Anda di halaman 1dari 86

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH
PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022

SRIWAHYUTI
042020121

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN INSTITUT


KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA
JAYA PERSADA
TAHUN 2021
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH
PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)


Pada Program Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan dan Bisnis
Kurnia Jaya Persada Palopo

SRIWAHYUTI
042020121

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN INSTITUT


KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA
JAYA PERSADA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH
PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022

Disusun Oleh:
Sriwahyuti
042020121

Skripsi ini Telah Disetujui


Tanggal …………….. 2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Rusdiana, M. Hum., MA Tahira.S.ST.Keb., M.Keb


NIDN 0024065801 NIDN 0923089501

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Samsinar. S.ST., M.Keb


NIDN: 0919078901

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

.
Skripsi dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON
PENGANTIN WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022” “TANGGAL ………… TAHUN 2022” telah disetujui untuk
dipertahankan dalam ujian Skripsi dihadapan Tim Penguji Program studi Profesi
Kebidanan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo

Luwu, Oktober 2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Warlinda, S.ST., M.Kes Indah Mustikasari, S.Ked


NIDN 0903039402 NIDN 0909029001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Kebidanan Institut Kesehatan
dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo Tahun 2022

Samsinar. S.ST., M.Keb


NIDN: 0919078901

ii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH
PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022

Disusun Oleh:
SRIWAHYUTI
042020121

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi


Pada tanggal …………. 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama : …………………….. (…………………….)

Ketua Sidang : Dr. Warlinda, S.ST., M.Kes (…………………….)

Anggota Penguji : Indah Mustikasari, S.Ked (…………………….)

Tim Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Warlinda, S.ST., M.Kes Indah Mustikasari, S.Ked


NIDN 0903039402 NIDN 0909029001

Mengetahui

Rektor Ketua
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Program Studi Sarjana Kebidanan
Jaya Persada

Dr. Rusdiana Junaid, M. Hum.,MA Samsinar. S.ST., M.Keb


NIDN 0024065801 NIDN: 0919078901

iii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skrispi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana di Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada

Palopo. Skrispi ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Ibu Dr.

Warlinda, S.ST., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Indah Mustikasari, S.Ked,

selaku pembimbing II serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dr. Rusdiana, M. Hum., MA Sebagai Rektor Institut Kesehatan Kurnia

Jaya Persada.

2. Ibu Samsinar. S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan

Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo.

3. Bapak Mardi Mading, SKM., M.Kes selaku Kepala Puskesmas Latimojong

yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di

Puskesmas Latimojong.

4. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dan dukungan

material dan moral, yang telah mendidik dan mengasuh serta telah

memberikan doa restu yang senantiasa menyertai penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

5. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam mebyelesaiakn Skripsi

ini

iv
6. Seluruh Staf Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo yang

telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan

yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Skripsi ini mnembawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Luwu, Oktober 2022

Penulis

v
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID PRANIKAH DI WILAYAH PUSKESMAS
LATIMOJONG TAHUN 2022

Sriwahyuti, Warlinda1, Indah Mustikasar2

Imunisasi TT pranikah merupakan imunisasi TT yang diberikan kepada


calon pengantin sebelum menikah sebanyak 1 kali. Pemberian imunisasi TT
tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Hasil Laporan
Puskesmas Latimojong mengenai cakupan pemberian imunisasi TT pranikah
tahun 2020 sebanyak 45 orang dan tahun 2021 sebanyak 70 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
calon pengantin wanita dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di
Wilayah Puskesmas Latimojong tahun 2022.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cros sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah semua
WUS yang akan menikah pada bulan Agustus-Oktober tahun 2022 di Wilayah
Kerja Puskesmas Latimojong sebanyak 38 orang. Tehnik penarikan sampel
menggunakan total sampling
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap
calon pengantin wanita dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di
Puskesmas Latimojong tahun 2022 dengan nilai ρ = 0,000 < nilai α = 0,05.
Diharapkan agar memberikan informasi tentang imunisasi tetanus toksoid
(TT) calon pengantin sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pranikah, Imunisasi, Tetanus


Toxoid
Daftar Pustaka : 28 (2018-2022).

vi
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF


PROSPECTIVE BRIDE AND GROOM WITH PREMARITAL
TETANUS TOXOID IMMUNIZATION IN LATIMOJONG
HEALTH CENTER AREA IN 2022

Sriwahyuti, Warlinda1, Indah Mustikasar2

Premarital TT immunization is TT immunization given to prospective brides


before marriage 1 time. The provision of TT immunization can be carried out in
health service places such as health centers, posyandu, hospitals and other health
services. The results of the Latimojong Health Center report regarding the
coverage of premarital TT immunization in 2020 as many as 45 people and in
2021 as many as 70 people.
This study aims to determine the relationship between knowledge and
attitudes of prospective brides with premarital tetanus toxoid immunization in the
Latimojong Health Center area in 2022.
The type of research used is quantitative research with a cross sectional
study approach. The sample in this study were all WUS who will get married in
August-October 2022 in the Latimojong Health Center Work Area as many as 38
people. Sampling technique using total sampling
The results showed that there was a relationship between the knowledge and
attitudes of the bride and groom with premarital tetanus toxoid immunization at
the Latimojong Health Center in 2022 with a value of = 0.000 < value = 0.05.
It is expected to provide information about tetanus toxoid (TT)
immunization for prospective brides as an effort to improve public health.

Keywords : Knowledge, Attitude, Premarital, Immunization, Tetanus


Toxoid
Bibliography : 28 (2018-2022).

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
PERNYATAN PERSETUJUAN...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iv
PRAKATA.......................................................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................... vii
ABSTRACT........................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7
A. Tinjauan tentang Pranikah................................................................ 7
B. Tinjauan tentang Imunisasi.............................................................. 9
C. Tinjauan tentang Imunisasi TT Pranikah......................................... 12
D. Tinjauan tentang Pengetahuan.......................................................... 19
E. Tinjauan tentang Sikap..................................................................... 21
F. Penelitian Terkait............................................................................. 24
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 26
A. Kerangka Konseptual....................................................................... 26
B. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 26
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................... 28
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 28
B. Populasi............................................................................................. 28
C. Sample............................................................................................... 28

viii
D. Teknik Sampling............................................................................... 28
E. Variable Penelitian............................................................................ 29
F. Definisi Operasional......................................................................... 29
G. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 30
H. Teknik dan prosedur penelitian......................................................... 30
I. Teknik pengolahan data.................................................................... 31
J. Analisa Data...................................................................................... 31
K. Etika Penelitian................................................................................. 34
BAB V HASil PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................. 35
B. Hasil Penelitian................................................................................. 46
C. Pembahasan....................................................................................... 42
BAB VI KESINPULAN DAN SARAN............................................................ 57
A. Kesimpulan....................................................................................... 57
B. Saran................................................................................................. 57
BAB V HASil PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 35
D. Hasil Penelitian................................................................................. 35
E. Pembahasan....................................................................................... 42
BAB VI KESINPULAN DAN SARAN............................................................ 47
C. Kesimpulan....................................................................................... 47
D. Saran................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Rentang Pemberian Imunisasi TT dan Lama Perlindungannya..... 14

Tabel 2.2 Komposisi Imunisasi Tetanus Toxoid............................................. 15

Tabel 2.3 Penelitian Terkait............................................................................ 24

Tabel 4.1 Definisi Operasional dalam Penelitian........................................... 29

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Wilayah


Puskesmas Latimojong Tahun 2022............................................... 37

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di


Wilayah Puskesmas Latimojong Tahun 2022................................ 37

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di


Wilayah Puskesmas Latimojong Tahun 2022................................ 38

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Calon Pengantin


Wanita Responden di Wilayah Puskesmas Latimojong Tahun
2022................................................................................................ 38

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Calon


Pengantin Wanita di Wilayah Puskesmas Latimojong Tahun
2022................................................................................................ 39

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Imunisasi Tetanus


Toxoid pada Calon Pengantin Wanita di Wilayah Puskesmas
Latimojong Tahun 2022................................................................. 39

Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Calon Pengantin Wanita dengan


Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Prankah di Puskesmas
Latimojong Tahun 2022................................................................. 40

Tabel 5.8 Hubungan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian


Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas Latimojong
Tahun 2022..................................................................................... 41

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual....................................................................... 26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Persetujuan


Lampiran 2: Kuesioner
Lampiran 3: Master Tebl
Lampiran 4: Output SPSS
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6: Surat Keterangan Selesai Meneliti
Lampiran 7: Jadwal Penelitian
Lampiran 8: Dokumentas
Lampiran 9: Biodata Penulis

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prosesi kehidupan secara kategoristik, dapat dikelompokkan atas tiga

prosesi yaitu kelahiran, pernikahan dan kematian. Diantara ketiga prosesi

tersebut, masalah pernikahanlah yang senantiasa menuntut adanya perhatian

khusus dalam mengangkat dan mengkaji serta menganalisisnya, karena

pernikahan merupakan monumen kehidupan yang harus dilaksanakan

berdasarkan budaya, agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Fatimah, 2020).

Pernikahan perlu dilakukan dengan penuh persiapan, baik secara fisik,

mental, maupun finansial. Salah satu persiapan pranikah yang paling penting

adalah persiapan kesehatan yang meliputi pemberian imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) yang bertujuan untuk mencegah serta melindungi diri dari

penyakit tetanus. Tercapainya pemberian dosis tingkat tertinggi dari imunisasi

TT sangat dibutuhkan pada masa pranikah ataupun stelah menikah. Hal ini

dikarenakan agar wanita tidak mengalami gangguan selama masa kehamilan,

persalinan, dan nifas (Susanti & Adnani, 2019).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada

tahun 2019 terdapat 25.000 bayi baru lahir meninggal karena tetanus

neonatorum, dari jumlah tersebut mengakibatkan penyakit tetanus menjadi

masalah kesehatan utama di masyarakat hingga di seluruh dunia. Tetanus

1
2

umunya banyak terjadi di negara dengan berpenghasilan rendah, di mana

cakupan pemberian imunisasi TT masih tergolong rendah (WHO, 2022).

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada tahun 2019

menyebutkan bahwa jumlah kasus tetanus toxoyd diantara negara-negara

ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua setelah Pilipina dengan

prevalansi penderita lebih dari 100 orang. Di samping itu, tingkat kasus dan

kematian akibat penyakit TN di Indonesia juga masih cukup tinggi dengan

nilai rata-rata dengan CFR > 50% (Batubara & Siregar, 2021).

Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam laporan

Kemenkes RI tahun 2021 menyampaikan bahwa sebagai upaya

mengendalikan infeksi tetanus toxsoyd, maka dilaksanakan program

imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS) dangan sasaran pada kelompok

usia 15-39 tahun. Cakupan imunisasi TT pada WUS di Indonesia masih

tergolong rendah yaitu sekitar 16,3% di tahun 2019 dan kurang dari 20% di

tahun 2020 (Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan Survey Buletin Imunisasi dan Surveilans PD3I Provinsi

Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa pada tahun 2020, capaian pemberian

imunisasi TT provinsi Sulawesi Selatan mengalami peurunan. Hal ini terlihat

dari prevalansi capaian pada tahun 2019 sebesar 89.3% dan mengalami

penurunan pada tahun 2020 menjadi 80.5% (Dinkes Sul-Sel, 2021).

Imunisasi TT pranikah merupakan imunisasi TT yang diberikan

kepada calon pengantin sebelum menikah sebanyak 1 kali. Pemberian

imunisasi TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.


3

Imunisasi TT pranikah adalah antigen yang sangat aman untuk ibu hamil

maupun calon pengantin wanita (Meiriza & Triveni, 2018).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi

TT pranikah salah satu diantaranya yaitu faktor pengetahuan. Pengetahuan

yang dimiliki seseorang akan memberkan motivasi untuk bersikap dan

melakukan suatu tindakan bagi orang tersebut, seseorang dengan pengetahuan

yang baik akan mempengaruhi presepsinya dalam menerima informasi dan

mengambil keputusan, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu seseorang

dengan pengetahuan yang baik akan mudah memahami tentang pentinganya

imunisasi TT pranikah sehingga akan setuju dalam pemberian imunisasi TT

(Mariyana & Sihombing, 2021).

Selain pengetahuan, sikap juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pemberian imnuisasi TT pranikah. Sikap diartikan sebagai

respons tertutup seseorang terhadap stimulus objek tertentu, yang sudah

melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap sangat

menentukan seseorang kearah yang lebih baik (Mariyana & Sihombing,

2021). Setiap individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu

stimulus atau objek kesehatan maka mereka akan mempunyai sikap yang

menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, jika

seseorang memiliki sikap tidak mendukung terhadap suatu objek maka akan

memiliki sikap yang memperlihatkan penolakkan. Oleh karena itu, sikap

positif seseoang akan memunculkan perilaku untuk mendorong kemauan

patuh melakukan imunisasi TT yang artinya baik buruknya tindakan


4

seseorang dalam melakukan imunisasi TT tergantung dari respon atau reaksi

orang itu sendiri (Etnis, 2020).

Penelitian Terdahulu oleh Azizah (2019) di BPM Hj. Umi Salamah

Amd. Keb Kauman Peterongan Jombang menujukkan bahwa ada hubungan

pengetahuan tentang suntik TT dengan pelaksanaannya engan tingkat

signifikan α < 0,05 (Azizah, 2018). Hal yang sama dikemukakan oleh

penelitian Lede (2021) di Puskesmas Getasan Kab. Semarang yang

menujukkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara sikap dengan

kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid dengan p-value < 0,05 (Lede et al.,

2021)

Berdasarakan data kabupaten Luwu tetaang jumlah cakupan

pemberian imunisasi TT pranikah tahun 2019 sebanyak 405 orang, tahun

2020 meningkat menjadi 415 orang dan tahun 2021 menhalami penurunan

hingga 389 orang (Dinkes Luwu, 2022). Sedangkan data dari Puskesmas

Latimojong mengenai cakupan pemberian imunisasi TT pranikah

menujukkan bahwa pada tahun 2020 dari 73 pasangan pranikah hanya 45

yang melakukan imunisasi TT, pada tahun 2021 menujukkan dari 105

pasangan pranikah hanya 70 yang melakukan melakukan imunisasi TT

(Profil Puskesmas Latimojong, 2022).

Studi awal yang dilakukan peneliti di wailayah kerja Puskesmas

Latomojong terhadap 10 wanita pranikah, terdapat 8 orang yang memiliki

pengetahuan baik serta menjawab setuju dengan pemberian imunisasi TT

karena mera beranggapan bahwa imunisasi TT penting untuk melindungi diri

maupun janin yang nantinya akan dikandung dari infeksi tetanus. 5 orang
5

yang bersedia dalam pemberian imnusasi TT dengan sikap yang positif yang

ditandai dengan keputusannya untuk melaksanakan imunisai TT adalah

langkah yang baik dalam pencegahan penyakit tetanus. Sedangkan 7 lainnya

memiliki pengetahuan rendah dan sikap negativf serta menjawab tidak setuju

dan tidak mengetahui manfaat serta pentingnya imunisasi TT.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin

Wanita Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah Di Wilayah

Puskesmas Latimojong Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “hubungan pengetahuan dan sikap calon pengantin

wanita dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Wilayah

Puskesmas Latimojong tahun 2022?”.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap calon

pengantin wanita dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di

Wilayah Puskesmas Latimojong tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan calon pengantin wanita tentang

pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Wilayah Puskesmas

Latimojong tahun 2022.


6

b. Untuk megetahui sikap calon pengantin wanita tentang pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Wilayah Puskesmas Latimojong

tahun 2022

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Wilayah Puskesmas Latimojong

tahun 2022

d. Unuk hubungan sikap calon pengantin wanita dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Wilayah Puskesmas Latimojong

tahun 2022.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

tambahan bagi mahasiswa maupun dosen, yang dapat diakses melalui

perpustakaan yang tersedia di Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya

Persada Kota Palopo.

2. Bagi Calon Pengantin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

tentang pengetahuan pemberian imunisasi TT pranikah

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk

peneliti selanjutnya dengan tema imunisasi TT pranikah.


7

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat mengenai manfaat imunisasi TT pranikah pada wanita

sebelum dan setelah menikah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pranikah

1. Pengertian

Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya sebuah keluarga,

dengan harapan keharmonisan dan menanggung tanggung jawab yang

besar. Tidak hanya bertujuan untuk hidup bersama dan memiliki

keturunan, pernikahan merupakan salah satu ibadah paling lama yang

dilakukan oleh manusia sebagai hamba dari Tuhan Yang Maha Esa

(Susanti & Adnani, 2019).

Pernikahan Sehat merupakan persetujuan dan keselarasan diantara

pasangan dalam aspek kesehatan, mental, seksual, sosial dan hukum,

memampukan pembentukan keluarga yang kuat dan mampu

membesarkan anak-anak yang sehat. Dalam konteks ini, untuk menuju

‘Pernikahan Sehat’ maka banyak aspek yang perlu mendapatkan

persetujuan dan dilakukan penyelarasan. Aspek fisik adalah salah satu

diantaranya (Armanto, 2020).

2. Persiapan Pranikah

a. Persiapan Fisik:

1) Pemeriksaan status kesehatan : tanda-tanda vital (suhu, nadi,

frekuensi nafas, tekanan darah)

2) Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Trombosit, Lekosit

3) Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :

7
8

a) Golongan Darah dan Rhesus

b) Gula Darah Sewaktu (GDS)

c) Thalasemia

d) Hepatitis B dan C

e) ORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan

Herpes simpleks)

4) Pemeriksaan Urin: Urin Rutin

b. Persiapan Gizi

Peningkatan status gizi calon pengantin terutama bagi wanita

melalui penanggulangan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan

anemia gizi besi serta defisiensi asam folat.

c. Status Imunisasi TT

Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap

penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT

untuk mencapai kekebalan penuh.

d. Menjaga kebersihan organ reproduksi

1) Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.

2) idak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non

sintetik.

3) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.

4) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang

dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan

handuk atau tisu.


9

5) Khusus untuk perempuan:

a) tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas

vagina.

b) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.

c) Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling

lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.

d) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan

berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

e) Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan

(Kemenkes RI, 2018).

B. Tinjauan tentang Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2017

Bab 1 Pasal 1 Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang maka dilakukan Imunisasi secara

aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Vaksin merupakan produk bilogi yang berisi antigen berupa

mikroorganisme yang sudah mati atau masiih hidup yang dilemahkan

atau masih utuh atau berupa toksin mikroorganisme yang telah di olah

menjadi toksid atau protein rekombinan yamg di tambahkan dengan zat

lainnya, yang apabila diberikan kepada seorang hendak memunculkan

imunitas secara aktif terhadap penyatit tertentu (Ruing, 2019).


10

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga

apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau

hanya mengalami sakit ringan (Hadianti, 2019).

2. Manfaat Imunisasi

a. Bagi keluarga, imunisasi akan menekan risiko pengeluaran biaya

pengobatan anak-anak yang sakit, karena biaya pencegahan jauh

lebih murah daripada biaya pengobatan. Imunisasi juga mengurangi

dan menghilangkan kecemasan anak tertular penyakit berbahaya,

sehingga orang tua dan keluarga merasa lebih yakin anak-anak akan

menjalani proses tumbuh kembangnya dengan sehat dan aman.

b. Imunisasi terbukti memberikan perlindungan secara cepat, aman dan

sangat efektif (relatif murah atau cost effective) sehingga biaya

pengobatan dapat dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan rumah

tangga yang lebih produktif. Sekali anak diimunisasi, masa

perlindungannya lama.

c. Bagi masyarakat dan lingkungan wilayah yang mayoritas

penduduknya telah diimunisasi, maka lingkungannya akan terhindar

dari risiko penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),

meskipun ada kelompok atau sebagian anggota masyarakatnya yang

belum diimunisasi

d. Imunisasi juga mampu mencegah epidemi (wabah) penyakit menular

tertentu.
11

e. Bagi bangsa dan negara, keberhasilan imunisasi juga akan

memperbaiki dan meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan

status kesehatan masyarakat, memperpanjang umur harapan hidup

sehat dan produktif sehingga tercipta bangsa yang kuat untuk

melanjutkan pembangunan (Budiyono, 2019).

3. Tetanus Toxoyd (TT)

Tetanus merupakan penyakit yang dapat terjadi pada bayi baru

lahir (tetanus neonatorum) maupun pada anak atau orang dewasa. Kuman

tetanus banyak terdapat dalam usus kuda. Pada bayi baru lahir infeksi

tetanus terjadi melalui tali pusar yang dipotong dengan alat yang tidak

bersih (tidak steril) atau pusar yang dibubuhi obat tradisional atau dengan

pemberian bahan ramuan yang tercemar kuman tetanus. Pada anak serta

orang berusia peradangan tetanus terjalin lewat cedera tusuk yang dalam

ataupun yang kotor (Ruing, 2019).

Toxoid adalah suatu toksin bakteri yang dimodifikasi agar tidak

beracun (umumnya dengan formal dehida), namun tetap memiliki

kemampuan untuk merangsang pembentukan antitoksin (antibodi)

sehingga menghasilkan kekebalan aktif. Contohnya termasuk toxoid

botulinum, tetanus serta difteri (Ruing, 2019).

4. Cara Pencegahan Tetanus Toksoid

Metode pencegahan penyakit tetanus adalah dengan vaksin

tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil dan wanita usia subur (WUS),

imunisasi pada bayi dan imunisasi dengan vaksin DT (difteri, tetanus)

pada anak serta dapat dilakukan dengan cara menolong persalinan yang
12

bersih dan menjaga kebersihan pusar bayi maupun kebersihan setiap

cidera yang lain (Susanti & Adnani, 2019).

C. Tinjauan tentang Imunisasi TT Pranikah

1. Pengertian

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) merupakan pembentukan

kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan janin (Mariyana & Sihombing, 2021).

Imunisasi Tetanus Toxoid adalah proses untuk membangun

kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah

dilemahkan kemudian dimurnikan (Maharani, 2018).

Imunisasi tetanus toxoid (TT) calon pengantin adalah antigen

yang sangat aman untuk ibu hamil maupun calon pengantin wanita, tidak

ada bahayanya bagi janin yang dikandung ibu yang mendapat imunisasi

tetanus toksoid (TT). Imunisasi tetanus toksoid (TT) pada calon

pengantin merupakan salah satu syarat yang harus di penuhi saat

mengurus surat-surat menikah di Kantor Urusan Agama (KUA)

(Maharani, 2018).

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun

2013 tentang penyelenggaraan imunisasi mengenai jenis berdasarkan

penyelenggaraannya imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib

dan pilihan. Imunisasi wajib adalah imunisasi yang diwajibkan oleh

pemerintah. Sedangkan imunisasi pilihan adalah imunisasi yang

diberikan kepada individu sesuai dengan kebutuhannya untuk melindungi


13

dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri dari imunisasi

rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus (Ruing, 2019).

Imunisasi TT pranikah merupakan imunisasi TT yang diberikan

kepada calon pengantin sebelum menikah sebanyak 1 kali. Pemberian

imunisasi TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan

seperti puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan

lainnya. Imunisasi TT pranikah adalah antigen yang sangat aman untuk

ibu hamil maupun calon pengantin wanita (Meiriza & Triveni, 2018).

2. Tujuan pemberian Imunisasi TT Pranikah

Tujuan imunisasi ini adalah melindungi individu terhadap

kemungkinan infeksi tetanus bila terluka, memberikan kekebalan

terhadap penyakit tetanus neonatorum kepada bayi yang akan dilahirkan

dengan tingkat perlindungan vaksin sebesar 90-95 %. pemberian

imunisasi tetanus toksoid (TT) pada calon pengantin bertujuan untuk

mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir (Tetanus

Neonaturum) dan merangsang sistem imunologi untuk membentuk

antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit

Tetanus (Armanto, 2020).

3. Penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi TT

Penyakit tetanus merupakan penyakit yang menyerang system

syaraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang dihasilkan

oleh clostridium tetani dapat di cegah dengan pemberian Imunisasi

tetanus toksoid (TT). Penyakit ini masuk melalui luka gigitan yang telah

di masuki kuman, infeksi gigi, infeksi telinga, bekas gigitan, dan


14

pemotongan tali pusat. Toksin yang dihasilkan tetanospasminsecara

umum menyebabkan kekakuan pada tubuh (Hadianti, 2019).

4. Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Menurut Kemenkes RI (2016) Imunisasi TT pranikah diberikan

sebanyak dua kali kepada calon pengantin wanita dengan interval 4

minggu sebelum pernikahannya. Imunisasi lanjutan yang di lakukan oleh

calon pengantin wanita salah satunya yang di laksanakan pada saat

melakukan pelayanan antenatal. Imunisasi TT pranikah di berikan

sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu, dimulai dari sebelum dan saat

hamil yang berguna sebagai kekebalan seumur hidup. yang dapat

dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah, praktek bidan, atau rumah

sakit swasta (Kemenkes RI, 2019). Interval dalam pemberian imunisasi

tetanus toksoid (TT) dan lama masa perlindungan di berikan sebagai

berikut :

Tabel 2.1
Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT dan Lama
Perlindungannya
Imunisasi TT Selang Waktu Lama Perlindungan
Minimal
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
Sumber : Kemekes RI, 2016
15

5. Komposisi Imunisasi TT

Untuk mencapai kekebalan tubuh yang maksimal, perlu

melakukan imunisasi TT (tetanus) sebanyak 5 dosis. Pemberian suntikan

TT ini harus disesuaikan dengan ketentuan pemberian yang tepat untuk

mencegah serta melindungi diri dari penyakit tetanus (Susanti & Adnani,

2019).

Tabel 2.3
Komposisi Imunisasi Tetanus Toxoid
Komposisi Dosis
Purified Tetanus Toxoid 7,5Lf
Purified Diphtheria Toxoid 2 Lf
Aluminum Phosphate 1,5 mg
Thimerosal 0,05 mg
Sumber : Kemekes RI, 2016

6. Efek Samping Imunisasi TT Pranikah

Efek samping imunisasi TT biasanya hanya gejala ringan saja

seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada di tempat suntikan

yang berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri sehingga tidak

memerlukan tindakan atau pengobatan (Fatimah, 2020).

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemberian Imunisasi TT

Pranikah

a. Faktor Internal

1) Pengetahuan

Individu yang mempunyai faktor informasi lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan lebih luas dan semakin tinggi

tingkat sosial ekonomi individu maka akan menambah tingkat

pengetahuannya.
16

2) Sikap

calon pengantin wanita Faktor predisposisi atau

kecenderungan yang dipelajari dari seseorang individu untuk

merespon secara positif atau negative dengan intesitas yang

moderat dan memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau

orang lain. Sikap mengarah tindakan yang akan dilakukan

seseorang atau calon pengantin berkenan dengan suatu objek.

3) Status perkawinan

Program imunisasi pada calon pengantin dapat dijadikan

pedoman bahwa calon pengantin dipastikan telah mendapatkan

imunisasi tetanus toksoid.

4) Motivasi

Motivasi adalah proses internal yng kompleks yang tidak

dapat diamati secara langsung namun dapat di pahami seseorang

dalam melakukan suatu pekerjaan. Motifasi sangat di perlukan

bagi calon pengantin dalam pemberian imunisasi TT karena

adanya dorongan motivasi yang aktif maka calon pegantin akan

terdorong untuk melakukan imunisasi dan memberikan

kesadaran diri individu tersebut.

5) Perilaku

Proses perilaku calon pengantin calon pengantin dapat di

pengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri. Susunan saraf pusat sangat berperan penting dalam

meneruskan stimulus yang di terima dari saru saraf ke saraf lain


17

dimana dampak perpindahan tersebut tampak pada perilaku

sesorang.

6) Persepsi

Banyak calon pengantin wanita mengatakan tidak

melakukan imunisasi TT karena percaya daya tahan tubuhnya

kebal terhadap tetanus pada kenyataannya ada kemungkinan

terkena Tetanus Toksoid jika tidak melakukan imunisasi TT

sebelum menikah (Armanto, 2020)

b. Faktor Eksternal

1) Dukungan Petugas Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan seseorang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan dan memiliki

pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang bertujuan untuk melakukan upaya kesehatan.

2) Sikap petugas KUA

Penting sekali bagi semua petugas KUA untuk

memberikan sikap mendukung calon pengantin dalam

melakukan imunisasi TT. Tidak hanya petugas kesehatan yang

memiliki tanggung jawab. Petugas KUA bisa berbuat banyak

untuk mendukung dan mendorong Calon Pengantin untuk

melakukan Imunisasi TT, maka mereka mungkin secara tidak

sengaja telah menghalanginya.


18

3) Dukungan keluarga

Dukungan atau support dari orang lain atau orang

terdekat, sangat berperan dalam sukses tidaknya melakukan

imunisasi TT. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk

melakukan Imunisasi TT maka akan semakin besar pula

keinginan untuk melakukan imunisasi TT.

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan segala ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan juga

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan pada

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan

direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu

5) Budaya

Kebiasaan atau kebudayaan merupakan seperangkat

kepercayaan, nilai-nilai, dan cara perilaku yang dipelajari secara

umum dan dimiliki bersama oleh warga di masyarakat. sosial

budaya di artikan sebagai Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan

individu mau pun masyarakat tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang

akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan

(Armanto, 2020).
19

D. Tinjauan tentang Pengetahuan

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan setelah orang mengadakan

penginderaan terhadap suatu objak tertentu. Penginderaan yakni

penglihatan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek

(Notoatmodjo, 2021).

Pengetahuan adalah familiaritas, kesadaran, atau pemahaman

mengenai seseorang atau sesuatu, seperti fakta, informasi, deskripsi, atau

keterampilan, yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan

dengan mempersepsikan, menemukan, atau belajar. Pengetahuan dapat

merujuk pada pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek. Hal ini

dapat diperoleh secara implisit, dengan keterampilan atau keahlian

praktis atau eksplisit, dengan pemahaman teoritis terhadap suatu subjek

dan bisa secara disesuaikan keformalan atau sistematisnya (Rizky, 2018).

2. Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya dan mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang

telah di terima dengan cara menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, dan sebagainya.


20

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dpat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

suatu materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu

dengan yang lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan,

membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur

dengan wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari

objek penelitian (Notoatmodjo, 2021).

3. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
21

atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan diatas. Kategori tingkatan

pengetahuan terdiri dari 3 kategori yaitu:

a. Baik : Subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100%.

b. Cukup : Subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% .

c. Kurang : Subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55%

(Ruing, 2019).

4. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi TT Pranikah

Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan memberkan motivasi

untuk bersikap dan melakukan suatu tindakan bagi orang tersebut,

seseorang dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi

presepsinya dalam menerima informasi dan mengambil keputusan,

begitupun sebaliknya. Oleh karena itu seseorang dengan pengetahuan

yang baik akan mudah memahami tentang pentinganya imunisasi TT

pranikah sehingga akan setuju dalam pemberian imunisasi TT (Mariyana

& Sihombing, 2021).

E. Tinjauan tentang Sikap

1. Pengertian

Sikap dipahami sebagai pernyataan dalam diri individu untuk

melakukan sesuatu. Pendirian atau keyakinan yang muncul karena

adanya pengetahuan akan hal tersebut. Inilah yang akan termanifestasi

dalam bentuk perilaku (Saleh, 2018).

Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan

yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada suatu hal.


22

Sikap diartikan sebagai suatu reaksi ataurespon yang muncul dari

sseorang individu terhadap objek yangkemudian memunculkan perilaku

individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu (Ruing, 2019).

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (Senangtidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik

dan sebagainya). Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu

(Notoatmodjo, 2021).

2. Ciri-ciri Sikap

a. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui

pengalaman, latihan sepanjang perkembangan individu.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat

untuk itu, sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan dengan objek

sikap

d. Sikap dapat tertuju pada satu atau banyak objek.

e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi (Arifin, 2018)

3. Tingkatan sikap

a. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan objek.


23

b. Merespon  (responding)  yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dan sikap.

c. Menghargai  (valuing)  yaitu mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak).

d. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah

merupakan sikap yang paling tinggi.(Saleh, 2018).

4. Jenis-Jenis Sikap

a. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

b. Sikap negatif, kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu (Arifin, 2018)

5. Cara mengukur sikap

a. Positif apabila jumlah skore sikap calon pengantin> nilai median

b. Negatif mendukung apabila jumlah skore calon pengantin nilai

median (Notoatmodjo, 2021)

6. Hubungan sikap dengan pemberian imunisas TT pranikah

Setiap individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu

stimulus atau objek kesehatan maka mereka akan mempunyai sikap yang

menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, jika

seseorang memiliki sikap tidak mendukung terhadap suatu objek maka

akan memiliki sikap yang memperlihatkan penolakkan. Oleh karena itu,


24

sikap positif seseoang akan memunculkan perilaku untuk mendorong

kemauan patuh melakukan imunisasi TT yang artinya baik buruknya

tindakan seseorang dalam melakukan imunisasi TT tergantung dari

respon atau reaksi orang itu sendiri (Etnis, 2020).

F. Penelitian Terkait

Tabel 2.3
Penelitian Terkait
No Nama Peneliti, Judul Desai Penelitian Analisa dan Hasil
dan Lokasi Penelitian Penelitian
1 Faktor yang Jenis penelitian Hasil uji statistik
Berhubungan dengan analitik deskriptif menujukkan nilai p <
Pelaksanaan Imunisasi dengan rancangan 0,05 yang artinya
Tetanus Difteri Pada cross sectional. terdapat hubungan
Ibu Hamil di wilayah antara tingkat
kerja Puskesmas pengetahuan dan sikap
Kecamatan Burneh dengan pelaksanaan
Tahun 2016. imunisasi Tetanus
Difteri
2 Meiriza & Triveni, Jenis penelitian Dari hasil uji chi square
Hubungan Deskriptif Analitik dengan menggunakan
Pengetahuan dan Sikap dengan pendekatan komputerisasi
Ibu Pra-Nikah dengan retrospektif menujukkan hasil P
Pelaksanaan Imunisasi value = 1,00 (p> 0,05)
Tetanus Toxoid secara statitik Ho
(Catin) di Puskesmas Diterima yang artinya
Padang Luar ada Hubungan
Kabupaten Agam Pengetahuan dan sikap
Pra-Nikah dengan
Pelaksanaan Imunisasi
TT (Catin)
3 Wijayanti, Dkk, Desain penelitian Uji statistik dengan Chi
25

Hubungan menggunakan Square didapatkan p


Pengetahuan dan Sikap desain deskriptif value ≤0,05 sehingga
Terhadap Imunisasi analitik yaitu suatu Ho di tolak artinya ada
TT Denganpemberian metode penelitian hubungan yang
Imunisasi TT Pada Ibu yang dilakukan signifikan antara
Hamil di Puskesmas dengan tujuan pengetahuan dan sikap
Jambu utama untuk terhadap imunisasi TT
Kabupatensemarang membuat analisa dengan pemberian
suatu keadaan imunisasi TT
secara objektif
4 Mislianti1 & Amirus, Jenis penelitian Hasil uji statistik
Faktor-Faktor yang kuantitatif dengan diperoleh nilai ρ-value
Berhubungan dengan pendekatan cross 0.003 maka dapat
Pemberian Imunisasi sectional. disimpulkan secara
TT Pada Wanita Usia statistik ada hubungan
Subur (WUS) di antara pengetahuan
Puskesmas dengan status imunisasi
Kesumadadi TT pada WUS. Hasil
Kecamatan Bekri uji statistik diperoleh
Lampung Tengah nilai p value 0,000
Tahun 2019 maka dapat
disimpulkan secara
statistik ada hubungan
antara sikap dengan
status imunisasi TT
pada WUS
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sebagai suatu uraian atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Ngatno, 2019).

Berikut kerangka konsep dalam penelitian ini:

Pengetahuan

Pemberian Imunisasi
TT Pranikah

Sikap Wanita

Gambar. 3.1. Kerangka Konseptual

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Penghubung

A. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus

terjawab sebagai kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat dugaan,

karena itu peneliti harus mengumpulkan data yang cukup untuk membuktikan

26
27

bahwa dugaannya benar (Ngatno, 2019). Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Hipotesis Null (Ho)

a. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun

2022

b. Tidak ada hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi

tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022.

2. Hipotesis alternatif (Ha)

a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi

tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022

b. Ada hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi tetanus

toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022.


28
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi yaitu teknik

analisis dalam stastistik yang di gunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jenis

penelitian kuantitatif (Masturoh & Anggita, 2018). Dalam penelitian ini,

peneliti bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap wanita

dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas

Latimojong tahun 2022.

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu WUS yang akan menikah pada

bulan Agustus-Oktober tahu 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Latimojong

yaitu 38 orang.

C. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang yang akan

menikah pada bulan 05 Agustus 2022 sampai 15 Oktober tahun 2022 di

Wilayah Kerja Puskesmas Latimojong.

D. Teknik Sampling

Metode pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan total sampling yang berarti mengambil semua anggota populasi

menjadi sampel.

28
29

E. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah atribut atau objek yang memiliki variasi satu

sama lainnya. Identifikasi variabel dalam penelitian ini digunakan untuk

membantu dalam menentukan alat pengumpulan data dan teknis analisis data

yang digunakan. Berikut variabel dalam penelitian adalah:

1. Variabel bebas : Pengetahuan dan sikap wanita

2. Variabel terikat : Pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah.

F. Defenisi operasional

Tabel 4.1
Definisi Operasional dalam Penelitian
No Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala
ukur
Variabel Independen
1. Pengetah Kemampuan Kuesione Wawa 1. Baik apabila Ordin
uan responden yang ncara skor 76%- al
untuk berisikan 100%
menjawab 18 2. Cukup apa
kuesoner pertanyaa bila skor 56%-
dengan n 75%
benar Benar = 1 3. Kurang
tentang Salah = 0 apabila skor
pengertian ≤55%
imunisasi,
tujuan
imunisasi,
manfaat
imunisasi
dan efek
samping
2 Sikap Sikap WUS Kuesoner Wawa Skala Likert Nomi
yang akan yang ncara pernyataan : nal
menikah berisikan STD : 1
yaitu reaksi 8 TD : 2
Wus yang pertanyaa S :3
akan n SS : 4
menikah Kriteria:
30

terhadap Median (20.00)


pemberian 1. Positif apa
imunisasi bila jumlah
tetanus skor sikap
toksoid calon
(TT). pengantin
≥50%
2. Negatif
apabila
jumlah skor
calon
pengantin
≤50%
Variabel dependen
3 Pemberia Pernyataan Kuesoner Wawa 1. Ya : jika Ordin
n telah ncara melakukan al
Imunisas melakukan imunisasi TT
i TT Imunisasi 2. T : jika tidak
TT pranikah melakukan TT

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai pada bulan 01 Agustus 2022

sampai 20 Oktober 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Latimojong.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisi tentang pemgetahuan dan sikap wanita tentang pemberian imunisai

tetanus toxoid pranikah. Kuesioner tertulis merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebanyak 26 soal. Kuesioner

pada variabel pengetahuan tentang pemberian imunisasi tetanus toxoid


31

menggunakan pernyataan yang jawabannya Benar atau Salah, kuesioner pada

pada variabel sikap wanita tentang pemberian imunisasi tetanus toxoid

menggunakan skala Likert (setuju (S), sangat setuju (SS), tidak setuju (TS)

dan sangat tidak setuju (STS).

I. Teknik dan Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian di lakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Latimojong kemudian peneliti memberikan informasi tentang

tujuan penelitian dan keikutsertaan responden dalam penelitian ini. Peneliti

membagikan Informed Consent dan kuesioner, kemudian menjelaskan secara

teknik cara pengisian kuesioner dan memberi waktu 30 menit untuk

mengisinya. Peneliti mengawasi responden dalam mengerjakan soal

kuesioner. setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti harus teliti

mengecek kelengkapan pengisian dan identitas jika ada responden yang

belum melengkapi kuesioner agar peneliti dapat meminta responden untuk

melengkapi kembali sebelum peneliti meninggalkan rumah responden

J. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam proses pengolahan data dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Penyuntingan Data (Editing) merupakan hasil wawancara yang diperoleh

atau dikumpulkan melalui kuesoner perlu di edit .Dengan memeriksa

kelengkapan informasi pengisian kuesioner, sehingga dilakukan

pengecekan dan perbaikan isian kuesioner.

2. Lembaran kode (Coding Sheet) bertujuan untuk mempermudah

membedakan antar karakter dan mempelajari jawaban responden.


32

Jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu serta jawaban yang

diperoleh diberikan tanda/kode untuk memperoleh penyusunan tabel.

Coding ini dilakukan dengan cara memberi tanda pada masing-masing

jawaban dengan kode angka.

3. Memasukan Data (Entry Data) adalah memasukkan data yang telah di

coding kedalam program komputer. Peneliti perlu ketelitian dan

kecermatan dalam memasukkan data tersebut karna apabila salah

melakukan entry, maka akan berpengaruh pada kebenaran data dan

selanjutnya akan berpengaruh pada analisis serta pengambilan

kesimpulan hasil penelitian. Sebaiknya entry data tidak dilakukan oleh

satu orang, tetapi dibantu oleh orang lain untuk membantu mengecek

kebenaran data yang di entry

4. Tabulating data adalah memasukkan data kedalam tabel berdasarkan

tujuan penelitian. Pengelompokan data dengan menggunakan daftar

distribusi frekuensi, memasukkan data-data sesuai dengan

variabelvariabel pertanyaan dan item-itemnya dilanjutkan dengan

mengambil kesimpulan dari hasil tabel yang digunakan, dilakukan

dengan bantuan komputer.

K. Analisa Data

Analisa data merupakan data yang telah di olah secara baik oleh

peneliti baik manual maupun bantuan komputer (Syapitri, 2021). Pada

penelitian ini analisis data yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah

sebagai berikut yaitu :


33

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan untuk mendapatkan gambaran

karakteristik masing-masing dari variabel penelitian. Tujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel pengetahuan

dan sikap calon pengantin. Analisis uivariat menggunakan rumus sebagai

berikut:

f
p= x 100 %
N

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan antara variabel independen dan dependen (Masturoh &

Anggita, 2018). Tujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan

pengetahuan dan sikap wanita dengan pemberian imunisasi TT pranikah.

Keeratan hubungan dianalisis dengan uji Chi Square menggnakan SPSS

Versi 21 guna membuktikan hipotesis. Penarikan kesimpulan dengan

memperhatikan hal sebagai berikut:

3. Jika nilai P ≤ nilai α = 0,05 , maka dapat disimpulkan Ha diterima

yaitu terdapat hubungan yang signifikan.

4. Jika nilai P > nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan Ho diterima

yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan.

5. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%


34

L. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada Rektor ITKES Kurnia Jaya Persada Palopo untuk mendapatkan

persetujuan meneliti, setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan

penelitian dengan memperhatikan kepada masalah etika dalam penelitian,

masalah etika tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Tanpa nama (Anomymity)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantukan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada pengumpulan data.

2. Kerahasian (Convideniality)

Memberikan jaminan kerahasian hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3. Penerapan penelitian (Benifence)

Hasil penelitian wajib di terapkan dimana manfaat penelitian dapat

dijadikan informasi.

4. Meminimalisir risiko (Nonmalefinance)

Dalam hal ini peneliti mendapatkan persetujuan etik dalam

meneliti.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Latimojong adalah Faskes Tingkat Pertama BPJS

Kesehatan di Kabupatan Luwu, Sulawesi Selatan, Indonesia. Alamat

Puskesmas Latimojong yaitu desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong,

Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. dengan Kode Puskesmas : P7317051201

dan Tipe Puskesmas Non Rawat Inap.

Puseksamas latimojong sebagai pusat kesehatan masyarakat yang

dinaungi oleh pemerintah bertujuan program peningkatan dan pelayanan

kesehatan masyarakat daerah. Fasilitas ini Pusat kesehatan masyarakat

didirikan untuk memprakarsai upaya kesehatan untuk masyarakat daerah dan

juga merupakan upaya peningkatan kesehatan tingkat pertama.

Program Pusat kesehatan masyarakat ini lebih mengutamakan

program pelayanan kesehatan yang promotif sekaligus preventif, untuk

mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, dan lebih sejahtera.

Upaya kesehatan itu bertujuan memperbaiki kesehatan masyarakat yang

optimal, sembari ,menaikkan mutu pelayanan kesehatan perseorangan seperti

berobat, rawat jalan, dan pengobatan.

Dalam programnya, Puskesmas Latimojong mempunyai program

kesehatan perseorangan, program promotif dan juga program preventif yang

diuraikan sebagai berikut :

35
36

1. Program kesehatan perseorangan, meliputi pelayanan kesehatan untuk

perseorangan, seperti rawat jalan, pengobatan, pelayanan kesehatan gawat

darurat, pelayanan kesehatan satu hari, perawatan di rumah, rawat inap,

ambulans desa, pelayanan bantuan kehamilan dan janin, serta berbagai

layanan kesehatan lainnya.

2. Program kesehatan promotif, pelayanan kesehatan yang bertujuan

penyuluhan program kesehatan, memberikan informasi kesehatan yang

penting bertujuan masyarakat mempunyai tujuan ,menaikkan mutu

kesehatan masyarakat. Contohnya seperti kegiatan penyuluhan kesehatan,

pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

3. Program kesehatan preventif adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh Pusat kesehatan masyarakat guna pencegahan penyakit yang

berbahaya di masyarakat sekitar.

Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas latimojong yaitu

rawat jalan bagi pasien yang membutuhkan, dan juga pelayanan penggunaan

ambulans desa. Dari pelayanan tersebut, terdapat juga subunit pelayanan

Pusat kesehatan masyarakat seperti Pusat kesehatan masyarakat keliling,

posyandu, pos pelayanan kesehatan desa, bidan desa, dan juga pos bersalin

unit desa.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karaterisitik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur,

pendidikan dan pekerjaan yang diuraiakn sebagai berikut :


37

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Wilayah
Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Umur Frekuensi Persentase
(F) (%)
20-25 16 42,1
26-30 14 36,8
31-35 7 18,4
36-40 1 2,6
Total 38 100,0
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.1 tentang umur responden menunjukkan

bahwa dari 38 jumlah responden kelompok umur paling banyak

adalah umur 20-25 tahun yaitu 16 orang (42,1%) dan paliing sedikit

adalah kelompok umur 36-40 tahun yaitu 1 orang (2,6%).

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
di Wilayah Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Pendidikan Frekuensi Persentase
(F) (%)
Tidak Sekolah 1 2,6
SD 11 28,9
SMP/SMA 11 28,9
Perguruan Tinggi 15 39,5
Total 38 100,0
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.2 tentang pendidikan menunjukkan

bahwa dari 38 jumlah responden terdapat pendidikan paling banyak

adalah perguruan tinggi yaitu 15 orang (39,5%) dan paling paling

sedikit adalah tidak sekolah yaitu 1 orang (2,6%).


38

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
di Wilayah Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(F) (%)
Tidak Bekerja 24 63,2
Wiraswasta 13 34,2
SD 1 2,6
Total 38 100,0
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.3 tentang pekerjaan menunjukkan bahwa

dari 38 jumlah responden paling banyak adalah rrsponden yang tidak

bekerja yaitu 24 orang (63,2%) dan pekerjaan paling sedikit adalah

PNS yaiut 1 orang (2,6%).

2. Analisa Univariat

a. Varibel Pengetahuan

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Calon Pengantin
Wanita Responden di Wilayah Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(F) (%)
Kurang 11 28,9
Cukup 7 18,4
Baik 20 52,6
Total 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.4 tentang pengetahuan responden

menunjukkan bahwa dari 38 jumlah responden, paling banyak adalah

responden dengan pengetahuan baik yaitu 20 orang (52,6%) dan

paling sedikit adalah responden dengan pengetahuan cukup yaitu 7

orang (18,4%).
39

b. Variabel Sikap Calon Pengantin Wanita

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Calon
Pengantin Wanita di Wilayah Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Sikap Calon Frekuensi Persentase
Pengantin Wanita (F) (%)
Negatif 14 36,8
Positif 24 63,2
Total 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.5 tentang sikap responden menunjukkan

bahwa dari 38 jumlah responden, terdapat 14 orang (36,8) dengan

sikap negatif dan sebanyak 24 orang (63,2%) dengan sikap positif.

c. Variabel Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Imunisasi Tetanus
Toxoid pada Calon Pengantin Wanita di Wilayah Puskesmas
Latimojong Tahun 2022
Pemberian Imunisasi Frekuensi Persentase
Tetanus Toxoid (F) (%)
Tidak 14 36,8
Ya 24 63,2
Total 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.5 tentang pemberian imunisasi tetanus

toxoid pada calon pengantin wanita menunjukkan bahwa dari 38

jumlah responden, terdapat 14 orang (36,8) yang tidak melakukan

imnuisasi tetanus toxoid dan sebanyak 24 orang (63,2%) yang

melakukan imunisasi tetanus toxoid.


40

3. Analisa Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian

Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas Latimojong Tahun

2022

Tabel 5.7
Hubungan Pengetahuan Calon Pengantin Wanita dengan
Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Prankah
di Puskesmas Latimojong
Tahun 2022
Pemberian Imunisasi ρ
Pengeta Tetanus Toxoid Total
huan Ya Tidak
n % n % N %
Kurang 10 26,3 1 2,6 11 28,9
Cukup 2 5,3 5 13,2 7 18,4 0,000
Baik 2 5,3 18 47,4 20 52,6
Total 14 36,8 24 63,2 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.7 menyatakan bahwa dari 38 responden,

terdapat 10 orang (26,3%) dengan pengetahuan kurang melakukan

imuniasi tetanus toxoid dan 1 orang (2,6%) dengan pengetahuan

kurang tidak melakuan imunisai toxoid. Selanjutnya 2 orang (5,3%)

dengan pengetahuan cukup melakukan imunisasi toxoid dan 5 orang

(13,2%) dengan pengetahuan cukup tidak melakukan imunisasi

toxoid. Serta 2 orang (5,3%) dengan pengetahuan baik melakukan

imunisasi toxoid dan 18 orang (47,4%) dengan pengetahuan baik

tidak melakukan imunisasi tetanus toxoid.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,000

< nilai α = 0,05, Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan calon pengantin wanita


41

dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas

Latimojong tahun 2022.

b. Hubungan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian

Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas Latimojong Tahun

2022.

Tabel 5.7
Hubungan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian
Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas
Latimojong Tahun 2022
Pemberian Imunisasi
Tetanus Toxoid Total ρ
Sikap Ya Tidak
n % n % N %
Negatif 12 31,6 2 5,3 14 36,8
0,000
Positif 2 5,3 22 57,9 24 63,2
Total 14 36,8 24 63,2 38 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.7 menyatakan bahwa dari 38 responden,

terdapat 12 orang (31,6%) dengan sikap negatif melakukan imuniasi

tetanus toxoid dan 2 orang (5,3%) dengan dengan sikap negatif tidak

melakuan imunisai toxoid. Serta 2 orang (5,3%) dengan sikap positif

melakukan imunisasi toxoid dan 22 orang (57,9%) dengan sikap

positf tidak melakukan imunisasi tetanus toxoid.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,000

< nilai α = 0,05, Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya ada hubungan antara sikap calon pengantin wanita dengan

pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas

Latimojong tahun 2022.


42

C. Pembahasan

a. Hubungan Pengetahuan Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian

Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas Latimojong Tahun

2022.

Berdasarkan tabel 5.7 menyatakan bahwa dari 38 responden,

terdapat 10 orang (26,3%) dengan pengetahuan kurang melakukan

imuniasi tetanus toxoid dan 1 orang (2,6%) dengan pengetahuan kurang

tidak melakuan imunisai toxoid. Selanjutnya 2 orang (5,3%) dengan

pengetahuan cukup melakukan imunisasi toxoid dan 5 orang (13,2%)

dengan pengetahuan cukup tidak melakukan imunisasi toxoid. Serta 2

orang (5,3%) dengan pengetahuan baik melakukan imunisasi toxoid dan

18 orang (47,4%) dengan pengetahuan baik tidak melakukan imunisasi

tetanus toxoid.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,000 < nilai

α = 0,05, Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada

hubungan antara pengetahuan calon pengantin wanita dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Azizah (2019) di BPM Hj. Umi Salamah Amd. Keb

Kauman Peterongan Jombang menujukkan bahwa ada hubungan

pengetahuan tentang suntik TT dengan pelaksanaannya dengan tingkat

signifikan α < 0,05 (Azizah, 2018). Hal yang sama dikemukakan oleh

Meiriza (2018) di Puskesmas Padang Luar Kabupaten Agam yang

menujukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan


43

imunisasi TT (Catin) dengan hasil P value = 1,00 (p >0,05) (Meiriza &

Triveni, 2018).

Pernikahan perlu dilakukan dengan penuh persiapan, baik secara

fisik, mental, maupun finansial. Salah satu persiapan pranikah yang

paling penting adalah persiapan kesehatan yang meliputi pemberian

imunisasi Tetanus Toxoid (TT) yang bertujuan untuk mencegah serta

melindungi diri dari penyakit tetanus. Tercapainya pemberian dosis

tingkat tertinggi dari imunisasi TT sangat dibutuhkan pada masa pranikah

ataupun stelah menikah. Hal ini dikarenakan agar wanita tidak

mengalami gangguan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas

(Susanti & Adnani, 2019).

Imunisasi tetanus toxoid CATIN adalah antigen yang sangat aman

untuk ibu hamil maupun calon pengantin wanita, tidak ada bahayanya

bagi janin yang dikandung ibu yang mendapat imunisasi tetanus toxoid.

Imunisasi TT pranikah merupakan imunisasi TT yang diberikan kepada

calon pengantin sebelum menikah sebanyak 1 kali. Pemberian imunisasi

TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.

Imunisasi TT pranikah adalah antigen yang sangat aman untuk ibu hamil

maupun calon pengantin wanita (Meiriza & Triveni, 2018).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian

imunisasi TT pranikah salah satu diantaranya yaitu faktor pengetahuan.

Pengetahuan adalah familiaritas, kesadaran, atau pemahaman mengenai

seseorang atau sesuatu, seperti fakta, informasi, deskripsi, atau


44

keterampilan, yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan

dengan mempersepsikan, menemukan, atau belajar. Pengetahuan dapat

merujuk pada pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek. Hal ini

dapat diperoleh secara implisit, dengan keterampilan atau keahlian

praktis atau eksplisit, dengan pemahaman teoritis terhadap suatu subjek

dan bisa secara disesuaikan keformalan atau sistematisnya (Rizky, 2018)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan memberkan motivasi

untuk bersikap dan melakukan suatu tindakan bagi orang tersebut,

seseorang dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi

presepsinya dalam menerima informasi dan mengambil keputusan,

begitupun sebaliknya. Oleh karena itu seseorang dengan pengetahuan

yang baik akan mudah memahami tentang pentinganya imunisasi TT

pranikah sehingga akan setuju dalam pemberian imunisasi TT (Mariyana

& Sihombing, 2021).

b. Hubungan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian Imunisasi

Tetanus Toxoid Pranikah di Puskesmas Latimojong Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.7 menyatakan bahwa dari 38 responden,

terdapat 12 orang (31,6%) dengan sikap negatif melakukan imuniasi

tetanus toxoid dan 2 orang (5,3%) dengan dengan sikap negatif tidak

melakuan imunisai toxoid. Serta 2 orang (5,3%) dengan sikap positif

melakukan imunisasi toxoid dan 22 orang (57,9%) dengan sikap positf

tidak melakukan imunisasi tetanus toxoid.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,000 < nilai

α = 0,05, Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada
45

hubungan antara sikap calon pengantin wanita dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Lede (2021) di Puskesmas Getasan Kab. Semarang yang

menujukkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara sikap dengan

kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid dengan p-value < 0,05 (Lede et

al., 2021). Serta sesuai dengan hasil penelitian yang dialukan oleh

Mislianti (2021) di Puskesmas Kesumadadi Kecamatan Bekri Lampung

Tengah yang menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan antara

sikap dengan status imunisasi TT pada WUS dengan nilai p value 0,000

(Mislianti & Amirus, 2021).

Selain pengetahuan, sikap juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pemberian imnuisasi TT pranikah. Sikap diartikan

sebagai respons tertutup seseorang terhadap stimulus objek tertentu, yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap

sangat menentukan seseorang kearah yang lebih baik (Mariyana &

Sihombing, 2021).

Sikap dipahami sebagai pernyataan dalam diri individu untuk

melakukan sesuatu. Pendirian atau keyakinan yang muncul karena

adanya pengetahuan akan hal tersebut. Inilah yang akan termanifestasi

dalam bentuk perilaku (Saleh, 2018). Sikap pada umumnya sebagai suatu

tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada

suatu hal yang muncul dari seorang individu terhadap objek


46

yangkemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut

dengan cara-cara tertentu (Ruing, 2019).

Setiap individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu

stimulus atau objek kesehatan maka mereka akan mempunyai sikap yang

menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, jika

seseorang memiliki sikap tidak mendukung terhadap suatu objek maka

akan memiliki sikap yang memperlihatkan penolakkan. Oleh karena itu,

sikap positif seseoang akan memunculkan perilaku untuk mendorong

kemauan patuh melakukan imunisasi TT yang artinya baik buruknya

tindakan seseorang dalam melakukan imunisasi TT tergantung dari

respon atau reaksi orang itu sendiri (Etnis, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka peneliit berasumsi

bahwa semakin bayak responden yang memahami tentang imunisasi TT,

maka akan semakin positif pula sikap yang akan dilakukan oleh

responden dan akan memahami manfaat akan dilakukannya tentang

imunisasi TT (catin). Imunisasi catin adalah imunisasi yang perlu

dilakukan guna mengurangi akibat dari yang dilakukan, karena itu

imunisasi catin adalah dilakukan bila akan melakukian pernikahan guna

mencegah dari masalah kehamilan yang akan ditimbulkannya nanti bila

akan melahirkan.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Calon

Pengantin Wanita Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Pranikah di

Wilayah Puskesmas Latimojong tahun 2022” maka hasil penelitian yang

didapatkan dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan varibel pengetahuan menunjukkan yang paling banyak

responden dengan pengetahuan baik yaitu 20 orang (52,6%) dan paling

sedikit responden dengan pengetahuan cukup yaitu 7 orang (18,4%).

2. Berdasarkan variabel sikap menunjukkan terdapat 14 orang (36,8)

dengan sikap negatif dan sebanyak 24 orang (63,2%) dengan sikap

positif.

3. Berdasarkan variabel pemberian imunisasi tetanus toxoid pada calon

pengantin wanita menunjukkan terdapat 14 orang (36,8) yang tidak

melakukan imnuisasi tetanus toxoid dan 24 orang (63,2%) yang

melakukan imunisasi tetanus toxoid.

4. Ada hubungan antara pengetahuan calon pengantin wanita dengan

pemberian imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong

tahun 2022 dengan nilai ρ = 0,000 < nilai α = 0,05.

5. Ada hubungan antara sikap calon pengantin wanita dengan pemberian

imunisasi tetanus toxoid pranikah di Puskesmas Latimojong tahun 2022

dengan nilai ρ = 0,000 < nilai α = 0,05.

47
48

B. Saran

1. Bagi Tempat Meneliti

Diharapkan agar memberikan informasi tentang imunisasi tetanus

toksoid (TT) calon pengantin sebagai upaya untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat dengan melampirkan hasil telah melakukan

imunisasi dari pelayanan kesehatan dan tidak hanya formalitas melainkan

sungguh-sungguh dijadikan syarat untuk menikah.

2. Bagi Intitusi

Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo untuk

selalu membagi informasi mengenai pentingnya imunisasi tetanus

toksoid (TT) pada peserta didik sebagai bahan saat mahasiswa akan

mengaplikasikan ilmunya pada masyarakat dan memberikan fasilitas-

fasilitas yang mendukung untuk penelitian lain seperti buku,jurnal dan

lain-lain.

3. Bagi Responden Calon Pengantin

Bagi responden calon pengantin di harapkan untuk tetap

meningkatkan pengetahuan lebih luas tentang pentingnya imunisasi

tetanus toksoid (TT) dan senantiasa memperdulikan status imunisasi

tetanus toksoid (TT) ataupun imunisasi lainnya untuk kesehatan diri

sendiri maupun bayi yang akan di kandung dan dihirkan, sehingga akan

menciptakan kesehatan yang sejahtera.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya bisa menggunakan variabel lain yang

belum diteliti yang berhubungan dengan pemberian imunisasi tetanus


49

toksoid (TT), seperti status imunisasi, kepercayaan, motivasi atau faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi tetanus toksoid

(Catin) dengan sampel yang lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2018). Psikologi Sosial. CV Pustaka Setia.

Armanto. (2020). Buku Konseling Pranikah. Anngota IKAPI & APPTI.

Azizah. (2018). Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Suntik Tetanus Toksoid


Dengan Pelaksanaannya. Kebidanan, 5(2), 131–136.
https://media.neliti.com/media/publications/245137-none-4d711357.pdf

Batubara, & Siregar. (2021). Penyuluhan Tentang Imunisasi TT Pada Ibu Hamil
DI Desa Joring Natobang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Aufa, 3(1), 76–83.

Budiyono. (2019). Imunisasi panduan dalam perspektif kesehatan dan Agama


Islam. FKM – UNDIP Press. http://eprints.undip.ac.id/79821/1/2019-
Buku_IMUNISASI-Perspektif_Kes_%26_Agama-edit_Des_2019.pdf

Dinkes Luwu. (2022). Laporan Imunisasi Tahunan.

Dinkes Sul-Sel. (2021). Buletin Imunisasi dan Surveilans PD3I Provinsi Sulawesi
Selatan. Buletin Imunisasi Dan Surveilans PD3I Provinsi Sulawesi Selatan,
2, 1–5. https://www.who.int/indonesia/news/epi-and-vpd-bulletins

Etnis. (2020). Sikap Ibu Hamil dengan Kepatuhan Imunisasi Tetanus Toxoid di
Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(2),
76–82. https://doi.org/https://doi.org/10.36590/jika.v2i2.39

Fatimah. (2020). Efektivitas Suntik Vaksin Tetanus Toksoid (TT) Dalam


Perspektif Hukum Islam Dan Medis Bagi Calon Mempelai Wanita Sebelum
dan Sesudah Melangsungkan Akad Nikah. Skripsi IAIN Bone.
http://repositori.iain-bone.ac.id/532/1/Skripsi Fatimah.pdf

Hadianti. (2019). buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenga
Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-
jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html

Kemenkes RI. (2018). Buku Saku Bagi Calon Pengantin. In International


Migration Review (Vol. 47, Issue 2). Kementerian Kesehatan RI.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/imre.12028/abstract

Kemenkes RI. (2019). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan
dan JICA.

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Germas, 48(1), 6–11.


https://doi.org/10.1524/itit.
Lede, Widjanarko, & Nugraheni. (2021). Analyze of Ralationship Predisposing
and Reinforcing Factors on the Completeness of Tetanus Toxoid
Immunization in Pregnancy. Jurnal Kebidanan, 11(2), 135–142.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31983/jkb.v11i2.7627

Maharani. (2018). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Suntik Imunisasi Tetanus


Toxoid Bagi valon Pengantin (Studi Kasus Kecamatan Ilir Timur
Palembang). Skripsi UIN Raden Fatah Palembang.
http://repository.radenfatah.ac.id/

Mariyana, & Sihombing. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perempuan


Hamil Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (Tt) Di Puskesmas
Sungai Panas Kota Batam. Menara Ilmu, 15(1), 77–83.
https://doi.org/10.31869/mi.v15i1.2510

Masturoh, & Anggita. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusdik SDM


Kesehatan.

Meiriza, & Triveni. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah
Dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin) Di Puskesmas
Padang Luar Kabupaten Agam. Journal of Chemical Information and
Modeling, 1(2), 2622–2256.

Mislianti, & Amirus. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Puskesmas
Kesumadadi Kecamatan Bekri Lampung Tengah. Jurnal Kesmas, 1, 175–
183.

Ngatno. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian (p. 151). Universitas Ponorogo
Semarang.

Notoatmodjo. (2021). Ilmu Perilaku Kesehatan. Renika Cipta.

Profil Puskesmas Latimojong. (2022). Capapain Pemberian Imunisasi TT


Pranikah.

Rizky. (2018). Pengetahuan dan Ilmu. Airlangga University.


https://www.researchgate.net/publication/327301891_PENGETAHUAN_D
AN_ILMU

Ruing. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Wanita


Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja KUA
Gamping Kabupaten Sleman DIY. Skripsi Universitas Ngudi Waluyo, 1–146.
http://repository2.unw.ac.id/

Saleh. (2018). Pengantar Psikologis. Aksara Timur.

Susanti, & Adnani. (2019). Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Calon
Pengantin (CV Penulis Cerdas (ed.); Issue April).
https://www.researchgate.net/publication/

Syapitri. (2021). Buku Ajar Metodologi penelitian Kesehatan. Ahlmedia Press.


www.ahlimediapress.com

WHO. (2022). Living standard and access to tetanus toxoid immunization among
women. BMC Public Health, 22(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12889-
022-13448-7
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth Ibu (Calon Responden)


Di Tempat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sriwahyuti

Nim : 042020121

Adalah mahasiswa SI Kebidanan di Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya


Persada Palopo yang mengadakan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan Pemberian Imunisasi TT Pranikah
di Wilayah Puskesmas Latimojong Tahun 2022”
Kegiatan yang diharapkan dari ibu sebagai calon responden adalah
bersedia memberikan jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk diberikan.
Kerahasiaan akan saya jaga dan hanya digunakan sebagaimana mestinya
guna kepentingan penelitian, dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan.
Apabila ibu bersedia mohon menandatangani lembar persetujuan dan
mengisi daftar pertanyaan yang disertai dalam lembaran ini. Demikian atas
perhatian dan kesediaan ibu, diucapakan terima kasih.

Peneliti
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Wanita dengan
Pemberian Imunisasi TT Pranikah di Wilayah
Puskesmas Latimojong Tahun 2022

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Saya adalah calon pengatin wanita yang berada di Wilayah Kerja Puseksmas
Latimojong, dengan ini saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
mengenai “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Wanita
dengan Pemberian Imunisasi TT Pranikah di Wilayah Puskesmas Latimojong
Tahun 2022”, dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini yang dilakukan oleh SI
Kebidanan di Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo atas
nama Ina. Saya bersedia memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian
tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Luwu, 2022

Peneliti

Responden

( ) (

)
KUISIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


WANITA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TT PRANIKAH
DI WILAYAH PUSKESMAS LATIMOJONG
TAHUN 2022

A. Karakteristik Responden
Nama : ……………………
Umur :…………………….Tahun
Pendidikan :
Tidak Sekoah

SD

SMP/SMK

Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
Wiraswasta

PNS

Buruh/Tani

Tidak Bekerja
Imunisai TT :
Ya

Tidak
Alasan Jika tidak Melakukan Imunisasi TT :

B. Pengetahuan Tentang Imunisasi TT Pranikah


Petunjuk pengisian
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (√) pada kolom B
(jika pernyataan benar ) dan kolom S (jika pernyataan salah)
No Pernyataan Benar Salah
1 Imunisasi adalah upaya meningkatkan
kekebalan tubuh seseorang secara aktif
maupun pasif terhadap suatu penyakit
dengan cara buatan yaitu pemberian
antigen pada tubuh.
2 Tetanus dapat terjadi pada bayi melalui tali
pusar yang dipotong dengan alat yang tidak
bersih (tidak steril) atau pusar yang
dibubuhi obat tradisional atau dengan
pemberian bahan ramuan yang tercemar
kuman tetanus
3 Toxoid adalah sebuah toksin bakteri yang
dimodifikasi agar tidak beracun (umumnya
dengan formal dehida), tetapi tetap
memiliki kemampuan untuk merangsang
pembentukan antitoksin (antibodi) sehingga
menghasilkan kekebalan aktif.
4 Penyakit tetanus toksoid merupakan
penyakit yang tidak dapat dicegah.
5 Tujuan utamanya adalah untuk melindungi
bayi baru lahir dari kemungkinan terkena
kejangakibat infeksi pada tali pusat
6 Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah
vaksin yang diberikan untuk mencegaf
penyakit tetanus.
7 Menfaat melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT) adalah mendapatkan
kekebalan tubuh yang dapat melindungi
pada ibu hamil dan calon pengantin wanita
(Catin) dari penyakit tetanus.
8 Penyakit tetanus dapat menyebab kan
kematian.
9 Calon pengantin (Catin) wajib melakukan
Imunisasi tetanus toksoid (TT).
10 Calon pegantin (catin) diberikan sebanyak
dua kali kepada calon pengantin wanita
dengan interval 4 minggu sebelum
pernikahannya.
11 Lama masa perlindungan imunisasi TT2 ke
TT3 adalah 3 tahun
12 Penyakit tetanus dapat terjadi pada bayi
baru lahir (BBL), wanita usia subur (WUS)
catin.
13 Imunisasi tetanus toksoid (TT) diberikan 6
bulan 1 kali.
14 Efek samping imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) biasanya hanya gejala ringan saja
seperti nyeri, kemerahan dan
pembengkakan pada di tempat suntikan
yang berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh
sendiri sehingga tidak memerlukan
tindakan atau pengobatan.
15 Tujuan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT) yaitu mencegah penyakit
tetanus.
16 Penyakit tetanus dapat menyebabkan
kematian bayi baru lahir (BBL).
17 Puskesmas Gamping melayani imunisasi
tetanus toksoid (TT) pada calon pengantin.
18 Penyakit tetanus merupakan penyakit
menular.

C. SIKAP
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Berilah tanda chek list (√) pada kotak pilihan anda
No Pernyataan SS S TS STS
1 Menurut saya imunisasi tetanus
toksoid (TT) adalah vaksin yang
diberikan untuk mencegah penyakit
tetanus.
2 Menurut saya etanus toksoid (TT)
merupakan persyaratan wajib untuk
mendaftar pernikahan.
3 Menurut saya manfaat melakukan
imunisasi tetanus yaitu mencegah
penyakit tetanus
4 Saya merasa penyakit tetanus
merupakan dampak apa bila tidak
melakukan imunisasi tetanus
toksoid
5 Saya merasa dampak dari penyakit
tetanus dapat menyebab kan
kematian pada ibu dan calon
bayinya yang akan dikandung
6 Petting melakukan imunisasi TT
sebagai pencegahan penyakit
tenanus
toksoid (TT)
7 Imunisasi TT perlu disarankan bagi
semua catin.
8 Petugas kesehatan dan semua yang
terkait dengan kesehatan pranikah
perlu menyarakan catin untuk
melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT) di pelayanan
kesehayan seperti puskesmas,
dokter, Praktek Bidan Mandiri
(PBM)
MASTER TABEL
OUTPUT SPSS

Frequencies

Notes
Output Created 07-OCT-2022 18:55:15
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
38
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur
Pendidikan Pekerjaan
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet0]

Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan
N Valid 38 38 38
Missing 0 0 0

Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-25 16 42.1 42.1 42.1
26-30 14 36.8 36.8 78.9
31-35 7 18.4 18.4 97.4
35-40 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perguruan Tinggi 15 39.5 39.5 39.5
SD 11 28.9 28.9 68.4
SMP/SMA 11 28.9 28.9 97.4
Tidak Sekolah 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 1 2.6 2.6 2.6
Tidak Bekerja 24 63.2 63.2 65.8
Wiraswasta 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 11 28.9 28.9 28.9
Cukup 7 18.4 18.4 47.4
Baik 20 52.6 52.6 100.0
Total 38 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 14 36.8 36.8 36.8
Positif 24 63.2 63.2 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pemberian Imunisai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 36.8 36.8 36.8
Ya 24 63.2 63.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Pemberian
38 100.0% 0 0.0% 38 100.0%
Imunisasi

Pengetahuan * Pemberian Imunisasi Crosstabulation


Pemberian Imunisasi
Ya Tidak Total
Pengetahuan Kurang Count 10 1 11
Expected Count 4.1 6.9 11.0
% of Total 26.3% 2.6% 28.9%
Cukup Count 2 5 7
Expected Count 2.6 4.4 7.0
% of Total 5.3% 13.2% 18.4%
Baik Count 2 18 20
Expected Count 7.4 12.6 20.0
% of Total 5.3% 47.4% 52.6%
Total Count 14 24 38
Expected Count 14.0 24.0 38.0
% of Total 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
Pearson Chi-Square
20.218a 2 .000
Likelihood Ratio
21.935 2 .000
Linear-by-Linear Association
18.561 1 .000
N of Valid Cases
38

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2.58.

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap * Pemberian Imuniasi


38 100.0% 0 0.0% 38 100.0%
TT
Sikap * Pemberian Imunisasi Crosstabulation
Pemberian Imunisasi
Ya Tidak Total
Sikap Negatif Count 12 2 14
Expected Count 5.2 8.8 14.0
% of Total 31.6% 5.3% 36.8%
Positif Count 2 22 24
Expected Count 8.8 15.2 24.0
% of Total 5.3% 57.9% 63.2%
Total Count 14 24 38
Expected Count 14.0 24.0 38.0
% of Total 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 22.754a 1 .000
Continuity Correction b
19.550 1 .000
Likelihood Ratio 24.765 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 22.155 1 .000
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.16.
b. Computed only for a 2x2 table
SURAT IJIN MENELITI
SURAT KETERANGAN SELESAI MENELITI
JADWAL PENELITIAN

TAHUN 2022
September November
No Uraian Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 Oktober 2022
2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan Juduk
2 Seminar proposal
3 Perbaikan proposal
4 Pengambilan data
5 Mengkaji Sampel
Menyusun laporan hasil riset
6
dan Konsultasi
 7 Seminar Hasil
8 Perbaikan
PENDOKUMETASIAN

Pengisian Kuesioner Sebagian dari Responden

Anda mungkin juga menyukai