Anda di halaman 1dari 122

Skripsi

Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan


Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Disusun Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola, NIM. 2141A0204
Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes, NIDN. 1019028702

Program Studi D-IV Kebidanan


Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Kediri
2022

i
Lembar Persetujuan

Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak


Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diajukan Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola
NIM. 2141A0204

Telah Disetujui

Kediri, 21 Juli 2022


Dosen Pembimbing

(Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes)


NIDN. 1019028702

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0707037901

ii
Lembar Pengesahan

Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak


Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola
NIM. 2141A0204

Skripsi ini telah diuji dan dinilai


oleh Panitia penguji
Pada Program Studi D-IV Kebidanan
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Pada Hari Rabu, 14 September 2022

Dosen Penguji
Ketua Penguji
(Hj. Wiwik Hariyati, SST.Bd., M.Kes) ..........................................
Anggota Penguji
(Suci Anggraini, S.Kep.Ns., M.Kes) ..........................................

(Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes) ..........................................

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0707037901

iii
Abstrak
Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Yeni Lestari Sari Ola¹, Anggrawati Wulandari²


³Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
⁴Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
⁵E-mail : yenilestarisariola@gmail.com

Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan yang tepat, jarak
tempuh faskes yang jauh berdampak pada perilaku ibu hamil melahirkan di dukun
beranak diwilayah setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desain penelitian ini adalah
penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden diambil
dengan teknik simple random sampling. Populasi sebanyak 70 orang dengan sampel
sebanyak 59 orang. Variabel independen adalah pengetahuan dan jarak tempuh ke
fasilitas kesehatan dan variabel dependen adalah Pemilihan penolong persalinan pada
ibu hamil. Hasil uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukan
bahwa hampir seluruh responden sebanyak 45 (76%) berpengetahuan baik. Jarak
tempuh diketahui sebagian besar responden sebanyak 44 (75%) dalam kategori
Dekat. Hampir seluruh responden sebanyak 49 (83%) memilih penolong persalinan
oleh tenaga kesehatan. Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi
0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada
hubungan pengetahuan dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan
penolong persalinan pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil dan jarak tempuh faskes yang dekat
maka akan memotivasi ibu hamil untuk memilih penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan.

Kata Kunci : Ibu Hamil, Fasilitas Kesehatan, Jarak Tempuh, Penolong


Persalinan, Pengetahuan

iv
Abstract

The Selection Of Birth Attendants Is Reviewed From Knowledge And Distance To


Health Facilities For Pregnant Women In The Working Area Of UPT
Public Health Center Maliang Alor Regency
East Nusa Tenggara Province

Yeni Lestari Sari Ola¹, Anggrawati Wulandari²


³Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
⁴Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
⁵E-mail : yenilestarisariola@gmail.com

The lack of knowledge of pregnant women about the right birth attendant, the
long distance to health facilities have an impact on the behavior of pregnant women
giving birth at traditional birth attendants in the local area. The purpose of this study
was to determine the relationship between knowledge and distance to health facilities
with the selection of birth attendants for pregnant women in the working area of the
UPT Puskesmas Maliang, Alor Regency, East Nusa Tenggara Province. The design
of this research is correlational research with cross sectional approach. Respondents
were taken by simple random sampling technique. The population is 70 people with a
sample of 59 people. The independent variable is knowledge and distance to health
facilities and the dependent variable is the selection of birth attendants for pregnant
women. The results of statistical tests using chi square. The results showed that
almost all of the respondents as many as 45 (76%) had good knowledge. The distance
traveled is known by most of the respondents as many as 44 (75%) in the Close
category. Almost all of the respondents as many as 49 (83%) chose birth attendants
by health workers. The results of data analysis show that the significance level is
0.000 < = 0.05 so that H0 is rejected and H1 is accepted, thus there is a relationship
between knowledge and distance to health facilities with the selection of birth
attendants for pregnant women. Based on the results of the study, it was concluded
that the better the knowledge of pregnant women and the close distance to health
facilities, the more motivated pregnant women to choose birth attendants by health
workers.

Keywords : Pregnant Women, Health Facilities, Mileage, Birth Attendants,


Knowledge

v
Ucapan Terima Kasih

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemilihan Penolong Persalinan Di
Tinjau Dari Pengetahuan Dan Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur” dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan Pada Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas
Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. H. Sentot Iman Suprapto, MM, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.

2. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan.

3. Bd. Shanty Natalia, SST., S.Keb., M.Kes, selaku Kaprodi Program Studi Ilmu D-
IV Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dan pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.

4. Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

vi
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi D-IV Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pendidikan
selama peneliti mengikuti pendidikan.

6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah-Nya. Harapan
peneliti semoga skripsi ini berguna bagi peneliti, maupun pihak yang berkepentingan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Kediri, Juni 2022

Peneliti

vii
Daftar Isi

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..… iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI........................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
1. Tujuan Umum................................................................... 5
2. Tujuan Khusus................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis................................................................ 5
2. Manfaat Praktis................................................................. 6
a) Bagi Peneliti.................................................................. 6
b) Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)........................... 6
c) Bagi Bidan.................................................................... 6
d) Bagi Ibu Hamil............................................................. 6
e) Bagi Peneliti Selanjutnya.............................................. 7
E. Keaslian Penelitian.................................................................. 7

BAB II KONSEP TEORI........................................................................... 9


A. Konsep Pengetahuan............................................................... 9
1. Definisi.............................................................................. 9
2. Tingkat Pengetahuan......................................................... 10
3. Jenis-Jenis Pengetahuan.................................................... 11
4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.......... 11
B. Konsep Jarak Tempuh Ke Faskes........................................... 14
1. Definisi.............................................................................. 14
C. Konsep Pemilihan Penolong Persalinan................................. 16
1. Definisi.............................................................................. 16
2. Tahapan Dalam Persalinan................................................ 17
3. Tanda-Tanda Persalinan.................................................... 17
4. Proses Terjadinya Persalinan............................................ 17

viii
5.
Komponen Penolong Persalinan....................................... 18
6.
Klasifikasi Penolong Persalinan........................................ 19
7.
Tempat Penolong Persalinan............................................. 20
8.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Penolong Persalinan.......................................................... 21
D. Konsep Ibu Hamil................................................................... 28
1. Definisi.............................................................................. 28
2. Klasifikasi Umur Kehamilan............................................. 29
3. Tanda Dan Gejala Kehamilan........................................... 29
4. Resiko Kehamilan............................................................. 30
5. Kebutuhan Ibu Hamil........................................................ 30
6. Masalah Dalam Kehamilan............................................... 33
E. Kerangka Konsep.................................................................... 34
F. Hipotesis Penelitian................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 36


A. Desain Penelitian..................................................................... 36
B. Kerangka Kerja....................................................................... 37
C. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling................................ 38
1. Populasi............................................................................. 38
2. Sampel............................................................................... 38
3. Teknik Sampling............................................................... 38
D. Variabel Penelitian................................................................... 38
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)............................... 38
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)............................... 39
E. Definisi Operasional................................................................ 39
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................. 40
1. Lokasi Penelitian............................................................... 40
2. Waktu Penelitian............................................................... 40
G. Pengumpulan Dan Pengolahan Data...................................... 40
1. Pengumpulan Data............................................................ 40
2. Bahan Dan Instrumen Penelitian....................................... 40
3. Prosedur Pengumpulan Data............................................. 40
H. Analisa Data............................................................................ 44
I. Etika Penelitian....................................................................... 44
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan).......................... 44
2. Anonimity (Tanpa Nama).................................................. 45
3. Confidentiality (Kerahasiaan)........................................... 45
J. Keterbatasan Penelitian............................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................... 50


A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................... 50
B. Karakteristik Sosio Demografi Seluruh Responden Yang

ix
Di Teliti................................................................................... 51
C. Hasil Tabulasi Silang Antara Data Umum Dan Data
Khusus..................................................................................... 54
D. Hasil Tabulasi Silang Antara Variabel Independen Dan
Dependen................................................................................. 62
E. Hasil Analisa Data................................................................... 63

BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 64
A. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur...... 64
B. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur............................................... 67
C. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur....................................................................................... 70
D. Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur....................................... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 76


A. Kesimpulan.............................................................................. 76
B. Saran........................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 79
LAMPIRAN..................................................................................................... 82

x
Daftar Gambar

Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep................................................................... 34
Gambar 3.1 : Kerangka Kerja...................................................................... 37

xi
Daftar Tabel

Halaman
Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian : Pemilihan Penolong Persalinan Di
Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 9

Tabel 3.1. : Definisi Operasional.............................................................. 39

Tabel 4.1 : Usia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur..... 51

Tabel 4.2 : Pendidikan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur..... 51

Tabel 4.3 : Pekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur..... 52

Tabel 4.4 : Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 52

Tabel 4.5 : Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur.............................................. 53

Tabel 4.6 : Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 53

Tabel 4.7 : Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Pengetahuan Ibu


Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 54

Tabel 4.8 : Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Jarak Tempuh Ke


Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 54

xii
Tabel 4.9 : Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 55

Tabel 4.10 : Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Pengetahuan


Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 56

Tabel 4.11 : Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Jarak Tempuh


Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 57

Tabel 4.12 : Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Pemilihan


Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur..... 58

Tabel 4.13 : Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan


Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 59

Tabel 4.14 : Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Jarak Tempuh


Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 60

Tabel 4.15 : Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Pemilihan


Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur..... 61

Tabel 4.16 : Hasil Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Ibu Hamil


Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 62

Tabel 4.17 : Hasil Tabulasi Silang Antara Jarak Tempuh Ke Fasilitas


Kesehatan Pada Ibu Hamil Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 62

Tabel 4.18 : Hasil Uji Statistik................................................................... 63

xiii
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal........................................ 82
Lampiran 2 : Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal........................... 83
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian................................................................ 84
Lampiran 4 : Surat Balasan Ijin Penelitian.................................................. 85
Lampiran 5 : Informed Consent................................................................... 86
Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden.............................. 87
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Kuesioner............................................................... 88
Lampiran 8 : Kuesioner............................................................................... 89
Lampiran 9 : Hasil Tabulasi Data................................................................ 91
Lampiran 10 : Hasil Uji Statistik................................................................... 99
Lampiran 11 : Hasil Dokumentasi Penelitian................................................ 101
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi................................................................. 102

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan yang sering dihadapi di Indonesia saat ini
dimana masih terdapat ibu hamil yang melahirkan ditolong oleh dukun beranak
diwilayah setempat. Masyarakat Indonesia lekat dengan segala macam tradisi,
termasuk dalam hal melahirkan (DepKes, 2021). Peran dukun bayi di daerah
terpencil bahkan nyaris tak tergantikan. Dukun bayi selalu ada dalam setiap
peristiwa kelahiran, terutama pada masyarakat pedesaan. Padahal bukan rahasia
lagi jika dukun bayi sebetulnya memiliki kompetensi yang minim. Kompetensi
yang minim meningkatkan resiko ibu mengalami perdarahan bahkan kematian.
Namun kenyataan ini tak menyurutkan niat ibu melahirkan menggunakan jasa
dukun bayi (Syarief, 2020). Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu hamil
tentang penolong persalinan yang tepat, adat istiadat, pendapatan yang minim,
jarak tempuh faskes yang jauh, persepsi ibu hamil terhadap tindakan medis,
minimnya sarana dan prasarana sehingga berdampak pada perilaku ibu hamil
melahirkan di dukun beranak diwilayah setempat (Sufiawati, 2019).
World Health Organization (WHO) (2021), melaporkan bahwa setiap menit,
setidaknya satu perempuan meninggal akibat komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan atau persalinan yang berarti 529.000 orang ibu pertahun. Penyebab
utama kematian ibu, tidak tersedianya sarana kesehatan, jauh dari sarana kesehatan,
tidak terjangkau fasilitas kesehatan, atau buruknya kualitas perawatan dari petugas
kesehatan (WHO, 2021). DepKes (2021), melaporkan cakupaan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan secara Nasional adalah sebesar 90,88%. Hasil
Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2021, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup. Di Indonesia Persalinan yang ditolong oleh
tenaga non kesehatan adalah 25-35%, sementara target cakupan persalinan oleh

1
2

tenaga kesehatan tahun 2020 adalah 90% (DepKes, 2021). Profil Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur (2021), melaporkan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah 79,86% dan ditolong oleh non kesehatan adalah 20,14%.
Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 42,7%, lainnya 30%, hipertensi 27,3%
(Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2021).
Hasil penelitian Nurhapipa (2015), menunjukan hasil bahwa 56,3% ibu
memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dibandingkan penolong
persalinan oleh dukun bayi yaitu sebesar 43,7%. Faktor keterjangkauan diketahui
sebanyak 52,1% yang tidak terjangkau dan 47,9% yang terjangkau. Bahwasanya
ibu lebih banyak mengatakan tempat tinggal ibu jauh dari lokasi pelayanan
kesehatan (54,9%) dan terdapat 53,5% yang ada petugas kesehatan di lingkungan
tempat tinggal ibu, ini berarti bahwa variabel jarakatau keterjangkauan sarana
signifikan mempengaruhi ibu untuk memlih penolong persalinan. Selaras dengan
penelitian Marwan (2016), menunjukan hasil bahwa dari 63 ibu hamil dimana 53
(84%) memiliki pengetahuan cukup dan memilih tempat bersalin di Bidan dan
Rumah Sakit, sedangkan sebanyak 10 (16%) ibu memiliki pengetahuan rendah dan
tidak memilih tempat bersalin di Bidan dan Rumah Sakit.
Sejalan pula dengan penelitian Alhidayati (2016), diketahui bahwa hasil
wawancara mendalam terhadap 5 orang informan utama, mengenai pengetahuan
ibu tentang pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya
persalinan sudah baik, semua ibu sudah mengetahui apa itu pengertian persalinan,
tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya persalinan tetapi belum memahami lebih
mendalam lagi. Sedangkan Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terhadap
kondisi geografis khususnya akses menuju ke pelayanan kesehatan sangat tidak
memungkinkan, apalagi yang di Desa Sungai Intan, dengan kondisi alam pasang
surut yang penghubungnya adalah parit dan sungai menyebabkan transportasi yang
sulit. Jarak pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh masyarakat dapat
mengakibatkan masyarakat memilih untuk mencari pertolongan persalinan yang
lebih dekat. Jawaban dari informan utama maupun informan pendukung yang
3

mengatakan bahwa yang menyebabkan persalinan dengan dukun bayi di wilayah


kerja puskesmas Tembilahan Hulu, dikarenakan jarak dan waktu tempuh yang jauh
dari fasilitas kesehatan.
Hasil survey data awal yang dilakukan peneliti di di Wilayah Kerja Puskesmas
Maliang Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur ditemukan 30 ibu bersalin melakukan persalinan pada dukun bayi.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Januari 2022
dengan wawancara kepada 10 ibu diketahui 5 (50%) ibu mengatakan bahwa tidak
mengetahui tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat. Perilaku ibu
memutuskan untuk melakukan persalinan dengan dukun bayi dengan pertimbangan
lebih berpengalaman, budaya turun temurun dari orang tua, dan mudah dipanggil
ke rumah serta biayanya yang murah. Salah satu ibu mengatakan bahwa untuk
menuju ke fasilitas kesehatan membutuhkan waktu yang sangat lama atau jarak
yang cukup jauh serta transportasi yang sulit, mulai dari jalan kaki oleh karena
medan transportasi yang rusak sehingga masyarakat yang tinggal di Desa tersebut
terkadang memilih bersalin ke dukun bayi.
3 (30%) ibu mengatakan bahwa dukun bayi selalu ada dalam setiap peristiwa
kelahiran oleh karena kepercayaan ibu dan seluruh anggota keluarga kepada dukun
beranak. Salah satu ibu mengatakan bahwa perasaan aman mereka dapatkan
dimana perawatan dari mulai persalinan sampai selesai dilakukan oleh dukun bayi
yang didalamnya juga terdapat tradisi dan budaya yang dijalankan, faktor
pengalaman dukun yang lebih dan keramahan dukun bayi serta sentuhan-sentuhan
yang diberikan. 2 (20%) ibu mengatakan bahwa suami/keluarganya mendukung
persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga ibu tersebut termotivasi
untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan (Hasil Studi
Pendahuluan Dengan Wawancara Kepada Responden Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2022).
4

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan


diantaranya pengetahuan dan perilaku ibu hamil. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu (Notoatmodjo, 2017). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik,
cenderung lebih memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan
Rumah Sakit sebagai tempat bersalin yang aman. Begitupun sebaliknya, dimana
kurangnya pengetahuan ibu hamil maka akan berdampak pada perilaku ibu tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan dan lebih mengutamakan melahirkan di dukun
beranak. Semakin baik pengetahuan ibu hamil terhadap ketepatan dalam memilih
penolong persalinan maka akan semakin baik pula ibu hamil dalam mengambil
keputusan untuk melahirkan di tempat penolong persalinan yang tepat seperti
Rumah Sakit/Puskesmas (DepKes, 2020).
Faktor lain yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan adalah
jarak tempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan. Jarak tempuh ke faskes merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemilihan penolong
persalinan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan
kesehatan maka akan semakin menurunkan motivasi ibu hamil untuk bersalin di
Puskesmas/Rumah Sakit. Begitupun sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal
dengan tempat pelayanan kesehatan maka dapat meningkatkan usaha dan motivasi
ibu hamil untuk bersalin di Puskesmas/Rumah Sakit. Hubungan jarak tempat
tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya
yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat
terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara
rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka
(Azwar, 2020).
Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien sampai
ke tempat sumber perawatan. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari
daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai, sehingga membutuhkan
5

transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila keadaan ini


sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan
kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa
pelayanan kesehatan itu (Winardi, 2019).
Jarak tempuh yang jauh bagi ibu hamil menyebabkan resiko tinggi bagi ibu
yang akan melahirkan, sehingga rumah tunggu bagi ibu hamil sangatlah penting.
Rumah tunggu yang disiapkan oleh karena berbagai macam faktor yang
menyebabkan ibu hamil susah untuk mencapai pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas. Rumah Tunggu ini disediakan untuk meringankan beban para ibu yang
akan bersalin. Di rumah tunggu kelahiran ini diberikan berbagai pelayanan
kesehatan, seperti pemeriksaan ibu hamil dan tempat tinggal bagi ibu yang akan
melahirkan, agar tidak repot bolak balik rumah ke Pukesmas. Dengan adanya
rumah tunggu dimana tidak dipungut biaya. Semua gratis. Jam operasionalnya juga
full 24 jam dan dilengkapi fasilitas tempat tidur bagi ibu-ibu yang sedang
menunggu persalinan (Hasby, 2018).
Solusi untuk dapat mengatasi masalah diatas dimana pemberian informasi
kepada ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat dapat
dilakukan atau ditingkatkan melalui penyuluhan yang dilakukan oleh para tenaga
kesehatan khususnya Bidan sehingga dengan pengetahuan yang diberikan dapat
menambah wawasan ibu hamil dalam menentukan pilihannya dalam persalinan.
Disamping itu pula dukungan suami sangat dibutuhkan ibu hamil agar dapat
menambah rasa optimis dalam memilih persalinan yang tepat seperti Rumah
Sakit/Puskesmas. Selain itu pula ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik akan
berperilaku baik pula dan cenderung berminat dalam menggunakan pelayanan
kesehatan dalam melakukan ANC sampai pada ibu hamil melahirkan dimana
pengetahuan adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
6

Perlunya informasi yang lebih baik yang harus diberikan kepada ibu hamil
tentang proses persalinan sehingga dengan demikian ibu hamil mampu mengetahui
tentang bahaya dan dampak yang akan terjadi apabila persalinan ditolong oleh
dukun. Sehingga dengan demikian pula permberian informasi yang tepat dapat
diberikan kepada ibu hamil melalui penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil
melakukan ANC di pelayanan kesehatan sehingga dengan pemberian informasi
tersebut mampu menambah wawasan ibu hamil tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah adakah Hubungan “Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
“Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
7

b) Mengidentifikasi Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
c) Mengidentifikasi Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
d) Menganalisis Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya konsep
atau teori yang menyokong perkembangan pengetahuan dibidang ilmu
Kebidanan, khususnya pengetahuan yang terkait “Pemilihan Penolong
Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Dapat memberikan dan menambah wawasan bagi peneliti dan
menerapkan ilmu dan memberikan solusi mengenai “Pemilihan Penolong
Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”
b) Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)
Dapat menjadi evaluasi/penilaian kerja terhadap pemegang program
PWS-KIA dan Bidan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Maliang
agar dapat optimal dalam pemilihan tenaga penolong persalinan. Selain itu
sebaiknya sebelum Bidan ditugaskan dimana perlu pembekalan
8

pengetahuan budaya kepada Bidan melalui orientasi Puskesmas sebelum


melaksanakan tugas di masyarakat. Kepala Puskesmas juga harus
meningkatkan kompetensi Bidan Puskesmas melalui pelatihan agar dapat
tercapai kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang baik dan tepat.
c) Bagi Bidan
Dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk mengambil langkah-
langkah strategis dalam penyuluhan pemilihan penolong persalinan
dengan tenaga kesehatan. Selain itu pula diharapkan agar perlunya
dukungan tenaga kesehatan terutama Bidan diwilayah setempat dalam
memberikan informasi dan pengetahuan melalui penyuluhan kesehatan
diposyandu, kelas ibu hamil tentang Persalinan dan pemilihan tenaga
penolong persalinan yaitu ke tenaga kesehatan (Bidan). Dengan demikian
dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan perilaku ibu hamil dapat
melahirkan anak ditolong oleh tenaga kesehatan/Bidan.
d) Bagi Ibu Hamil
Dapat menjadi bahan informasi agar dapat menambah pengetahuan
ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat yaitu oleh
Bidan, dokter di Rumah Sakit/Puskesmas agar dapat meminimalisir
dampak yang terjadi pada saat persalinan.
e) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan data dasar bagi
penelitian selanjutnya dan dapat meneliti faktor lain yang berhubungan
dengan pemilihan penolong persalinan di tinjau dari pengetahuan dan
perilaku pada ibu hamil.
9

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

No Nama Judul Variabel Populasi Teknik Hasil Perbedaan


Dan Sampling
Sampel
1 Nurhapipa, Faktor Yang X : faktor 71 Ibu Total Hasil penelitian Variabel yang
Zurni Seprina Mempengaruhi sikap, Sampling menunjukkan bahwa diteliti, teknik
(2015), Ibu Dalam keterjangkaua faktor sikap sampling,
Sumber : Memilih n, dukungan (p=0,011), populasi dan
Jurnal Penolong keluarga. Y : keterjangkauan sampel, desain
Kesehatan Persalinan Di Memilih (p=0,001) dan penelitian, tahun
Komunitas, Puskesmas XIII Penolong dukungan keluarga dan tempat
Vol. 2, No. 6, Koto Kampar I Persalinan (p=0,042) penelitian
Mei 2015 berpengaruh
terhadap pemilihan
penolong persalinan.
Variabel yang
paling dominan
berpengaruh
terhadap pemilihan
penolong persalinan
adalah
keterjangkauan
dengan nilai
koefisien regresi
2,702.
2 Alhidayati Perilaku Ibu X : Perilaku 5 Ibu Deskriptif Hasil dan Variabel yang
(2016), Dalam Memilih Ibu, Y : Kualitatif Pembahasan: diteliti, metode
Sumber : Vol. Tenaga Penolong Memilih Informan dalam yang digunakan,
3 | No. 3 | Persalinan Di Tenaga penelitian ini teknik sampling,
Desember Wilayah Kerja Penolong sebanyak 13 populasi dan
2016| Jurnal Puskesmas Persalinan informan. Hasil sampel, desain
Kesehatan Tembilahan penelitian penelitian, tahun
Reproduksi: Hulu Tahun menunjukkan dan tempat
155-162 2016 keputusan ibu penelitian
memilih penolong
persalinan sangat
berkaitan dengan
pengetahuan, sikap,
sosial budaya,
akses ke pelayanan
kesehatan,
dukungan keluarga
10

3 Rena Lihawa, Hubungan X : 61 orang Deskriptif Hasil dan Variabel yang


2020 Pengetahuan Ibu Pengetahuan analitik Pembahasan : diteliti, metode
Sumber : Hamil Tentang Ibu Hamil dengan terdapat hubungan yang digunakan,
Jurnal Zaitun Fasilitas Tentang pendekatan antara pengetahuan teknik sampling,
Universitas Kesehatan Fasilitas cross ibu hamil dengan populasi dan
Muhammadiy Dengan Kesehatan sectional pemilihan penolong sampel, desain
ah Gorontalo Pemilihan Y : Pemilihan persalinan di penelitian, tahun
ISSN : 2301- Penolong Penolong Kelurahan Lekobalo dan tempat
5691 Persalinan Di Persalinan Kota Gorontalo penelitian
Kelurahan yang dibuktikan
Lekobalo dengan nilai chi-
Kecamatan Kota square nilai χ2
Barat Kota hitung sebesar
Gorontalo 39.361 dengan nilai
signifikansi
(Asymp.sig. (2
sided) sebesar p =
0.002 (p > 0.05)

4 Aulia Tul Faktor-Faktor X : 41 orang Pendekatan Hasil dan Variabel yang


Husna, Yang pengetahuan, penelitian Pembahasan : ada diteliti, metode
Syukrianti Berhubungan sikap, Cross hubungan yang yang digunakan,
Syahda, Dengan pendapatan Sectional bermakna antara teknik sampling,
Yusnira, 2019 Pemilihan keluarga, pengetahuan, sikap, populasi dan
Penolong jarak fasilitas pendapatan keluarga sampel, desain
Persalinan Di kesehatan dan jarak ke penelitian, tahun
Desa Gema Dan Y : Pemilihan fasilitas kesehatan dan tempat
Tanjung Belit Penolong dengan pemilihan penelitian
Wilayah Kerja Persalinan penolong persalinan
Puskesmas di wilayah kerja
Kampar Kiri Puskesamas
Hulu I Kampar Kiri Hulu I
Kabupaten tahun 2019.
Kampar Tahun
2019
5 Desi Faktor yang X : 35 orang Metode Hasil dan Variabel yang
Fitrianeti, Mempengaruhi Pendidikan, kuantitatif, Pembahasan : diteliti, metode
Lukman Ibu Hamil perkerjaan, dengan tidak terdapat yang digunakan,
Waris, Aris Memilih pengetahuan, desain hubungan bermakna teknik sampling,
Yulianto, Penolong kepercayaan potong antara faktor populasi dan
2018 Persalinan di tradisional, lintang internal dan sampel, desain
Wilayah Kerja riwayat ANC, eksternal pada penelitian, tahun
Puskesmas dukungan kelompok ibu hamil dan tempat
Malakopa suami, akses terhadap pemilihan penelitian
Kabupaten transportasi, penolong persalinan
Kepulauan dana
Mentawai Y :Ibu Hamil
Memilih
Penolong
Persalinan
11

BAB II
KONSEP TEORI

A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata
dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2017).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), pengetahuan adalah
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
Dalam pengertian lain menurut Suparto (2016), bahwa pengetahuan adalah
berbagai maam gejala yang ditemui dan didapatkan oleh manusia lewat
pengamatan akal. Sedangkan menurut Mubarak (2017), pengetahuan
didefinisikan sebagai informasi yang sudah dipadukan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki yang lantas melekat pada benak seseorang.
Sedangkan menurut Maksum (2017) Pengetahuan dapat di artikan yang mana
di dapatkan dari nilai karena terbiasa dari orang-orang tersebiut dalam
mengembangkan rasa ingin keingin tahuan. Sumadi  (2016), Menurutnya
pengetahuan merupakan kemampuan seseorang dalam mengingat fakta,
simbol, proses, dan teori.

11
12

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Tingkat pengetahuan di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain :
a) Tahu (Know) ; Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (Comprehension) ; Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek
yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application) ; Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari, pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis) ; Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Syntesis) ; Sintesis menunjuk kepada suatu komponen untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f) Evaluasi (Evaluation) ; Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang ada.
13

3. Jenis-Jenis Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Jenis-jenis pengetahuan adalah sebagai
berikut :
a) Pengetahuan implisit yaitu suatu pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisikan faktor-faktor yang tak bersifat
nyata seperti keyakinan perspektif, pribadi dan prinsip.
b) Pengetahuan eksplisit yaitu suatu pengetahuan yang sudah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata seperti media atau
semacamnya.
c) Pengetahuan empiris yaitu pengetahuan yang lebih menegaskan
pengamatan dan pengalaman inderawi.
d) Pengetahuan rasionalisme yaitu pengetahuan yang didapatkan lewat akal
budi.
4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Faktor - faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut :
a) Faktor Internal
(1) Umur ; Setiap manusia akan selalu berkembang seiring dengan
bertambahnya umur. Perkembangan ini juga berdampak pada
perkembangan kognitifnya, sehingga semakin tua usia seseorang
maka semakin banyak pengalamannya dan berarti semakin baik
pengetahuannya. Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif
dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.
14

(2) Jenis kelamin ; Jenis kelamin membawa dampak pada perbedaan


perlakuan dari lingkungannya sehingga berakibat pada perbedaan
kesempatan untuk memperoleh stimulasi. Pada lingkungan
masyarakat yang masih membedakan gender cenderung lebih
mengutamakan anak laki - laki dalam memperoleh kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan secara luas akibatnya pada masyarakat
tersebut terdapat perbedaan pengetahuan antar gender.
(3) Pendidikan ; Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan,
dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
(4) Minat ; Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi
didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan.
(5) Pengalaman ; Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami
seseorang. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif
terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena
itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan,
pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.
(6) IQ (Intelegecy Quation) ; IQ merupakan ukuran dari intejensi atau
kecerdasaran yang dipercaya sebagai sebuah kemampuan individu
untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap stimulasi yang
diterima. IQ merupakan gambaran dari kemampuan untuk berpikir
15

abstrak, kemampuan untuk menangkap hubungan - hubungan dan


belajar serta kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap sesuatu
yang baru.
b) Faktor eksternal
(1) Sosial ekonomi atau penghasilan ; Dalam memenuhi kebutuahan
primer ataupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih
mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi
rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai
termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang
berbagai hal. Status sosial ekonomi seseorang memiliki dampak pada
kemampuan seseorang untuk mendapatkan kesempatan mengakses
sumber-sumber informasi sesuai dengan pendapatan yang dimilikinya.
(2) Informasi ; Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan
sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan - pesan sugestif dibawa oleh informasi
tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan
melalui media masa. Pengetahuan juga bisa didapat dari media masa
seperti majalah, surat kabar, televisi, radio ataupun lainnya.
(3) Kebudayaan dan lingkungan ; Kebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh
dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
16

(4) Pelayanan kesehatan ; Macam dari pelayanan kesehatan ini bisa


berupa Posyandu, rumah sakit, dokter praktek ataupun klinik
pengobatan. Adapun masing - masing pelayanan kesehatan ini
memiliki tugas pokok yang meliputi : promotif dan preventif ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pendidikan atau penyuluhan
kesehatan tersebut adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat atau
seseorang mengenai sesuatu tersebut diharapkan akan menjadi titik
tolak perubahan sikap dan gaya hidup mereka yang pada akhirnya
bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.
(5) Petugas kesehatan ; Peran petugas kesehatan dalam hal ini adalah
sebagai seorang yang bertugas memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan sering mengalami hambatan bahasa, bahan
penyuluhan yang kurang sesuai dengan karakteristik klien, dan
kerjasama yang kurang baik antar petugas kesehatan, hal ini dapat
menyebabkan tujuan dan penyuluhan kesehatan tersebut kurang sesuai
dengan apa yang diharapkan sehingga pengetahuan yang diharapkan
klien pun tidak memuaskan.
B. Konsep Jarak Tempuh Ke Faskes
1. Definisi
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau
dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak
memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif (Timyan,
2020). Secara umum jarak adalah letak wilayah (geografis) berhubungan
dengan keterjangkauan tempat dan waktu (Razak, 2019).
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah
posisi melalui lintasan tertentu. Umumnya jarak menggunakan satuan meter
atau kilometer. Bisa pula jarak diartikan sebagai panjang lintasan yang
ditempuh oleh benda tanpa memperhatikan arahnya. Sedangkan jarak tempuh
17

ke faseks adalah panjang jalan yang diukur dari titik berangkat sampai ke titik
tujuan. Jangkauan pelayanan sering kali dikaitkan dengan kemampuan
pengguna layanan terhadap jarak dan waktu menuju fasilitas pelayanan.
Muta’ali (2021) berpendapat bahwa jarak dalam arti aksesibilitas dapat
berarti pula kemudahan waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan.
Pengguna layanan cender ung memilih layanan yang dekat, dengan waktu
tempuh perjalanan yang singkat. Dengan begitu efektivitas waktu, biaya,
serta ketercapaian menggunakan pelayanan akan lebih cepat didapatkan.
Jangkauan terpengaruh juga dari ketersediaan transportasi pengguna me
tersebut dapat nuju area pelayanan. Kemudahan menuju sarana membantu
menempuh jarak yang jauh dan menunjukan aksesibilitas lokasi sarana.
Konsep jarak tempuh ke faskes merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan.
Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan
maka akan semakin menurunkan motivasi ibu hamil untuk bersalin di
Puskesmas/Rumah Sakit. Begitupun sebaliknya semakin dekat jarak tempat
tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan maka dapat meningkatkan usaha
dan motivasi ibu hamil untuk bersalin di Puskesmas/Rumah Sakit. Pengaruh
jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan tak terlepas dari
adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya
dengan kesadaran masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan
masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan
kesehatan mempengaruhi perilaku mereka (Azwar, 2020).
Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat
tinggal pasien sampai ke tempat sumber perawatan. Pelayanan kesehatan yang
lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai,
sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan
kesehatan, apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan
18

pasien, maka disebut suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan


tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan itu (Winardi,
2019).
C. Konsep Pemilihan Penolong Persalinan
1. Definisi
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (yaitu, janin yang viable, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus
lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat
ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup
mature untuk dapat hidup di luar rahim (Sudarti, 2017). Persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
melalui jalan lain (Manuaba, 2017). Yang dimaksud dengan penolong
persalinan adalah orang-orang yang biasa memeriksa wanita hamil atau
memberikan pertolongan selama persalinan dan nifas. Tenaga yang dapat
memberikan pertolongan selama persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tenaga kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal yaitu dokter
spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat bidan) dan bukan tenaga kesehatan
yaitu dukun bayi (Prawirohardjo, 2017).
Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
persalinan non nakes adalah sikap atau perilaku selain petugas
kesehatan/dukun dalam melakukan suatu tindakan yang diberikan kepada ibu
hamil untuk menolong ibu hamil dan bayi dalam kandungan.
19

2. Tahapan Dalam Persalinan


Menurut Prawirohardjo (2017), Tahapan dalam persalinan adalah sebagai
berikut :
a) Kala I :dimulai dari serviks membuka sampai terjadinya pembukaan 10
cm, proses ini dibagi dalam 2 fase yaitu : fase laten (8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3-10
cm.
b) Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida.
c) Kala III : dimulai dari setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d) Kala IV : dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum.
3. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2017), Tanda-tanda persalinan adalah sebagai
berikut :
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
b) Keluar lender bercampur darah (blood show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
4. Proses Terjadinya Persalinan
Menurut Manuaba (2015), Proses terjadinya persalinan adalah sebagai
berikut :
a) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dam progesteron. Progesteron bekerja
sebagai penegang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
20

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone


turun.
b) Teoti plasenta menjadi tua: akan menyebabkan turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini
akan menyebabkan kontraksi rahim.
c) Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi
utero-plasenter.
d) Teori iritasi mekanik: di belakang serviks terletak ganglionservikale
(fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya
oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e) Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan
dengan jalan :
(1) Gagang laminaria: beberapan laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus Frankenhauser.
(2) Amniotomi: pemecahan ketuban
(3) Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infuse.
5. Komponen Penolong Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2017), Komponen penolong persalinan adalah
sebagai berikut :
a) Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter
umum, bidan, dan serta dokter kebidanan dan kandungan. Banyaknya
persalinan yang masih di tangani oleh dukun yang menjadi salah satu
penyebab tingginya angka kematian ibu.
b) Pemilihan penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai resiko
kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing-
masing pasien.
c) Pemilihan pasien berdasarkan resiko dimaksudkan agar penanganan kasus
lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompeten.
21

d) Setiap penolong persalinan harus selalu berhati-hati dan mempersiapkan


segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi.
6. Klasifikasi Penolong Persalinan
Menurut Manuaba (2015), Klasifikasi penolong persalinan adalah sebagai
berikut :
a) Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi
dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan
mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana asuhan kebidanan
berdasarkan ruang lingkup praktek kebidanan, sebagai pengelola untuk
mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, sebagai pendidik bidan
memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
peran serta masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak dan sebagai
peneliti, bidan melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun secara kelompok.
b) Spesialis kandungan (Obgyn)
Obstetri adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan
kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
Sedangkan pengertian “kebidanan” adalah pelayanan yang sama namun
bukan merupakan tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Hal ini
yang membedakan profesi dokter kebidanan dengan bidan. Sedangkan
ginekologi adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kewanitaan
(science of women). Namun secara khusus adalah ilmu yang mempelajari
dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan) yang
terdiri atas rahim, vagina, dan indung telur.
22

Tugas Dokter spesialis obgyn yaitu memberikan pelayanan yang


menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun dimasa hamil, bersalin,
atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan terhadap penyakit),
kuratif (penyembuhan penyakit), dan rehabilitative (perbaikan kelainan
yang timbul) pada alat reproduksinya.
c) Dukun bayi
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya
adalah seorang wanita yang pada umumnya adalah seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan
secara tradisional dan dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat
untuk menolong persalinan, perawatan ibu dan anak sesusi dengan
kebutuhan masyarakat. Dukun bayi merupakan sosok yang sangat
dipercaya dikalangan masyarakat, dukun bayi memberikan pelayanan
khususnya bagi ibu hamil sampai nifas dengan sabar. Apabila pelayanan
selesai mereka lakukan, sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka
memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan
bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan tenang bila
persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan dukun
kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki oleh dukun bayi
sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun.
7. Tempat Penolong Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2017), Tempat penolong persalinan adalah
sebagai berikut :
a) Puskesmas pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) ;
Adalah Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir emergensi dasar.
23

b) Rumah sakit pelayanan obstertik neonatal emergensi komprehensif


(PONEK) ; Adalah rumah sakit yang mempunyai kemampuan dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir emergensi
komprehensif.
c) Bidan praktek mandiri ; Adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Penolong Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2017), Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan penolong persalinan adalah sebagai berikut :
a) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2017). Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2017).
Semakin baik pengetahuan ibu hamil terhadap ketepatan dalam memilih
penolong persalinan maka akan semakin baik pula ibu hamil dalam
mengambil keputusan untuk melahirkan di tempat penolong persalinan
yang tepat seperti Rumah Sakit/Puskesmas.
Pengetahuan ibu hamil yang lebih baik tidak serta merta membuat ibu
untuk memilih fasilitas kesehatan yang lebih modern dan lengkap, yaitu
puskesmas/rumah sakit. Baik yang tingkat pendidikannya tinggi maupun
rendah lebih banyak memilih di bidan. Pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang dalam menerima informasi dan pengetahuan
untuk menuju hidup sehat serta mengatasi masalah kesehatan. Tidak
disangkal bahwa pendidikan seseorang itu berpengaruh dalam
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih
rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah atau mereka
24

yang tidak berpendidikan, maka dalam menghadapi gagasan barupun


mereka akan lebih banyak mempergunakan rasio dari pada emosi.
Oleh karena itu ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik,
cenderung berminat dalam menggunakan pelayanan kesehatan dalam
melakukan ANC sampai pada ibu hamil melahirkan dimana pengetahuan
adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan juga dapat membentuk suatu keyakinan tersebut.
Perlunya informasi yang lebih baik yang harus diberikan kepada ibu hamil
tentang proses persalinan sehingga dengan demikian ibu hamil mampu
mengetahui tentang bahaya dan dampak yang akan terjadi apabila
persalinan ditolong oleh dukun. Sehingga dengan demikian pula
permberian informasi yang tepat dapat diberikan kepada ibu hamil melalui
penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil melakukan ANC di pelayanan
kesehatan sehingga dengan pemberian informasi tersebut mampu
menambah wawasan ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan
yang tepat.
b) Pekerjaan
Pekerjaan juga berkaitan dengan pengalaman ibu tersebut dimana
dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat. Informasi yang didapat dari tempat bekerja mampu
meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat.
c) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang
atau masyarakat menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam
perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya dalam hal kesehatan.
Pengetahuan ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan.
Pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang dalam
menerima informasi dan pengetahuan untuk menuju hidup sehat serta
25

mengatasi masalah kesehatan. Tidak disangkal bahwa pendidikan


seseorang itu berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu
yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang
berpendidikan rendah atau mereka yang tidak berpendidikan, maka dalam
menghadapi gagasan barupun mereka akan lebih banyak mempergunakan
rasio dari pada emosi.
d) Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku ibu
hamil yang baik didukung dengan informasi dan pengetahuan yang baik
pula sehingga ibu hamil tidak memilih persalinan non nakes. Begitupun
sebaliknya dimana perilaku ibu hamil yang tidak baik maka ibu hamil
akan terpengaruh dengan ibu hamil yang pernah melahirkan dan ditolong
oleh dukun. Sehingga dengan demikian akan meningkatkan angka
kematian ibu maupun bayi. Perilaku ibu dalam memilih tenaga penolong
persalinan masih banyak memilih ke tenaga non kesehatan (dukun bayi)
dibandingkan ke tenaga kesehatan (bidan) dikarenakan ada beberapa
alasan antara lain : karena sudah terbiasa dengan dukun bayi, akses yang
sulit dan kurangnya dukungan suami untuk bersalin ke tenaga kesehatan
(Bidan).
e) Status ekonomi
Pendapatan dan penghasilan didalam keluarga sangat penting dalam
menunjang perilaku ibu hamil dalam memilih penolong persalinan yang
tepat. Dimana kurangnya penghasilan akan mempengaruhi perilaku ibu
hamil tersebut dalam memeriksa kehamilan sampai pada saatnya proses
persalinan. UMR di Kabupaten Maliang Kabupaten Alor (2021), Status
ekonomi masyarakat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
26

(1) Penghasilan tipe kelas atas = > Rp 1.000.000,


(2) Penghasilan tipe kelas menengah = Rp 500.000-Rp 1.000.000
(3) Penghasilan tipe kelas bawah = < Rp 500.000
Muzaham (2017) mengatakan bahwa pendapatan merupakan salah
satu karakteristik yang mendukung ibu dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan seperti
pertolongan persalinan. Rusnawati (2016) yang menyatakan bahwa
penghasilan mempengaruhi pemilihan tempat bersalin. Dengan
penghasilan yang lebih tinggi, bukan berarti ibu akan memilih rumah
sakit sebagai tempat bersalin yang cenderung lebih modern dan mahal,
namun kebanyakan ibu lebih memilih di bidan. Menurut observasi
peneliti, para ibu tidak terlalu mempermasalahkan soal biaya untuk
melahirkan. Mereka sudah siap untuk mencari tambahan dana dari sumber
yang lain agar dapat memperoleh tempat bersalin yang diinginkan.
sehingga penghasilan tidak beperngaruh terhadap pemilihan tempat
bersalin.
f) Akses fasilitas kesehatan
Akses fasilitas kesehatan pada ibu hamil merupakan faktor penyebab
rendahnya pemilihan penolong persalinan dimana jarak tempuh yang jauh
yang tidak bisa dijangkau dengan berjalan kaki maka sangat dibutuhkan
transportasi untuk bisa mendukung perilaku tersebut. Jarak adalah ruang
atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan
dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep jarak memiliki
peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep
jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif. Akses
dibagi menjadi dua kategori yaitu mudah dijangkau dan susah
dijangkau/jarak yang jauh antara tumah dengan fasilitas kesehatan. Hasil
obervasi didapatkan Jarak yang ditempuh ibu hamil dalam pemilihan
27

penolong persalinan menggunakan sarana transportasi ± 5 Km dan waktu


yang ditempuh ± 30 menit perjalanan.
Ibu yang memiliki keterjangkauan lebih banyak yang memilih
penolong persalinan tenaga kesehatan dibanding yang tidak terjangkau,
namun dilihat dari yang memilih penolong persalinan oleh dukun bayi
lebih banyak yang tidak terjangkau. Ketersediaan dan kemudahan
menjangakau tempat pelayanan, akses terhadap sarana kesehatan dan
trasportasi merupakan salah satu pertimbangan keluarga dalam
pengambilan keputusan mencari tempat pelayanan kesehatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Rohani (2016) yang menyatakan
bahwa keterjangkauan, sarana pelayanan kesehatan dengan pemilihan
tenaga kesehatan dalam penolong persalinan. Penelitian yang dilakukan
oleh Girma (2017), mengatakan bahwa faktor terkait lainnya dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan antara lain biaya transportasi, jarak ke
pusat kesehatan terdekat atau rumah sakit,dan biaya pengobatan yang
dirasakan. Ada pengaruh keterjangkauan terhadap persalinan non nakes.
Jika tidak terjangkau maka kemungkinan untuk memilih penolong
persalinan dukun bayi 15 kali lebih besar dibanding dengan yang
terjangkau. Pemilihan tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh
tingkat keterjangkauan (akses) terhadap pelayanan persalinan yang
tersedia, jumlah dan jenis penolong persalinan yang ada serta
keterjangkauan penolong persalinan.
g) Dukungan keluarga
Dukungan kelurga terutama suami dalam menghadapi kehamilan
maupun memilih penolong persalinan sangatlah berarti, dimana suami
dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya
cukup kuat dalam menghadapi proses persalinan. Membantu istri dalam
menyiapkan semua kebutuhan bayi, memperhatikan secara detail
kebutuhan istri dan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa aman.
28

Selain itu suami dapat bekerjasama dengan anggota keluarga dan teman
terdekat memberikan dukungan yang positif. Jenis-jenis dukungan yaitu :
(1) Dukungan emosional ; Ekspresi rasa empati, perduli, dan fokus pada
orang tersebut. Memberikan seseorang tersebut rasa nyaman,
dilindungi, dimiliki, dan dicintai.
(2) Dukungan penghargaan ; Penilaian positif pada seseorang, setuju
dengan ide dan perasaan seseorang tersebut, umpan balik dari
individu.
(3) Dukungan instrumental ; Bantuan benda, waktu, untuk meringankan
beban seseorang. kontribusi nyata berupa bantuan atau tindakan fisik
dalam menyelesaikan tugas.
(4) Dukungan informasi ; Pemberian saran, perintah, nasehat, atau
bimbingan yang berhubungan dengan kemungkinan penyelesaian
suatu masalah.
Suami dan keluarga memiliki peranan penting dalam memilih
penolong selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal ini terutama
terjadi pada perempuan yang relatif muda usianya sehingga
kemampuan mengambil keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka
berpendapat bahwa pilihan orang yang lebih tua adalah yang terbaik
karena orang tua lebih berpengalaman daripada mereka. Selain itu, kalau
mereka mengikuti saran orang tua, jika terjadi sesuatu yang buruk, maka
seluruh keluarga dan terutama orang tua akan ikut bertanggung jawab.
Oleh karena itu ketika orang tua menyarankan memilih dukun, mereka
akan memilih dukun ataupun sebaliknya. Hal ini agak berbeda dengan
perempuan yang lebih dewasa usianya. Jika ibu yang tidak mendapat
dukungan yaitu keluarga yang tidak mau menyediakan waktu untuk
mendampingi ibu dalam persalinan, maka semakin besar keputusan ibu
memilih dukun bayi.
29

h) Adat istiadat
Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun
dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat adalah perilaku
budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam
lingkungan masyarakat. Dalam hal ini kebiasan ibu hamil dalam
melahirkan anak dibantu oleh tenaga non Nakes seperti dukun beranak.
Hal tersebut merupakan salah satu kebiasaan yang secara turun temurun
masih berlaku sampai saat ini dan menjadi tradisi masyarakat dalam
mengandalkan dukun beranak untuk membantu proses persalinan.
i) Penyulit Kehamilan
Penyulit kehamilan merupakan komplikasi yang terjadi pada
kehamilan. Beberapa penyulit kehamilan seperti hiperemesis gravidarum
dimana suatu kondisi morning sickness yang ekstrem di masa kehamilan,
menyebabkan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan
dehidrasi, gangguan metabolisme (tingkat zat kimia yang disebut elektrolit
dan keton yang tidak normal), dan penurunan berat badan yang cepat.
PEB (Pre-Eklamsi Berat) dan Eklamsi juga merupakan penyulit
kehamilan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu selama
kehamilan berlangsung. Kejadian KPD sebelum proses persalinan dimana
pecahnya selaput ketuban sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
atau sebelum proses persalinan terjadi dapat mengakibatkan suatu kondisi
gawat janin, yaitu pada kondisi terinfeksi, bayi yang terendam air ketuban
sehingga bayi menderita demam tinggi karena ibu mengalami eklampsia
(keracunan kehamilan). penyulit kehamilan juga terjadi akibat keadaan
plasenta terletak dibawah (plasenta previa) sehingga menutupi jalan lahir
atau liang rahim sehingga bayi tidak dapat keluar melalui persalinan
pervaginam. Disamping itu juga janin besar (Makrosomia) merupakan
berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram.
30

Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat menyebabkan penyulit


kehamilan yang berakibat buruk bagi janin dan juga ibunya. Kelainan
letak tubuh janin terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang dan letak
lintang. Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila
bagian bawah uterus tidak teraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala,
dan kepala teraba di fundus. Denyut jantung janin pada umunya
ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus ibu. Sedangkan letak
lintang dapat diketahui dengan palapasi menunjukan bahwa fundus uterri
tempatnya agak rendah jika dibandingkan dengan usia kehamilan, bagian
bawah tidak teraba bagian besar, kepala janin teraba dibagian kiri atau
bagian kanan perut ibu. Penyulit kehamilan lainnya yaitu Hidramnion atau
poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana
jumlah air ketuban melebihi dari batas normal.
D. Konsep Ibu Hamil
1. Definisi
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita
yang sudah bersuami, panggilan takzim kepada wanita baik yang sudah
bersuami maupun yang (Mandriawati, 2017). Hamil adalah mengandung janin
dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (Manuaba, 2016).
Kehamilan adalah hasil “kencan” sperma dan sel telur (Pantiawati, 2017). Ibu
hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin (Prawirohardjo, 2017). Kehamilan adalah masa di mana seorang
wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia
terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan) (Salmah, 2016).
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang
dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Pada wanita hamil trimester
III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis yang disebut sebagai
periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya,
31

wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga
merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi (Saifuddin, 2017).
2. Klasifikasi Umur Kehamilan
Menurut Manuaba (2016), Klasifikasi umur kehamilan adalah sebagai
berikut :
a) Trimester I (0- 12 minggu)
b) Trimester II (12- 28 minggu)
c) Trimester III (28- 40 minggu)
3. Tanda Dan Gejala Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2016), Kehamilan dapat diketahui dari berbagai
tanda dan gejala yang dirasakan oleh seorang wanita. Tanda dan gejala selama
kehamilan merupakan sekumpulan perubahan/kejadian yang timbul pada
wanita hamil akibat dari perubahan fisiologis dan psikologis pada masa
kehamilan. Terdapat tiga tanda-tanda kehamilan yang dirasakan oleh seorang
wanita, yaitu tanda tidak pasti berupa perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari keluhan atau apa yang dirasakan, tanda kemungkinan
berupa perubahan-perubahan fisiologis yang hanya dapat diketahui oleh
pemeriksaan fisik pada wanita hamil, dan tanda pasti hamil berupa tanda yang
menunjukkan secara langsung keberadaan janin yang dapat dilihat langsung
oleh tenaga medis ataupun alat media (Prawirohardjo, 2017). Sedangkan untuk
gejala yang pada umumnya terjadi dan dialami oleh ibu hamil diantaranya
adalah lesu, sering buang air kecil, nyeri di dada dan payudara, perubahan
emosi, mual dan muntah pada 12 minggu pertama kehamilan, akan tetapi tidak
semua ibu hamil mengalami gejala tersebut (Winkjosastro, 2016).
Selama kehamilan akan terjadi perubahan bentuk organ-organ tubuh yang
sangat penting bagi wanita untuk mengetahuinya dengan melakukan deteksi
kehamilan sedini mungkin. Waktu yang tepat memeriksakan kehamilan pada
bidan atau dokter untuk memastikan kehamilan adalah 14 hari setelah
32

terlambat menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari. Tidak hanya sekedar


mengenali tanda dan gejala kehamilan serta memeriksakan kehamilan, tetapi
ibu hamil juga perlu mengetahui tentang resiko-resiko selama kehamilan
(Winkjosastro, 2017).
4. Resiko Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2017), Berdasarkan karakteristiknya resiko ibu
hamil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Ibu hamil resiko rendah yaitu ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang
baik dan tidak memiliki faktor resiko apapun pada dirinya maupun janin
yang di kandungnya, contohnya persalinan spontan dengan kehamilan
prematur.
b) Ibu hamil resiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih
dari faktor resiko tingkat sedang, yang nantinya akan mempengaruhi
kondisi ibu dan janin, serta mungkin akan menimbulkan kesulitan-
kesulitan selama proses persalinan, contohnya kehamilan yang masuk
dalam kategori 4 terlalu.
c) Ibu hamil resiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih
dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini akan
menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin
selama masa kehamilan maupun persalinan.
5. Kebutuhan Ibu Hamil
Menurut Salmah (2016), Kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah
sebagai berikut :
a) Nutrisi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu.
Perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada
kehamilannya. Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4
bulan pertama kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga
berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Makanan ibu hamil,
33

pada kehamilan Trimester I biasanya nafsu makan ibu kurang dan sering
timbul rasa mual dan ingin muntah. Namun makanan ibu hamil harus tetap
diberikan seperti biasa. Berikan makanan dengan porsi sering dan yang
segar-segar, misalnya susu, telur, buah-buahan seperti sari buah-buahan,
jeruk, sup dan lain lain atau makanan ringan lainnya seperti biscuit atau
selera ibu masing-masing. Pada kehamilan Trimester II nafsu makan ibu
biasnya sudah meningkat,kebutuhan akan zat seperti: nasi, roti, singkong,
mie dan lainnya lebih banyak dibandingkan kebutuhan tidak hamil,
demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna.
Pada kehamilan Trimester III pada saat janin mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, nafsu makan ibu baik
dan ibu sering merasa lapar. Tidak dianjurkan makan berlebihan sehingga
berat badan naik terlalu pesat. Bahan makanan sumber zat pembangun dan
penyalur perlu diberikan lebih banyak dibanding pada Trimester II karena
untuk pertumbuhan janin, juga diperlukan untuk persiapan persalinan.
Berikut daftar beberapa zat gizi yang paling penting untuk perkembangan
janin. Pastikan gizi ini selalu dikonsumsi selama kehamilan :
(1) Asam folat : zat ini ada di dalam serealia, kacang-kacangan, sayuran
hijau, jamur, kuning telur, jeruk, pisang,dll.
(2) Kalsium : sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Ada
dalam susu, keju, youghurt, ikan, biji-bijian, kedelai (tahu dan
tempe),sayuran hijau, dan buah-buahan kering.
(3) Zat Besi : sangat penting karena dalam masa kehamilan volume darah
meningkat 25% dan penting untuk pertumbuhan janin. Dijumpai di
hati, daging merah, sayuran hijau, wijen, buah-buahan kering, kuning
telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan
konsumsi vitamin C.
34

b) Mengkonsumsi tablet  zat besi (Fe)

(1) Pada Trimester I zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu
untuk kebutuhan basal 0,8 mg/ hari ditambah dengan kebutuhan janin
dan red cell mass 30-40 mg.
(2) Pada Trimester II zat besi yang diberlakukan adalah ± 5 mg/ hari yaitu
untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan kebutuhan red
cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.
(3) Pada Trimester III, Zat besi dibutuhkan adalah 5 mg/ hari yaitu ntuk
kebutuhan basal 0,8/ hari ditambah dengan kebutuhan sel darah merah
150 mg dan konsepsi 223 mg. Maka kebutuhan pada Trimester II dan
III jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan.

c) Kebersihan ; Mandi diperlukan untuk kebersihan atau higiene terutama


perawatan kulit karena fungsi ekskresi dalam keringat bertambah.
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
d) Berpakaian ; Pakaian yang dipergunakan sebaiknya terbuat dari katun
sehingga mudah menyerap keringat.Jika diperlukan, daerah lipatan badan
dapat diberi bedak, hal ini mencegah kekeringan dan mengurangi
dermatitis kontak atau alergi.Pakaian sebaiknya longgarsehingga tidak
mengganggu tumbuh kembang janin dalam rahim.
e) Istirahat ; Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat,
terutama saat hamil tua. Posisi miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental.
f) Seksual ; Hubungan seksual saat hamil bukanlah halangan, asalkan
dilakukan dengan hati-hati. Sering dijumpai bahwa hubungan seksual
dapat menimbulkan abortus dan persalinan premature.
35

g) Imunisasi ; Di Indonesia dianjurkan untuk mendapat imunisasi tetanus


toxoid sebanyak 2 kali selama hamil dan maksimal 5 kali untuk seumur
hidup.Seperti diketahui bahwa kematian karena tetanus masih tinggi
sehingga diperlukan kekebalan pasif terhadap infeksi tetanus untuk bayi
baru lahir.
6. Masalah Dalam Kehamilan
Menurut Manuaba (2016 Masalah dalam kehamilan yang sering terjadi
antara lain :
a) Abortus ; Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu
atau janin kurang dari 100 g.
b) Preeklamsi ; Preeklamsi adalah kenaikan darah sistolik dan diastolic 30
mmhg atau 15 mmhg disertai adanya protein urin dan apabila komplikasi
berlanjut terjadi preeklamsi.
c) Kehamilan lewat waktu ; Kehamilan lewat waku berarti kehamilan yang
melampaui usia 292 (42 minggu) dengan komplikasinya.
d) Kehamilan Kembar ; Kehamilan kembar adalah kehamilan dua janin atau
lebih.
e) Kelainan letak pada kehamilan
(1) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di fundus
uteri.
(2) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang (sumbu
panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang ibu. Di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada sisi yang lain.
(3) Anemia ; Anemia adalah rendahnya jumlah sel darah merah
(eritrosit). Secara normal darah-darah mengandung 4-6 juta eritrosit
per millimeter kubik. Eritrosit membawa oksigen keseluruh tubuh.
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar Hb
dibawah 10g.
36

E. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2017). Ibu
hamil yang memiliki pengetahuan baik, cenderung lebih memanfaatkan tempat
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai tempat bersalin
yang aman. Begitupun sebaliknya, dimana kurangnya pengetahuan ibu hamil maka
akan berdampak pada perilaku ibu tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan dan
lebih mengutamakan melahirkan di dukun beranak. Semakin baik pengetahuan ibu
hamil terhadap ketepatan dalam memilih penolong persalinan maka akan semakin
baik pula ibu hamil dalam mengambil keputusan untuk melahirkan di tempat
penolong persalinan yang tepat seperti Rumah Sakit/Puskesmas (DepKes, 2020).
F. Hubungan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan
Jarak tempuh ke faskes merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan. Semakin jauh jarak antara
tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan maka akan semakin
menurunkan motivasi ibu hamil untuk bersalin di Puskesmas/Rumah Sakit.
Begitupun sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan
kesehatan maka dapat meningkatkan usaha dan motivasi ibu hamil untuk bersalin
di Puskesmas/Rumah Sakit. Hubungan jarak tempat tinggal dengan tempat
pelayanan kesehatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan
waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat terutama ibu hamil
akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan
tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka (Azwar, 2020).
37

G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan antar variabel
(variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2019).

Bidan = 1
1. Dekat = ≤ 1000 m Spesialis kandungan
2. Jauh = ≥ 1000 m (Obgyn) = 2
Dukun bayi = 3
Jarak
Ibu Hamil Pemilihan Penolong Persalinan
Pengetahuan

1. Definisi Faktor-faktor yang


2. Tahapan Dalam Persalinan mempengaruhi pemilihan
3. Tanda-Tanda Persalinan penolong persalinan :
4. Proses Terjadinya Persalinan 1. Pengetahuan
5. Komponen Penolong 2. Pekerjaan
Persalinan 3. Pendidikan
6. Klasifikasi Penolong 4. Perilaku
Persalinan 5. Status ekonomi
7. Tempat Penolong Persalinan 6. Akses fasilitas kesehatan
8. Faktor-Faktor Yang 7. Dukungan keluarga
Mempengaruhi Pemilihan 8. Adat istiadat
Penolong Persalinan 9. Penyulit Kehamilan

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep : “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur”
38

H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2019). Berdasarkan teori yang telah
diungkapkan, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : ada
Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
39

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul
selama proses penelitian (Nursalam, 2019). Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah penelitian korelasional yaitu metode penelitian untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Notoatmodjo, 2019).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel
atau lebih dengan proses pengambilan data yang hanya di lakukan sekali untuk
masing-masing variabel penelitian. Jenis penelitian ini berusaha mempelajari
dinamika hubungan hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
dampak atau efeknya. Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat
yang sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi hanya satu kali saja dan
faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat observasi
(Sugiyono, 2019).

39
40

B. Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah - langkah dalam aktivitas
ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel sampai penyajian hasil (Nursalam,
2019).

Populasi

Seluruh Ibu Hamil TM I-III Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 70 ibu hamil pada bulan Januari-Maret 2022

Simple Random Sampling

Sampel

Sebagian Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten


Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 59 ibu hamil

Pengumpulan Data

Variabel Independen : Pengetahuan Variabel Dependen : Pemilihan


Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Penolong Persalinan (Kuesioner)
Kesehatan (Kuesioner)

Pengolahan Data

Pengolahan Data : Editing, Coding, Scoring, Tabulasi

Analisa Data
Uji Chi Square (α = 0,05)

Penyajian Hasil Penelitian

Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
41

C. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Sugiyono, 2019). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM I-III Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak
70 ibu pada bulan Januari-Maret 2022.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2019). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagian ibu hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 59 ibu hamil.
Penentuan besar sampel dalam penelitian ini, dihitung berdasarkan rumus
berikut :

N
n=
1 + N (d)²

70
n=
1+70 (0.05)²

70
n=
1+ 70 (0,0025)

70
n= = 59 ibu hamil
1,175

Keterangan :

N = Populasi

n = Sampel
42

(d)2 = Tingkat alfa (0,05)

3. Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil sampel dengan metode Simple Random Sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
(Nursalam, 2019). Cara mengacak penentuan sampel dimana peneliti
menggunakan beberapa potongan kertas yang sudah diisi kode/tanda.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian
tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2019).
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi
variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2019).
Pada penelitian ini variabel independennya adalah Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Pada
penelitian ini variabel dependennya adalah Pemilihan Penolong Persalinan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Notoatmodjo, 2019).
43

Tabel 3.1 Definisi Operasional “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari


Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur”

No Variabel Definisi Indikator Alat


Operasional Uku Skala Skor
r
1 Variabel Sesuatu yang 1. Definisi K N Jawaban :
Independen : diketahui 2. Tahapan Dalam Persalinan U O
Pengetahuan berkaitan dengan 3. Tanda-Tanda Persalinan E M Benar = 1
Ibu Hamil pemilihan 4. Proses Terjadinya Persalinan S I Salah = 0
penolong 5. Komponen Penolong Persalinan I N
persalinan 6. Klasifikasi Penolong Persalinan O A Kategori :
7. Tempat Penolong Persalinan N L
8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi E 1. Kurang = < 55%
Pemilihan Penolong Persalinan R 2. Cukup = 55%-75%
3. Baik = 76%-100%
Variabel Panjang jalan Jarak tempuh ibu hamil menuju K O Kategori :
Independen : yang diukur dari Puskesmas U R
Jarak titik berangkat E D 1. Dekat = ≤ 100 m
Tempuh Ke sampai ke titik S I 2. Jauh = ≥ 100 m
Fasilitas tujuan I N
Kesehatan O A
N L
E
R

2 Variabel Persalinan yang Tenaga kesehatan (dokter spesialis, K N Kategori :


Dependen : dibantu oleh dokter umum, bidan) U O
Pemilihan tenaga Nakes dan E M Ya, jika sesuai
Penolong Non Nakes seperti S I indikator = 1
Persalinan Spesialis I N Tidak, jika tidak sesuai
kandungan O A indikator = 0
(Obgyn) dan N L
Bidan dan dukun E
beranak R

F. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Waktu Penelitian
44

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06-11 Juni 2022.


G. Pengumpulan Dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
(Nursalam, 2019).
2. Bahan Dan Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah
kuesioner. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah jenis data primer.
Untuk mengumpulkan data peneliti akan menggunakan metode kuesioner yang
berisi pertanyaan tertutup (Closed Ended Question) yang telah dibuat oleh
peneliti dengan mengacu pada teori dan konsep (Notoatmodjo, 2019).
3. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan langkah - langkah sebagai
berikut :
a) Setelah judul di setujui oleh Litbang dan Pembimbing, peneliti mengambil
surat ijin pengambilan data awal dari kampus Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) Strada Indonesia yang ditujukan ke tempat penelitian, selanjutnya
peneliti membawa surat balasan penelitian untuk digunakan sebagai data
pada penyusunan latar belakang masalah penelitian.
b) Memberikan informed consent kepada responden dan menerangkan
maksud dan tujuan penelitian.
c) Setelah memahami tujuan penelitian responden yang setuju diminta
menandatangani surat pernyataan ketersediaan menjadi responden.
d) Responden dibagikan kuesioner dan dimintai mempelajari terlebih dahulu,
bila ada pertanyaan yang tidak jelas, diberikan kesempatan untuk bertanya.
e) Mempersilahkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai petunjuk.
45

f) Kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan diperiksa


kelengkapannya oleh peneliti kemudian dilakukan pengolahan data
melalui tahapan berikut :
a) Editing

Editing adalah mengkaji dan meneliti kembali data yang akan


dipakai apakah sudah baik dan sudah dipersiapkan untuk proses
berikutnya.

b) Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dan responden dan


menurut macamnya dengan memberi kode pada masing-masing
jawaban.

1. Umur
Kode 1 : <25 Tahun
Kode 2 : 25-35 Tahun
Kode 3 : > 35 Tahun
2. Pendidikan
Kode 1 : SD
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
Kode 4 : Diploma/Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan
Kode 1 : Petani/IRT
Kode 2 : Pengusaha/Berdagang/Wiraswasta
Kode 3 : Pegawai Swasta
Kode 4 : Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI)
c) Scoring
46

Penentuan jumlah skor. Pada kuesioner dalam penelitian ini


penilaian yang digunakan sesuai dengan penilaian yang tercantum
dalam definisi operasional.

Dengan rumus sebagai berikut :

Sp
 100%
P = Sm

Keterangan :

P = Persentase

Sm = Skor maksimal

Sp = Skor yang diperoleh

Pengelompokan hasil penelitian akan menggambarkan tentang

(a) Pengetahuan Ibu Hamil


Jawaban :
Benar = 1
Salah = 0
Kategori :
1. Kurang = < 55%
2. Cukup = 55%-75%
3. Baik = 76%-100%
(b) Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Kategori :
1. Jauh = ≥ 100 m
2. Dekat = ≤ 100 m
(c) Pemilihan Penolong Persalinan
Kategori :
47

Ya, jika sesuai indikator = 1


Tidak, jika tidak sesuai indikator = 0

d) Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel. Data yang
diperoleh diolah dengan membuat tabulasi dan didistribusikan
menurut kategorinya. Menurut Arikunto (2019), Hasil pengolahan
data diinterpretasikan dengan menggunakan skala kuantitatif yaitu :
(1) 100% : seluruh responden

(2) 76% - 99% : hampir seluruh responden

(3) 51% - 75% : sebagian besar responden

(4) 50% : setengah dari responden

(5) 24% - 49% : hampir setengah dari responden

(6) 1% - 24% : sebagian kecil dari responden

(7) 0% : tidak satupun dari responden

H. Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji “Pemilihan Penolong
Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur” dengan menggunakan uji statistik Chi Square
untuk mengetahui hubungan antara dua varibel dengan tingkat kepercayaan α =
0,05. Dalam proses perhitungannya dibantu dengan menggunakan bantuan Statistic
Programe For Social Sience (SPSS) For Windows. Penarikan kesimpulan hasil uji
hipotesis adalah sebagai berikut :
48

1. Jika p ≤ α, berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti : ada Hubungan


Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Jika p > α, berarti H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti : tidak ada Hubungan
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2019), Prinsip - prinsip etis dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon
responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti
tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak - haknya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak akan
menentukan nama responden pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan
memberi nomer kode pada masing - masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
J. Keterbatasan Penelitian
49

Keterbatasan penelitian merupakan bagian dari riset yang menjelaskan tentang


kelemahan/keterbatasan dalam penulisan riset (Hidayat, 2019). Dalam penelitian ini
keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :

1. Keterbatasan sarana dan prasarana pada ibu hamil seperti kenderaan bermotor
dan minimnya ekonomi keluarga sehingga peneliti harus melakukan kunjungan
rumah untuk dapat bertemu dan membagikan kuesioner kepada ibu hamil.
2. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam mencapai tempat tinggal ibu hamil
oleh karena kondisi jalan yang rusak, jurang ditepi pegunungan untuk dapat
menuju ke kampung tersebut.
3. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi via telepon
dan whatsapp oleh karena kendala jaringan.
50

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Puskesmas Maliang merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Alor, yang
terletak di luar kota termasuk kategori terpencil. Jumlah tenaga kesehatan yang
bertugas di Puskesmas Maliang tahun 2021 sebanyak 70 orang dengan sebaran 20
orang bertugas di Puskesmas Pembantu, 7 orang di Polindes/Poskesdes. Luas
wilayah kerja Puskesmas Maliang sebesar ± 306,02 Km2, yang terdiri dari 9
Desa/Kelurahan yaitu : Desa Muriabang , Desa Ekajaya, Desa Tubbe, Desa Bagang,
Desa Mauta, Desa Aramaba, Desa Tude, Desa Lalafang. Jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Maliang tahun 2021 adalah 9.345 orang yang berdomisili
di 9 Desa di Kecamatan pantar Tengah. Meningkatkan mutu pelayanan di
Puskesmas, maka Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 Tahun
sekali. Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri. Puskesmas Maliang sudah Terakreditasi Madya pada bulan
Juli 2019. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Maliang adalah sebagai berikut :
1. Utara : Berbatasan dengan Desa Bagang
2. Selatan : Berbatasan dengan Desa Ekajaya
3. Timur : Berbatasan dengan Desa Tamakh
4. Barat : Berbatasan dengan Desa Baranusa
51

Visi : Mewujudkan Masyarakat Di Wilayah Pelayanan Puskesmas Maliang Yang


Sehat Dan Mandiri Melalui Penyelenggaraan Kesehatan Yang Optimal
Misi :
1. Meningkatkan upaya promotif dan preventif yang bermutu dan terjangkau bagi
masyarakat di wilayah pelayanan puskesmas maliang
2. Meningkatkan upaya derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan sistem informasi di wilayah puskesmas
maliang
4. Mendapatkan komunikasi yang efektif
50 dan peran aktif antara puskesmas dan
masyarakat
B. Karakteristik Sosio-Demografi Seluruh Responden Yang Diteliti
1. Data Umum
a) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Usia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 ≤ 25 Tahun 16 27%
2 25-35Tahun 37 63%
3 ≥ 35 Tahun 6 10%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.1 Usia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa sebagian besar responden dengan usia 25-35 tahun yaitu
sebanyak 37 (63%) responden.
b) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Pendidikan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 17 29%
2 SMP 18 31%
52

3 SMA 22 37%
4 Diploma/PT 2 3%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.2 Pendidikan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa hampir setengah dari responden dengan tingkat
pendidikan SMA yaitu sebanyak 22 (37%) responden.
c) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Pekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1 Petani/IRT 26 44%
2 Pengusaha/Wiraswasta/Berdagang 23 39%
3 Pegawai Swasta 8 14%
4 Pegawai Negeri (PNS/TNI/POLRI) 2 3%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.3 Pekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa hampir setengah dari responden bekerja sebagai
Petani/IRT yaitu sebanyak 26 (44%) responden.
2. Data Khusus
a) Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel 4.4 Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Pengetahuan Ibu Hamil Frekuensi Prosentase (%)
1 Kurang 5 9%
2 Cukup 9 15%
3 Baik 45 76%
Jumlah 59 100%
53

(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.4 Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa hampir seluruh responden sebanyak 45 (76%) responden
dalam kategori Baik.
b) Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur

Tabel 4.5 Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Frekuensi Prosentase (%)
1 Dekat 44 75%
2 Jauh 15 25%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.5 Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu


Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa sebagian besar responden
sebanyak 44 (75%) responden dalam kategori Dekat.
c) Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel 4.6 Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur
No Pemilihan Penolong Persalinan Frekuensi Prosentase (%)
1 Ya 49 83%
2 Tidak 10 17%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.6 Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah


Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
54

Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden sebanyak 49 (83%)


responden dalam kategori Ya.

C. Hasil Tabulasi Silang Antara Variabel Independen Dan Dependen


1. Usia
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur

Pengetahuan Ibu Hamil


Kurang Cukup Baik Total
Usia < 25 Tahun Frekuensi 2 5 9 16
% 13% 31% 56% 100%
25-35 Tahun Frekuensi 2 3 32 37
% 5% 8% 87% 100%
> 35Tahun Frekuensi 1 1 4 6
% 16% 17% 67% 100%
Total Frekuensi 5 9 45 59
% 9% 15% 76% 100%
(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.7 Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui
bahwa hampir seluruh responden dengan Usia 25-35 Tahun sebanyak 32
(87%) responden dalam kategori Baik.
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan


Dekat Jauh Total
Usia < 25 Tahun Frekuensi 10 6 16
% 62% 38% 100%
25-35 Tahun Frekuensi 29 8 37
% 78% 22% 100%
> 35Tahun Frekuensi 5 1 6
55

% 83% 17% 100%


Total Frekuensi 44 15 59
% 75% 25% 100%
(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.8 Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu


Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan Usia
25-35 Tahun sebanyak 29 (78%) responden dalam kategori Dekat.
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong Persalinan


Tidak Ya Total
Usia < 25 Tahun Frekuensi 7 9 16
% 44% 56% 100%
25-35 Tahun Frekuensi 2 35 37
% 5% 95% 100%
> 35Tahun Frekuensi 1 5 6
% 17% 83% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.9 Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan Usia 25-35 Tahun
sebanyak 35 (95%) responden dalam kategori Ya.
56

2. Pendidikan
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pengetahuan Ibu Hamil Total


Kurang Cukup Baik
Pendidikan SD Frekuensi 4 4 9 17
% 23% 24% 53% 100%
SMP Frekuensi 1 3 14 18
% 5% 17% 78% 100%
SMA Frekuensi 0 2 20 22
% .0% 9% 91% 100%
Diploma/PT Frekuensi 0 0 2 2
% .0% .0% 100% 100%
Total Frekuensi 5 9 45 59
% 9% 15% 76% 100%

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.10 Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui
57

bahwa hampir seluruh responden dengan tingkat Pendidikan SMA sebanyak


20 (91%) responden dalam kategori Baik.

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Jarak Tempuh Ke


Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur

Jarak Tempuh Ke Fasilitas


Kesehatan
Dekat Jauh Total
Pendidikan SD Frekuensi 10 7 17
% 59% 41% 100%
SMP Frekuensi 13 5 18
% 72% 28% 100%
SMA Frekuensi 19 3 22
% 86% 14% 100%
Diploma/ Frekuensi 2 0 2
PT % 100% .0% 100%
Total Frekuensi 44 15 59
% 75% 25% 100%
58

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.11 Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu


Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan
tingkat Pendidikan SMA sebanyak 19 (86%) responden dalam kategori Dekat.

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Pemilihan Penolong


Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong Persalinan

Tidak Ya Total
Pendidikan SD Frekuensi 8 9 17
% 47% 53% 100%
SMP Frekuensi 1 17 18
% 6% 94% 100%
SMA Frekuensi 1 21 22
% 5% 95% 100%
Diploma/ Frekuensi 0 2 2
PT % .0% 100% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
59

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.12 Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan tingkat Pendidikan SMA
sebanyak 21 (95%) responden dalam kategori Ya.

3. Pekerjaan
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
60

Reflek Sucking
Kurang Cukup Baik Total
Pekerjaan IRT Frekuensi 3 8 15 26
% 11% 31% 58% 100%
Pengusaha/ Frekuensi 2 1 20 23
Wiraswasta/
% 9% 4% 87% 100%
Berdagang
Pegawai Swasta Frekuensi 0 0 8 8
% .0% .0% 100% 100%
Pegawai Negeri Frekuensi 0 0 8 2
(PNS/TNI/POLRI) % .0% .0% 100% 100%
Total Frekuensi 5 9 45 59
% 9% 15% 76% 100%

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.13 Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui
bahwa hampir seluruh responden bekerja sebagai Pedagang sebanyak 20
(87%) responden dalam kategori Baik.
61

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Jarak Tempuh Ke


Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur

Jarak Tempuh Ke Fasilitas


Kesehatan
Dekat Jauh Total
Pekerjaan Petani/IRT Frekuensi 19 7 26
% 73% 27% 100%
Pengusaha/ Frekuensi 16 7 23
Wiraswasta/
% 70% 30% 100%
Berdagang
Pegawai Swasta Frekuensi 7 1 8
% 87% 13% 100%
Pegawai Negeri Frekuensi 2 0 2
(PNS/TNI/POLRI) % 100% .0% 100%
Total Frekuensi 44 15 59
% 75% 25% 100%

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.14 Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu


Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
62

Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja


sebagai Petani/IRT sebanyak 19 (73%) responden dalam kategori Dekat.

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Pemilihan Penolong


Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong
Persalinan
Tidak Ya Total
Pekerjaan IRT Frekuensi 8 18 26
% 31% 69% 100%
Pengusaha/ Frekuensi 2 21 23
Wiraswasta/
% 9% 91% 100%
Berdagang
Pegawai Swasta Frekuensi 0 8 8
% .0% 100% 100%
Pegawai Negeri Frekuensi 0 2 2
(PNS/TNI/POLRI) % .0% 100% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%

(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)


Berdasarkan tabel 4.15 Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
63

diketahui bahwa hampir seluruh responden bekerja sebagai Pedagang sebanyak


21 (91%) responden dalam kategori Ya.

D. Hasil Tabulasi Silang Antara Variabel Independen Dan Dependen


Tabel 4.16 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong Persalinan


Tidak Ya Total
Pengetahua Kurang Frekuensi 5 0 5
n Ibu Hamil % 100% .0% 100%
Cukup Frekuensi 5 4 9
% 56% 44% 100%
Baik Frekuensi 0 45 45
% .0% 100% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.16 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Ibu Hamil
Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui seluruh responden yaitu
sebanyak 45 (100%) responden dalam kategori baik sehingga dapat memilih
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan).
64

Tabel 4.17 Hasil Tabulasi Silang Antara Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Pada Ibu Hamil Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur

Pemilihan Penolong Persalinan


Tidak Ya Total
Jarak Tempuh Ke Dekat Frekuensi 3 41 44
Fasilitas Kesehatan % 7% 93% %
Jauh Frekuensi 7 8 15
% 47% 53% %
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
(Sumber Penelitian : Tanggal 13-18 Juni 2022)

Berdasarkan tabel 4.17 Hasil Tabulasi Silang Antara Jarak Tempuh Ke


Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur diketahui hampir seluruh responden yaitu sebanyak 41 (93%) responden
dalam kategori dekat sehingga dapat memilih penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan).
E. Hasil Analisa Data
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik

Hasil Uji Statistik Chi Square


Variabel Tingkat Signifikansi
Pengetahuan Ibu Hamil 0.000
Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan

Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan Pengetahuan
Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
65

BAB V
PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang


Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan Ibu Hamil Di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden sebanyak 45 (76%) responden
dalam kategori Baik. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik pengetahuan ibu
hamil tentang pemilihan penolong persalinan dimana ibu tahu dimana tempat
melahirkan yang tepat untuknya seperti Puskesmas, Rumah Sakit yang akan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Ibu hamil juga mengetahui dampak apabila
penolong persalinan ditolong oleh dukun beranak diwilayah setempat yang akan
beresiko terhadap kematian ibu dan janin. Salah satu ibu juga mengatakan bahwa
memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan oleh oleh karena profesional
dan terlatih dibidangnya dan juga memiliki fasilitas kesehatan yang lebih modern
66

dan lengkap dibandingkan dengan dukun beranak. Sehingga tingkat pengetahuan


mempengaruhi pemilihan penolong persalinan ibu.
Notoatmodjo (2019), menjelaskan bahwa pengetahuan ibu hamil sangat
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat
pengetahuan yang lebih baik akan memudahkan sesorang atau masyarakat
menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup
sehari-hari khususnya dalam hal kesehatan. Tingkat pengetahuan ibu hamil
mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Rusnawati (2018) yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil
dalam memilih penolong persalinan. Menurut pendapat peneliti bahwa semakin
baik pengetahuan ibu hamil maka akan semakin baik pula sikap dan perilaku ibu
hamil dalam pemilihan penolong persalinan yang tepat. Disamping itu juga
pengetahuan tentang pemilihan penolong persalinan juga didapat pula dari
pengalaman dimana pengalaman baik akan selalu dijadikan acuan dalam memilih
64
penolong persalinan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Usia dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan Usia 25-35
Tahun sebanyak 32 (87%) responden dalam kategori Baik. Hal ini menunjukan
bahwa semakin matang usia ibu hamil maka akan semakin baik pula pengetahuan
ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan. Hal ini pula sesuai dengan hasil
wawancara peneliti dengan ibu hamil dimana diketahui bahwa ibu hamil selalu
memilih tenaga kesehatan dari saat kehamilan sampai pada proses persalinan
nantinya oleh karena persepsi ibu hamil bahwa tenaga kesehatan merupakan tenaga
yang sudah terlatih dengan pendidikan yang tinggi dan akan membantu dan
menolong keselamatan ibu dan janin dibandingkan dengan dukun.
Usia seseorang merupakan faktor penentu sikap dan perilaku dalam melakukan
suatu aktifitas dimana semakin bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan
67

akan semakin baik begitupun sebaliknya (Notoatomdjo, 2019). Menurut pendapat


peneliti bahwa semakin matang usia ibu hamil maka semakin baik pula
pengetahuannya dalam memilih penolong persalinan yang tepat sehingga mampu
mencegah kematian ibu maupun janin dalam kandungan. Disamping itu juga
dengan usia anggota keluarga terutama suami dengan usianya yang semakin matang
dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil agar tepat dalam
memilih penolong persalinan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan tingkat
Pendidikan SMA sebanyak 20 (91%) responden dalam kategori Baik. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu yang tinggi maka mampu menerima
informasi dan perilaku ibu mampu mengakses informasi terkait penolong
persalinan yang tepat seperti tenaga kesehatan. Notoatmodjo (2019), mengatakan
bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang dalam menerima
informasi dan pengetahuan untuk menuju hidup sehat serta mengatasi masalah
kesehatan. Tidak disangkal bahwa pendidikan seseorang itu berpengaruh dalam
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional
dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah atau mereka yang tidak
berpendidikan, maka dalam menghadapi gagasan barupun mereka akan lebih
banyak mempergunakan rasio dari pada emosi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden bekerja sebagai
Pedagang sebanyak 20 (87%) responden dalam kategori Baik. Hal ini menunjukan
bahwa ibu hamil dengan pekerjaan sebagai pedagang dimana selalu mencari
informasi dan menanyakan kepada teman kerja tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat sehingga dengan demikian mampu menambah pengetahuan
68

ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat. Hal ini pula sesuai
dengan hasil wawancara peneliti dimana didapatkan bahwa walaupun dengan
kesibukan pekerjaan setiap hari, ibu hamil selalu meluangkan waktu untuk
melakukan konsultasi kehamilan ke pelayanan kesehatan terdekat seperti
Puskesmas. Pekerjaan juga berkaitan dengan pengalaman ibu tersebut dimana dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat
(Notoatmodjo, 2019). Menurut pendapat peneliti bahwa informasi yang didapat dari
tempat bekerja mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemilihan
penolong persalinan yang tepat.
Notoatmodjo (2019), mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu
maupun anggota keluarga dalam hal ini memilih penolong persalinan yang tepat
maka akan semakin baik pula perilaku dalam bertindak. Pengetahuan merupakan
pengalaman dimana dengan pengalaman ibu maupun anggota keluarga tentang
penolong persalinan maka akan merubah persepsi dan menambah informasi tentang
pemilihan penolong persalinan yang tepat. Selain itu ibu hamil yang memiliki
pengetahuan baik, cenderung berminat dalam menggunakan pelayanan kesehatan
dalam melakukan ANC sampai pada ibu hamil melahirkan dimana pengetahuan
adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan juga dapat membentuk suatu keyakinan tersebut.
Menurut pendapat peneliti bahwa perlunya informasi yang lebih baik yang
harus diberikan kepada ibu hamil tentang proses persalinan sehingga dengan
demikian ibu hamil mampu mengetahui tentang bahaya dan dampak yang akan
terjadi apabila persalinan ditolong oleh dukun. Sehingga dengan demikian pula
permberian informasi yang tepat dapat diberikan kepada ibu hamil melalui
penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil melakukan ANC di pelayanan kesehatan
sehingga dengan pemberian informasi tersebut mampu menambah wawasan ibu
hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat.
B. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
69

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Jarak Tempuh Ke Fasilitas


Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa sebagian besar responden
sebanyak 44 (75%) responden dalam kategori Dekat. Hal ini menunjukan bahwa
ibu memiliki jarak tempuh ke fasilitas kesehatan yang dekat lebih banyak yang
memilih penolong persalinan tenaga kesehatan dibanding yang tidak terjangkau.
Oleh karena jika tidak terjangkau maka kemungkinan untuk memilih penolong
persalinan dukun bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Musadad
(2020), mengatakan bahwa pemilihan tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh
tingkat keterjangkauan (akses) terhadap pelayanan persalinan yang tersedia, jumlah
dan jenis penolong persalinan yang ada serta keterjangkauan penolong persalinan
Rohani (2021), juga mengatakan bahwa ketersediaan dan kemudahan menjangakau
tempat pelayanan, akses terhadap sarana kesehatan dan trasportasi merupakan salah
satu pertimbangan keluarga dalam pengambilan keputusan mencari tempat
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Usia dengan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh
responden dengan Usia 25-35 Tahun sebanyak 29 (78%) responden dalam kategori
Dekat. Hal ini menunjukan bahwa dengan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan yang
dekat maka ibu hamil mampu menjangkau dengan berjalan kaki. Dengan jarak yang
dekat pula maka dapat meningkatkan motivasi ibu untuk memilih pelayanan
kesehatan sebagai tempat pemilihan persalinan yang tepat. Notoatomdjo (2019),
mengatakan bahwa usia seseorang merupakan faktor penentu sikap dan perilaku
seseorang dalam melakukan suatu aktifitas dimana semakin bertambahnya usia
seseorang maka perannya akan semakin baik begitupun sebaliknya. Menurut
pendapat peneliti bahwa semakin matang usia ibu hamil maka sikap dan
70

perilakunya akan semakin baik dalam memilih penolong persalinan seperti tenaga
kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pendidikan dengan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh
responden dengan tingkat Pendidikan SMA sebanyak 19 (86%) responden dalam
kategori Dekat. Hal ini menunjukan bahwa dengan pendidikan ibu hamil yang
tinggi maka akan selalu memilih penolong persalinan seperti tenaga kesehatan
didukung pula dengan jarak tempuh fasilitas kesehatan yang dekat, dimana apabila
ibu hamil merasakan tanda-tanda persalinan maka anggkota keluarga akan segera
mengantarkan ibu hamil ke pelayanan kesehatan.
Notoatmodjo (2019), menjelaskan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi
proses belajar seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mudah
dalam menerima informasi yang ada. Semakin banyak informasi yang didapat maka
semakin banyak pengetahuan yang didapat terrmasuk informasi kesehatan. Menurut
pendapat peneliti bahwa semakin tinggi pendidikan ibu dan jarak tempuh faskes
yang dekat maka akan memotivasi ibu untuk memilih penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pekerjaan dengan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa sebagian besar
responden bekerja sebagai Petani/IRT sebanyak 19 (73%) responden dalam
kategori Dekat. Hal ini menunjukan bahwa tempat bekerja ibu hamil dengan jarak
tempuh ke faskes sangat dekat sehingga ibu hamil selalu mengandalkan tenaga
kesehatan untuk menolong persalinan dibanding dengan dukun beranak. Hal ini
dilakukan oleh karena dari tempat bekerja juga didapatkan informasi terkait
pemilihan penolong persalinan yang tepat yang didapatkan oleh teman bekerja yang
memberikan informasi dan pengetahuan yang baik tentang pemilihan penolong
persalinan. Pekerjaan merupakan suatau aktivitas utama yang dilakukan oleh
71

manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap harinya (Adi, 2020). Menurut
pendapat peneliti bahwa pekerjaan ibu hamil sebagai pedagang/pengusaha mampu
menambah informasi tentang penolong persalinan yang tepat seperti tenaga
kesehatan dokter dan Bidan.
Manuaba (2019), mengatakan bahwa faktor jarak antara tempat tinggal dengan
fasilitas kesehatan, dimana dengan jarak yang begitu jauh dapat mempengaruhi
perilaku ibu dalam memilih penolong persalinan seperti halnya tenaga kesehatan
terutama Bidan dalam menolong persalinan, sehingga faktor jarak tersebut
menyebabkan perilaku ibu hanya memeriksakan kehamilannya ke dukun bersalin
setempat dengan pengeluaran biaya yang murah atau gratis.

C. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang


Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pemilihan Penolong Persalinan


Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden sebanyak 49 (83%)
responden dalam kategori Ya. Hal ini menunjukan bahwa ibu hamil bahkan setiap
anggota keluarga selalu berkeyakinan bahwa tenaga kesehatan merupakan salah
satu institusi yang menciptakan tenaga-tenaga yang ahli didalam bidangnya
masing-masing terutama bidan yang mampu menolong ibu hamil mulai dari awal
kehamilan sampai pada proses persalinan, dengan berbagai macam alat
pemeriksaan yang lengkap. Oleh karena itu mampu mengatasi penyulit kehaliman
yang akan terjadi dibandingkan dengan dukun.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Usia dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan Usia 25-
72

35 Tahun sebanyak 35 (95%) responden dalam kategori Ya. Hal ini menunjukan
bahwa dengan usia ibu hamil yang semakin bertambah bahkan usia anggota
keluarga yang semakin matang sehingga pemilihan tempat penolong persalinan
seperti puskesmas sebagai salah satu alternatif bagi ibu hamil untuk melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan dibandingkan dukun bayi. Hal ini juga sesuai dengan
hasil observasi peneliti dimana didapatkan bahwa semakin matangnya usia ibu
hamil maupun anggota keluarga dengan pengetahuan yang cukup mengenai
kesehatan ibu dan anak, ibu tahu dimana tempat melahirkan yang tepat untuknya.
Apabila memang termasuk risiko tinggi maka ibu akan melahirkan di rumah sakit.
Sama seperti pemeriksaan kehamilan, tingkat pengetahuan mempengaruhi
pemilihan tempat bersalin ibu namun tergantung dari kondisi ibu tersebut.

Notoatmodjo (2019), menjelaskan bahwa semakin matang usia seseorang maka


sikap dan perilakunya akan semakin positif terhadap kesehatan. Menurut pendapat
peneliti bahwa semakin bertambahnya umur akan berpengaruh terhadap perilaku
ibu hamil dan bagaimana cara mendapatkan informasi tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat Jika ibu hamil yang memiliki umur yang cukup maka akan
memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat
berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga perilaku dalam pemilihan penolong
persalinan akan semakin baik.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pendidikan dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden dengan
tingkat Pendidikan SMA sebanyak 21 (95%) responden dalam kategori Ya. Hal ini
menunjukan bahwa pengalaman melahirkan yang dibantu oleh tenaga kesehatan
maka ibu hamil dapat mengulang kembali pengalaman sebelumnya yang ditolong
oleh tenaga kesehatan. Notoatmodjo (2019), mengatakan bahwa pendidikan
merupakan pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang dapat memahami
73

sesuatu yang belum tahu menjadi tahu. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi
antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan
proses perubahan pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.
Menurut pendapat peneliti bahwa pengalaman melahirkan sebelumnya yang
ditolong oleh tenaga profesional atau tenaga kesehatan sehingga memotivasi ibu
hamil untuk melahirkan dan ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pekerjaan dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden bekerja sebagai
Pedagang sebanyak 21 (91%) responden dalam kategori Ya. Hal ini menunjukan
bahwa dengan pekerjaan ibu hamil sebagai pedagang diman ibu selalu menabung
untuk proses persalinan nantinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
setelah persalinan. Adi (2020), mengatakan bahwa pekerjaan merupakan aktivitas
utama yang dilakukan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang dilakukan dengan baik dan benar. Pekerjaan juga berkaitan dengan
pendapatan dimana pendapatan merupakan salah satu karakteristik yang
mendukung ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan seperti pemilihan penolong persalinan.
Penolong persalinan adalah orang-orang yang biasa memeriksa wanita hamil
atau memberikan pertolongan selama persalinan dan nifas. Tenaga yang dapat
memberikan pertolongan selama persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tenaga kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal yaitu dokter spesialis,
dokter umum, bidan, dan perawat bidan) dan bukan tenaga kesehatan yaitudukun
bayi (Prawirohardjo, 2019).
Menurut pendapat peneliti bahwa pemberian informasi yang tepat kepada ibu
hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat dapat dilakukan atau
ditingkatkan melalui penyuluhan yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan
khususnya Bidan sehingga dengan pengetahuan yang diberikan dapat menambah
74

wawasan ibu hamil dalam menentukan pilihannya dalam persalinan. Disamping itu
pula dukungan suami sangat dibutuhkan ibu hamil agar dapat menambah rasa
optimis dalam memilih penolong persalinan yang tepat seperti halnya dibantu oleh
tenaga kesehatan.
D. Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan Pengetahuan
Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil Tabulasi silang antara pengetahuan ibu hamil
dengan pemilihan penolong persalinan diketahui seluruh responden yaitu sebanyak
45 (100%) responden dalam kategori baik sehingga dapat memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan). Hasil
tabulasi silang antara jarak tempuh ke fasilitas kesehatan pada ibu hamil dengan
pemilihan penolong persalinan diketahui hampir seluruh responden yaitu sebanyak
41 (93%) responden dalam kategori dekat sehingga dapat memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan).
Hasil penelitian juga diketahui bahwa sebanyak 3 (6%) ibu hamil memiliki
pengetahuan dalam kategori baik terhadap pemilihan penolong persalinan akan
tetapi tidak memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis,
dokter umum, bidan). Hal ini disebabkan oleh karena faktor budaya setempat yang
masih mempercayai dukun bersalin dalam membantu persalinan. Selain itu suami
dan keluarga tidak mendukung ibu untuk bersalin di pelayanan kesehatan oleh
karena persepsi keluarga bahwa akan mengeluarkan biaya yang banyak bahkan
anggota keluarga tidak memiliki kartu jaminan kesehatan nasional. Selain itu pula
ketiga ibu tersebut memiliki jarak tempuh faskes yang sangat jauh dimana harus
75

melewati pengunungan yang memakan waktu 1-2 hari dengan berjalan kaki, oleh
karena tidak ada sarana transportasi yang mencapai kampung tersebut.
Peneliti juga ketika melakukan kunjungan ke wilayah tersebut harus melewati
jalan yang rusak, jurang ditepi pegunungan untuk dapat menuju ke kampung
tersebut. Dengan demikian walaupun pengetahuan ibu tersebut dalam kategori baik
akan tetapi beberapa faktor tersebut menjadi alasan ibu tidak memilih bersalin
ditolong oleh tenaga kesehatan. Selain itu pula 1 (13%) ibu hamil memiliki
pengetahuan tidak baik akan tetapi memilih bersalin di tolong oleh Bidan. Hal ini
dikarenakan adanya dukungan dan informasi yang diperoleh dari suami, keluarga,
tenaga kesehatan yang selalu memberikan penjelasan yang maksimal kepada ibu
hamil saat memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas, sehingga walaupun dengan
pengetahuan yang tidak baik oleh karena rendahnya pendidikan ibu, akan tetapi
dengan adanya dukungan dan informasi tersebut dapat meningkatan motivasi ibu
untuk bersalin di pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian kecil ibu hamil sebanyak 3
(7%) responden memiliki jarak tempuh dalam kategori dekat dengan puskesmas
akan tetapi tidak memilih persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini didukung
dengan kebiasaan masyarakat yang masih mempercayai dukun beranak dalam
membantu persalinan di wilayah tersebut. Hal ini pula dilakukan oleh tradisi turun
temurun yang masih dilakukan hingga saat ini, sehingga ketika ibu hamil memiliki
tanda-tanda untuk bersalin maka anggota keluarga segera memanggil dukun untuk
membantu proses persalinan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan
diantaranya pengetahuan dan perilaku ibu hamil. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu (Notoatmodjo, 2017). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik,
cenderung lebih memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan
Rumah Sakit sebagai tempat bersalin yang aman. Begitupun sebaliknya, dimana
kurangnya pengetahuan ibu hamil maka akan berdampak pada perilaku ibu tidak
76

memanfaatkan pelayanan kesehatan dan lebih mengutamakan melahirkan di dukun


beranak. Semakin baik pengetahuan ibu hamil terhadap ketepatan dalam memilih
penolong persalinan maka akan semakin baik pula ibu hamil dalam mengambil
keputusan untuk melahirkan di tempat penolong persalinan yang tepat seperti
Rumah Sakit/Puskesmas (DepKes, 2020).
Faktor lain yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan adalah
jarak tempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan. Jarak tempuh ke faskes merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemilihan penolong
persalinan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan
kesehatan maka akan semakin menurunkan motivasi ibu hamil untuk bersalin di
Puskesmas/Rumah Sakit. Begitupun sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal
dengan tempat pelayanan kesehatan maka dapat meningkatkan usaha dan motivasi
ibu hamil untuk bersalin di Puskesmas/Rumah Sakit. Hubungan jarak tempat
tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya
yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat
terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara
rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka
(Azwar, 2020).
Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien sampai
ke tempat sumber perawatan. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari
daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai, sehingga membutuhkan
transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila keadaan ini
sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan
kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa
pelayanan kesehatan itu (Winardi, 2019).
Jarak tempuh yang jauh bagi ibu hamil menyebabkan resiko tinggi bagi ibu
yang akan melahirkan, sehingga rumah tunggu bagi ibu hamil sangatlah penting.
Rumah tunggu yang disiapkan oleh karena berbagai macam faktor yang
77

menyebabkan ibu hamil susah untuk mencapai pelayanan kesehatan seperti


Puskesmas. Rumah Tunggu ini disediakan untuk meringankan beban para ibu yang
akan bersalin. Di rumah tunggu kelahiran ini diberikan berbagai pelayanan
kesehatan, seperti pemeriksaan ibu hamil dan tempat tinggal bagi ibu yang akan
melahirkan, agar tidak repot bolak balik rumah ke Pukesmas. Dengan adanya
rumah tunggu dimana tidak dipungut biaya. Semua gratis. Jam operasionalnya juga
full 24 jam dan dilengkapi fasilitas tempat tidur bagi ibu-ibu yang sedang
menunggu persalinan (Hasby, 2018).
Solusi untuk dapat mengatasi masalah diatas dimana pemberian informasi
kepada ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat dapat
dilakukan atau ditingkatkan melalui penyuluhan yang dilakukan oleh para tenaga
kesehatan khususnya Bidan sehingga dengan pengetahuan yang diberikan dapat
menambah wawasan ibu hamil dalam menentukan pilihannya dalam persalinan.
Disamping itu pula dukungan suami sangat dibutuhkan ibu hamil agar dapat
menambah rasa optimis dalam memilih persalinan yang tepat seperti Rumah
Sakit/Puskesmas. Selain itu pula ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik akan
berperilaku baik pula dan cenderung berminat dalam menggunakan pelayanan
kesehatan dalam melakukan ANC sampai pada ibu hamil melahirkan dimana
pengetahuan adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Perlunya informasi yang lebih baik yang harus diberikan kepada ibu hamil
tentang proses persalinan sehingga dengan demikian ibu hamil mampu mengetahui
tentang bahaya dan dampak yang akan terjadi apabila persalinan ditolong oleh
dukun. Sehingga dengan demikian pula permberian informasi yang tepat dapat
diberikan kepada ibu hamil melalui penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil
melakukan ANC di pelayanan kesehatan sehingga dengan pemberian informasi
tersebut mampu menambah wawasan ibu hamil tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat.
78

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang


Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir
seluruh responden sebanyak 45 (76%) responden dalam kategori Baik.
2. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 44 (75%) responden
dalam kategori Dekat.
79

3. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa
hampir seluruh responden sebanyak 49 (83%) responden dalam kategori Ya.
4. Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Saran
1. Bagi Peneliti
77agar dapat memberikan dan menambah
Hasil penelitian ini diharapkan
wawasan bagi peneliti dan menerapkan ilmu dan memberikan solusi mengenai
“Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi evaluasi/penilaian kerja
terhadap pemegang program PWS-KIA dan Bidan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Maliang agar dapat optimal dalam pemilihan tenaga penolong
persalinan. Selain itu sebaiknya sebelum Bidan ditugaskan dimana perlu
pembekalan pengetahuan budaya kepada Bidan melalui orientasi Puskesmas
sebelum melaksanakan tugas di masyarakat. Kepala Puskesmas juga harus
80

meningkatkan kompetensi Bidan Puskesmas melalui pelatihan agar dapat


tercapai kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang baik dan tepat.
3. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi masukan dan
pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam penyuluhan
pemilihan penolong persalinan dengan tenaga kesehatan. Selain itu pula
diharapkan agar perlunya dukungan tenaga kesehatan terutama Bidan
diwilayah setempat dalam memberikan informasi dan pengetahuan melalui
penyuluhan kesehatan diposyandu, kelas ibu hamil tentang Persalinan dan
pemilihan tenaga penolong persalinan yaitu ke tenaga kesehatan (Bidan).
Dengan demikian dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan perilaku ibu
hamil dapat melahirkan anak ditolong oleh tenaga kesehatan/Bidan.

4. Bagi Ibu Hamil


Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi bahan informasi agar
dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat yaitu oleh Bidan, dokter di Rumah Sakit/Puskesmas agar
dapat meminimalisir dampak yang terjadi pada saat persalinan.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan
data dasar bagi penelitian selanjutnya dan dapat meneliti faktor lain yang
berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di tinjau dari pengetahuan
dan perilaku pada ibu hamil.
81

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz, Alimul Hidayat. 2017. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Penerbit. Salemba Medika.

Alhidayati, Asmuliyanti. 2016. Perilaku Ibu Dalam Memilih Tenaga Penolong


Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Tahun 2016. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Vol. 3 | No. 3 |
Desember 2016| Jurnal Kesehatan Reproduksi: 155-162.

Asriani, 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Penolong Persalinan


oleh Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kelurahan Barombong.
Jurnal Kesehatan Volume II No. 4 Tahun 2019.

Buyandaya. Tahir Abdullah, Syamsir S. Russeng, 2019. Faktor Determinan Pemilihan


Tenaga Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Palasa Kabupaten
Parigi Moutong. Jurnal. Sulawesi Tengah ,2012

Darwis, S. D. 2017. Metode Penelitian. Jakarta : EGC.


82

DepKes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2021 : Menuju Indonesia Sehat 2020.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Eka Puspita, Anik Maryunani. 2020. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Jakarta : CV. Trans Info Media, 2020.

Jahidin, Koentjoro. Nilakusuma, 2020. Faktor Determinan yang Mempengaruhi


Alternative Pemilihan Persalinan Dukun Beranak di Kacamatan Limboro
Kabupaten polewali Mandar. Stikes Bina Generasi Polewali Mandar. Fakultas
Kesehatan Masyaarakat: Universitas Hasanuddin Makassar. Vol. 14, No. 2, juni
2020.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2016. Konsep Dasar Pengetahuan. Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Maksum, KH,A. 2017. Konsep Pengetahuan, pendidikan pesantren, Fakultas Agama


Islam Universitas Alma Ata Yogyakarta 2017.

Mandriawati, 2017. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.

Manuaba, 2017. Ilmu kebidanan. Jakarta: EGC.


Mubarak, 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Jakarta;Balai Pustaka.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Konsep Pengetahuan, Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan. Jakarta, EGC.

Nursalam, 2017. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Pangemenan, Relik Diana Parenden, Kandau, 2020. Analisis Keputusan Ibu Memilih
Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kabila Bone. Jurnal, 2020.

Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2017. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2017. Ilmu kebidanan. (Edisi IV). Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Mar’at, 2019. Sikap, Perilaku Manusia Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2019) p. 10.
83

Saifuddin dkk, Abdul Bari. 2017. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. 2018. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC.
Jakarta.

Sodikin, Ova Emilia, Koentjoro, 2020. Determinan Perilaku Suami yang Mempengaruhi
Pilihan Penolong Persalinan Bagi Istri. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25,
No. 1, Maret, 2020.

Sufiawati, W 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga


Penolong Persalinan di Puskesmas Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Jakarta. Skripsi : Universitas Indonesia, 2020.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Edisi Revisi).
Bandung : CV. Alfabeta.

Sulistyawati, Ari. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika.
Jakarta.

Suparto Darudiato, Kevin Setiawan, 2016, Knowledge Management: Konsep dan


Metodologi. ISSN 2085-4579 ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2021). Angka Kematian Ibu


Melahirkan. (http:/share. pdfoline.com), 2021.

Syarief dan Nilakesuma, 2020. Faktor Predisposi Dalam Pemilihan Tenaga Penolong
Persalinan di Kabupaten Solok Selatan. Skripsi : Mercubaktijaya Padang, 2020.

Timyan Judith, 2020. Peningkatan Akses dan. Kualitas Pelayanan. Jogjakarta : Gadjah
Mada University Press.

Winkjosastro, 2017. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
84

Lampiran 1

SURAT IJIN PENGAMBILAN DATA AWAL


85

Lampiran 2

SURAT BALASAN PENGAMBILAN DATA AWAL


86

Lampiran 3

SURAT IJIN PENELITIAN


87

Lampiran 4

SURAT BALASAN IJIN PENELITIAN


88

Lampiran 5

INFORMED CONSENT
89

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul ; “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari


Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; membagikan kuesioner.
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian ; dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pemilihan penolong persalinan di tinjau dari pengetahuan dan jarak tempuh ke fasilitas
kesehatan pada ibu hamil.
4. Bahaya yang akan timbul ; tidak ada bahaya potensial bagi responden.
5. Hak undur diri ; responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia menjadi
responden tanpa ada paksaan apapun.
6. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu


yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya sudah jelas dengan
prosedur penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran
bersedia menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan
dari pihak manapun.

Alor, Juni 2022 Responden


Peneliti

(Yeni Lestari Sari Ola) (......................................)


NIM.
Lampiran 6 2141A0204 Saksi,

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


90

Kepada Yth
Ibu yang menjadi responden
Di
Tempat

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yeni Lestari Sari Ola
NIM : 2141A0204
Judul : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh
Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV


Kebidanan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA
Indonesia, yang akan melakukan penelitian saya mohon kesediaan ibu untuk memberikan
informasi dan jawaban dengan tujuan mengumpulkan data sesuai dengan jawaban yang
sudah terisi pada form yang disediakan peneliti.
Adapun tujuan dari peneliti adalah dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pemilihan penolong persalinan di tinjau dari pengetahuan dan jarak tempuh ke fasilitas
kesehatan pada ibu hamil. Oleh karena itu saya mohon untuk kesediaan ibu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat bebas tanpa ada paksaan
dan saya berjanji akan merahasiakan hal-hal yang berhubungan dengan data ibu.
Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden.
Demikian permohonan penelitian ini saya buat, atas perhatian, bantuan dan
partisipasinya saya sampaikan terima kasih.

Alor, Juni 2022


Peneliti

(Yeni Lestari Sari Ola)


NIM. 2141A0204

Lampiran 7

Kisi - Kisi Kuesioner


91

Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak


Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

A. Pengetahuan Ibu Hamil

No Indikator No. Jumlah Jawaban


Soal Soal
1 Definisi 1 1 Benar
2 Tahapan Dalam Persalinan 1 1 Benar
3 Tanda-Tanda Persalinan 1 1 Benar
4 Proses Terjadinya Persalinan 1 1 Salah
5 Komponen Penolong Persalinan 1 1 Salah
6 Klasifikasi Penolong Persalinan 1 1 Benar
7 Tempat Penolong Persalinan 3 3 Benar
8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 1 1 Salah
Pemilihan Penolong Persalinan

B. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan

No Indikator Jumlah Soal Kategori


1 Jarak tempuh ibu hamil menuju Puskesmas 1 Kategori :

Dekat = ≤ 100 m
Jauh = ≥ 100 m

B. Pemilihan Penolong Persalinan

No Indikator Jumlah Soal Kategori


1 Klasifikasi penolong persalinan 1 Kategori :

Ya, jika sesuai


indikator = 1
Tidak, jika tidak
sesuai indikator
=0
92

Lampiran 8

Kuesioner

Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak


Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Petunjuk Pengisian

- Kesediaan ibu untuk mengisi dan menjawab kuesioner ini merupakan suatu
kehormatan bagi saya. Oleh karena itu, isilah dengan memberikan tanda silang (√)
pada jawaban yang menurut ibu yang paling benar dan tepat. Jawaban ibu akan
terjaga kerahasiaannya.

A. Data Umum
No. Responden : …………………
Tanggal Pengisian : …………………
1. Usia
≤ 25 Tahun
25-35 Tahun
≥ 35 Tahun

2. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Diploma/PT

3. Pekerjaan
Petani/IRT
Pengusaha/Berdagang/Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI)
93

B. Data Khusus
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar
janin dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar
2 Penolong persalinan adalah orang-orang yang biasa
memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan
selama persalinan dan setelah persalinan
3 Tenaga yang dapat memberikan pertolongan selama
persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga
kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal
yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan) dan bukan
tenaga kesehatan yaitu dukun bayi
4 Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong
persalinan adalah dokter umum, bidan, dan serta dokter
kebidanan dan kandungan
5 Tahapan persalinan ada 4 yaitu kala I, kala II, kala III dan
kala IV
6 Ibu hamil yang pengetahuan baik akan mengambil
keputusan untuk melahirkan di tempat penolong
persalinan yang tepat seperti Rumah Sakit/Puskesmas
7 Persalinan yang masih di tangani oleh dukun yang
menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian
ibu
8 Setiap penolong persalinan harus selalu berhati-hati dan
mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi
penyulit yang mungkin terjadi
9 Salah satu tanda persalinan adalah rasa sakit oleh adanya
his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur bahkan
keluar lendir bercampur darah
10 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik akan
memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan sampai pada ibu hamil
melahirkan
94

2. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Berapakah jarak antara rumah dengan tempat Pelayanan
Kesehatan/Puskesmas?

Dekat = ≤ 1000 m
Jauh = ≥ 1000 m
3. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Apakah ibu memilih tenaga kesehatan seperti dokter, Bidan, Spesialis


kandungan (Obgyn) sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan
dukun beranak?

Ya, jika sesuai indikator = 1


Tidak, jika tidak sesuai indikator = 0
95

Lampiran 9

HASIL TABULASI DATA

A. Data Umum

No. Responden Usia Pendidikan Pekerjaan


1 3 2 2
2 2 3 1
3 1 2 2
4 2 3 3
5 1 1 1
6 3 1 2
7 2 3 1
8 2 2 2
9 1 3 3
10 3 4 4
11 2 2 2
12 2 3 1
13 1 3 1
14 2 1 2
15 2 3 3
16 2 2 2
17 2 2 2
18 3 1 2
19 2 2 3
20 3 4 4
21 1 3 1
22 2 2 2
23 1 1 1
24 2 1 2
25 2 2 2
26 2 3 1
27 1 1 1
28 2 1 2
29 2 3 3
30 1 3 1
31 2 3 2
32 2 2 1
33 1 1 1
34 2 2 1
35 2 3 1
36 2 1 1
37 1 3 1
38 2 2 1
39 2 2 1
40 2 3 1
41 2 1 2
42 2 2 2
96

No. Responden Usia Pendidikan Pekerjaan


43 1 3 1
44 2 2 2
45 1 1 1
46 2 1 2
47 2 2 2
48 2 3 1
49 1 1 1
50 2 1 2
51 2 3 3
52 2 3 1
53 1 2 2
54 2 3 3
55 1 1 1
56 3 1 2
57 2 3 1
58 2 2 2
59 1 3 3

Usia Pendidikan Pekerjaan

1. < 25 Tahun 1. SD 1. Petani/IRT


2. 25-35 Tahun 2. SMP 2. Pengusaha/Berdagang
3. > 35 Tahun 3. SMA 3. Pegawai Swasta
4. Diploma/PT 4. Pegawai Negeri
97

B. Data Khusus
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah % Kategori
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
5 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5 50 Kurang
6 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 40 Kurang
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
11 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 Kurang
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
13 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
23 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang
24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
27 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
32 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60 Cukup
33 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 60 Cukup
34 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
35 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
36 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40 Kurang
37 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
38 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
41 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
42 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
43 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
98

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah % Kategori
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
45 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
46 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
48 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
49 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
50 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
51 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
53 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
54 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
55 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
57 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
58 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
59 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
99

2. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jarak Tempuh Ke
No. Responden Fasilitas Kesehatan Kategori
1 1 Dekat
2 1 Dekat
3 1 Dekat
4 1 Dekat
5 2 Jauh
6 1 Dekat
7 1 Dekat
8 2 Jauh
9 1 Dekat
10 1 Dekat
11 2 Jauh
12 1 Dekat
13 2 Jauh
14 1 Dekat
15 2 Jauh
16 2 Jauh
17 1 Dekat
18 1 Dekat
19 1 Dekat
20 1 Dekat
21 1 Dekat
22 1 Dekat
23 2 Jauh
24 1 Dekat
25 1 Dekat
26 1 Dekat
27 2 Jauh
28 1 Dekat
29 1 Dekat
30 2 Jauh
31 1 Dekat
32 1 Dekat
33 2 Jauh
34 1 Dekat
35 1 Dekat
36 2 Jauh
37 1 Dekat
38 1 Dekat
39 1 Dekat
40 1 Dekat
41 1 Dekat
42 2 Jauh
43 1 Dekat
100

Jarak Tempuh Ke
No. Responden Fasilitas Kesehatan Kategori
44 2 Jauh
45 1 Dekat
46 1 Dekat
47 1 Dekat
48 1 Dekat
49 1 Dekat
50 2 Jauh
51 1 Dekat
52 1 Dekat
53 1 Dekat
54 1 Dekat
55 1 Dekat
56 2 Jauh
57 1 Dekat
58 1 Dekat
59 1 Dekat
101

3. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pemilihan Penolong
No. Responden Persalinan Kategori
1 1 Ya
2 1 Ya
3 1 Ya
4 1 Ya
5 0 Tidak
6 0 Tidak
7 1 Ya
8 1 Ya
9 1 Ya
10 1 Ya
11 0 Tidak
12 1 Ya
13 0 Tidak
14 1 Ya
15 1 Ya
16 1 Ya
17 1 Ya
18 1 Ya
19 1 Ya
20 1 Ya
21 1 Ya
22 1 Ya
23 0 Tidak
24 1 Ya
25 1 Ya
26 1 Ya
27 0 Tidak
28 1 Ya
29 1 Ya
30 1 Ya
31 1 Ya
32 1 Ya
33 0 Tidak
34 1 Ya
35 1 Ya
36 0 Tidak
37 1 Ya
38 1 Ya
39 1 Ya
40 1 Ya
41 1 Ya
42 1 Ya
102

Pemilihan Penolong
No. Responden Persalinan Kategori
43 1 Ya
44 1 Ya
45 0 Tidak
46 1 Ya
47 1 Ya
48 1 Ya
49 1 Ya
50 1 Ya
51 1 Ya
52 1 Ya
53 1 Ya
54 1 Ya
55 0 Tidak
56 1 Ya
57 1 Ya
58 1 Ya
59 1 Ya
103

Lampiran 10

HASIL UJI STATISTIK

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PemilihanPenolongPersalina 59 100.0% 0 0.0% 59 100.0%


n * Pengetahuan
PemilihanPenolongPersalina 59 100.0% 0 0.0% 59 100.0%
n * JarakFaskes

PemilihanPenolongPersalinan * Pengetahuan
Crosstab
Count

Pengetahuan Total

1.00 2.00 3.00

PemilihanPenolongPersalina .00 5 5 0 10
n 1.00 0 4 45 49
Total 5 9 45 59

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)

Pearson Chi-Square 43.213a 2 .000


Likelihood Ratio 41.334 2 .000
Linear-by-Linear Association 42.351 1 .000
N of Valid Cases 59

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .85.
104

PemilihanPenolongPersalinan * JarakFaskes
Crosstab
Count

JarakFaskes Total

1.00 2.00

PemilihanPenolongPersalina .00 3 7 10
n 1.00 41 8 49
Total 44 15 59

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12.619a 1 .000


Continuity Correction b
9.947 1 .002
Likelihood Ratio 11.068 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 12.405 1 .000
N of Valid Cases 59

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.54.
b. Computed only for a 2x2 table
105

Lampiran 11

HASIL DOKUMENTASI PENELITIAN

(Peneliti membagikan kuesioner kepada responden)

(Peneliti membagikan kuesioner kepada responden)


106

(Peneliti membagikan kuesioner kepada responden)


107

Lampiran 12 : Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Yeni Lestari Sari Ola


NIM : 2141A0204
JUDUL : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan
Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur
PEMBIMBING : Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes

No Tanggal Uraian Tanda Tangan

1 30 Januari 2022 ACC Judul Penelitian

1. Penambahan Jurnal Penelitian


2. Penambahan Teori :
2 11 Maret 2022  Hubungan pengetahuan dengan pemilihan
penolong persalinan
 Hubungan jarak tempuh ke fasilitas
kesehatan dengan pemilihan penolong
persalinan
3. Responden
Sumber dari kuesioner
ACC Proposal
3 14 Maret 2022 Siap maju ujian proposal

4 20-01-2022 Konsul bab IV-bab VI


108

6  Konsul revisi bab IV-bab VI


21-07-2022  ACC skripsi
 Siap maju ujian

7 16-09-2022  Konsul revisi skripsi


 ACC revisi revisi skripsi

Anda mungkin juga menyukai