DISUSUN OLEH
NAMA : NELYWATI
NIM : 213001080143
1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
PADA NN. S DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID (TT) DI PUSKESMAS MUARA KIBUL
TAHUN 2022
Menyetujui,
CI Akademik
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
STASE PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA NN. S DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) DI
PUSKESMAS MUARA KIBUL
TAHUN 2022
Menyetujui,
CI Akademik
Mengetahui,
Ka.Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu Asuhan
Kebidanan Kehamilan berjudul “Asuhan kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi dengan
Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT”. Adapun laporan ini telah penulis
usahakan semaksimal mungkin.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan berterima kasih kepada
ibu Bdn. Dewi Riastawaty, S.Keb.,M.Kes. Selaku pembimbing C.I akademik yang
telah memberikan saran,arahan dan masukan terhadap laporan stase Asuhan Pranikah
& Prakonsepsi. Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Halaman Persetujuan.................................................................................................ii
Halaman pengesahan...............................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................................iv
Daftar Isi....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................38
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................39
5.2 Saran..............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
(Zulaekha, 2013).
Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-
hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan
pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses
konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal.
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma
dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi,
tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting
sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari
tua (Nainggolan, 2020).
Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dengan
perangkat Pendidikan Calon Pengantin (SUSCATIN) Oleh karena itu, dalam
rangka menghindari persepsi pasangan suami-istri bahwasannya pembagian
peran rumah tangga merupakan sesuatu yang baku, danselanjutnya juga
diharapkan dapat mengurangi tingginya angka perceraian di Indonesia, maka
di sini peran Pendidikan calon pengantin sangat menentukan. Dengan
memberikan Kursus calon pengantin adalah pemberian bekal pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan, dalam waktu singkat kepada calon pengantin
tentang kehidupan rumah tangga/ keluarga, dan kesehatan Pranikah. Hal ini
merujuk pada Peraturan Dirjen Bimas Islam No.DJ.II/491 Tahun 2009
sebagai dasar hukumnya. Jadi, pada dasarnya suscatin merupakan upaya
yang dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini BP4 untuk membekali
calon pengantin dalam menyongsong mahligai rumah tangga agar dalam
praktek rumah tangga nanti keduanya atau pasangan suami isteri memiliki
dan mampu menerapkan bekal psikis dan ketrampilan dalam menghadapi
3
7
8
c. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap
penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi
dasar dan lanjutan. Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan
agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal
status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus
toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon
pengantin.
d. Suplementasi gizi
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan
melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan
anemia gizi besi, serta defisiensi asam folat. Dilaksanakan dalam
bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
e. Konseling/Konsultasi kesehatan pranikah
Konseling pranikah dikenal dengan sebutan pendidikan
pranikah, konseling edukatif pranikah, terapi pranikah, maupun
program persiapan pernikahan. Konseling pranikah merupakan
suatu proses konseling yang diberikan kepada calon pasangan
untuk mengenal, memahami dan menerima agar mereka siap
secara lahir dan batin sebelum memutuskan untuk menempuh
suatu perkawinan (Triningtyas, dkk, 2017). Bimbingan konseling
pra nikah merupakan kegiatan yang diselenggarakan kepada pihak-
pihak yang belum menikah, sehubungan dengan rencana
pernikahannya. Pihak-pihak tersebut datang ke konselor untuk
membuatkeputusannya agar lebih mantap dan dapat melakukan
penyesuaian di kemudian hari secara baik (Latipun, 2010).
18
hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu
tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum
dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan
kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi biomedik,
perilaku, dan kesehatan sosial pada perempuan dan pasangannya sebelum
terjadi konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan
untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan sosial
uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui
pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang
harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan
dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang
standar profesi bidan dalam kompetensi ke-2 Pra konsepsi, KB dan
ginekologi yakni bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh
dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga sehat,
perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
2.2.1 Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi
Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan
yang perlu dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis
serta para penganjur dan konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian
besar masyarakat umumnya tidak sepenuhnya mengetahui status
kesehatannya secara detail, apalagi bagi yang tidak melaksanakan
general check up rutin tahunan. Seseorang yang terlihat sehat bisa saja
sebenarnya adalah silent carrier/pembawa dari beberapa penyakit
infeksi dan hereditas dan saat hamil dapat mempengaruhi janin atau
bayi yang dilahirkannya nanti (Purba, 2014).
Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan pasangan, terutama
untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan
25
sampai TT 5.
BAB III
TINJAUAN KASUS
28
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Identitas Catin Wanita/Istri Catin Laki-laki/Suami
C. Riwayat Obstetri
Jenis BB Bayi
No Kehamilan Ke Kelainan Keterangan
Persalinan Lahir/PJ
- - - - - -
- - - - - - -
E. Riwayat Kesehatan
NO RIWAYAT KESEHATAN PASIEN PASANGAN
Riwayat Penyakit kronis dan Menurun
1. Riwayat Hipertensi Tidak Ada Tidak Ada
2. Riwayat Gula darah Tidak Ada Tidak Ada
3. Riwayat Asma Tidak Ada Tidak Ada
4. Riwayat Jantung Tidak Ada Tidak Ada
5. TBC Tidak Ada Tidak Ada
6. Hepatitis B Tidak Ada Tidak Ada
7. Malaria Tidak Ada Tidak Ada
8. Kanker Payudara Tidak Ada Tidak Ada
9. Kanker Servix Tidak Ada Tidak Ada
10. Anemia Tidak Ada Tidak Ada
11. TORCH Tidak Ada Tidak Ada
12. Lainnya Tidak Ada Tidak Ada
30
Riwayat Genetik
13. Riwayat Thalasemia Tidak Ada Tidak Ada
14. Riwayat Hemofilia Tidak Ada Tidak Ada
15. Lainnya Tidak Ada Tidak Ada
Riwayat IMS
16. Gonorea Tidak Ada Tidak Ada
17. Sifilis Tidak Ada Tidak Ada
18. Herpes Genetalia Tidak Ada Tidak Ada
19. Clamidia Tidak Ada Tidak Ada
20. Condiloma Tidak Ada Tidak Ada
21. HIV/AIDS Tidak Ada Tidak Ada
Riwayat Penyakit Yang Terkait dengan Kesehatan
22. Riwayat mumps (gondok) Tidak Ada Tidak Ada
23. Indiopathic Trombocytopenic payudara Tidak Ada Tidak Ada
24. Tiroid Tidak Ada Tidak Ada
25. Systemic lupus erythematosus Tidak Ada Tidak Ada
G. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
No Jenis Pemeriksaan Hasil
1. Keadaan Umu Ibu Baik
2. Berat Badan 55 kg
3. Tinggi Badan 157cm
4. Tekanan Darah 120/80 mmHg
5. Status TT TT I
6. Lingkar Lengan Atas (LILA) 25 cm
7. IMT -
8. Test Laboratorium Sederhana
a. HB 12 g/dL
b. Golongan darah A (+)
c. Plano test -
32
d. Gula Darah -
e. lainnya -
9. Ditawari Test HIV Negatif
2. Pemeriksaan Fisik
- Kebersihan : Bersih
b. Mata
Konjungtiva : Merah Jambu
Sklera : Putih
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak Ada
Gangguan penglihatan : Tidak Ada
c. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
d. Mulut
Warna bibir : Merah Muda
Integritas jaringan : Tidak Ada
Kebersihan lidah : Bersih
Gangguan pada mulut : Tidak Ada
e. Telinga
Kebersihan : Bersih
Gangguan pendengaran : Tidak Ada
f. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak Ada
g. Dada
Simetris/tidak : Simetris
33
3. Pemeriksaan Penunjang
Data Dasar :
S :
- Catin mengatakan ingin melakukan suntik TT
O :
- Ku : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
38
BB : 55 kg
TB : 157 cm
TTV:
- TD : 120/80 mmhg - Nadi : 80x/i
- Suhu : 36,5 - Nafas : 20x/i
Lila : 25 cm
Kesadaran : compos mentis
K/U : baik
Masalah : Tidak Ada
A : Nn. D usia 21 tahun Pranikah dan Prakonsepsi
P :
Melakukan inform concent
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
keadaan umum baik, TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, R: 20x/menit,
S: 36.5C, .
Beritahu ibu tentang gizi yang seimbang seperti makan sayuran, buah-
buahan, ikan dan minum susu dan zat gizi yang banyak.
Menjelaskan kepada catin untuk melakukan personal hygiene dengan
cara selalu menganti pakaian minimal 2x sehari atau jika lembab,
mandi minimal 2x sehari,mengganti pembalut 2-3x sehari apabila
menstruasi.
Menganjurkan catin melakukan kunjungan ulang untuk mendapatkan
TT selanjutnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data subjektif, Klien mengatakan ingin suntik Catin, Klien mengatakan ingin
meminta surat keterangan catin. Dalam hal ini pelayan catin pada Puskesmas Muara Kibul telah
bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama setempat dalam pelayanan terpadu calon pengantin
tersebut
Dalam kasus ini pemeriksaan fisik pada calon pengantin yang di lakukan di Puskesmas
Muara Kibul adalah pemeriksaan tanda- tanda vital, penimbangan berat badan dan pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) untuk mengetahui status gizi calon pegantin dan pengukuran lingkar
pinggang.
Pada pemeriksaan fisik di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pengukuran berat badan,
,pengukuran lingkar lengan atas sesuai dengan jurnal dari Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada
Calon Pengantin Perempuan Yuliavantina (2021).
Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Muara Kibul dalam pelayanan kepada calon
pengantin meliputi Pemeriksaan Hepatitis , sifilis dan HIV, Golongan darah (bagi yang belum
mengetahui) dan pemeriksaan hemoglobin (Hb). Sedangkan pada teoritis dalam jurnal Pelaksanaan
Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan menurut (Yuliavantina, 2021)
Pemeriksaan penunjang pada calon pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo dilakukan di unit
laboratorium. Adapun pemeriksaan yang wajib dilaksanakan di Puskesmas Tegalrejo adalah
pemeriksaan urine dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Pemeriksaan lain yang direkomendasikan
oleh puskesmas Tegalrejo adalah pemeriksaan gigi, pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, asam
urat serta pemeriksaan penyakit menular seperti hepatitis B dan infeksi menular seksual.
Dalam hal ini terdapat beberapa perbedaan antara teori dalam jurnal Pelaksanaan Skrining
Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan menurut (Yuliavantina, 2021) dengan praktik yang
di lakukan di Puskesmas Muara Kibul yaitu tidak dilakukan pemeriksaan urine, pemeriksaan gigi,
pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat
Dalam kasus ini pemberian injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin
wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT1 Langkah awal
pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus, TT harus di lanjutkan hingga 5 kali
(TT5) barulah dikatan TT lengkap yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah
39
40
25 Tahun atau seumur hidup, sehingga apabila nanti sudah hamil atau hamil lagi, catin wanita tidak
perlu diberikan suntik imunisasi TT kembali. Secara teoritis Pemberian imunisasi merupakan
bagian terpenting dalam layanan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan. Imunisasi
yang diberikan kepada calon pengantin perempuan adalah imunisasi Tetanus Toxoid. Bukti
imunisasi Tetanus Toxoid harus diserahkan ke Kantor Urusan Agama sebagai salah satu syarat
administrasi mendaftar pernikahan Yuliavantina (2021)
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sebagai seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai
standar kepada setiap pasien dan masyarakat terutama di dalam
memberikan pelayanan kebidanan. Asuhan Kebidanan Pranikah dan
Prakonsepsi meliputi pengkajian data Subjektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pra nikah dan pra konsepsi, pengkajian data
Objektif dalam memberikan asuhan kebidanan pra nikah dan pra
konsepsi. Melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan
pra nikah dan pra konsepsi dan melakuan tindakan yang akan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pra nikah dan pra
konsepsi
5.2 SARAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan kasus, penulis memberikan sedikit
masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat meningkatkan mutu penanganan dan
pelayanan bagi calon pengantin.
a. Puskesmas Muara Kibul
Pemberian asuhan kebidanan pada masa pranikah dan prakonsepsi harus terus
ditingkatkan, kemudian selalu memberikan konseling pranikah kepada setiap calon
pengantin karena melahirkan generasi yang cerdas dimulai dari dalam kandungan.
b. Universitas Adiwangsa Jambi
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu kebidanan antara praktik
dilapangan dan teori yang diajarkan di institusi
c. Pasien
Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga kesehatan
agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai
41
DAFTAR PUSTAKA
Kostania, dkk. (2020). Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media Informasi Dalam
Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin.https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/
JKebIn/index.
Nainggolan, dkk. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Pranikah dan Prakonsepsi di Puskesmas
Delitua Tahun 2020. https://pdfcoffee.com.
Setiawan, E. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online versi 2.0. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Kemdikbud. https://www.kbbi.web.id.
Susanti, dkk. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Calon Pengantin Di Lubuk Begalung Padang .https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/
index.php/jsm.
Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya Pernikahan
Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling Indonesia. 3 (1): 28 – 32.
Zulaekha. 2013. Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di BP4KUA Kec.
Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan.Skripsi. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam Negeri Walisongo.
L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI
DOI: 10.22146/jkr.55481
ABSTRACT
Background: Preconception health is a part of whole health both in males and females during
reproductive period. Preconception screening is useful for decreasing risks and promote healthy life
style in order to prepare a healthy pregnancy.
Objective: To explore preconception screening on brides to be.
Method: The study employed qualitative method with phenomenology approach.
Results adn Discussion: The implementation of preconception screening for brides to be consists of
a physical examination, supporting examinations in the form of mandatory laboratory examinations
and recommendations, Tetanus Toxoid immunization, nutritional supplementation, health
consultations and psychological services.
Conclusion: Preconception screening implementation has fulfilled minimum standard.
ABSTRAK
Latar Belakang: Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya. Skrining prakonsepsi berguna untuk
mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat.
Tujuan: Untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan.
Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Hasil dan Pembahasan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan terdiri
dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium wajib dan
rekomendasi, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid, suplementasi gizi, konsultasi kesehatan dan
pelayanan psikologi.
Kesimpulan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi sudah mengacu pada standar minimal.
“Jadi kalau caten itu kan daftarnya nanti ke KIA, nah ini kan terpadu melibatkan
beberapa poli mbak. Setelah dari KIA kan dirujuk ke lab. Nah dari hasil lab
tersebutlah nanti terus ke gizi. Karena kalau hasil lab yang Hb dan PP test belum
keluar, maka kami belum bisa memberikan konseling. Begitu juga poli psikolog.
Karena kan percuma, ya nanti kalau hasilnya baik, kalau hasilnya jelek ? nah nanti
bahan yang diberikan untuk konsultasi kan kurang tepat kalau hasil lab belum keluar”
(UG 1)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada calon pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo terdiri dari
penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan lingkar lengan
atas. Hal ini diperjelas dengan bukti wawancara sebagai berikut :
“Yang pertama daftar, terus dapat status, dibawa ke KIA, di KIA di ukur fisiknya
seperti timbang berat badan dan ukur lila, vital sign, kemudian dapat surat
pengantar ke laboratorium...” (UB1)
23
“...Sama lab, labnya ada Hb, ada test urine untuk test kehamilan, itu yang wajib.
Kalau untuk yang penunjangnya bisa kita tawarkan untuk gula darah sama
kolesterol, nanti untuk persiapan kehamilannya juga. Catinnya boleh memilih untuk
yang penunjang, misalnya ada riwayat gula darah dalam keluarga maka dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan. Tujuannya seperti itu”(UB2)
“Iya ada pemeriksaan yang bersifat rekomendasi, sebenarnya kan kita skrining
penyakit tidak menular itu kan sejak usia ya 20 ya, sehingga ditawarkan ke caten
jadi untuk skrining kayak kolesterol, gula, terus emm kalau yang untuk penyakit
menularnya terutama untuk yang status HIV nya kayak gitu cuman itu belum
wajib.Hepatitis B ada cuman bagi yang mau sih, belum jadi program wajib”(UD 1)
Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi merupakan bagian terpenting dalam layanan skrining prakonsepsi
pada calon pengantin perempuan. Imunisasi yang diberikan kepada calon pengantin
perempuan adalah imunisasi Tetanus Toxoid. Bukti imunisasi Tetanus Toxoid harus
diserahkan ke Kantor Urusan Agama sebagai salah satu syarat administrasi mendaftar
pernikahan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut :
“...Yang mendukung ini dari KUA. Karena ada syarat TT untuk menikah...” (UB 1)
Suplementasi Gizi
Suplementasi gizi pada calon pengantin di puskesmas Tegalrejo diberikan berdasarkan
keadaan calon pengantin perempuan itu sendiri. Bila calon pengantin perempuan
memenuhi syarat untuk hamil dan tidak menunda kehamilan maka akan diberikan
suplementasi asam folat. Hal ini didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut :
“Oh ya mbak catinnya juga dapat asam folat mbak, untuk persiapan kehamilannya.
Setiap catin yang memang memenuhi syarat untuk hamil dikasih asam folat. Kalau
yang menunda atau misal belum cukup umur emm ga dikasih ya...” (UB 1)
Hal serupa juga disampaikan oleh calon pengantin yang tidak menunda kehamilan
berikut ini :
“...Terus juga yang dikasih obat asam folat itu untuk persiapan kehamilan. ” (UC 8)
Konsultasi Kesehatan
Konsultasi kesehatan pada pelaksanaan skrining prakonsepsi di Puskesmas Tegalrejo
dilakukan hampir di setiap poli. Poli Kesehatan Ibu dan Anak, poli gizi, poli umum dan
poli psikologi memberikan konseling berdasarkan hasil laboratorium dan keluhan dari
calon pengantin. Hal ini didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut :
Pelayanan Psikologi
Pelayanan psikologi pada calon pengantin merupakan bagian dari layanan terpadu pada
calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo. Hal ini tercantum dalam standar operasional
prosedur pelayanan calon pengantin No SOP/TR/KIA/04/2016 pada prosedur ke 8 bahwa
24
petugas memberikan rujukan internal kepada pasien untuk mendapatkan konsultasi ke
ruang konsultasi gizi dan konsultasi psikologi. Hal ini didukung pula dengan hasil
wawancara sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. 2013. Preconception care: Maximizing the gains for maternal
and child health. http://www.who.int/maternal_
child_adolescent/documents/concensus_ preconception_care/en/
2. Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
http://kesga.kemkes.go.id/ images/pedoman/PMK%20No.%2097~%20 ttg
%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan. pdf.
3. Dean, et al. 2014. Preconception care: nutritional risks and interventions.
27
http://www.reproductive- health-journal.com/content/11/S3/S3.
4. Prendergast, Andrew J dan Humphrey Jean
H. 2014. The stunting syndrome in developing countries.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/PMC4232245/
5. Dainty JR,et al. 2014. Estimation of Dietary Iron Bioavailability From Food Iron Intake
and Iron Status. PLoS One 2014; 9: e111824.
6. Wahabi HA,et al. 2010. Preconception care for diabetic women for improving maternal and
fetal outcomes: a systematic review and meta- analysis. http://wrap.warwick.ac.uk/63107/1/
WRAP_Preconception%20care%20for%20 diabetic%20women.pdf.Manakandan,
Sujith Kumar dan Sutan Rosan. 2017. Expanding the Role of Pre-Marital HIV Screening:
Way Forward for Zero New Infection. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 7, 71-
79.
7. Lassi, et al. 2014. Preconception care: delivery strategies and packages for care.
http://www. reproductive-health-journal.com/content/11/ S3/S7.Opon,et al. 2017. Folate
supplementation during the preconception period, pregnancy and puerperium. Ginekologia
Polska 2017, vol. 88, no. 11.
8. Wen,et al. 2016. Folic Acid Supplementation in Pregnancy and the Risk of Pre-
Eclampsia-A Cohort Study. PLoS One. 2016; 11(2): e0149818, doi:
10.1371/journal.pone.0149818, indexed in Pubmed: 26901463.
28
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
Nama : Nelywati
NIM : 213001080143
Ruangan : Puskesmas Muara Kibul
Stase : Pranikah dan Prakonsepsi
TTD
No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing
CI Akademik
1 - Bahas jurnal dalam Bab IV
31 Oktober 2022
- Kesimpulan sesuai dengan
varney
2 - Pembahasan disesuaikan dengan
02 November 2022 kasus
3 ACC
05 November 2022
29