GADAR
“GGK”
DI SUSUN OLEH :
1. MARIA I. SURIATY
2. NUR WAHIDAH
3. SESILIA G. HAMBUR
4. MEDIATRIK TECIN
5. STANSIANA N. ALING
6. YONANSIUS SON AKRY
7. RONALDUS AMBAK
A. PENGERTIAN
terjadi gagal ginjal terminal (GGT) atau End State Renal Disease
atau tahun.
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-
Etiologi GGK mungkin disebabkan oleh kelainan ginjal primer atau sebagai
seperti diabetes yang saat ini menjadi penyebab utama GGK diseluruh dunia (Arnold
et al,2016).
lupus nepritis (Doscas, et al,2017). Menurut Habib et al(2017), etiologi gagal ginjal
kronik pada pasien dianalisis yaitu hipertensi dengan diabetes mellitus menempati
urutan teratas, diikuti oleh hipertensi, diabetes mellitus dengan penyakit arteri
coroner.
C. MANIFESTASI KLINIS
normal.
4. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami polyuria dan nokturia, GFR 10% hingga
25% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN sedikit meningkat diatas normal.
Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi, anoreksia, mual
muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, pericarditis,
kejang-kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum
kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang pada sistem ginjal menurut (Priscilla LeMone, 2016) yaitu :
2. Hemoglobin Pemeriksaan darah ini digunakan untuk memeriksa kadar protein yang ada di dalam sel
darah merah. Nilai normalnya : untuk pria 14-18 g/dl, dan untuk perempuan 12-16 g/dl.
3. Albumin Pemeriksaan darah ini digunakan untuk memeriksa fungsi organ ginjal. Nilai normalnya :
3,4-5,4 g/dl.
4. Nitrogen Urea Darah (BUN) Pemeriksaan darah ini mengukur urea. Nilai normalnya : 5-25 mg/dl.
5. Kreatinin (Serum) Pemeriksaan darah ini digunakan untuk mendiagnosis disfungsi ginjal. Kreatinin
adalah sisa pemecahan otot yang diekskresikan oleh ginjal. Perbandingan nilai normal BUN/kreatinin
6. Klirens Kreatinin Pemeriksaan urine 24 jam untuk mengidentifikasi disfungsi ginjal dan memonitor
7. Sistasin C Pemeriksaan darah ini dapat digunakan untuk alternatif pemeriksaan kreatinin guna
2. Perikarditis Terjadi karena adanya efusi pericarditis serta tamponade jantung yang
3. Hipertensi Terjadi karena adanya retensi cairan dalam natrium dan malfungsi sistem
4. Anemia Terjadi karena adanya penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metastatic yang disebabkan oleh retensi fosfat kadar
3. Diet dengan tinggi kalori dan rendah protein (20-40 gr/hari) mampu mengatasi gejala
nausea, anoreksia serta uremia. Dengan menghindari masakan berlebih dari kalium dan
garam.
6. Deteksi dini serta terapi infeksi Pada pasien uremia harus di terapi
lebih ketat sebagai pasien imonosupuratif.
8. Fasilitasi duduk di sisi tempat tijur, jika dapat berpindah atau berjalan
12. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
* Diagnose 3
• Risiko deficit nutrisi b/d status nutrisi
• Observasi Identifikasi status nutrisi
• Identfikasi dan toleransi makanan
• Identifikasi makanan yang di sukai
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
• Identifikasi perlnya penggunaan selang nasogastric
• Monitor asupan makanan
• Monitor berat badan
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
• Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
• Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Berikan suplemen makanan, jika perlu Hentikan pemberian
makana melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan,jika perlu
* Diagnose 4
• Risiko ketidakseimbangan cairan b/d keseimbangan cairan
• Monitor status hidrasi (mis, frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit
tekanan darah)
• Monitor berat badan harian
• Monitor berat badan sebelumdan sesudah dialysis
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis, MAP, CVP, PAP,
PCWP jika tersedia)
• Catat intake-output dan hidung balans cairan 24 jam
• Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
• Berikan cairan intravena, jika perlu
• Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
* IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN