Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING


PADA BALITA DI KELURAHAN COT BA’U KOTA SABANG

BIDANG KEGIATAN
PKM – PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Dwi Anjani 1340351749
Imroatuz Zakiyah 1340351734
Kurniawati 1340351735

YAYASAN PENDIDIKAN IBNU SINA SABANG


AKADEMI KEPERAWATAN IBNU SINA KOTA SABANG
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2
1.4 LuaranPenelitian ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PENELITIAN
2.1 Stunting ......................................................................................... 4
2.2 Tanda Stunting .............................................................................. 4
2.3 Faktor penyebab ............................................................................ 4
2.4 Dampak Stunting ........................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 8
3.2 Objek Penelitian ............................................................................. 8
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 8
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 8
3.5 Analisis Data .................................................................................. 9
BAB VI BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya Kegiatan .............................................................................. 10
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

i
RINGKASAN

Stunting adalah indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua
standar deviasi (-2 SD) di bawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seumurnya, ini merupakan indikator
kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa
lalu yang dipengaruhi lingkungan dan sosial ekonomi. Tujuan dari PKM-P ini adalah
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di
Kelurahan Cot Ba’u Kota Sabang Tahun 2020, dan tujuan jangka panjang adalah untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat kota Sabang sehingga dapat terhindar dari
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual yang akan
mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan
survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan terhadap ibu balita dan
balita (25- 60 bulan) yang mengalami stunting dengan jumlah responden sebanyak 30
responden di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi dan pembagian angket. Data di analisis dengan menggunakan SPSS
16.0 for Windows dan signifikansi statistik didefinisikan dengan menggunakan p <0,05.
Keseluruhan penelitian direncanakan 4 bulan dengan waktu pengumpulan data 4
minggu. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah artikel ilmiah
dalam bentuk jurnal penelitian yang di publikasikan dalam jurnal nasional sebagai salah
satu upaya mengembangkan ilmu keperawatan khususnya komunitas. Hasil penelitian
ini nantinya diharapkan dapat melahirkan luaran dalam bentuk bukti empiris sebagai
bahan kajian dalam menyusun, membuat dan menetapkan kebijakan kesehatan pada
balita khususnya di Kota Sabang.

Kata Kunci: Faktor-faktor, Stunting, Balita,

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan penyakit.
Anak balita dengan kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual serta mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Status gizi merupakan indikator
kesehatan yang penting bagi balita karena anak usia di bawah lima tahun
merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi yang dampak
fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku
WHO. Salah satu indikator status gizi adalah balita dengan keadaan tinggi badan
menurut umur (TB/U) sangat pendek hingga melampaui defisit dua standar
deviasi (SD) berdasarkan pengukuran antropometri yang dikenal dengan istilah
stunting (Welasasih & Wirjatmadi, 2012).
Stunting menggambarkan status gizi yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO
(WHO, 2010). Secara global Di Indonesia proporsi bayi berusia di bawah lima
tahun (balita) yang mengalami stunting di Indonesia mencapai 37,2%.
Kemudian, berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) pada 2016 prevalensi bayi
kerdil turun menjadi 27,5%. Namun, prevalensi balita stunting kembali naik
menjadi 29,6% dalam PSG 2017. Angka tersebut terdiri dari 9,8% balita dengan
kategori sangat pendek dan 19,8% kategori pendek (Riskesdas, 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018, menyebutkan
bahwa angka stunting pada Bayi Lima Tahun (Balita) Aceh menduduki
peringkat ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia dengan persentasi sebesar 37,3
persen sedangkan prevalensi rata-rata nasional sebesar 30,8 persen. Riset
tersebut menunjukkan angka stunting masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Aceh, dapat menjadi ancaman bagi generasi ke depan. Seperti
yang diketahui, berdasarkan data aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan
gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), pada tahun 2018 angka stunting balita di
Kota Sabang mencapai 540 dari 2.037 balita atau sebesar 26.5%, dengan kata
lain, 1 dari 4 balita di kota Sabang mengalami stunting. Jumlah ini melampaui
batasan yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO) sebesar 20%. Menurut
data yang di peroleh dari Puskesmas Cot Ba’U bahwa anak yang mengalami
stunting di Kelurahan Cot Ba’U sebanyak 30 balita. Berdasarkan uraian ini
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

1
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Kelurahan Cot
Ba’U Kota Sabang.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari PKM-P ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita (25-60 bulan) di Kelurahan Cot Ba’u Kota
Sabang Tahun 2020.
b. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Hubungan antara faktor asupan gizi dengan kejadian stunting pada balita
di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
2) Hubungan antara faktor pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
3) Hubungan antara faktor status imunisasi dengan kejadian stunting pada
balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
4) Hubungan antara faktor karakteristik balita (usia, jenis kelamin dan
berat lahir) dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Cot
Ba’U Kota Sabang
5) Hubungan antara faktor karakteristik keluarga (pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga) dengan kejadian
stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang
6) Hubungan antara faktor status penyakit infeksi (diare dan ISPA)
dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Cot Ba’U Kota
Sabang

1.3 Manfaat
Kegiatan Prorogram Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) ini dapat
bermanfaat bagi:
a. Pemerintah (Dinas terkait)
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita sehingga dapat melakukan upaya-upaya
pencegahan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi upaya pencegahan
stunting pada balita dalam penanganan dari faktor penyebab stunting
c. Bagi Peneliti dan peneliti lain

2
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang penelitian
yang akan dilakukan dan bagi peneliti lain dapat menjadi bahan masukan
untuk penelitian lebih lanjut.

1.4 Luaran penelitian


Luaran yang diharapkan dari PKM penelitian ini adalah dipublikasikannya
sebuah artikel ilmiah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bagi bayi
dibawah 5 tahun) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting
baru terlihat setelah bayi berumur 2 tahun. Stunting yang dialami anak dapat
disebabkan oleh tidak terpaparnya periode 1000 hari pertama kehidupan
mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik,
kecerdasan, dan produktivitas seseorang dimasa depan. Stunting dapat pula
disebabkan tidak melewati periode emas yang dimulai 1000 hari pertama
kehidupan yang merupakan pembentukan tumbuh kembang anak. Pada masa
tersebut nutrisi yang diterima bayi saat didalam kandungan dan menerima ASI
memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan saat dewasa (Depkes,
2015). Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak
maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang,
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.

2.2 Tanda Stunting


Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2 SD),
ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca
persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan (Wahida Yuliana, dkk, 2019).

2.3 Faktor Penyebab


Menurut BAPPENAS (2013), stunting pada anak disebabkan oleh
banyak faktor, yang terdiri dari faktor langsung maupun tidak langsung. Adapun
faktor-faktor penyebab stunting adalah sebagai berikut:
 Asupan gizi balita
Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh balita. Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan
mengalami tumbuh kembang dan tumbuh kejar. Balita yang mengalami

4
kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang
baik sehingga dapat melakukan tumbuh kembang sesuai dengan
perkembangannya.
 Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab langsung stunting.
Anak balita dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi.
Penyakit infeksi yang sering diderita balita seperti cacingan, Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA), diare dan infeksi lainnya sangat erat hubungannya
dengan status mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas
lingkungan hidup dan perilaku sehat.
 Faktor Ibu
Faktor ibu dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama prekonsepsi,
kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan ibu seperti
usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, pendek, infeksi, kehamilan muda,
kesehatan jiwa, BBLR, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan yang
dekat, dan hipertensi.
 Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan.
Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
 Pemberian ASI Eksklusif
Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi Delayed Initiation,
tidak menerapkan ASI eksklusif dan penghentian dini konsumsi ASI. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Setelah
enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan
ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama
dua tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting
pada bayi.
 Ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan yang kurang dapat berakibat pada kurangnya
pemenuhan asupan nutrisi dalam keluarga itu sendiri. Rata-rata asupan kalori
dan protein anak balita di Indonesia masih di bawah Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dapat mengakibatkan balita perempuan dan balita laki-laki
Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3
cm lebih pendek dari pada standar rujukan WHO.

5
 Faktor sosial ekonomi
Status ekonomi yang rendah dianggap memiliki dampak yang signifikan
terhadap kemungkinan anak menjadi kurus dan pendek. Status ekonomi
keluarga yang rendah akan mempengaruhi pemilihan makanan yang
dikonsumsinya sehingga biasanya menjadi kurang bervariasi dan sedikit
jumlahnya terutama pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan
anak seperti sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga meningkatkan
risiko kurang gizi.
 Tingkat Pendidikan
Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi pola asuh dan perawatan
anak. Selain itu juga berpengaruh dalam pemilihan dan cara penyajian
makanan yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Penyediaan bahan dan menu
makan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan
dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik. Ibu
dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi
sehingga anak dapat berisiko mengalami stunting.
 Pengetahuan gizi ibu
Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang
baik pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi artinya tidak hanya
mengetahui gizi tetapi harus mengerti dan mau berbuat. Tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang tentang kebutuhan akan zat-zat gizi
berpengaruh terhadap jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi.
Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh
terhadap konsumsi pangan dan status gizi. Ibu yang cukup pengetahuan
gizinya akan memperhatikan kebutuhan gizi anaknya agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
 Faktor lingkungan
Lingkungan rumah, dapat dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak
adekuat, penerapan asuhan yang buruk, ketidakamanan pangan, alokasi
pangan yang tidak tepat, rendahnya edukasi pengasuh. Anak-anak yang
berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas air dan sanitasi yang
baik berisiko mengalami stunting.

2.4 Dampak Stunting


Stunting dapat mengakibatkan penurunan Intelegensia (IQ), sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Anak yang
menderita stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja,
tetapi juga kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa,
sehingga akan menjadi beban Negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang

6
yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik. Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada anak berdampak secara akut dan kronis. Anak –
anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan terlihat lemah secara fisik.
Angka yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau
kronis, terutama yang terjadi sebelum usia 2 tahun, akan terhambat
pertumbbuhan fisiknya sehingga menjadi pendek. Kondisi ini lebih beresiko jika
masalah gizi sudah mulai terjadi sejak di dalam kandungan. Data – data secara
nasional di Indonesia membuktikan bahwa angka stunting yang tinggi beriringan
dengan kejadian kurang gizi (Wahida Yuliana, dkk, 2019).
1) Kogintif lemah dan psikomotorik terhambat
Banyak penelitian menunjukkan anak yang tumbuh dengan stunting
mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor. Jika proporsi
anak yang mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu
Negara, maka akan berdampak pula pada proporsi kualitas sumber daya
manusia yang akan dihasilkan. Artinya, besarnya masalah stunting pada anak
hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa depan.
2) Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga
Anak – anak yang tumbuh dan berkembang tidak proporsional hari ini, pada
umumnya akan mempunyai kemampuan secara intelektual di bawah rata –
rata dibandingkan anak yang tumbuh dengan baik.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional, dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada
saat yang sama. Menurut Sugityono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah ibu serta balita (25-60 bulan) yang mengalami
stunting di Kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di kelurahan Cot Ba’U Kota Sabang dan
keseluruhan penelitian direncanakan selama 4 bulan dengan waktu
pengumpulan data 4 minggu.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan teknik
survey melalui penyebaran kuisoner. Menurut Sugiyono (2013) kuisoner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atas pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam melaksanakan metode ini, peneliti akan terjun langsung guna
mendapatkan informasi mengenai faktor utama terjadinya stunting pada Balita di
Kelurahan Cot Ba’U. Pertama-tama peneliti melakukan identifikasi responden
(kasus) yang telah mengalami stunting yang berjumlah 30 orang balita (25-60
bulan) berdasarkan data yang diperoleh Puskesmas Cot Ba’U kota Sabang yang
pada saat pengukuran menggunakan antropometri. Jenis pengukuran
antropometri yang digunakan yaitu dengan mengukur panjang badan bagi balita
dengan menggunakan alat stadiometer. Setelah mendapatkan subyek yang
stunting, peneliti menelusuri ada atau tidaknya faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi kejadian stunting yang diderita oleh subyek secara retrospektif

8
melalui proses wawancara dengan menggunakan beberapa pertanyaan dalam
lembar kuesioner.

3.4 Analisis Data


Statistik deskriptif digunakan meliputi frekuensi, persentase, mean serta
standar deviasi. Hal tersebut diterapkan untuk menggambarkan karakteristik
sampel (balita dan keluarga), faktor penyakit infeksi, riwayat imunisasi, asupan
gizi balita dan pemberian ASI eksklusif. Data disajikan dalam bentuk persentase,
mean dan standar deviasi per analisis deskriptif. Chi-Square digunakan untuk
menguji hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan kejadian stunting pada
balita. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows
dan signifikansi statistik didefinisikan dengan menggunakan p <0,05.

9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Biaya Bahan Habis Pakai 1.179.919,-
2 Biaya Perjalanan 4.410.000,-
3 Sewa 1.350.000,-
4 Biaya Lain-lain 5.545.750,-

Jumlah 12.485.669,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Nama Kegiatan Bulan
No Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
1. Pengurusan surat
perizinan
2. Observasi Awal
3. Perumusan
Instrumen
4. Uji Instrumen
2 Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan data
2. Analisis data dan
Pembahasan
3. Evaluasi Hasil
3 Pelaporan Penelitian
1. Pelaporan Penelitian
2. Publikasi Penelitian
3. Dokumentasi
Penelitian

10
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi


Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) Republik
Indonesia. Jakarta: Bappenas.

Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2013).
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
RI.

Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2018). Jakarta :
Kementrian Kesehatan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahida, Yuliana, dkk. 2019. Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga. Sulawesi
Selatan : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

Welasasih D.B. dan Wirjatmadi R.B. 2012. Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health,
(8)3:99-104.

11
INFORM CONSENT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA DI KELURAHAN COT BA’U KOTA SABANG
Assalamualaikum wr. wb

Yang terhormat Ibu, perkenalkan nama saya ………………………….. Pada kesempatan kali ini saya
mohon kesedian Ibu untuk berkenan menjadi responden penelitian dengan judul tersebut di atas, yang pada
saat ini sedang melakukan penelitian pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Kelurahan Cot Ba’U
Kota Sabang. Maka dari itu, saya akan menanyakan kepada Ibu beberapa hal yang berkaitan dengan Gizi
dan Kesehatan. Selain itu, kami akan melakukan pengukuran tinggi badan pada anak Ibu. Jawaban yang
Ibu berikan akan bermanfaat bagi program kesehatan Kota Sabang dan terjamin kerahasiaannya.

Apakah Ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini?


1. Ya
2. Tidak
Atas bantuan dan kesediaan waktu yang telah Ibu berikan, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah mendengar penjelasan tentang mengenai tujuan penelitian, prosedur penelitian, manfaat dan inti
dari kuesioner ini. Saya mengerti bahwa:

• Pada diri saya akan dilakukan wawancara sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner
• Pada diri anak saya akan dilakukan pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran tinggi
badan.
Maka dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Umur : tahun
Alamat :
Nama anak yang berpartisipasi :
No. Telepon :
Menyatakan setuju untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian ini secara sukarela dan bebas tanpa ada
paksaan, dengan catatan apabila merasa dirugikan dalam penelitian ini dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini.

Sabang, tanggal / /2020

Pembuat pernyataan,

(
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING


PADA BALITA DI KELURAHAN COT BA’U KOTA SABANG

Tanggal Wawancara : Nama Pewawancara : Waktu :

Identifikasi Keluarga Responden Koding


IKR 1 RW [ ] [ ]
IKR 2 RT [ ] [ ]
IKR 3 No. Responden [ ]
IKR 4 Nama Kepala Keluarga
IKR 5 Nama Responden (Ibu)
Tanggal Lahir Responden [ ][ ]-[ ][ ]-
IKR 6
(Ibu) [ ][ ]
1. Tidak sekolah
2. Tamat SD/MI
3. Tamat SLTP/MTs
4. Tamat SLTA/MA
IKR 7 Pendidikan Kepala Keluarga [ ]
5. Diploma: D1/D2/D3
6. Sarjana: S1/S2
7. Lainnya:

1. Tidak sekolah
2. Tamat SD/MI
3. Tamat SLTP/MTs
4. Tamat SLTA/MA
IKR 8 Pendidikan Responden (Ibu) [ ]
5. Diploma: D1/D2/D3
6. Sarjana: S1/S2
7. Lainnya:

1. Tidak Bekerja
2. Sekolah
3. Jasa (ojek/supir)/bangunan
4. PNS/TNI/Polri
IKR 9 Pekerjaan Kepala Keluarga [ ]
5. Pegawai swasta
6. Dagang/wiraswasta
7. Lainnya:
1. Tidak Bekerja
2. Sekolah
3. Buruh Cuci
4. PNS/TNI/Polri
IKR10 Pekerjaan Responden (Ibu) [ ]
5. Pegawai swasta
6. Dagang/wiraswasta
Lainnya:

Pendapatan Rumah Tangga Rp. [ ][ ][ ][ ]


IKR12
per Bulan [ ][ ][ ]
Jumlah Anggota Rumah
IKR13 Tangga (yang Masih [ ]
Dibiayai Orang Tua)
IKR14 Alamat Lengkap
Identitas Balita
IB 1 Nama Balita
[ ]-[ ]-
IB 2 Tanggal Lahir Balita
[ ]
IB 3 Umur Balita Bulan [ ]
IB 4 Jenis Kelamin Balita 1. Perempuan 2. Laki-laki [ ]

A. Pola Asuh (Praktik Pemberian ASI Eksklusif)


A1 Apakah Ibu pernah menyusui anak?
1. Ya lanjut ke A3
[ ]
2. Tidak lanjut ke A2
A2 Mengapa Ibu tidak memberikan ASI? (lanjut ke A12)
1. ASI tidak keluar 3. Ibu sakit
[ ]
2. Anak sakit 4. Lainnya, sebutkan……
A3 Dalam 3 hari pertama, apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar kepada anak
Yaitu: ASI yang berwarna putih kekuning-kuningan / kolostrum
1. Ya
[ ]
2. Tidak
A4 Dalam 3 hari pertama setelah lahir, apakah anak diberi minuman/makanan selain ASI?
1. Ya 8. Tidak tahu/lupa
[ ] [ ]
2. Tidak lanjut ke A7
A5 Minuman/makanan apa saja, yang diberikan kepada anak dalam 3 hari pertama

Jenis Makanan Ya Tidak


a. susu formula dan bayi 1 2 [ ]
b. susu sapi segar/susu kental
1 2 [ ]
manis
c. air putih 1 2 [ ]
d. air gula/manis 1 2 [ ]
e. air tajin/air beras 1 2 [ ]
f. madu 1 2 [ ]
g. pisang 1 2 [ ]
h. lainnya, sebutkan …… 1 2 [ ]
A6 Apa alasan diberikan makanan/minuman tambahan selain ASI tersebut dalam 3 hari pertama?

Ya Tidak
a. Ibu sakit 1 2 [ ]
b. ASI tidak/belum keluar 1 2 [ ]
c. Ibu bekerja 1 2 [ ]
d. Bayi tidak mau 1 2 [ ]
e. Bayi menangis terus 1 2 [ ]
f. ASI tidak mencukupi 1 2 [ ]
g. Nasehat dokter, bidan, atau
1 2 [ ]
perawat
h. Nasehat orang tua 1 2 [ ]
i. lainnya, sebutkan …… 1 2 [ ]
A7 Apakah saat ini anak masih diberi ASI (disusui)?
1. Ya lanjut ke A9
[ ]
2. Tidak
A8 Pada usia berapa anak berhenti diberi ASI (disusui)? …… bulan [ ][ ]
A9 Apakah anak sudah diberi makanan/minuman tambahan selain ASI?
Yang dimaksud dengan makanan/minuman disini adalah makanan/minuman tambahan yang
diberikan secara teratur
1. Ya
[ ]
2. Tidak
A10 Pada usia berapa anak mulai menerima makanan/minuman tambahan tersebut?
…… bulan [ ][ ]
B. Penyakit Infeksi

B1 Apakah anak pernah sakit?


1. Ya
[ ]
2. Tidak
B2 Penyakit apa yang pernah dialami oleh anak?

Sebutkan, 1. (Berapa lama sakitnya )


2. (Berapa lama sakitnya )
B3 Apakah dalam 1 bulan terakhir anak Ibu mempunyai keluhan kesehatan seperti dibawah ini?
(Sebutkan pilihan jawaban yang pertama saja, selanjutnya ditanyakan dengan pertanyaan, ada lagi
Bu?)
Jenis Penyakit Kondisi Lama (hari)
a. Panas 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
b. Batuk 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
c. Pilek 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
d. Asma 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
e. Napas sesak/cepat (Pneumonia) 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
f. Penyakit paru & diobati 6 bln
(TBC) 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
g. Diare/buang-buang air 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
h. Campak 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
i. Cacar 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
j. DBD 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
k. Typhus 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
l. Cacingan 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
m. Lainnya, sebutkan …… 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
n. Tidak sakit lanjut B4 1. Ya 2. Tdk [ ] …… hr [ ]
B4 Kapan terakhir anak sakit?
………… bulan lalu. [ ][ ]

C. Berat Lahir dan Panjang Lahir


C1 Berapa berat anak Ibu saat lahir?
1. …… gram 8. Tidak tahu/lupa 9. Tidak ditimbang [ ][ ][ ][ ] gr
C2 Berapa panjang anak Ibu saat lahir?
2. …… cm 8.Tidak tahu/lupa 9.Tidak diukur [ ][ ][ ][ ]cm

D. Status Imunisasi
D1 Apakah anak Ibu diimunisasi?
1. Ya lanjut ke D2
[ ]
2. Tidak
D2 Imunisasi apa saja yang sudah dilakukan? (lihat KMS)
Ya Tidak
a. BCG (biasanya di lengan kanan atas) 1 2 [ ]
b. DPT (biasanya dipaha)
1 2 [ ]
…… kali
c. Polio (ditetes)
1 2 [ ]
…… kali
d. Campak (biasanya pada lengan kiri) 1 2 [ ]
e. Hepatitis 1 2 [ ]

E. Pola makan Anak


E1

Apakah jadwal makan anak teratur 1 2 [ ]

Berapa kali anak makan sehari 1 2 [ ]


Jenis makanan yang diberikan pada anak
a. Karbohidrat: Nasi, mie, singkong, ubi, 1 2 [ ]
dll
b. Protein Hewani: Telur, daging, ikan, dll 1 2 [ ]
c. Protein Nabati: Tahu, Tempe, Kacang, 1 2 [ ]
dll
d. Susu dan Produk susu: susu bubuk, 1 2 [ ]
susu kental manis, keju, yoghurt
[ ]
e. Sayuran: Bayam, kangnkung, wortel, 1 2
dll [ ]
f. Buah-buahan: apel, jeruk, pisang, 1 2
mangga

Apakah ibu memberikan makanan kecil 1 2 [ ]


diantara makan pagi dan siang
Apakah ibu memililh jajanan yang bergizi 1 2 [ ]
untuk anak
F. Antropometri
Tinggi Badan cm [ ]
Berat Badan kg [ ]

Anda mungkin juga menyukai