala prioritas, tidak

seluruh masalah harus selesai secara bersamaan. Kita perlu memilah secara cermat

masalah-masalah yang ada supaya dapat menemukan akar persoalannya. Setelah itu

tetapkan lembaga dan kebijakan yang perlu diubah dengan menyusun alasan-alasan yang

jelas.
Setelah melakukan langkah pertama, maka tahap kedua, yaitu merumuskan dan memilih

jalan keluar, segera menyusul. Seperti pekerjaan di dunia kesehatan, keputusan jenis

pengobatan sangat tergantung ketelitian sang dokter dalam mendiagnosis penyakit.

Pelaku advokasi harus mampu menawarkan jalan keluar yang tepat supaya permasalahan

serupa tidak terulang kembali.

Pada tahap ketiga, kita akan membangun kesadaran atau kemauan politik pihak-pihak

yang terlibat dalam masalah. Hal itu dapat diraih lewat pembentukan koalisi, menemui

dan meyakinkan para pengambil keputusan, dan membangun penalaran seluruh

pemangku kepentingan akan pentingnya perubahan kebijakan. Pada tahap ini praktik

kampanye dilakukan, pekerja advokasi harus mampu mengemas pesan secara efektif dan

mudah dipahami.

Tahap keempat, tindakan kebijakan. Pemahaman akan proses pengambilan keputusan

dan strategi advkasi akan meningkatkan kemungkinan terciptanya celah peluang untuk

bertindak. Tentu keputusan untuk bertindak dilakukan setelah akar permasalahan

diketahui, tawaran jalan keluar diterima, dan ada kemauan politik pada pihak yang terkait

untuk melakukan perubahan.

Tahap kelima, penilaian. Penilaian perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas

kegiatan advokasi. Penilaian bisa berupa tindakan refleksi atas kerja-kerja yang telah

dilakukan. Bila perlu buatlah sasaran dan strategi baru agar perubahan lebih mudah

dilakukan. (DeLaune & Ladner, 2011)

Contoh Peran Perawat Sebagai Advokat pada Gangguan Sistem Imun :

Jakarta - Anna Marlina Simanungkalit (38) diduga suaminya, Pandapotan Manurung (40),

mengalami malpraktik di RS Persahabatan hingga meninggal dunia. Anna datang dengan

keluhan benjolan di leher, didiagnosa mengalami pembengkakan kelenjar tiroid, dioperasi


dan dikatakan ada kanker ganas hingga akhirnya meninggal dunia.

Kronologi ini dipaparkan oleh Pandapotan Manurung di rumahnya, Mahoni Raya No 17 D,

Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (23\/4\/2013).

Dokter menyatakan Anna menderita pembengkakan kelenjar tiroid dan harus diangkat

dengan operasi. Bila tidak mau dioperasi, Anna harus menelan obat seumur hidup, kelenjar

tiroid Anna akan menjadi kanker ganas, kondisi tubuh lemah dan mudah terserang penyakit,

terancam memiliki keturunan yang cebol.

Pandapotan pergi ke untuk mengurus Kartu Jakarta Sehat (KJS) agar dapat pembebasan biaya

di RS Persahabatan. Saat itu dia menerima SMS istrinya agar datang ke ruang Instalasi Bedah

Sentral (IBS) karena operasi hendak dilakukan.

Seorang petugas RS keluar memberikan Pandapotan satu botol untuk diperiksa ke

laboratorium. Botol tersebut berisi daging dan cairan. Pandapotan yang awam

mengasumsikan isinya adalah kelenjar tiroid istrinya karena dia tidak menerima penjelasan

dokter maupun perawat.

Di laboratorium, Pandapotan diberitahu hasilnya bisa diambil sepekan kemudian. Kembali ke

ruang operasi, petugas RS menjelaskan Anna sudah dibawa ke ruang rawat inap Anggrek

lantai 2, padahal seharusnya dirawat di ruang ICU.

\\\"Sore hari istri saya sadar. Baru bisa ngomong suara pelan dan mengeluhkan rasa sakit di

leher. Saya tanya dokter jaga kenapa ini rasa sakit, dia bilang efek operasi. Hal sama juga

dikatakan perawat,\\\" jelas Pandapotan.

Pandapotan bertanya apakah Anna sudah bisa diberi makan dan minum, pihak RS

mengatakan bisa. Pandapotan memberi makan Anna bubur dan air putih yang disediakan RS.

Saat itu, setiap makanan atau minuman yang masuk ke mulut Anna selalu membuat Anna

tersedak. Lagi-lagi Pandapotan bertanya ke dokter jaga. Jawaban yang diterima masih sama:

efek operasi.
Malamnya setelah operasi, Anna mengerang sepanjang malam. \\\"Semenjak operasi

pengangkatan tiroid saya tidak pernah dapat penjelasan dokter, baik langsung maupun tidak

langsung melalui dokter jaga dan perawat,\\\" kata Pandapotan.

Dokter yang sejak awal menangani Anna mendiagnosa rasa sakit yang diderita karena adanya

pembekuan darah yang menutup saluran tiroid yang telah diangkat sehingga harus

dibersihkan dengan operasi ulang.

Dokter mengajak Pandapotan berkomunikasi dan menjelaskan istrinya akan dipasang selang

menuju lambung untuk suplai makanan dan dibuat corong ke lambung sehingga bisa dirawat

di rumah.

Pandapotan setuju dan meminta dokter segera melakukan tindakan itu. Tidak lama kemudian,

Anna menggigil dengan suhu tinggi dan diberi obat farmadol untuk menurunkan suhu badan.

Kondisi Anna tak kunjung membaik dan Pandapotan ke ruang perawat mengapa dokter

meninggalkannya saat sedang gawat.

Anna kemudian kejang hebat hingga gigi bergeletuk. Pandapotan khawatir lidah Anna

tergigit.

\\\"Dokter bilang, \\\'Nggak apa-apa Lae\\\". Justru perawat cekatan membawa perban untuk

mengganjal (mulut Anna). Saya histeris dan berdoa,\\\" tuturnya.

Dokter menelepon Pandapotan dan meminta Anna dirawat kembali di ICU. Sebelum sampai

ke ruang ICU, Pandapotan melihat selang di dada Anna copot lalu dipindahkan ke dada

bagian lain. Dokter melaporkan bahwa pemindahan selang di dada Anna gagal dan dilakukan

tindakan kegawatdaruratan. Dokter memanggil Pandapotan memintanya mengambil obat ke

apotek. Saat kembali, Pandapotan melihat dada istrinya sudah ditekan-tekan.

Nyawa Anna kemudian tidak tertolong.


Analisis Kasus :

Dari kasus diatas disini seharusnya peran perawat sebagai advokat yaitu membantu pasien

dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau

informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak

pasien.

Sedangkan yang dilakukan pada kasus diatas dari dokter belum memberikan informasi

tentang prosedur operasi secara jelas. Seharusnya disini peran perawat memberikan hak-hak

pasien serta keluarga yaitu penjelasan mengenai prosedur operasi dari tindakan sampai efek

apa saja yang akan terjadi dari untung maupun kerugian bila tidak dilakukan tindakan

operasi. Serta memberlakukan inform concent (persetujuan) dari pihak keluarga mengenai

operasi tersebut. Maka dari itu seharusnya perawat menjalankan perannya membantu pasien

agar pasien nyaman dengan pilihannya.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pada peran perawat yang dijelaskan sekarang yaitu mengenai peran perawat sebagai

advokasi yang mana adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau

memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela

pasien dalam praktik keperawatan.

Advokat adalah seseorang yang membela perkara orang lain (Kozier Erb, 2004).

Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain

menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan

pasien, sumber informasi tentang status kesehatan pasien, penolong dalam

mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam

membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu

advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran perawat

sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka

dari adanya penipuan atau penyimpangan.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :

Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, di harapkan kepada seluruh calon perawat / mahasiswa

keperawatan agar mampu menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja

secara profesional, yang tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga
menjadi pembela kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan,

kelayakan dan juga pelayanan-pelayanan keperawatan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2011. Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I.

Diakses pada 4 April 2019

https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-3.pdf

DeLaune & Ladner. 2011. Fundamentals Of Nursing Standart & Practice. Clifton Park (NY) :

Delmar Cengage Learning.

Depkes. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit. Diakses pada 4 April 2019.

http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/UU%20No.%2044%20Th%2

02009%20ttg%20Rumah%20Sakit.PDF

Kozier, B., et al. 2010. Fundamental of Nursing : Concepts, Process and Practice.

(7th ed). New Jersey: Prentice -Hall, Inc.

Potter & Perry. 2005. Fundamentals of Nursing. America : Mosby.

Taylor, Carol & dkk. Fundamentals Of Nursing The Art And Science Of Nursing Care. 1997.

Philadelphia : Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai