SKRIPSI
Disusun oleh:
ROSMINI
NIM: 2022E1D071M
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menyusun Memperoleh Gelar Sarjana Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Mataram
Disusun oleh:
ROSMINI
NIM: 2022E1D071M
SKRIPSI
Disusun oleh:
ROSMINI
NIM: 2022E1D071M
Hari/Tanggal ………………………...
Menyetujui,
NIDN. 0817038602
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun oleh:
ROSMINI
NIM: 2022E1D071M
2. Penguji I
Evi Diliana Rospia, S.ST., M.Keb
3. Penguji II
dr. Andy Setiawan Tahang, S.p.OG
Mengeesahkan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Mataram
Dekan,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi “Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kejadian Stunting di kelurahan Sampir
Kecamatan Taliwang Tahun 2022. Skripsi ini mengkaji akan adakah pengaruh antara
pengetahuan dan pola asuh ibu pada bayi balita stunting.
Penulis menyadari bahwa selsainya Skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Drs.Abdul Wahab,M.A, selaku Rektor Universitas Muhammadyah
Mataram.
2. Ibu Apt.Nurul Qiyaam,M.Farm,Klin.Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadyah Mataram.
3. Ibu Catur Esty Pamungkas,M.Keb. Selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Mataram.
4. Ibu Cahaya Indah Lestari,M.Keb. selaku dosen pembimbing I yang dengan
ketulusannya membimbing sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
5. Bapak dr.Andi Setiawan T,Sp.OG,M.Kes,F.Mas,D.Mas,FICRS selaku dosen
pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan arahan-
arahan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan selama kuliah.
7. Terspesial juga buat pak Suami tercinta dan anakku tersayang yang telah banyak
mendukung dan mensupport mendorong agar segera menyelesaikan penulisan
Skripsi ini.
Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang telah turut
berpartisipasi dalam proses penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu,saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap
Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dunia pendidikan.
Mataram April 2023
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................51
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur........................................64
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...............................64
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan..................................65
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan..............................................66
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Pola Asuh..............................................................66
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting................................................67
Tabel 4.7 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap kejadian Stunting....................67
Tabel 4.8 Pengaruh Pola Asuh terhadap kejadian Stunting..................................68
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 Tentang
Percepatan Penurunan Stunting. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021-2024.
Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019, angka
stunting di Indonesia sebesar 27,67%. Menurut WHO, masalah kesehatan
masyarakat dianggap kronis ketika prevalensi stunting melebihi 20%. WHO
juga menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan prevalensi stunting
tertinggi di Asia pada tahun 2017. Indonesia berada di peringkat lima dari 81
negara dengan jumlah anak stunting terbesar di dunia yang mencapai 7.547.000
anak. Indonesia dilaporkan memiliki jumlah anak stunting yang lebih besar
daripada beberapa negara Afrika, seperti Ethiopia, Republik Demokratik
Kongo, Kenya, Uganda, dan Sudan. Dibandingkan beberapa negara tetangga,
prevalensi balita pendek di Indonesia juga tertinggi dibandingkan Myanmar
(35%), Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan Singapura (4%).
Gladys Apriluana dan Sandra Fikawati (2018).
Beberapa studi menunjukkan dampak akibat stunting adalah penurunan
prestasi akademik (picauly & toy,2013), meningkatkan resiko obesitas
( Hoffman et al, 2000; Timaeus, 2021) lebih rentan terhadap penyakit tidak
menular dan peningkatan risiko penyakit degeneratif ( Picauly & Toy,2013).
Stunting patut mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak bagi
kehidupan seseorang,terutama resiko gangguan perkembangan fisik dan
konginitif apabila tidak segera ditangani dengan baik ( Nirmalasari, 2020).
Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh sumiati dkk,2021
dengan sampel sebanyak 355 diwilayah puskesmas Rundeng Kota
Subullusalam tahun 2021 yang mendapatkan hasil sebanyak (51,3%)
1
2
mengalami stunting dan ada hubungan antara pola asuh dan pengetahuan ibu
pada kejadian stunting.penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh yulia
wardita,eka meyri kurniati,cory Nelia Damayanti,mujib hannan,emdan
suprayitno dengan sampel sebanyak 92 responden di wilayah kerja puskesmas
kabupaten sumenep tahun 2022, dengan hasil penelitian kejadian infeksi secara
langsung berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting. Pengetahuan dan
polah asuh ibu berpengaruh signifikan terhadap ketaatan dalam melakukan
imunisasi.
Dinas Kesehatan KSB telah menggalakan Program STBM ( Sanitsi
Total Berbasis Masyarakat ) sebagai salah satu program upaya menurunkan
angka stunting di Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten
Sumbawa Barat. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Setiap individu dan komunitas
mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan
komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF), Setiap
rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang
aman di rumah tangga, Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum
dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas,
pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan),
sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar, Setiap rumah tangga
mengelola limbahnya dengan benar, Setiap rumah tangga mengelola
sampahnya dengan benar.
Inovasi kebijakan penurunan stunting di KSB meliputi : 1. sinergitas
dan kolabarasi Pemerintah Daerah dengan Perusahaan Swasta,BUMN, dan
BUMD,2. Pencatatan dan pengumpulan bahan keterangan dalam bentuk
Kerjasama antar wilayah sebagai upaya penanganan stunting secara
berkelanjutan,3. optimalisasi PErusahaan Sahabat Anak untuk PENanganan
stunTING (PESAN PENTING),4. kolaborasi TPPS (prov/kab/kec/des/kel)
dengan TPK untuk penanggulangan kemiskinan ,pokja PPAS untuk
infrastruktur air minum dan sanitasi ,dan berbagai pihak terkait lainnya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Definisi Stunting
Pada dasarnya stunting dan pendek ialah dua hal yang berbeda.
Penderita stunting memang betul pendek, tapi tidak selalu anak yang
stunting dan pendek itu sama. Untuk kebijakan yang berkaitan dengan
proses diagnosis yang sering sulit dan tidak selalu tersedian disarananya.
membedakan keduanya karena tata laksana yang pasti berbeda. Hal ini
2021..book.google).
referensi ini semua anak pendek dapat disebut juga sebagai stunting.
10
7
yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup
gizi. Stunting dapat terjadi mulai dari janin yang masih di dalam
kandungan dan baru terlihat setelah berusia dua tahun. Stunting dapat
2020).
b. Gejala stunting
usianya
(Kemenkes.2018)
c. Pencegahan Stunting
kehamilan, dan memberi asupan nutrisi yang cukup untuk si kecil. Jika
8
(Kemenkes, 2019).
dimulai dari pemberian nutrisi yang cukup untuk calon ibu. Pemberian
nutrisi yang tepat dan cukup pada ibu hamil, dapat meningkatkan
berat badan bayi saat lahir hingga 41 gram. Selain itu, ibu hamil yang
dari protein, kalsium, zat besi, hingga asam folat, agar pertumbuhan
stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh
selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan
(Kemenkes, 2019).
Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang
dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah
mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil
begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal
d. Dampak Stunting
mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu
stunting pada anak hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa
yang kurang akan lebih sulit menguasai ilmu pengetahuan (sains) dan
yang sama, generasi yang tumbuh dengan kondisi kurang gizi dan
kurang gizi dan stunting pada anak adalah ancaman bagi prestasi dan
2019).
maka pada usia dewasa akan lebih mudah mengalami obesitas dan
12
Sehingga, pada saat usia dewasa jika terjadi kelebihan intake kalori,
dewasa.
ASI eksklusif. Salah satu alasan bagi ibu yang tidak melakukan
pemberian Asi eksklusif pada anak bayinya karena pada saat lahir,
ASI tidak keluar dan langsung diberikan susu formula. Selain itu, ibu
alasan agar sang anak tidak rewel atau menangis. Padahal, ASI
Nadhiroh,2015)
bentuk atau sistem dalam merawat, menjaga dan mendidik. Pola asuh
orang tua adalah interaksi orang tua terhadap anaknya dalam hal
2017).
Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi
yang terjadi antara orang tua dan anak yang dapat memberi pengaruh
2015).
14
Sistem pola asuh ibu pada bayi merupakan faktor risiko lain
terjadinya stunting pada anak. Sistem pola asuh yang rendah dapat
menyebabkan buruknya status gizi pada anak. Jika hal ini terjadi pada
untuk dipulihkan kembali. Pola asuh yang salah yang sering dilakukan
oleh ibu adalah lambatnya pemberian makanan kepada anak dan tidak
terhadap anak-anak.
sosial.
16
(Notoatmodjo, 2017).
mendapatkan ASI eksklusif di usia 0-6 bulan, pada usia 0-24 bulan
yang dibutuhkan oleh tubuh anak yang tidak dapat lagi disokong
a) Tingkat Pengetahuan
telah ada.
(1) Pengalaman
Perguruan Tinggi.
(3) Keyakinan
(4) Fasilitas
(5) Penghasilan
informasi.
20
terhadap sesuatu.
c) Pengukuran Pengetahuan
penilai yang satu dibandingkan dengan yang lain dan dari satu
2017).
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
76 – 100% pengetahuan.
22
ekonomi yang mencakup sanitasi dan sumber air minum yang tidak
5) Penyakit Infeksi
kurang gizi, yang daya tahan terhadap penyakitnya rendah, jatuh sakit
6) Pendidikan Ayah
pendapatan lebih tinggi dan ayah akan lebih memperhatikan gizi anak.
Najah.2018).
penting untuk fungsi normal dari hampir semua sel dan proses
Ibu dengan gizi kurang sejak awal sampai akhir kehamilan dan
anak stunting, selain itu bayi yang diiringi dengan konsumsi makanan
et al. .2018).
positif terhadap status gizi jangka panjang (Sri Mugianti et al. 2018).
25
2021).
a) Trisomi 21
atas, daun telinga kecil atau dengan bentuk yang tidak lazim,tonus
otot lemah, lengan lebar dan pendek dengan garis tangan tunggal,
tangan dan kaki relatif kecil disertai jari-jari yang pendek,dan titih
b) Turner syndrome
d) Prader-willi syndrome
e) Noonan syndrome
f) Primordial dwarfism
oleh nutasi baru dan terjadi pada individu tanpa riwayat keluarga
center 2019).
28
h) Perawakan disproporsional
2019).
Of Pediatrics 2019).
Pediatrics 2019).
k) Mid-prenatal height
memetakan penyebab dan risiko yang terjadi, dan mencari solusi yang
posyandu juga dapat optimal Pelibatan akademisi dan LSM juga dilibatkan
calon pengantin / calon pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu
menyusui dan anak usia 0 (nol) hingga 59 (lima puluh sembilan) bulan.
terdiri dari bidan, kader Tim Penggerak PKK dan Kader KB/IMP untuk
hamil dan pascasalin, serta bayi baru lahir hingga usia 5 tahun dalam
ْ ُّب ثُ َّم ِم ْن ن
ٍة ثُ َّم ِم ْنvvvvَطف َ ُث فَاِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن ت
ٍ راvvvv ٍ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي
ِ ب ِّمنَ ْالبَ ْع
ام َما نَ َش ۤا ُء اِ ٰلٓى اَ َج ٍلvِ َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّمضْ َغ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّو َغي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة لِّنُبَيِّنَ لَ ُك ۗ ْم َونُقِرُّ فِى ااْل َرْ َح
م َّم ْن ي َُّر ُّد اِ ٰلٓى اَرْ َذ ِلvْ َو ِم ْن ُكvُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّتَ َو ٰفّى
ا َءvۤ vاِ َذٓا اَ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َمv َ َدةً فvض هَا ِم َ vَ ِد ِع ْل ٍم َشئًْـ ۗا َوتvر لِ َك ْياَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْعv
َ ْ ااْل َرvرىv ِ vْال ُع ُم
ciptakan) dari setetes mani, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging,
dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
yang diwafatkan dan (ada pula) yang dikembalikan ke umur yang sangat
tua sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya
(pikun). Kamu lihat bumi itu kering. Jika Kami turunkan air (hujan) di
ukuran, besar atau jumlah dimensi pada tingkat sel, organ, ataupun
individu, yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
a) Masa embrio
b) Masa fetus
kelahiran. Masa ini terjadi atas dua periode yaitu masa fetus dini
dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai
2) Masa postnatal
Masa post natal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode
yaitu :
Masih bayi dibagi menjadi dua yaitu : masa bayi dini (1-12 bulan)
dan masa bayi akhir (1-2 tahun). Masa bayi dini pertumbuhan pesat
(Fitriani 2011)
pertumbuhan, yaitu :
1) Perubahan ukuran
kebutuhan tubuh.
2) Perubahan proporsi
dibandingkan tubuh anak dan orang dewasa. Pada bayi baru lahir,
dengan usia-usia lain. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih
37
gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang lepas, dan munculnya
2011).
Ciri-ciri perkembangan :
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
( Fitriani 2011).
39
berat lahir, pada kehamilan tunggal atau majemuk, ukurang orang tua,
a. Faktor Genetik
b. Faktor Lingkungan
B. Tinjauan Islami
Kemenag 2019).
Islam secara lugas mengatur konsep makanan halal dan thayyib dalam QS.
baik dari apa yang Allah telah rezekekikan kepadamu, dan bertakwalah
Kemenag 2019).
(hewan ternak itu) ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat,
ِ ۗ رv
ت اِ َّن فِ ْي ٰ vلِّ الثَّ َمvvَاب َو ِم ْن ُك ُ ِيُ ۢ ْنب
َ ت لَ ُك ْم بِ ِه ال َّزرْ َع َوال َّز ْيتُوْ نَ َوالنَّ ِخ ْي َل َوااْل َ ْعن
َ ِٰذل
َك اَل ٰ يَةً لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن
diolah dengan cara yang benar menurut agama. Makanan yang baik belum
tentu halal dan makanan halal belum tentu baik. Makanan yang
diperbolehkan oleh agama adalah halal dari segi hukumnya, baik halal
usaha yang benar seperti sapi yang disembelih dengan menyebut nama
Allah dan lain-lain. Sementara makanan yang thayyib atau ‘baik’ yaitu
hanya mengajarkan tata cara makan yang sesuai tuntunan sunnah, namun
oleh makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga oleh udara. Hal ini juga
sejalan dengan konsep asupan gizi seimbang yang diperlukan bagi balita.
pendek, yaitu asupan makanan harus sesuai dan tepat dalam hal: pertama,
sesuai dengan berat badan dan tinggi badan menurut umurnya (BR
memerlukan tambahan asupan sebesar 300 kkal dari 2250 kkal dengan,
dan tambahan asupan sekitar 330-400 kkal bagi ibu menyusui. Asupan
tersebut harus seimbang, baik untuk zat gizi makro (karbohidrat, lemak,
dan protein) maupun mikro (vitamin dan mineral) serta kebutuhan cairan
berat dan tinggi badan menurut umurnya, yang semakin meningkat seiring
kalori 550 kkal bagi bayi berusia 0-6 bulan (cukup terpenuhi dengan ASI
eksklusif) dan meningkat seiring pertambahan usia hingga 1600 kkal saat
C. Kerangka Teori
Stunting
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
Variabel Independen adalah pengetahuan dan pola asuh ibu terhadap kejadian
E. Hipotesis
penelitian yang muncul adalah ada pengaruh yang signifikan antara Tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dilanjutkan sampai pada taraf pengambilan simpulan yang berlaku secara umum
serta menerangkan hubungan sebab akibat dan sudah ada hipotesis, serta dalam
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmojo, 2012).
analitik yang menggunakan data primer berupa kuisioner yang dibagikan kepada
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kejadian Stunting
yang mempunyai bayi balita sebanyak 78 orang dengan metode cross secsional
49
50
kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat dan penelitian telah dilakukan dari
C. Variabel Penelitian
pengukuran dan atau memanipulasi penelitian bersifat konkret dan dapat diukur
Sugiyono (2017).
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya varibel yang dipengaruhi
Pola asuh Pola asuh dapat diartikan Baik : hasil Nominal Kuisioner
sebagai sistem, cara kerja persentase 76-100%
atau bentuk dalam upaya cukup : hasil
menjaga, merawat persentase 56-75%
mendidik da kurang : hasil
membimbing anak kecil persentase <56%
supaya dapat berdiri
sendiri. Selain itu, pola
asuh orang tua
dapat diartikan sebagai
interaksi antara
anak dan orang tua
selama mengadakan
kegiatan peng-asuhan.
Pola pengasuhan adalah
proses memanusiakan
atau mendewasakan
manusia secar
manusiawi, yang harus
disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta
perkembangan zaman.
(uswatuh hasanah,2016)
Menurut Morrison
52
penelitian. Sampel dalam hal ini merupakan sebagian dari populasi di dalam
1. Populasi
Maka populasi dalam dalaam penelitian ini adalah semua orang tua / keluarga
53
2. Sampel
Roflin, 2021). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi
Sumbawa Barat.
n=
Keterangan :
N = Ukuran populasi
n= 350
1 + 350 (0,1²)
n= 350
1 + 350 (0,01)
n= 350
1 + 3,5
n= 350 = 77,7 dibulatkan menjadi 78.
4,5
yakni setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesamaan yang sama
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria yang harus ada pada setiap sampel yang
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Ibu yang tidak bersedia
menjadi responden.
F. Etika Penelitian
pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian tidak merugikan
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Informed consent
lembar informed consent dan menjelaskan maksud dan tujuan serta dampak
yang akan terjadi selama proses pengambilan data kepada responden. Fungsi
tujuan serta memahami dampak dari penelitian ini. Dalam proses pengisian
kuisioner dengan keterangan nama sesuai dengan kartu tanda penduduk, akan
tetapi responden boleh mengisi nama responden dengan inisial nama depan
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
maupun tulisan. Peneliti akan bertanggung jawab atas semua informasi dan
data responden yang telah diperoleh sebagai keperluan penelitian. Tujuan dari
penelitian, baik informasi tertulis maupun tidak tertulis serta masalah lain saat
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
konsep dan teori yang telah dibuat. Pertanyaan terdiri dari tiga bagian yaitu:
2. Sumber data
a. Data Primer
yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden hanya
dari instrumen Sinaga (2021) yang telah diuji validitas ulang oleh peneliti
valid dan 2 tidak valid dengan opsi jabawan, yaitu sangat setuju, setuju,
tahap, yaitu:
tentang tujuan dan manfaat, dan prosedur penelitian serta hak dan
59
belum jelas.
yang telah disiapkan. Data yang terkumpul akan diolah dengan berbagai
a. Editing
sudah lengkap relevan, jelas dan konsisten. Pada penelitian ini editing
dilakukan pada saat setelah pengisian kuisioner. Bila ada data yang
b. Tabulation
Tabulasi yaitu memberikan skor pada setiap item dan mengubah jenis
c. Coding
Coding yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk merubah data yang
d. Entry data
e. Cleaning data
2. Analisis data
a. Analisa univariat
(Nursalam, 2016).
61
dan pola asuh ibu sebagai variabel independen dan kejadian stunting
b. Analisa bivariat
asuh ibu pada kejadian stunting. Analisis ini menggunakan uji Chi-Square
dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value > 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan
proposal
3 Konsul
pembimbing I
4 Konsul
pembimbing 2
5 Seminar hasil
proposal
6 Revisi
7 Pengumpulan
laporan proposal
63
BAB IV
A. Hasil Penelitian
yakni data ibu yang mempunyai bayi balita sebanyak 78 orang. Sedangkan
asuh ibu. Variabel indepeden dalam penelitian ini adalah peran pengetahuan dan
pola asuh ibu serta Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian
stunting. populasi dalam dalaam penelitian ini adalah semua orang tua / keluarga
350 ibu yang punya bayi balita. Penelitian ini mengambil sebagian populasi untuk
purposive sampling, dengan kritria inklusi Ibu yang mempunyai anak usia 0-5
tahun, Anak yang memiliki KMS (kartu Menuju Sehat), Anak yang masih
memiliki orang tua lengkap, Anak yang tinggal di kelurahan Sampir dan
1. Analisis Univariat
63
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Usia f (%)
<20 tahun 1 1.3
20-35 tahun 74 94.9
>35 tahun 3 3.8
Total 78 100.0
Sumber : Pengolahan data primer
usia, responden terbanyak adalah ibu yang berumur 20-35 tahun (94.9%)
Pendidikan f (%)
Tidak Sekolah 1 1.3
Tamat SD 9 11.5
Tamat SMP 12 15.4
Tamat SMA 44 56.4
Perguruan Tinggi 12 15.4
Total 78 100.0
Sumber : Pengolahan data primer
pendidikan, responden terbanyak adalah ibu yang tamat SMA (56.4%) atau
Pendidikan f (%)
Buruh 7 9.0
IRT 43 55.1
Wiraswasta 17 21.8
Pegawai Swasta 8 10.3
PNS 3 3.8
Total 78 100.0
Sumber : Pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 4.3 di atas karaktristik responden berdasarkan
responden (3.8%).
pengetahuan ibu paling sedikit adalah ibu yang berpengetahuan Cukup yakni
22 responden (28.2%).
Total 78 100.0
Sumber : Pengolahan data primer
Berdasarkan tabl 4.5 di atas bahwa pola asuh terbanyak adalah Baik
2. Analisis Bivariat
yang stunting. hasil uji Chi Square Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Stunting didapatkan nilai signifikan 0.000 atau < 0.05
adalah Baik yakni 41 (52.6%) dan 32 diantanya memiliki anak yang tidak
stunting. Sedangkan pada tabel stunting pola asuh terbanyak adalah Kurang
yakni 14 atau sebanyak (42.4%) dari ibu yang memiliki anak stunting.
Kejadian Stunting didapatkan nilai signifikan 0.000 atau < 0.05 sehingga
dapat di simpulkan bahwa pola asuh ibu memiliki pengaruh yang signifikan
B. Pembahasan
1. Karakteristik Usia
terbanyak adalah ibu yang berumur 20-35 tahun (94.9%) atau sebanyak 74 dari
78 responden. Sedangkan umur paling sedikit adalah <20 tahun yakni sebanyak
1 (1.3%).
pertumbuhan pada bayi 0-11 bulan. Penelitian lain menunjukkan hasil yang
sejalan dengan penelitian ini, dimana usia yang terlalu muda (<20 tahun) dan
terlalu tua (>35 tahun) memiliki hubunngan yang signifikan dengan kejadian
dibandingkan dengan ibu usia ideal (20-35 tahun) (Manggala, A.K., et al.
2018).
fisik pada ibu usia remaja masih terus berlangsung, sehingga terjadi kompetisi
untuk memperoleh nutrisi antara ibu dan janin. Akibatnya ibu beresiko
anak yang BBLR dan pendek. Apabila dalam 2 tahun pertama tidak ada
perbaikan tinggi badan (catch up growth) pada balita, maka balita tersebut akan
tumbuh menjadi anak yang pendek. Selain itu secara psikologis, ibu yang masih
muda belum matang dari segi pola pikir sehingga pola asuh gizi anak pada ibu
2. Karakteristik Pendidikan
adalah ibu yang tamat SMA (56.4%) atau sebanyak 44 dari 78 responden.
(1.3%).
pendidikan ibu maka resiko anak mengalami stunting 5 kali lebih rendah
daripada ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini dikarenakan
kesehatan anak.
3. Karakteristik Pekerjaan
dimana tidak ditemukan adanya hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian
stunting. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, ibu yang tidak bekerja
lebih banyak memiliki waktu di pagi hari untuk ke posyandu dan memperoleh
bahwa ibu yang tidak bekerja justri dominan memiliki anak yang stunting
sementara ibu yang bekerja memiliki anak yang tidak stunting (Mentari, S. &
Hermansyah, A. 2019). Meskipun ibu yang bekerja tidak memiliki waktu untuk
sehingga hal ini dapat menunjang pertumbuhan anak karena orang tua dapat
keluarga, hal ini dapat dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang tinggi dominan memiliki anak yang tidak stunting, sementara itu keluarga
4. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan
dan raba. Hasil analisis data penelitian terlihat bahwa dari 78 responden
pengetahuan baik, dan 22 ibu (28.2%) memiliki pengetahuan cukup. Hal ini
dari kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang stunting adalah kurangnya ibu
72
ibu, sehingga ibu tidak dapat mejawab dengan benar (Hasanah 2022).
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku
5. Pola Asuh
Pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti merawat,
menjaga, mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam
merawat, menjaga dan mendidik anak. Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu
dalam mengasuh balita mereka. Perilaku sendiri dipengaruhi oleh sikap dan
pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap yang baik, yang
yang baik pula. Ibu dengan pola asuh yang baik akan cenderung memiliki anak
dengan status gizi yang baik pula, begitu juga sebaliknya, ibu dengan pola asuh
gizi yang kurang cenderung memiliki anak dengan status gizi yang kurang pula
(Virdani, 2020).
gizi Stunting terdapat pola asuh orang tua yang Kurang sebanyak 14 responden,
10 responden dengan pola asuh responden Cukup dan 9 responden dengan pola
asuh Baik. Sedangkan pada responden dengan status gizi tidak stunting pola
responden dan tidak terdapat pola asuh kurang. Pola asuh berhubungan dengan
stunting disebabkan oleh adanya pola asuh ibu yang kurang terhadap balita
kebersihan dan pelayanan kesehatan. Dimana, masalah ini secara garis besar
74
ialah 14 pola asuh ibu yang kurang dapat meningkatkan resiko terjadinya
stunting (Putra, dkk 2020). Sehingga, rendahnya pola asuh akan menyebabkan
buruknya status gizi pada balita. Karena pada masa golden age akan
menyebabkan otak tidak dapat berkembang dengan optimal dan sulit untuk
pengetahuan ibu terbanyak adalah kurang yakni 29, 5 responden dengan tingkat
pengetahuan Cukup dan tidak ada responden dengan tingkat pengetahuan Baik.
Sedangkan pada 45 responden dengan status gizi tidak stunting terdapat tingkat
hasil chi square dengan nilai p value = 0.000 dan α = 0.05 dimana p < α.
Kabupaten Sumbawa Barat, lebih banyak terjadi pada ibu yang berpengetahuan
kurang.
ibu dalam menyediakan makanan untuk anaknya termasuk jenis dan jumlah
yang tepat agar anak dapat timbuh dan berkembang secara optimal..
Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang stunting dan kesehatan maka penilaian
(Purnama et al 2021).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Edwin Danie
pada anak baru masuk sekolah dasar di Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
Sumbawa Barat. Dari 33 responden dengan status gizi Stunting terdapat pola
76
asuh orang tua yang Kurang sebanyak 14 responden, 10 responden dengan pola
asuh responden Cukup dan 9 responden dengan pola asuh Baik. Sedangkan
pada responden dengan status gizi tidak stunting pola asuh terbanyak adalah
Baik sebanyak 33 responden, pola asuh Cukup 13 responden dan tidak terdapat
Kabupaten Sumbawa Barat dengan hasil chi square dengan nilai p value =
0.000 dan α = 0.05 dimana p < α. Hal ini disebabkan karena peran orang tua
sebagai pola asuh yang baik dan demokratis sehingga lebih dominan untuk
menjadikan status gizi balita menjadi lebih baik dibandingkan pola asuh orang
tua yang kurang baik. Sementara itu untuk pola asuh yang tidak baik bisa saja
menghasilkan status gizi balita yang tidak stunting, karena stuting bukan hanya
disebabkan oleh faktor luar namun bisa disebabkan oleh faktor dari dalam
seperti faktor genetik orang tua yang secara tidak langsung dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri
menunjukkan bahwa pola asuh yang baik berisiko 8,07 kali lebih besar
status gizi stunting yaitu 53% dan 12,3%. Hasil uji statistik chi square
77
menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan status gizi (p<0,001)
dengan OR 8,07 yang artinya subjek penelitian dengan pola asuh kurang baik
berisiko 8 kali lebih besar untuk terkena stunting dibanding dengan subjek
penelitian dengan pola asuh yang baik. Pola asuh sendiri merupakan
praktik yang di lakukan pengasuh seperti ibu, bapak, nenek, atau orang
emosional anak dan pemberian stimulasi yang anak butuhkan dalam masa
stunting pada balita 1,22 kali lebih besar dibanding dengan keluarga dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kejadian Stunting Di Kelurahan Sampir Kecamatan
Sedangkan umur paling sedikit adalah <20 tahun yakni sebanyak 1 (1.3%).
ibu yang tamat SMA (56.4%) atau sebanyak 44 dari 78 responden. Sedangkan
4. Hasil analisis data penelitian terlihat bahwa dari 78 responden terdapat 29 ibu
baik, dan 22 ibu (28.2%) memiliki pengetahuan cukup. Hal ini menunjukkan
pola asuh orang tua yang Kurang sebanyak 14 responden, 10 responden dengan
pola asuh responden Cukup dan 9 responden dengan pola asuh Baik.
Sedangkan pada responden dengan status gizi tidak stunting pola asuh
Kabupaten Sumbawa Barat dengan hasil chi square dengan nilai p value =
0.000 dan α = 0.05 dimana p < α. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
pada ibu yang berpengetahuan kurang. Hasil analisis di dapatkan bahwa ada
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat khususnya ibu dapat lebih aktif dalam mencari
informasi tentang stunting pada anak dan meningkatkan pola asuh yang
seharusnya diberikan kepada anak sehingga tidak ada lagi anak yang
mengalami stunting.
kejadian stunting.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y., & Ernita, L. (2022). Peran Amal Usaha Muhammadiyah Dan
‘Aisyiyah Dalam Menurunkan Stunting Di Kenagarian Tanjung Bungo.
Jomis (Journal Of Midwifery Science), 6(1), 75-84.
Arisman, M. B. "Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan." Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran Egc 2 (2009): 275.
Fitriani, I. S., & Oktobriariani, R. R. (2017). Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini
Orang Tua Terhadap Pencegahan Penyimpangan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak Balita. Indonesian Journal For Health Sciences,
1(1), 1-9.
Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Terhadap
Kejadian Stunting Di kelurahan Sampir Kecamatan
Taliwang Tahun 2022
Peneliti : Rosmini
NIM : 2022E1D071M
Saya (Setuju/ Tidak setuju*) untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya
mengerti bahwa saya menjadi bagian dari peneliti yang setuju untuk mengetahui tentang
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kejadian Stunting Di
kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Tahun 2022 ”. Saya telah diberitahu jawaban terhadap
kuisioner tidak akan diberitahukan kepada siapapun.
Partisipasi saya atau penolakan saya untuk menjawab kuisioner ini tidak akan merugikan
saya. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan
dan masyarakat umumnya.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia
berperan serta dalam penelitian ini.
83
Taliwang,
(Responden)
__________________ __________________
Tanda tangan
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. TANGGAL KUNJUNGAN :__________________
2. PEWAWANCARA :___________________
3. NAMA IBU BALITA : ___________________
4. NAMA KEPALA KELUARGA : ___________________
5. RT :__________
6. RW :__________
7. Kelurahan : SAMPIR
84
rendah?
c. 4-6 kali
6 Bagaimana cara memberikan a. Berikan secara hati-
makan anak anda ? hati sedikit demi
sedikit
b. Dipaksa jika anak
tidak mau makan
c. Berikan makanan
sebanyak mungkin
7 Apakah anak balita anda a. Ya,Apa saja.
dibiasakan sejak dini Sebutkan :
mengkonsumsi buah? b. tidak
(disisi
peneliti)
ANALISIS UNIVARIAT
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 TAHUN 1 1.3 1.3 1.3
25-35 TAHUN 74 94.9 94.9 96.2
>35 TAHUN 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SEKOLAH 1 1.3 1.3 1.3
SD 9 11.5 11.5 12.8
SMP 12 15.4 15.4 28.2
SMA 44 56.4 56.4 84.6
PERGURUAN TINGGI 12 15.4 15.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BURUH 7 9.0 9.0 9.0
IRT 43 55.1 55.1 64.1
WIRASWASTA 17 21.8 21.8 85.9
PEGAWAI SWASTA 8 10.3 10.3 96.2
PNS 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 27 34.6 34.6 34.6
CUKUP 22 28.2 28.2 62.8
KURANG 29 37.2 37.2 100.0
Total 78 100.0 100.0
92
POLA_ASUH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 41 52.6 52.6 52.6
CUKUP 23 29.5 29.5 82.1
KURANG 14 17.9 17.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
KEJADIAN_STUNTING
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STUNTING 33 42.3 42.3 42.3
TIDAK STUNTING 45 57.7 57.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 58.215a 2 .000
Likelihood Ratio 73.996 2 .000
Linear-by-Linear Association 53.301 1 .000
N of Valid Cases 78
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 26.065a 2 .000
Likelihood Ratio 31.629 2 .000
Linear-by-Linear Association 23.894 1 .000
N of Valid Cases 78
49
UMUR KEJADIAN
NO INISIAL
Lampiran
KODE
6. Master Tabel
PENDIDIKAN KODE PEKERJAAN KODE PENGETAHUAN KODE POLA ASUH KODE STUNTING KODE
1 A 20 2 SD 2 BURUH 1 KURANG 3 KURANG 3 stunting 1
2 S 28 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 KURANG 3 stunting 1
3 S 28 2 SMA 4 IRT 2 BAIK 1 CUKUP 2 tidak stunting 2
4 S 26 2 SMA 4 PEGAWAI SWASTA 4 BAIK 1 CUKUP 2 tidak stunting 2
5 N 27 2 SMA 4 IRT 2 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
6 J 28 2 SMA 4 IRT 2 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
7 B 30 2 SMA 4 IRT 2 BAIK 1 BAIK 1 tidak stunting 2
8 A 29 2 PT 5 PEGAWAI SWASTA 4 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
9 I 26 2 PT 5 PEGAWAI SWASTA 4 BAIK 1 BAIK 1 tidak stunting 2
10 A 34 2 PT 5 PNS 5 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
11 L 36 3 SMA 4 IRT 2 CUKUP 2 BAIK 1 stunting 1
12 L 29 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 BAIK 1 stunting 1
13 A 30 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 BAIK 1 stunting 1
14 S 30 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 KURANG 3 stunting 1
15 B 27 2 SMP 3 BURUH 1 KURANG 3 KURANG 3 stunting 1
16 N 27 2 SMP 3 IRT 2 CUKUP 2 BAIK 1 stunting 1
17 I 28 2 SMA 4 WIRASWASTA 3 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
18 I 19 1 SMP 3 WIRASWASTA 3 BAIK 1 BAIK 1 tidak stunting 2
19 L 26 2 SMA 4 WIRASWASTA 3 BAIK 1 BAIK 1 tidak stunting 2
20 W 26 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 CUKUP 2 stunting 1
21 S 26 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 BAIK 1 stunting 1
22 H 30 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 BAIK 1 stunting 1
23 S 29 2 PT 5 PNS 5 CUKUP 2 BAIK 1 tidak stunting 2
24 H 33 2 PT 5 PEGAWAI SWASTA 4 BAIK 1 BAIK 1 tidak stunting 2
25 I 34 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 CUKUP 2 stunting 1
26 K 33 2 SMA 4 IRT 2 KURANG 3 CUKUP 2 stunting 1
50