BIDANG KEGIATAN
PKM – PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Dwi Anjani 1340351749
Imroatuz Zakiyah 1340351734
Kurniawati 1340351735
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2
1.4 LuaranPenelitian ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PENELITIAN
2.1 Stunting ......................................................................................... 4
2.2 Tanda Stunting .............................................................................. 4
2.3 Faktor penyebab ............................................................................ 4
2.4 Dampak Stunting ........................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 8
3.2 Objek Penelitian ............................................................................. 8
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 8
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 8
3.5 Analisis Data .................................................................................. 9
BAB VI BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya Kegiatan .............................................................................. 10
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
i
RINGKASAN
Stunting adalah indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua
standar deviasi (-2 SD) di bawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seumurnya, ini merupakan indikator
kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa
lalu yang dipengaruhi lingkungan dan sosial ekonomi. Tujuan dari PKM-P ini adalah
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di
Kelurahan Cot Ba’u Kota Sabang Tahun 2020, dan tujuan jangka panjang adalah untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat kota Sabang sehingga dapat terhindar dari
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual yang akan
mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan
survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan terhadap ibu balita dan
balita (25- 60 bulan) yang mengalami stunting dengan jumlah responden sebanyak 30
responden di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi dan pembagian angket. Data di analisis dengan menggunakan SPSS
16.0 for Windows dan signifikansi statistik didefinisikan dengan menggunakan p <0,05.
Keseluruhan penelitian direncanakan 4 bulan dengan waktu pengumpulan data 4
minggu. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah artikel ilmiah
dalam bentuk jurnal penelitian yang di publikasikan dalam jurnal nasional sebagai salah
satu upaya mengembangkan ilmu keperawatan khususnya komunitas. Hasil penelitian
ini nantinya diharapkan dapat melahirkan luaran dalam bentuk bukti empiris sebagai
bahan kajian dalam menyusun, membuat dan menetapkan kebijakan kesehatan pada
balita khususnya di Kota Sabang.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Kelurahan Cot
Ba’U Kota Sabang.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari PKM-P ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita (25-60 bulan) di Kelurahan Cot Ba’u Kota
Sabang Tahun 2020.
b. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Hubungan antara faktor asupan gizi dengan kejadian stunting pada balita
di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
2) Hubungan antara faktor pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
3) Hubungan antara faktor status imunisasi dengan kejadian stunting pada
balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
4) Hubungan antara faktor karakteristik balita (usia, jenis kelamin dan
berat lahir) dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Cot
Ba’U Kota Sabang
5) Hubungan antara faktor karakteristik keluarga (pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga) dengan kejadian
stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
6) Hubungan antara faktor status penyakit infeksi (diare dan ISPA)
dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota
Sabang
1.3 Manfaat
Kegiatan Prorogram Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) ini dapat
bermanfaat bagi:
a. Pemerintah (Dinas terkait)
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita sehingga dapat melakukan upaya-upaya
pencegahan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi upaya pencegahan
stunting pada balita dalam penanganan dari faktor penyebab stunting
c. Bagi Peneliti dan peneliti lain
2
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang penelitian
yang akan dilakukan dan bagi peneliti lain dapat menjadi bahan masukan
untuk penelitian lebih lanjut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bagi bayi
dibawah 5 tahun) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting
baru terlihat setelah bayi berumur 2 tahun. Stunting yang dialami anak dapat
disebabkan oleh tidak terpaparnya periode 1000 hari pertama kehidupan
mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik,
kecerdasan, dan produktivitas seseorang dimasa depan. Stunting dapat pula
disebabkan tidak melewati periode emas yang dimulai 1000 hari pertama
kehidupan yang merupakan pembentukan tumbuh kembang anak. Pada masa
tersebut nutrisi yang diterima bayi saat didalam kandungan dan menerima ASI
memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan saat dewasa (Depkes,
2015). Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak
maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang,
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
4
kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang
baik sehingga dapat melakukan tumbuh kembang sesuai dengan
perkembangannya.
Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab langsung stunting.
Anak balita dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi.
Penyakit infeksi yang sering diderita balita seperti cacingan, Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA), diare dan infeksi lainnya sangat erat hubungannya
dengan status mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas
lingkungan hidup dan perilaku sehat.
Faktor Ibu
Faktor ibu dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama prekonsepsi,
kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan ibu seperti
usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, pendek, infeksi, kehamilan muda,
kesehatan jiwa, BBLR, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan yang
dekat, dan hipertensi.
Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan.
Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Pemberian ASI Eksklusif
Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi Delayed Initiation,
tidak menerapkan ASI eksklusif dan penghentian dini konsumsi ASI. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Setelah
enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan
ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama
dua tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting
pada bayi.
Ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan yang kurang dapat berakibat pada kurangnya
pemenuhan asupan nutrisi dalam keluarga itu sendiri. Rata-rata asupan kalori
dan protein anak balita di Indonesia masih di bawah Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dapat mengakibatkan balita perempuan dan balita laki-laki
Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3
cm lebih pendek dari pada standar rujukan WHO.
5
Faktor sosial ekonomi
Status ekonomi yang rendah dianggap memiliki dampak yang signifikan
terhadap kemungkinan anak menjadi kurus dan pendek. Status ekonomi
keluarga yang rendah akan mempengaruhi pemilihan makanan yang
dikonsumsinya sehingga biasanya menjadi kurang bervariasi dan sedikit
jumlahnya terutama pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan
anak seperti sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga meningkatkan
risiko kurang gizi.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi pola asuh dan perawatan
anak. Selain itu juga berpengaruh dalam pemilihan dan cara penyajian
makanan yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Penyediaan bahan dan menu
makan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan
dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik. Ibu
dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi
sehingga anak dapat berisiko mengalami stunting.
Pengetahuan gizi ibu
Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang
baik pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi artinya tidak hanya
mengetahui gizi tetapi harus mengerti dan mau berbuat. Tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang tentang kebutuhan akan zat-zat gizi
berpengaruh terhadap jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi.
Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh
terhadap konsumsi pangan dan status gizi. Ibu yang cukup pengetahuan
gizinya akan memperhatikan kebutuhan gizi anaknya agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Faktor lingkungan
Lingkungan rumah, dapat dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak
adekuat, penerapan asuhan yang buruk, ketidakamanan pangan, alokasi
pangan yang tidak tepat, rendahnya edukasi pengasuh. Anak-anak yang
berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas air dan sanitasi yang
baik berisiko mengalami stunting.
6
yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik. Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada anak berdampak secara akut dan kronis. Anak –
anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan terlihat lemah secara fisik.
Angka yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau
kronis, terutama yang terjadi sebelum usia 2 tahun, akan terhambat
pertumbbuhan fisiknya sehingga menjadi pendek. Kondisi ini lebih beresiko jika
masalah gizi sudah mulai terjadi sejak di dalam kandungan. Data – data secara
nasional di Indonesia membuktikan bahwa angka stunting yang tinggi beriringan
dengan kejadian kurang gizi (Wahida Yuliana, dkk, 2019).
1) Kogintif lemah dan psikomotorik terhambat
Banyak penelitian menunjukkan anak yang tumbuh dengan stunting
mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor. Jika proporsi
anak yang mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu
Negara, maka akan berdampak pula pada proporsi kualitas sumber daya
manusia yang akan dihasilkan. Artinya, besarnya masalah stunting pada anak
hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa depan.
2) Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga
Anak – anak yang tumbuh dan berkembang tidak proporsional hari ini, pada
umumnya akan mempunyai kemampuan secara intelektual di bawah rata –
rata dibandingkan anak yang tumbuh dengan baik.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
melalui proses wawancara dengan menggunakan beberapa pertanyaan dalam
lembar kuesioner.
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Jumlah 12.485.669,-
10
DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2013).
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
RI.
Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2018). Jakarta :
Kementrian Kesehatan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
Wahida, Yuliana, dkk. 2019. Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga. Sulawesi
Selatan : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Welasasih D.B. dan Wirjatmadi R.B. 2012. Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health,
(8)3:99-104.
11
INFORM CONSENT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA DI KELURAHAN COT BA’U KOTA SABANG
Assalamualaikum wr. wb
Yang terhormat Ibu, perkenalkan nama saya ………………………….. Pada kesempatan kali ini saya
mohon kesedian Ibu untuk berkenan menjadi responden penelitian dengan judul tersebut di atas, yang pada
saat ini sedang melakukan penelitian pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Kelurahan Cot Ba’U
Kota Sabang. Maka dari itu, saya akan menanyakan kepada Ibu beberapa hal yang berkaitan dengan Gizi
dan Kesehatan. Selain itu, kami akan melakukan pengukuran tinggi badan pada anak Ibu. Jawaban yang
Ibu berikan akan bermanfaat bagi program kesehatan Kota Sabang dan terjamin kerahasiaannya.
Setelah mendengar penjelasan tentang mengenai tujuan penelitian, prosedur penelitian, manfaat dan inti
dari kuesioner ini. Saya mengerti bahwa:
• Pada diri saya akan dilakukan wawancara sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner
• Pada diri anak saya akan dilakukan pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran tinggi
badan.
Maka dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur : tahun
Alamat :
Nama anak yang berpartisipasi :
No. Telepon :
Menyatakan setuju untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian ini secara sukarela dan bebas tanpa ada
paksaan, dengan catatan apabila merasa dirugikan dalam penelitian ini dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini.
Pembuat pernyataan,
(
KUESIONER PENELITIAN
1. Tidak sekolah
2. Tamat SD/MI
3. Tamat SLTP/MTs
4. Tamat SLTA/MA
IKR 8 Pendidikan Responden (Ibu) [ ]
5. Diploma: D1/D2/D3
6. Sarjana: S1/S2
7. Lainnya:
1. Tidak Bekerja
2. Sekolah
3. Jasa (ojek/supir)/bangunan
4. PNS/TNI/Polri
IKR 9 Pekerjaan Kepala Keluarga [ ]
5. Pegawai swasta
6. Dagang/wiraswasta
7. Lainnya:
1. Tidak Bekerja
2. Sekolah
3. Buruh Cuci
4. PNS/TNI/Polri
IKR10 Pekerjaan Responden (Ibu) [ ]
5. Pegawai swasta
6. Dagang/wiraswasta
Lainnya:
Ya Tidak
a. Ibu sakit 1 2 [ ]
b. ASI tidak/belum keluar 1 2 [ ]
c. Ibu bekerja 1 2 [ ]
d. Bayi tidak mau 1 2 [ ]
e. Bayi menangis terus 1 2 [ ]
f. ASI tidak mencukupi 1 2 [ ]
g. Nasehat dokter, bidan, atau
1 2 [ ]
perawat
h. Nasehat orang tua 1 2 [ ]
i. lainnya, sebutkan …… 1 2 [ ]
A7 Apakah saat ini anak masih diberi ASI (disusui)?
1. Ya lanjut ke A9
[ ]
2. Tidak
A8 Pada usia berapa anak berhenti diberi ASI (disusui)? …… bulan [ ][ ]
A9 Apakah anak sudah diberi makanan/minuman tambahan selain ASI?
Yang dimaksud dengan makanan/minuman disini adalah makanan/minuman tambahan yang
diberikan secara teratur
1. Ya
[ ]
2. Tidak
A10 Pada usia berapa anak mulai menerima makanan/minuman tambahan tersebut?
…… bulan [ ][ ]
B. Penyakit Infeksi
D. Status Imunisasi
D1 Apakah anak Ibu diimunisasi?
1. Ya lanjut ke D2
[ ]
2. Tidak
D2 Imunisasi apa saja yang sudah dilakukan? (lihat KMS)
Ya Tidak
a. BCG (biasanya di lengan kanan atas) 1 2 [ ]
b. DPT (biasanya dipaha)
1 2 [ ]
…… kali
c. Polio (ditetes)
1 2 [ ]
…… kali
d. Campak (biasanya pada lengan kiri) 1 2 [ ]
e. Hepatitis 1 2 [ ]