Disusun Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola, NIM. 2141A0204
Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes, NIDN. 1019028702
i
Lembar Persetujuan
Diajukan Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola
NIM. 2141A0204
Telah Disetujui
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
ii
Lembar Pengesahan
Oleh :
Yeni Lestari Sari Ola
NIM. 2141A0204
Dosen Penguji
Ketua Penguji
(Hj. Wiwik Hariyati, SST.Bd., M.Kes) ..........................................
Anggota Penguji
(Suci Anggraini, S.Kep.Ns., M.Kes) ..........................................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
iii
Abstrak
Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan yang tepat, jarak
tempuh faskes yang jauh berdampak pada perilaku ibu hamil melahirkan di dukun
beranak diwilayah setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desain penelitian ini adalah
penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden diambil
dengan teknik simple random sampling. Populasi sebanyak 70 orang dengan sampel
sebanyak 59 orang. Variabel independen adalah pengetahuan dan jarak tempuh ke
fasilitas kesehatan dan variabel dependen adalah Pemilihan penolong persalinan pada
ibu hamil. Hasil uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukan
bahwa hampir seluruh responden sebanyak 45 (76%) berpengetahuan baik. Jarak
tempuh diketahui sebagian besar responden sebanyak 44 (75%) dalam kategori
Dekat. Hampir seluruh responden sebanyak 49 (83%) memilih penolong persalinan
oleh tenaga kesehatan. Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi
0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada
hubungan pengetahuan dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan
penolong persalinan pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil dan jarak tempuh faskes yang dekat
maka akan memotivasi ibu hamil untuk memilih penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan.
iv
Abstract
The lack of knowledge of pregnant women about the right birth attendant, the
long distance to health facilities have an impact on the behavior of pregnant women
giving birth at traditional birth attendants in the local area. The purpose of this study
was to determine the relationship between knowledge and distance to health facilities
with the selection of birth attendants for pregnant women in the working area of the
UPT Puskesmas Maliang, Alor Regency, East Nusa Tenggara Province. The design
of this research is correlational research with cross sectional approach. Respondents
were taken by simple random sampling technique. The population is 70 people with a
sample of 59 people. The independent variable is knowledge and distance to health
facilities and the dependent variable is the selection of birth attendants for pregnant
women. The results of statistical tests using chi square. The results showed that
almost all of the respondents as many as 45 (76%) had good knowledge. The distance
traveled is known by most of the respondents as many as 44 (75%) in the Close
category. Almost all of the respondents as many as 49 (83%) chose birth attendants
by health workers. The results of data analysis show that the significance level is
0.000 < = 0.05 so that H0 is rejected and H1 is accepted, thus there is a relationship
between knowledge and distance to health facilities with the selection of birth
attendants for pregnant women. Based on the results of the study, it was concluded
that the better the knowledge of pregnant women and the close distance to health
facilities, the more motivated pregnant women to choose birth attendants by health
workers.
v
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemilihan Penolong Persalinan Di
Tinjau Dari Pengetahuan Dan Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur” dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan Pada Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas
Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. H. Sentot Iman Suprapto, MM, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.
3. Bd. Shanty Natalia, SST., S.Keb., M.Kes, selaku Kaprodi Program Studi Ilmu D-
IV Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dan pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.
4. Anggrawati Wulandari, SST, Bd., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
vi
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi D-IV Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pendidikan
selama peneliti mengikuti pendidikan.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah-Nya. Harapan
peneliti semoga skripsi ini berguna bagi peneliti, maupun pihak yang berkepentingan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Peneliti
vii
Daftar Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..… iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI........................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
1. Tujuan Umum................................................................... 5
2. Tujuan Khusus................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis................................................................ 5
2. Manfaat Praktis................................................................. 6
a) Bagi Peneliti.................................................................. 6
b) Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)........................... 6
c) Bagi Bidan.................................................................... 6
d) Bagi Ibu Hamil............................................................. 6
e) Bagi Peneliti Selanjutnya.............................................. 7
E. Keaslian Penelitian.................................................................. 7
viii
5.
Komponen Penolong Persalinan....................................... 18
6.
Klasifikasi Penolong Persalinan........................................ 19
7.
Tempat Penolong Persalinan............................................. 20
8.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Penolong Persalinan.......................................................... 21
D. Konsep Ibu Hamil................................................................... 28
1. Definisi.............................................................................. 28
2. Klasifikasi Umur Kehamilan............................................. 29
3. Tanda Dan Gejala Kehamilan........................................... 29
4. Resiko Kehamilan............................................................. 30
5. Kebutuhan Ibu Hamil........................................................ 30
6. Masalah Dalam Kehamilan............................................... 33
E. Kerangka Konsep.................................................................... 34
F. Hipotesis Penelitian................................................................ 35
ix
Di Teliti................................................................................... 51
C. Hasil Tabulasi Silang Antara Data Umum Dan Data
Khusus..................................................................................... 54
D. Hasil Tabulasi Silang Antara Variabel Independen Dan
Dependen................................................................................. 62
E. Hasil Analisa Data................................................................... 63
BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 64
A. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur...... 64
B. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur............................................... 67
C. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur....................................................................................... 70
D. Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten
Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur....................................... 72
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 79
LAMPIRAN..................................................................................................... 82
x
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep................................................................... 34
Gambar 3.1 : Kerangka Kerja...................................................................... 37
xi
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian : Pemilihan Penolong Persalinan Di
Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas
Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur..................................................................... 9
xii
Tabel 4.9 : Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur................... 55
xiii
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal........................................ 82
Lampiran 2 : Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal........................... 83
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian................................................................ 84
Lampiran 4 : Surat Balasan Ijin Penelitian.................................................. 85
Lampiran 5 : Informed Consent................................................................... 86
Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden.............................. 87
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Kuesioner............................................................... 88
Lampiran 8 : Kuesioner............................................................................... 89
Lampiran 9 : Hasil Tabulasi Data................................................................ 91
Lampiran 10 : Hasil Uji Statistik................................................................... 99
Lampiran 11 : Hasil Dokumentasi Penelitian................................................ 101
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi................................................................. 102
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan yang sering dihadapi di Indonesia saat ini
dimana masih terdapat ibu hamil yang melahirkan ditolong oleh dukun beranak
diwilayah setempat. Masyarakat Indonesia lekat dengan segala macam tradisi,
termasuk dalam hal melahirkan (DepKes, 2021). Peran dukun bayi di daerah
terpencil bahkan nyaris tak tergantikan. Dukun bayi selalu ada dalam setiap
peristiwa kelahiran, terutama pada masyarakat pedesaan. Padahal bukan rahasia
lagi jika dukun bayi sebetulnya memiliki kompetensi yang minim. Kompetensi
yang minim meningkatkan resiko ibu mengalami perdarahan bahkan kematian.
Namun kenyataan ini tak menyurutkan niat ibu melahirkan menggunakan jasa
dukun bayi (Syarief, 2020). Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu hamil
tentang penolong persalinan yang tepat, adat istiadat, pendapatan yang minim,
jarak tempuh faskes yang jauh, persepsi ibu hamil terhadap tindakan medis,
minimnya sarana dan prasarana sehingga berdampak pada perilaku ibu hamil
melahirkan di dukun beranak diwilayah setempat (Sufiawati, 2019).
World Health Organization (WHO) (2021), melaporkan bahwa setiap menit,
setidaknya satu perempuan meninggal akibat komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan atau persalinan yang berarti 529.000 orang ibu pertahun. Penyebab
utama kematian ibu, tidak tersedianya sarana kesehatan, jauh dari sarana kesehatan,
tidak terjangkau fasilitas kesehatan, atau buruknya kualitas perawatan dari petugas
kesehatan (WHO, 2021). DepKes (2021), melaporkan cakupaan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan secara Nasional adalah sebesar 90,88%. Hasil
Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2021, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup. Di Indonesia Persalinan yang ditolong oleh
tenaga non kesehatan adalah 25-35%, sementara target cakupan persalinan oleh
1
2
tenaga kesehatan tahun 2020 adalah 90% (DepKes, 2021). Profil Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur (2021), melaporkan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah 79,86% dan ditolong oleh non kesehatan adalah 20,14%.
Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 42,7%, lainnya 30%, hipertensi 27,3%
(Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2021).
Hasil penelitian Nurhapipa (2015), menunjukan hasil bahwa 56,3% ibu
memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dibandingkan penolong
persalinan oleh dukun bayi yaitu sebesar 43,7%. Faktor keterjangkauan diketahui
sebanyak 52,1% yang tidak terjangkau dan 47,9% yang terjangkau. Bahwasanya
ibu lebih banyak mengatakan tempat tinggal ibu jauh dari lokasi pelayanan
kesehatan (54,9%) dan terdapat 53,5% yang ada petugas kesehatan di lingkungan
tempat tinggal ibu, ini berarti bahwa variabel jarakatau keterjangkauan sarana
signifikan mempengaruhi ibu untuk memlih penolong persalinan. Selaras dengan
penelitian Marwan (2016), menunjukan hasil bahwa dari 63 ibu hamil dimana 53
(84%) memiliki pengetahuan cukup dan memilih tempat bersalin di Bidan dan
Rumah Sakit, sedangkan sebanyak 10 (16%) ibu memiliki pengetahuan rendah dan
tidak memilih tempat bersalin di Bidan dan Rumah Sakit.
Sejalan pula dengan penelitian Alhidayati (2016), diketahui bahwa hasil
wawancara mendalam terhadap 5 orang informan utama, mengenai pengetahuan
ibu tentang pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya
persalinan sudah baik, semua ibu sudah mengetahui apa itu pengertian persalinan,
tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya persalinan tetapi belum memahami lebih
mendalam lagi. Sedangkan Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terhadap
kondisi geografis khususnya akses menuju ke pelayanan kesehatan sangat tidak
memungkinkan, apalagi yang di Desa Sungai Intan, dengan kondisi alam pasang
surut yang penghubungnya adalah parit dan sungai menyebabkan transportasi yang
sulit. Jarak pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh masyarakat dapat
mengakibatkan masyarakat memilih untuk mencari pertolongan persalinan yang
lebih dekat. Jawaban dari informan utama maupun informan pendukung yang
3
Perlunya informasi yang lebih baik yang harus diberikan kepada ibu hamil
tentang proses persalinan sehingga dengan demikian ibu hamil mampu mengetahui
tentang bahaya dan dampak yang akan terjadi apabila persalinan ditolong oleh
dukun. Sehingga dengan demikian pula permberian informasi yang tepat dapat
diberikan kepada ibu hamil melalui penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil
melakukan ANC di pelayanan kesehatan sehingga dengan pemberian informasi
tersebut mampu menambah wawasan ibu hamil tentang pemilihan penolong
persalinan yang tepat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah adakah Hubungan “Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
“Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
7
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
BAB II
KONSEP TEORI
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata
dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2017).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), pengetahuan adalah
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
Dalam pengertian lain menurut Suparto (2016), bahwa pengetahuan adalah
berbagai maam gejala yang ditemui dan didapatkan oleh manusia lewat
pengamatan akal. Sedangkan menurut Mubarak (2017), pengetahuan
didefinisikan sebagai informasi yang sudah dipadukan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki yang lantas melekat pada benak seseorang.
Sedangkan menurut Maksum (2017) Pengetahuan dapat di artikan yang mana
di dapatkan dari nilai karena terbiasa dari orang-orang tersebiut dalam
mengembangkan rasa ingin keingin tahuan. Sumadi (2016), Menurutnya
pengetahuan merupakan kemampuan seseorang dalam mengingat fakta,
simbol, proses, dan teori.
11
12
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Tingkat pengetahuan di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain :
a) Tahu (Know) ; Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (Comprehension) ; Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek
yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application) ; Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari, pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis) ; Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Syntesis) ; Sintesis menunjuk kepada suatu komponen untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f) Evaluasi (Evaluation) ; Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang ada.
13
3. Jenis-Jenis Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Jenis-jenis pengetahuan adalah sebagai
berikut :
a) Pengetahuan implisit yaitu suatu pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisikan faktor-faktor yang tak bersifat
nyata seperti keyakinan perspektif, pribadi dan prinsip.
b) Pengetahuan eksplisit yaitu suatu pengetahuan yang sudah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata seperti media atau
semacamnya.
c) Pengetahuan empiris yaitu pengetahuan yang lebih menegaskan
pengamatan dan pengalaman inderawi.
d) Pengetahuan rasionalisme yaitu pengetahuan yang didapatkan lewat akal
budi.
4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2017), Faktor - faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut :
a) Faktor Internal
(1) Umur ; Setiap manusia akan selalu berkembang seiring dengan
bertambahnya umur. Perkembangan ini juga berdampak pada
perkembangan kognitifnya, sehingga semakin tua usia seseorang
maka semakin banyak pengalamannya dan berarti semakin baik
pengetahuannya. Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif
dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.
14
ke faseks adalah panjang jalan yang diukur dari titik berangkat sampai ke titik
tujuan. Jangkauan pelayanan sering kali dikaitkan dengan kemampuan
pengguna layanan terhadap jarak dan waktu menuju fasilitas pelayanan.
Muta’ali (2021) berpendapat bahwa jarak dalam arti aksesibilitas dapat
berarti pula kemudahan waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan.
Pengguna layanan cender ung memilih layanan yang dekat, dengan waktu
tempuh perjalanan yang singkat. Dengan begitu efektivitas waktu, biaya,
serta ketercapaian menggunakan pelayanan akan lebih cepat didapatkan.
Jangkauan terpengaruh juga dari ketersediaan transportasi pengguna me
tersebut dapat nuju area pelayanan. Kemudahan menuju sarana membantu
menempuh jarak yang jauh dan menunjukan aksesibilitas lokasi sarana.
Konsep jarak tempuh ke faskes merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan.
Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan
maka akan semakin menurunkan motivasi ibu hamil untuk bersalin di
Puskesmas/Rumah Sakit. Begitupun sebaliknya semakin dekat jarak tempat
tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan maka dapat meningkatkan usaha
dan motivasi ibu hamil untuk bersalin di Puskesmas/Rumah Sakit. Pengaruh
jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan tak terlepas dari
adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya
dengan kesadaran masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya kesehatan
masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan
kesehatan mempengaruhi perilaku mereka (Azwar, 2020).
Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat
tinggal pasien sampai ke tempat sumber perawatan. Pelayanan kesehatan yang
lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai,
sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan
kesehatan, apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan
18
Selain itu suami dapat bekerjasama dengan anggota keluarga dan teman
terdekat memberikan dukungan yang positif. Jenis-jenis dukungan yaitu :
(1) Dukungan emosional ; Ekspresi rasa empati, perduli, dan fokus pada
orang tersebut. Memberikan seseorang tersebut rasa nyaman,
dilindungi, dimiliki, dan dicintai.
(2) Dukungan penghargaan ; Penilaian positif pada seseorang, setuju
dengan ide dan perasaan seseorang tersebut, umpan balik dari
individu.
(3) Dukungan instrumental ; Bantuan benda, waktu, untuk meringankan
beban seseorang. kontribusi nyata berupa bantuan atau tindakan fisik
dalam menyelesaikan tugas.
(4) Dukungan informasi ; Pemberian saran, perintah, nasehat, atau
bimbingan yang berhubungan dengan kemungkinan penyelesaian
suatu masalah.
Suami dan keluarga memiliki peranan penting dalam memilih
penolong selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal ini terutama
terjadi pada perempuan yang relatif muda usianya sehingga
kemampuan mengambil keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka
berpendapat bahwa pilihan orang yang lebih tua adalah yang terbaik
karena orang tua lebih berpengalaman daripada mereka. Selain itu, kalau
mereka mengikuti saran orang tua, jika terjadi sesuatu yang buruk, maka
seluruh keluarga dan terutama orang tua akan ikut bertanggung jawab.
Oleh karena itu ketika orang tua menyarankan memilih dukun, mereka
akan memilih dukun ataupun sebaliknya. Hal ini agak berbeda dengan
perempuan yang lebih dewasa usianya. Jika ibu yang tidak mendapat
dukungan yaitu keluarga yang tidak mau menyediakan waktu untuk
mendampingi ibu dalam persalinan, maka semakin besar keputusan ibu
memilih dukun bayi.
29
h) Adat istiadat
Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun
dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat adalah perilaku
budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam
lingkungan masyarakat. Dalam hal ini kebiasan ibu hamil dalam
melahirkan anak dibantu oleh tenaga non Nakes seperti dukun beranak.
Hal tersebut merupakan salah satu kebiasaan yang secara turun temurun
masih berlaku sampai saat ini dan menjadi tradisi masyarakat dalam
mengandalkan dukun beranak untuk membantu proses persalinan.
i) Penyulit Kehamilan
Penyulit kehamilan merupakan komplikasi yang terjadi pada
kehamilan. Beberapa penyulit kehamilan seperti hiperemesis gravidarum
dimana suatu kondisi morning sickness yang ekstrem di masa kehamilan,
menyebabkan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan
dehidrasi, gangguan metabolisme (tingkat zat kimia yang disebut elektrolit
dan keton yang tidak normal), dan penurunan berat badan yang cepat.
PEB (Pre-Eklamsi Berat) dan Eklamsi juga merupakan penyulit
kehamilan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu selama
kehamilan berlangsung. Kejadian KPD sebelum proses persalinan dimana
pecahnya selaput ketuban sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
atau sebelum proses persalinan terjadi dapat mengakibatkan suatu kondisi
gawat janin, yaitu pada kondisi terinfeksi, bayi yang terendam air ketuban
sehingga bayi menderita demam tinggi karena ibu mengalami eklampsia
(keracunan kehamilan). penyulit kehamilan juga terjadi akibat keadaan
plasenta terletak dibawah (plasenta previa) sehingga menutupi jalan lahir
atau liang rahim sehingga bayi tidak dapat keluar melalui persalinan
pervaginam. Disamping itu juga janin besar (Makrosomia) merupakan
berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram.
30
wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga
merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi (Saifuddin, 2017).
2. Klasifikasi Umur Kehamilan
Menurut Manuaba (2016), Klasifikasi umur kehamilan adalah sebagai
berikut :
a) Trimester I (0- 12 minggu)
b) Trimester II (12- 28 minggu)
c) Trimester III (28- 40 minggu)
3. Tanda Dan Gejala Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2016), Kehamilan dapat diketahui dari berbagai
tanda dan gejala yang dirasakan oleh seorang wanita. Tanda dan gejala selama
kehamilan merupakan sekumpulan perubahan/kejadian yang timbul pada
wanita hamil akibat dari perubahan fisiologis dan psikologis pada masa
kehamilan. Terdapat tiga tanda-tanda kehamilan yang dirasakan oleh seorang
wanita, yaitu tanda tidak pasti berupa perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari keluhan atau apa yang dirasakan, tanda kemungkinan
berupa perubahan-perubahan fisiologis yang hanya dapat diketahui oleh
pemeriksaan fisik pada wanita hamil, dan tanda pasti hamil berupa tanda yang
menunjukkan secara langsung keberadaan janin yang dapat dilihat langsung
oleh tenaga medis ataupun alat media (Prawirohardjo, 2017). Sedangkan untuk
gejala yang pada umumnya terjadi dan dialami oleh ibu hamil diantaranya
adalah lesu, sering buang air kecil, nyeri di dada dan payudara, perubahan
emosi, mual dan muntah pada 12 minggu pertama kehamilan, akan tetapi tidak
semua ibu hamil mengalami gejala tersebut (Winkjosastro, 2016).
Selama kehamilan akan terjadi perubahan bentuk organ-organ tubuh yang
sangat penting bagi wanita untuk mengetahuinya dengan melakukan deteksi
kehamilan sedini mungkin. Waktu yang tepat memeriksakan kehamilan pada
bidan atau dokter untuk memastikan kehamilan adalah 14 hari setelah
32
pada kehamilan Trimester I biasanya nafsu makan ibu kurang dan sering
timbul rasa mual dan ingin muntah. Namun makanan ibu hamil harus tetap
diberikan seperti biasa. Berikan makanan dengan porsi sering dan yang
segar-segar, misalnya susu, telur, buah-buahan seperti sari buah-buahan,
jeruk, sup dan lain lain atau makanan ringan lainnya seperti biscuit atau
selera ibu masing-masing. Pada kehamilan Trimester II nafsu makan ibu
biasnya sudah meningkat,kebutuhan akan zat seperti: nasi, roti, singkong,
mie dan lainnya lebih banyak dibandingkan kebutuhan tidak hamil,
demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna.
Pada kehamilan Trimester III pada saat janin mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, nafsu makan ibu baik
dan ibu sering merasa lapar. Tidak dianjurkan makan berlebihan sehingga
berat badan naik terlalu pesat. Bahan makanan sumber zat pembangun dan
penyalur perlu diberikan lebih banyak dibanding pada Trimester II karena
untuk pertumbuhan janin, juga diperlukan untuk persiapan persalinan.
Berikut daftar beberapa zat gizi yang paling penting untuk perkembangan
janin. Pastikan gizi ini selalu dikonsumsi selama kehamilan :
(1) Asam folat : zat ini ada di dalam serealia, kacang-kacangan, sayuran
hijau, jamur, kuning telur, jeruk, pisang,dll.
(2) Kalsium : sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Ada
dalam susu, keju, youghurt, ikan, biji-bijian, kedelai (tahu dan
tempe),sayuran hijau, dan buah-buahan kering.
(3) Zat Besi : sangat penting karena dalam masa kehamilan volume darah
meningkat 25% dan penting untuk pertumbuhan janin. Dijumpai di
hati, daging merah, sayuran hijau, wijen, buah-buahan kering, kuning
telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan
konsumsi vitamin C.
34
(1) Pada Trimester I zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu
untuk kebutuhan basal 0,8 mg/ hari ditambah dengan kebutuhan janin
dan red cell mass 30-40 mg.
(2) Pada Trimester II zat besi yang diberlakukan adalah ± 5 mg/ hari yaitu
untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan kebutuhan red
cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.
(3) Pada Trimester III, Zat besi dibutuhkan adalah 5 mg/ hari yaitu ntuk
kebutuhan basal 0,8/ hari ditambah dengan kebutuhan sel darah merah
150 mg dan konsepsi 223 mg. Maka kebutuhan pada Trimester II dan
III jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan.
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan antar variabel
(variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2019).
Bidan = 1
1. Dekat = ≤ 1000 m Spesialis kandungan
2. Jauh = ≥ 1000 m (Obgyn) = 2
Dukun bayi = 3
Jarak
Ibu Hamil Pemilihan Penolong Persalinan
Pengetahuan
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep : “Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur”
38
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2019). Berdasarkan teori yang telah
diungkapkan, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : ada
Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul
selama proses penelitian (Nursalam, 2019). Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah penelitian korelasional yaitu metode penelitian untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Notoatmodjo, 2019).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel
atau lebih dengan proses pengambilan data yang hanya di lakukan sekali untuk
masing-masing variabel penelitian. Jenis penelitian ini berusaha mempelajari
dinamika hubungan hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
dampak atau efeknya. Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat
yang sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi hanya satu kali saja dan
faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat observasi
(Sugiyono, 2019).
39
40
B. Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah - langkah dalam aktivitas
ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel sampai penyajian hasil (Nursalam,
2019).
Populasi
Seluruh Ibu Hamil TM I-III Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 70 ibu hamil pada bulan Januari-Maret 2022
Sampel
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
Uji Chi Square (α = 0,05)
Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
41
N
n=
1 + N (d)²
70
n=
1+70 (0.05)²
70
n=
1+ 70 (0,0025)
70
n= = 59 ibu hamil
1,175
Keterangan :
N = Populasi
n = Sampel
42
3. Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil sampel dengan metode Simple Random Sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
(Nursalam, 2019). Cara mengacak penentuan sampel dimana peneliti
menggunakan beberapa potongan kertas yang sudah diisi kode/tanda.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian
tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2019).
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi
variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2019).
Pada penelitian ini variabel independennya adalah Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Pada
penelitian ini variabel dependennya adalah Pemilihan Penolong Persalinan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Notoatmodjo, 2019).
43
b) Coding
1. Umur
Kode 1 : <25 Tahun
Kode 2 : 25-35 Tahun
Kode 3 : > 35 Tahun
2. Pendidikan
Kode 1 : SD
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
Kode 4 : Diploma/Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan
Kode 1 : Petani/IRT
Kode 2 : Pengusaha/Berdagang/Wiraswasta
Kode 3 : Pegawai Swasta
Kode 4 : Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI)
c) Scoring
46
Sp
100%
P = Sm
Keterangan :
P = Persentase
Sm = Skor maksimal
d) Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel. Data yang
diperoleh diolah dengan membuat tabulasi dan didistribusikan
menurut kategorinya. Menurut Arikunto (2019), Hasil pengolahan
data diinterpretasikan dengan menggunakan skala kuantitatif yaitu :
(1) 100% : seluruh responden
H. Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji “Pemilihan Penolong
Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur” dengan menggunakan uji statistik Chi Square
untuk mengetahui hubungan antara dua varibel dengan tingkat kepercayaan α =
0,05. Dalam proses perhitungannya dibantu dengan menggunakan bantuan Statistic
Programe For Social Sience (SPSS) For Windows. Penarikan kesimpulan hasil uji
hipotesis adalah sebagai berikut :
48
2. Jika p > α, berarti H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti : tidak ada Hubungan
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2019), Prinsip - prinsip etis dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon
responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti
tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak - haknya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak akan
menentukan nama responden pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan
memberi nomer kode pada masing - masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
J. Keterbatasan Penelitian
49
1. Keterbatasan sarana dan prasarana pada ibu hamil seperti kenderaan bermotor
dan minimnya ekonomi keluarga sehingga peneliti harus melakukan kunjungan
rumah untuk dapat bertemu dan membagikan kuesioner kepada ibu hamil.
2. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam mencapai tempat tinggal ibu hamil
oleh karena kondisi jalan yang rusak, jurang ditepi pegunungan untuk dapat
menuju ke kampung tersebut.
3. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi via telepon
dan whatsapp oleh karena kendala jaringan.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Usia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 ≤ 25 Tahun 16 27%
2 25-35Tahun 37 63%
3 ≥ 35 Tahun 6 10%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)
3 SMA 22 37%
4 Diploma/PT 2 3%
Jumlah 59 100%
(Sumber Data Penelitian : Tanggal 06-11 Juni 2022)
2. Pendidikan
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tidak Ya Total
Pendidikan SD Frekuensi 8 9 17
% 47% 53% 100%
SMP Frekuensi 1 17 18
% 6% 94% 100%
SMA Frekuensi 1 21 22
% 5% 95% 100%
Diploma/ Frekuensi 0 2 2
PT % .0% 100% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
59
3. Pekerjaan
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur
60
Reflek Sucking
Kurang Cukup Baik Total
Pekerjaan IRT Frekuensi 3 8 15 26
% 11% 31% 58% 100%
Pengusaha/ Frekuensi 2 1 20 23
Wiraswasta/
% 9% 4% 87% 100%
Berdagang
Pegawai Swasta Frekuensi 0 0 8 8
% .0% .0% 100% 100%
Pegawai Negeri Frekuensi 0 0 8 2
(PNS/TNI/POLRI) % .0% .0% 100% 100%
Total Frekuensi 5 9 45 59
% 9% 15% 76% 100%
Pemilihan Penolong
Persalinan
Tidak Ya Total
Pekerjaan IRT Frekuensi 8 18 26
% 31% 69% 100%
Pengusaha/ Frekuensi 2 21 23
Wiraswasta/
% 9% 91% 100%
Berdagang
Pegawai Swasta Frekuensi 0 8 8
% .0% 100% 100%
Pegawai Negeri Frekuensi 0 2 2
(PNS/TNI/POLRI) % .0% 100% 100%
Total Frekuensi 10 49 59
% 17% 83% 100%
Berdasarkan tabel 4.16 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Ibu Hamil
Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui seluruh responden yaitu
sebanyak 45 (100%) responden dalam kategori baik sehingga dapat memilih
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan).
64
Tabel 4.17 Hasil Tabulasi Silang Antara Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Pada Ibu Hamil Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan Pengetahuan
Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
65
BAB V
PEMBAHASAN
ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat. Hal ini pula sesuai
dengan hasil wawancara peneliti dimana didapatkan bahwa walaupun dengan
kesibukan pekerjaan setiap hari, ibu hamil selalu meluangkan waktu untuk
melakukan konsultasi kehamilan ke pelayanan kesehatan terdekat seperti
Puskesmas. Pekerjaan juga berkaitan dengan pengalaman ibu tersebut dimana dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat
(Notoatmodjo, 2019). Menurut pendapat peneliti bahwa informasi yang didapat dari
tempat bekerja mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemilihan
penolong persalinan yang tepat.
Notoatmodjo (2019), mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu
maupun anggota keluarga dalam hal ini memilih penolong persalinan yang tepat
maka akan semakin baik pula perilaku dalam bertindak. Pengetahuan merupakan
pengalaman dimana dengan pengalaman ibu maupun anggota keluarga tentang
penolong persalinan maka akan merubah persepsi dan menambah informasi tentang
pemilihan penolong persalinan yang tepat. Selain itu ibu hamil yang memiliki
pengetahuan baik, cenderung berminat dalam menggunakan pelayanan kesehatan
dalam melakukan ANC sampai pada ibu hamil melahirkan dimana pengetahuan
adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan juga dapat membentuk suatu keyakinan tersebut.
Menurut pendapat peneliti bahwa perlunya informasi yang lebih baik yang
harus diberikan kepada ibu hamil tentang proses persalinan sehingga dengan
demikian ibu hamil mampu mengetahui tentang bahaya dan dampak yang akan
terjadi apabila persalinan ditolong oleh dukun. Sehingga dengan demikian pula
permberian informasi yang tepat dapat diberikan kepada ibu hamil melalui
penyuluhan dan atau pada saat ibu hamil melakukan ANC di pelayanan kesehatan
sehingga dengan pemberian informasi tersebut mampu menambah wawasan ibu
hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat.
B. Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
69
perilakunya akan semakin baik dalam memilih penolong persalinan seperti tenaga
kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pendidikan dengan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh
responden dengan tingkat Pendidikan SMA sebanyak 19 (86%) responden dalam
kategori Dekat. Hal ini menunjukan bahwa dengan pendidikan ibu hamil yang
tinggi maka akan selalu memilih penolong persalinan seperti tenaga kesehatan
didukung pula dengan jarak tempuh fasilitas kesehatan yang dekat, dimana apabila
ibu hamil merasakan tanda-tanda persalinan maka anggkota keluarga akan segera
mengantarkan ibu hamil ke pelayanan kesehatan.
Notoatmodjo (2019), menjelaskan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi
proses belajar seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mudah
dalam menerima informasi yang ada. Semakin banyak informasi yang didapat maka
semakin banyak pengetahuan yang didapat terrmasuk informasi kesehatan. Menurut
pendapat peneliti bahwa semakin tinggi pendidikan ibu dan jarak tempuh faskes
yang dekat maka akan memotivasi ibu untuk memilih penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pekerjaan dengan Jarak Tempuh Ke
Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa sebagian besar
responden bekerja sebagai Petani/IRT sebanyak 19 (73%) responden dalam
kategori Dekat. Hal ini menunjukan bahwa tempat bekerja ibu hamil dengan jarak
tempuh ke faskes sangat dekat sehingga ibu hamil selalu mengandalkan tenaga
kesehatan untuk menolong persalinan dibanding dengan dukun beranak. Hal ini
dilakukan oleh karena dari tempat bekerja juga didapatkan informasi terkait
pemilihan penolong persalinan yang tepat yang didapatkan oleh teman bekerja yang
memberikan informasi dan pengetahuan yang baik tentang pemilihan penolong
persalinan. Pekerjaan merupakan suatau aktivitas utama yang dilakukan oleh
71
manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap harinya (Adi, 2020). Menurut
pendapat peneliti bahwa pekerjaan ibu hamil sebagai pedagang/pengusaha mampu
menambah informasi tentang penolong persalinan yang tepat seperti tenaga
kesehatan dokter dan Bidan.
Manuaba (2019), mengatakan bahwa faktor jarak antara tempat tinggal dengan
fasilitas kesehatan, dimana dengan jarak yang begitu jauh dapat mempengaruhi
perilaku ibu dalam memilih penolong persalinan seperti halnya tenaga kesehatan
terutama Bidan dalam menolong persalinan, sehingga faktor jarak tersebut
menyebabkan perilaku ibu hanya memeriksakan kehamilannya ke dukun bersalin
setempat dengan pengeluaran biaya yang murah atau gratis.
35 Tahun sebanyak 35 (95%) responden dalam kategori Ya. Hal ini menunjukan
bahwa dengan usia ibu hamil yang semakin bertambah bahkan usia anggota
keluarga yang semakin matang sehingga pemilihan tempat penolong persalinan
seperti puskesmas sebagai salah satu alternatif bagi ibu hamil untuk melahirkan
ditempat pelayanan kesehatan dibandingkan dukun bayi. Hal ini juga sesuai dengan
hasil observasi peneliti dimana didapatkan bahwa semakin matangnya usia ibu
hamil maupun anggota keluarga dengan pengetahuan yang cukup mengenai
kesehatan ibu dan anak, ibu tahu dimana tempat melahirkan yang tepat untuknya.
Apabila memang termasuk risiko tinggi maka ibu akan melahirkan di rumah sakit.
Sama seperti pemeriksaan kehamilan, tingkat pengetahuan mempengaruhi
pemilihan tempat bersalin ibu namun tergantung dari kondisi ibu tersebut.
sesuatu yang belum tahu menjadi tahu. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi
antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan
proses perubahan pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.
Menurut pendapat peneliti bahwa pengalaman melahirkan sebelumnya yang
ditolong oleh tenaga profesional atau tenaga kesehatan sehingga memotivasi ibu
hamil untuk melahirkan dan ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Pekerjaan dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi
Nusa Tenggara Timur diketahui bahwa hampir seluruh responden bekerja sebagai
Pedagang sebanyak 21 (91%) responden dalam kategori Ya. Hal ini menunjukan
bahwa dengan pekerjaan ibu hamil sebagai pedagang diman ibu selalu menabung
untuk proses persalinan nantinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
setelah persalinan. Adi (2020), mengatakan bahwa pekerjaan merupakan aktivitas
utama yang dilakukan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang dilakukan dengan baik dan benar. Pekerjaan juga berkaitan dengan
pendapatan dimana pendapatan merupakan salah satu karakteristik yang
mendukung ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan seperti pemilihan penolong persalinan.
Penolong persalinan adalah orang-orang yang biasa memeriksa wanita hamil
atau memberikan pertolongan selama persalinan dan nifas. Tenaga yang dapat
memberikan pertolongan selama persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tenaga kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal yaitu dokter spesialis,
dokter umum, bidan, dan perawat bidan) dan bukan tenaga kesehatan yaitudukun
bayi (Prawirohardjo, 2019).
Menurut pendapat peneliti bahwa pemberian informasi yang tepat kepada ibu
hamil tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat dapat dilakukan atau
ditingkatkan melalui penyuluhan yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan
khususnya Bidan sehingga dengan pengetahuan yang diberikan dapat menambah
74
wawasan ibu hamil dalam menentukan pilihannya dalam persalinan. Disamping itu
pula dukungan suami sangat dibutuhkan ibu hamil agar dapat menambah rasa
optimis dalam memilih penolong persalinan yang tepat seperti halnya dibantu oleh
tenaga kesehatan.
D. Hubungan Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan
Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan Pengetahuan
Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil Tabulasi silang antara pengetahuan ibu hamil
dengan pemilihan penolong persalinan diketahui seluruh responden yaitu sebanyak
45 (100%) responden dalam kategori baik sehingga dapat memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan). Hasil
tabulasi silang antara jarak tempuh ke fasilitas kesehatan pada ibu hamil dengan
pemilihan penolong persalinan diketahui hampir seluruh responden yaitu sebanyak
41 (93%) responden dalam kategori dekat sehingga dapat memilih penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan).
Hasil penelitian juga diketahui bahwa sebanyak 3 (6%) ibu hamil memiliki
pengetahuan dalam kategori baik terhadap pemilihan penolong persalinan akan
tetapi tidak memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis,
dokter umum, bidan). Hal ini disebabkan oleh karena faktor budaya setempat yang
masih mempercayai dukun bersalin dalam membantu persalinan. Selain itu suami
dan keluarga tidak mendukung ibu untuk bersalin di pelayanan kesehatan oleh
karena persepsi keluarga bahwa akan mengeluarkan biaya yang banyak bahkan
anggota keluarga tidak memiliki kartu jaminan kesehatan nasional. Selain itu pula
ketiga ibu tersebut memiliki jarak tempuh faskes yang sangat jauh dimana harus
75
melewati pengunungan yang memakan waktu 1-2 hari dengan berjalan kaki, oleh
karena tidak ada sarana transportasi yang mencapai kampung tersebut.
Peneliti juga ketika melakukan kunjungan ke wilayah tersebut harus melewati
jalan yang rusak, jurang ditepi pegunungan untuk dapat menuju ke kampung
tersebut. Dengan demikian walaupun pengetahuan ibu tersebut dalam kategori baik
akan tetapi beberapa faktor tersebut menjadi alasan ibu tidak memilih bersalin
ditolong oleh tenaga kesehatan. Selain itu pula 1 (13%) ibu hamil memiliki
pengetahuan tidak baik akan tetapi memilih bersalin di tolong oleh Bidan. Hal ini
dikarenakan adanya dukungan dan informasi yang diperoleh dari suami, keluarga,
tenaga kesehatan yang selalu memberikan penjelasan yang maksimal kepada ibu
hamil saat memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas, sehingga walaupun dengan
pengetahuan yang tidak baik oleh karena rendahnya pendidikan ibu, akan tetapi
dengan adanya dukungan dan informasi tersebut dapat meningkatan motivasi ibu
untuk bersalin di pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian kecil ibu hamil sebanyak 3
(7%) responden memiliki jarak tempuh dalam kategori dekat dengan puskesmas
akan tetapi tidak memilih persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini didukung
dengan kebiasaan masyarakat yang masih mempercayai dukun beranak dalam
membantu persalinan di wilayah tersebut. Hal ini pula dilakukan oleh tradisi turun
temurun yang masih dilakukan hingga saat ini, sehingga ketika ibu hamil memiliki
tanda-tanda untuk bersalin maka anggota keluarga segera memanggil dukun untuk
membantu proses persalinan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan
diantaranya pengetahuan dan perilaku ibu hamil. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu (Notoatmodjo, 2017). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik,
cenderung lebih memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan
Rumah Sakit sebagai tempat bersalin yang aman. Begitupun sebaliknya, dimana
kurangnya pengetahuan ibu hamil maka akan berdampak pada perilaku ibu tidak
76
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian ada hubungan
Pengetahuan Dan Jarak Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan
Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
77agar dapat memberikan dan menambah
Hasil penelitian ini diharapkan
wawasan bagi peneliti dan menerapkan ilmu dan memberikan solusi mengenai
“Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak
Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur”.
2. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi evaluasi/penilaian kerja
terhadap pemegang program PWS-KIA dan Bidan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Maliang agar dapat optimal dalam pemilihan tenaga penolong
persalinan. Selain itu sebaiknya sebelum Bidan ditugaskan dimana perlu
pembekalan pengetahuan budaya kepada Bidan melalui orientasi Puskesmas
sebelum melaksanakan tugas di masyarakat. Kepala Puskesmas juga harus
80
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz, Alimul Hidayat. 2017. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Penerbit. Salemba Medika.
DepKes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2021 : Menuju Indonesia Sehat 2020.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Eka Puspita, Anik Maryunani. 2020. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Jakarta : CV. Trans Info Media, 2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2016. Konsep Dasar Pengetahuan. Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Mandriawati, 2017. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
Pangemenan, Relik Diana Parenden, Kandau, 2020. Analisis Keputusan Ibu Memilih
Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kabila Bone. Jurnal, 2020.
Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2017. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Prawiroharjo, Sarwono. 2017. Ilmu kebidanan. (Edisi IV). Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Mar’at, 2019. Sikap, Perilaku Manusia Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2019) p. 10.
83
Saifuddin dkk, Abdul Bari. 2017. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. 2018. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC.
Jakarta.
Sodikin, Ova Emilia, Koentjoro, 2020. Determinan Perilaku Suami yang Mempengaruhi
Pilihan Penolong Persalinan Bagi Istri. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25,
No. 1, Maret, 2020.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Edisi Revisi).
Bandung : CV. Alfabeta.
Sulistyawati, Ari. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika.
Jakarta.
Syarief dan Nilakesuma, 2020. Faktor Predisposi Dalam Pemilihan Tenaga Penolong
Persalinan di Kabupaten Solok Selatan. Skripsi : Mercubaktijaya Padang, 2020.
Timyan Judith, 2020. Peningkatan Akses dan. Kualitas Pelayanan. Jogjakarta : Gadjah
Mada University Press.
Winkjosastro, 2017. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
84
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
INFORMED CONSENT
89
Kepada Yth
Ibu yang menjadi responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yeni Lestari Sari Ola
NIM : 2141A0204
Judul : Pemilihan Penolong Persalinan Di Tinjau Dari Pengetahuan Dan Jarak Tempuh
Ke Fasilitas Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Lampiran 7
Dekat = ≤ 100 m
Jauh = ≥ 100 m
Lampiran 8
Kuesioner
Petunjuk Pengisian
- Kesediaan ibu untuk mengisi dan menjawab kuesioner ini merupakan suatu
kehormatan bagi saya. Oleh karena itu, isilah dengan memberikan tanda silang (√)
pada jawaban yang menurut ibu yang paling benar dan tepat. Jawaban ibu akan
terjaga kerahasiaannya.
A. Data Umum
No. Responden : …………………
Tanggal Pengisian : …………………
1. Usia
≤ 25 Tahun
25-35 Tahun
≥ 35 Tahun
2. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Diploma/PT
3. Pekerjaan
Petani/IRT
Pengusaha/Berdagang/Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/POLRI)
93
B. Data Khusus
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar
janin dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar
2 Penolong persalinan adalah orang-orang yang biasa
memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan
selama persalinan dan setelah persalinan
3 Tenaga yang dapat memberikan pertolongan selama
persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga
kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal
yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan) dan bukan
tenaga kesehatan yaitu dukun bayi
4 Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong
persalinan adalah dokter umum, bidan, dan serta dokter
kebidanan dan kandungan
5 Tahapan persalinan ada 4 yaitu kala I, kala II, kala III dan
kala IV
6 Ibu hamil yang pengetahuan baik akan mengambil
keputusan untuk melahirkan di tempat penolong
persalinan yang tepat seperti Rumah Sakit/Puskesmas
7 Persalinan yang masih di tangani oleh dukun yang
menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian
ibu
8 Setiap penolong persalinan harus selalu berhati-hati dan
mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi
penyulit yang mungkin terjadi
9 Salah satu tanda persalinan adalah rasa sakit oleh adanya
his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur bahkan
keluar lendir bercampur darah
10 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik akan
memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan sampai pada ibu hamil
melahirkan
94
Dekat = ≤ 1000 m
Jauh = ≥ 1000 m
3. Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Maliang Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Lampiran 9
A. Data Umum
B. Data Khusus
1. Pengetahuan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Maliang
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah % Kategori
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
5 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5 50 Kurang
6 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4 40 Kurang
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
11 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 Kurang
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
13 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
23 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang
24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
27 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
32 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60 Cukup
33 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 60 Cukup
34 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
35 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
36 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40 Kurang
37 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
38 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
41 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
42 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
43 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
98
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah % Kategori
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
45 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup
46 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
48 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
49 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
50 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
51 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
53 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
54 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Baik
55 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 Cukup
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik
57 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
58 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik
59 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Baik
99
Jarak Tempuh Ke
No. Responden Fasilitas Kesehatan Kategori
1 1 Dekat
2 1 Dekat
3 1 Dekat
4 1 Dekat
5 2 Jauh
6 1 Dekat
7 1 Dekat
8 2 Jauh
9 1 Dekat
10 1 Dekat
11 2 Jauh
12 1 Dekat
13 2 Jauh
14 1 Dekat
15 2 Jauh
16 2 Jauh
17 1 Dekat
18 1 Dekat
19 1 Dekat
20 1 Dekat
21 1 Dekat
22 1 Dekat
23 2 Jauh
24 1 Dekat
25 1 Dekat
26 1 Dekat
27 2 Jauh
28 1 Dekat
29 1 Dekat
30 2 Jauh
31 1 Dekat
32 1 Dekat
33 2 Jauh
34 1 Dekat
35 1 Dekat
36 2 Jauh
37 1 Dekat
38 1 Dekat
39 1 Dekat
40 1 Dekat
41 1 Dekat
42 2 Jauh
43 1 Dekat
100
Jarak Tempuh Ke
No. Responden Fasilitas Kesehatan Kategori
44 2 Jauh
45 1 Dekat
46 1 Dekat
47 1 Dekat
48 1 Dekat
49 1 Dekat
50 2 Jauh
51 1 Dekat
52 1 Dekat
53 1 Dekat
54 1 Dekat
55 1 Dekat
56 2 Jauh
57 1 Dekat
58 1 Dekat
59 1 Dekat
101
Pemilihan Penolong
No. Responden Persalinan Kategori
1 1 Ya
2 1 Ya
3 1 Ya
4 1 Ya
5 0 Tidak
6 0 Tidak
7 1 Ya
8 1 Ya
9 1 Ya
10 1 Ya
11 0 Tidak
12 1 Ya
13 0 Tidak
14 1 Ya
15 1 Ya
16 1 Ya
17 1 Ya
18 1 Ya
19 1 Ya
20 1 Ya
21 1 Ya
22 1 Ya
23 0 Tidak
24 1 Ya
25 1 Ya
26 1 Ya
27 0 Tidak
28 1 Ya
29 1 Ya
30 1 Ya
31 1 Ya
32 1 Ya
33 0 Tidak
34 1 Ya
35 1 Ya
36 0 Tidak
37 1 Ya
38 1 Ya
39 1 Ya
40 1 Ya
41 1 Ya
42 1 Ya
102
Pemilihan Penolong
No. Responden Persalinan Kategori
43 1 Ya
44 1 Ya
45 0 Tidak
46 1 Ya
47 1 Ya
48 1 Ya
49 1 Ya
50 1 Ya
51 1 Ya
52 1 Ya
53 1 Ya
54 1 Ya
55 0 Tidak
56 1 Ya
57 1 Ya
58 1 Ya
59 1 Ya
103
Lampiran 10
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
PemilihanPenolongPersalinan * Pengetahuan
Crosstab
Count
Pengetahuan Total
PemilihanPenolongPersalina .00 5 5 0 10
n 1.00 0 4 45 49
Total 5 9 45 59
Chi-Square Tests
PemilihanPenolongPersalinan * JarakFaskes
Crosstab
Count
JarakFaskes Total
1.00 2.00
PemilihanPenolongPersalina .00 3 7 10
n 1.00 41 8 49
Total 44 15 59
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.54.
b. Computed only for a 2x2 table
105
Lampiran 11