Anda di halaman 1dari 18

Glomerulonefritis

Kelompok
11
Dina Anwarin Putri (1032191015)
Nissah Aulia (1032191036)
Riska Alya Alawiyah ( 1032191054 )
Definisi Glomerulonefritis
Glomerulonephritis merupakan peradangan pada glomeruli ginjal yang disebabkan
oleh proses imunologi, Glomerulonephritis atau yang bisa disebut dengan gagal ginjal
adalah suatu keadaan penurunan fungsi ginjal secara mendadak. Gagal ginjal terjadi
ketika ginjal tidak mampu mengangkat sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi
regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urine menumpuk dalam cairan
tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolic, cairan, elektrolit, serta asam basa.
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
ireversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan metabolic, cairan dan elektrolit yang
mengakibatkan uremia atau azotemia.

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk memoertahakan


metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah.
Etiologi Glomerulonefritis
Gagal Ginjal Kronik
(GGK)
Pada umumnya tubuh dapat mentoleransi berkurangnya fungsi ginjal, bahkan
dalam skala besar, situasi ini membuat pengidap penyakit gagal ginjal tidak
merasa mengalami gejala apapun, banyak kondisi klinik yang menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronis. Akan tetapi, apapun sebabnya, respons yang terjadi
adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinik yang
memungkinkan dapat mengakibatkan gagal ginjal kronis (GGK) bisa disebabakan
dari ginjal sendiri maupun dari luar ginjal.
 Penyakit dari ginjal
 Penyakit dari luar ginjal
Patofisiologi
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan GFR. Stadium-stadium gagal ginjal kronik didasarkan
ada tingkat GFR yang tersisa meliputi hal-hal berikut :
 Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
 Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin banyak nefron yang mati.
 Insufiensi ginjal, yang terjadi jika GFR turun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefronn yang tersisa
sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang mereka terima.
 Gagal ginjal terminal, yang terjadi apabila GFR menjadi kuraang dari 5% dari normal. Hanya sedikit
nefron fungsional yang tersisa. Pada seluruh ginjal ditemukan jaringan perut dan atrofi tubulus.
Patoflodiagram
Manifestasi Klinis
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Beberapa tanda dan gejala seseorang mengalami penyakit ginjal, melliputi :
 Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari.
 Kulit terasa gatal.
 Adanya darah atau protein dalam urin yang dideteksi saat test urin.
 Mengalami kram otot.
 Berat badan turun atau kehilangan berat badan.
 Kehilangan nafsu makan atau nafsu makan menurun.
 Penumpukan cairan yang mengakibatkan pembengkakan pada pergelangan kaki dan tangan.
 Nyeri pada dada akibat cairan menumpuk di sekitar jantung.
 Mengalami kejang pada otot.
 Mengalami gangguan pernapasan atau sesak napas.
 Mengalami mual dan muntah.
 Mengalami gangguan tidur atau susah tidur.
 Terjadi disfungsi ereksi pada pria.
Pemeriksaan Penunjang /
Diagnostik
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal kronis :
- Gambaran Klinis
Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti DM, infeksi traktur urinarius, batu traktus
urinanrius, hipertensi, hiperurikemia, SLE, dll.
Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntal, nokturia, kelebihan
volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, pericarditis, kejang-kejang sampai koma.
Gejala komplikasi, antara lain hipertensi, anemia, osteoodistrofi renal, payah jantung, asidosis
metabolic, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium klorida).

- Gambaran Laboratoris
Penurunan fungsi ginjal beruoa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan penurunan
LFG yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum saja
tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
Kelainan biokimiawi drah meliputi penurunan kadar Hb, peningkatan kadar asam urat,
hyperkalemia atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolic.
Kelainan urinalis, meliputi proteinuria, leukosuria, casr, isostenuria.
 Gambaran Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada penyakit Ginjal Kronis antara lain :
● Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak.
● Pielografi antegred atau retrograde dilakukan sesuai indikasi.
● Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, klasifikasi.
● Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi, dikerjakan bila terdapat indikasi.

 Biopsy dan Pemeriksaan histopatologi ginjal


Dilakukan pada psien dengan ukuran ginjal yang masih mendekati kata normal, karena diagnosis secara nonivasif
tidak bisa ditegakkan. Pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk mengetahui etiologi, menetapkan terapi,
prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan. Biopsy ginjal tidak dilakukan pada ginjal yang
sudah mengecil (contracted kidney), ginjal polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi perinefrik, gangguan
pembekuan darah, gagal napas, dan obesitas.
Penatalaksanaan Medis
Gagal Ginjal Kronik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Dr. Cipto Mangunkusumo menggolokan tata
laksana penyakit ginjal kronik sebagai berikut :
 Nonfarmakologis
 Farmakologis
 Tatalaksana Ginjal Pengganti
Komplikasi
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smletzer dkk, antara lain :
• Hyperkalemia akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan
diet berlebihan.
• Pericarditis, efusi pericardial dan temponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialysis yang tidak adekuat.
• Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malafungsi sistem renin-angiotensin-
aldosteron.
• Anemia akibat penurunan eritropoietin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama
hemodialysis.
• Penyakit tulasng serta klasifikasi metastasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal dan peningkatan kadar aluminium.
Asuhan Keperawatan
Gagal Ginjal Kronik (GGK)

 Pengkajian
• Biodata
• Keluhan Utama
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Psikososial
• Pemeriksaan Fisik
 Diagnosis Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan pengeluaran


urine, diet berlebih dan retensi cairan serta nutrium.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran
mukosa mulut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi,
produk sampah.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.
 Intervensi Keperawatan

DIAGNOSIS
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan pengeluaran
urine, diet berlebihan dan rentensi cairan serta natrium
Tujuan : volume cairan tubuh seimbang
1. Menunjukkan pemasukan dan pengeluaran mendekati seimbang.
2. Turgor kulit baik.
3. Membran mukosa lembap.
4. Berat badan dan tanda vital stabil.
5. Elektrolit dalam batas normal.
MANDIRI
Intervensi Rasional
Kaji status cairan :

1. Timbang berat badan harian


2. Keseimbangan masukan dan Pengkajian merupakan dasar dan
keluaran data dasar berkelanjutan untuk
3. Turgor kulit dan adanya memantau perubahan dan
edema mengevaluasi intervensi
4. Distensi Vena lehar
5. Tekanan darah ,denyut dan
irama nadi
Sumber kelebihan cairan yang tidak
Batasan masuk cairan
di ketahui dapat diidentifikasi

Perubahan ini menunjukkan


Pantau kreatinin dan BUN serum
kebutuhan dialisis segara
KOLABORASI
Pembatasan cairan akan
Jelaskan pada pasien dan keluarga menentukan berat badan ideal,
rasional pembatasan cairan pengeluaran urine, dan respons
terhadap terapi
Kesimpulan
Glomerulonefritis akut pasca streptococcus didahului oleh infeksi saluran pernafasan bagian atas
(faringitis atau tonsilitis) atau infeksi kulit (impetiRo) yang disebabkan streptococcus ~ hemolitik
group A. yang bersifat ne./i"itogenik dan juga group C.

Glomerulonefritis akut pasca streptococcus merupakan salah satu contoh kelainan yang disebabkan
reaksi hiper-sensitivitas tipe III (immune complex disease). Patogenesis kelainan ini herupa
pengenalan antig~n oleh respon imun innate dan adaptive, pembentukan kompleks antigen antibodi
di dalam sirkulasi. kegagalan mekanisme untuk menghilangkan kompleks imun. Pengendapan
(deposition) kompleks imun di glomerulus ginjal, yang akan memicu terjadinya reaksi inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai