Anda di halaman 1dari 25

GAGAL GINJAL

KRONIK

Apt. Nurul Hidayatri, M.Farm


Anatomi dan Fisiologi Ginjal
• Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di
belakang peritoneum, di depan dua kosta terakhir dan tiga
otot-otot besar trasversus abdominalis, melekat langsung
pada dinding belakang abdomen.

• Pada orang dewasa panjang ginjal antara 12-13 cm,


lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-150 gram.
Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran
tubuh. 95% orang dewasa memiliki jarak antara katup
ginjal 11-15 cm.
Fungsi Ginjal

• Filtrasi
• Pengendalian cairan
• Keseimbangan asam
• Ekskresi produk sisa
• Mengatur tekanan darah
• Memproduksi eritropoetin
• Mengatur metabolisme
• Mengaktifkan vitamin D yang diatur oleh
kalsium fosfat ginjal.
Pengertian
• Gagal Ginjal suata keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap,
berupa dialysis atau transplantasi ginjal

• Gagal Ginjal Kronis adalah penurunan fungsi


ginjal diatas yang menahun
• Kreatinin adalah zat sisa hasil pemecahan otot. Dalam kondisi
normal dan sehat, ginjal dapat memfiltrasi kreatinin hingga
habis dan maksimal.
• Kondisi normal kadar kreatinin itu kecil tapi pada orang yang
mengalami gangguan fungsi ginjal kadar kreatinin meningkat
dalam darah
• Kadar kreatinin normal dalam darah 1,2 mg/dL untuk wanita,
sementara 1,4 mg/dL untuk pria. Jika kadarnya melebihi angka
tersebut, artinya ginjal mengalami gangguan fungsi.
KLASIFIKASI
• Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal
yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar
diagnosis etiologi
• Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar
LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus
Kockkcroft-Gault sebagai berikut:
(140 – umur) X berat badan
LFG (ml/menit/1,73 m2 ) =
72 X kreatinin plasma (mg/dl) *

*) pada perempuan dikalikan 0,85


DIAGNOSIS ETIOLOGI
• Ada beberapa penyebab gagal ginjal kronik.
• Penyebab paling sering
1. DM
2. Glomerulonefritis kronis
3. Hipertensi yang tidak terkontrol,
4. Obstruksi traktus urinarius
5. dan penyakit lain-lain.
Hubungan antara penurunan LFG dan
gambaran klinik
• Penurunan cadangan faal ginjal (LFG = 40 – 75 %)
Pada tahap ini biasanya tanpa keluhan, karena faal ekskresi
dan regulasi masih dapat dipertahankan normal. Kelompok
pasien ini sering ditemukan kebetulan pada laboratorium rutin
• Insufisiensi renal (LFG = 20 – 50 %)
Pasien GGk pada tahap ini masih dapat melakukan aktivitas
normal walaupun sudah memperlihatkan keluhan-keluhan yang
berhubungan dengan retensi azotemia. Pasien pada tahap ini
mudah terjun ke sindrom acute on chronic renal failure artinya
gambaran klinik gagal ginjal akut (GGA) pada seorang pasien
gagal ginjal kronik (GGK), dengan faktor pencetus (triger) yang
memperburuk faal ginjal (LFG) Sindrom ini sering berhubungan
dengan factor- faktor yang memperburuk faal ginjal (LFG)
• Sindrom acute on chronic renal failure :
- Oliguria
- Tanda–tanda overhydration (bendungan paru, bendungan
hepar).
- Edema perifer (ekstrimitas & otak )
- Asidosis
- Hiperkalemia
- Anemia
- Hipertensi berat
• Gagal ginjal (LFG = 5 – 25 %)
Gambaran klinik dan laboratorium makin nyata : anemia,
hipertensi, overhydration atau dehidrasi, kelainan
laboratorium seperti penurunan HCT, hiperurikemia,
kenaikan ureum & kreatinin serum, hiperfosfatemia.
• Sindrom azotemia (LFG = kurang dari 5 %)
Sindrom azotemia dengan gambaran klinik sangat
komplek dan melibatkan banyak organ (multi organ).
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan
insidens penyakit ginjal kronik diperkirakan 100 kasus
perjuta penduduk pertahun, dan angka ini meningkat
sekitar 8% setiap tahunnya.
• Di Malaysia dengan populasi 18 juta, diperkirakan
terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya.
• Di Negara-negara berkembang lainnya, insiden ini
diperkirakan sekitar 40 – 60 kasus perjuta penduduk per
tahun
Patofisiologi
• Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir
metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke
dalam urin tertimbun dalam darah.
• Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR )
mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan
peningkatan kadar kreatinin serum.
• Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi
peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar
serum kalsium.
• Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi
parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi
ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan
dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam
urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001).
Manifestasi Klinik
Menurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik
yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal
kronik yaitu:
Gangguan pada sistem gastrointestinal
• Anoreksia, nausea, dan vomitus yang
berhubungan dengan gangguan metaboslime
protein dalam usus.
• Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang
berlebihan pada air liur.
• Cegukan (hiccup)
• ulkus peptik
Kulit
• Kulit berwarna pucat akibat anemia.
• Bekas-bekas garukan karena gatal
Sistem Hematologi
• Anemia
• Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
• Gangguan fungsi leukosit
Sistem Saraf dan Otot
• Restles leg syndrome
Pasien merasa pegal pada kakinya,
sehingga selalu digerakkan.
• Burning feet syndrome
Rasa semutan dan seperti terbakar,
terutama ditelapak kaki.
• Ensefalopati metabolik
Lemah, tidak bisa tidur, gangguan
konsentrasi, tremor, kejang.
• Miopati
Kelemahan dan hipotrofi otot-otot
Sistem Kardiovaskuler
• Hipertensi
• Akibat penimbunan cairan dan garam.
• Nyeri dada dan sesak nafas
• Gangguan irama jantung
• Edema akibat penimbunan cairan
Sistem Endokrin
• Gangguan seksual: libido, fertilitas dan
ereksi menurun pada laki-laki.
• Gangguan metabolisme glukosa, resistensi
insulin, dan gangguan sekresi insulin.
• Gangguan metabolisme lemak.
• Gangguan metabolisme vitamin D.
Gangguan sistem lain
• Tulang : osteodistrofi renal
• Asidosis metabolik.
SKRINING UNTUK FUNGSI GINJAL
•Tes urine
•Tes Kreatinin
•Tes GFR
•USG Urologi
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi:
• Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya
penurunan LFG, sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi.
• Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)
Faktor-faktor komorbid ini antara lain gangguan keseimbangan cairan, hipertensi yang tidak
terkontrol infeksi traktus urinarius, obat-obat nefrotoksik, bahan radiokontras, atau
peningkatan aktivitas penyakit dasarnya.
• Memperlambat pemburukan (progression) fungsi ginjal
faktor utama penyebab pemburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi glomerulus.
Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus ini adalah: Pembatasan Asupan
Protein. asupan protein mulai dilakukan pada LFG < 60 ml/mnt. Protein diberikan 0,6-0,8
kg.bb/hari
• Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
Pencegahan dan terapi terhadap kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena 40-45%
kematian pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit kaediovaskular
• Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
Penyakit ginjal kronik mengakibatkan berbagai komplikasi yang
manifestasinya sesuai dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang
terjadi
• Anemia terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal kronik.
Hal – hal yang ikut berperan dalam terjadinya anemia:
1. defisiensi besi kehilangan darah (missal; pendarahan
saluran cerna, hematuri)
2. masa hidup eritrosit yang pendek akibat terjadinya
hemolisis,
3. defisiensi asam folat,
4. penekanan sumsum tulang oleh subtansi uremik,
5. proses inflamasi akut maupun kronik
• Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal
Terapi pengganti ginjal pada Penyakit Ginjal Kronik
stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/mnt. Terapi
pengganti tersebut dapat berupa hemodialisis, peritoneal
dialysis atau transplantasi ginjal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai