Oleh :
Intravena / Intramuscular
Dewasa
Dosis Awal
20-40 mg, bila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul)
tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan. Selanjutnya
tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan elektrolit yang hilang.
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval
dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat
diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih
belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg
hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.
Furosemid merupakan obat golongan loop diuretic berpotensi tinggi yang banyak
digunakan dalam aplikasi klinik pasien dengan kondisi hipervolemik (Kitsios et al.,
2014). Lokasi aksi furosemid adalah pada lapisan tebal loop henle ascenden di nefron
(Phakdeekitcharoen dan Boonyawat, 2012). Hal-hal yang menentukan aktivitas diuretik
furosemid, yaitu pertama konsentrasi furosemid dalam sistem urinari yang dipengaruhi
oleh adanya asam-asam organik yang berkompetisi dalam pengangkutan menuju
tubulus proksimal, kedua waktu penghantaran furosemid ke site of action yang
dipengaruhi oleh cardiac output dan rute pemberian furosemid, ketiga kadar albumin
plasma yang dapat membantu sekresi furosemid ke lumen tubulus dan keempat respon
dinamik dari site of action yang dipengaruhi oleh karena aktifitas RAAS (Ho dan Power,
2010).(Robiatul, 2016)
7. Evaluasi Tindakan
Setelah dilakukan pemberian terapi diuretic (injeksi furosemide) tidak terjadi edema,
dapat meningkatkan output urine, meningkatkan eksresi natrium, sehingga dapat
membuang air dari ginjal.(Morton, 2014)
8. Referensi :
Ainiyah, Robiyatul. 2016. Studi Penggunaan Terapi Furosemid Pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik (Pgk) Stadium V Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. ADLN-
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA.
https://repository.unair.ac.id/53878 . Diakses pada 11 Maret 2019
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta : MediAction.
Jilid 1.
Morton, P. G., dkk. (2014). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik Volume 1.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC. Edisi 6.