I GIIPI00IA0
DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI KB DI BPM NY.SISMIARTI
BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI
Oleh :
RINA ISTYIANI
NIM.2082B0071
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
Dosen pembimbing
Mengetahui,
ketua prodi profesi bidan
IIK STRADA Indonesia Kediri
Miftakhur Rohmah.,SST.,Bd.,M,Keb
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan pada remaja dan pra nikah ini
Akhimya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
STRADA INDONESIA
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................. i
Lembar Persetujuan........................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.3.1. TujuanUmum……………………………………………….. 4
iv
BAB III: KERANGKA KONSEP........................................................... 218
v
DAFTAR TABEL
HALAMAN
vi
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kehamilannya dan dapat mengakibatkan kesakitan dan kematian ibu dan janin
(Marmi, 2014).
nifas, neonatus dan keluarga berencana. Asuhan ini diberikan bertujuan untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian bagi ibu dan bayi. Asuhan
kehamilan dapat segera teratasi dan tidak mengancam keselamatan ibu dan
ibu berlanjut pada pada masa nifas, hingga ibu memilih alat kontrasepsi
Agar proses proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak
1
pemeriksaan kehamilan secara teratur kepetugas kesehatan, melakukan
0-12 minggu). Pada trimester kedua minimal 1 kali (usia kehamilan 12-28
lahir) (Kemenkes,2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Indonesia masih cukup tinggi dan
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya
yang selanjutnya disingkat TPB adalah dokumen yang memuat tujuan dan
2
sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030. Peta Jalan Nasional TPB
dalam pencapaian TPB tahun 2017 hingga tahun 2030 yang sesuai dengan
merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran
bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara
Berdasarkan jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Indonesia dari tahun
2015 sampai 2017 mengalami penurunan. Angka kematian ibu turun dari
4.999 pada tahun 2015 menjadi 4.912 pada tahun 2016, dan pada tahun 2017
Republik Indonesia,2017).
Menurut MDG’s tahun 2015, target untuk AKI sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2015, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,6%
untuk AKI sebesar 305% per 100.000 kelahiran hidup tetapi pada tahun 2016,
AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00% per 100.000 kelahiran hidup.
3
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang mencapai
1.3 Tujuan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan ibu KB.
kediri 2021.
kediri 2021.
4
5. Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “I” P20002 dengan
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
3. Bagi Profesi
Hasil laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan informasi bidan
5
4. Bagi lahan praktek
5. Bagi Masyarakat
kediri 2021.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar/Teori Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis.
Perubahan fisiologis diantaranya perubahan organ reproduksi, sistem
kardiovaskuler, pernafasan, ginjal, integumen, mukuloskeletal,
neurologi, pencernaan, dan endokrin. Perubahan psikologis
merupakan respon emosional yang terjadi akibat perubahan organ
tubuh dan peningkatan tanggung jawab menghadapi kehamilan dan
masa perawatan anak selanjutnya.
2.1.2 Kehamilan Trimester II dan III
a) Uterus
7
c) Vagina dan penerium
8
i) Kenaikan Berat Badan
e) Lipido meningkat.
i) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
a) Sakit Pinggang
9
panggul.
c) Haemorhoid (Wasir)
Pada ibu hamil muda sudah biasa terjadi. Sakit kepala bisa
hilang dan berkurang pada pertegahan masa kehamilan.Pada
trimester III dapat dijadikan sebagai tanda gejala preeklamsi
berat.
e) Sesak nafas
10
Penurunan arus balik tersebut mengakibatkan adanya
akumulasi cairan di bagian bawah tubuh apalagi jika wanita
hamil berdiri dalam waktu lama. Selain itu, pada masa
kehamilan juga terjadi penurunan tekanan osmotik koloid
interstisial akibat dari meningkatnya volume cairan ekstrasel.
Dengan adanya penurunan tekanan osmotik interstisial, maka
osmosis akan lebih mudah terjadi menuju ke daerah
interstisial. Hal ini yang kemudian menyebabkan terjadinya
edema yang umumnya terjadi pada tahap akhir kehamilan.
Penatalaksanaan kehamilan dengan pembengkkan yang
normal dapat dilakukan memilih alas kaki yang nyaman
dengan alas kaki bersol datar, mengurangi pekerjaan yang
berat, mengurangi duduk yang terlalu lama, melakukan
pemijatan pada kaki secara lembut agar melancarkan
peredaran darah,berbaring diatas kasur atau sofa yang nyaman
dengan posisi kaki lebih tinggi dari bagian atas tubuh, lebih
sering menggerakkan pergelangan kaki dengan gerakan
memutar. Melakukan relaksasi di pagi hari, melakukan senam
hamil, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
protein serta mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak.
6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil pada trimester II dan trimester III
a) Kebutuhan Fisik
1) Diet makanan
11
besar.
2) Kebutuhan Energi
a) Protein
3) Obat-Obatan
12
4) Senam Hamil
8) Eliminasi
13
kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormone.
9) Seksual
b) Pendarahan pervaginam.
b) Kebutuhan psikologis
14
kandung akibat kelahiran anak berikutnya.biasanya terjadi
pada anak yang usia 2-3 tahun.
2. Dukungan Keluarga
Indeks massa tubuh adalah alat atau suatu cara yang sederhana
untuk mengetahui status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Rumus IMT: berat badan / (tinggi badan x tinggi badan)
Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh
15
Obsitas >29 <7
Gemeli - 16 – 20,5
Keterangan : D : diastolik
S : sistolik
Roll Over Test adalah tes tekanan darah dimana nilai positif
dinyatakan jika terjadi peningkatan 20 mmHg saat pasien
melakukan Roll Over.
Cara melakukan ROT :
a. Penderita tidur miring ke kiri kemudian tekanan darah
dihintung dan dicatat.
16
d. Positif apabila selisih diastolik antara berbaring miring dan
terlentang 20 mmHg atau lebih.
4. Doppler Velocimetry
17
klinik maupun puskesmas. Senam hamil adalah satu cara untuk
meningkatkan kebugaran tubuh ibu hamil sekalipun senam hamil sudah
banyak dikenal oleh ibu hamil, namun keikutsertaan ibu mengikuti
senam hamil masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti tidak adanya dukungan suami, kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat senam hamil
Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam
hamil. Gerakan senam hamil sesuai dengan banyaknya perubahan fisik
seperti pada organ genital, perut yang tambah besar, dan sebagainya.
Dengan melakukan senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat
menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal
Senam hamil adalah latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Senam
hamil terbukti baik bagi ibu maupun janin selama dilakukan dengan tepat
dan tidak ada kondisi lain yang membahayakan
Ibu yang telah mengikuti senam hamil secara teratur jauh lebih
sehat bugar dan percaya diri, sedangkan ibu yang tidak mengikuti senam
hamil terlihat lelah sering cemas dalam menanti kelahiran. Mudah sesak
sering kram pada tangan dan kaki, kaki bengkak dan sebagainya, ibu
yang selalu rutin mengikuti senam hamil pasti sudah mengerti tentang
teknik pernafasan.
Senam hamil bukan hanya berkontraksi pada kelenturan otot-otot
tubuh saja, tetapi ada latihan untuk perawatan payudara, agar produksi air
susu ibu (ASI) mencukupi. Wanita hamil sangat penting untuk
mempersiapkan mental selama kehamilannyadalam menghadapi proses
persalinan yang akan dialami nanti, selama mengikuti khursus senam
hamil di Rumah Sakit atau klinik bersalin ibu hamil dapat
mengemukakan keluhan-keluhan ibu hamil kepada instruktur atau bidan
yang kemudian akan memecahkan masalah tersebut.
Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian masyarakat, dan
banyak rumah sakit melaksanakan kegiatan senam hamil untuk kesehatan
18
rohani dan jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut
menghadapi persalinan.Rasa takut dan kurang percaya diri menghadapi
persalinan sering menderita kesakitan saat semua kekuatan diperlukan
untuk mendorong janin lahir, terutama bagi wanita yang untuk pertama
kali bersalin. Melalui senam hamil serta latihan untuk mengkoordinasikan
semua kekuatan saat persalinan diharapkan secara normal, tidak terlalu
takut, akan mengurangi rasa sakit dan mempunyai kepercayaan diri yang
tetap mantap.
19
(nonpatologis), hiperventilasi (nonpatologis), kesemutan, kaki bengkak
dan sindrom hipotensi telentang (Lestari, 2018).
A. Pengertian Persalinan
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2018).
yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
B. Klasifikasi
Ada dua klasifikasi peralinan, yaitu berdasarkan cara dan usia kehamilan.
(LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat – alat, serta
20
tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam.
b. Persalinan buatan
c. Persalinan Anjuran
a. Abortus (keguguran)
minggu.
b. Partus prematur
1) Hipertensi esensial
2) Solusio plasenta
3) Plasenta previa
4) Sifilis
5) Preeklampsi
21
6) Gemeli
7) Kelainan kongenital
8) Bakteriuria
masih lemah.
lengkap
c. Persalinan Imaturus
f. Partus presipitatus
22
Adalah partus yang berlangsung sangat cepat.
C. Etiologi
4. Teori Oxcytosin
(Rustam Mochtar,2011 )
23
1) Kontraksi Braxton Hicks.
4) Durasinya pendek.
(Rustam Mochtar,2011 )
2. Tanda-tanda Persalinan
makin besar.
24
4) Jika pasien menambah aktivitas, misalnya dengan
pecah.
c. Pengeluaran cairan
1. Power (tenaga)
25
observasi pada ibu bersalin, hal-hal yang harus diperhatikan
b. Tenaga mengejan
janin dan placenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan
lahir ) :
bawah simfisis.
26
c. Bidang Hodge III : sejajar dengan PAP melewati Spina
ischiadika.
coccygeus
a. Janin
dilahirkan.
b. Plasenta
1) Struktur Plasenta:
2) Fungsi Plasenta:
27
b) Ekskresi hormone
3) Tali Pusat
5) Air Ketuban
6) Fungsi Amnion:
28
d) Menahan tekanan uterus.
1. Pengertian Partograf
( JNPK-KR, 2007 ).
( Sarwono, 2008 ).
2. Tujuan
29
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
( JNPK-KR, 2008 )
b. janin tunggal
d. presentasi kepala
a. Kemajuan persalian:
1) Pembukaan serviks
3) Kontraksi uterus
b. Keadaan janin:
1) DJJ
c. Keadaan ibu:
30
Mencatat temuan pada partograf :
pecah ketuban.
1) DJJ
31
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
mekonium
kering ”)
bersentuhan.
32
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
G. Kala Persalinan
Sulistyawati, 2010 )
atas 3 subfase :
menjadi 4 cm
33
Sistolik rata – rata naik 10 – 20 mmHg, diastolic 5 – 10
b. Metabolisme
hilang.
c. Suhu tubuh
setelah persalinan.
d. Detak jantung
e. Pernafasan
menyebabkan alkalosis.
34
f. Perubahan gastrointrointestinal motilitas lambung
1) Uterus
2) Serviks
35
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi
anus membuka.
4) Ekspulsi janin
janin sudah tidak masuk lagi diluar his. Dengan his serta
5) Tekanan darah
II adalah 10 mmHg.
6) Metabolisme
36
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II
7) Denyut nadi
8) Suhu
adalah 0,5 – 10 C.
9) Pernafasan
37
mekanisme persalinan normal adalah pergerakan kepala
14) Fleksi
38
15) Putar paksi dalam
17) Restitusi
39
panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam arah
lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari
lapisan Nitabusch.
fundus uterus.
(Ari Sulistyawati,2010)
4. Kala IV (Observasi)
40
Dimulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV
pernafasan
c. Kontraksi uterus
(Ari Sulistyawati,2010 )
menginginkan cairan.
2. Akses Intrvena
41
tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin
4. Eliminasi
dapat terpenuhi.
dan meyakinkan pasien bahwa dia tidak perlu merasa risih atau
c. Kebersihan tubuh
his terutama pada primipara. Namun bagi pasien yang lain akan
42
d. Istirahat
waktu.
e. Kehadiran pendamping
proses bersalin. .
5. Water birthing
lain :
43
Keuntungan : Posisi ini membuat ibu merasa nyaman
alur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bisa keluar lebih
persalinannya lama.
2. Lateral ( miring )
terjadinya laserasi.
44
nyeri. Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat
untuk menahan kepala dan tubuh bayi. Dokter atau bidan pun
4. Merangkak
5. Menungging
6. Berjalan-jalan
45
Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat menjadi lelah.
plasenta ) meliputi :
Penanganan :
kelahiran bayi
dengan cara:
46
1) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas
47
7) Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan,
pascabersalin.
pertama
pelepasan plasenta
48
robekan perineum dan vagina. Laserasi
a) Derajat satu
b) Derajat Dua
c) Derajat Tiga
d) Derajat Empat
depan rektum.
K. Penatalaksanaan Kala IV
persalinan:
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-
49
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan
jam kedua.
dan kering.
berkontraksi.
8. Jika ibu perlu kekamar mandi, ibu boleh bangun pastikan ibu
pascapersalinan.
2.3 Nifas
1. Tinjauan Teori
a) Nifas
50
Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil,berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2019).
1) Perubahan uterus
Tabel 2.1 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
51
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
2) Lochea
b. Lochea Sanguinolenta
c. Lochea Serosa
52
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d. Lochea Alba
e. Lochea Purulenta
f. Locheohosis
a. Vagina
b. Perlukaan vagina
53
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir
terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa,
kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran
yang lebih besar dan pada sirkumfarensia suboksipito
bregmatika.
54
6) Perubahan tanda-tanda vital
a. Suhu badan
b. Denyut nadi
c. Tekanan darah
d. Respirasi
55
Perubahn peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru
lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan
dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut (Suherni,
Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2019).
1) Fase taking in
3) Fase letting go
56
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
1) Gizi
57
Kalori 2000 kalori 3000 kalori 800 kalori
Ferrum 12 mg 5 mg 5 mg
2) Ambulasi
58
mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi,
trombosis vena puerperalis, dan emboli perinorthi. Di samping itu, ibu
merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu
harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur.
Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini
biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah
melahirkan. (Bahiyatun, 2009).
59
b. Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan
perdarahan.
c. Depresi.
5) Senam Nifas
2. LAKTASI
60
1. Pengertian laktasi
61
yang dinamakan oksitosin, yang membuat sel-sel otot di sekitar
alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju puting
payudara. Jadi, semakin bayi menghisap, maka semakin
banyak air susu yang dihasilkan (Dwi Sunar, 2005).
3. Manfaat ASI
f. Dengan menyusui maka akan terjadi rasa sayang antara ibu dan
bayi.
62
bnya:
b. Payudara
bengkak
Penyebab
nya:
C. PERAWATAN PAYUDARA
63
mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar
pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan dan
kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar
tidak mudah terkena infeksi. Adapun langkah-langkah dalam
perawatan payudara (Anggraini Y., 2010):
1. Pengurutan Payudara
64
Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan
lain mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke
putting susu. Langkah gerakan 20-30 kali.
d. Pengompresan
2) 2 buah waslap.
Caranya:
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2
menit, kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit.
Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan
kompres air hangat. Menganjurkan ibu untuk memakai BH
khusus untuk menyusui.
3. Perawatan puting susu
65
minyak pada ibu jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada
putting susu dengan gerakan memutar dan ditarik-tarik selama
30 kali putaran untuk kedua putting susu.
1. Pengertian nifas
66
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu (Saleha, 2009).
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas
(puerperium) masa yang berlangsung sekitar 6 minggu yang
dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
a. Tahapan masa nifas
67
Menurut Widianti dan Proverawati (2010), senam nifas
adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah
melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan
kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah
timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian
punggung, dasar panggul dan perut.
3. Tujuan senam nifas
68
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-
bagian tersebut ke bentuk normal
69
dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit
(Marmi, 2012).
7. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas
d. Timbul varises
70
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas
perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui
hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian
keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk
membantu mengosongkan paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-
10 kali hitungan.
b. Hari kedua
71
dengan kaki dan tangan yang lain lakukan hingga 5-10 kali.
f. Hari keenam
72
Penurunan tinggi fundus uteri merupakan salah satu tanda
dari involusi uterus. Involusi uterus adalah kembalinya uterus
kepada keadaan sebelum hamil, baik dalam bentuk maupun posisi.
Involusi adalah perubahan retrogresif pada uterus yang
menyebabkan berkurangnya ukuran uterus. Selama proses
involusi, uterus menipis dan mengeluarkan lochea yang diganti
dengan endometrium baru. Involusi uterus melibatkan
pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta,
sebagaimana diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan
berat serta oleh warna dan banyaknya lochea (Bahiyatun, 2009).
Pada hari pertama TFU diatas simpisis pubis atau sekitar
12-14 cm. Hal ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm
setiap harinya, sehingga pada hari ketujuh TFU sekitar 5 cm dan
pada hari kesepuluh TFU tidak teraba di simpisis pubis. Ukuran
uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil
(Wulandari dan Handayani, 2011).
73
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus-menerus
dari uterus setelah mengeluarkan plasenta membuat uterus relatif
anemia dan menyebabkan serat otot atrofi.
12. Autolisis
74
c. Penentuan konsistensi uterus
75
yang sesuai dengan jenis kelamin dan usia. Status gizi
yang baik pada ibu nifas dengan status gizi baik akan
mampu menghindari serangan kuman sehingga tidak
terjadi infeksi dan mempercepat proses involusi uterus.
c. Senam nifas
76
terutama otot rahim dan perut. Setelah melahirkan, rahim tidak secara
cepat kembali ke seperti semula, tetapi melewati proses untuk
mengembalikan ke kondisi semula diperlukan suatu senam, yang
dikenal dengan senam nifas (Huliana dalam Sukaryati dan Maryunani,
2011).
Senam nifas merupakan serangkaian gerakan tubuh yang
dilakukan oleh ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk
memulihkan dan mempertahankan kekuatan otot yang berhubungan
dengan kehamilan dan persalinan. Latihan pada otot dasar panggul
akan merangsang serat-serat saraf pada otot uterus yaitu serat saraf
simpatis dan parasimpatis yang menuju ganglion cervicale dari
frankenhauser yang terletak di pangkal ligamentum sacro uterinum.
Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini akan menambah kekuatan
kontraksi uterus. Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus
yang kuat dan terus menerus dari latihan otot-otot tersebut maka akan
menambah kekuatan uterus dalam proses involusi sehingga penurunan
tinggi fundus uteri berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak
senam. Selain itu latihan otot perut akan menyebabkan ligamen dan
fasia yang menyokong uterus akan mengencang. Ligamentum
rotundum yang kendor akan kembali sehingga letak uterus yang
sebelumnya retrofleksi akan kembali pada posisi normal yaitu menjadi
antefleksi (Polden, 2007). Hal ini didukung oleh penelitian Kuswati
(2014) yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang kuat dan terus
menerus, akan lebih membantu kerja uterus dalam mengompresi
pembuluh darah dan proses hemostatis. Proses ini akan membantu
menurunkan tinggi fundus uteri. Hal ini karena salah satu manfaat
senam nifas adalah mempercepat involusi uterus yang dapat diukur
dari penurunan tinggi fundus uteri (Sukaryati dan Maryunani, 2011).
A. Pengertian BBL
77
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Yeyeh rukiyah & lia yulianti, 2010).
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram
cukup.
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
78
11. Kuku agak panjang dan lemas
15. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
16. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
dengan baik
19. Genetalia :
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan
glukosa.
79
1. Perubahan sistem pernafasan
80
Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit
atrium kanan.
a. Pengaturan suhu
pendingin udara)
81
4) Radiasi yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda – benda
c. Metabolisme glukosa
tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat
kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah
82
yang membantu membunuh organism e asing ( Yeyeh Rukiyah,
2010 ).
psikologis yang dalam diantara ibu dan anak. Setelah IMD dilanjutkan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga dua tahun.
ibunya, maka hormon stres akan meningkat 50%. Otomatis, hal itu akan
2007).
(verniks)
4. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi
di dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan
83
belum terjadi proses menyusu hingga 1 jam, biarkan bayi berada di
9. Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus diupayakan
10. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidah segera
pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak
dimandikan.
84
diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbanagn yang dingin
konduksi.
terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk
ruangan.
Reflek adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal, dibawah ini akan dijelaskan beberapa
85
penampilan dan perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya
1. Tonik neek reflek, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,
2. Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi
datangnya jari.
bayi.
tangisan.
tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada dasar maka bayi
seolah–olah berjalan.
8. Sucling yaitu areola putting susus tertekan gusi bayi, lidah, dan langit–
G. Penilaian
86
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu ) pastikan area
tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan
sepintas yaitu:
Skor 0 1 2
Interpretasi :
87
1. Jangan membungkus puting tali pusat atau perut bayi atau
b. Jika puting tali pusat kotor, bersihkan hati-hati dengan air DTT
88
4kali, yaitu pada usia 0, dan DPT + Hepatitis B pada 2, 3, 4 bulan usia
Jenis Tempat
Manfaat Waktu pemberian Catatan
Imunisasi pemberian
89
Regimen 3 kali Usia 0 bulan ( segera setelah
Tunggal bayi lahir )
Usia 1 bulan
Usia 6 bulan
Regimen 4 kali Usia 0 bulan ( segera setelah
Kombinasi bayi lahir )
Usia 2 bulan
Usia 3 bulan
Usia 4 bulan
Sumber : Buku Pedoman Imunisasi Di Indonesia-IDAI Edisi III, 2008
1. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
90
b. Telinga
abnormalitas ginjal.
c. Mata
d. Mulut
91
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus
e. Hidung
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernafas dengan
f. Leher
g. Dada
92
terlihat membesarkarena pengaruh hormon wanita dari ibu.
i. Perut
j. Kelamin
93
psedomenstruasi. Normalnya terdapat umbai himen. Pada bayi
dipermukaan dorsal.
normalnya ada.
l. Punggung
vertebra.
m. Kulit
2. Permeriksaan Antropometri
94
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala
Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang
mikrosefalus.
K. Kunjungan Neonatus
95
1. Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
2) Kejang
7) Merintih
12) Diare
14) Perdarahan
pengerasan kulit.
96
d. Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas
kesehatan.
dengan baik.
Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda bahaya pada bayinya.
A. Pengertian KB
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
sulistyawati, 2011 ).
anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah
97
2.5 Jenis-jenis KB
ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman
membutuhkan alat atau bahan kimia ( yang menjadi ciri khas metode
berkala, yaitu:
a. Metode Kalender
ejakulasi
Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel atau kertas
98
grafik. Suhu tubuh wanita pada saat istirahat ( suhu tubuh basal )
Martini, 2012 )
d. Meode Symthotermal
99
bentuk lender dan kapan masa subur berlalau diketahui dari
dapat ditarik lagi seperti benang, suhu tubuh harus lebih tinggi dari
bagian bawah ( di indung telur ) sebelah kiri atau kanan yang terjadi
tepat pada saat ovulasi dan bercak darah ( Yeti A. dan Martini, 2012
).
ejakulasi keluar dan jauh dari vagina. ( Yeti A. dan Martini, 2012 )
( plastic ), atau bahan sejenis yang kuat, tipis dan elastis. Benda
100
area yang terpanjang, menurut CDC kondom cenderung lebih efektif
dan HIV), dari pada mencegah penyakit yang ditularkan dari kulit.
Selaput kondom yang terbuat dari bahan alami sebagai alat untuk
b. Kontrasepsi Hormonal
1) Suntik
(a) Profil
reproduksi.
ASI.
(b) Jenis
101
(1) Depo Medroksoprogesteron Asetat ( Depoprovera ),
bokong ).
sulistyawati, 2012 )
(d) Efektifitas
(e) Keuntungan
102
(4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
pembekuan darah.
sampai perimenopouse.
kehamilan ektopik.
(f) Keterbatasan
( spotting ).
berikut.
103
(4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
HIV.
pemakaian.
jangka panjang.
104
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
tubektomi.
(8) Perokok.
esterogen.
Progestin.
penyebabnya.
terutama amenorea.
105
(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
(1) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak
hamil.
hubungan seksual.
sebelumnya.
106
suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan
seksual
107
setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima
mengganggu kesehatan.
dekta.
108
(4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang.
tersebut.
(5) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah
hormonal sebelumnya.
109
(1) Setiap terlambat haid harusdipikirkan adanya
kemungkinan kehamilan.
masa haid.
(a) Amenorea
2012 )
(b) Perdarahan
110
perdarahan, maka perlu dicari penyebab
terus dilanjutkan.
111
Keadaan Anjuran
a. Penyakit 1. Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
hati akut suntikan
(virus) 2. Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
b. Penyakit suntikan
jantung 3. Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
c. Stroke suntikan
Sumber: Ari Sulistyawati, 2012.
atau obat yang berbentu tablet berisi hormone estrogen dan atau
112
motilas tuba fallopi dan uterus.Yang digunakan
2) Mini Pil
Martini, 2012 ).
113
mencegah nidasi. Berfungsi untuk mencegah
Martini, 2012).
3) Implant
2012 )
a) Profil
2) Nyaman.
114
5) Kesuburuan segera kembali setelah implant dicabut.
b) Jenis Implan
1) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
tahun.
tahun.
115
resiko terjadinya kehamilan selama pemasangan IUD, kanal
2012).
Sulistyawati, 2012 ).
a. Vasektomi
116
cairan ejakulasi. Cairan semen di produk dalam vesika seminalis dan
Martini, 2012)
b. Tubektomi
2012 ).
a) Profil
mutlak diperlukan
b) Mekanisme Kerja
1) Minilaparotomi
2) Laparoskopi
117
(Yeti A. dan Martini, 2012)
samping itu dapat membuat klien lebih puas. Konseling yang baik juga akan
interaksi antara klien dan petugas karena dapat meninkatkan hubungan dan
informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada
saat pemberian pelayanan. Tehnik konseling yang baik dan informasi yang
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.
118
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
119
NIM : 2081B0071
a. Data Subyaktif
1) Identitas
kehamilannya.
3) Riwayat Kesehatan
120
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
dalam keluarga.
4) Riwayat Perkawinan
Status perkawinan
Kawin ke :1
121
5) Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
tidak bau
N Jenis Hidu
o Penyuli Peny Peny Menete
UK Persalina Penolong Umur JK BBL p/Mat
t ulit ulit ki
n i
do -
Bidan kte -
r -
9 -
- 16 L 3,500 -
bulan N H
- bulan gr -
Ny. I
-
-
1 Sismiarti -
-
2 37
H A M I L I N I
mgg
a) Trimester I
122
Jumlah/ Tempat ANC : 1x (di BPM Ny.Sismiarti, tanggal
25 september 2020)
Keluhan : Pusing
b) Trimester II
2021)
Keluhan : Mual
sehari)
sehari)
c) Trimester III
123
Keluhan : Nyeri pinggang, nyeri perut
sehari)
sehari)
sehari)
tanda-tanda persalinan,
persiapan persalinan.
Imunisasi TT : TT5
124
Ibu mengatakan bahagia dengan kehamilannya saat ini.
Pola
kehidupan Sebelum hamil Saat hamil
sehari-hari
1. Makan : 2x sehari 1. Makan : 3x sehari
komposisinya : komposisinya : nasi,
nasi, tempe, ikan tempe, ikan ,tahu,
,tahu, telur ayam, telur ayam, sayuran
Nutrisi sayuran hijau, papaya dan
2. Minum : 5-7gelas pisang
air putih setiap hari 2. Minum : 7-8 gelas
air putih setiap hari,
dan 1 gelas susu
1. BAB 1x sehari 1. BAB 1x sehari
Eliminasi
2. BAK 5-6x sehari 2. BAK 7-8x sehari
1. Siang 1-2 1. Siang 1-2 jam/hari
jam/hari 2. Malam 6-7
Istirahat
2. Malam 7-8 jam/hari
jam/hari
1. Ibu melakukan 1. Ibu melakukan
aktifitas pekerjaan pekerjaan rumah
rumah tangga tangga yang ringan
sendiri serta aktivitas
Aktivitas
berdiri dan miring
kanan-kiri serta
berjalan-jalan santai
dipagi hari
Personal 1. Mandi 2x sehari 1. Mandi 2x sehari
hygiene 2. Keramas 2. Keramas 3x/minggu
125
3x/minggu 3. Ganti CD 5-6x
3. Ganti CD 2x sehari sehari
Seksual 1. tidak dikaji 1. tidak dikaji
b. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,7C
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan antropometri
Lila : 25 cm
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 48 Kg
BB saat ini : 55 Kg
HPL : 18 – 05 – 2018
KSPR :2
2) Pemeriksaan Fisik
126
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat,
tidak kotor.
d) Gigi : Tidak ada caries gigi, tidaka da
berlubang.
e) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
benjolan abnormal
g) Abdomen : Tidak ada luka beka soperasi,
TFU Mc Donald : 29 cm
Leopold I : Teraba 2 jari diatas pusat, pada fundus
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian perut kanan ibu teraba
127
teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah teraba keras,
3) Pemeriksaan Penunjang
HB : 9,6 g/dL
2. ASSASMENT / DIAGNOSA
128
e) Menganjurkan ibu untuk makan-makan yang bergizi (sayur-
berat.
1 minggu.
129
4.2 Catatan Perkembangan
NIM : (2051B1020)
1. SUBJEKTIF
Ibu datang mengeluh nyeri perut bagian bawah, nyeri pada
130
2. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmetis
TTV :
TD : 110/70 Mmhg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8C
a. Pemeriksaan antropometri
Lila : 25 cm
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 48 Kg
BB saat ini : 55 Kg
HPL : 18 – 05 – 2021
2. Pemeriksaan Fisik
pucat.
n) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
tidak kotor.
p) Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada
131
berlubang.
q) Leher : Simetris, tidak ada pembesaran
jugularis
r) Payudara : Simetris, terdapat hiperpigmentasi
benjolan abnormal.
s) Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,
positif.
Hasil palpasi :
Mc Donald : TFU : 30 cm
(bokong).
Leopold II : Bagian perut kanan ibu teraba
132
sudah tidak dapat digoyangkan.
panggul (PAP)
Leopold IV : Divergen (4/5)
3. Pemeriksaan penunjang
HB :10,8 g/dL
3. ASSASMENT/DIAGNOSA
buah bit).
133
p) Menganjurkan ibu mengkonsumsi obat yang telah
kalk)
kepada ibu.
134
4.2.2 kunjungan ANC III
NIM : (1576620008)
1. SUBJEKTIF
2. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmetis
TTV :
TD : 110/70 Mmhg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,6C
135
Pemeriksaan antropometri
Lila : 25 cm
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 48 Kg
BB saat ini : 55 Kg
HPL : 18 – 05 – 2021
b. Pemeriksaan fisik
kotor.
4) Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada
berlubang.
5) Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
136
gerakan janin positif.
Hasil palpasi :
Mc Donald : TFU : 30 cm
melenting (bokong).
Leopold II : Bagian perut kanan ibu teraba memanjang,
janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah teraba keras, bulat,
varises
c. Pemeriksaan penunjang
HB : 9,9 g/dL
3. ASSAMENT / DIAGNOSA
137
Pada Ny “I” usia 26 tahun G1IP10001 UK 38 minggu T/H
setelah 1 minggu.
138
4.3 INTRA NATAL CARE (INC)
139
NIM :(2051B1020)
SUBJEKTIF
Mei 2021 jam 21.40 WIB, keluarga membawa ibu ke BPM Ny. Sismiarti
bercampur darah.
OBJEKTIF
4. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmetis
TTV :
TD : 120/80 Mmhg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
Pemeriksaan antropometri
BB sebelum hamil : 48 Kg
BB saat ini : 55 Kg
HPL : 18 – 05 – 2018
KSPR :2
5. Pemeriksaan Fisik
140
a. Muka : Normal, tidak ada odema, tidak pucat.
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
caries.
d. Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada
perdarahan gusi.
e. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
benjolan abnormal.
g. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,
Hasil palpasi :
melenting (bokong).
141
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba memanjang,
janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah teraba keras,
His : 3x10’.>45
darah.
VT : V/V lender dan darah, portio lunak,
menumbung.
i. Anus : Tidak ada haemoroid
j. Ektremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedem, tidak ada
142
1. Menjalin hubungan terapeutik antara bidan dan ibu sehingga terjalin rasa
perawatan.
keadaan baik.
3. Mengajarkan cara relaksasi yang benar saat ada kontraksi / his dengan
tenaga ibu meneran yaitu makan nasi, roti, minum air atau air gula.
5. Menganjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih ibu penuh karena
6. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar uterus tidak menekan vena
7. Melakukan observasi dan pencatatan his dan DJJ setiap 30 menit, TTV
143
4.3.2 Catatan perkembangan INC
NIM :(2051B1020)
SUBJEKTIF
144
Ibu mengatakan semakin kenceng-kenceng dan ingin meneran seperti
BAB.
OBJEKTIF
menumbung.
ASSASMENT/DIAGNOSA
145
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
perineum.
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah
146
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
14. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi nyaman, jika ibu belum
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5–6 cm,
jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian
kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4
jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang
kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap
perineum).
147
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa
steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
kesulitan
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
148
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi.
149
Nama Pengkaji :Rina Istiyani
NIM :(2051B1020)
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
tiba banyak, memanjangnya tali pusat saat diregangkan dengan klem yang
ASSASMENT/DIAGNOSA
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
150
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
yang tersedia.
NIM :(2051B1020)
151
Tempat Pengkajian : BPM Ny. Sismiarti
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 37 C
RR : 20 x/menit
Perdarahan : 250 cc
ASSASMENT/DIAGNOSA
perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
152
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
pervaginam.
menilai kontraksi.
dengan baik.
setelah di dekontaminasi.
sesuai.
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
153
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
Catatan perkembangan
00:35 WIB)
154
TTV : TD :120/80 mmHg N : 90 x/ menit
A : Ny. “I” usia 26 tahun p20002 1 jam post partum dengan HPP.
P: suntik oxitoksin 10 unit secara IM di bagian 1/3 paha kanan ibu bagian luar.
WIB)
155
Ny ”I” usia 26 tahunP20002 UK 38-39 minggu inpartu kala IV mengalami
HPP pukul 01.35 WIB, dan diberikan oxitoksin 10 unit secara IM di 1/3 pada
paha kanan ibu, dan pada infus ibu juga dilakukan drip oxitoksin 10 unit. Setelah
dilakukan pemberian oxitoksin pasien dirujuk ke RS. Ratih pada pukul 00:40
WIB, dan sampai pada pukul 00:55 WIB. Setelah tiba di RS Ratih, pasien dibawa
dilakukan pengecekan dan diketahui penyebab HPP adalah sisa plasenta (rest
Setelah dilakukan tindakan pasien di pindahkan diruang inap untuk ibu nifas pada
156
4.4 Catatan Perkembangan
Nim : 2051N1020
SUBYEKTIF
dan masih merasa nyeri pada bagian perut dan luka perinium.
157
OBYEKTIF
Kesadaran : Composmetis
TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,50C
RR : 20 x/menit
a. Muka : Normal, tidak ada odema, tidak pucat.
putih.
c. Mulut : Lembab, tidak ada stomatitis, lidah tidak
kotor.
d. Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan
gusi
e. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
abnormal.
g. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, linea nigra
158
masih basah, tidak ada pembesaran
kelenjar bartolini.
i. Ektremitas : Bentuk simetris, dan tidak ada oedem.
bawah/ atas
ASSASMENT/DIAGNOSA
keadaan baik.
bulan.
teratur.
159
7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karna
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila ada
keluhan.
NIM :2051B1020
Tempat : RS Ratih
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
RR : 44 x/menit
160
Suhu : 36,80C
Pemeriksaan antropometeri :
Panjang Badan : 52 cm
A–S : 8 -9
2 Pulse (frekuensinasi). 1 1
3 Grimace (reaksirangsangan). 1 2
4 Respiratory (pernafasan). 2 2
5 2 2
Jumlah 8 9
Pemeriksaan refleks
2. Pemeriksaan fisik
161
punggung.
Kepala : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada caput,
belum merapat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak
retraksi dada.
Abdomen : Bentuk datar, tali pusat basah, tali pusat tidak
162
4.4.2 Catatan Perkembangan PNC II
NIM :2051B1020
SUBYEKTIF
Ibu mengatakan dalam keadaan baik dan tidak ada keluhan dan
OBYEKTIF
Kesadaran : Composmetis
TD :100/70 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,70C
RR : 20 x/menit
a. Muka : Tidak ada odema, tidak pucat.
caries.
perdarahan gusi
e. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran
163
vena jugularis
f. Payudara : Bentuk simetris,
hiperpigmentasi areola
benjolan abnormal.
g. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,
kemih kosong.
h. Genetalia : Bersih, tidak ada varises,
masih basah.
i. Ektremitas : Bentuk simetris, tidak ada
164
3. Menganjurkan ibu untuk tidak tarak terhadap makanan dan
pembalut jika sedah merasa penuh atau setelah BAB atau BAK.
ASI.
kondisi tubuhnya
8. Menganjurkan ibu untuk periksa jika ada keluhan baik pada ibu dan
bayinya
NIM :2051B1020
SUBYEKTIF
165
Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan tali pusat bayi sudah lepas
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
N : 140 x/menit
S : 36,7C
RR : 40 x/menit
BB : 3300 gram PB : 52 cm
Likep : 33 cm Lida : 32 cm
Pemeriksaan refleks
2. Pemeriksaan fisik
pungung
Kepala : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada caput,
tanda infeks
166
Telinga : Bentuk simetris,tidak ada serumen,daun telinga
cuping hidung
Mulut : Bibir warna merah, bentuk simetris, mukosa
bibir lembab.
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid,
ASSASMENT/DIAGNOSA
167
b. Cara dan teknik menyusui yang benar
3) Satu tangan bayi diletakan dibelakang badan ibu dan yang satu
didepan
payudara
168
8) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting
169
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
Cara menyendawakan ::
SUBYEKTIF
Ibu mengatakan dalam keadaan baik dan tidak ada keluhan dan
OBYEKTIF
Kesadaran : Composmetis
TD :110/80 mmHg
N : 80 x/menit
170
S : 36,60C
RR : 20 x/menit
a. Muka : Tidak odema, tidak pucat
kotor.
d. Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan
gusi
bartolini.
i. Ektremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedem, tidak
171
2. Menganjurkan ibu untuk tidak tarak terhadap makanan dan
ASI.
kondisi tubuhnya
7. Menganjurkan ibu untuk periksa jika ada keluhan baik pada ibu dan
bayinya.
172
4.4.4 Catatan perkembangan BBL III
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
N: 139 x/menit
RR: 54 x/menit
S: 36,8 0C
Pemeriksaan refleks
173
Rooting : () Baik
2. Pemeriksaan fisik
tanda infeksi
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, daun telinga
cuping hidung
Mulut : Bibir warna merah, tidak ada labio skizie, tidak
174
PENATALAKSANAAN (Pukul : 16:20 tanggal 29 Mei 2021)
3. Memberi KIE pada ibu untuk mengusap ASI terlebih dahulu sebelum
disusukan. Agar jika mamae lecet sembuh dan saat menyusui bayi,
bayi
175
3.3.4. Catatan Perkembangan PNC IV
SUBYEKTIF
Ibu mengatakan dalam keadaan baik dan tidak ada keluhan, serta
OBYEKTIF
Kesadaran : Composmetis
TD :110/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,60C
RR : 20 x/menit
Muka : Normal, tidak ada odema, tidak pucat.
176
lividae, kandung kemih kosong.
Genetalia : Bersih, tidakadavarises, tidakadakondiloma,
bawah varises
ASSASMENT/DIAGNOSA
normal
ASI.
177
4.4.5 Catatan Pekembangan BBL IV
SUBYEKTIF
178
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
N : 137 x/menit
RR: 53 x/menit
S : 36,8 0C
Pemeriksaan refleks
2. Pemeriksaan fisik
tanda infeks
Telinga : Bentuk simetris,tidak ada serumen,daun telinga
hidung
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab.
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar
179
tyroid,kelenjar limfe dan vena jugularis
Dada : Bentuk simetis, putting sudah terbentuk,
ASSASMENT/DIAGNOSA
4. Memberi KIE pada ibu untuk mengusap ASI terlebih dahulu sebelum
disusukan. Agar jika mamae lecet sembuh dan saat menyusui bayi,
bayi
180
4.5 Catatan perkembangan
4.5.1 Kunjungan KB I
SUBYEKTIF
bayi keduanya.
OBYEKTIF
1. Pemerikasaan Umum
181
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmetis
N : 84 x/menit
S : 36,50C
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
kotor.
Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan
gusi
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
182
3. Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari
akan digunakan
4.5.2 Kunjungan KB II
SUBYEKTIF
kontrasepsinya
OBYEKTIF
1. Pemerikasaan Umum
Kesadaran : composmetis
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
183
S : 36,5C
2. Pemeriksaan fisik
pemasangan kb IUD.
184
c. Memakai sarung tangan steril dikedua tangan
Sekali lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan vagina
desinfektan.
Pelipatan ini dilakukan pada saat masih ada dalam kemasan atau
185
g. Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung
IUD tidak teraba lagi, serta untuk menempatkan benang IUD pada
186
j. Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada aseptor, apakah
cukup nyaman dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang
pemasangan IUD.
187
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan
Pada tanggal 19 April 2020 dilakukan kunjungan pertama pada Ny. “I”
bidan tahun 1998 Hb normal untuk ibu hamil adalah 11 gr%. Maka dengan
ibu 10,8 gr%. Sedangkan TFU menurut MC Donald pada usia 37 minggu
bidan tahun 1998 Hb normal untuk ibu hamil adalah 11 gr%. Maka dengan
Pada tanggal 02 Mei 2020 dilakukan kunjungan ketiga pada Ny.“I” usia
9,9 gr%. Sedangkan TFU menurut MC Donald pada usia 38 minggu adalah
188
penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan tahun
1998 Hb normal untuk ibu hamil adalah 11 gr%. Maka dengan demikian
untuk menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak
sebanyak 3 kali selama trimester III dan dari hasil pemeriksaan ibu
4.2 Persalinan
Menurut Harry Oxorn dan William R Forte tahun 2010 pada buku Ilmu
sampai 30 menit.
189
4. Kala IV : dari keluarnya plasenta sampai keadaan ibu post
mendekati 4cm.
menjadi 4 cm.
Menurut buku saku kebidanan dari EGC tahun 1598 menjelaskan bahwa
plasenta terdiri atas 10-40 kotiledon atau lobus, yang terbagi-bagi oleh
ketebalan1,5 – 3 cm. Berat rata-rata plasenta (tanpa tali pusat atau selaput
ketuban) adalah 480 135 gram (plasenta yang dilahirkan dengnan seksio
Namun, pada pemeriksaan Ny.”I” pada saat inpartu kala I multipara fase
aktif deselerasi berjalan 2 jam, dan plasenta lahir spotan dan tidak
190
4.3 Nifas
berat 50 gram.
Macam-macam lochea :
1. Lochea rubra keluar pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, serabut jaringan yang mati,
191
5. Lochea purulenta yang keluar cairan nanah berbau busuk.
Lochea : rubra (merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
(+/+), tidak ditemukan adanya bandungan ASI, Abdomen TFU tidak teraba,
dan lendir). Dengan demikian, dikatakan ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
ASI : lancar (+/+), tidak ditemukan adanya bandungan ASI, Abdomen TFU
(+/+), tidak ditemukan adanya bandungan ASI, Abdomen TFU tidak teraba,
192
4.4 Bayi Baru Lahir
Menurut Nanny dkk. Pada buku asuhan neonatal bayi dan anak balita
menjelaskan bahwa :
Bayi Ny.I lahir pada jam 23.40 WIB, tanggal 15-05-2021 dengan masa
gestasi 38-39 minggu, berat badan bayi 3300 gram,panjang badan 52 cm,
lingkar dada 32 cm, lingkar kepala 33 cm. Maka tidak ada kesenjangan
193
4.5 Keluarga Berencana (KB)
masih ada bercak darah, dan mengajari ibu cara pengecekan benang IUD.
Tanggal kembali 5 sampai 10 tahun yang akan datang, atau apabila ingin
194
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Kehamilan
trimester III dengan hasil di bawah normal yaitu 9,9 g/dL. Hal ini
6.1.2 Persalinan
6.1.3 Nifas
195
6.1.5 Keluarga Berencana (KB)
6.2 Saran
196
mengadakan kelas ibu hamil, dan penyuluhan pada masyakat agar
praktek. Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan serta
197
Daftar Pustaka
Dewi, Vivian Nani Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Eniyati dan Putri Melisa. 2012. Asuhan Kebidanna pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hani Ummi dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan dan KB : Jakarta :
EGC
Manuaba , IAC., Manuaba, IBFG., Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Edisi II. Jakarta: EGC
Maryuani Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: Trans Info Media
Maritalia Dewi, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Megasari miratu dkk 2015 asuhan kebidanan 1 yogyakarta deepublish
Muslihatun Wafi Nur, 2009. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta :
Fitra Maya.
Nanny Lia Dewi Vivian, 2010.asuhan Neonatal Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
198
Notoadmojo Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Rukiyah Yeyeh A dan Yulianti Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
balita. Jakarta: Salemba Medika
Rukiyah Yeyeh Dkk, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info
Media.
Saifudin Bari Abdul, dkk. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustakan Sarwono-Parawirohardjo
Saleha, Sitti, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Sofian Amru., 2013. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologis,
Obstetri Patologis. Edisi III. Jakarta: EGC
Sulistyawati Ari, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sulistyawati Ari. 20012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Hamil. Jakarta: Salemba
medika
199
200
201
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN MOTIVASI BIDAN
DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MENGIKUTI SENAM
HAMIL DI KLINIK RIMASDALIFAH ARUMY KOTA
BINJAI TAHUN 2018
Pendahuluan; Senam Hamil adalah latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Senam hamil
terbukti baik bagi ibu maupun janin selama dilakukan dengan tepat dan tidak ada
kondisi lain yang membahayakan. Senam hamil merupakan salah satu kegiatan
dalam pelayanan antenatal care yang bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan
mental ibu hamil.
202
Tujuan; untuk mengetahui hubungan dukungan suami dan motivasi bidan dengan
keikutsertaan ibu mengikuti senam hamil di Klinik Rimasdalifah Arumy Kota
Binjai Tahun 2018.
Kesimpulan; ada hubungan antara dukungan suami dan motivasi bidan dengan
keikutsertaan ibu mengikuti senam hamil di Klinik Rimasdalifah Arumy Kota
Binjai Tahun 2018. Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan di
klinik dengan memberikan informasi tentang senam hamil agar ibu hamil selalu
rutin untuk mengikuti kegiatan senam hamil, sehingga lancar pada saat persalinan
nantinya.
203
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KETIDAKNYAMANAN
TRIMESTER III KAKI BENGKAK DENGAN TERAPI RENDAM
KAKI AIR HANGAT DI BPM SRI HARTI BANYUBIRU
KABUPATEN SEMARANG
204
data dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi
kepustakaan, dan dokumentasi.
Hasil : Hasil asuhan yang diberikan selama 5 hari dengan keluhan kaki
bengkak sudah teratasi dengan terapi rendam kaki air hangat dan body
mekanik.
Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
ketidaknyamanan Trimester III kaki bengkak dengan terapi rendam kaki air
hangat tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Saran : Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan dengan
menerapkan terapi rendam kaki air hangat untuk mengurangi kaki bengkak
pada pasien ibu hamil Trimester III dalam melakukan asuhan kebidanan.
205
206
207
208