Anda di halaman 1dari 130

HUBUNGAN KECANDUAN MENGAKSES MEDIA SOSIAL DENGAN

KUALITAS TIDUR MAHASISWA UNIVERSITAS KATOLIK

INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Sarjana Keperawatan

OLEH :

REINILDIS MALA

19201044

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023

i
MOTTO

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau

jalani yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit

yang pernah kau alami.

iv
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sangat baik, karena atas berkat dan

bimbingannya saya bisa melewati proses dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua tercinta mama Klara Bupu, bapak Nikolaus Nono, bapak Simon

Ria dan bapak Romanus Mu'e , terimakasih atas cinta dan kasih sayang dalam

mendidik, mendoakan serta mendukung dengan berbagai cara sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Kakak Alfianus Wada, adik Oktaviani Anu, kakak Yasinta Mu'e, kakak

Bertolomeus Tega dan semua anggota keluarga, terimakasih untuk do'a,

nasehat dan masukan untuk saya selama mengerjakan skripsi ini.

4. Almamater tercinta Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Sarjana Keperawatan dan

Pendidikan Profesi Ners yang telah membimbing saya selama 4 tahun.

5. Dosen pembimbing 1 Ns. Heribertus Handi,S.Kep, M. Kes dan dosen

pembimbing 2 Ns.Fransiskus X. Meku, M.Kep yang dengan rendah hati

membimbing saya selama menyusun skripsi ini.

6. Teman-teman: Tasya, Tisya, Stevi, Bina, Icha, An, Lin, kk Alex, terimakasih

sudah memberikan semangat dan motivasi untuk saya selama menyusun

skripsi ini.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya saya diberikan kemampuan untuk menyelesaikan penelitian skripsi yang

berjudul “ Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan

UNIKA Santu Paulus Ruteng.

Saya menyadari tanpa bantuan, perhatian, pengertian, bimbingan, arahan, dan

kesabaran dari berbagai pihak yang terkait akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan.

Oleh sebab itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Yohanes Servatius Lon, MA selaku Rektor Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng.

2. Pater David Djerubu, S. Fil.,M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

3. Ns. Oliva Suyen Ningsih, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan Dan Pendidikan Profesi Ners Universitas Katolik Indonesia

Santu Paulus Ruteng.

4. Ns. Yuliana Suryati, S. Kep,, M. Biomed selaku penguji yang sudah

memberikan masukan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ns. Heribertus Handi, S.Kep, M. Kes selaku pembimbing I yang sudah

meluangkan waktunya untuk bimbingan dan pengarahan.

6. Ns.Fransiskus X. Meku, M.Kep selaku pembimbing II yang sudah

meluangkan waktunya untuk bimbingan dan pengarahan.

vii
7. Bapak Ibu dosen program studi Sarjana Keperawatan Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng yang sudah memberikan ilmu, motivasi dan

arahan selama proses perkuliahan.

8. Kedua orang tua terhebat Bapak Nikolaus Ria dan Ibu Klara Bupu, Bapak

Romanus Mu,e, kakak dan adik serta semua keluarga yang telah memberikan

semangat, dukungan materi serta doa kepada penulis selama penyusunan

skripsi penelitian ini.

9. Sahabat terbaik saya Maria Yunita Asung, Melania Arliana Meo, Waldetrudis

Wahyuni, yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis

skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan tingkat IV angkatan 2019 yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu dengan hati yang lapang dan tangan terbuka penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Ruteng, 22 Mei 2022

Reinildis Mala

viii
Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
2023
ABSTRAK
Reinildis Mala
Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur
Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng pada
tahun 2023
Xvi +75 halaman+ 4 gambar+ 7 tabel+ 5 lampiran+8 singkatan

Latar Belakang: Media sosial merupakan merupakan aplikasi berbasis


internet yang dibangun diatas fondasi teknologi web 4.0 yang artinya konten
dan aplikasi yang digunakan tidak lagi dibuat dan diterbitkan oleh individu,
melainkan oleh semua pengguna internet secara partisipatif dan kolaboratif.
Para pengguna dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempresentasikan
dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi informasi dengan
pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Kualitas tidur
yang buruk dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga tubuh
seseorang mudah terserang penyakit. Tujuan: penelitian ini untuk
mengetahui hubungan kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas
tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Metode:
yaitu deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 150 orang dan dan teknik
pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Hasil: Terdapat
hubungan kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur
mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng dengan nilai
P=0,005 (<0,05). Saran: disarankan bagi mahasiswa agar lebih bijak dalam
menggunakan media sosial agar tidak mengganggu kesehatan.

Kata kunci: Media Sosial, Kualitas Tidur, Mahasiswa

ix
Undergraduate Nursing Study Program and Nurse Professional Education
Faculty of Health Sciences
Indonesian Catholic University of Santu Paulus Ruteng
2023
ABSTRACT
Reinildis Mala
The Relationship between Addiction to Accessing Social Media and Sleep
Quality of Indonesian Catholic University Students of Santu Paulus
Ruteng in 2023
Xvi +75 pages+ 4 pictures+ 7 tables+ 5 attachments+8 abbreviations

Background: Social media is an internet-based application that is built on the


foundation of web 4.0 technology, which means that the content and
applications used are no longer created and published by individuals, but by
all internet users in a participatory and collaborative manner. Users can take
advantage of this social media to present themselves as well as interact, work
together, share information with other users, and form social bonds virtually.
Poor sleep quality can cause a decrease in body resistance so that a person's
body is susceptible to disease. Purpose: this study was to determine the
relationship between social media addiction and sleep quality of students at
the Indonesian Catholic University of Santu Paulus Ruteng. Method: that is
descriptive quantitative with a sample of 150 people and the sampling
technique is simple random sampling. Results: There is a relationship
between social media addiction and sleep quality of students at the Catholic
University of Indonesia Santu Paulus Ruteng with a value of P = 0.005
(<0.05). Suggestion: it is recommended for students to be wiser in using
social media so as not to interfere with health.

Keywords: Social Media, Sleep Quality, Students

x
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 10

A. Tinjauan Teori ....................................................................................... 10

1. Konsep Media Sosial ................................................................... 10

2. Konsep Tidur ............................................................................... 17

3. Konsep Kecanduan ....................................................................... 31

B. Kerangka Teori ....................................................................................... 39

C. Kerangka Konsep ................................................................................. 40

D. Hipotesis ............................................................................................... 41

xi
E. Penelitian Terkait.................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 44

A. Ranjangan Penelitian ............................................................................. 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 44

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 45

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 46

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 47

F. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas .......................................................... 47

G. Alur Penelitian ...................................................................................... 50

H. Variabel Penelitian ................................................................................ 51

I. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................... 52

J. Etika Penelitian ...................................................................................... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................... 58

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 59

C. Pembahasan ........................................................................................... 65

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 75

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................................. 76

B. Saran ....................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terkait ............................................................................ 41

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ....................................................................... 51

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ............................. 60

Tabel 4.2 Distribusi berdasarkan kelompok umur ......................................... 60

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi kecanduan mengakses media sosial ............... 61

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan kualitas tidur ............................... 61

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin dan kecanduan

mengakses media sosial ............................................................ 62

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan umur dan kecanduan

mengakses media sosial ............................................................. 63

Tabel 4.7 Hubungan kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas

tidur ............................................................................................ 64

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 39

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 40

Gambar 3.3 Alur Penelitian ............................................................................. 50

Gambar 4.1 Peta Wilayah ................................................................ .............. 58

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ......................................................... 83

Lampiran 2 Hasil Uji SPSS .................................................................. 89

Lampiran 3 Izin Penelitian .................................................................. 101

Lampiran 4 Selesai Penelitian ............................................................ 102

Lampiran 5 Master Tabel ..................................................................... 103

Lampiran 6 Surat Bimbingan ............................................................... 103

Lampiran 7 Dokumentasi ..................................................................... 114

xv
DAFTAR SINGKATAN

IAT : Internet Addiction Test

PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index

NREM : Non Rapid Eye Movement

REM : Rapid Eye Movement

EEG : Electroencephalogram

EOG : Electrooculogram

EMG : Electromiogram

SPSS : Statistical Service Solution

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang semakin

pesat pada saat ini, menyebabkan masyarakat tidak dapat di pisahkan dari

penggunaan internet. Seiring dengan perkembangan internet, perkembangan

media sosial pun merambat luas di masyarakat (Sariagri, 2021). Kemampuan

untuk membangun jejaring sosial virtual untuk interaksi yang efisien dan efektif

serta berbagi berita, ide, dan informasi, media sosial semakin populer dari waktu

ke waktu (William, 2018). Media sosial adalah medium internet yang

memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi,

bekerjasama, berbagi informasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan

sosial secara virtual (A.Rahman, 2018). Media sosial menyenangkan dan

nyaman bagi seseorang yang kecanduan media sosial. Secara keseluruhan, para

pecandu menikmati pengalaman media sosial serta kesenangan sehingga

mendorong mereka untuk menjadi kecanduan akan penggunaan media sosial

(Muhamad, 2022).

Berdasarkan data trend pengguna internet dan media sosial aktif tahun

2022 di dunia yaitu: 4,62 milyar dalam hal ini mengalami peningkatan dimana

pada tahun 2021 data pengguna media sosial berjumlah 4,20 milyar sehingga

peningkatan yang terjadi dari tahun 2021 sampai saat ini naik 10,1% (Social,

n.d.). Sedangkan laporan We Are Social jumlah pengguna aktif media sosial di

indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah

1
meningkat menjadi 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu

sebanyak 170 juta orang. Aplikasi yang ramai digunakan ialah YouTube,

WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, Video Streaming seperti

Netflix, Viu dan lainnya juga meningkat penggunaannya (We are social digital

2020 July Global Statshot Report). Penggunaan media sosial di Indonesia pada

saat ini sebanyak 63 juta orang, ini berarti bahwa 95 % dari 100 % orang di

Indonesia menggunakan internet untuk saling terhubung. Berdasarkan data

terakhir dari badan pusat statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2021

presentase pengguna media sosial berjumlah 43,14 % dan data pengguna media

sosial di Manggarai berjumlah 43,31% (Data Statistik, 2021).

Pengaruh positif dari penggunaan media sosial yaitu dapat dijadikan

sebagai media penyebaran dan atau pengumpulan informasi. Bagi pelajar media

sosial dapat dijadikan sebagai media menambah pengetahuan untuk

mengerjakan tugas-tugas sekolah, menumbuhkan rasa empati dan simpati

terhadap sesama. Penggunaan media sosial, dapat dijadikan sebagai sarana

untuk mengembangkan keterampilan, media sosial juga dapat dijadikan sebagai

media promosi oleh perusahaan dalam bidang bisnis selain itu juga media sosial

juga memliki pengaruh negatif antara lain sebagai berikut: menjauhkan orang–

orang yang sudah dekat, interaksi secara tatap muka mulai menurun, membuat

orang–orang mulai bergantung pada internet, sehingga bisa menimbulkan rasa

malas untuk bersosialisasi dengan orang disekitar.

Mahasiswa tingkat pertama adalah mahasisa yang baru memulai studinya

disebuah Universitas. Pada masa ini mahasiswa mulai mencari teman dan mulai

2
beradaptasi dengan dunia perkuliahan. Mahasiswa tingkat satu ini juga

mengalami fase peralihan dari masa remaja ke masa dewasa awal. Peralihan

yang dimaksud adalah peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri baik dari

ekonomi, kebebasan dalam menentukan diri. Mahasiswa yang aktif dalam media

sosial rentan mengalami gangguan tidur yang di sebabkan oleh kebiasaan sering

menggunakan media sosial untuk chatting, browsing, dan downloading.

Kegiatan tersebut sering mereka lakukan karena mereka memiliki keinginan

untuk bersosialisasi yang tinggi sehingga mereka sering menghabiskan waktu

dimalam hari untuk mengakses media sosial dan bermain game online.

Penggunaan media sosial sendiri memiliki efek negatif yaitu ketidakefisienan

waktu karena banyak orang yang menggunakannya setiap hari dalam jangka

waktu yang lama sehingga mengurangi produktivitas. Kemudian menyebabkan

orang akan menjadi malas untuk bersosialisasi di dunia nyata, serta akan

menyebabkan ketergantungan terhadap media social. Ciri-ciri pengguna internet

yang dapat dikatakan kecanduan adalah pengguna yang menghabiskan waktu

lebih dari 40 jam per bulan dan waktu tidurnya berkurang (Ekasari &

Dharmawan, 2017).

Kebutuhan fisik manusia bergantung pada tidur, dimana itu merupakan

suatu proses fisiologis. Seseorang tidak bisa bertahan hidup tanpa memiliki

kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, karena selama proses tidur terjadi

pemulihan sel tubuh untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi seperti

semula. Beberapa gangguan tidur yang sering di alami manusia antara lain

insomnia, sleep Apnea, parasomnia dan sebagainya (Krisna, 2017). Seseorang

3
dengan insomnia mengalami kesulitan untuk tidur. Lamanya waktu yang

dihabiskan untuk tidur atau jumlah tidur yang tidak memadai sama-sama

menyebabkan gangguan tidur. Selain itu, ada gangguan tidur terkait dengan

kualitas tidur yang buruk. Insomnia bukanlah sebuah penyakit melainkan suatu

gejala kelainan yang di dapat pada saat tidur, kesulitan atau gangguan tidur

(Hidaayah & Alif, 2017).

Kualitas tidur merupakan keadaan seseorang dimana kesadaran akan

sesuatu menjadi menurun, namun aktivitas otak tetap memainkan peran yang

luar biasa dalam mengatur fungsi pencernaan, aktivitas jantung dan pembuluh

darah, serta fungsi kekebalan dalam memberikan energi pada tubuh dan dalam

proses kognitif, termasuk dalam penyimpanan, penataan, dan pembacaan

informasi yang disimpan dalam otak, serta perolehan informasi saat terjaga

(Ganguly, 2020). Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorang terhadap tidur,

sehingga seorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah

tersinggung dan gelisah, lesuh dan apatis, kehitaman sekitar mata, kelopak mata

bengkak, konjungtiva merah, mata perih, kepala sakit dan mudah menguap atau

mengantuk (Famodu et al, 2018). Selain tanda-tanda diatas kualitas tidur

seseorang juga digambarkan dengan berapa lama tidur serta keluhan-keluhan

yang dirasakan saat tidur dan saat bangun tidur.

Masalah tidur akan mempengaruhi fungsi tubuh seseorang karena tidur

adalah kebutuhan dasar setiap orang (Hidayati, 2019). Pada saat tidur akan

terjadi pemulihan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara

bagian sistem saraf dan terjadinya perbaikan serta berlangsungnya proses

4
biologis yang umum pada semua orang. Salah satu masalah tidur yang terjadi

adalah keadaan dimana seseorang mengalami kualitas tidur yang buruk

(Hidayati, 2018).

Mahasiswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk karena munculnya

berbagai jenis media sosial dengan penggunaan yang berlebihan yang dapat

membangkitkan kesenangan terhadap penggunanya sehingga menimbulkan

perubahan mood, mendominasi pikiran, perasaan dan tingkah laku yang

dipengaruhi media sosial, jumlah waktu penggunaan media sosial bertambah,

menjadikan penggunaan media sosial sebagai aktivitas terpenting dalam

kehidupannya, menggunakan media sosial lebih sering, perasaan tidak

menyenangkan ketika penggunaan media sosial tiba-tiba berkurang atau

dihentikan dan konflik yang terjadi antara pengguna media sosial membuat

seseorang cenderung untuk tidur larut malam.

Beberapa mahasiswa memiliki tanda-tanda terkait kualitas tidur buruk

yang dialami meliputi saat bangun tidur dipagi hari tubuh tidak terasa segar,

mata terlihat cekung, sering mengantuk, sulit berkonsentrasi saat belajar atau

beraktivitas, lesu, gelisah, lelah, saat bangun tidur kepala terasa sedikit pusing,

malas gerak, tidur tidak pulas, mood menjadi buruk, dan merasa sangat kurang

waktu istirahatnya.

Fenomena yang dapat dilihat dilingkungan kampus Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng yaitu hampir seluruh mahasiswa memiliki

smartphone, bahkan ada beberapa orang yang memiliki smartphone lebih dari

satu. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa tidak

5
bisa lepas dari smartphone hal ini dapat dilihat ketika mahasiswa masih

menggunakan smartphone dalam perpustakaan, kantin, bahkan saat kuliah

mahasiswa masih mengakses media sosial, ada yang merasa kurang ketika tidak

mengakses media sosial lebih dari 1 jam. Beberapa mahasiswa tampak asyik

sendiri ketika mengakses media sosial, bahkan ada yang menunjukan beberapa

ekspresi seperti tersenyum sendiri, kesal, marah dan sebagainya. Beberapa

mahasiswa juga menunjukan dampak dari kualitas tidur yang buruk seperti:

ngantuk saat kuliah, merasa pusing, pucat, badan terasa lemah, tidak

berkonsentrasi, mudah marah dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh karena

mahasiswa sering mengakses media sosial hingga larut malam yang membuat

mereka lupa waktu untuk istirahat.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 12

November 2022 pada 15 orang mahasiswa terkait Hubungan Kecanduan Akses

Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia

Santu Paulus Ruteng didapatkan hasil siswa yang lama tidurnya 1-4 jam

berjumlah 18,2%, siswa yang lama tidurnya 4-6 jam berjumlah 54,5%, dan siswa

yang lama tidurnya 8 jam berjumlah 27,3%.

Penelitian oleh Syamsoedin, et al (2019) mendapatkan hasil bahwa durasi

penggunaan media sosial tertinggi yaitu kategori sedang (3-4 jam) dan kejadian

insomnia terbanyak yaitu insomnia ringan sehingga hasilnya terdapat hubungan

antara durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia. Begitu pula

dengan penelitian Xu, et al., mendapatkan hasil bahwa lebih dari setengah

mahasiswa sarjana memiliki kualitas tidur yang buruk (Suhartati et al., 2021).

6
Menurut Statistik (2021) situasi aktual mahasiswa terkait dengan frekuensi

penggunaan media sosial, lebih dari setengah mahasiswa yang menggunakan

media sosial memiliki kualitas tidur yang buruk. Penelitian Martini Benge

mendapatkan hasil berdasarkan uji statistik dengan nilai p value = 0,000 lebih

kecil dari nilai α=0,05 yang berarti terdapat hubungan kecanduan akses media

sosial dengan kualitas tidur remaja SMA 1 Langke Rembong (Martini, 2020).

Mengingat bahwa platform media sosial sekarang memiliki fitur yang

membuat komunikasi lebih sederhana, orang menggunakannya untuk jangka

waktu yang lebih lama setiap hari, dan kualitas tidur mereka berdampak

signifikan pada kualitas hidup mereka. Penelitian ini ingin mengetahui adanya

hubungan kecanduan akses media sosial dengan kualitas tidur. Penelitian ini

juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai hubungan

kecanduan akses media sosial dengan kualitas tidur. Berdasarkan permasalahan

diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Kecanduan

Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa di Universitas

Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di tempat ini sehingga bisa meningkatkan pengetahuan Mahasiswa di

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng tentang pentingnya menjaga

kualitas tidur.

B. Rumusan Masalah

Uraian singkat dalam latar belakang diatas memberi dasar bagi peneliti untuk

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah ada hubungan

7
antara kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui apakah ada hubungan antara kecanduan mengakses media

sosial dengan kualitas tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu

Paulus Ruteng

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas

tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

b. Mengetahui karateristik kualitas tidur mahasiswa Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng

c. Mengetahui hubungan antara kecanduam mengakses media sosial

dengan kualitas tidur

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian, maupun

berpikir kritis serta menambah pengalaman langsung dari teori yang

didapat dengan kenyataan dalam penelitian ilmiah.

b. Bagi Mahasiswa

Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

pertimbangan agar mahasiswa lebih bijaksana dalam mengakses media

8
sosial, sehingga tidak mengganggu aktifitas sehari-hari juga kualitas

tidur, yang dapat berakibat buruk pada kesehatan.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan sebagai acuan jika

melakukan penelitian tentang “Hubungan Kecanduan Mengakses Media

Sosial dengan Kualitas Tidur”

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Media Sosial

a. Media Sosial

Media sosial merupakan aplikasi berbasis internet yang dibangun

diatas fondasi dan teknologi Web 4.0 yang artinya konten dan aplikasi

yang digunakan tidak lagi dibuat dan diterbitkan oleh individu,

melainkan oleh semua pengguna internet secara partisipatif dan

kolaboratif (Alfajri et al, 2019).

Semenjak munculnya akan hal tersebut masyarakat pun semakin

mudah terhubung untuk saling berinteraksi. Mereka seperti penduduk

asli digital sehingga muncul dalam cara mereka berpikir, bertindak,

berkomunikasi, dan bekerja (Rudyanto, 2018). Media sosial memang

telah memberikan fasilitas yang cukup untuk berbagi informasi dan

pengetahuan. Terlepas dari persoalan tersebut, media sosial bisa

digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Sebagaimana

diketahui bahwa media sosial merekam jejak dan menyimpan data dari

percakapan ataupun komunikasi yang dilakukan menggunakan platform

media sosial tersebut (Alfajri et al, 2019).

10
b. Macam-macam media sosial

a) TikTok

TikTok merupakan program media sosial yang saat ini sedang

berkembang pesat baik dari segi pengunduhan di Google Play Store

maupun AppStore. TikTok diunduh oleh lebih dari 300 juta orang

antara kuartal pertama dan kedua tahun 2020, menurut analisis

Sensor Tower dari kuartal kedua tahun 2020. Tik tok adalah sebuah

aplikasi dimana para penggunanya bisa berbagi video musik dengan

durasi pendek (Ferira, 2022).

b) Facebook

Facebook tetap terkenal sejak tahun 2004 karena fitur-fiturnya yang

mudah digunakan untuk terhubung dan berbicara satu sama lain.

Dokumen 2d area 2020 Facebook menyatakan pengguna aktif

bulanan Facebook mencapai lebih dari 2,7 miliar (Naimah, 2019).

c) Instagram

Instagram adalah tempat untuk menyampaikan pesan Anda melalui

foto dan video kreatif. Pengguna dapat mengambil foto dan video di

telapak tangan mereka, mengeditnya dengan berbagai alat dan filter,

dan mengunggahnya sekaligus. Instagram juga memiliki fitur

Instagram Stories yang mudah digunakan untuk mengabadikan

momen dalam video pendek (Damas, 2020).

11
d) Snapchat

Snapchat adalah aplikasi perpesanan seluler yang benar-benar unik.

Di aplikasi ini pengguna dapat saling berkirim video dan foto yang

kemudian secara otomatis akan terhapus dalam beberapa detik.

Pengguna Snapchat berkisar lebih dari 300 juta per bulannya

berdasarkan riset We Are Social 2020 (Tri, 2018).

e) Likee

Aplikasi media sosial populer lainnya adalah Likee, platform

pembuatan video pendek terkemuka BIGO di Singapura. saat ini

Likee mempunyai lebih dari 2.000 efek video, memudahkan

pengguna untuk membuat video kreatif. Likee tersedia di Google

Play Store dan AppStore di lebih dari 200 negara dan wilayah

termasuk Indonesia, Rusia, China, dan Amerika Serikat. Hingga saat

ini, Likee memiliki lebih dari 150 juta pengguna di seluruh dunia

(Muhammad, 2021).

f) Whatsapp

Whatsapp messenger adalah aplikasi pesan lintas platform yang

sangat mungkin kita bertukar pesan tanpa biaya sms, dikarenakan

whatsapp messenger menggunakan paket data internet yang sama

untuk e-mail, searching situs dansebagainya. Aplikasi whatsapp

messenger menggunakan koneksi GPRS/EDGE/3G atau wifi untuk

komunikasi data dengan Whatsapp. Setiap orang bisa melakukan

pembicaraan online, sharing file, bertukar foto ( langsung dari

12
kamera, file manager dan media galery atau betukar video ( langsung

dari video kamera, file manager dan media galery), melalui audio (

langsung merekam suara dari file manager dan musik galery).

Whatsapp dapat dijalankan pada beberapa platform yaitu Apple ios,

Blakcberry, Android, Symbian, Nokia serie 40, windows phone

(Suhartati et al., 2021).

g) Path

Perangkat lunak jejaring sosial pada ponsel cerdas yang

memungkinkan pelanggan untuk membagi gambar dan pesan.

Penggunaan Path difokuskan untuk menyediakan lokasi terpisah bagi

pelanggan untuk berbagi dengan kerabat dan teman terdekatnya

sendiri (Efendi et al., 2022).

h) Line

Media sosial line sebagai salah satu media komunikasi digital yang

telah berperan penting dalam masyarakat. Komunikasi digital adalah

sebuah bahasa yang menggunakan angka-angka untuk memeroses

informasi. Hanya melalui suatu proses penerjemahan yang

berperantara matematis, maka bahasa digital dapat digunakan untuk

berkomunikasi dengan dan antar manusia. Teknologi digital dapat

membuat manusia berkomunikasi dengan lancar walau jarak

memisahkan dalam skala antar benua atau antar bumi dan angkasa

(Nasyaya & Adila, 2019).

13
i) Twitter

Twitter merupakan sistus web yang di operasikan oleh Twitter Inc.

Untuk mengirim dan membaca pesan disebut kicauan (tweets). Saat

ini, Twitter merupakan situs sosial yang menduduki peringkat

pertama dengan menggunakan system satu arah. Dengan menekan

tombol follow, pembaharuan (update) status dari orang-orang diikuti

(follow) dapat dilihat (Liedfray et al., 2022).

c. Dampak positif dan negatif media social

a) Dampak positif

Berikut merupakan beberapa dampak positif sosial media (Rahmadi

2018) yaitu:

(a) Mendapatkan informasi

Informasi yang diperoleh seperti informasi beasiswa, lowongan

kerja, info seputar agama, politik maupun hal hal yang sedang

trend dan dibicarakan banyak orang.

(b) Membentuk komunitas

Dalam hal komunitas media online berperan untuk berkoordinasi,

sharing dan interaksi ketika tidak sedang bersama.

(c) Branding

Branding dalam pengertian umum merupakan kumpulan kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar brand atau

merk yang ditawarkan dikenal dan memiliki nilai sendiri di benak

konsumen dan calon konsumen.

14
(d) Promosi

Adanya sosial media membantu dan memudahkan orang untuk

berjualan produk dan jasa yang dimiliki. Hal ini tentu merubah cara

berjualan dari dulu yang harus memiliki tempat mangkal, sekarang

dari rumah pun bisa berjualan dengan memanfaatkan sosial media.

b) Dampak negatife

Dampak buruk media sosial adalah :

(a) Adanya akun palsu

Dengan media sosial, seseorang akan dengan mudah membuat

akun. Tidak jarang satu karakter memiliki banyak akun dan

terkadang seseorang membuat akun palsu untuk melakukan

tindakan penipuan, penculikan atau kejahatan lainnya.

(b) Perilaku negatif

Pada tingkat yang parah, beberapa orang menggunakan media

sosial untuk melakukan tindakan penipuan dan kejahatan lainnya

(c) Membuat ketergantungan atau ketergantungan

Konten media sosial sangat besar dan sangat digemari para

remaja, sehingga remaja tidak bisa lepas darinya, sehingga muncul

sebagai pecandu media sosial (Rodli & Wulandari, 2022).

d. Tipe-tipe pengguna sosial media

Ada empat (4) tipe pengguna sosial media ( Rahmadi, 2017), yaitu :

15
1) Tipe umum.

Tipe ini memanfaatkan sosial media untuk bersosialisasi dengan

teman via online, mendapatkan info-info terbaru maupun sekedar

refreshing.

2) Tipe pelajar.

Tipe seperti ini murid ini memanfaatkan media sosial untuk

memandu pembelajaran. Tipe jenis ini didominasi oleh remaja yang

masih kuliah. Agar jam kuliah atau sekolah tidak terganggu, lebih

baik membatasi akses ke media sosial, misalnya hanya diizinkan

masuk ke media sosial pada jam-jam positif di luar masalah atau di

luar jam belajar. Tanpa melakukan pembatasan akses biasanya kita

lebih banyak bersosial media daripada menyelesaikan tugas atau

pekerjaan lain yang seharusnya kita selesaikan.

3) Tipe karyawan.

Tipe ini memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan

kelebihannya maupun untuk mencari lowongan pekerjaan dan

menjalin pertemanan professional.

4) Tipe pedagang.

Tipe ini memanfaatkan sosial media untuk menjual barang atau jasa

yang mereka tawarkan, menjalin kedekatan dengan customer

maupun menjalin relasi bisnis.

16
5) Tipe pengajar.

Tipe pengajar memanfaatkan sosial media untuk mendukung

kegiatan pengajaran seperti menjalin kedekatan dengan peserta

didik, menjalin relasi profesional serta memberikan informasi

kepada siswa. Contohnya pengajar membentuk grup- grup diskusi

dengan siswa atau mahasiswa untuk berbagi pengetahuan yang

dimiliki dalam proses belajar.

2. Konsep Tidur

a. Pengertian Tidur

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi atau

tanggapan dan juga reaksi individu terhadap lingkungan menurun.tidur

dikarateristikan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran

yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan

respon terhadap stimulus ekstrenal hampir sepertiga dari waktu

digunakan untuk tidur (Wicaksana, 2016).

Tidur adalah suatu kondisi istirahat alami yang dialami manusia

yang sangat penting untuk kesehatan. Setiap manusia dapat

membutuhkan waktu tidur kurang lebih 6-8 jam sehari. Jika tubuh kita

merasa lelah secara alami dan otomatis kita akan merasa ngantuk

sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara mental dan fisik.

Ketika memiliki waktu tidur yang baik dan teratur maka tubuh akan

terasa segar atau fit ketika bangun, begitu juga saat melakukan

aktifitas,dan sebaliknya.

17
Dari pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

tidur merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan

kesadaran serta berkurangnya persepsi seseorang dan terjadinya

penurunan reaksi terhadap lingkungan secara alamiah dimana tubuh

sedang diperbaiki atau direstorasi yang ditunjukan dengan rendahnya

kesadaran dan metabolisme tubuh sehingga dapat mengalami

penurunan. Selain itu juga, otak kita dapat memerintah untuk tidur dan

istirahat dimana ketika gelap datang dan terbangun pada saat terang,

baik karena terlalu mengantuk ataupun pikiran kosong dan ketika pada

saat minum obat.

b. Tahapan Tidur

Sejak adanya alat EEG (Electroencephalogram), maka akttivitas-

aktivitas di dalam otak dapat direkam dalam suatu grafik. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram

(EEG), electrooculogram (EOG), dan elektromiogram (EMG) diketahui

ada dua tahapan tidur, yaitu gerakan mata tidak cepat (non-rapid eye

movement-NREM) dan gerakan mata cepat (rapid eye movement

(REM) (Aziz & Hidayat, 2019).

1) Tidur REM (Rapid Eye Movement-REM)

Tidur REM merupakan fase terakhir dan terdalam dari tidur atau

sering disebut juga tidur bermimpi. Saat memasuki pada tahap

ini, pernapasan akan berubah makin cepat, tidak teratur, dan

18
dangkal. Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar 90 menit

dan berlangsung selama 5 sampai 30 menit.

2) Tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement-NREM)

Tidur NREM biasa desebut juga tidur gelombang lambat karena

gelombang otak orang yang sedang tidur lebih lambat

dibandingkan gelombang alfa dan beta orang yang sedang

bangun atau terjaga (Aziz & Hidayat, 2019).

a. Tahap I

Tahap tidur sangat ringan

b. Tahap II

Tahap tidur ringan dan pada tahap ini juga terjadi penurunan

pada proses tubuh

c. Tahap III

Denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta bagian tubuh

lain terus menurun karena dominasi sistem saraf

parasimpatik, orang yang tidur menjadi lebih sulit bangun.

d. Tahap IV

Denyut jantung dan frekuensi pernapasan orang yang tidur

menurun sebesar 20% - 30% dibandingkan denyut jantung

dan frekuensi pernapasan selama terjaga.

c. Pengertian Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang dapat dengan

mudah memulai dan mempertahankan tidur. Kualitas tidur seseorang dapat

19
digambarakan dengan berapa lama tidur, dan keluhan-keluhan yang

dirasakan saat tidur ataupun saat bangun tidur. Adapun faktor lain yaitu:

faktor fisiologi, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Dari faktor

fisiologis menyebabkan aktifitas sehari-hari menurun, tubuh terasa lemah,

merasa lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidakstabilan tanda-tanda

vital, sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas, dan sulit

untuk konsentrasi (Tejawati, 2021).

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seseorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran pada saat bangun.

Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif tidur, seperti durasi tidur,

efisiensi tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan

disfungsi tidur pada siang hari serta aspek subjektif tidur. Kualitas tidur

seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda-tanda

kekurangan tidur seperti tidak merasa segar saat bangun dipagi hari, area

gelap disekitar mata, kepala terasa berat, rasa lelah yang berlebihan dan

tidak mengalami masalah dalam tidurnya, (Manitu & Sirumpa, 2022). Dan

kualitas tidur seseorang dikatakan buruk apabila seseorang mengeluh sakit

kepala, merasa lelah, sering tebangun tengah malam.

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah

tersingggung, gelisah, lesuh, apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak

mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, sakit kepala dan sering

menguap dan mengantuk.

20
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur

adalah kepuasan tidur seseorang individu yang menghasilkan kesegaran dan

kebugaran.

d. Kebutuhan Tidur Normal

Kebutuhan akan tidur pada setiap individu berbeda-beda

dipengaruhi oleh usia perkembangan yaitu dari neonatus hingga lansia

memiliki kebutuhan yang berbeda (Kemenkes, 2022).

1) Jumlah tidur yang diinginkan pada usia 0-2 bulan adalah 10,5-18 jam

per hari. Sifat tidur pada usia ini adalah pola tidur yang tidak normal

(sebanyak 6-8 minggu) berhubungan dengan rasa lapar, durasi tidur

lebih dari satu kali sepanjang siang dan malam, tidur seperti

tersenyum, menghisap, gerakan tubuh. Kebutuhan tidur anak usia 2-

12 bulan, jumlah tidur yang diinginkan sekitar 14-15 jam sehari. Sifat

tidur, khususnya jumlah tidur malam meningkat, pola tidur mulai

muncul, tidur siang yang semula berjumlah tiga-empat kali

bertambah menjadi 1-2 kali pada akhir tahun pertama.

2) Jumlah tidur yang diinginkan pada usia 1-3 tahun adalah 12-14 jam

(antara 1,5-3,5 jam tidur siang). Sifat tidur, terutama tidur di pagi

hari, berkurang pada usia sekitar 18 bulan. Sangatlah penting untuk

menjaga rutinitas waktu tidur, mengatur waktu, menginspirasi anak

untuk berani tidur sendiri, waspadai peralihan dari tidur di tempat

tidur bayi ke tempat tidur biasa.

21
3) Jumlah tidur yang diinginkan pada usia tiga-lima tahun adalah

sekitar sebelas tiga belas jam sehari. Tidur biasanya tidak ada pada

akhir tahun ke-5, di mana rasa takut di malam hari juga dapat

muncul.

4) Jumlah tidur yang diinginkan pada usia 5-12 tahun adalah sekitar 10-

11 jam sehari. Meningkatnya olahraga anak dapat menyebabkan

berkurangnya waktu tidur. Dampak televisi, sistem komputer, dan

situasi klinis dapat mengintervensi tidur. Waspadai masalah tidur

kronis dan kantuk di siang hari.

5) Jumlah tidur yang diinginkan pada usia 12-18 tahun adalah sekitar 7-

9 jam sehari. Di usia remaja, mereka menghadapi waktu luang yang

lebih lama dan kurang tidur.

6) Jumlah tidur yang dibutuhkan pada usia 18-25 tahun kebanyakkan

tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8,5 jam dan jarang sekali tidur

siang. Kurang lebih 20% waktu tidur yang dihabiskan adalah tahapan

tidur REM. Akan tetapi ada hal yang dapat mengganggu pola tidur

seperti gaya hidup, seperti stress pekerjaan, hubungan keluarga, dan

aktivitas sosial dapat berpengaruh terhadap insomnia dan penggunaan

medikasi untuk tidur.

7) Jumlah tidur yang dibutuhkan pada usia 26-64 tahun durasi tidurnya

selama 6-7 jam. Waktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari

mulai menurun. Tidur REM dan tahap 4 tidur NREM mulai menurun

pada usia ini. Frekuensi berkemih saat tengah malam pada usia ini

22
cenderung meningkat dan kepuasan akan kualitas tidur menjadi

menurun. Insomnia terutama lazim terjadi, disebabkan oleh

perubahan dan stress usia menengah. Gangguan tidur dapat

disebabkan oleh kecemasan, depresi, atau penyakit fisik ringan

tertentu dan juga lingkungan.

e. Pengukuran Kualitas Tidur

Pengukuran kualitas tidur dapat berupa kuesioner maupun sleep

diary, nocturnal polysomnography, dan multiple sleep latency test. Sleep

diary merupakan pencatatan aktivitas tidur sehari-hari, waktu ketika

tertidur, aktivitas yang dilakukan dalam 15 menit setelah bangun

(Woran et al., 2021) melakukan pengukuran kualitas tidur dengan

menggunakan instrument Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

PSQI merupakan instrumen efektif yang digunakan untuk

mengukur kualitas tidur dan pola tidur. Instrumen PSQI dibuat

berdasarkan pola tidur responden dengan rentang tidur satu bulan

terakhir. Tujuan pembuatan PSQI adalah untuk menyediakan standar

pengukuran kualitas tidur yang valid dan percaya, membedakan tidur

yang baik dan buruk, menyediakan index yang mudah dipakai oleh

subjek dan interpretasi oleh peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan

dalam pengkajian gangguan tidur yang bisa berdampak pada kualitas

tidur (Woran et al., 2021).

(Woran et al., 2021) membedakan penilaian PSQI menjadi kualitas

tidur baik dan buruk yang mencakup 7 ranah, yaitu kualitas tidur

23
subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur disiang hari, jawaban dari

masing-masing soal memiliki skor 0-3 dan setiap jenis petanyaan

memiliki cara perhitungan berbeda-beda. Pada akhir penjumlahan skor

dari seluruh pertanyaan dan hasilnya diklasifikasikan menjadi dua

kategori. Jika skor akhir <5 dikategorikan kedalam kualitas tidur yang

baik jika skor akhir >5 dikategorikan kedalam kualitas tidur buruk.

Indikator PSQI atau kualitas tidur

a) Waktu Tidur Biasanya.

b) Waktu Yang Dibutuhkan saat mulai berbaring Hingga Tertidur.

c) Waktu Bangun Tidur Biasanya.

d) Jumlah Jam Tidur Per Malam.

e) Sering mengalami kesulitan kualitas tidur secara keseluruhan

mengkonsumsi obat (dengan atau tanpa resep dokter) untuk

membantu agar bisa tidur mengalami kesulitan untuk tetap

terjaga/segar/tidak merasa ngantuk ketika berkendara, makan, atau

dalam aktivitas sosial.

f) Berkonsentrasi atau menjaga rasa antusias guna menyelesaikan suatu

pekerjaan/tugas.

g) Memiliki teman tidur.

f. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Tidur Antara Lain

Sebagai Berikut:

24
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur.

a) Penyakit

Setiap penyakit menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik seperti

kesulitan bernafas, serta kecemasan atau depresi dapat

menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga menyebabkan seseorang

untuk tidur dalam posisi tidak biasa (Warahmatillah, 2012).

b) Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas tidur pada remaja, di era sosial media dan permainan

elektronik, banyak remaja yang menyabotase kesempatan mereka

untuk beristirahat cukup pada malam hari dengan asyik bermain

video game online sampai dini hari. Kegiatan tersebut membuat

pikiran mereka tetap segar-segar sampai diatas jam sebelas dan

menghalangi otak mereka sehingga menyebabkan penundaan tidur

lebih lanjut sampai berjam-jam setelah mereka mematikan

perangkat elektronik (Atkins, 2017).

c) Lingkungan

Faktor lingkungan memiliki dampak yang mempermudah tidur

bahkan dapat mempengaruhi tidur seseorang. Lingkungan yang

bising dan gaduh akan menghambat individu untuk beristirahat dan

tidur (Hutagalung et al., 2021).

25
d) Kelelahan

Setiap orang mempunyai kondisi tubuh yang berbeda-berbeda.

Kondisi tubuh yang lelah akibat aktivitas fisik maupun aktivitas

yang lain dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Semakin

seseorang merasakan lelah dan letih maka akan semakin pendek

siklus REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus

REM akan kembali memanjang (Hutagalung et al., 2021).

e) Stres Emosional

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Sebab

seseorang yang berada pada kondisi ansietas kadar norepinefrin

darah akan meningkat melalui stimulasi sistem saraf simpatis.

Kondisi ini akan menyebabkan siklus tidur NREM tahap IV dan

tidur REM akan berkurang dan akan sering terjaga (Etindele, 2020).

f) Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat

proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya

proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam

amino dan protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan

gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan

terkadang sulit untuk tidur (Paruthi et al, 2016)

g) Motivasi

Motivasi merupakan suatu keinginan yang mendorong seseorang

untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu,

26
adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan

gangguan proses tidur (Akademiler et al, 2018).

h) Alkohol

Alkohol dapat menekan REM secara normal, seseorang yang tahan

minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah

(Misra, 2019).

g. Masalah Kebutuhan Tidur

Kekurangan tidur dalam tahap NREM akan berakibat pada menurunnya

aktifitas sistem imun atau immunosuppression yang berakibat pada daya

tahan tubuh ketika sakit menurun, perbaikan jaringan menjadi lambat,

menyebabkan kelelahan dan rentan terjadinya infeksi, ada beberapa masalah

kebutuhan tidur pada seseorang, diantaranya adalah:

a) Insomnia

Insomnia adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang tidak

dapat tidur dengan cukup baik, baik maupun dalam jumlah banyak,

sehingga orang tersebut hanya tidur sebentar atau mengalami

kesulitan tidur. Insomnia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu insomnia awal,

insomnia intermiten, dan insomnia terminal. Insomnia awal adalah

ketidakmampuan seseorang untuk tidur atau memicu tidur. Insomnia

intermiten adalah ketidakmampuan untuk tidur karena Anda terus-

menerus terbangun sepanjang malam. Sementara itu, insomnia

terminal adalah ketidakmampuan untuk kembali tidur setelah bangun

di malam hari (Library, 2021).

27
b) Hipersomnia

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur yang

berlebihan. Pada umumnya, lebih dari Sembilan jam pada malam

hari, yang disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis,

gangguan saraf pusat, dan gangguan metabolisme (Macher, 2002).

c) Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat

mengganggu pola tidur. Misalnya somnabulisme (berjalan-jalan

dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap Ill

dan IV dari tidur NREM. Somnabulisme ini dapat menyebabkan

diare.

d) Enuresis

Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja waktu tidur

atau disebut istilah mengompol. Ada dua jenis enuresis, yaitu

enuresis nokturnal dan enuresis diurnal. Enuresis nokturnal adalah

mengompol. Umumnya, enuresis nokturnal terjadi sebagai gangguan

tidur NREM. Sedangkan diurnal enuresis adalah mengompol saat

bangun tidur.

e) Apnea dan Mendengkur

Pada umumnya, mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur,

tetapi yang mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat

menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya suatu

28
hambatan yang menghambat proses pengaliran udara di hidung dan

dimulut pada waktu tidur.

f) Narkolepsi

Narkolepsi merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan,

seperti saat seseorang tidur dalam keadaan berdiri, mengemudi

kendaraan, atau di tengah suatu pembicaraan. Hal ini merupakan

suatu gangguan neurologis (Macher, 2002).

g) Mengigau

Mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering

dan di luar kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur

berkurang sehingga dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh

(perbaikan sel) dapat mudah menyebabkan masalah psikologis. Hasil

pengamatan dapat menunjukkan bahwa hampir semua orang pernah

mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.

h. Dampak Kualitas Tidur Yang Tidak Baik

Pada remaja kualitas tidur yang buruk dikarenakan sebagian besar

bermain game online secara terus menerus setiap hari para remaja juga

selalu mengabaikan tentang masalah yang akan ditimbulkan, remaja

juga tidak mengatur waktu belajar, dan waktu bermain tentang game

online dan dampaknya kepada remaja sangat buruk dampak yang

ditimbulkan seperti kualitas tidur terganggu yang bisa membuat muka

pucat, mata lelah, pikiran tidak konsentrasi saat belajar yang bisa

mengakibatkan prestasi belajar berkurang (Khusnal, 2017).

29
Dampak kualitas tidur yang buruk Antara lain akan mengalami

berbagai hal negatif diantaranya rentang mengalami kecelakaan,

masalah kesehatan fisik, gangguan memori dan pembelajaran, beresiko

tinggi mengalami obesitas serta masalah kesehatan mental dan menjadi

tidak berkonsentrasi dan tidak produktif saat belajar karena merasa

mudah lelah, mengantuk dan jika itu terjadi secara terus menerus maka

bisa mengakibatkan prestasi belajar menurun (Syuhada, 2019).

Dampak kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi Dampak

fisiologi dan psikologi. Yang pertama tentang dampak fisiologi meliputi

penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capek, lemah, koordinasi

neuromuscular buruk, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh

menurun, dan ketidakstabilan tanda vital sedangkan dampak

psikologisnya meliputi depresi, cemas, tidak konsentrasi, koping tidak

efektif, dan dapat juga menjadi gangguan mental (Fanny, 2016).

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa, kualitas tidur

yang buruk memiliki dampak yang buruk juga untuk tubuh yaitu:

mempengaruhi kesehatan psikologi, fisiologi dan biologis yang

mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologisnya,

menurun daya tahan tubuh serta kinerja kerja, lekas marah, depresi,

kehilangan konsentrasi, kelelahan, yang pada gilirannya dapat

berdampak pada perlindungan diri sendiri atau orang lain.

30
3. Konsep Kecanduan

a. Defenisi

Kecanduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

memiliki dua arti. Kecanduan berasal dari kata dasar, yaitu candu.

Pertama, kecanduan mendekati minat yang melupakan hal-hal lain,

misalnya ketergantungan pada semua jenis video game yang menonjol.

Kedua, ketergantungan adalah ketergantungan pada sesuatu yang

membuat ketergantungan pada obat-obatan, minuman, dan sebagainya,

misalnya banyak anak muda yang nasibnya hancur karena

ketergantungan morfin. Kecanduan adalah perilaku yang dipicu oleh

berbagai faktor, baik fisik, fisiologis maupun psikologis. Secara historis,

ketergantungan telah dijelaskan secara lengkap dalam frase zat adiktif

(misalnya alkohol, tembakau, obat-obatan) yang masuk melalui darah

dan berjalan ke otak, dan dapat mengubah komposisi kimiawi otak.

Ketergantungan jangka waktu itu sendiri berkembang seiring dengan

peningkatan taraf hidup manusia, sehingga ketergantungan jangka waktu

tidak selalu dikaitkan dengan obat-obatan tetapi juga dapat dikaitkan

dengan olahraga atau hal-hal positif yang dapat membuat seseorang

mapan secara jasmani atau rohani. Ungkapan ketergantungan umumnya

digunakan dalam konteks medis dan secara halus terkait dengan perilaku

yang tidak sopan. Gagasan ketergantungan dapat diimplementasikan ke

berbagai macam perilaku, yang terdiri dari fakta ketergantungan

teknologi pertukaran verbal (ICT) (Mania Psychology, n.d.). Menurut

31
Hovart (1989), ketergantungan tidak hanya terbatas pada materi tetapi

juga olahraga positif yang dapat dilakukan berkali-kali dan memberikan

dampak yang buruk.

Kecanduan adalah faktor perilaku kompulsif, ketergantungan, dan

kurangnya kontrol (Griffiths, 2017). Kecanduan adalah perilaku yang

mapan pada sesuatu yang disukai. Individu biasanya secara robotik

melakukan apa yang mereka sukai pada kesempatan itu. Orang

dikatakan kecanduan jika dalam beberapa waktu mereka melakukan

hobi yang sama sebanyak 5 kali atau lebih. Kecanduan adalah suatu

keadaan yang pasti akan ketergantungan yang sangat kuat dan tidak

mampu keluar dari keadaan tersebut, karakter tersebut kurang mampu

mengatur dirinya sendiri untuk melakukan olahraga positif yang

disukainya. Karakter yang kecanduan merasa terhukum jika dia tidak

lagi memenuhi tujuan rutinnya. Berdasarkan uraian di atas,

ketergantungan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana orang

merasa tergantung pada sesuatu yang disukainya dari berbagai

kemungkinan yang ada karena hilangnya kendali atas perilaku sehingga

mereka merasa terhukum jika tidak lagi melakukannya untuk

memuaskan tujuan dan kebiasaan mereka.

Berdasarkan uraian di atas maka kecanduan dapat di artikan

sebagai suatu kondisi dimana individu merasakan ketergantungan

terhadap suatu hal yang disenangi pada berbagai kesempatan yang ada

32
akibat kurangnya kontrol terhadap perilaku sehingga merasa terhukum

apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.

b. Jenis Kecanduan

Menurut Lance Dodes dalam bukunya yang berjudul “The heart of

Addiction” ( Yee, 2022) ada dua jenis kecanduan, yaitu:

1) Physical addiction, Yaitu jenis kecanduan yang berhubungan dengan

alkohol atau kokain.

2) Nonphysical addiction, Yaitu jenis kecanduan yang tidak melibatkan

dua hal di atas (alcohol dan kokain)

c. Penyebab Kecanduan

Ada beberapa faktor penyebab kecanduan mengakses media sosial yaitu

(Syarifah et al., 2022).

1) Faktor Interna

Faktor ini terdiri atas faktor-faktor yang menggambarkan

karakteristik individu. Pertama, tahap pencarian sensasi yang

berlebihan, orang yang memiliki tingkat pencarian sensasi yang

berlebihan cenderung lebih menikmati kebosanan tanpa kesulitan

dalam aktivitas sehari-hari. Kedua, kedangkalan rendah, orang

dengan kedangkalan rendah membandingkan dirinya secara negatif

dan cenderung mengalami rasa tidak aman saat berinteraksi tanpa

penundaan dengan orang lain. Menggunakan telecellsmartphone

seluler akan membuat Anda merasa nyaman saat berinteraksi dengan

orang yang berbeda. Ketiga, kepribadian extraversion yang

33
berlebihan. Keempat, pengendalian diri yang rendah, kecanduan

penggunaan telepon seluler yang berlebihan, dan kebanggaan pribadi

yang berlebihan dapat menyebabkan kerentanan pria atau wanita

terhadap kecanduan telepon seluler dan smartphone.

2) Faktor Situasional

Faktor ini terdiri dari faktor penyebab yang mengarah pada

penggunaan handphone sebagai sarana membuat individu merasa

nyaman secara psikologis saat menghadapi situasi yang tidak

nyaman, seperti saat stres, mengalami kesedihan, merasa kesepian,

mengalami kecemasan, mengalami kejenuhan belajar, dan kebosanan

waktu luang. (tidak adanya aktivitas saat waktu luang) dapat menjadi

penyebab kecanduan ponsel.

3) Faktor Sosial

Faktor Sosial Terdiri dari hal-hal yang menyebabkan ketergantungan

pada telepon seluler sebagai cara berinteraksi dan berhubungan

dengan orang yang berbeda. Unsur ini meliputi perbuatan wajib dan

kehadiran terkait yang berlebihan. Perilaku wajib mengacu pada

perilaku yang perlu dicapai untuk memenuhi keinginan yang saling

mempengaruhi yang dapat diilhami atau didukung melalui orang lain.

Kehadiran yang terhubung terutama didasarkan pada perilaku

berinteraksi dengan orang lain yang berasal dari dalam. Kecanduan

juga dipicu melalui:

34
a. Ada pilihan yang kuat untuk terus berinteraksi dalam

perilaku tertentu, terutama saat kemungkinan perilaku tertentu

sudah tidak ada.

b. perbuatan itu ditunda atau dihentikan.

a. Dampak Kecanduan

Beberapa dampak dari kecanduan akses media sosial antara lain:

1) Konsumtif, penggunaan telepon genggam dengan berbagai fasilitas

yang ditawarkan penyedia jasa layanan telepon genggam (operator)

sehingga membuat individu harus mengeluarkan biaya untuk

memanfaatkan fasilitas yang digunakan.

2) Psikologis, individu merasa tidak nyaman atau gelisah ketika tidak

menggunakan atau tidak membawa telepon genggam.

3) Fisik, terjadi gangguan seperti gangguan atau pola tidur yang berubah

4) Relasi sosial, berkurangnya kontak fisik secara langsung dengan

orang lain.

5) Akademis/pekerjaan, berkurangnya waktu untuk mengerjakan

sesuatu yang penting dengan kata lain berkurangnya produktivitas

sehingga mengganggu akademis atau pekerjaan.

6) Hukum, keinginan untuk menggunakan telepon genggam yang tidak

terkontrol menyebabkan menggunakan telepon genggam saat

mengemudi dan membahayakan bagi diri sendiri dan pengendara

lain.

35
Seseorang bisa di katakan kecanduan internet jika penggunanya

bisa lebih dari 30 menit dalam sehari atau jika di lihat dari

frekuensinya maka penggunaannya bisa lebih dari tiga kali dalam

sehari (Nuryono, 2021). Menurut penelitian yang dilakukan

Markeeters pada tahun 2013 hampir 70% pengguna internet berusia

15 sampai dua puluh dua tahun menghabiskan waktu lebih dari tiga

jam sehari menggunakan internet. Tiga hal utama yang dilakukannya

adalah mengakses media sosial 94%, mencari informasi 64% dan

membuka email 60,2% ( Santika, 2015 ). Hasil suatu pendapat online

oleh salah satu internet provider di Jerman, yang diikuti oleh sekitar

1900 responden, menyatakan bahwa sekitar 12% responden

menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk online, dan

sekitar 13 responden mengaku menghabiskan waktu lebih dari 6

sampai 10 jam dalam sehari untuk online. Penelitian yang sama

dilakukan di China sekitar 6,4% pelajar mengalami kecanduan

internet, rata- rata menghabiskan 38, 5 jam dalam seminggu untuk

online ( Ningtyas, 2013 ).

Berdasarkan beberapa pengertian yang dituangkan oleh beberapa

para ahli maka dapat menyimpulkan bahwa kecanduan adalah suatu

kegemaran atau ketertarikan terhadap sesuatu hingga melupakan

batasannya.

36
b. Klasifikasi Kecanduan

a) Normal atau tidak kecanduan

Normal atau tidak mengalami kecanduan artinya, pengguna

mengakses media sosial dengan sangat singkat untuk mencari

informasi atau digunakan untuk hal-hal yang penting (Affandi et al.,

2020).

b) Kecanduan ringan

Yaitu pengguna mengakses media sosial dalam waktu yang lama,

namun memilki pengendalian atau kontrol diri yang baik seperti

memberi batasan waktu untuk mengakses media sosial dalam sehari

(Affandi et al., 2020).

c) Kecanduan berat

Pada tingkatan ini sudah mengalami yang signifikan dalam

kehidupan mereka seperti ketergantungan dalam mengakses media

sosial bahkan sudah mempengaruhi psikologis seseorang sehingga

seseorang merasa bahwa internet merupakan hal yang paling utama

dalam hidup mereka sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan

lainnya (Affandi et al., 2020).

c. Upaya Dalam Mengatasi Dampak Kecanduan Akses Media Sosial

Adapun upaya untuk mencegah dampak negatif penggunaan media

sosial yaitu dengan bimbingan dan konseling dari guru (Elmansyah,

2017). Adapun upaya lain yaitu : pahami alasan penggunaan media

sosial, matikan notifikasi media sosial, hindari kebiasaan memegang HP

37
sebelum tidur, kurangi kebiasaan bermain HP dipagi hari, selain itu

peran orang tua juga sangat penting, dimana orang tua harus melakukan

pembinaan, pendampingan serta membangun sinergitas antar orang tua

(Pada et al., 2022).

38
B. KERANGKA TEORI
Klasifikasi Kecanduan:
Macam-macam media sosial:
Tidak kecanduan Tidur
Kualitas Tidur
Tik-tok Likee
Kecanduan ringan
Facebook Whatsapp
Kecanduan berat
Tahap tidur:
Instagram twitter
Faktor-faktor yang Tidur REM
Snapchat Line mempengaruhi:
Kecanduan Tidur NREM
Path Penyakit
mengakses
media sosial Gaya hidup
Lingkungan Masalah
Media sosial
Kelelahan kebutuhan tidur:
Faktor interna Insomnia
Stres emosional
Dampak positif: Dampak negatif: Faktor Hipersomnia
Nutrisi
situasional
Mendapatkan informasi Adanya akun palsu Motivasi Parasomnia
Faktor sosial
Membentuk komunitas Penipuan dan kejahatan Enuresis
Alkohol
Branding kecanduan Narkolepsi
Promosi
Gambar 2.1 Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur

39
C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting (Patricia, 2021).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah akses media sosial

sebagai variabel independent dan kualitas tidur sebagai variabel dependent

(Sugiyono, 2017).

Variabel Independen Variabel Dependen

Kecanduan Mengakses

Media Sosial
Kualitas Tidur

Penyakit

Gaya hidup

Lingkungan

Kelelahan

Stres emosional

Nutrisi

Keterangan:

= diteliti
k
= tidak diteliti

= berhubungan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

40
D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018). Hipotesis dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 di terima yaitu ada Hubungan

Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. H0 di tolak yaitu tidak

ada Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

E. Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No Nama Dan Judul Metode Parameter Hasil Perbedaan


Tahun

1 Baiq Leny Hubung Menggu Analisis Hasil Variabel


Suhartat, an Lama nakan yang analisis yang
Anak Ayu Durasi desain digunakan bivariat digunakan
Nyoman Penggun peneliti adalah menunjukk adalah
Trisna aan an cross analisis an adanya variabel
Narta Dewi, Media sectiona bivariat hubungan bebas yaitu
Ari Sosial l dengan uji yang media
Wibawa, I Dengan spearman. signifikan sosial.
Made Niko Kualitas (p=0,037), Jumlah
Winaya Tidur tingkat sampel
(2021) Pada kekuatan yang
Usia 19- hubungan digunakan
22 korelasi 150 orang
Tahun sedang dan tempat
(r=0.308), penelitian
dan di
hubungan Universita
bersifat s Katolik
searah Indonesia
(r=0,308) Santu
antara Paulus
durasi Ruteng.
penggunaa
n media
sosial

41
dengan
kualitas
tidur.
2 Shintia , Hubung Jenis Uji statistik Uji statistik Variabel
Ahmad an peneliti menggunak menggunak yang
Rizal , Siti Keterga an an Chi- an Chi- digunakan
Kamilah ntungan korelasi Square test Square test adalah
(2022) Penggun dengan dengan variabel
aan pendeka tingkat bebas yaitu
Media tan kemaknaan media
Sosial crosssec a = 0,05 sosial.
Dengan tional atau 95%. Jumlah
Kualitas study. Hasil riset sampel
Tidur ditemui yang
Pada nilai p = digunakan
Mahasis 0,002 < a = 150 orang
wa 0,05. dan tempat
Kepera Kesimpula penelitian
watan n: Terdapat di
STIKIM hubungan Universita
Jakarta signifikan s Katolik
antara Indonesia
ketergantun Santu
gan Paulus
penggunaa Ruteng.
n media
sosial
dengan
kualitas
tidur
3 Ns. Elly Hubung Menggu menggunak Terdapat Variabel
Purnamasar an nakan an rumus hubungan yang
i, S.Kp., Penggun desain Chi Square antara digunakan
M.Pd , aan cross penggunaa adalah
Andika Smartph sectiona n variabel
Hermawan , one l smartphone bebas yaitu
Ns. Intan Dengan dengan media
Asri Kualitas kualitas sosial.
Nurani, Tidur tidur pada Jumlah
M.Kep., Pada mahasiswa sampel
Sp.Kep.Ko Mahasis keperawata yang
m (2021) wa n di digunakan
Kepera fakultas 150 orang
watan ilmu dan tempat
Di kesehatan penelitian
Fakultas Universitas di
Ilmu Muhamma Universita
Kesehat diyah s Katolik
an Tangerang Indonesia
Universi (p-value Santu

42
tas =0,000 Paulus
Muham Ruteng.
madiyah
Tangera
ng
4 Asih Penggun Menggu Uji statistik Dengan Variabel
Fatriansari, aan nakan yang hasil uji yang
Rahmalia Media pendeka digunakan Chi-Square digunakan
Afriyani Sosial tan adalah uji yaitu p = adalah
(2021). Dalam cross Chi Square. 0.010, yang variabel
Kejadia sectiona menyataka bebas yaitu
n l n bahwa media
Insomni terdapat sosial.
a Pada hubungan Jumlah
Mahasis yang sampel
wa Stik signifikan yang
Siti antara digunakan
Khadija penggunaa 150 orang
h n media dan tempat
Palemba sosial dan penelitian
ng kejadian di
insomnia Universita
pada s Katolik
mahasiswa. Indonesia
Santu
Paulus
Ruteng
5 Martini Hubung Teknik Deskriptif Dari hasil Variabel
Benge an random kuantitatif penelitian yang
(2020) Kecand samplin dengan dinyatakan digunakan
uan g jumlah bahwa adalah
Akses sampel 125 terdapat variabel
Media orang hubungan bebas yaitu
Sosial kecanduan media
Dengan akses sosial.
Kualitas media Jumlah
Tidur sosial sampel
Remaja dengan yang
SMAN kualitas digunakan
1 tidur 150 orang
Langke remaja dan tempat
Rembon SMAN 1 penelitian
g Langke di
Rembong Universita
dengan s Katolik
nilai Indonesia
p=0,000 Santu
(p<0,05). Paulus
Ruteng

43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Desain penelitian

Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh

seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang

sedang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini, peneliti mencari hubungan

kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi dimana proses studi dilaksanakan atau

berlangsung untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian

ini dilaksanakan di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah kesempatan atau peluang yang digunakan peneliti

untuk melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 2

Maret 2023 - 2 Mei 2023. Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 6

Maret 2023 - 27 Maret 2023. Setelah mengumpulkan data peneliti

mengolah data sejak tanggal 3 April 2023 – 17 April 2023.

44
C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, subjek atau objek

yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2019). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa

keperawatan tingkat 1 Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

dengan jumlah 301 orang.

2. Sampel

a. Estimasi Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2019). Teknik yang digunakan untuk

jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus Slovin (Sugiyono,

2019) sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)²

Keterangan:

n : jumlah sampel yang diperlukan

N : jumlah populasi

e : tingkat kesalahan sempel (ditetapkan 5% atau o,o5).

301 301 301


𝑛= = =
1 + 301 (0,05)2 1 + 301 (0,0025) 1 + 0, 75
301 301
= 1+1
= 2
= 150,5 dibulatkan menjadi 150.

Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah 150 orang.

45
b. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik simple

random sampling.

c. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

1) Kriteria Inklusi

Adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:

bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

(1). mahasiswa yang dapat mengakses media sosial

(2). mahasiswa tingkat I

2) Kriteria Eksklusi

Adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah:

(1). Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti

kepada responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara

46
langsung dari responden menggunakan kuisioner dengan memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner yang disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti untuk pengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoadmojo, 2018). Untuk mengukur kualitas tidur peneliti

menggunakan kuesioner pittsburgh sleep quality index (PSQI). Kuesioner ini

berisi 9 butir pertanyaan untuk mengetahui kualitas tidur subyektif, latensi

tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur dan penggunaan obat,

sedangkan untuk mengukur kecanduan akses media sosial peneliti

menggunakan kuesioner internet addiction test (IAT), Kuesioner ini berisi 20

butir pertanyaan durasi mengakses media sosial dalam sekali buka, seberapa

sering mengakses media sosial.

F. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Sugyono (2019) Uji validitas di gunakan untuk mengukur

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk menungkapkan suatu yang diukur

oleh kuesioner tersebut. Tujuan uji validitas untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data

yang dilaporkan oleh peneliti. Menurutu Sugyono (2019) keputusan suat

47
item valid atau tidak valid dapat di ketahui dengan cara mengkorelasikan

antara skor butir dengan stor total, bila korelasi r di atas 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid. Perhitungan rumus

menggunakan SPSS (Statistical Service Solution) (Gujarati, 2019). Berikut

hasil uji validitas item pertanyaan. Uji validitas ini memggunakan dengan

rumus korelasi pearson producemoment. Rumus korelasi pearson

producemoment adalah :

n ∑xiyi – (∑xi)(∑yi)

𝑟ᵢ =

√[𝑛∑xi2 − (∑xi2 ] [𝑛∑yi − (∑yi)²

Keterangan :

𝑟ᵢ = koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor totoal

n = jumlah subyek

∑xi = jumlah skor butir soal

∑yi = skor total

Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, maka harus ada

korelasi antara skor pertanyaan dengan jumlah skor total. Jika nilai r

hitung >r table maka dapat dikatakan butir pertanyaan tersebut valid.

Uji validitas dilakukan pada mahasiswa pertanian tingkat 1

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Jumlah responden

sebanyak 23 responden dengan nilai r tabel 0,413. Hasil uji validitas

kuesioner IAT dengan 20 butir pertanyaan semuanya valid dan hasil uji

validitas untuk kuesioner PSQI dengan 17 butir pertanyaan semuanya valid.

48
2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugyono (2019) uji reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya (konsisten).

Untuk melihat ada tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistika, yaitu melalui koefisien rehabilitas, apabila koefiseinnya lebih

besar dari 0,06-1, maka secara keseluruhan pertanyaan tersebut

dinyatakan reliabel. Pengujiannya ini diukur menggunakan SPPS

(Statistical Package For Sosial Sciecess). Jika skala ini dikelompokan

dalam 5 kelas dengan rank yang sama, maka ukuran kemantapan alpha

dapat diintreppretasikan sebagai berikut:

1) 0,00-0,20 kurang reliabel

2) 0,21-0,40 agak reliabel

3) 0,41-0,60 cukup reliabel

4) 0,61-0,80 reliabel

5) 0,81-1,0 sangat reliabel

Uji reliabelitas dilakukan pada mahasiswa pertanian Universitas

Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Jumlah responden 23 orang.

Hasil uji reliabelitas untuk kuesioner IAT dengan nilai alpha cronbach

sebesar 0,895 dan uji reliabelitas kuesioner PSQI dengan nilai alpha

cronbach sebesar 0,970.

49
G. Alur Penelitian

Mengurus surat ijin penelitian

Pemilihan subjek penelitian sesuai kriteria inklusi

Informed connsent dan pengisian kuesioner

Menjelaskan proses jalannya penelitian pada subyek penelitian

Pengawasan pengisian kuesioner

Subyek mengisi lembar kuesioner

Pengumpulan dan analisis data

Hasil dan kesimpulan

Gambar 3.3 Alur Penelitian

50
H. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

memiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018).

1. Identifikasi variabel

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel independen (bebas) : Kecanduan mengakses media sosial

b. Variabel dependen (terikat) : Kualitas tidur

2. Definisi operasional dan kriteria obyektif

Tabel 3.1 Defenisi operasional hubungan kecanduan mengakses media

sosial dengan kualitas tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia

Santu Paulus Ruteng

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Skor Skala


ukur
Media Media online dengan Kuesioner Tidak Ordinal
sosial aplikasi berbasis IAT (Internet kecanduan:
internet (facebook, Addiction 0-20
whatsapp, dan Test) Kecanduan
instagram). Ringan:21-
40
Kecanduan
Berat:41-60

Kualitas Kemampuan seorang Kuesioner Baik : 0-5 Ordinal


Tidur individu untuk tidur PSQI Buruk: 6-
dan mendapatkan tidur (Pittsburgh 21
yang tenang Sleep
Quality
Index)

51
I. Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kemudian dilakukan

tahap pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, entry data,

cleaning dan tabulating. (Notoadmojo, 2018).

1) Editing

Memeriksa kelengkapan data yang telah diperoleh, apabila data belum

lengkap atau terdapat kesalahan data, maka dilengkapi kembali oleh

responden. Setelah kuesioner dikumpulkan peneliti menghitung jumlah

kuesioner yang diisi kemudian peneliti mengecek kembali kelengkapan

data yang diminta untuk diisi oleh responden.

a. Coding

Coding yaitu merubah data dari bentuk huruf ke bentuk angka. Hal ini

untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa

data penelitian ini. Data diperiksa dan dikoreksi secara lengkap maka

diberi simbol atau kode sesuai definisi operasional. Setelah kuesioner

diisi, kuesioner tersebut dimasukan ke google form lalu peneliti

memberi coding setiap jawaban berupa angka-angka yang sudah

ditentukan.

a) Coding Jenis Kelamin:

Perempuan:1

Laki-laki : 2

52
b) Coding Umur

18 Tahun : 1 21 Tahun : 4

19 Tahun : 2 22 Tahun : 5

20 Tahun : 3 24 Tahun : 6

c) Coding Kuesioner Internet Addiction Test

Tidak Pernah :0 Sering :2

Kadang-Kadang : 1 Sangat Sering : 3

d) Coding Kecanduan Mengakses Media Sosial

Tidak Kecanduan : 0

Kecanduan Ringan : 1

Kecanduan Berat : 2

e) Coding Kualitas Tidur

Baik : 1

Buruk : 2

b. Entry data

Setelah semua data selesai sampai pengkodian, selanjutnya peneliti

melakukan entry data untuk dianalisis. Mengecek daftar pertanyaan

yang telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban selanjutnya

dimasukan dalam program software komputer berupa kode-kode.

Mulai memasukan data semua variabel yang telah dilakukan coding

terutama diperhatikan value (nilai coding) berdasarkan hasil ukur pada

definisi operasional. Setelah melakukan pengcodingan pada jawaban

53
dalam kuesioner, peneliti menganalisis data tersebut menggunakan

SSPS.

c. Cleaning

Pengecekan kembali data yang telah dimasukan untuk memastikan

data tersebut tidak ada yang salah dengan melakukan list (distribusi

frekuensi uji univariat) untuk setiap variabel yang ada, yaitu dengan

pencocokan antara data pada lembar penelusuran data yang telah terisi

dengan entry apakah jumlahnya sama dan tepat 100% atau tidak. Pada

proses ini peneliti mendeteksi adanya missing dan konsistensi data (

Notoadmojo, 2018).

d. Tabulasi

Tabulating adalah mengelompokan data dalam satu tabel tertentu

menurut sifat-sifat yang dimiliki. Setelah dianalisis di SPSS dan

mendapatkan hasil maka data ini harus segera disusun dalam pola

format yang telah dirancang.

2. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai skor dari tiap-tiap tabel selanjutnya data di

analisa dengan menggunakan komputer program SSPS yang meliputi:

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karateristik setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mendapatkan distribusi frekuensi variabel yang

diteliti (Notoadmojo, 2018). Distribusi frekuensi dalam penelitian ini

54
meliputi: usia, jenis kelamin, kecanduan akses media sosial, dan

kualitas tidur.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi ( Notoadmojo,

2018). Dalam penelitian ini peneliti berencana menggunakan uji

hubungan. Uji hubungan menggunakan uji Chi-Square jika sebaran

datanya normal namun, jika data penelitian berdistribusi tidak normal

maka peneliti menggunaka non parametrik test uji Rank Spearman. Uji

ran spearmen adalah uji untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan

serta menguji signifikansi hubungan. Adapun dasar untuk pengambilan

keputusan dalam uji korelasi spearmen adalah:

a. Jika nilai sig ≤ 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat

korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

b. Jika nilai sig > 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang

dihubungkan.

Sedangkan untuk kriteria tingkat hubungan koefisien

korelasi antara variabel berkisar antara ± 0,00 sampai ± 1,00.

Tanda + adalah adanya hubungan yang bersifat positif dan

tanda – adalah adanya hubungan yang bersifat negativ. Adapun

kriteria penafsirannya adalah :

a) 0,00 sampai 0,20 artinya hampir tidak ada korelasi

55
b) 0,21 sampai 0, 40 artinya korelasi rendah

c) 0,41 sampai 0,60 artinya korelasi sedang

d) 0,61 sampai 0,80 artinya korelasi tinggi

e) 0,81 sampai 1,00 artinya korelasi sempurna

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian peneliti harus memperhatikan etika

penelitian sebagaiberikut:

1. Beneficence

Peneliti memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan

penelitian serta manfaat penelitian yang akan didapatkan bagi responden

penelitian (Notoadmojo, 2018). Dengan mengisi kuesioner tersebut

memberi manfaat kepada responden sehingga responden dapat mengetahui

dampak dari kecanduan mengakses media sosial terhadap kualitas tidur.

2. Non –malfincene

Merupakan suatu prinsip yang mana peneliti tidak melakukan perbuatan

yang dapat merugikan responden (Notoadmojo, 2018). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner sehingga tidak

menimbulkan dampak yang membahayakan responden. Semua jawaban

dalam kuesioner tidak mempengaruhi kinerja ataupun karir dari responden

karena peneliti menjamin kerahasiaan responden.

3. Justice

Peneliti memperlakukan sama rata seluruh responden tanpa membedakan

responden berdasarkan kedudukan sosial, pendidikan maupun status sosial

56
responden (Notoadmojo, 2018). Peneliti memberikan hak yang sama pada

setiap responden misalkan hak mendapatkan penjelasan atau informasi

yang berkaitan dengan penelitian ini bahkan setiap responden mempunyai

hak untuk bertanya.

4. Autonomy

Peneliti menyamarkan identitas responden peneliti sebagai upaya menjaga

privasi responden, peneliti menggunakan inisial sebagai ganti identitas

responden ( Notoadmojo, 2018). Sebelum membagi kuesioner peneliti

menjelaskan maksud dari pengambilan data tersebut kepada responden

serta membimbing responden dalam mengisi kuesioner tersebut, selain itu

peneliti memberi kebebasan pemilihan waktu kepada responden dalam

pengisian kuesioner.

5. Veracity

Informasi yang diberikan harus akurat, komperehensif, dan objektif.

Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya.

Responden memiliki otonomi sehingga responden berhak mendapatkan

informasi yang ingin diketahui. Peneliti menyampaikan kebenaran dengan

sejujur-jujurnya pada setiap responden untuk meyakinkan responden.

Peneliti menanyakan pada responden apakah setuju atau tidak untuk

mengisi kuesioner.

57
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Gambar 4.1. Peta wilayah kampus Universitas Katolik Indonesia Santu

Paulus Ruteng

Penelitian ini dilakukan di Universitas Katolik Indonesia Santu

Paulus Ruteng yang terletak dijalan Ahmad Yani, No.10 Ruteng - Flores-

NTT. Status PT aktif, tanggal berdiri 20 mei 2019, nomor SK PT :

366/KPT/I/2019. Memiliki akreditasi B, dan saat ini memiliki 14 program

studi antara lain: Kebidanan, Pendidikan Profesi Ners, Agronomi,

Keperawatan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa

Inggris, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Pendidkan Matematika, Pendidikan Teologi, Peternakan,

Sosial Ekonomi Pertanian dan Teknik Sipil. Jumlah mahasiswa secara

58
keseluruhan saat ini sebanyak 5.633 orang dengan jumlah dosen sebanyak

308 orang.

Peneliti memilih melakukan penelitian di Program Studi

Keperawatan. Penyelenggara pendidikan di Program Studi Sarjana

Keperawatan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng berbasis

metode pembelajaran problem based learning (PBS) yang berbentuk

perkuliahan, tugas dan praktek. Kegiatan perkuliahan dilakukan dari hari

senin sampai hari jumat dengan sistem penilaian sebagai berikut: nilai

kehadiran 20%, UTS 20%, UAS 40%, dan tugas 20%. Hal ini menjadi

suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam program studi

keperawatan. Oleh karena banyaknya tuntutan mendorong mahasiswa

untuk memiliki smartphone untuk mencari informasi yang mereka

butuhkan. Dengan berbagai fitur yang menarik dalam smartphone

mendorong mahasiswa keperawatan untuk selalu mngakses media sosial.

B. Hasil Penelitian

Cara pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel atau elemen secara

acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan yang

sama untuk terpilih menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif korelasi dengan pendekatan studi potong lintang (croos

sectional). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 Maret-02 Mei 2023 di

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng dan diperoleh jumlah

responden yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 150 responden.

59
1. Analisa Univariat

a. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Pada Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia
Santu Paulus Ruteng 2023
Jenis kelamin Frequency (F) Percent (%)
Perempuan 97 64,7
Laki-laki 53 35,3
Total 150 100,0
Sumber : Data Primer, 2023
Dari tabel diatas menunjukan responden yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 64,7% dan responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 35,3%. Jadi, sebagian besar jenis

kelamin responden dalam penelitian ini adalah perempuan.

b. Karateristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Kelompok Umur Pada


Mahasiswa Di Universitas Katolik Indonesia
Santu Paulus Ruteng 2023
Umur Frequency (F) Percent (%)
18 tahun 3 2,0
19 tahun 47 31,3
20 tahun 54 36,0
21 tahun 37 24,7
22 tahun 7 4,7
24 tahun 2 1,3
Total 150 100,0
Sumber : Data Primer 2023
Dari tabel diatas diketahui data dengan jumlah responden

tertinggi yaitu 36,0% adalah responden yang berumur 20 tahun

60
sedangkan data dengan jumlah responden terendah yaitu 1,3 %

adalah responden yang berumur 24 tahun.

c. Karateristik Kecanduan Mengakses Media Sosial

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecanduan Mengakses Media


Sosial Pada Mahasiswa Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng 2023
Kecanduan mengakses Frequency (F) Percent (%)
media sossial
Tidak kecanduan 24 16,0
Kecanduan ringan 82 54,7
Kecanduan berat 44 29,3
Total 150 100,0
Sumber Data Primer 2023
Dari tabel diatas menunjukan bahwa data tertinggi adalah

kecanduan ringan yaitu 54,7%, sedangkan data terendah adalah

tidak kecanduan yaitu 16,0%.

d. Karateristik Kualitas Tidur

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Tidur


Pada Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia
Santu Paulus Ruteng 2023
Kualitas tidur Frequensy (F) Percent (%)
Baik 20 13,3
Buruk 130 86,7
Total 150 100,0
Sumber : Data Primer, 2023
Berdasarkan tabel diatas menunjukan data tertinggi adalah

kualitas tidur buruk yaitu 86,7% dan data terendah yaitu adalah

kualitas tidur baik yaitu (13,3%).

61
e. Karateristik Jenis Kelamin Dengan Kecanduan Mengakses Media

Sosial

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Dengan


Kecanduan Mengakses Media Sosial Pada
Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu
Paulus Ruteng 2023
Kecanduan Mengakses Media
Sosial
Tidak Kecanduan Kecanduan Total
Kecanduan Ringan Berat
Jenis Perempuan 12,7% 38,0% 14,0% 64,7%

Kelamin Laki-laki 3,3% 16,7% 15,3% 35,3%

Total 16,0% 54,7% 29,3% 100,0%

Sumber: Data Primer, 2023


Berdasarkan hasil tabulasi antara jenis kelamin dan

kecanduan didapatkan hasil dengan data tertinggi adalah

perempuan dengan kecanduan ringan sebesar 38,0% dan kecanduan

berat 14,0%. Responden yang berjenis kelamin laki-laki kecanduan

ringannya 16,7% dan kecanduan beratnya 15,3%.

62
f. Karateristik Umur Dengan Kecanduan Mengakses Media Sosial

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Umur Dengan Kecanduan


Mengakses Media Sosial Pada Mahasiswa
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus
Ruteng 2023
Kecanduan mengakses Media sosial

Umur Tidak Kecanduan Kecanduan Total


kecanduan ringan berat
18 Tahun 0,7% 0,7% 0,7% 2,0%

19 Tahun 5,3% 14,7% 11,3% 31,3%

20 Tahun 6,0% 22,7% 7,3% 36,0%

21 Tahun 3,3% 13,3% 8,0% 24,7%

22 Tahun 0,7% 2,7% 1,3% 4,7%

24 Tahun 0,0% 0,75% 0,7% 1,3%

Total 16,0% 54,7% 29,3% 1,00%

Sumber: Data Primer 2023


Berdasarkan hasil tabulasi antara umur dan kecanduan

mengakses media sosial didapatkan hasil dengan data tertinggi

adalah umur 20 tahun yaitu kecanduan ringan sebesar 22,7% dan

kecanduan berat 7,3%.

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan

kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng Tahun 2023, yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

63
Tabel 4.7 Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan
Kualitas Tidur Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia
Santu Paulus Ruteng
Kualitas Tidur Tota p-value
Baik Buruk l
N % N % N %
Kecanduan Tidak 6 4,0 18 12,0 24 16,0
Mengakses Kecanduan
Media Kecanduan 14 9,3 68 45,3 82 54,7 0,005
Sosial ringan
Kecanduan 0 0,0 44 29,3 44 29,3
berat
Total 20 130 150
Sumber: Data Primer 2023
Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 150 responden yang tidak

mengalami kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur yang

baik sebanyak 4,0%. Responden yang tidak mengalami kecanduan dengan

kualitas tidur yang buruk sebanyak 12,0%. Responden yang mengalami

kecanduan ringan dengan kualitas tidur baik sebanyak 9,3%. Responden

yang mengalami kecanduan ringan dengan kualitas tidur buruk sebanyak

45,3%. Responden yang mengalami kecanduan berat dengan kualitas tidur

yang buruk sebanyak 29,3%. Berdasarkan uji statistik yang didapat dengan

nilai p value = 0,005 lebih kecil dari nilai α =0,05 yang berarti terdapat

hubungan kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur

mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Koefisien

korelasi antara kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur

mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng sebesar

0,258, ini artinya tingkat kekuatan hubungan atau korelasi antara variabel

64
kecanduan mengakses media sosial dengan variabel kualitas tidur memiliki

korelasi rendah.

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Karateristik Jenis Kelamin

Tingginya presentasi perempuan yang mengalami

kecanduan mengakses media sosial dalam penelitian ini karena

mayoritas responden adalah perempuan. Namun, setelah dilakukan

tabulasi silang didapatkan bahwa perempuan lebih banyak

mengalami kecanduan mengakses media sosial. Hal ini dikarenakan

perempuan ternyata lebih aktif menggunakan media sosial untuk

berinteraksi dengan orang lain agar dapat berbagi cerita dengan

orang lain (Woran et al., 2021).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putri, (2018) bahwa perempuan lebih lama dalam

menggunakan smartphone mereka dibandingkan dengan laki-laki.

Dalam penelitian ini subjek perempuan dilaporkan dapat

menggunakan smartphone mereka selama 600 menit setiap harinya,

sedangkan subjek laki-laki menggunakan smartphone mereka

selama 458,5 menit setiap harinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Elly Purnamasari, (2021) bahwa perempuan

menggunakan smartphone lebih untuk kepuasan berorientasi sosial

65
daripada laki-laki. Perempuan lebih memelihara hubungan pribadi

bahkan dengan orang lain yang berada jauh darinya.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah diuraikan

diatas peneliti berpendapat bahwa responden yang paling banyak

mengalami kecanduan mengakses media sosial adalah responden

dengan jenis kelamin perempuan dimana perempuan cenderung

untuk bercerita dengan orang lain. Bagi wanita kebutuhan untuk

selalu terhubung dengan orang lain atau teman dekatnya menjadi

hal yang sangat penting. Perempuan selalu berbagi mengenai

perasaan mereka kepada sahabat mereka. Seiring dengan kondisi

sosial media yang selalu menghubungkan antara satu dengan yang

lain membuat perempuan untuk selalu mengakses media sosial

dalam kehidupannya. Adapun faktor lain yang menyebabkan

perempuan memiliki tingkat kecanduan mengakses media sosial

lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih suka

mempresentasikan dirinya dan memperhatikan bagaimana

tanggapan atau penilaian orang lain terhadap dirinya.

b. Karateristik Umur

Dalam penelitian ini, dari keseluruhan responden yaitu 150

responden dan setelah dilakukan tabulasi silang antara umur dengan

kecanduan mengakses media sosial didapatkan hasil bahwa umur

yang paling banyak mengalami kecanduan mengakses media sosial

adalah responden yang berumur 20 tahun.

66
Berdasarkan kategori usia 20 tahun termasuk kategori

dewasa awal. Masa dewasa awal adalah masa pencarian, penemuan,

pemantapan, dan masa reproduktif dan penyesuaian pola hidup

yang baru. Tahap tersebut merupakan tahap awal dalam kehidupan

untuk belajar mandiri sehingga perkembangan pesat dari teknologi

merupakan salah satu hal yang memiliki dampak pada kehidupan

individu dalam tahap dewasa awal tersebut. Hal inilah yang bisa

membuat seseorang pada masa dewasa awal mudah tenggelam

dalam fitur yang disajikan oleh smartphone dan cenderung

menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan smartphone, yang

apabila tidak terkontrol penggunaanya dapat menimbulkan

kecanduan dalam mengakses media sosial (Ns. Elly Purnamasari,

S.Kp., 2021).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Amerika pada tahun 2018 bahwa penggunaan

smartphone tertinggi adalah usia 18-24 tahun. Pada usia ini

dianggap rentan terhadap perkembangan teknologi karena dinamika

perkembangan dan kebebasan keluarga dari peran sosial dan

kebebasan (Firmansyah et al., 2019).

Menurut penelitian Fernando dan Hidayat, (2020) pada

masa ini mahasiswa sering mengalami kesulitan tidur karena

mengerjakan tugas, chatting dengan teman, browsing dan

downloading hal-hal yang berkaitan dengan hoby dan kesenangan.

67
Durasi dalam mengakses media sosial dalam sehari yang dilakukan

mahasiswa didasarkan atas kebutuhan untuk mencari materi dan

referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik (Fernando &

Hidayat, 2020).

Berdasarkan uraian singkat diatas peneliti berpendapat

bahwa pada usia 20 tahun atau pada masa dewasa awal seseorang

individu lebih cenderung mengalami kecanduan dalam mengakses

media sosial karena pada masa ini individu mulai belajar mandiri,

mencari identitas dirinya sehingga mendorong individu untuk

cenderung mengakses media sosial. Pada masa dewasa awal ini

biasanya ditandai dengan tahap hubungan hangat, dekat dan

komunikatif. Oleh karena itu, penggunaan internet ini mendorong

kenyamanan bagi mahasiswa dalam menjalin hubungan sosial

secara daring, yang ditandai dengan meningkatnya perilaku

mahasiswa dalam menghabiskan waktu luang untuk mengakses

media sosial. Kenyamanan dan kemudahan yang disajikan oleh

media sosial mampu memicu munculnya masalah sosial baru,

sebagaimana dapat kita lihat bahwa individu yang berusia dewasa

awal lebih cenderung mengembangkan perilaku repetitif dalam

mengakses media sosial.

c. Karateristik Kecanduan Mengakses Media Sosial

Hasil penelitian ini dari 150 orang responden didapatkan

hasil yaitu sebagian besar mahasiswa mengalami kecanduan

68
kategori ringan dalam mengakses media sosial. Menurut asumsi

peneliti mayoritas kecanduan mengakses media sosial ringan pada

mahasiswa prodi keperawatan karena mahasiswa memiliki kontrol

diri yang baik. Kontrol diri yang tinggi memungkinkan individu

dapat mengatur pikiran, perasaan dan tingkah laku, sehingga tidak

didominasi oleh keinginan untuk mengakses media sosial secara

terus-menerus. Kontrol diri yang baik ini mampu mengatur pola

pikir mahasiwa dalam mengakses media sosial. Mahasiswa

mengakses media sosial untuk mengerjakan tugas atau ingin

mencari suatu informasi yang mereka butuhkan sehingga setelah

mahasiswa mendapatkan informasi tersebut maka mahasiswa

dengan sendirinya akan berhenti mengakses media sosial.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Habut et al.,

2021) bahwa dari 80 responden mahasiswa preklinik Fakultas

Kedokteran Nusa Cendana terdapat 17,5% responden tidak

mengalami kecanduan internet, 77,5% mengalami kecanduan ringan

dan 5% mengalami kecanduan berat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Murwani & Umam, 2021) bahwa dari 59 responden

yang termasuk dalam intensitas penggunaan smartphone rendah

adalah 0%, intensitas penggunaan smartphone sedang adalah 52%

sedangkan intensitas penggunaan smartphone tinggi adalah 47,5%.

Beberapa indikator intensitas diantaranya durasi kegiatan dan

69
frekuensi kegiatan. Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya

kemampuan pengguna untuk melakukan kegiatan dan frekuensi

kegiatan merupakan keseringan seseorang dalam melakukan

kegiatan yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muwarni dan Uman mendapatkan hasil yaitu:

penggunaan smartphone rendah 0%, penggunaan smartphone

sedang 52%, sedangkan penggunaan smartphone tinggi 47,5%. Hal

ini menunjukan bahwa intensitas penggunaan smartphone pada

mahasiswa ilmu keperawatan angkatan 2017 di STIKes Surya

Global Yogyakarta berada pada tingkat sedang (Murwani &

Umam, 2021).

Berdasarkan uraian singkat diatas peneliti berpendapat

bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kecanduan mengakses

media sosial ringan. Pada saat ini media sosial menjadi yang paling

utama bagi setiap individu. Setiap mahasiswa di Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng sudah memiliki smartphone dan

memiliki kebiasaan dalam penggunaan media sosial yang

berlebihan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku tersebut yaitu: pemakaian media sosial

yang menyajikan fitur-fitur yang menarik seperti: membuka

instagram, facebook, tik-tok, dan sebagainya sehingga mahasiswa-

mahasiswi kesulitan untuk menghentikan tindakan tersebut bahkan

70
ketika jam tidur. Selain banyaknya fitur yang menarik yang dapat

menyebabkan lamanya aktifitas dalam penggunaan media sosial ada

juga hal lain seperti munculnya beragam media sosial beserta

funsinya yang saat ini tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi

tetapi dapat juga membuat setiap orang tertarik untuk mencoba

funsi lain dari aplikasi yang ada sehingga menyebabkan mahasiswa

lupa waktu selain itu juga mahasiswa mengakses media sosial untuk

kebutuhan perkuliahan mereka seperti mencari informasi-informasi

yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas perkuliahan mereka.

d. Karateristik Kualitas Tidur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian

besar mahasiswa mengalami kualitas tidur buruk. Kualitas tidur

mencerminkan keadaan tidur yang restoratif dan dapat

menyegarkan tubuh keesokan harinya. Kualitas tidur yang buruk

mencakup kesulitan untuk tidur dan seringkali terbangun pada

malam hari. Terkait dengan latensi tidur yaitu berapa waktu yang

dibutuhkan sehingga seseorang bisa tertidur, dalam penelitian ini

diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa tidak bisa tertidur dalam

30 menit. Menurut asumsi peneliti dominan durasi mengakses

media sosial dalam jangka waktu tinggi pada mahasiswa

dikarenakan mahasiswa harus menyesuaikan waktu mereka antara

durasi penggunaan media sosial dengan aktifitas belajar di kampus,

sehingga keinginan untuk bersosialisasi dan mengenal sesama,

71
maupun mengerjakan tugas-tugas dari dosen mendorong mahasiswa

mengabaikan waktu tidur yang ideal bagi kesehatan tubuh mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Murwani &

Umam, (2021) bahwa dari 59 responden yang mengalami kualitas

tidur buruk sebanyak 84,7% sedangkan yang mengalami kualitas

tidur yang baik 15,3%. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas

yang dilakukan oleh individu seperti bersantai dengan teman-teman

pada malam hari, dan salah satunya adalah chatting dengan teman

atau keluarga yang jauh. Akibat terpaparnya sinar terang (blue light)

dari smartphone sehingga dapat menghambat sekresi melatonin

sehingga dapat membuat individu menunda rasa tidur serta

mekanisme penempatan waktu tidur yang salah sehingga

mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

Berdasarkan uraian singkat diatas sebagaian besar

mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk dimana hal ini

dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh individu

seperti chatingan dengan teman atau keluarga yang jauh,

mengerjakan tugas atau melakukan donwloading. Kualitas tidur

merupakan suatu keadaan tidur yang dijalani oleh seseorang

sehingga menghasilkan kesegaran dan kebugaran pada saat bangun.

Saat seseorang tertidur otak tetap memainkan peran yang sangat

luar biasa seperti mengatur fungsi pencernaan, aktifitas jantung dan

pembulu darah, termasuk dalam penyimpanan, penataan dan

72
pembacaan informasi-informasi yang telah terekam sebelumnya.

Pada mahasiswa kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi

kondisi tubuhnya yaitu: muka pucat, mata lelah, pikiran tidak

konsentrasi saat perkuliahan sehingga mengakibatkan prestasi

belajar berkurang dan dapat berpengaruh pada kemampuan

metabolisme tubuh tidak dapat bekerja dengan baik, mudah

tersinggung, kelelahan dan depresi.

2. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil uji hubungan antara kecanduan mengakses

media sosial dengan kualitas tidur diatas didapatkan hasil sebagai berikut :

mahasiswa yang tidak mengalami kecanduan namun kualitas tidurnya baik

lebih rendah presentsenya dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

mengalami kecanduan tapi kualitas tidurnya buruk. Hasil ini menunjukan

bahwa selain mengakses media sosial terdapat faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi kualitas tidur sesorang. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas tidur seseorang menjadi buruk antara lain:

penyakit, lingkungan, stres, nutrisi, gaya hidup, dan kelelahan.

Data responden dengan tingkat kecanduan ringan mengakses

media sosial dengan kualitas tidur baik adalah sebanyak 14 orang.

Responden dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 68 orang. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa semakin sering mengalami kecanduan dalam

mengakses media sosial maka kualitas tidur seseorang akan semakin

memburuk. Kualitas tidur yang buruk ini disebabkan juga oleh tugas, selain

73
mahasiswa menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas mahasiswa juga

sering menghabiskan waktu untuk mengakses media sosial, bermain game

online dan sebagainya. Hal ini memberi gambaran bahwa smartphone yang

menyediakan beberapa fitur canggih dapat menyebabkan efek candu yang

membuat para penggunanya lupa waktu. Penggunaan smartphone sebelum

waktu tidur ditengah malam dapat menyita waktu untuk beristirahat, hal

inilah menyebabkan waktu tidur menjadi berkurang dan beresiko tinggi

mengalami gangguan tidur (Anisa, 2018).

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan didapatkan

hasil bahwa ada hubungan antara kecanduan mengakses media sosial

dengan kualitas tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu

Paulus Ruteng. Koefisien korelasi antara kecanduan mengakses media

sosial dengan kualitas tidur mahasiswa universitas katolik indonesia santu

paulus ruteng sebesar 0,258, ini artinya tingkat kekuatan hubungan atau

korelasi antara variabel kecanduan mengakses media sosial dengan variabel

kualitas tidur memiliki korelasi rendah. Nilai koefisien korelasi diatas

adalah bernilai positif yaitu 0,285 sehingga hubungan kedua variabel

tersebut bersifat searah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

semakin berat kecanduan mengakses media sosial yang dialami oleh

mahasiswa maka semakin buruk pula kualitas tidur mahasiswa Universitas

Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh :

Shintia, Ahmad Rizal, dan Siti Kamilah pada tahun 2022 pada mahasiswa

74
keperawatan STIKIM Jakarta tentang hubungan ketergantungan

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa

keperawatan STIKIM Jakarta. Dalam penelitian ini didapatkan nilai p-

value = 0,002 yang berarti Ha diterima karena nilai p-value < 0,05.

Sehingga dapat dikatakan ada hubungan ketergantungan penggunaan media

sosial dengan kualitas tidur (Shintia et al., 2022).

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan

antara lain sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini peneliti tidak memberi batasan jumlah responden

yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sehingga menimbulkan

kesulitan dalam penarikan kesimpulan

2. Jumlah responden terbilang sedikit

3. Waktu penelitian yang singkat

4. Pengambilan sampel yang terlalu banyak

75
BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan interpretasi hasil penelitian dan pembahasan “Hubungan

Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng” dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan distribusi frekuensi kecanduan mengakses media sosial dapat

diketahui kecanduan mengakses media sosial yang paling banyak dialami

mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng adalah

kecanduan ringan yaitu 54,7%

2. Berdasarkan distribusi frekuensi kualitas tidur dapat diketahui bahwa

sebagian besar mahasiswa di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus

Ruteng mengalami kualitas tidur buruk yaitu 86,7%

3. Ada hubungan yang signifikant antara kecanduan mengakses media sosial

dengan kualitas tidur mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Santu

Paulus Ruteng, dengan p-value =0,005. Koefisien korelasinya adalah

0,258** yang artinya korelasi rendah. Berdasarkan nilai koefisien korelasi

tersebut maka hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah yakni

semakin berat kecanduan mengakses media sosial yang dialami mahasiswa

maka semakin buruk pula kualitas tidur yang dimiliki oleh mahasiswa di

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

76
B.Saran

1. Bagi mahasiswa dan mahasiswi

Disarankan bagi mahasiswa agar lebih bijak dalam mengakses media

sosial sehingga tidak mengganggu kesehatan

2. Bagi institusi

Disarankan bagi institusi dapat dijadikan sebagai masukan dan pemberian

pendidikan kesehatan mengenai kecanduan mengakses media sosial

dengan kualitas tidur yang dapat dialami oleh mahasiswa keperawatan

tingkat satu Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam melakukan

penelitian selanjutnya dan peneliti selanjutnya diharapkan mengkaji

falktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tidur.

77
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, L., Pramudhita, A. N., & Sasmita, M. P. (2020). Sistem Pakar Klasifikasi
Kecanduan Gadget Menggunakan Teori Arthurt T. Hovart Dengan Metode
Naive Bayes Classifier Untuk Anak Sekolah Dasar. Seminar Informatika
Aplikatif Polinema, 102–106.
http://jurnalti.polinema.ac.id/index.php/SIAP/article/view/741

Alfajri, M. F., Adhiazni, V., & Aini, Q. (2019). Pemanfaatan Social Media
Analytics Pada Instagram Dalam Peningkatan. Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 8(1), 34. https://doi.org/10.14710/interaksi.8.1.34-42

Aziz, L., & Hidayat, A. (2019). Hubungan kualitas tidur dengan excessive
daytime sleepiness pada pekerja bergilir. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan,
2(4), 144–148. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2019.v2.144-148

Damas, R. R. (2020). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM


PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI GENERASI Z ATAU IGENERATION DI
DESA CAWAS. https://eprints.upnyk.ac.id/22566/5/Skripsi Full.pdf

Efendi, B., Yuma, F. M., Prodi, M., Informasi, S., Komputer, P. S., & Informasi,
P. S. (2022). Implementasi Critical Path Method Pada Manajemen Konten
Sebagai Media Publikasi STMIK ROYAL. Journal of Computer, 2(1), 63–
70. https://doi.org/10.31504/komunika.v8i2.2459

Elmansyah, T. (2017). Upaya Mencegah Dampak Negatif Sosial Media Dengan


Layanan Informasi Melalui Media Visual Pada Siswa Kelas Xi Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Pemangkat Kabupaten Sambas. JBKI (Jurnal
Bimbingan Konseling Indonesia), 2(2), 47.
https://doi.org/10.26737/jbki.v2i2.256

Ferira, R. (2022). Analisis Aplikasi TikTok sebagai Platform Membangun


Jaringan Bisnis Generasi Millenial. Munazzama: Journal of Islamic
Management and Pilgrimage, June, 1–15.
https://www.researchgate.net/publication/361361887_Analisis_Aplikasi_Tik
Tok_sebagai_Platform_Membangun_Jaringan_Bisnis_Generasi_Millenial

Fernando, R., & Hidayat, R. (2020). JURNAL NERS Research & Learning in
Nursing Science HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI TAHUN
2020. 4(23), 83–89.

Firmansyah, M. F., Djie, S., Rante, T., & Hutasoit, R. M. (2019). HUBUNGAN
KECANDUAN PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP KUALITAS
TIDUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA
CENDANA TAHUN 2019. 25.

78
Gujarati, D. (2019). Rancangan Penelitian. 5–7.

Habut, M. A., Manafe, D. T., & Wungouw, H. P. L. (2021). Hubungan Adiksi


Internet Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Preklinik Fakultas
Kedokteran. Cendana Medical Journal (CMJ), 9(1), 38–45.
https://doi.org/10.35508/cmj.v9i1.4933

Hutagalung, N. A., Marni, E., & Erianti, S. (2021). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Tingkat I Program Studi
Keperawatan STIKEes Hang Tuah Pekan Baru. Jurnal Keperawatan Hang
Tuah, 2, 77–89. http://repository.stikesdrsoebandi.ac.id/126/1/17010098
Indah Wahyuni.pdf

Kemenkes, U. P. K. (2022). Lama Waktu Tidur Yang Dibutuhkan Tubuh.


https://upk.kemkes.go.id/new/lama-waktu-tidur-yang-dibutuhkan-oleh-tubuh

Library, N. O. M. (2021). Insomnia. 9 Maret 2021.


https://doi.org/10.7326/AITC202103160

Liedfray, T., Waani, F. J., & Lasut, J. J. (2022). Peran Media Sosial Dalam
Mempererat Interaksi Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan
Tombatu Timur Kabupaten Tombatu Timur Kabupaten Minasa Tenggara.
Jurnal Ilmiah Society, 2(1), 2.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalilmiahsociety/article/download/3
8118/34843

Macher, J. P. (2002). Dialogues in Clinical Neuroscience: Editorial


(Hypersomnia). Dialogues in Clinical Neuroscience, 11(4), 357.
https://doi.org/10.31887/DCNS.2005.7.4/ydauvilliers

Manitu, I., & Sirumpa, N. (2022). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11(1), 37–42. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.681

Martini, B. (2020). Hubungan Kecanduan Akses Media Sosial Dengan Kualitas


Tidur Remaja SMA 1 Langke Rembong. UNIKA SANTU PAULUS
RUTENG.

Murwani, A., & Umam, M. K. (2021). Hubungan Intensitas Penggunaan


Smartphone dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Angkatan 2017 Program
Studi Ilmu Keperawatan di Stikes Surya Global Yogyakarta. Jurnal Formil
(Forum Ilmiah) Kesmas Respati, 6(1), 79.
https://doi.org/10.35842/formil.v6i1.339

Naimah. (2019). Efektifitas Media Sosial Facebook Sebagai Sarana Publikasi PMI
Kabupaten Banjar. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 3. https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/mutakallimin/article/view/3414/2292

79
Nasyaya, M., & Adila, I. (2019). Diversifikasi Fitur dan Kolonialisasi Data pada
LINE Social Messaging Features Diversification and Data Colonialism on
LINE Social Messaging. J Kominfo, 8(2), 96–101.
https://doi.org/10.31504/komunika.v8i2.2459

Ns. Elly Purnamasari, S.Kp., et al. (2021). KEPERAWATAN TANGERANG. 6(1),


52–61.

Pada, S., Di, R., & Sinjai, K. E. C. (2022). Jurnal Kajian Komunikasi dan
Penyiaran Islam. 4(1), 41–56.

Patricia, C. O. S. (2021). Relasi sosial, berkurangnya kontak fisik secara langsung


dengan orang lain. Akademis/pekerjaan, berkurangnya waktu untuk
mengerjakan sesuatu yang penting dengan kata lain berkurangnya
produktivitas sehingga mengganggu akademis atau pekerjaan. Hukum,
keing. 3(2), 6.

Putri, A. Y. (2018). Hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas


tidur pada remaja.

Rodli, A. F., & Wulandari, F. (2022). Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan
Sosial Siswa Sekolah Dasar. Pendidikan Dasar Indonesia, 7(2), 46–52.
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPDI/article/view/3301/pdf

Sariagri. (2021). Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli Beserta


Manfaatnya.

Shintia, S., Rizal, A., & Kamilah, S. (2022). Hubungan Ketergantungan


Penggunaan Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa
Keperawatan STIKIM Jakarta. Open Access Jakarta Journal of Health
Sciences, 1(6), 189–196. https://doi.org/10.53801/oajjhs.v1i6.42

Social, W. A. (n.d.). Digital 2022. We Are Social.Go.Id.


https://wearesocial.com/uk/blog/2022/01/digital-2022/

Suhartati, B. L., Dewi, A. A. N. T. N., Wibawa, A., & Winaya, I. M. N. (2021).


Hubungan Hubungan Lama Durasi Penggunaan Media Sosial Dengan
Kualitas Tidur Pada Usia 19-22 Tahun. Majalah Ilmiah Fisioterapi
Indonesia, 9(1), 28. https://doi.org/10.24843/mifi.2021.v09.i01.p06

Syarifah, A., Jamaludin, & Karyadi. (2022). Faktor-Faktor Penyebab Kecanduan


Media Sosial Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Edu Dharma Journal, 06(02).
http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/edudharma/article/view/424/330

Tejawati. (2021). Definisi Kualitas Tidur. Politeknik Kesehatan Denpasar, 1(69),


5–24.

80
Woran, K., Kundre, R. M., & Pondaag, F. A. (2021). Analisis Hubungan
Penggunaan Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja. Jurnal
Keperawatan, 8(2), 1. https://doi.org/10.35790/jkp.v8i2.32092

81
LAMPIRAN

82
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KECANDUAN MENGAKSES MEDIA SOSIAL DENGAN


KUALITAS TIDUR MAHASISWA UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Responden Yth,

Kuesioner ini diajukan oleh peneliti yang saat ini sedang melakukan
penelitian. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
kecanduan mengakses media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa UNIKA
Santu Paulus Ruteng. Oleh karena itu di sela-sela kesibukan Saudara/i, saya
memohon dengan hormat kesediaan Saudara/i untuk dapat mengisi kuesioner ini
secara lengkap. Perlu saya informasikan bahwa tidak ada yang dinilai benar atau
salah, pilih sesuai dengan apa yang Saudara/i rasakan. Atas kesedian dan
partisipasi Saudara/i sekalian untuk mengisi kuesioner yang ada, saya ucapkan
banyak terima kasih.

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Pernyataan dalam kuesioner ini hanya bertujuan untuk kepentingan


penelitian dan terjamin kerahasiaan.
2. Nama responden menggunakan nama inisial
3. Dimohon menjawab dengan jujur.
4. Berilah tanda centang  pada salah satu jawaban yang sesuai dengan
pilihan Saudari

83
IDENTITAS RESPONDEN

Nama (Inisial) :

Jenis kelamin :

Berikut ini adalah kuesioner mengenai Internet Addiction Test (IAT). Kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut :

TP= Tidak Pernah

KD= Kadang - kadang

SR = Sering

SS= Sangat sering

NO Pertanyaan TP KD SR SS
1. Seberapa sering anda mengakses media sosial
2. Seberapa seringkah anda mengabaikan tugas karena
kesibukan bermain internet?
3. Seberapa sering anda lebih memilih bermain
internet daripada berhubungan (bersosialisasi)
dengan kerabat atau sahabat anda?
4. Apakah anda sering mendapatkan teman baru dari
internet?
5. Seberapa seringkah teman atau keluarga anda
mengeluh tentang waktu yang anda habiskan untuk
bermain internet?
6. Seberapa sering tugas - tugas kuliah anda menjadi
terbengkalai karena anda menghabiskan waktu anda
untuk online?
7. Seberapa seringkah anda memeriksa email sebelum
melakukan tugas yang lain?
8. Seberapa seringkah kinerja pekerjaan atau
produktivitas belajar anda menjadi menurun karena
internet?
9. Seberapa seringkah anda menutupi ketika ada yang
bertanya apa yang anda lakukan ketika sedang
online?

84
10 Seberapa sering anda menghilangkan stres dengan
bermain internet?
11. Seberapa seringkah anda merasa perlu membatasi
waktu yang anda gunakan untuk online?
12. Seberapa seringkah anda berpikir bahwa hidup
tanpa internet itu membosankan, tidak bermakna
dan tidak menyenangkan?
13. Seberapa seringkah anda marah jika seseorang
mengganggu anda pada saat sedang online?
14. Seberapa seringkah anda kehilangan waktu tidur
karena online di malam hari?
15. Seberapa seringkah anda ketika sedang offline,
ingin sesegara mungkin untuk online?
16. Seberapa seringkah anda online lebih lama dari
yang anda rencanakan?
17. Seberapa seringkah anda mencoba untuk
mengurangi jumlah waktu yang anda habiskan
online dan gagal?
18. Seberapa seringkah anda mencoba
menyembunyikan berapa lama anda sudah online?
19. Seberapa seringkah anda memilih untuk
menghabiskan lebih banyak waktu online daripada
bersosialisasi dengan orang lain?
20. Seberapa seringkah anda merasa tertekan, murung
atau gugup ketika anda sedang offline dan hilang
setelah anda online?

85
KUESIONER KUALITAS
TIDUR Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI)
1. Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?
a. 20.00-21.59
b. 22.00-23.59
c. 24.00-01.59
d. > 02.00
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
a. < 15 menit
b. 16-30 menit
c. 31-60 menit
d. > 60 menit
3. Pukul berapa anda biasanya bangun pagi?
a. 03.00-03.59
b. 04.00-05.59
c. 06.00-07.59
d. > 08.00
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
a. > 7 jam
b. 6-7 jam
c. 5-6 jam
d. < 5 jam
5. Seberapa Tidak 1x 2x ≥ 3x
sering pernah Seminggu Seminggu Seminggu
masalah
masalah
dibawah ini
menggangg
u tidur
anda?
a. Tidak mampu
tertidur

86
selama 30 menit
sejakberbaring
b. Terbangun
ditengah
malam atau dini
hari

c. Terbangun untuk
ke
kamar mandi
d Sulit bernafas
dengan
Baik
e. Batuk atau
mengorok
f. Kedinginan
dimalam hari
g. Kepanasan
dimalam hari
h. Mimpi buruk

i. Terasa nyeri

J Jawaban lainnya

6. Selama
sebulan
terakhir,
seberapa
sering anda
menggunaka
n obat
Tidur
7. Selama
sebulan
terakhir,seb
erapa sering
anda
mengantuk
ketika

87
melakukan
aktivitasdi
siang hari
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
8. Selama satu
bulan terakhir,
berapa banyak
masalah yang
anda dapatkan
dan seberapa
antusias anda
selesaikan
permasalahan
tersebut?

Sangat Baik Buruk Sangat


Baik Buruk

9. Selama
bulan
terakhir,
bagaiman
anda menilai
kepuasan tidur
anda?

88
Lampiran 2

Hasil uji SPSS

A. Analisa Univariat
1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 97 64,7 64,7 64,7
Laki-laki 53 35,3 35,3 100,0
Total 150 100,0 100,0

2. Usia

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 Tahun 3 2,0 2,0 2,0
19 Tahun 47 31,3 31,3 33,3
20 Tahun 54 36,0 36,0 69,3
21 Tahun 37 24,7 24,7 94,0
22 Tahun 7 4,7 4,7 98,7
24 Tahun 2 1,3 1,3 100,0
Total 150 100,0 100,0

3. Kecanduan Mengakses Media Sosial

Kecanduan Mengakses Media Sosial


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Kecanduan 24 16,0 16,0 16,0
Kecanduan Ringan 82 54,7 54,7 70,7
Kecanduan Berat 44 29,3 29,3 100,0
Total 150 100,0 100,0

89
4. Kualitas Tidur

Kualitas Tidur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 20 13,3 13,3 13,3
Buruk 130 86,7 86,7 100,0
Total 150 100,0 100,0

5. Tabulasi Jenis Kelamin Dengan Kecanduan Mengakses Media


Sosial

Jenis Kelamin * Kecanduan Mengakses Media Sosial Crosstabulation


Kecanduan Mengakses Media Sosial
Tidak Kecandua
Kecanduan n Ringan Kecanduan Berat Total
Jenis Perempuan Count 19 57 21 97
Kelamin Expected Count 15,5 53,0 28,5 97,0
% within Jenis Kelamin 19,6% 58,8% 21,6% 100,0%
% within Kecanduan 79,2% 69,5% 47,7% 64,7%
Mengakses Media Sosial
% of Total 12,7% 38,0% 14,0% 64,7%
Laki-laki Count 5 25 23 53
Expected Count 8,5 29,0 15,5 53,0
% within Jenis Kelamin 9,4% 47,2% 43,4% 100,0%
% within Kecanduan 20,8% 30,5% 52,3% 35,3%
Mengakses Media Sosial
% of Total 3,3% 16,7% 15,3% 35,3%
Total Count 24 82 44 150
Expected Count 24,0 82,0 44,0 150,0
% within Jenis Kelamin 16,0% 54,7% 29,3% 100,0%
% within Kecanduan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% of Total 16,0% 54,7% 29,3% 100,0%

90
6. Tabulasi Umur Dan Kecanduan Mengakses Media Sosial

Umur * Kecanduan Mengakses Media Sosial Crosstabulation


Kecanduan Mengakses Media Sosial
Tidak Kecanduan Kecanduan
Kecanduan Ringan Berat Total
Umur 18 Tahun Count 1 1 1 3
Expected Count ,5 1,6 ,9 3,0
% within Umur 33,3% 33,3% 33,3% 100,0%
% within Kecanduan 4,2% 1,2% 2,3% 2,0%
Mengakses Media Sosial
% of Total 0,7% 0,7% 0,7% 2,0%
19 Tahun Count 8 22 17 47
Expected Count 7,5 25,7 13,8 47,0
% within Umur 17,0% 46,8% 36,2% 100,0%
% within Kecanduan 33,3% 26,8% 38,6% 31,3%
Mengakses Media Sosial
% of Total 5,3% 14,7% 11,3% 31,3%
20 Tahun Count 9 34 11 54
Expected Count 8,6 29,5 15,8 54,0
% within Umur 16,7% 63,0% 20,4% 100,0%
% within Kecanduan 37,5% 41,5% 25,0% 36,0%
Mengakses Media Sosial
% of Total 6,0% 22,7% 7,3% 36,0%
21 Tahun Count 5 20 12 37
Expected Count 5,9 20,2 10,9 37,0
% within Umur 13,5% 54,1% 32,4% 100,0%
% within Kecanduan 20,8% 24,4% 27,3% 24,7%
Mengakses Media Sosial
% of Total 3,3% 13,3% 8,0% 24,7%
22 Tahun Count 1 4 2 7
Expected Count 1,1 3,8 2,1 7,0
% within Umur 14,3% 57,1% 28,6% 100,0%
% within Kecanduan 4,2% 4,9% 4,5% 4,7%
Mengakses Media Sosial
% of Total 0,7% 2,7% 1,3% 4,7%
24 Tahun Count 0 1 1 2
Expected Count ,3 1,1 ,6 2,0

91
% within Umur 0,0% 50,0% 50,0% 100,0%
% within Kecanduan 0,0% 1,2% 2,3% 1,3%
Mengakses Media Sosial
% of Total 0,0% 0,7% 0,7% 1,3%
Total Count 24 82 44 150
Expected Count 24,0 82,0 44,0 150,0
% within Umur 16,0% 54,7% 29,3% 100,0%
% within Kecanduan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% of Total 16,0% 54,7% 29,3% 100,0%

B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Kecanduan Mengakses Media Sosial Dengan Kualitas
Tidur

Kecanduan Mengakses Media Sosial * Kualitas Tidur Crosstabulation


Kualitas Tidur
Baik Buruk Total
Kecanduan Mengakses Tidak Kecanduan Count 6 18 24
Media Sosial Expected Count 3,2 20,8 24,0
% within Kecanduan 25,0% 75,0% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% within Kualitas Tidur 30,0% 13,8% 16,0%
% of Total 4,0% 12,0% 16,0%
Kecanduan Ringan Count 14 68 82
Expected Count 10,9 71,1 82,0
% within Kecanduan 17,1% 82,9% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% within Kualitas Tidur 70,0% 52,3% 54,7%
% of Total 9,3% 45,3% 54,7%
Kecanduan Berat Count 0 44 44
Expected Count 5,9 38,1 44,0
% within Kecanduan 0,0% 100,0% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% within Kualitas Tidur 0,0% 33,8% 29,3%
% of Total 0,0% 29,3% 29,3%

92
Total Count 20 130 150
Expected Count 20,0 130,0 150,0
% within Kecanduan 13,3% 86,7% 100,0%
Mengakses Media Sosial
% within Kualitas Tidur 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 13,3% 86,7% 100,0%

2. Hasil Uji Chi-square

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 10,589a 2 ,005
Likelihood Ratio 15,855 2 ,000
Linear-by-Linear Association 9,883 1 ,002
N of Valid Cases 150
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3,20.

3. Uji korelasi

Correlations
Kecanduan
Mengakses
Kualitas Tidur Media Sosial
Kualitas Tidur Pearson Correlation 1 ,258**
Sig. (2-tailed) ,001
N 150 150
Kecanduan Mengakses Pearson Correlation ,258** 1
Media Sosial Sig. (2-tailed) ,001
N 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

93
1) Uji Validitas Kuesioner Internet Addiction Test
Correlations
x01 x02 x03 x04 x05 x06 x07 x08 x09 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20
x01 Pearson Correlation 1 ,997* ,998* ,988** ,991* ,996* ,996* ,998* ,998* ,995* ,999* ,997* ,997* ,997* ,997* ,998* ,992* ,996* ,995** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x02 Pearson Correlation ,997** 1 ,999* ,989** ,991* ,995* ,995* ,998* ,996* ,993* ,998* ,997* ,998* ,997* ,998* ,996* ,989* ,997* ,994** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x03 Pearson Correlation ,998** ,999* 1 ,991** ,991* ,997* ,996* ,998* ,996* ,994* ,997* ,997* ,998* ,997* ,997* ,997* ,992* ,997* ,993** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x04 Pearson Correlation ,988** ,989* ,991* 1 ,980* ,987* ,988* ,989* ,986* ,986* ,988* ,987* ,986* ,985* ,987* ,987* ,982* ,983* ,979** ,989**
* * * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x05 Pearson Correlation ,991** ,991* ,991* ,980** 1 ,988* ,988* ,993* ,988* ,988* ,991* ,994* ,991* ,990* ,993* ,989* ,989* ,995* ,992** ,993**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x06 Pearson Correlation ,996** ,995* ,997* ,987** ,988* 1 ,996* ,997* ,994* ,993* ,995* ,994* ,996* ,998* ,994* ,996* ,991* ,995* ,992** ,997**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

94
x07 Pearson Correlation ,996** ,995* ,996* ,988** ,988* ,996* 1 ,996* ,998* ,994* ,997* ,997* ,995* ,998* ,995* ,997* ,991* ,995* ,990** ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x08 Pearson Correlation ,998** ,998* ,998* ,989** ,993* ,997* ,996* 1 ,997* ,994* ,998* ,998* ,997* ,997* ,998* ,997* ,992* ,997* ,995** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
** * * ** * * * * * * * * * * * * * **
x09 Pearson Correlation ,998 ,996 ,996 ,986 ,988 ,994 ,998 ,997 1 ,995 ,997 ,996 ,997 ,997 ,995 ,998 ,992 ,996 ,992 ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x10 Pearson Correlation ,995** ,993* ,994* ,986** ,988* ,993* ,994* ,994* ,995* 1 ,995* ,996* ,995* ,995* ,994* ,993* ,993* ,993* ,992** ,996**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x11 Pearson Correlation ,999** ,998* ,997* ,988** ,991* ,995* ,997* ,998* ,997* ,995* 1 ,997* ,996* ,997* ,997* ,998* ,992* ,996* ,994** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x12 Pearson Correlation ,997** ,997* ,997* ,987** ,994* ,994* ,997* ,998* ,996* ,996* ,997* 1 ,997* ,997* ,997* ,995* ,991* ,997* ,994** ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x13 Pearson Correlation ,997** ,998* ,998* ,986** ,991* ,996* ,995* ,997* ,997* ,995* ,996* ,997* 1 ,997* ,997* ,997* ,992* ,998* ,996** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

95
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x14 Pearson Correlation ,997** ,997* ,997* ,985** ,990* ,998* ,998* ,997* ,997* ,995* ,997* ,997* ,997* 1 ,996* ,998* ,992* ,997* ,993** ,999**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x15 Pearson Correlation ,997** ,998* ,997* ,987** ,993* ,994* ,995* ,998* ,995* ,994* ,997* ,997* ,997* ,996* 1 ,997* ,989* ,998* ,994** ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x16 Pearson Correlation ,998** ,996* ,997* ,987** ,989* ,996* ,997* ,997* ,998* ,993* ,998* ,995* ,997* ,998* ,997* 1 ,993* ,996* ,994** ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x17 Pearson Correlation ,992** ,989* ,992* ,982** ,989* ,991* ,991* ,992* ,992* ,993* ,992* ,991* ,992* ,992* ,989* ,993* 1 ,991* ,993** ,994**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x18 Pearson Correlation ,996** ,997* ,997* ,983** ,995* ,995* ,995* ,997* ,996* ,993* ,996* ,997* ,998* ,997* ,998* ,996* ,991* 1 ,995** ,998**
* * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x19 Pearson Correlation ,995** ,994* ,993* ,979** ,992* ,992* ,990* ,995* ,992* ,992* ,994* ,994* ,996* ,993* ,994* ,994* ,993* ,995* 1 ,996**
* * * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

96
x20 Pearson Correlation ,999** ,999* ,999* ,989** ,993* ,997* ,998* ,999* ,998* ,996* ,999* ,998* ,999* ,999* ,998* ,998* ,994* ,998* ,996** 1
* * * * * * * * * * * * * * * *

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

97
2) Uji Validitas Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

Correlations
x01 x02 x03 x04 x05 x06 x07 x08 x09 x10 x11 x12 x13 x14
x01 Pearson Correlation 1 ,994** ,995** ,953** ,829** ,994** ,912** ,993** ,982** .b ,989** ,990** ,994** ,997**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x02 Pearson Correlation ,994** 1 ,996** ,944** ,838** ,988** ,914** ,989** ,973** .b ,993** ,991** ,992** ,996**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x03 Pearson Correlation ,995** ,996** 1 ,953** ,855** ,994** ,919** ,991** ,979** .b ,994** ,996** ,997** ,999**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x04 Pearson Correlation ,953** ,944** ,953** 1 ,847** ,950** ,901** ,946** ,968** .b ,936** ,951** ,956** ,957**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x05 Pearson Correlation ,829** ,838** ,855** ,847** 1 ,862** ,764** ,813** ,843** .b ,829** ,857** ,855** ,852**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x06 Pearson Correlation ,994** ,988** ,994** ,950** ,862** 1 ,895** ,982** ,979** .b ,983** ,992** ,994** ,995**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x07 Pearson Correlation ,912** ,914** ,919** ,901** ,764** ,895** 1 ,936** ,899** .b ,918** ,908** ,917** ,921**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x08 Pearson Correlation ,993** ,989** ,991** ,946** ,813** ,982** ,936** 1 ,974** .b ,991** ,986** ,992** ,993**

98
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x09 Pearson Correlation ,982** ,973** ,979** ,968** ,843** ,979** ,899** ,974** 1 .b ,968** ,978** ,982** ,983**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x10 Pearson Correlation .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . .
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x11 Pearson Correlation ,989** ,993** ,994** ,936** ,829** ,983** ,918** ,991** ,968** .b 1 ,988** ,991** ,993**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x12 Pearson Correlation ,990** ,991** ,996** ,951** ,857** ,992** ,908** ,986** ,978** .b ,988** 1 ,994** ,996**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x13 Pearson Correlation ,994** ,992** ,997** ,956** ,855** ,994** ,917** ,992** ,982** .b ,991** ,994** 1 ,998**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
x14 Pearson Correlation ,997** ,996** ,999** ,957** ,852** ,995** ,921** ,993** ,983** .b ,993** ,996** ,998** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.

99
3) Uji Reabilitas Internet Addiction Test

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 24 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 24 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,996 19

4) Uji Reabilitas Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 24 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 24 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,778 14

100
Lampiran 3 Izin Penelitian

101
Lampiran 4 Selesai Penelitian

102
Lampiran 5 Master Tabel
MASTER
TABEL PSQI
NAMA JK UMUR K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 TOTAL KRITERIA CODING KECANDUAN KRITERIA CODING
M 1 3 1 2 3 1 1 0 1 9 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1
V 1 4 1 2 1 0 2 0 2 8 BURUK 2 29 KECANDUAN RINGAN 1
N 1 3 1 1 1 0 1 0 1 5 BAIK 1 35 KECANDUAN RINGAN 1
N 1 3 1 1 1 1 1 0 2 7 BURUK 2 24 KECANDUAN RINGAN 1
R 1 1 1 1 0 1 1 0 1 5 BAIK 1 23 KECANDUAN RINGAN 1
P. J 1 1 1 1 1 0 2 0 1 6 BURUK 2 16 TIDAK KECANDUAN 0
S 1 2 0 1 0 1 1 0 2 5 BAIK 1 16 TIDAK KECANDUAN 0
P 1 4 1 2 1 1 1 0 2 8 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
A 1 3 2 1 1 0 1 0 3 8 BURUK 2 27 KECANDUAN RINGAN 1
R 1 4 3 2 2 1 1 0 2 11 BURUK 2 18 TIDAK KECANDUAN 0
Z 1 2 1 2 2 1 1 1 3 11 BURUK 2 23 KECANDUAN RINGAN 1
E 1 5 1 3 1 0 1 1 2 9 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1
F 2 3 1 2 0 0 1 0 1 5 BAIK 1 30 KECANDUAN RINGAN 1
K 2 3 1 2 1 1 1 0 1 7 BURUK 2 15 TIDAK KECANDUAN 0
A 2 4 0 2 0 1 1 0 2 6 BURUK 2 24 KECANDUAN RINGAN 1
E 1 3 1 1 2 0 1 0 2 7 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
I 1 3 1 2 1 1 2 0 2 9 BURUK 2 34 KECANDUAN RINGAN 1
H 1 4 0 3 0 0 1 0 3 7 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1

103
D 1 3 0 1 0 0 1 0 2 4 BAIK 1 16 KECANDUAN RINGAN 0
R 1 4 0 2 2 0 1 0 2 7 BURUK 2 24 KECANDUAN RINGAN 1
R 1 3 1 1 1 1 1 0 2 7 BURUK 2 22 KECANDUAN RINGAN 1
L 1 3 1 1 1 0 1 0 1 5 BAIK 1 14 TIDAK KECANDUAN 0
T 2 2 0 2 0 2 1 0 1 6 BURUK 2 30 KECANDUAN RINGAN 1
O 1 3 1 2 1 1 1 0 1 7 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
M 2 3 0 1 0 0 1 0 1 3 BAIK 1 26 KECANDUAN RINGAN 1
I 1 2 0 2 0 1 1 0 2 6 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
N 1 2 1 1 0 0 1 0 1 4 BAIK 1 30 KECANDUAN RINGAN 1
AG 1 2 2 3 2 1 1 0 3 12 BURUK 2 29 KECANDUAN RINGAN 1
S 1 3 3 1 1 1 2 0 2 10 BURUK 2 36 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 4 1 1 0 0 1 0 1 4 BAIK 1 28 KECANDUAN RINGAN 1
M 1 3 0 2 2 0 2 0 2 8 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
I 2 2 1 2 1 0 2 0 1 7 BURUK 2 31 KECANDUAN RINGAN 1
F 1 4 0 3 1 0 1 0 0 5 BAIK 1 26 KECANDUAN RINGAN 1
O 1 2 1 1 0 1 1 0 2 6 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
E 1 2 1 1 0 0 1 0 1 4 BAIK 1 23 KECANDUAN RINGAN 1
S 2 4 2 2 1 0 2 0 2 9 BURUK 2 11 TIDAK KECANDUAN 0
V 1 4 0 1 0 0 1 0 2 4 BAIK 1 24 KECANDUAN RINGAN 1
F 1 2 0 1 2 0 1 0 2 6 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
M 1 3 2 1 0 1 1 0 2 7 BURUK 2 31 KECANDUAN RINGAN 1

104
E 1 3 1 1 0 1 1 0 2 6 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1
O 1 4 2 2 0 1 2 0 2 9 BURUK 2 28 KECANDUAN RINGAN 1
E 1 4 1 1 2 1 1 0 1 7 BURUK 2 33 KECANDUAN RINGAN 1
R 2 3 3 2 0 0 0 0 2 7 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
D 2 3 1 3 3 0 1 0 1 9 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1
V 1 4 2 3 0 1 2 0 1 9 BURUK 2 16 TIDAK KECANDUAN 0
A 1 3 1 1 1 1 1 0 1 6 BURUK 2 18 TIDAK KECANDUAN 0
M 1 2 2 2 0 0 2 0 3 9 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
P 1 3 1 1 3 1 1 0 1 8 BURUK 2 11 TIDAK KECANDUAN 0
A 2 4 2 2 1 1 1 0 2 9 BURUK 2 23 KECANDUAN RINGAN 1
I 2 3 2 1 1 0 1 0 3 8 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
N 2 4 0 1 0 1 1 0 1 4 BAIK 1 22 KECANDUAN RINGAN 1
A 1 3 3 2 3 1 2 0 3 14 BURUK 2 41 KECANDUAN BERAT 2
M 1 3 1 1 0 0 1 0 1 4 BAIK 1 30 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 3 2 2 1 0 2 0 3 10 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
R 1 3 2 1 3 1 1 0 2 10 BURUK 2 19 TIDAK KECANDUAN 0
A 1 4 1 3 2 1 2 0 2 11 BURUK 2 26 KECANDUAN RINGAN 1
S 1 3 1 1 3 0 0 0 1 6 BURUK 2 49 KECANDUAN BERAT 2
T 1 4 1 1 0 1 1 0 1 5 BAIK 1 23 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 3 1 2 1 0 2 0 2 8 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0
F 1 2 0 2 3 0 1 0 2 8 BURUK 2 20 TIDAK KECANDUAN 0

105
W 2 2 2 1 0 0 2 0 3 8 BURUK 2 23 KECANDUN RINGAN 1
J 2 3 3 2 3 1 2 0 2 13 BURUK 2 26 KECANDUAN RINGAN 1
Y 1 2 2 1 0 0 1 0 3 7 BURUK 2 29 KECANDUAN RINGAN 1
A 1 3 3 1 1 2 1 0 2 10 BURUK 2 40 KECANDUAN RINGAN 1
N 1 3 3 1 0 1 1 0 1 7 BURUK 2 49 KECANDUAN BERAT 2
S 1 2 2 2 2 0 2 0 2 10 BURUK 2 38 KECANDUAN RINGAN 1
H 1 4 1 2 0 1 2 0 3 9 BURUK 2 27 KECANDUAN RINGAN 1
M 1 4 1 1 1 0 1 0 1 5 BAIK 1 19 TIDAK KECANDUAN 0
H 1 2 2 1 2 1 2 0 3 11 BURUK 2 22 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 5 2 1 2 0 1 0 2 8 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
O 1 3 2 1 3 0 1 0 2 9 BURUK 2 26 KECANDUAN RINGAN 1
S 1 4 3 3 2 0 2 0 3 13 BURUK 2 35 KECANDUAN RINGAN 1
I 1 4 2 2 3 0 2 0 2 11 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
T 1 2 3 3 2 1 1 0 3 13 BURUK 2 36 KECANDUAN RINGAN 1
B 2 3 3 3 1 1 2 0 3 13 BURUK 2 39 KECANDUAN RINGAN 1
X 2 3 2 2 1 3 2 0 3 13 BURUK 2 35 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 4 3 2 3 0 2 0 3 13 BURUK 2 47 KECANDUAN BERAT 2
L 2 4 0 1 0 0 1 0 2 4 BAIK 1 28 KECANDUAN RINGAN 1
F 2 4 2 2 3 1 2 0 3 13 BURUK 2 46 KECANDUAN BERAT 2
E 2 4 3 1 3 0 1 0 3 11 BURUK 2 48 KECANDUAN BERAT 2
A 2 3 2 1 3 1 2 0 3 12 BURUK 2 51 KECANDUAN BERAT 2

106
R 1 4 3 3 3 0 2 3 3 17 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2
S 2 2 3 3 2 1 2 0 3 14 BURUK 2 31 KECANDUAN RINGAN 1
N 1 2 2 1 1 1 1 0 3 9 BURUK 2 45 KECANDUAN BERAT 2
V 1 2 1 2 1 1 2 0 2 9 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
N 1 2 1 1 1 0 1 0 2 6 BURUK 2 24 KECANDUAN RINGAN 1
M 1 3 3 2 0 0 1 0 1 7 BURUK 2 36 KECANDUAN RINGAN 1
T 2 3 3 1 1 0 1 0 1 7 BURUK 2 38 KECANDUAN RINGAN 1
V 1 2 3 2 1 0 1 1 1 9 BURUK 2 33 KECANDUAN RINGAN 1
A 1 3 3 2 0 1 1 0 2 9 BURUK 2 29 KECANDUAN RINGAN 1
W 1 3 3 3 0 0 2 0 1 9 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
L 1 1 2 1 0 1 2 0 3 9 BURUK 2 44 KECANDUAN BERAT 2
A 1 3 3 1 0 1 1 0 0 6 BURUK 2 36 KECANDUAN RINGAN 1
Y. G 1 2 2 2 1 0 2 0 2 9 BURUK 2 28 KECANDUAN RINGAN 1
P. M 1 2 1 2 1 1 2 0 3 10 BURUK 2 45 KECANDUAN BERAT 2
D 1 2 2 1 0 1 1 0 2 7 BURUK 2 15 TIDAK KECANDUAN 0
M 1 4 3 3 3 0 3 0 2 14 BURUK 2 49 KECANDUAN BERAT 2
V 1 3 2 3 1 0 2 0 2 10 BURUK 2 40 KECANDUAN RINGAN 1
R 1 2 3 1 1 1 2 0 3 11 BURUK 2 34 KECANDUAN RINGAN 1
E 1 3 2 3 3 1 2 0 3 14 BURUK 2 29 KECANDUAN RINGAN 1
I 1 3 3 2 0 0 2 0 2 9 BURUK 2 32 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 4 2 2 2 1 2 0 3 12 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2

107
J 2 2 3 2 2 1 1 0 3 12 BURUK 2 38 KECANDUAN RINGAN 1
J 2 3 3 2 2 0 1 0 3 11 BURUK 2 46 KECANDUAN BERAT 2
P 2 4 2 2 2 0 2 0 3 11 BURUK 2 44 KECANDUAN BERAT 2
A 1 2 2 3 2 0 2 0 1 10 BURUK 2 41 KECANDUAN BERAT 2
R 2 2 2 3 3 1 3 0 3 15 BURUK 2 49 KECANDUAN BERAT 2
C 1 2 2 3 3 0 3 1 2 14 BURUK 2 50 KECANDUAN BERAT 2
K 2 2 3 3 0 2 2 0 3 13 BURUK 2 35 KECANDUAN RINGAN 1
H.B 1 3 1 2 2 1 2 0 2 10 BURUK 2 31 KECANDUAN RINGAN 1
J 2 2 3 2 3 0 1 0 2 11 BURUK 2 42 KECANDUAN BERAT 2
X 1 2 1 2 3 1 2 0 3 12 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
I 1 3 3 3 1 0 2 0 3 12 BURUK 2 44 KECANDUAN BERAT 2
H 1 2 2 3 2 1 2 0 3 13 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
A 1 2 2 3 3 0 3 0 2 13 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2
P 1 5 2 2 0 0 1 0 2 7 BURUK 2 26 KECANDUAN RINGAN 1
H 1 3 2 2 2 0 2 0 3 11 BURUK 2 42 KECANDUAN BERAT 2
S 1 2 1 3 3 0 2 0 3 12 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
N 1 2 2 2 3 0 2 0 2 11 BURUK 2 35 KECANDUAN RINGAN 1
S 1 3 2 2 2 1 1 0 3 11 BURUK 2 44 KECANDUAN BERAT 2
T 2 2 2 3 3 1 3 0 3 15 BURUK 2 50 KECANDUAN BERAT 2
Y 2 2 3 3 0 3 1 0 1 11 BURUK 2 44 KECANDUAN BERAT 2
A 2 2 3 3 3 0 3 0 2 14 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2

108
X 1 2 2 3 3 1 1 2 1 13 BURUK 2 45 KECANDUAN BERAT 2
R 2 4 2 3 3 0 3 3 2 16 BURUK 2 53 KECANDUAN BERAT 2
W 2 3 3 2 3 1 2 0 1 12 BURUK 2 43 KECANDUAN BERAT 2
Q 1 2 3 2 1 1 2 0 1 10 BURUK 2 42 KECANDUAN BERAT 2
A 2 4 1 3 3 1 2 0 3 13 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2
D 2 3 3 3 0 1 2 0 3 12 BURUK 2 38 KECANDUAN RINGAN 1
C 2 5 1 3 3 0 3 0 3 13 BURUK 2 40 KECANDUAN RINGAN 1
D 2 4 2 3 3 0 3 0 3 14 BURUK 2 42 KECANDUAN BERAT 2
B 1 2 1 2 3 0 3 3 2 14 BURUK 2 40 KECANDUAN RINGAN 1
V 1 6 1 2 2 1 2 0 0 8 BURUK 2 25 KECANDUAN RINGAN 1
S 1 3 2 3 3 0 2 0 2 12 BURUK 2 39 KECANDUAN RINGAN 1
A 2 4 2 2 3 0 2 0 2 11 BURUK 2 41 KECANDUAN BERAT 2
M 2 4 0 1 0 1 1 0 3 6 BURUK 2 39 KECANDUAN RINGAN 1
S 2 4 2 1 3 1 1 0 1 9 BURUK 2 37 KECANDUAN RINGAN 1
A 1 3 1 3 0 0 1 0 2 7 BURUK 2 23 KECANDUAN RINGAN 1
K 1 3 1 2 3 1 2 0 3 12 BURUK 2 56 KECANDUAN BERAT 2
E 1 2 1 3 3 1 1 0 2 11 BURUK 2 31 KECANDUAN RINGAN 1
J 2 2 2 2 3 1 2 0 3 13 BURUK 2 42 KECANDUAN BERAT 2
B 2 2 0 2 1 0 1 0 1 5 BAIK 1 20 TIDAK KECANDUAN 0
E.D 2 6 1 2 1 1 2 0 3 10 BURUK 2 46 KECANDUAN BERAT 2
A 2 4 3 3 3 1 2 0 2 14 BURUK 2 52 KECANDUAN BERAT 2

109
W 2 3 2 3 3 1 3 0 2 14 BURUK 2 41 KECANDUAN RINGAN 1
K 1 2 3 3 2 1 2 0 2 13 BURUK 2 46 KECANDUAN BERAT 2
E 2 5 3 3 3 0 3 1 2 15 BURUK 2 33 KECANDUAN RINGAN 1
R 1 4 0 1 0 1 1 0 0 3 BAIK 1 22 KECANDUAN RINGAN 1
D 1 5 0 1 0 1 0 0 2 4 BAIK 1 11 TIDAK KECANDUAN 0
C 2 5 0 3 3 0 1 0 2 9 BURUK 2 60 KECANDUAN BERAT 2

110
Lampiran 6 Surat Bimbingan

111
112
113
Lampiran 7

DOKUMENTASI

114

Anda mungkin juga menyukai