Anda di halaman 1dari 13

GAGAL GINJAL KRONIK /

CKD (CHRONIC KIDNEY


DISEASE)

Oleh : Novi Andriyani (202102040050)


PENGERTIAN CKD
 Gagal ginjal yaitu ginjal adalah kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan
makanan normal (Nurarif & Kusuma, 2015). Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi
dua kategori yaitu kronik dan akut.
 Gagal ginjal kronik yaitu kerusakan ginjal yang terjadi selama atau lebih tiga
bulan dengan LFG kurang dari 60 ml/menit/ 1,73 ( Perhimpunan Nefrologi
Indonesia). Penyakit gagal ginjal tahap akhir tidak mampu untuk
mengkonsentrasikan urin secara normal, ginjal tidak mampu merespon sesuai
dengan perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari – hari. Retensi natrium
dan air dapat meningkatkan beban sirkulasi berlebihan, terjadinya edema, gagal
jantung kongestif dan hipertensi (Isroin, 2016).
CKD (CHRONIC KIDNEY
DISEASE)

APA SIH CKD ITU ???


PENGERTIAN CKD
Gagal ginjal kronik yaitu kerusakan ginjal yang terjadi
selama atau lebih dari tiga bulan, dimana ginjal tidak
mampu untuk mengkonsentrasikan urin secara normal,
ginjal tidak mampu merespon sesuai dengan perubahan
masukan cairan dan elektrolit sehari – hari.
PENYEBAB

 CKD bisa terjadi karena berbagai kondisi klinis seperti penyakit komplikasi yang bisa menyebabkan penurunan
fungsi pada ginjal (Muttaqin & Sari 2011). Menurut Robinson (2013) dalam Prabowo dan Pranata (2014)
 penyebab CKD, yaitu:

1. Penyakit Glomerular Kronis (Glomerulonephritis)

2. Infeksi Kronis (Pyelonephritis Kronis, Tuberculosis)

3. Penyakit Metabolik (DM, Hiperparatiroidisme, Amiloidosis)

4. Kelainan Vaskuler (Renal Nephrosclerosis)

5. Obstruksi Saluran Kemih (Nephrolithiasis)

6. Penyakit Kolagen (Systemic Lupus Erythematosus)

7. Obat-obatan Nefrotoksik (Aminoglikosida)


PENYEBAB
1. Penyakit Glomerular Kronis (Glomerulonephritis)

2. Infeksi Kronis (Pyelonephritis Kronis, Tuberculosis)

3. Penyakit Metabolik (DM, Hiperparatiroidisme, Amiloidosis)

4. Kelainan Vaskuler (Renal Nephrosclerosis)

5. Obstruksi Saluran Kemih (Nephrolithiasis)

6. Penyakit Kolagen (Systemic Lupus Erythematosus)

7. Obat-obatan Nefrotoksik (Aminoglikosida)


MANIFESTASI KLINIS/ TANDA GEJALA

 Manifestasi awal pasien CKD seringkali tidak teridentifikasi sampai tahap uremik. Pada
uremik keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu, pengaturan dan fungsi endokrin rusak.
Manifestasi awal uremik mecakup mual, apatis, kelemahan dan keletihan. Pada sistem
kardiovaskular terjadi hipertensi, perikarditis dan hiperkalemia, pada sistem integumen
terjadi kulit kering dan gampang terkelupas, pada paru-paru terdengar ronchi, takipnea,
sesak napas, pada saluran cerna dapat terjadi mual muntah, konstipasi dan perdarahan
saluran cerna, pada sistem neurologik terjadi kelemahan dan keletihan, tremor, dan pada
hematologi anemia dan trombositopenia (Brunner &Suddart, 2013).
TANDA DAN GEJALA CKD
1. mual, apatis, kelemahan dan keletihan.
2. Pada sistem kardiovaskular terjadi hipertensi, perikarditis dan
hiperkalemia,
3. Pada sistem integumen terjadi kulit kering dan gampang terkelupas,
pada paru-paru terdengar ronchi, takipnea, sesak napas,
4. Pada saluran cerna dapat terjadi mual muntah, konstipasi dan
perdarahan saluran cerna,
5. Pada sistem neurologik terjadi kelemahan dan keletihan, tremor, dan
6. pada hematologi anemia dan trombositopenia
PENATALAKSANAAN CKD
Penatalaksanaan CKD dapat dibagi menjadi dua tahap pertama yaitu tindakan non operasi yaitu: penggunaan obat-obatan, pengaturan diet dan hemodialisa dan tahap
kedua dengan tindakan operasi yaitu transplantasi ginjal. Adapun penatalaksanaannya sebagai berikut:
1. Farmakologi ,
Sebelum terjadi kondisi lebih lanjut dan sebelum menjalani hemodialisa pasien CKD diberikan terapi melalui obat-obatan oral antara lain ; pemberian anti hipertensi,
eritropoetin, suplemen besi, agens pengikat pospat dan suplemen kalsium dan hemodialisa ( Brunner & Suddart, 2013). Pemberian antihipertensi diindikasikan agar
tekanan darah pasien tetap dalam batas normal agar tidak memperberat kerja ginjal.
2. Nonfarmakologi
Prinsip penatalaksanaan konservativ sangat sederhana dan didasarkan pemahaman mengenai sekresi yang dicapai oleh ginjal yang terganggu, jika ini sudah diketahui
maka cairan orang tersebut diatur dan diseussaikan dengan batas standar, selain itu diarahkan juga kepada pencegahan dan komplikasi lanjut.
a. Pengaturan diet protein
Pembatasan protein akan mengurangi hasil toksik metabolisme yang belum diketahui dan pembatasan asupan protein yang sangat rendah juga dapat mengurangi beban
ekresi.
b. Pengaturan diet kalium
Hiperkalemia dapat terjadi karena adanya masalah diginjal, jumlah yang diperbolehkan dikonsumsi pada pasien CKD 40 hingga 80 meq/hari.
c. Pengaturan diet natrium dan cairan
Pada pasien Chronic Kidney Disease atau CKD keseimbangan cairan dimonitor secara ketat dengan pengukuran berat badan. Anjuran asupan cairan 500 ml untuk
kehilangan yang tidak disadari (pernapasan, keringat, kehilangan lewat usus) dan menambahkan jumlah yang diekresikan (urine, muntah) selama 24 jam (LeMone,
Pricilla 2015).
d. Terapi pengganti ginjal
Jika terapi farmakologi dan non farmakologi tidak lagi efektif perlu dipertimbangkan untuk terapi pengganti ginjal. Secara umum terapi pengganti ginjal ada 2 yaitu
dialisi dan transplantasi ginjal, namun yang paling sering di pilih pasien biasnya hemodialisa.
PENATALAKSANAAN CKD
 Penatalaksanaan CKD dapat dibagi menjadi dua tahap pertama yaitu
tindakan non operasi (penggunaan obat-obatan, pengaturan diet dan
hemodialisa) dan tahap kedua dengan tindakan operasi yaitu
transplantasi ginjal.
KOMPLIKASI
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, katabolisme, dan masukan diit berlebihan

2. Hipertensi

3. Anemia akibat penurunan eritropoitin

4. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yaang rendah,
metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion
anorganik

5. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh

6. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan

7. Hiperparatiroid, dan Hiperkalemia


KOMPLIKASI
1. Hiperkalemi

2. Hipertensi

3. Anemia akibat penurunan eritropoitin

4. Penyakit tulang

5. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh

6. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan

7. Hiperparatiroid, dan Hiperkalemia


REFERENSI
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC.

Isroin, L. (2016). Manajemen Cairan Pada Pasien Hemodialisis Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup.
Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press.

Lemone, Priscilla Dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Respirasi. Jakarta: EGC.

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : mediaction.

Prabowo & Pranata. (2014). Buku Ajar Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Smeltzer, C. S., & Bare, G. B. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth (8th
Ed.). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai