Anda di halaman 1dari 85

SKRIPSI

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU LANSIA DENGAN TINGKAT KEPUASAN

LANSIA DI POSYANDU MAWAR SARON LILIBA WILAYA KERJA

PUSKESMAS OEPOI

MARIA MAGDALENA DOLLU


2015114079

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

PROGRAMSTUDI S-1 KEPERAWATAN

2019

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia di posyandu mawar

saron liliba 2019.’’ Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir salah

satu syarat kelulusan prodi S-1 Keperawatan STIKES NUSANTARA KUPANG. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih :

1. Bapak Rudizon B. Doko Patty., M. MKes Selaku Ketua Yayasan Kunci Ilmu Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang.

2. Bapak Markus Kore, S.Kep., M.Kes, Selaku Ketua Harian Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nusantara Kupang.

3. Ibu Daeng Agus Vieya Putri., S.Kep., M.Kes Selaku PK I Sekolah Tinggi Ilmu

Keshatan Nusantara Kupang

4. Bapak Syahrir., S.Kep., M.Si Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang

5. Ibu Nadraeni Pratami Yakub., S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang penuh

dengan kesabaran membimbing penulis dan memberikan petunjuk sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Frida Fallo S.Pd M.Si selaku dosen pembimbin II yang telah meluangkan

waktu,tenaga, dan memberikan masukan serta saran guna menyelesaikan Skripsi ini.

7. Bapak Nomensen Loit Banunaek S.KM, M.kes selaku penguji I yang telah

meluangkan waktu untuk hadir pada sidang skripsi.

v
8. Semua dosen pengajar program studi S1 keperawatan dan seluruh staf yang telah

mendidik penulis selama mengikuti pendidikan di sekolah tinggi ilmu kesehatan

nusantara kupang

9. Orang Tuaku Bapak Mikael Dollu Dan Ibu Martha Blegur-Dollu (Alm) serta Kakak

Imanuel Dollu S.P ,dan adik ku Budi Fridolin. Dollu Beri, dan Tri Soeharto. Dollu.

Beri ,yang denga tulus dan kasih sayang dan memberikan dukungan Doa, materi

maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

10. Sahabat Feldi Yulia Tersiana. Lulu, Onince E.I. Kabba dan teman kelas KPN 15 1-A

yang telah memberikan dukungan dan motivasi, dan yang turut membantu penulis

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh

karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat positif dan membangun

agar dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca, terutama pencinta pengetahuan di bidang keperawatan.

Kupang,.Februari 2019

Penulis

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur serta kerendahan hati saya


mempersembahkan skripsi ini kepada:

 Yesus Kristus sebagai Guru Agung dan sumber segala berkat.


 Ayah handa tercinta Mikael Dollu dan Ibunda tercinta Martha Blegur-
Dollu (Alm) yang telah menjadi segalanya bagi penulis dan yang sudah
mendukung dalan segala aspek.
 Semua Keluarga Besar Dollu Beritercinta.
 Bapak Ibu Dosen StikesNusantara Kupang yang telah membimbing,
mengajar dan mendidik saya selama perkuliahan.
 Sahabatku Feldi Y. T Lulu dan teman-teman angkatan 2015 lebih
khusus teman seperjuangan KPN 15 1A terimah kasih atas semua
dukungan dan motivasinya.
 Segenap pasien lansia di posyandu mawar saron liliba yang bersedia
menjadi responden dan peneltian ini.

“Semoga Tuhan senantiasa memberikan kemudahan dan kesuksesan


kepada kita sepanjang masa”. Amin

vii
BIODATA PENULIS

Nama : Maria Magdalena Dollu

Tempat Tanggal Lahir : Mainang 19 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl Jambu

Kelurahan Naikoten 1

Kecamatan Kota Raja

Riwayat Pendidikan:

1. Tamat SD Cokro Aminoto Tahun

2. Tamat SMP N 3 Kalabahi

3 Tamat SMA Santo Yoshep Kalabahi

4.Mahasiswi Di Stikes Nusantara Kupang Program Studi S-1

Keperawatan 2015-2019

viii
MOTTO

Sebab itu jangan kamu kuatir akan hari


besok, karena hari besok mempunyai
kesusahan sendiri, kesusahan sehari cukup
untuk sehari

Matius 6 : 34

ix
ABSTRAK

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU LANSIA DENGAN TINGKAT KEPUASAN


LANSIA DI POSYANDU MAWAR SARON LILIBA WILAYA KERJA PUSKESMAS OEPOI

Maria Magdalena Dollu, 1 Nadraeni Pratami Yakub ,2 Frida Fallo

Latar Belakang : Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya. Kepuasan lansia adalah salah satu tanda keberhasilan terlaksananya
program-grogram pelayanan posyandu lansia. Tujuan: dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansi di posyandu mawar saron liliba.
Desain Penelitian: yaitu menggunakan penelitian deskriptif kolerasi dengan rancangan Cross
Sectional. Sampel :sebanyak 47 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling. Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner pelayanan
posyandu dan tingkat kepuasan lansia. Hasil: hasiluji statistic Kemudian disajikan dalam table 2x2
dengan bantuan program computer menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan p= 0,000
(pvalue< 0,05). Kesimpulan: penelitian menunjukan adanya hubungan antara pelayanan posyandu
lansia dengan tingkat kepuasan lansia di posyandu mawar saron liliba.

Kata Kunci: Pelayanan posyandu lansia, tingkat kepuasan lansia.

x
ABSTRAC

REALITIONSHIP BETWEEN ELDERLY POSYANDU SERVISE AND THE LEVEL OF


SATISSFACTION OF THE ELDERLY AT ROSE POSYANDU SARON LILIBA THE WORKING
AREA OF THE OEPOI HEALTH CENTER

Maria Magdalena Dollu, 1 Nadraeni Pratami Yakub 2 Frida Fallo

Backround elderly Posyandu is a an integrated service post for the community in a certain area that
has been agreed upon which is in the movement by the cummunity where they can get health
service.patient satisfaction is a level of patient’s feeelings that arises as a result of the performance of
health services obtained after the patient compares it with what he expected Satisfaction of the eldarly
is one sign of success of the implementation of the eldarly posyandu service program. The Purpose of
this study was determine the relationship between eldarly posyandu service and the level of
satisfaction of the eldarly at rose posyandu saron liliba.Research design the design of the study was
to use analyfical surfaces with croos sectional design. Sample a sample of 47 respondent’s were
taken using a purpove sampling technique data collected from respondentsusing the posyandu service
questionnaire sheet with the level of satisfaction of the eldarly.the results statitical tests are then
presented in a 2x2 table with the help of a computer program using the chi square test at the
significance level p=0,00(pvalue < 0.05). the conclusion this study shows that there is relationship
between eldarly posyandu services and the level of satisfaction of the eldarly at rose posyandu saron
liliba.

Keywords eldarly posyandu services, the level of satisfaction of the eldarly

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................…………………………... iii

LEMBAR PENGESAHAN…...………………………………..……....... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................v

KATA PENGANTAR………………………………………………......... vi

BIODATA PENULIS..................................................................................vii

MOTTO…………………………………………………………………... viii

ABSTRAK………………………………………………………………... xi

ABSTRACK.................................................................................................x

DAFTAR ISI……………………..……………………………………..... .xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………. …...... xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... ……….... xiv

DAFTAR SINGKATAN..............................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Identifikasi Dan BatasanMasalah. ...................................................3

1.3 RumusanMasalah..............................................................................3

1.4 TujuanPenelitian...............................................................................4

1.4.1 Tujuan Umum..............................................................................4

1.4.2 Tujuan Khusus.............................................................................4

xii
1.5 ManfaatPenelitian ........................................................ ……….....4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................6


2.2 Landasan Teoritik.............................................................................8
2.2.1 Konsep posyandu lansia...........................................................8
2.2.2. Konsep Kepuasan pasien........................................................13
2.3 Kerangka Teoritik............................................................................16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1Kerangka Konsep………………………………………............ 21

3.2 HipotesaPenelitian ....................................................... ……….... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 JenisPenelitian ............................................................. ……........ 23

4.2 Rancang Bangun Penelitian………………………………..…....... 23

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian…………………………….......... 24

4.4 Populasi,Sampel dan sampling……………………………...... 24

4.5 KerangkaOperasional………………………………….…......... 25

4.6 Variabel, Defensi Operasional Dan PengukuranVariabel.27

4.7 Teknik Dan ProsedurPengumpulan Data…………………........ 27

4.7.1 Data Primer.......................................................................... 27

4.7.2 Data Skunder....................................................................... 28

4.8. Pengolahan Data Dan Analisa Data………………………........ 28

4.8.1 Pengolahan Data................................................................ 28


4.8.2 Analisa Data...................................................................... 29
4.9Etika dalam penelitian...................................................... …....... 30

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 32


5.2 Hasil Penelitian........................................................................... 32
5.2.1 AnalisaUnivariat............................................................... 33
5.2.2 Analisa bivariat.................................................................

xiii
BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pelayanan Posyandu................................................................... 38


6.2 Kepuasan Lansia......................................................................... 39
6.3 Hubungan Pelayanan PosyanduLansia Dengan Tingka
Kepuasan Lansia.......................................................................... 41
6.4 Keterbatasan Penelitian............................................................... 44

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan................................................................................. 45
7.2 Saran........................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman


1 2.1 Tijauan Pustaka 7
2 4.6 Variabel Penilitian 27
3 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur 33
4 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 34
Klamin
5 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan 34
6 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelayanan 35
7 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan 36
8 5.6 Analisa Hubungan Pelayanan Dengan Tingkat Kepuasan 36

xv
DAFTAR GAMBAR

no gambar Keterangan halaman


1 2.4 Gambar kerangka teoritis 20
2 3.1 Kerangka konsep 22
3 4.2 Rancang bangun penilitian 23
4 4.5 Kerangka operasional 26

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul lampiran

1 Lembar konsul

2 Lembar permohonan menjadi responden

3 Lembar persetujuan menjadi responden

4 Lembar kuisioner

5 Surat ijin pengambilan data awal

6 Surat ijn penilitian

7 Surat selesai penilitian

xvii
DAFTAR SINGKATAN

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

WHO : World Health Organization

UHH : Umur Harapan Hidup

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

BPS : Badan Pusat Statistik

Lansia : Lanjut Usia

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pelayanan lanjut usia belum mencapai hasil yang

memuaskan. pelayanan yang diberikan belum memuaskan sesuai dengan

harapan masyarakat. Salah satu tempat pelayanan kesehatan yang sering di

kunjungi oleh pasien lanjut usia adalah posyandu lansia. Dari hasil survei

penelitian di posyandu mawar saron liliba mengungkapkan bahwa pelayanan

yang diterima belum memuaskan atau belum sesuai dengan harapan yang

diiginkan. Seperti tidak adanya penyuluhan tentang gizi seimbang untuk

lansia, tidak adanya senam lansia dan tenaga kesehatan yang sering datang

terlambat. Dengan fakta yang ada membuat pasien lanjut usia merasa belum

puas dengan pelayanan yang di berikan sehingga ini menjadi salah satu alasan

pasien lanjut usia yang malas berkunjung ke posyanndu.

Laju perkembangan penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini

menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan

proporsi penduduk lanjut usia (Andini,2013). Data dari World Population

Prospek (2015) menjelaskan ada 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih,

yang terdiri dari atas 12% dari jumlah populasi dunia. Pada tahun 2015 dan

2030, jumlah orang berusia 60 tahun atau lebih diproyeksikan akan tumbuh

sekitar 56% dari 901 juta menjadi 1,4 milyar, dan pada tahun 2050 populasi

1
lansia diproyeksi lebih 2 kali lipat di tahun 2015, yaitu mencapai 2,1 milyar

(united nations, 2015).

Jumlah penduduk lansia berdasarkan tahun 2017 terdapat 23,66 juta

jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%) diprediksi jumlah penduduk lansia

tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 ( 40,95 juta) dan

tahun 2035 ( Kementrian Kesehatan RI 2017).

Besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki

masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya

pelayanan kesehatan ( Badan Pusat Statistik, 2015). Penduduk lanjut usia akan

mengalami proses penuaan secara terus menerus dengan ditandai menurunnya

daya tahan fisik sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian.

Pada tahun 2015 angka kesakitan lansia sebesar 28,62% artinya

bahwa setiap 100 orang lansiaterdapat sekitar 28 orang diantaranya

mengalami sakit (Kemenkes,2017).

Data komisi lanjut usia NTT tahun (2010) jumlah penduduk berusia

lanjut berjumlah di Nusa Tenggara Timur 349.576 jiwa.

Perkembangan pelayanan kesehatan lansia belum mencapai hasil yang

memuaskan seperti yang diakui oleh kemenkes RI (2016).hal ini berdampak

pada rendahnya kunjungan lansia ke puskesmas, sebagaimana ditunjukan oleh

BPS RI(2016) fenomena ini bisah dijelaskan oleh hasil penilitian Addo dan

Gyamfuah (2014). Yang menemukan bahwa pelayanan yang buruk dari

2
petugas kesehatan dan lamanya waktu antrian menyebabkan lansia tidak

bersemangat untuk kembali memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,

kajian teoritis dalam Ajarmah dan Hashem (2015) mengungkapkan bahwa

kepuasan pasien dan kualitas pelayanan kesehatan merupakan faktor penting

dalam organisasi penyedia pelayanan kesehatan. Bahkan kepuasan pasien

menjadi indikator utama evektifitas institusi penyedia pelayanan kesehatan,

atau dengan kata lain bahwa peningkatan kualitas pelayanan berpengaru

secara signifikan terhadap kepuasan pasien. Pasien yang merasa puas dengan

pelayanan yang diterimanya, akan cenderung melakukan kembali kunjungan

ke fasilitas kesehatan tersebut.

Penelitian ini penting dilakukan karena salah satu upaya pemanfaatan

pelayanan kesehatan di tentukan oleh kualitas pelayanan, yaitu pelayanan

yang dipersepsikan baik dan memuaskan, apabila dirasakan sesuai dengan

yang diharapkan.

1.2 Identifikasi Dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dalam penilitian

adalah : Bagaiman Hubungan Pelayanan Posyandu Dengan Tingkat Kepuasan

Lansia di Posyandu Mawar Saron Liliba?

1.3 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Hubungan Pelayanan

Posyandu Dengan Tingkat Kepuasan Lansia di posyandu Mawar Saron

Liliba” ?

3
1.4 Tujuan Penilitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan

posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia di posyandu mawar saron

liliba.

1.4.2 Tujuan khusus.

1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis

klamin, pendidikan, pekerjaan, pelayanan posyandu dan berdasarkan

tingkat kepuasan.

2. Mengidentifikasi mutu pelayanan posyandu lansia di posyandu mawar

saron liliba.

3. Mengidentifikasi tingkat kepuasan lansia di posyandu mawar saron

liliba.

4. Menganalisis hubungan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat

kepuasan lansia di posyandu mawar saron liliba.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

1. Sebagai masukan untuk peniliti selanjutnya yang ingin meniliti tentang

pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia.

2. Sebagai informasi bagai masyarakat khususnya lansia untuk

menambah pengetahuan tentang posyandu lansia.

4
3. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan

pelayanan posyandu lansia.

1.5.2 Manfaat Teoritis

Hasil penilitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan asuhan keperawatan pada lansia khususnya dalam

pelayanan posyandu lansia sesuai dengan standar yang memuaskan .

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dibawah ini merupakan penelitian sebelum yang

mendukung peelitian saya,

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

NO JUDUL PENULIS TAHUN METODE HASIL

1 Hubungan -Syamsul h. 2015 Cross Dari hasil penilitian


kinerja kader rizal Latuapo Sectional Pelayanan posyaandu berada
dengan -ani pada kategori kurang
kepuasan SutriningsihRah baik,dan tingkat kepuasan
lansia di ayu H lansia berada pada kategori
posyandu -wahidyanti kurang puas.
lansia
2 Hubungan -Cindy M. 2018 Cross Dari hasil penelitian tentang
pelayanan Saraisang-lucy Sectional kinerja kader posyandu
posyandu T. Kumaat - lansia dengan kepuasan
lansia dengan mario E. Katuuk lansia di posyandu lansia
tingkat (2018) parmadi kelyrahan
kepuasan Tlogomas kota malang
lansia di dapat disimpulkan bahwa
posyandu kinerja kader posyandu
lansia lansia kinerjanya bagus dan
kepuasan lansia hamper
separuhnya (44%)
menyatakan puas

6
3 Gambaran Yanuar Dwi 2017 Deskriptif Dari hasil penelitian
tingkat Arismadani, didapatkan hampir setengah
kepuasan Wahyu Sri responden menilai mutu
lansia terhadap Astutik pelayanan diposyandu lansia
pelayanan ditinjau dari tangible
posyandu termasuk memuasakan dan
diposyandu sangat memuaskan yaitu 15
pandawa responden (50%), dari
dusun suren reability sebagian besar
desa jambu memuaskan sebanyak 17
kecamatan responden (56,7%), dari
kayen kidul responsivenes sebagian
kabupaten besar memuaskan yatu
kediri sebanyak 19 responden
(63,3%), dari asurance
setengahnya memuaskan
yaitu sebanyak 15 responden
(50%) dari empati
setengahnya memuaskan
yatu 15 responden(50%) dan
secara keseluruhan sebagian
besar responden puas yaitu
sebanyak 21 responden
(70%) dari total 30
responden.

4 Hubungan Wirdasari 2016 Deskriptif Dari penelitian di peroleh


program Hasibuan, Kolerasi hasil bahwa Semua
pelayanan Ismayadi responden (100%)
posyandu mendapatkan pelayanan
lansia terhadap sedang dan mayoritas
tingkat responden (77,6%)
kepuasan tidak puas (19,7%) merasa
lansia didaerah puas (3%) merasa sangat
binaan puas. pogram pelayanan
puskesmas posyandu lansia memiliki
darusalam hubungan dengan nilai
medan kekuatan hubungan agak
rendah dimana r =0,483 (r=
0,2-0,4= agak rendah) dan
memiliki hubungan yang
bermakna dengan nilai
signifikan p pada uji 2 arah
adalah 0,000 (P<0,025)

7
5 Hubungan Desi suci 2015 Asosiatif hasil uji statistik
antara kinerja Anggraeni Pendekatan menunjukan bahwa terdapat
kader pos Kuantitatif hubungan antara kinerja
pelayanan dengan kepuasan lansia p
terpadu lanjut value sebesar 0,000 atau sig
usia terhadap < 0,05
kepuasan
lansia
dikelurahan
rempoa
wilayah binaan
puskesmas
ciputat timur

2.2 Landasan Teori


2.2.1. Konsep Posyandu Lansia

2.2.1.1. Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam uapaya

pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Kegiatan posyandu adalah

perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan

derajat kesehatan mereka. Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi,

alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk

masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber

daya manusia khusus lanjut usia (Depkes,2000).

8
2.2.1.2. Tujuan Posyandu Lansia

Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut

Azurl(1998), yaitu :

a) memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai kemempuaan

dan aktifitas mental yang mendukung.

b) memelihara kemandirian secara maksimal.

c) melaksanakan diagnose dini secara tepat

d) melaksanakan pengobatan secara tepat

e) membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual

f) sebagai saran untuk menyalurkan minat lansia

g) meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia

h) meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan

kebutuhan.

2.2.1.3 Sasaran Posyandu

Sasaran penyelanggaran possyandu lansia adalah seluruh pendududk

yang berusia 60 tahun keatas (Depkes,2000).

2.2.1.4 Manfaat Posyandu Lansia

Menurut Depkes RI (2000) manfaat dari posyandu lansia adalah :

a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar

b. Kesehatan rekreasi tetap telpelihara

c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang.

9
2.2.1.5 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Posyandu Lansia:

a. Upaya meningkatkan/promosi kesehatan

Upaya meningkatkan /promosi kesehatan promotif pada dasarnya

merupakan upaya mencegah priper (primeri prevention).

Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan

dalam bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu

1) Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi

2) Aturlah makanan sehingga seimbang

3) Hindari faktor resiko penyakit degenerative

4) Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat

5) Gerak badan teratur agar terus dilakukan

6) Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang

menegangkan

7) Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik.

b. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi

kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan

ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini

memberikan kesempatan mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu

selalu berusaha terus menerus memperkokoh iman dan takwa.

c. peningkstsn kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :

1. pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia

10
kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu

pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau suatau cara

tertentu misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba

memeberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini.

Sederhana karena kita menciptakan system pelayanan yang diperkirakan

bisah bisah dilaksanakan di posyandu lansia dengan kader yang juga di

rekrut dari kelompok para usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan

kesehatan tersebut dilakukan rutin tiap bulan dan diperuntukan bagi

seluruh lanjut usia baik merasa sehat maupun yang merasa adanya

gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi

penekanan dalam pelayanan kesehatan ini.

2. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi merupakan proses belajar untuk mengemangkan

pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi agar yang barsangkutan

dapat memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang aik dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Olaraga

Olaraga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memeberikan

pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang , apabila

dilakukan secara baik dan benar .Manfaat latihan fisik bagai kesehatan

adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative. Ada

berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan ,salah satunya adalah

11
olaraga. Jenis olaraga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu

lansia adalah senam lansia, pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging

atau berlari-lari,berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lainnya seperti tenis

meja dan tenis lapangan.

d. Peningkatan ketrampilan

Keseniaan , hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang

sangat diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisah mendatangkan

rasa gembira tersebut tidak jarang menjadi obat yang sangat mujarap

terutama bagi lansia yang kebutulan anak cucunya bertempat tinggal jauh

darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha terus memperkokoh iman

dan takwa.

Peningkatan ketrampilan untuk lansia meluputi :

1) Deminstrasi ketrampialan lansia membuat kerajinan

2) Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan

3) Latihan kesenian bagi lansia

e. Upayah pencegahan /prevention

Masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukan kepada:

1) Upaya pencegahan primer(primary prevention) ditujukan pada lanjut

usia sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit.

2) Upaya pencegahan sekunder (secondary previention) ditujukan

kepada pemerinta tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya

ini dijadikan.

12
3) Upayah pencegahan tertier (tertiary prevention) ditujukan kepada

penderita penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan

gejala penyakit.

4) Penyelenggaraan posyandu lansia

Penyelanggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan

yang telah terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh

tenaga kesehatan dari puskesmas baik seorang Dokter, Bidan atau

perawat, Menurut Budiono(1997), penyelenggaraan posyandu lansia

dilakukan dengan system 5 meja meliputi :

a. Meja satu untuk pendaftaran.

b. Meja dua untuk penimbangan.

c. Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia

d. Meja empat untuk penyuluhan, penyuluhan di sini dapat di

laksanakan secara perorangan atau kelompok.

e. Meja lima untuk pelayanan kesehatan yang meliputi pengukuran

tekanan darah dan pemeriksaan fisik.

2.2.2. Konsep Kepuasan Pasien

2.2.2.1.Pengertian kepuasan

Kepuasan menurut Kamus bahasa Indonesia adalah puas ; merasa

senang: perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan

sebagainya). Kepuasan dapat diartikan juga sebagai perasaan puas, rasa

senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk

13
atau jasa didalam mendapatkan pelayanan suatu jasa sesuai dengan

harapannya. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan sesuai dengan harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dbawah harapan, maka

pelanggan akan sangat kecewa.

Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan merasa puas.

Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau. Pelanggan

yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan

memberi komentar yang baik tentang perusahaan yang memberikan

pelayanan dengan baik tersebut (Oliver,dalam, Supranto, 2006). Kepuasaan

adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara

aktivitas dan kesenangan terhadap suatu produk dengan harapannya

(Nursalam : 2011 ). Kolter (dalam Nursalam : 2011 ) menyebutkan bahwa

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil

suatu produk dan harapan – harapannya.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena

antara harapan dan kenyataan dalam memakai danpelayanan yang diberikan

terpenuhi.

14
2.2.2.1.Pengertian Pasien

Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya

untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi (uu no 29 tahun 2009)

Pasien adalah orang yang memerlukan jasa dari orang lain , yang dalam

hal ini adalah dokter untuk konsultasi kesehatannya, baik secara langsung

maupun tidak langsung. (Agus Budianto dan Gwendolyyn inggrit, 2010 : 198)

2.2.2.3. Pengertian Kepuasan pasien

Menurut Endang (dalam Mamik : 2010) kepuasan pasien adalah

evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan

yang dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

Sedangkan menurut (Pohan : 2007) kepuasan pasien adalah tingkat

perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan

yang didapatnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang

diharapkannya.

2.2.2.4.Faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut Philip Kolter, 1988 dalam supranto 2006 menyatakan bahwa

ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan klien, meliputi:

1) Kehandalan (Reliability)

Kehandalan adalah kemampuan petugas memberikan pelayanan

kepada konsumen dengan tepat. Dalam pelayanan puskesmas adalah

penilaian pasien terhadap ketepatan waktu, pelayanan profesional, dan

15
praktis dengan mudah dimengerti oleh pasien. (Philip Kolter, 1988 dalam

supranto, 2006)

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Ketanggapan adalah kemampuan petugas memberikan pelayanan

dengan cepat memberikan tindakan, mengatasi dan menetapkan

keputusan, yang diambil namun tetap dengan etika sopan santun dan

ramah (Kolter dalam Supranto,2006 ).

3) Bukti langsung (Tangibles)

Bukti langsung adalah ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang

dapat langsung dirasakan oleh konsumen. Memberikan rasa aman dan

nyaman bagi pasien ( Philip Kolter, 1988 dalam Supranto, 2006 ).

4) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya oleh

konsumen sehingga menimbulkan keyakinan akan kebenaran bahwa

produk atau barang yang dihasilkan bermutu tinggi. (Philip Kolter 1988

dalam Supranto, 2006).

5) Empati (Emphaty)

Memberikan perhatian secara individu kepada konsumen dan

bertanggungjawab terhadap keamanan dan kenyamanan ( Philip Kolter

dalam Supranto, 2006 ).

Sedangkan menurut Budiastuti (dalam Nooria; 2008), faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu:

16
1). Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi

mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan

berkualitas. Persepsi pasien terhadap kualitas produk atau jasa

dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa dan

komunikasi perusahaan, dalam hal ini rumah sakit dalam mengiklankan

tempatnya.

2). Kualitas pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh

pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3). Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap

rumah sakit yang dipandang “rumah sakit mahal”.

4). Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai

harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama

tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

5). Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien

cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

Kemudian menurut Yazid (dalam Nursalam; 2011), faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien yaitu:

1) Kesesuaian antara harapan dan kenyataan

2) Layanan selama proses menikmati jasa

3) Perilaku personel

4) Suasana dan kondisi fisik lingkungan

17
5) Cost atau biaya

6) Promosi atau iklan yang sesuai dengan kenyataan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien adalah tepat dalam pelayanan cepat memberi

rasa nyaman kualitas pelayanan, biaya perawatan, karaktristik lokasi,

fasilitas, image, desain visual, suasana dan komunikasi.

2.2.2.5.Aspek aspek kepuasan pasien.

Menurut Griffith (1987) aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan

puas pada seseorang yaitu :

1) Sikap pendekatan atau staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien

ketika pertama kali datang di ruamh sakit.

2) Kualitas perawat yang diterima oleh pasen yaitu apa saja yang telah

dilakukanoleh pemberi layanan kepada pasien ,seberapa pelayanan

perawatan yang berkaitan dengan proseskesembuhan penyakit yang

diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada di

rumah sakit.

3) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi

pasien dimuali masuk rumah sakit selama perawatan dan selama

perwatan perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.

Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan

untuk berkunjung maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang

lain dengan memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi standar–

18
standar rumah sakit antara lain :ruang tunggu yang nyaman dan tenang

fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan

sebagainya.

4) Failitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan

dan minuman privasi dan kunjungan .Fasilitas ini berupa bagaimana

pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan

minuman yang disediakan dan privasi ruang privasi ruang tunggu

sebagai sarana bagi orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.

5) Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat .Fasilitas ruang

inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang

rawat inap yang dikehendaki.

6) Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu

perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik,

kunjungan dokter atau perawat tingkat kepuasan antara individu satu

dengan individu lain berbeda. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh

dari faktor jabatan ,umur, kedudukan, sosial, tingkat ekonomi

pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian

(Sugiarto,1999).

Sedangkan menurut hinshaw dan Atwod (dalam Hajinezhad : 2007)

aspek –aspek yang mempengaruhi kepuasan adalah:

1) Tehnik pelayanan profrsional.

2) Kepercayaan dan Pendidikan Pasien

19
2.3 Kerangka Teoritik

Dalam konsep teori hubugan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat

kepuasan lansia membahas tentang konsep posyandu lansia dan konsep

kepuasan pasien.

Dalam konsep teori posyandu lansia membahas tentang pengertian

posyandu lansia,tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, manfaat

posyandu lansia dan upayah-upayah yang dilakukan dalam posyandu lansia.

Dalam konsep kepuasan pasien membahas tentang pengertian kepuasan,

pengertian pasien, pengertian kepuasan pasien, faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien dan aspek aspek kepuasan pasien.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka teoritis adalah sebagai berikut:

Hubungan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan


lansia

Konsep posyandu lansia Konsep Kepuasan Pasien

 Pengertian Posyandu Lansia  Pengertian kepuasan


 Tujuan Posyandu Lansia  Pengertian Pasien
 Sasaran Posyandu  Pengertian Kepuasan pasien
 Manfaat Posyandu Lansia  Faktor –faktor yang
 Upaya-Upaya Yang Dilakukan mempengaruhi kepuasan pasien
Dalam Posyandu Lansia  Aspek aspek kepuasan pasien

Gambar 2.4 Kerangka Teoritis


20
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu atau konsep lainnya , atau variabel satu atau

variabel lainnya dari masalah yang ingin diteli ti (notoatmodjo,2008) menurut

Green (2000), prilaku ditentukan oleh tiga faktor :

1. Faktor predopsisi ( predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang

dapat mempermudah terjadinta suatu perilaku.

2. Faktor pendukung atau emungkin (enabling factor) meliputi semua

karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang

mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu prilaku.

3. Faktor pendorong atau penguat (reinforsing factors) yaitu faktor

yang memperkat terjadinya prilaku antara lain toko masyarakat ,

teman atau kelompok sebaya ,peraturan,undang-undang, surat

keputusan dari para pejabat, pemerintahan daerah atau pusat

(Notoatmodjo, 2003).

21
Berdasarkan uraian teori diatas ,maka kerangka konseptual penilitian adalah

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelayanan posyandu Tingkat kepuasan


lansia

Keterangan:
= Diteliti
= Mempengaruhi
Gambar 3.1 kerangka konsep

3.2 Hipotesa Penelitian

Menurut Dantes (2012), hipotesis di artikan sebagai praduga atau asumsi

yang harus di uji melalui data atau fakta yang di peroleh dengan jalan penelitian.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara tingkat

kepuasan lansia dengan pelayanan posyandu lansia.

22
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi survei analitik, yang

bertujuan untuk mempengaruhi dinamika kolerasi antara faktor resiko dengan

efek, dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach). Setiap subjek penilitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukura

dilakukan terhadap suatu faktor atau fariabel subjek pada saat bersamaan. Ini

tidak berarti bahwa semua sebjek penilitian diamati pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

4.2 Rancang Bangun Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian Cross

Sectional yaitu suatu penelitian dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach).(Notoatmodjo,2010).

23
Populasi

(sampel)

Faktor Resiko + faktor Resiko-

Efek+ Efek- Efek+ Efek-

Gambar. 4.2 Rancang bangun penilitian Cross Sectional

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Posyandu Mawar Saron Liliba tanggal 7

bulan Februari sampai tanggal 21 februari 2019.

4.4 Populasi Dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada dalam suatu

wilayah penelitian (Arikunto,2002). Populasi dalam penilitian ini semua

lansia yang mengikuti pelayanan posyandu lansia pada bulan februari

sebanyak 47 orang lansia.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi dimana pemilihan nya

menggunakan sampling tertentu untuk bisa memenuhi ataus mewakili

populasi tertentu (Notoadmojo, 2003). Adapun pengambilan sampel dalam

24
penelitian ini adalah dengan metode total populasi dimana seluruh anggota

populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 47 orang lansia.

4.4.3 teknik sampling

Sampel dalam penilitian ini menggunakan purposive sampling berarti

sampel diambil dari responden yang sesuai dengan kriteria yang telah di

tentukan (Notoatmodjo, 2010 ).

Adapun Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

1) Pasien lansia.

2) Berada di posyandu mawar saron liliba.

3) Bersedia menjadi responden.

2.Kriteria eksklusi

1). Pasien lansia yang baru mengikuti posyandu lansia.

2). pasien lansia yang tidak bersedia menjadi responden

3). pasien lansia yang tidak bisa membaca dan menulis.

4). pasien lansia yang tidak mampu berkomunasi dengan baik.

4.5 Kerangka Operasional

Kerangka kerja adalah suatu yang abstrak,logika, secara harfiah dan akan

membantu peneliti dan menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam,2001).

25
populasi

47 orang

Teknik pengambilan sampel

Purposive sampling
Sampel 47 orang

Jenis penilitian

(cross sectional)

Pengumpulan data (kuisioner)

Pengolahan data

(editing, coding, scoring dan tabulating)

Analisa data

Univariat dan bivariat (menggunakan spss dan uji chisquare)

Penyajian hasil peniltian

kesimpulan

Gambar 4.5 kerangka operasional

26
4.6 Variabel Penelitian, Defensis Operasional Dan Cara Pengukuran
Variabel
tabel 4.6 variabel penilitian

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Skala ukur Skor

Pelayanan Kinerja yang Kuisoner Ordinal - Baik :76:100%


posyandu menunjukan pada - Cukup : 56- 76%
lansia tingkat kesempurnaan - Kurang : 30-56%
pelayanan kesehatan
Tingkat Perasaan lansia Kuesioner Ordinal - Baik :76:100%
Kepuasan setelah mengikuti - Cukup : 56- 76%
pelayanan posyandu - Kurang : 30-56%
lansia

4.7 Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Data Primer

Data Primer yaitu data yang diambil langsung dari sumber yang

dirumuskan kuesioner atau angket dan diisi langsung oleh sumbernya atau

responden.data diambil menggunakan penyebaran kuesioner pada responden

atau wawancara terstruktur kepada lansia dipanti.sebelum kuesioner

diberikan terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan pengisian

kuesioner,menjelaskan cara-cara pengisian, kemudian membagikan kuesioner,

selama penelitian berlangsung peneliti menemani responden sampai selesai

pengisian kuesioner,apa bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti oleh

responden akan dijelaskan kembali oleh peneliti,dan pada responden yang

tidak membaca maka pengisian kuesioner dibantu oleh peneliti.

27
4.7.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data awal yang diambil oleh peneliti dan

digunakan sebagai studi banding .data sekunder dalam penelitian ini adalah

populasi data awal dan profil Posyandu Mawar Saron Liliba.

4.8 Pengolahan Data Dan Analisa Data

4.8.1 Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dan diperoleh melalui alat bantu kuesioner

yang memenuhi syarat, maka dilanjutkan pengolahan data dengan

menggunakan langkah-langkah atau tahapan sebagai berikut (Notoadmodjo,

2005) :

1. Editing

Mengkoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau pengambilan

data pada tahap ini data yang telah dikumpulkan dilakukan

pengecekan identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan

memeriksa isi instrumen pengumpul data. Apabila adakekurangan isi

atau halaman, maka kuesioner dikembalikan untuk diisi ulang.

2. Coding

Yaitu mengklasifikasi jawaban menurut macamnya dengan

memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang telah diperoleh

diberikan angka, angka atau kode-kode tertentu untuk memudahkan

pengumpulan data.

28
3. Transfering

Yaitu data yang telah diberikan kode responden disusun secara

berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir

untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan subvariabel yang

diteliti.

4. Tabulating

Yaitu mangelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah

ditentukan untuk tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya

dimasukkan kedalam master tabel atau tabel rekapitulasi hasil

pengumpulan data.

4.8.2 analisa data.

4.8.2.1 Analisa Univariat

Untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang

di telit, baik variabel independent maupun variabel dependen. Langka-

langka yang dilakukan dalam analisa univariat adalah sebagai berikut;

1) Mengukur jumlah skor masing-masing responden.

2) Jumlah skor masing-masing responden dikategorikan sesuai

dengan ketentuan yang sudah di tuliskan pada definisi operasional.

3) Menghitung presentase kategori komunikasi dan tingkat kepuasan

lansia.

29
4.8.2.2 Analisa Bivariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable.

independent dengan variable dependent dengan uji chi square.uji ini

digunakan untuk melihat hubungan antara variable independent (Dukungan

Sosial Keluarga) dan variable dependent (depresi) dengan tingkat

kemaknaan dan derajat kebebasan yaitu P=0,005.Nilai probalitas yang

didapat dari hasil uji kemudian dibandingkan dengan nilai alpa,apabila

P<alpa,maka HO ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara

variable tersebut.

4.9 Etika dalam penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penelitian menganjurkan kepada

puskesmas oepoi kota kupang melalui institusi

membawa surat permohonan melakukan penelitian dari ketua jurusan

keperawatan STIKES NUSANTARA KUPANG.

Dalam melakukan penilitian , peneliti juga mempertahankan prinsip etika

dalam mengumpulkan data yaitu:

4.9.1 informen consent

Lembar persetujuan menjadi responden akan diberikan sebelum

penelitian dilaksanankan. Jika ersedia maka ia menandatangani lembar

persetujuan tersebut.

30
4.9.2 anonimity (tanpa nama)

Yaitu data yang terkumpul tidak menyeut nama yang bersangkutan,

cukup dengan memerikan kode sesuai kebutuhan.

4.9.3 confidentiality (kerahasiaan)

Yaitu data yang dipercaya kepada instansi terkait, peneliti dijamin

kerahasiaannya.

31
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penilitian

Posyandu mawar saron liliba merupakan salah satu tempat yang berada di

wilayah jl.Fatutuan Kelurahan Liliba kecamatan oebobo kota kupang. Posyandu

mawar saron memiliki satu kader, satu ketua posyandu, satu kepala posyandu

selaku kepala pustu liliba dan satu Dokter selaku kepala puskesmas oepoi.

Posyandu mawar saron liliba merupakan tempat untuk melakukan pemeriksaan

kepada lansia. Posyandu mawar saron berkerja sama dengan puskesmas oepoi dan

pustu liliba. Visi dan Misi posyandu mawar saron dan pustu liliba di sesuaikan

dengan Visi dan Misi puskesmas oepoi. Visi puskesmas oepoi terwujudnya

puskesmas oepoi yang layak huni, cerdas, mandiri dan sejahtera dengan tata kelola

bebas KKN. Misi puskesmas oepoi yaitu mengembangkan sumber daya manusia

yang sehat, cerdas, berakhlak, profesional dan daya saing ( kupang sehat-cerdas ) .

5.2 Hasil Penilitian

Hasil penelitian tentang Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan

Tingkat Kepuasan Lansia di Posyandu Mawar Saron Liliba kecamatan oebobo

kelurahan liliba.

Hasil penilitian di kelompokan menjadi dua bahagian yaitu data umum dan

data khusus.

32
5.2.1 Analisa Univariat

Dari ke 47 responden yang di jadikan sampel penelitian beberapa

gambara demografi seperti terlihat pada tabel berikut :

5.2.1.1 Karakteristik usia responden di Posyandu mawar Saron kelurahan

liliba kecamatan oebobo kupang.

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden
Di Posyandu Mawar Saron Liliba

Umur Frekuensi Persen (%)

45-59 28 59.6
60-74 18 38.3
75-90 keatas 1 2.1
Total 47 100.0
Sumber: Data primer (2019)
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 47 responden

sebagian besar berusia 45-59 tahun dengan jumlah 28 orang dengan

presentasi (59,6%) , 60-74 tahun dengan jumlah 18 orang (38,3%) dan 75-

90 tahun dengan jumlah 1 orang lansia dengan presentasi (2,1 %).

33
5.2.1.2 jenis kelamin responden di posyandu mawar saron liliba kelurahan lilia

kota kecamatan oebobo kota kupang.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Di Posyandu


Mawar Saron Lilia Kelurahan Liliba Kecamatan Oebobo Kota Kupang
Jenis kelamin Frekuensi Persen (%)

Perempuan 23 48.9

laki-laki 24 51.1

Total 47 100.0

Sumber: Data primer (2019)

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 47 responden

diantaranya laki-laki berjumlah 24 orang lansia dengan presentase (51,1%)

dan perempuan berjumlah 23 orang lansia dengan presentase (48,9%).

5.2.1.3 pendidikan responden di posyandu mawar saron liliba kelurahan liliba

kecamatan oebobo kota kupang.

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di Posyandu Mawar
Saron Liliba Kelurahan Liliba Kecamatan Oebobo Kota Kupang
Pendidikan Frekuensi Persen (%)
SD 26 55.3
SMP 12 25.5
SMA 9 19.1
Total 47 100.0
Sumber: Data primer (2019)

34
Berdasarkan table 5.3 dari 47 responden yang perpendidikan SD

sebanyak 26 orang lansia dengan presentase (55,3%) termasuk kategori

tinggi, SMP sbanyak 12 orang lansia dengan presentase (25,5%) termasuk

dalam kategori sedang dan SMA sebanyak 9 orang lansia dengan presentase

(19,1%) termasuk kategori rendah.Peneliti berasumsi bahwa rata rata

pendidikan lansia kurang baik.

5.2.2 Analisa bivariat

5.2.2.1 Pelayanan posyandu


Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Posyandu
Di Posyandu Mawar Saron Liliba Kelurahan Lilia Kecamatan Oebobo Kota
Kupang
Pelayanan posyandu Frekuensi Persen (%)
Baik 23 48.9
Cukup 13 27.7
Kurang 11 23.4
Total 47 100.0
Sumber Data primer 2019

Pelayanan posyandu lansia berdasarkan tabel 5.4 jumlah lansia yang

menyatakan baik berjumlah 23 orang dengan presentase 48,9% dan yang

menyatakan cukup berjumlah 13 orang dengan presentase 27,7%. Dan yang

menyatakan kurang berjumlah 11 orang dengan presentase 23,4%.

35
5.2.2.2 Kepuasan lansia
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Lansia
Di Posyandu Mawar Saron Liliba Kelurahan Liliba
Kecamatan Oebobo Kota Kupang
Kepuasan lansia Frekuensi Persen (%)
Baik 27 57.4
Cukup 7 14.9
Kurang 13 27.7
Total 47 100.0
Sumber Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.5 jumlash lansia yang menyatakan baik sebanyak

27 orang dengan presentase 57,4%% dan cukup sebanyak 7 orang lansia

dengan presentase 14,9% dan yang menyatakan kurang sebanyak 13 orang

dengan presentase 27,7% .

5.2.2.3 Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingka Kepuasan

Lansia

Tabel 5.6
Analisa Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingka Kepuasan
lansia Di Posyandu Mawar Saron Di Liliba

Kepuasan total P
baik Cukup kurang Value
Pelayanan N % N % N % N %
baik 22 95.7 1 4.3 0 0 23 100
cukup 5 38.5 6 46.2 2 15.4 13 100 0.000
kurang 0 0 0 0 11 100 11 100
Total 27 57.4 7 14.9 13 27.7 47 100
Sumber: Data primer (2019)

36
Berdasarkan table 5.5 dari 47 responden lansia yang berkunjung ke

puosyandu mawar saron liliba menilai pelayanan posyandu baik sebanyak 23

orang lansia dengan presentase 100%, pelayanan posyandu cukup 13 orang lansia

dengan presntase 100%, dan pelayanan posyandu kurang sebanyak 11 orang

dengan presentase 100%, dari 23 lansia yang mengatakan pelayanan posyandu

baik yang memiliki tingkat kepuasan baik 22 orang dengan presentase 95,7%,dan

tingkat kepuasan cukup sebanyak 1 orang lansia dengan presentase 4,3%. dari 13

lansia yang mengatakan pelayanan posyandu cukup yang tingkat kepuasan baik 5

orang lansia dengan presentase 38,5% yang tingkat kepuasan cukup 6 orang

lansia dengan presentase 46,2% dan tingkat kepuasan kurang 2 orang lansia

dengan presentase 15,4% . dari 11 orang lansia yang mengatakan pelayanan

posyandu kurang dengan tingkat kepuasan semuanya mengatakan kurang 11

orang lansia dengan presentase 100%.

37
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pelayanan Posyandu Lansia.

Pelayanan posyandu lansia berdasarkan tabel 5.4 jumlah lansia yang

menyatakan baik berjumlah 23 orang lansia dengan presentase 48,9% , yang

menyatakan cukup berjumlah 13 orang lansia dengan presentase 27,7% dan

yang menyatakan kurang sebanyak 11 orang dengan presentase 23,4%.

Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan posyandu mawar

saron liliba masih belum memberikan pelayanan yang memenuhi harapan

sebagian responden dan pelayanan ini termasuk dalam kategori kurang baik,

fakta ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyelenggarakan

pelaayanan kesehatan lanjut usia sakit maupun lanjut usia yang sehat agar

tetap bisah mempertahankan kondisi kesehatannya secara optimal. Dan hal

ini juga disebabkan fasilitas fisik yang ada di posyandu seperti meja pelayanan,

kursi tunggu,dan perlengkapan lainnya seperti timbangan, buku kunjungan,

buku catatan/register dinilai sudah mencukupi kebutuhan sasaran. Dan ada

hampir sebagian responden mengatakan puas terhadap kinerja petugas saat

menyambut lansia datang keposyandu,sikap petugas yang ramah. Penilaian ini

cukup tentunya juga menyesuaikan dengan kondisi posyandu yang di

kota,tentu segala sarana dan perlengkapan juga lengkap dan pentingaman bagi

38
lansia yang hadir. Disamping itu tenaga pelaksana juga sudah ada sesuai

dengan persyaratan minimal yakni 5 meja semua sudah ada petugasnya.

Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh (Asmuji, 2012).

Dalam Posyandu lansia sendiri memiliki standar pelayanan yang sering

digunakan system 5 meja. Meja pertama pendaftaran, meja kedua penimbangan

lansia, meja ketiga pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), meja keempat

penyuluhan, dan meja kelima pelayanan oleh tenaga professional meliputi

pelayanan lansia, pelayanan pengobatan serta pelayanan lain sesuai kebutuhan.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan maka petugas

posyandu harus memperhatikan beberapa aspek yang berpengaruh terhadap

kepuasan diantaranya ketanggapan, keandalan, jaminan kesehatan, empati dan

ketersediaan pelayaanan kesehatan Selain itu kepuasan juga dipengaruhi

beberapa faktor seperti kinerja (performance), keistimewaan tambahan

(feature), keandalan(reliability),kesesuaian dengan spesifikasi(conformanceto

specification), dayatahan (durability), service abilily, estetika, kualitas

(Tjiptono,1997).

6.2 kepuasan lansia

Berdasarkan tabel 5.4 jumlah lansia yang menyatakan baik sebanyak 27

orang dengan presentase 57,4% dan cukup sebanyak 7 orang lansia dengan

presentase 14,9%. Dan kurang sebanyak 13 orang dengan presentase 27,7%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan posyandu termasuk dalam

kategori kurang baik, hal ini disebabkan Secara psikologis orang dengan usia

39
ini tergolong orang yang sudah dewasa dan masih mampu menilai. Artinya

ketika melihat pelayanan di posyandu dengan segala perlengkapan yang ada

,mereka sudah mampu menerima apa adanya sehingga tidak terlalu tinggi

tuntutan akan fasilitas fisik yang sangat baik. Melihat sarana dan prasarana

yang sudah ada maka respon dan akan cenderung bisa memakluminya yang

pada akhirnya menimbulkan penyesuaian kebutuhan yang tidak terlalu

tinggi. Hal ini yang menjadi penyebab responden sudah menilai tingkat

kepuasan kurang baik.

Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh

(Supranto,2011dikutipdari Oliver,1980). Kepuasan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan

harapannya Kepuasan seseorang atau pelanggan termasuk pengunjung

posyandu juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kualitas jasa

pelayanan yang diterimanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh ada (Rahmulyono,2008:17).

Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor harga atau biaya yang harus

dikeluarkan ketika lansia harus datang ke posyandu. Kepuasan seseorang juga

ditentukan oleh kinerja (performance) dari pemberi jasa pelayanan. Salah

satu aspek kinerja dimaksud adalah aspek tangibles (bukti langsung), meliputi

fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga dan sarana komunikasi yang. Termasuk

dalam hal ini adalah penampilan fasilitas fisik posyandu, peralatan,personel atau

pun media komunikasi yang ada di posyandu, misalnya : kebersihan tempat

40
pelaksanaan posyandu, kerapihandan kenyamanan ruangan tempat posyandu,

penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan dan kebersihan

alat, penampilan dan kebersihan penampilan petugas atau kader posyandu.

6.3 Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingka Kepuasan

Lansia

Berdasarkan table 5.4 dari 47 responden lansia yang berkunjung ke

puosyandu mawar saron liliba menilai pelayanan posyandu baik sebanyak 23

orang lansia dengan presentase 100%, pelayanan posyandu cukup 13 orang

lansia dengan presntase 100%, dan kurang 11 orang lansia dengan presentase

100% dari 34 lansia yang mengatakan puas pada pelayanan posyandu baik

semuanya memiliki tingkat kepuasan baik 27 orang lansia dengan presentase

57,4%, dan yang menyatakan cukup 7 orang lansia dengan presentase 14,9%

dari 13 orang lansia yang mengatakan pelayanan posyandu kurang yang

tingkat kepuasan baik 5 orang lansia dengan presentase 38,5%% yang tingkat

kepuasan cukup 6 orang lansia 46,2%% dan kurang 2 orang lansia dengan

presentase 15,4%.. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan nilai p value

sebesar 0.000 < 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya Adanya Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan

Tingka Kepuasan LansiaTahun 2019.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kadek Windha (2015) yang telah melakukan penelitian mengenai “Faktor

Yang Mempengaruhi Rendahnya Kehadiran Lansia Mengikuti Posyandu

41
Lansia Di Desa Sekardadi ”. Hasil analisis dengan menggunakan ujichi-square

menunjukan jenis kelamin berpengaruh terhadap kehadiran lansia (p=0,009),

umur tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kehadiran lansia

(p=0,073), pendidikan berpengaruh terhadap kehadiran lansia (p=0,003),

pekerjaan berpengaruh terhadap kehadiran lansia (p=0,032), jarak rumah

berpengaruh terhadap kehadiran lansia (p=0,002), pengetahuan berpengaruh

terhadap kehadiran lansia(p=0,001), dukungan keluarga berpengaruh terhadap

kehadiran lansia (p=0,001), peranan kader dan petugas kesehatan berpengaruh

terhadap kehadiran lansia (p=0,003).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

CindyM. Saraisang (2018) yang telah melakukan penelitian mengenai

“Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingkat Kepuasan Lansia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut Kecamatan PaalIi Kota Manado”. Hasil

analisis dengan program computer menggunakan uji Chi Square pada tingkat

kemaknaan 95%α= 0,003. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan

antara pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ranomuut Kecamatan PaalII Kota Manado.

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan

kuesioner serta menggali informasi kepada lansia sehingga didapatkan beberapa

pendapat yang berbeda–beda. Lansia merasa puas dengan pelayaan posyandu

di karenakan ada faktor lain yang menyebabkan lansia merasa puas seperti

kecepatan dan ketepatan penangananyang dilakukan petugas kesehatan untuk

42
mempersingkat waktu tunggu pasien berikutnya, pemeriksaan pasien dilakukan

sesuaidengan nomor urut antrian, dan karena adanya PMT (Pemberian

MakananTambahan) di posyandu lansia. Faktor lain yang juga berpengaruh

terhadap kepuasan lansiaterhadap pelayanan di posyandu dariaspek

reliabilitysudahpuas dan sangat puas tetapi masih ada lansia yang cukup puas

karena faktor dari kesehatan lansia sendiri yang menurun sehingga lansia

merasa tidak segera sembuh ketika mendapat pelayanan pengobatan di

posyandu. Faktor berikutnya dalam hal emphaty ada beberapa lansia

mengatakana cukup puas, lansia merasa kurang diperhatikan karena sikap kader

yang kurang bersimpati kepada lansia hal ini cenderung kader yang kurang

pelatihan dalam pelayanan posyandu lansia yang baik. Seharusnya kader

berusaha memberikan pelayanan yang baik dan perlu dilakukaan pelatihan

kembali untuk meningkatkan pelayanan di posyndu lansia.

Hal ini sejalan dengan penelitian Lestari (2011) bahwa pelayanan kader

dan petugas kesehatan yang baik terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi

keaktifan kunjungan lansia keposyandu lansia. Pelayanan kesehatan yang

bermutu ditinjau dari sudut pandang pasien dan masyarakat berarti suatu

empati, respek, dan tanggapakan kebutuhannya.

Berdasarkan Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pelayanan

Posyandu meningkat, maka tingkat kepuasan lansia juga akan meningkat dan

sebaliknya jika pelayanan Posyandu menurun maka tingkat kepuasan lansia

juga akan turun.

43
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa semakin banyak pelayanan yang

diterima oleh lansia maka tingkat kepuasannya juga akan meningkat (Awinda,

2004). Efektivitas program posyandu lansia sejalan dengan tingkat kepuasan

responden terhadap program-programpelayanan tersebut. Dengan demikian,

tingkat kepuasan dapat menjadi indikator penting keberhasilan posyandu lansia

(Pramono, 2012). Lansia akan memanfaatkan pelayanan tergantung pada

penilaian tentang pelayanan tersebut. Persepsi tentang pelayanan selalu di

kaitkan dengan kepuasan dan harapan pengguna layanan (Pertiwi, 2013).

6.4 Keterbatasan penelitian

6.4.1 Kelemahan

Dalam suatu penelitian selalu ditemukan kelemahan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. kelemahan dalam penelitian ini adalah

variabel yang mempengaruhi kepuasan lansia tentang pelayanan posyandu

hanya di wakili oleh faktor pelayanan posyandu sedangkan masih banyak

faktor-faktor lain yang mungkin dapat lebih signifikan pengaruhnya

terhadap kepuasan lansia tentang pelayanan posyandu.

6.4.2 Hambatan

Yang menjadi hambatan utama dalam penelitian ini adalah

keterbatasan waktu dan sumber-sumber pustaka yang dimiliki oleh peneliti,

selain itu keterbatasan biaya, tenaga dan ekonomi.

44
BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepada 47 responden

dengan menggunakan format kuesioner dan observasi tentang hubungan tingkat

pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia di posyandu mawar

saron liliba maka kesimpulannya adalah:

1. Jumlah karakteristik berdasarkan usia yang paling banyak 45-59 tahun

berjumlah 28 orang (59,6%) , karakteristik berdasarkan jenis klamin paling

tertinggi laki-laki 24 orang (48,9%) dan karakteristik berdasarkan

pendidikan yang paling tinggi adalah SD 26 orang (55,3%).

2. Pelayanan posyandu lansia pada kategori paling tinggi adalah baik berjumlah

23 orang (48,9%) dan kategori rendah adalah kurang berjumlah 11 orang

(23,4%).

3. Tingkat kepuasan pada pelayanan pada kategori tinggi adalah baik sebanyak

27 orang (57,4 dan kategori rendah adalah kurang sebanyak 13 orang

(27,7%). Berdasarkan hasil tersebut peneliti berasumsi bahwa pelayanan

posyandu lansia dan tingkat kepuasan masih kurang baik karena terdapat

hubungan yang signifikan antara pelayanan posyandu lansia dengan tingkat

kepuasan lansia di posyandu mawar saron liliba.

45
4. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan nilai p value sebesar 0.000 <

0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya Adanya hubungan pelayanan posyandu lansia dengan tingkat

kepuasan lansia di posyandu mawar saron liliba Tahun 2019.

7.2. Saran

1. Bagi petugas posyandu mawar saron liliba

Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar petugas posyandu terus

meningkatkan dan mempertahankan kinerjanya terkait dengan pelayanan yang

diberikan kepada lansia. Sehingga dengan kinerja yang maksimal

,akanmenamah kenyamanan dan kepercayaan yang akirnya meningkatkan

kepuasan dari pasien lansia terhadap pelayanan posyandu.

2. Bagi Responden (pasien lanjut usia)

Penilitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya

pada lansia dengan dapat mengoptimalkan secara maksimal fasilitas kesehatan

posyandu yang telah disediakan serta meningkatkan kepuasan pasien terhadap

kualitas pelayanan di posyandu.

3. Bagi peneliti selanjutnya diperlukan penilitian lebih lanjut untuk

mengidentifikasi lebih dalam mengenai kualitas pelayanan possyandu lansia

kepada lansia dengan mengaitkannya pada implikiasi kebijakan pemerintah

terhadap pengembangan program posyandu lansia.

46
DAFTAR PUSTAKA

Andini,2013. Data dari World Population Prospek. Yokyakarta : PT Rineka Cipta

Budiono.1997 pelayanan posyandu . jakarta :EGC

Cindy M Saraisang. (2018). Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingkat Kepuasan

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut Kecamatan Paal II Kota Manado

Departemen Kesehatan RI 2017. Revitalisasi posyandu. www.depkes.go.id

Erpandi .2015. Tujuan Posyandu Lansia. Jakarata: EGC

Finajati .2015. Penyelanggaraan Posyandu Lansia. Jakarata: EGC

Hidayanti, Nurul. (2017).Pemkab Jombang, Ingin Puskesmas Tingkatkan Pelayanan Kepada Para Lansia.

(diunduhv15 maret 20017). Dinkes melalui www.suarajombang.net/

Kemenkes .2017. Badan Pusat Statistik. http://kemenkes.com

Kusumati.2016. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia. http://reposiry.usu.ac.id

Lestari,P. (2011). Beberapa faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu study

kasus di desa taman tintri kecamatan kasihan kabupaten bantul DIY. Media Medikal Indonesia. 45 (2) :

79-80.

Nugroho,(2008).keperawatan gerontik dan geriartik. Edisi jilid 3. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.

Notoatmodjo , soekitdjo. (2010) Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Rineka cipta.

Notoatmodjo soekidjo (2015). Metode penelitian kesehatan. Jakarta Rineka Cipta

Nursalam .(2008). Konsep dan penerapan metedologi penelitian ilmu dan keperawatan: pedoman Skripsi,

Tesis , dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: salemba medika

Oliver,Dalam,Supranto. (2006). Kepuasan pelanggan. Jakarta : EGC

Purnawati , N. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu

Di Desa Pulombon Kecamatan Majoballa Sukoharjoul. Skripsi thesis Universitas Muhammadiyah.

Pramono, LA. (2012). Permasalahan lanjut usia di daerah pedesaan terpencil.

Pohan s imbalo.2007. jaminan mutu pelayanan kesehatan. Jakatra :EGC

Philip koiter,1988.dalam Supranto 2006 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan. Jakarta :EGC

Rangkuti .2003:31-35 faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan. Jakarta EGC


Sugiono . (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Suprianto S, & ernawati m. (2010).Pemasaran Industrijasa Kesehatan. Yogyakarta : ANDI

United Nations, (2015). Wold Population Ageing..http://www.Dinkes.com

Westbrook dan Relly dalam Supranto.2006. kepuasan pasien


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Saudara/Saudari

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertandatangan dibawa ini :

NAMA: MARIA MAGDALENA DOLLU

NIM :2015114079

Adalah mahasiswa sekolah tinggi ilmu kesehatan ( STIKES ) nusantara kupang yang

mengadakan penilitian tentang “ HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU LANSIA

DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU MAWAR SARON

LILIB “

Peneliti dan menjawab pernyataan-pernyataan sesuai dengan petunjuk yang

digunakan untuk kepentingan peneliti saja dan bila di gunakan lagi, akan dimusnakan.

Apabila saudara/saudari bersedia, mohon menandatangani lembar persetujuan dan

mengisi kuesioner yang disertakan dalam lembar ini.

Demikian atas perhatian saudara/saudari diucapkan terimah kasih.

Peneliti,

MARIA MAGDALENA DOLLU


NIM.2015114079
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti maka saya tanpa ada paksaan dari

siapa saja bersedia ikut partisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Keperawatan STIKES NUSANTAR KUPANG yang bernama MARIA

MAGDALENA DOLLU dengan judul “HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU

LANSIA DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU MAWAR

SARON LILIBA”

Demikian surat persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa unsur

paksaan

Kupang................... 2019

Reseponden
INSTRUMEN PENELITIAN

KUESIONER

JUDUL :Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia Dengan Tingkat

Kepuasan Lansia Di Posyandu mawar saron liliba

PENELITI : Maria Magdalena Dollu

NIM : 2015114079

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KUESIONER :

1. Isilah lembar kuesioner ini dengan jujur, sesuai dengan keadaan dan perasaan

anda yang sebenarnya.

2. Jawaban yang anda berikan di jaga kerahasiaannya.

3. Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas atau tidak di mengerti, mintalah

petunjuk dari peneliti.

A. IDENTITAS RESPONDEN

Inisial : No. Responden

Usia : (Di isiolehpeneliti)

JenisKelamin :

Pendidikan
Lembar Koesioner
Kualitas Pelayanan Posyandu Dengan Kepuasan Pasien Lanjut Usia
Di Posyandu osmok Kota Kupang

A. DataUmum

1. Usia

60 – 74 tahun

75- 90tahun

diatas 90 tahun

2. Pekerjaan

Tidak bekerja
Petani
Wiraswsta
PNS

3. Jeniskelamin

Laki - laki

Perempuan

4. Pendidikan

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi
5. Status Perkawinan

Kawin

Tidakkawin
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA
TERHADAP PELAYANAN POSYANDU LANSIA
DI POSYANDU LANSIA OSMOK KOTA
KUPANG

B. Petunjuk Pengisian
1. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, kami mohon kesediaan
anda untuk membacanya terlebih dahulu petunjuk pengisian ini.
2. Pilihlahh salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai dengan
cara beri tanda √ centang pada kolom yang tersedia.
I. KualitasPelayanan
Pilihan Jawaban :
STS = sangat tidak setuju; TS = tidak setuju; RR = ragu-ragu; S = setuju; SS
= sangat setuju.
Sumber BayuYustisia
Pilihan Jawaban
No. Kualitas Pelayanan STS TS RR S SS
A. Kehandalan (Reliability)
1. Waktu dimulainya pelayanan puskesmas tepat
waktu.
2. Alur pelayanan tidak berbelit-belit.
B. Ketanggapan (Responsiveness)
3. Petugas tanggap terhadap keluhan pasien lansia.
4. Petugas tidak memberikan informasi dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh lansia.
C. Jaminan (Assurance)
5. Petugas memberitahukan nama penyakit yang
diderita.
6. Petugas tidak memberikan informasi tentang
perawatan di rumah sesuai penyakit yang
diderita.
D. Empati (Empathy)
7. Petugas peduli dengan kesulitan pasien lansia di
puskesmas.
8. Petugas tidak ramah dan sopan kepada setiap
pasien lansia yang datang.
E. Bukti Fisik (Tangibles)
9. Kondisi peralatan/perlengkapan yang digunakan
selalu bersih.
10. Ruang pemeriksaan/konseling pasien lansia
tidak sama dengan pasien lain.
II .Kepuasan PasienLansia
Pilihan Jawaban : Ya dan Tidak.

Pilihan Jawaban
No Kepuasan Pasien Lansia Ya Tidak
.
1. Apakah dokter memberikan pelayanan yang baik
pada pasien lansia ?
2 Apakah dalam memberikan penyuluhan dokter
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti ?
3. Apakah Perawat memberikan pelayanan yang baik
pada pasien lansia ?
4 Apakah perawat tanggap atas permasalahan
pelayanan yang diberikan ?
5 Apakah sarana dan prasarana puskesmas ramah lansia?

6 Apakah keadaan lingkungan puskesmas nyaman ?


7. Apakah Pelayanan yang diberikan menarik,
meyakinkan, dan dapat dipercaya untuk kesehatan
lansia ?
8. Apakah dalam pelayanan perawat memberikan
informasi tentang kesehatan pasien lansia ?
9. Apakah Prosedure pelayanan puskesmas ramah ?
10. Apakah biaya pengobatan di puskesmas tidak mahal
?
11. Apakah dalam pelayanan dokter,perawat
memberikan informasi tentang kesehatan pasien
lansia ?
12. Apakah ruangan yang di gunakan pasien lansia tidak
sama dengan pasien lainnya ?
DOKUMENTASI

gambar 1

foto bersama setelah selesai pelayanan posyandu bersama dengan ketua posyandu

gambar 2

Foto bersama responden yang sedang mengisi kuisoner di posyandu mawar saron liliba

Anda mungkin juga menyukai