TINJAUAN PUSTAKA
Chronic Kidney Disease selanjutnya disebut CKD adalah kerusakan ginjal progresif
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya
yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
Menurut Black & Hwaks dalam Bayhakky (2013), CKD disebabkan oleh berbagai
amiloidosis.
Beberapa penyakit ginjal akan menyerang glomerulus dan tubulus ginjal yang akan
menggangu perfusi darah ke jaringan parenkim ginjal akibatnya fungsi daripada ginjal
sendiri menurun dan tidak dapat mengsekresikan hasil dari metabolisme protein yang
8
9
Sesuai test creatinin klirens maka CKD dapat diklasifikasikan menjadi 4 diantarnya:
nilai creatinin 100-76 ml/mnt disebut insufisiensi ginjal berkurang, nilai creatinin 75-
26 ml/mnt disebut insufisiensi ginjal kronik, sedangkan nilai creatinin 25-5 ml/mnt
disebut gagal ginjal, dan >5 disebut gagal ginjal terminal. (Yuli, 2010)
Manifestasi awal pasien CKD seringkali tidak teridentifikasi sampai tahap uremik.
Pada uremik keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu, pengaturan dan fungsi
endokrin rusak. Manifestasi awal uremik mecakup mual, apatis, kelemahan dan
keletihan.
sistem integumen terjadi kulit kering dan gampang terkelupas, pada paru-paru
terdengar rhonki, takipnea, sesak napas, pada saluran cerna dapat terjadi mual muntah,
konstipasi dan perdarahan saluran cerna, pada sistem neurologik terjadi kelemahan dan
keletihan, tremor, dan pada hematologi anemia dan trombositopenia. (Brunner &
Suddart, 2013)
10
Penatalaksanaan CKD dapat dibagi menjadi dua tahap pertama yaitu tindakan non
operasi yaitu: penggunaan obat-obatan, pengaturan diet dan hemodialisa dan tahap
sebagai berikut:
a) Farmakologi
Sebelum terjadi kondisi lebih lanjut dan sebelum menjalani hemodialisa pasien
CKD diberikan terapi melalui obat-obatan oral antara lain ; pemberian anti
Pemberian antihipertensi diindikasikan agar tekanan darah pasien tetap dalam batas
b) Nonfarmakologi
mengenai ekresi yang dicapai oleh ginjal yang terganggu, jika ini sudah diketahui
maka cairan orang tersebut diatur dan diseussaikan dengan batas standar, selain itu
diketahui dan pembatasan asupan protein yang sangat rendah juga dapat
Pada pasien Chronic Kidney Disease atau CKD keseimbangan cairan dimonitor
secara ketat dengan pengukuran berat badan. Anjuran asupan cairan 500 ml
Diases atau CKD diantarntya pembatasan cairan, diet rendah garam. (LeMone,
Pricilla 2015)
Jika terapi farmakologi dan non farmakologi tidak lagi efektif perlu
dipertimbangkan untuk terapi pengganti ginjal. Secara umum terapi pengganti ginjal
ada 2 yaitu dialisi dan transplantasi ginjal, namun yang paling sering di pilih pasien
biasnya hemodialisa.
Hemodialisis adalah pengeluaran air dan produk sisa oleh mesin dialis melalui
sirkulasi ekstrakropereal menuju alat yang disebut dializer, atau ginjal buatan. Darah
berada dalam kompartemen yang berbeda. Disini darah mengalir melalui membran
semipermeable yang berpori halus yang terbuat dari selulos atau bahan sintetik.
Ukuran pori membran memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah seperti
Hemodialisis adalah suatu metode untuk mengeluarkan cairan yang berlebih dan
toksin saat darah pasien bersirkulasi melalui ginjal buatan ( Hurst, 2015).
12
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hemodialisa adalah sebuah
semipermeable.
Pada awalnya pasien CKD menjalani hemodialisis selama 3-4 jam setiap kali dialisis,
kemudian tiga sampai empat sesi dalam semiggu sesuai dengan indikasi. Hemodialisis
tidak dianjurkan apabila hemodinamik pasien tidak stabil misalnya ; hipotensi atau
curah jantung rendah. Hemodialisi juga tidak dianjurkan pada pasien jika status
Selama proses dyalist pasien akan terpajan dengan cairan dialist sebanyak 120-150
liter setiap dialist. Zat dengan berat molekul ringan yang terdapat dalam cairan dialist
akan mudah berdifusi kedalam darah pasien selama proses dialist, karena itu soulte
yang ada dalam cairan dialist harus dalam batas yang dapat ditoleransi oleh tubuh.
Dialiser dapat didaur ulang (reuse) untuk tujuan mengurangi biaya hemodialisa,
terdapat 2 jenis cairan dialist yang sering digunakan yaitu cairan asetat dan bikarbonat,
cairan asetat bersifat asam, suasana asam dalam darah mengakibatkan vasodilatasi.
Sedangkan cairan bokarbonat dapat memberikan bikarbonat dalam darah yang akan
menetralisir asidosis pada pasien dengan CKD dan tidak menimbulkan vasodilatasi
(Yuli, 2010)
13
Hemodialisis diindikasikan pada pasien dalam keadaan akut yang memerlukan terapi
dilisis jangka pendek atau pada pasien gagal ginjal tahap ahkir yang memerluka terapi
penderita gagal ginjal adalah laju filtrasi glomerulus kurang dari 15 menit,
hiperkalemi, kegagalan terapi konservtif, kadar ureum lebih dari 200 mg/dl, kretinin
lebih dari 65 mEq/L, kelebihan cairan dan anuria berkepanjangan. (LeMone, 2009)
hipotensi dapat terjadi selama dialisis ketika cairan dikeluarkan, emboli udara
merupakan komplikasi yang jarang terjadi tetapi dapat saja terjadi jika udara masuk
melalui sistem vaskuler pasien, nyeri dada dapat terjadi karena pCO2 menurun dengan
bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh, pruritus dapat terjadi selama
keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan serbral dan muncul sebagai
serangan kejang, komplikasi ini terjadi lebih besar jika terdapat gejala uremia yang
berat.dan keram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dan cepat
meninggalkan ruang ekstrasel. Komplikasi yang terahkir yaitu mual dan muntah
merupakan hal yang sering terjadi. Setelah pasien melakukan hemodialisi rutin maka
pengobatan dan prilaku yang disarankan oleh perawat, dokter dan tenaga kesehatan
sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan
oleh atau dari petugas kesehatan, ketidakpatuhan merupakan masalah yang berat.
Kepatuhuan adalah kemauan prilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah kemauan
dan kemampuan inidvidu untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan aturan
Kepatuhan pada program kesehatan merupakan prilaku yang dapat diobservasi dan
dengan begitu dapat langsung diukur, kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang
Menurut Laurence Green dalam Nursalam (2017), prilaku patuh di pengaruhi oleh tiga
Faktor ini mecakup pengetahuan, sikap, nilai, keyakinan dan presepsi. Berkenaan
Sumber daya itu meliputi adanya sarana kesehatan, terjangkaunya sarana kesehatan,
c) Faktor pendorong
tidak. Faktor pendorong pada pasien berasal dari perawat, dokter, pasien lain,
keluarga, saudara atau teman dekat. Contoh : keluarga selalu menemani saat pasien
2010)
hali ini terjadi proses perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih tau.
16
kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau
derajat kesehatan, serta memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta
proses (upaya yang dilakukan) dan output (hasil). Metode pendidikan merupakan
salah satu unsur input yang berpengaruh pada pelaksanaan pedidikan kesehatan
Bentuk pendidikan ini antara lain : Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
conseling) Cara ini memungkinkn kontak antara petugas dan pasien lebih
17
pasien dan bagaimana pendapat pasien tentang masalah tersebut dalam hal ini
edukasi dan dukungan dengan baik agar pasien tetap patuh membatasi asupan
cairan.
motivasi dari pasien sendiri dan tingkat pendidkan maupun wawasan serta
dukungan dari keluarga itu sendiri, faktor-faktor ini berperan dalam menentukan
Motivasi itu mempunyai pengertian dari bahasa latin movere yang berarti
gambaran penyebab yang menimbulkan tingkah laku, menuju pada suatu sasaran
tertentu.
Jadi motivasi adalah dorongan yang menyebabkan timbulnya tingkah laku dan
mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, dan sebagai pengaruh artinya
Menurut Handoko (2008), Secara umum ada dua macam motif, yaitu :
a. Motif primer atau motif dasar, yaitu motif yang tidak dapat dipelajari karena
tidak kelebihan asupan cairan. Motif ini sering disebut drive. Contoh :
minum.
Contoh : Motiv saat melihat pasien lain yang pernah sesak akibat kelebihan
Surgent & R.C Wiliams, 1996 dalam Sarwono (2002) mencoba menulusuri
a. Teori insting
Untuk menerangkan prilaku manusia, para pakar masih merujuk pada insting.
mendukung
E.C. Tolman membagi dorongan dalam dua jenis, yaitu hasrat seperti , ingin
Inti dari teori prilaku ini adalah motif bersumber pada stress internal yang
terdiri dari insting dan dorongan yang bekerja dalam alam ketidaksadaran
20
manusia. Contoh : Pasien merasa bosan dan strees manjalani hemodialisa yang
mengeluarkan liur.
Ada beberapa cara yang dapat ditetapkan untuk memeotivasi seseorang (Sunaryo,
2004), yaitu;
dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Contoh : Jika pasien tidak patuh
dorongan dari keluarga berupa hukuman yang membuat efek patuh pada
pasien.
dengan bujukan memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang
membatasi miunum
karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam
21
akibat jika tidak patuh sehingga pasien timbul kesdaran dengan sendirinya.
a. Faktor Intrinsik
1) Pendidikan
pada proses belajar mengajr dengan tujuan terjadi perubahan perilaku dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak tahu menjadi tahu sehingga
2) Pengalaman
3) Kebutuhan
4) Kemampuan Fisik
fisik. Misalnya individu terserang penyakit dan salah satu organ tubuhnya
terganggu namun dia tidak merasa sakit dan tetap menjalankan aktifitasnya
22
atau sebaliknya, ada yang merasa sakit sehingga tidak bisa menjalankan
aktifitasnya.
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan
2) Sosial Ekonomi
Menurut Friedman dalam Muhith dkk (2016) dukungan keluarga adalah sikap
House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010) menerakan bahwa keluarga
a) Dukungan informasional
b) Dukungan Penilaian
c) Dukungan Instrumental
bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana
d) Dukungan Emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diyah dan Dwi (2016) dikatakan bahwa
sebagian besar pasien yang memiliki tingkat kepatuhan yang baik adalah adalah
pasien yang baru menjalani hemodialisa (15 orang dari 16 responden atau setara
93,75%)
2. Febrianita (2013) dikatakan bahwa sebagian besar aktifitas spritual baik sebanyak
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mia (2016) mengatakan bahwa
kepatuhan baik.
kepatuhan meningkat.
saling berkalitan, dimana hasil dukungan keluarga baik maka tingkat kepatuhan
kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal salah satunya sikap perwat yang
baik akan memberikan dampak dalam kepatuhan pembatasan cairan pada pasien
Pengertian, Etiologi,
Klasifikasi, Manifestasi, Kepatuhan
Patofoidologi, Penatalaksanaan pembatasan cairan
Motivasi
Dukungan keluarga
Sikap perawat
Nilai, Keyakinan
Presepsi
Pengalaman
Sumber Daya
Sarana Kesehatan