Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESIDENSI KESEHATAN IBU DAN

ANAK PUSKESMAS PESANTREN II


KOTAKEDIRI

OLE
H:

Farida Hidayati (2051B1055)

Rina Istiyani (2051B1020)

Anugraheni Ws. (2051B1005)

Yeni Setiyaningsih (2051B1030)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN


MASYARAKATINSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan residensi yang berjudul “PENCAPAIAN
CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PESANTREN 2 KEDIRI” sesuai
waktu yang ditentukan. Laporan residensi ini saya susun sebagai tugas Program Pasca
Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan Surya Mitra HusadaKediri.
Dalam penyusunan,saya mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,untuk
itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhomat:
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan StradaKediri
2. Dr.Yuly Peristiowati, S.Kep.,M.Kes Selaku Direktur Pasca sarjana Institut Ilmu
Kesehatan StradaKediri sekaligus pembimbing institusi
3. Ratna Wardani, S.Si., MM. selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat Pascasarjana
Institut Ilmu Kesehatan StradaKediri.
4. Dr. Byba Melda. S. Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing residensi mahasiswa Pasca
sarjana Institut Ilmu Kesehatan StradaKediri.
5. Dr. Katmini S.Kep.,Ns. M.kes selaku penanggung jawab residensi mahasiswa
pascasarjana institut ilmu kesehatan Strada Kediri
6. dr. Dwi Nugerahini,MM selaku kepala Puskesmas Pesantren 11 kota Kediri
7. Fitriyah Umami,S.Tr.keb selaku pembimbing lahan
8. Semua teman dan pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan residensi ini

Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan
datang.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga laporan pengabdian masyarakat ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca.

Kediri, 18 November 2021

Penyusun
LEMBAR PERSETUJUAN

Diajukan Oleh :

Farida Hidayati (2051B1055)

Rina Istiyani (2051B1020)

Anugraheni Ws. (2051B1005)

Yeni Setiyaningsih (2051B1030)

Telah Disetujui Untuk Tugas Residensi


Kediri, 18 November 2021
Dosen Pembimbing

Dr. Byba Melda.,S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN.07.07.037901

MENGETAHUI,
Institut ilmu kesehatan STRADA Indonesia
Direktur pascasarjana

Dr.Yuly Peristiowati.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN. 07.06 077601
LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan Oleh :

Farida Hidayati (2051B1055)

Rina Istiyani (2051B1020)

Anugraheni Ws. (2051B1005)

Yeni Setiyaningsih (2051B1030)

Tugas Residensi ini telah disetujui oleh pembimbing lahan dan Akademik
Pada Program Studi Kesehatan Masyaratkat
Pada Hari Kamis,
18 November 2021

Dewan Pembimbing

Pembimbing Lahan
Fitryah Umami.,S.Tr.Keb .........................................

Pembimbing Akademik
Dr. Byba Melda.,S.Kep.,Ns.,M.Kes ...............................................

MENGETAHUI,
Institut ilmu kesehatan STRADA Indonesia
Direktur pascasarjana

Dr.Yuly Peristiowati.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN. 07.06 077601
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan
Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan kualitas pelayanan obstetri
dan ginekologi bisa dilihat dari penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Namun pada kenyataannya, berdasarkan Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2015, secara nasional AKI masih
berjumlah 305 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka-angka tersebut masih tinggi
daripada target untuk Millenium Development Goals Indonesia, dimana untuk AKI
102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB 20 kematian bayi per 1000
kelahiran hidup. Penyebab AKI masih tinggi bisa disebabkan karena perdarahan,
pre/eklampsia, partus lama, abortus, dan infeksi (Kemenkes RI&WHO,2013). Data
menunjukan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi meskipun sebelumnya
mengalami penurunan, diharapkan Indonesia dapat mencapai target yang ditentukan
Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup.
AKI dan AKB ini bisa diturunkan dengan program dari kementrian kesehatan
yang dikeluarkan pada tahun 2012, yaitu Expanding Maternal and Neonatal Survival
(EMAS). Salah satunya dengan cara melakukan antenatal care (ANC). Pelayanan
antenatal sendiri merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sebelum proses bersalin berlangsung guna memfasilitasi hasil yang baik bagi ibu
hamil maupun bayinya (Surya,et al,2015)
Penilaiannya sendiri dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu
hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standart paling sedikit
empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Kemenkes
RI,2016)
Cakupan K1 pada tahun 2015 di Indonesia sendiri sebesar 95,75%, dan untuk
cakupan K4 87.48%. untuk keseluruhan wilayah yang ada di Indonesia bila dirata-rata
ternyata masih banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya sesuai
standart yang diberikan Kemenkes. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan untuk melaksanakan ANC.
Salah satu penelitian (Ashraf-Ganjoei,et al,2011), usia yang semakin tua serta
tingkat pendidikan yang semakin rendah, menjadi salah satu faktor kurangknya
perhatian untuk melaksanakan ANC. Selain itu, menurut Irianti (2017) ibu hamil yang
berpendidikan rendah beresiko untuk tidak memiliki riwayat pemeriksaan kehamilan
yang tidak lengkap, begitu juga dengan usia, dimana usia <20tahun dan >35tahun
beresiko untuk tidak memiliki riwayat pemeriksaan kehamilan yang lengkap.
Karena adanya pandemi Covid-19 sehingga ada penurunan Capaian
Kunjungan Pertama (K1) di Kab Kota diharapkan untuk Kabupaten/Kota dibawah
rata-rata Provinsi, agar meningkatkan pendataan dan pendampingan pada bumil di
wilayah kerjanya dengan melakukan Kunjungan Rumah dan di sarankan untuk ANC
terpadu ke Puskesmas agar penyakit penyerta pada bumil dapat terdeteksi lebih awal
dan dapat kontak dengan petugas / Bidan pada trimester I agar bumil mendapatkan
pelayanan yang berkualitas (10 T) dan minimal 2 kali diperiksa oleh dokter yaitu pada
trimester 1 dan trimester 3. Sedangkan untuk standart pemeriksaan ANC ada 6x yaitu
2x pada Trimester I, 1x pada trimester II, dan 3x pada trimester III sesuai dengan
Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan bayi Baru Lahir ( hal : 47)
Sementara di Puskesmas Pesantren II kediri pencapaian cakupan K1 untuk
bulan oktober 2021 sejumlah 73,42% dari target kumulatif 83,33% . ketidak
tercapaian cakupan K1 pada ibu hamil dalam lingkungan Puskesmas Pesantren II
melatar belakangi kelompok kami untuk melakukan penelitian Residensi faktor faktor
penyebab tidak tercapainya cakupan K1.

B. Tujuan Residensi
a. Tujuan Umum

Menyelesaikan kegiatan residensi ini dan mahasiswa mampu


menerapkan konsep dan teori pelayanan kesehatan ibu dan anak :
a. Kesehatan Ibu, terdiri dari:
- Kehamilan
- Persalinan
- Nifas
- KesehatanReproduksi
- KeluargaBerencana
b. Kesehatan Anak, terdiri dari:
- TumbuhKembang
- Imunisasi
- MTBS

b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan

terkait kesehatan ibu dan anak berdasarkan analisis situasi nyata di

Puskesmas Pesantren II Kota Kediri yaitu Indikator Ibu,Anak, Gizi,

Imunisasi,dan KesproKB

2. Mampu menerapkan prioritas kebutuhan dan masalah kesehatan ibu

dan anak di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri

3. Mampu menyusun tujuan dan alternative pemenuhan dan

penyelesaian masalah yang telah dirumuskan

4. Mampu mengusulkan rekomendasi alternative pemenuhan kebutuhan

dan pelayanan masalah yangberkaitandengan pelayanan kesehatanibu

dan anak.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan tugas residensi peminatan KIA diatas
maka rumusan masalahnya adalah rendah nya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil
(K1) dari target 83,33% tercapai 73,42% di Puskesmas Pesantren II pada bulan
Oktober 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Puskesmas
A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu (Azwar, 2010), sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI,
(2014) dalam permenkes no. 43 Tahun 2019 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai tulang punggung
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah
kerjanya berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk melaksanakan upaya
kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen Puskesmas yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang
efektif dan efisien (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

B. Tujuan Puskesmas
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau
bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat , dengan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan
sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).

C. Fungi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Puskesmas, dimana Puskesmas menyelenggarakan tugas pokok
yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang
untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2. Antenatal Care/ANC

A. Pengertian Antenatal Care/ANC


Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi
peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI (Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan bahwa
pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya
pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal
yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih &
Fatmawati,2010)

B. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/AntenatalCare)


Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI
(2010) adalah :
1) TujuanUmum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2) TujuanKhusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang
terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikankonseling kesehatan
dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan
“missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas ; mendeteksi secara dini
adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan
intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada
ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan,
dan persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam
Novita, 2011)

C. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/AntenatalCare)


Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa
pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya,
antara lain :
1) BagiIbu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum
b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan
c) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI
d) Dapat melakukan proses persalinan secaraaman.
2) BagiJanin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan
ibu sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat
bayi lahir rendah.

D. Jadwal PemeriksaanKehamilan/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan
guna memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut WHO pemeriksaan kehamilan
sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1)Minimal 2 kali pada
trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu); 2) minimal 1 kali pada trimester ke-2
(kehamilan 14 – 28 minggu); 3)minimal 3 kali pada trimester ke-3 ( >28
minggu sampai kelahiran).

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil


melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama
kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam
trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan
paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012).
Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal
sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut:
1) Kunjungan 1/K1 (Trimester1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai
berikut :
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas
c. Mengenali dan mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
e. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas sertalaktasi.

Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk


memberikan informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor
resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :

a) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal

b) Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama


kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina

c) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi

d) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga


kesehatan

e) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.

E. Standar Asuhan Pelayanan PemeriksaanKehamilan/ANC


Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut
Wagiyo (2016) adalah sebagai berikut :
1) Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan
kunjungan. Kenaikan berat badan normal selam periode kehamilan
disesuaikan dengan hasi IMT ibu hamil tersebut, semakin IMT nya besar
maka kenaikan BB yang di perlukan selam hamil semakin sedikit, begitu
juga sebaliknya.
2) Ukur Tekanan darah(T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80mmhg hingga 140/90
mmHg, apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90
mmHg maka perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri(T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang
kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak
fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan
janin sesuai dengan usia kehamilan.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) Tablet Fe
merupakan tablet penambah darah. Selamamasa pertengahan
kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal
ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal
selama kehamilan (Indriyani,2013).
5) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid(T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang
disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi
merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkankematian bayi
dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang. Imunisasi TT
dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan pada
kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan
TT1(Bartini, 2012).
6) Pemeriksaan Hb(T6)
7) Pemeriksaan VDRL(T7)
8) Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara(T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan(T10)

Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai


rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk
rencanapersalinan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi(T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi(T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria(T14)

F. Tempat Pelayanan ANC

Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :

1) Klinik bersalin

2) Rumah Sakit Bersalin

3) Dokter Umum dan Puskesmas

4) Organisasi Sukarela

5) Bidan

6) Perawatan mandiri

G. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan /ANC

Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan


yang kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan
ketentuan pelayanan antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).

H. Tanda-Tanda BahayaKehamilan

Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya


bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan
dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat
meningkatkan kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik fisik, mental,maupun
finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan yang dapat timbul kapan saja
(Jannah & Widajaka, 2012).
Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode
antenatal yang perlu ibu hamil ketahui, yaitu :
1) PerdarahanPervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
berwarna merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri
(Lalage, 2013). Bila menemukan adanya pengeluaran darah pada
trimester awal kehamilan, dapat dicurigai bahwa ibu mengalami
keguguran atau abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam dapat
juga menandakan adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan anggur
(mola hidatidosa).
a) Keguguran(Abortus)
Berikut merupakan jenis-jenis abortus menurut Nita & Dwi,
(2013):
1. Abortus imminens(Threatened)
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan
rasa mulas ringan seperti pada waktu mestruasi dan rasa nyeri
pada pinggang. Perdarahan pada abortusimminens seringkali
hanya sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa
hari atau minggu.
2. Abortus Insipiens(Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin
dan adanya pembukaan serviks. Keadaan ini disertai rasa
nyeri perut bagian bawah atau nyerik kolik uterus yang hebat.
3. Abortus inkompletus(Incomplete)
Abortus inkompletus merupakan pengeluran sebagian
hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus(Complete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi
sudahdikeluarkan. Pada penderita ditemukan sedikit
perdarahan, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah
banyak mengecil.
5. Missedabortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang
berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak
dikeluaarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus habitualis (Habitualabortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi
berturut- turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita
tidak sulit untuk menjadi hamil namun kehamilannya
berakhir sebelum 28 minggu.

I. Sakit Kepala YangHebat

Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu


ketidaknyamanan yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi
selama kehamilan karena sang ibu tengah mengalami anemia atau kekurangan
darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang ibu meningkatkan asupan makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan
sayuran hijau. Selain itu bisa dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara
rutin. Namun apabila sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-tusuk
dan berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang
kabur, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan darah
tinggi maka sang ibu dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut
menandakan preeklamsia. Sehingga sang ibu dapat segera untuk menghubungi
dokter atau menuju pusat pelayanankesehatan.Upaya pencegahan sakit kepala
yang berlebihan

J. Pre Eklamsia danEklamsia

Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah


140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Eklampsiaapabila ditemukan
gejala seperti kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai dengan koma.
Menurut Manuaba (2007) dalam Nita & Dwi (2013), preeklampsia
digolongkan menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat, dengan
gejala sebagai berikut :
1) Pre eklampsiaRingan
a. Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
6 jampemeriksaan.
b. Tekanan darah diastole 90 atau 15mmg.
c. BB ibu meningkat lebih dari 1kg setiapminggu.
d. Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan tidak
ada nyeri pada uluhati.
2) Pre eklampsiaBerat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu
atau lebih tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Tekanan darah lebih dari 160/110mmH
b. Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24jam.
c. Terdapat gangguan pada visus danserebral.
d. Edema paru dansianosis
e. Koma
K. Bengkak Pada Muka danTangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada


muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lai. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau
preeklamsia.
System kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi
system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit
di kaki bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik.
Kram kaki juga sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki
biasanya dihubungkan dengan kadar garam dalam tubuh dan
perubahansirkulasi.

L. Nyeri Abdomen YangHebat


Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
jiwa keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lainnya.

M. Bayi KurangBergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu.
Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin
terasa seperti tendangan atau sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur
maka gerakannya bayi akan melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi
di dalam kandungan juga dapat menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi.
Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau sedang
beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang memudahkan sang ibu untuk
menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin dalam
kaleng setiap kali janin terasa bergerak (Jannah & Widajaka,2012).
N. HiperemesisGravidarum

Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering
ditemukan pada kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah berlebihan (>7 kali dalam sehari) maka disebut
dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai dengan
kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri
ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit
berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi
pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami
kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya
(Lalage, 2013).

O. Selaput Kelopak MataPucat

Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak
pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang
mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering terjadi karena volume
darah meningkat 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel.
Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel-sel nya. Hal ini
dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen sel
darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.

P. Ketuban PecahDini

Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat


tanda-tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa
juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan
persalinan pre term dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar
umumnya tidak berwarna dan tidak berbaupesing.
BAB III
HASIL RESIDENSI
A. Kondisi Tempat Residensi
1. Lokasi Puskesmas

a. Lokasi
UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri merupakan 1 dari 9 Puskesmas
yang ada di kota Kediri dan 1 dari 3 Puskesmas yang berada di wilayah
Kecamatan Pesantren. UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri terletak di
Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren.
b. Batas Wilayah
Batas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri adalah :
a) Sebelah Utara : Kelurahan Banjaran
b) Sebelah Timur : Kelurahan Bangsal
c) Sebelah Selatan: Kelurahan Ngronggo
d) Sebelah Barat :Kelurahan Setono Pande
c. Luas Wilayah
UPTD Puskesmas Pesantren II mempunyai luas wilayah 730.854
Km2dan mempunyai 6 wilayah kerja yaitu ;
1. Kelurahan Burengan
2. Kelurahan Jamsaren
3. Kelurahan Pakunden
4. Kelurahan Singonegaran
5. Kelurahan Tinalan
6. Kelurahan Tosaren
2. Visi Dan Misi Puskesmas Dalam
a. Visi UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri adalah :
1) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional untuk
mencapai masyarakat sehat.
b. Misi UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri adalah :
1) Memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pesantren II.

c. Motto : Puskesmas Pesantren II Melayani Dengan Hati


d. Tata Nilai
a. Komitmen :
Selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan masyarakat atau pelanggandan
bertanggung jawab sebagai pegawai UPTD Puskesamas Pesantren
II Kota Kediri sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Profesional :
Melaksanakantugassesuaidengankeprofesionalannya,
pendidikandankompetensinya.
c. Disiplin :
Selalu menaati peraturan perundang-undangan, peraturan
kedinasan, peraturan internal Puskesmas yang berlaku dengan rasa
tanggung jawab.
d. Integritas :
Selalu melaksanakan tugas dengan bersikap jujur, ikhlas dan
tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan
e. Kerjasama :
Selalu mampu bekerjasama dengan tim, atasan, bawahan
baik di dalam maupun di luar Puskesmas serta mampu menghargai
dan menerima pendapat orang lain, bersedia menerima keputusan
yang dimabil secara sah yang menjadi keputusan bersama

3. SumberDayaManusia
a. Bagan

No Jenis Yang Kekurangan Status Keterangan


Ketenagaan ada Kepegawaian
sekaran
g

1 Kepala 1 PNS :1 Tugas


Puskesmas Tambahan
2 KTU 1 PNS :1 Tugas
Tambahan
3 Dokter umum 1 PNS :1
4 Dokter gigi 1 PNS :1
5 Perawat gigi 1 PNS :1
6 Perawat umum 19 PNS : 10
Kontrak : 8
7 Bidan 13 PNS : 11
Kontrak : 2

8 Apoteker 1 PNS :1
9 Petugas gizi 1 Kontrak : 1
10 Analis laborat 2 PNS :2
11 Perekam medis 1 PNS :1
12 Kesehatan - NS :-
Masyarakat
13 Staf Umum 8 PNS :6
Kontrak :1
14 Sanitarian 1 PNS :1
15 Petugas 2 Kontrak : 1
kebersihan Sukarela : 1
16 Sopir 1 Kontrak : 1
17 Penjaga malam 1 Sukarela : 1

4. Program-program yang ada di PuskesmasPesantren II


Puskesmas Pesantren II Kota Kediri merupakan Puskesmas Rawat
Inap wilayah perkotaan, akan tetapi pada Tahun 2020 pada masa pandemi
UPTD Puskesmas pesantren II Kota Kediri hanya menjalankan pelayanan
rawat jalan berdasarkan izin Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri. Jenis
Upaya Kesehatan dan program UPTD PuskesmasPesantren II Kota Kediri
terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan masyarakat terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Upaya kesehatan wajib atau esensial adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.UKM
esensial yang ada di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri, meliputi:
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya PelayananKesehatanIbu, AnakdanKeluargaBerencana
4) Upaya Pelayanan Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Diare
b. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
c. Kusta
d. TB Paru
e. Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
f. Demam Berdarah Dengue (DBD)
g. Malaria
h. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies
i. Pelayanan Imunisasi
j. Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiologi)
k. Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan di UPTD Puskesmas
Pesantren II Kota Kediri terdiri dari ;
1. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pelayanan Kesehatan jiwa
3. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
4. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
5. Pelayanan Kesehatan Olahraga
6. Pelayanan Kesehatan Indera
7. Pelayanan Kesehatan Lansia
8. Pelayanan Kesehatan Kerja
9. Kesehatan Matra
10.Kefarmasian

2. Upaya Kesehatan Perorangan


Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan. Jenis-
Jenis Ruangan Pelayanan UKP yang terselenggara di UPTD Puskesmas
Pesantren II meliputi:
a. Ruang Pemeriksaan Umum
b. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
c. Ruang KIA, KB dan Imunisasi
d. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Ruang Farmasi
f. Ruang Komunikasi Indormasi dan Edukasi (KIE)
g. Ruang Laboratorium
h. Ruang Laktasi
i. Ruang TB
j. Ruang HIV/AIDS
k. Ruang Sanitasi
l. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
m. Ruang Satgas Covid-19
5. Managemen yang ada di PuskesmasPesantren II
a. Stuktur
b. Mutu puskesmas
Dalam pelaksanaan manajemen mutu puskesmas, UPTD
Puskesmas menyusun Manual mutu sebagai pedomannya yaitu sebagai
acuan bagi puskesmas dalam membangun system manajemen mutu baik
untuk penyelenggaraan manajemen, penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
1. UPTD PuskesmasPesantren II menetapkan, mendokumentasikan,
menerapkan dan memelihara system manajemen mutu sesuai dengan
standar akreditasi puskesmas.
2. Sistem manajemen mutu Puskesmas disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses – proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan
upaya puskesmas maupun pelayanan klinis yang meliputi kejelasan proses
pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggungjawab, penyediaansumberdaya, dan
penyelenggaraan pelayanan mulai dari perencanaan yang berdasar
kebutuhan masyarakat / pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang
disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan
dan hasil – hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
3. Sistem Manajemen Mutu mengukur, memonitor, mengendalikan,
memelihara, dan menyempurnakan semua system pelayanan mulai
struktur, proses, output, dan outcome.
4. Kegiatan system manajemen mutu menerapkan prinsip manajemen : Plan-
Do- Check- Action.
5. Sistem Manajeman Mutu dilakukan secara konsisten.
6. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas akan diakreditasi
secara berkala paling sedikit 3 tahunsekali. Pelayanan yang diakreditasi
meliputi :
a. PenyelenggaraanAdministrasiManajemen
b. PenyelenggaraanUpaya Program
c. PelayananKlinis
6. Sesuai area kajian tiap-tiap peminatan: Peminatan KIA
B. PENGKAJIAN
a. Data Sasaran KIA

SASARAN IBU GOL UMUR


JENIS KELAMIN TOTAL BUMI BULI NEONATAL BAYI SURVIVING
WILAYAH PENDU L N BAYI LAHIR HIDUP
BUMIL RISTI ( 0 TAHUN )
DUK RISTI /BUF
1 P L P ∑ L P ∑ L P
20% AS
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PUSK. PEST II 20,573 20,668 41,241 632 126 603 286 288 574 43 43 86 324 334

BURENGAN 3,949 3,984 7,933 122 24 116 55 56 111 8 8 16 62 64

JAMSAREN 2,591 2,616 5,207 80 16 76 36 36 72 5 5 10 41 42

PAKUNDEN 3,233 3,249 6,482 99 20 95 45 45 90 7 7 14 51 53

SINGONEGARAN
3,655 3,667 7,322 112 22 107 51 51 102 8 8 16 58 59

TINALAN 3,102 3,107 6,209 95 19 91 43 43 86 6 6 12 49 50


b. PWS ibu
LAPORAN PWS KIA ( INDIKATOR KESEHATAN IBU HAMIL)
PUSKESMAS : PESANTREN 2
BULAN/TAHUN : OKTOBER 2021                  
SASARAN K1 K4 K6

PENC KUMUL PENC KUMUL PENC KUMUL


NO PUSKESMAS BU
MIL BLN BLN BLN BLN BLN BLN B
BU MIL R R R
RISTI JML % LA JML % LA JML %
20% LALU INI INI INI
LU LU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Burengan 122 24
0 11 81 66,39   0 9 76 62,30   10 7 57 46,72  
2 Jamsaren 80 16
0 11 65 81,25   0 7 59 73,75   4 6 45 56,25  
3 Pakunden 99 20
0 8 72 72,73   0 8 74 74,75   5 16 71 71,72  
4 Singonegaran 112 22
0 10 80 71,43   0 10 78 69,64   6 10 71 63,39  
5 Tinalan 95 19
0 10 72 75,79   0 4 61 64,21   4 1 49 51,58  
6 Tosaren 124 25
0 10 94 75,81   0 10 85 68,55   6 6 68 54,84  
632 126  
TOTAL KOTA 0 60 464 73,42   0 48 433 68,51 35 46 361 57,12  
                                 
UNIT LAIN WIL KOTA
                               
RUMAH SAKIT  
LUAR WIL
                                 
PUSK.WIL.KOTA
632 126 0 60 464 73,42   0 48 433 68,51   35 46 361 57,12  
TOTAL BULAN INI
LUAR WIL PUSK /
                                 
KAB

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan tugas residensi peminatan KIA diatas maka rumusan
masalahnya adalah rendahnya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (K1) dari target 83,30%
tercapai 73,42% di PuskesmasPesantren II pada bulan oktober 2021.
PRIORITAS MASALAH
1. Analisa Masalah dengan fishbone
Masalah: Cakupan K1 73,42% dari target 83,30% bulan oktober 2021)

2. Analisa Masalah dengan USG

URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL


Kehamilan tidak diharapkan 3 4 4 48
Sweeping kurang maximal 3 4 4 48

Kurangnya minat untuk periksa 4 5 5 100


kehamilan di TM I
Ada budaya/pantangan 3 3 4 36
menginformasikan kehamilan di
TM I
Masyarakat kota tidak mengetahui 4 4 4 64
akses kesehatan bisa dilakukan Pelayanan Antenatal K1
gratis asal NIK Kota Kediri 73,42%
3. Analisa masalah dengan SWOT
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN (STRENGH) PELUANG (OPPORTUNITIES
1. Puskesmas Pesantren II telah lulus 1. Lokasi Puskesmas Pesantren II yang
akreditasi ISO Paripurna strategis
2. Tenaga bidan di Puskesmas pesantren II 2. Terlaksananya kelas ibu hamil secara rutin
cukup untuk memegang beberapa program 3. Dukungan keluarga terhadap pentingnya
3. Puskesmas Pesantren II juga sebagai juara periksa kehamilan sedini mungkin
III pelayanan public tingkat kota kediri 4. Adanya kebijakan jaminan kesehatan
4. Pelayanan yang diberikan maksimal dari masyarakat
tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian 5. Pemerintah kota Kediri mendukung akses
informasi) pelayanan kesehatan dengan menunjukan
5. Meningkatnya motivasi masyarakat NIK kota kediri
mengenai pentingnya kesehatan
KELEMAHAN( WEAKNESS) ANCAMAN ( THREATS)
1. Banyak kegiatan UKM (kelas ibu hamil) 1. Cakupan K4 tidak tercapai
tidak terlaksana karena adanya pandemic 2. Deteksi dini resiko tinggi kehamilan
covid terlambat
2. Masih ada ibu yang belum termotivasi 3. Lingkungan puskesmas jauh dari ibu hamil
tentang pentingnya kelas ibu hamil TM I
4. Rendahnya minat ibu hamil untuk periksa
kehamilan di TM I

PENILAIAN FAKTOR INTERNAL


STRENGH NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF)
S1 5 5/20X100%=25%
S2 4 4/20X100%=20%
S3 4 4/20X100%=20%
S4 3 3/20x100%=15%
WEAKNESS
W1 2 2/20X100%=10%
W2 2 2/20X100%=10%
JUMLAH 20 100%

PENILAIAN FAKTOR EKSTERNAL


OPPORTUNITIES NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF)
O1 5 5/29X100%=17%
O2 4 4/29X100%=14%
O3 5 5/29X100%=17%
O4 4 4/29X100%=14%
O5 4 4/29x100%=14%
THREATS
T1 1 1/29X100%=3%
T2 2 2/29X100%=7%
T3 2 2/29x100%=7%
T4 2 2/29x100%=7%

JUMLAH 29 100%

E RENCANA INTERVENSI
NO JENIS TUJUAN SASARAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
KEGIATAN
1. Konseling pada Supaya CaTin Calon Puskesmas Selasa, 23 Bidan
calon pengantin bisa pengantin Pesantren II November puskesmas.
merencanakan 2021 Bisa
kehamilan koordinasi
dengan
kelurahan
untuk
disarankan
periksa ke
puskesmas
2 Pendampingan agar kehamilan Ibu hamil Menyesuaikan Sesuai jadwal Bidan wilayah,
ibu hamil terpantau TM 1 situasi atau dapat Kader,
dipantau mahasisa
melalui media kebidanan
sosial
3 Penggunaan Mempermudah Calon Media massa menyesuaikan Bidan wilayah
metode konseling menjangkau Pengantin,
melalui WA sasaran ibu ibu hamil,
group hamil sampai nifas
4 Penggunaan Catin, ibu CaTin, Media massa menyesuaikan Ada tenaga
aplikasi hamil, dan ibu BuMil, khusus sebagai
sederhana nifas bisa lebih BuFas Hallomin
tentang mudah akses
kehamilan yang informasi
mudah diakses tentang
kesehatannya

D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI


NO IMPLEMENTASI EVALUASI IMPLEMENTASI
1. Konseling pada Calon pengantin Program terlaksana dengan baik perlu dipertahankan dan
sudah dilaksanakan di puskesmas ditingkatkan
setiap hari selasa
2. Melakukan pendampingan ibu hamil Masih belum terlaksana secara maximal terbentur pandemi
3. Melakukan konseling kepada ibu Memberikan masukan kepada lahan untuk membuat WA Group
hamil melalui WA Group dan mengadakan kelas Catin melalui media massa
4. Membuat aplikasi sederhana yang Belum ada tenaga khusus untuk menjadi admin dari aplikasi
bisa didownload mulai CaTin, Bumil tersebut
dan nifas

BAB IV
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai