Anda di halaman 1dari 74

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANGANAN


DISMINOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 16
MERANGIN KABUPATEN MERANGIN
PROVINSI JAMBI TAHUN 2021

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kebidanan

Oleh

TRISNAWATI
NIM : 203001070168

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2021

1
2

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Disminorea


Pada Remaja Putri Di SMAN 16 Merangin Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021
Nama : Trisnawati
Nomor Induk : 203001070168
Tanggal Sidang : :…………………….

Skripsi ini telah di periksa dan di setujui untuk dipertahankan pada ujian
Skripsi
Jambi, ……………..
Menyetujui

Pembimbing Skripsi

Nia Nurzia, SKM, M. Kes


NIDN: 1018038502

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi

Diane Marlin,S.ST, M.keb


NIDN: 1009059001

2
i

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Disminorea


Pada Remaja Putri Di SMAN 16 Merangin Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021
Nama : Trisnawati

NIM : 203001070168

Skripsi ini telah di periksa dan di setujui untuk dipertahankan pada ujian
Skripsi
Jambi, ……………..
Menyetujui

Pembimbing Skripsi

Nia Nurzia, SKM, M. Kes


NIDN: 1018038502
Mengesahkan
Penguji 1 Penguji II

Eprina Intami, SST.,M.Kes Ade Oktarino,S.Kom, M.S.I


NIDN: 1010049102 NIDN: 1021108602
Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Kebidanan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Adiwangsa jambi

Diane Marlin,S.ST, M.Keb Bd. Subang Aini Nasution,SKM, M.Kes


NIDN: 1009059001 NIDN:0106018503
iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Adiwangsa Jambi, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Trisnawati
NPM : 203001070168
Program Studi : S1 Kebidanan
Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Adiwangsa Jambi. Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Disminorea Pada Remaja Putri
Di SMAN 16 Merangin Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ( Non- exclutive Royalty Free Right ) ini Universitas Adiwangsa
Jambi berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Merangin
Pada tanggal : Februari 2022

Yang menyatakan

Trisnawati

iv
v

ABSTRAK

Trisnawati. 203001070168
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Desminorea Pada remaja Putri
Di SMAN 16 Merangin Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021
Skripsi Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi 2021

Rasa nyeri yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas.


Kondisi ini memiliki hubungan terhadap psikologis wanita seperti mudah marah,
cepat tersinggung serta suasana hati menjadi buruk. Tanda seorang remaja
putri memasuki masa pubertas adalah mengalami menstruasi atau dikenal
dengan istilah menarche. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi penanganan Desminorea Di SMAN 16 Merangin. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptifanalitik, dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian desain
cross sectional, untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
dismenorea pada siswi SMAN 16 Merangin. Populasi Siswi di SMA N 16
kabupaten merangin yang berjumlah 43 orang. Dan waktu penelitian adalah
tahun 2022. Desain penelitian cross sectional ini adalah jenis penelitian
variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek
penelitian dikumpulkan dengan secara simultan dalam waktu yang bersamaan
dan tidak ada tindak lanjut atau follow up. Hasil uji statistic chi squaare dari 43
responden diperoleh nilai p value = 0,309 (p<0,05),berarti tidak terdapat
hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore. Hasil uji statistic chi
squaare dari 43 responden diperoleh nilai p value = 0,257 (p<0,05),berarti
tidak terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian dismenore. Hasil uji
statistic chi squaare dari 43 responden diperoleh nilai p value = 0,014 (p<0,05),
berarti terdapat hubungan antara Riwayat Keluarga dengan kejadian
dismenore. Diharapkan penelitian ini menjadi ladang ilmu untuk semua orang
yag terlibat dan membacanya dan diharapkan penelitian ini dapat
dikembangkan dengan lebih baik lagi.

Kata kunci: Desminorea,Menarche,IMT

v
vi

ABSTRACT

Trisnawati. 203001070168
Factors Affecting the Handling of Desminorrhea in Young Girls at SMAN 16
Merangin, Merangin Regency, Jambi Province in 2021
Thesis for Undergraduate Midwifery Study Program, Faculty of Health Sciences,
Adiwangsa University Jambi 2021

Prolonged pain can interfere with activities. This condition has a


relationship with psychological women such as irritability, irritability and bad
mood. The sign of ayoung girl entering puberty is experiencing menstruation or
known as menarche. Merangin. The type of research conducted is descriptive
analytic research, using aquantitative approach with a cross sectional design
research design, to study the factors that in fluence thein cadence of
dysmenorrheal in students of SMAN 16 Merangin.The population of students in
SMAN 16, Merangin district,is 43 people. And the time of the research is 2022.
This cross sectional research design is a typeof research on causeor risk and effect
variables or cases that occur in the object of research collected simultane ously at
the same time and there is no follow-up orfollow-up. The results ofthe chi square
statistical test of 43 respondents obtained p value = 0.309 (p <0.05),meaning
that there is no relationship between age of menarche and the incidence of
dysmenorrhea. The results of the chi square statistic test from 43 respondents
obtained p value=0.257(p<0.05),meaning that there is norelationship between
BMI and the incidence of dysmenorrhea. The results of the chi square statistical
test from 43 respondents obtained p value=0.014(p<0.05),meaning that there is
arelationship between family history and the incidence of dysmenorrhea. It is
hoped that this research will become a field of knowledge for all those who are
involved and read it and itishoped that this research can bedevelopedeven better.

Keywords: Desminorrhea,Menarche,BMI

vi
vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, yang
diajukan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Sarjana
Kebidanan Universitas Adiwangsa Jambi, dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penanganan Disminorea Pada Remaja Putri Di SMAN 16
Merangin Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021”.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, peneliti merasakan betapa besarnya
manfaat bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Pada kesempatan ini
izinkan peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd.,M.Eng, Prac selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi.
2. Ibu Subang Aini Nasution,SKM, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Ibu Diane Marlin, S.ST, M.Keb Selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
4. Ibu Donna Harriya Novidha,SST,M.Keb selaku dosen pengajar dan
penanggung jawab kelas S1 Kebidanan Kelas Merangin yang telah
membimbing dan meluangkan waktu hingga proposal ini selesai
5. Ibu Nia Nurzia, SKM, M.Kes Selaku pembimbing Yang telah membimbing
dalam proses pembuatan Skripsi.
6. Ibu Sri Hartati Yusuf, SKM Selaku Kepala Puskesmas Tabir Lintas
Kabupaten Merangin yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Tabir Lintas.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Universitas Adiwangsa Jambi yang telah
turut berperan dalam membantu proses pembuatan Skripsi.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini kurang mendekati
sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti, untuk itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
Skripsi ini. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

vii
viii

yang telah memberikan bantuan dan motivasinya sehingga peneliti dapat


menyelesaikan Skripsi ini.

Jambi, Maret 2022

( Peneliti )

viii
ix

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRAC ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... xiii
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
1.5 Batasan Penelitian .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Remaja Putri ................................................................................... 8
2.2 Desminorea..................................................................................... 12
2.3 Perilaku Penanganan Desminorea .................................................. 19
2.4 Kerangka Teori ............................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
3.3 Populasi dan Sampel…………… .................................................. 22
3.4 Instrumen Penelitian………........................................................... 23
3.5 Definisi Operasional ....................................................................... 24
3.6 Teknik Analisa Data ....................................................................... 24
3.7 Pengolahan Data ............................................................................. 25
3.8 Ruang Lingkup ............................................................................... 26
3.9 Kerangka Konsep ........................................................................... 26

ix
x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum penelitian .......................................................... 27
4.2 Hasil penelitian............................................................................... 27
4.3 Analisis Univariat........................................................................... 28
4.4 Analisis Bivariat ............................................................................. 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 35
5.2 Saran .............................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


2.1 Kerangka Teori................................................................................. 21
3.1 Kerangka Konsep…........................................................................... 26

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 2 Format Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
Lampiran 6 Surat izin penelitian
Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Dokumentasi

xii
xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : TRISNAWATI

Tempat/Tanggal Lahir : Bangko,12 Oktober 1977


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Alamat, Dusun Simp.Bukit Desa Lubuk Gaung
Kec.Batang Masumai
No. HP : 081373263990

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


SPK Setih Setio Muaro Bungo
D1Kebidanan Setih Setio Muaro Bungo
DIII Kebidanan (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Imelda Medan)

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dismenorea berasal dari bahasa Yunani yaitu dysmenorhea. “dys”

berarti sulit,nyeri, abnormal, “meno” berarti bulan, dan “rrhea” berarti

aliran. Istilah dismenore adalah nyeri pada saat menstruasi yang sering

dialami oleh remaja putrid tepatnya di perut bagian bawah. Rasa nyeri

tersebut terkadang timbul di punggung bagian bawah,pinggang,panggul

ototpaha atas hinggabetis dan disertai mual,muntah, diare,keringat dingin

serta pusing.

Nyeri haid primer terjadi sejak menarche dan berlanjut sampai usia

pertengahan 20 tahun, sedangkan nyeri haid sekunder pada umumnya terjadi

pada wanita berusia 25 tahun yang menyebabkan kelainan pelvis. Nyeri

saat haid dianggap hal yang sangat wajar dan dapat terjadi pada wanita

yang mengalami mentruasi. Rasa nyeri yang berkepanjangan dapat

mengganggu aktivitas. Kondisi ini memiliki hubungan terhadap

psikologis wanita seperti mudah marah, cepat tersinggung serta suasana

hati menjadi buruk. Tanda seorang remaja putri memasuki masa pubertas

adalah mengalami menstruasi atau dikenal dengan istilah menarche.

Menstruasi merupakan keluarnya lapisan endometrium bersamaan

dengan ovum yang tidak dibuahi dari saluran reproduksi berupa cairan

yaitu darah. Nyeri selama masa menstruasi kerap dialami oleh remaja putri.

1
2

Pada tahun 2015 World Health Organization (WHO) menyatakan

bahwa

1.769.425 atau 90% wanita mengalami dismenore. Nyeri haid

terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi dengan prevalensi

yang beragam.5 Prevalensi dismenorea primer di Indonesia cukup tinggi

yaitu 60- 75%. Menurut Santoso padatahun 2019, prevalensi dismenorea

di Indonesia sebesar 64,25% terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan

9,36% dismenorea sekunder.

Hasil penelitian Arnis pada tahun 2012 menunjukan angka kejadian

dismenorea di Jawa Barat cukup tinggi yaitu sebanyak 54,9% wanita,

24,5% mengalami kasus ringan, 21,28% kasus sedang dan 9,36% kasus

berat.7,8 Widjonarko pada tahun 2006 menambahkan bahwa indeks masa

tubuh (IMT) merupakan faktorresiko terjadinya dismenorea primer.

Smeltzer dan Bare pada tahun 2002 menyatakan bahwa faktor resiko

terjadinya dismenorea primera dalah usia menarche,lama menstruasi, dan

riwayat keluarga. Hedrik pada tahun 2006 menyatakan faktor resiko

terjadinya dismenorea primer adalah kebiasaan olahraga. Dismenorea

primer dapat diatasi dengan cara mengompres menggunakan air hangat,

berolahraga ringan, dan mengonsumsi vitamin D, kalsium serta cairan

yang dibutuhkan oleh tubuh. Diagnosa penyebab sangat penting untuk

menemukan pengobatan yang terbaik dengan cara memeriksakannya ke

dokter. Obatan algesik (penghilang rasa sakit) juga dapat dikonsumsi

untuk meredakannya, namun dosis yang dianjurkan tidak lebih dari tiga
3

kali sehari.

Dismenorea primer dapat dicegah dengan pemberian

analgesik(antalgin,novalgin, ibuprofen, asam mefenamat, dan

sebagainya). Apabila dijumpai kelainan anatomi ovarium yang dapat

memberikan kemungkinan adanya endometriosis, maka penanganannya

menjadi lebih serius. Peran bidan pada kasus ini adalah sebagai subyek

media konseling tentang kesehatan reproduksi yang benar serta pemeriksaan

yang tepat agar dapat mengatasi keluhan yang terjadi pada penderita

dismenorea primer.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usiamenarche terjadi

lebih cepat. Berdasarkan Karapanou & Papadimitriou, di Amerika

Serikat, anak-anak menjadi dewasa setahun lebih awal daripada anak-anak

di negara Eropa, rata-rata usia menarche menurun dari 14,2 tahun pada

tahun 1900 menjadi kira-kira 12,45 tahun.1 Penelitian Aribowo

menunjukkan usia menarche pada siswi SMP di Kabupaten Pati rata-rata

adalah 12,2 tahun.5 Sementara hasil penelitian Lusiana dan Dwiriani

menunjukkan rata-rata usia menarche pada siswi SD diBogor adalah 10,3

tahun.6 Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, rata-rata usia menarche pada

perempuan usia 10-59 tahun di Indonesia adalah 13 tahun (20,0%) dengan

kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun (Nurlillah,2012).

Ada beberapa hal yang sering dihubungkan dengan kejadian

dismenore antara lain umur < 30 tahun, usia menarche < 12 tahun, siklus
4

menstruasi yang panjang, perdarahan menstruasi yang banyak, merokok,

gangguan psikologis dan salah satunya status indeks masa tubuh yang

kurang / rendah (Latthe P, Mignini L,Gray R, Hills R,KhanK,2006 dalam

Dyah dan Tinah, 2009).

Dalam study terdahulu yang dilakukan oleh Hong ju, et al (2015)

yang meneliti tentang hubungan Body Mass Rate (BMR) dengan kejadian

dysmenorrheal sebanyak

14.247 wanita di Australia diteliti selama 13 tahun,ditemukan

sekitar 11% mengalami obesitas (OR) 1,22, 7% kurus (OR) 1,34 , dan

25% melaporkan dismenore. Sehingga wanita yang beresiko untuk

mengalami dismenore adalah wanita yang kurus dan obesitas.

Berdasarkan hasil penelitian tentang riwayat keluarga terhadap 61

responden diketahui bahwa 50 siswi yang memiliki riwayat keluarga

dismenorea ada 42 siswi yang mengalami kejadian dismenorea dan ada 11

siswi yang mengalami kejadian tidak dismenorea dan dari 11 siswi yang

memiliki riwayat keluarga tidak dismenorea ada 8 siswi yang mengalami

kejadian dismenorea dan ada 3 siswi yang mengalami kejadian tidak

dismenorea. Dari hasil penelitian ini riwayat keluarga kategori dismenorea

paling banyak ditemukan padasiswi MAN Kota Banjar baru (Dewi,2020).

Angka kejadian dismenorea di dunia cukup besar, rata-rata lebih

dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di

Amerika angka presentasenya sekitar 60%, di Swedia sekitar 72%,

sementara di Indonesia sendiri mencapai 55%. Sedangkan menurut hasil


5

Penelitian Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi

Remaja(PIK-KRR) di Indonesia sendiri angka kejadian dismenorea

terdiri dari 72,89% dismenorea primer dan 27, 11% dismenorea sekunder

dan angka kejadian mencapai 45%-90% wanita produktif tersiksa karena

dismenorea. Merangin adalah salah satu kabupaten/kota di Jambi, Indonesia.

Jumlah SMA yang berada di Kab. Merangin adalah sebanyak 23 sekolah.

Sekolah dengan jumlah absensi terbanyak remaja putri yaitu SMAN 15

Merangin dengan jumlah 25 dari 219 siswi dengan persentase 11,4%,

SMAN 16 Merangin dengan 20 dari 43 siswi dengan persentase 46,5%

dan SMAN 8 Merangin 17 dari 50 siswi dengan persentase 34%.S MAN

16 Merangin pemegang persentase absensi remaja putrid terbanyak di

kabupaten Merangin.

Data perbandingan jumlah remaja putri untuk wilayah kecamatan

kabupaten Merangin SMA Sederajat:

Nama Sekolah Jumlah remaja


NO No
Putri
1 SMKN SPP MERANGIN 37Orang

2 PONPES SYEK MAULANAMA 51Orang

3 MA POMPE SLEBAYYASIN 85Orang

Survei awal yang saya lakukan di SMAN 16 Merangin melalui

wawancara singkat pada 10 remaja putri terdapat 4 remaja yang

mempunyai disminorea pada menstruasinya. Jumlah siswi di SMAN 16

Merangin tahun 2021 ada 43 siswi. Oleh karna itu, berdasarkan latar

belakang diatas peneliti akan meneliti apakah faktor- faktor yang


6

mempengaruhi penanganan disminorea di SMAN 16 Merangin

.
1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang di atas, maka rumuan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan disminorea

di SMAN 16 Merangin.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum

Diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan

disminorea di SMAN16 Merangin.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui Pengaruh usia menarche pada penanganan desminorea

remaja putri SMAN 16 Merangin

2. Mengetahui Pengaruh indeks massa tubuh (IMT) pada penangan

desminorea remaja putrid SMAN 16 Merangin

3. Mengetahui Pengaruh riwayat keluarga pada remaja putri

SMAN 16 Merangin

1.4 ManfaatPenelitian

1. Puskesmas Kederasan Panjang

Penelitian ini diharapkan bahan pengembangan dalam

pemecahan masalah disminorea pada remaja putri di SMAN 16

Merangin.
7

2. Institusi Pendidikan (Universitas Adiwangsa)

Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa berkaitan

dengan Disminorea pada remaja putri di SMAN 16 Merangin.

3. Bagi Peneliti lain

Peneliti dapat menambah pengalaman untuk melakukan

penelitian, mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama

pendidikan dan memberikan informasi yang berarti bagi kesehatan

masyarakat terutama untuk wanita yang mengalami dismenorea

primer serta cara penanganan penyakit ini.

1.5 Batasan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif

analitik, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian desain cross sectional, untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian dismenorea pada siswi SMAN 16 Merangin.

Populasi Siswi di SMA N 16 kabupaten merangin yang berjumlah 43 orang.

Dan waktu penelitian adalah tahun 2022. Desain penelitian cross

sectional ini adalah jenis penelitian variabel sebab atau resiko dan akibat

atau kasus yang terjadi pada objek penelitian dikumpulkan dengan secara

simultan dalam waktu yang bersamaan dan tidak ada tindaklanjut atau

follow up.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja Putri

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata

bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi

dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan

secara fisik, akal, kejiwaan dan social serta emosional. Hal ini

mengisyaratkan kepada hakikat umum,yaitu bahwa pertumbuhan tidak

berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi

pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al- Mighwar,2006).

WHO mendefinisikan remaja sebagai bagian dari siklus kehidupan antara

usia 10–19 tahun. Remaja berada diantara dua masa kehidupan, dengan

beberapa masalah gizi yang sering terjadi pada anak – anak dan dewasa

(WHO, 2006). Masa remaja adalah salah satu dari periode perkembangan

manusia, yang merupakan masa peralihan dari masa kanak –kanak

kemasa dewasa meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan

perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat, masa remaja pada

umumnya dimulai pada usia 10–13 tahun dan berakhir pada usia18–22

tahun (Notoatdmojo,2007).

Widyastuti (2009) menyebutkan bahwa perkembangan masa

(rentang waktu) pada remaja berdasarkan sifat atau ciri-cirinya dibagi

menjadi tiga,yaitu:

8
9

1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

b. Tampak dan merasa ingin bebas

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berpikir imajinasi (abstrak).

2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari jati diri.

b. Mulai ada ketertarikan terhadap lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d. Kemampuan berpikir imajinasi mulai berkembang.

e. Berkhayal mengenai hal yang berkaitan dengan seks.

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

a. Menampakkan pengungkapan kebebasandiri.

b. Mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memiliki citra (gambaran,keadaan,peranan)terhadap tubuh dan

dirinya.

d. Mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

Ciri-ciri perkembangan remaja putri menurut Hurlock (2001),antara lain:

1 Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

a. Perubahan Ukuran Tubuh Perubahan fisik utama pada masa

puber adalah perubauan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat

badan. Di antara anak-anak perempuan, rata-rata peningkatan per


10

tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci,tetapi peningkatan

itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid

peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan

keseluruhan selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci.

Setelah haid, tingkat pertumbuhan 10 menurun sampai kira-kira 1

inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.

b. Perubahan Proporsi Tubuh Perubahan fisik pokok yang kedua

adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu

yang tadinya terlampau kecil,sekarang menjadi terlampau besar

karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh

yang lain. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian

pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi karena

kaki menjadi lebih panjang

2 Ciri-ciri Seks Primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,

meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak

usia sebelah atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam

belas tahun rata-rata beratnya 43gram. Tuba faloppi, sel telur, dan

vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa

mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah

datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran

darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala,

yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai
11

mencapai menopause. Periode haid umumnya terjadi pada jangka

waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada

tahun-tahun pertama.

3 Ciri-ciri seks sekunder

a. Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah

kulit.

b. Payudara berkembang menjadi lebih besar dan lebih bulat setelah

pinggul mulai membesar. Putting susu membesar dan menonjol,

dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih

besar dan lebih bulat.

c. Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai

berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak

setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mulai lurus dan

terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebir kasar,

lebih gelap dan agak keriting.

d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang

pori-pori bertambah besar.

e. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya

menusuk sebelum dan selama masa haid.

f. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan


12

dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk

pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

g. Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak

dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan

2.2 DESMINOREA

Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi,yang

dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Menstruasi

merupakan siklus bulanan yang normal pada wanita. Menstruasi biasanya

dimulai pada wanita mudaumur dibawah 11 tahun (menarche) yang terus

berlanjut sampai umur 45-50 tahun (menopouse). Wanita yang mengalami

dismenorea mempunyai tekanan infra uteri yang lebih tinggi dan

memiliki kadar prostaglandin 10 kali lebih dalam darah selama periode

menstruasi. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus

dan padakadar yang berlebih akan mengaktifasi usus besar. Penyebab lain

dismenorea bisa mengalami kelainan tertentu, misalnya endometriosis,

infeksi pelvis (daerah panggul),tumor rahim, apendisitis (peradangan usus

buntu), kelainan organ pencernaan, bahkan kelainan ginjal. Siklus

menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu sebagai berikut:

1. Fase Menstruasi Terjadi bila ovum tidak dibuahi, sehingga korpus

lateum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.

Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya

ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,


13

sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang dari

5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150

mililiter.

2. Fase Praovulasi atau Poliferasi Hormon pembebas gonadotropin yang

di eksresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk

mengsekresikan Follicle Stimulating Hormone (FSH). FSH memacu

pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon

esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali

(poliferasi) dinding rahim untuk mensekresikan lender yang bersifat

basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada

vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase Ovulasi Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka

ovulasi terjadi pada hari ke-14. Peningkatan kadar esterogen

menghambat sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH), kemudian

hipofisemen sekresikan Luteinizing Hormone (LH). Peningkatan kadar

Luteinizing Hormone (LH) merangsang pelepasan oosit sekunder dan

folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase Pasca Ovulasi atau Fase Sekresi Berlangsung selama 14 hari

sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi

berbeda-beda,fase pascaovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum

menstruasi berikutnya. Folikel de Graf (folikel matang yang telah

melepas oosit sekunder akan berkerut). Korpus lateum mensekresikan


14

hormon progesteron juga masih mengeksresikan hormone esterogen

namun tidak sebanyak ketika bentuk folikel. Progesteron mendukung

kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-

pembuluh darah. Jika tidak terjadi pembuahan,korpus lateum akan

berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan

hormon, sehingga kadar progesteon dan esterogen menjadi rendah.

Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Klasifikasi Dismenorea

1. Dismenorea Primer Dismenorea primer adalah nyeri haid yang terjadi

sejak menarche dan tidak terdapat kelainan yang terjadi sejak menarche

dan tidak terjadi kelainan pada alat kandungan. Dismenorea primer terjadi

pada 90%wanita dan biasanya terasa setelah mereka menarche dan

berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki

anak. Penyebabnya adalah adanya jumlah prostaglandin F2α carboprost

yang berlebihan pada darah menstruasi, yang merangsang hiperaktivitas

uterus.

2. Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang

disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya

terjadi pada wanita yang berusia 25 tahun yang berkembang dari

dismenorea primer yang terjadi sesudah 25 tahun dan penyebab nya

karena kelainan pelvis.

Gejala utama dismenorea primer adalah nyeri, dimulai pada masa

awalan menstruasi. Kadang-kadang, gejala tersebut dapat lebih lama


15

dari 1 hari tapi jarang melebihi 72 jam. Nyeri pada bagian bawah

panggul, menjalar ke sepanjang paha depan terkadang sampai ke

punggung bawah dan kadang dapat menimbulkan

mual,muntah,diare,penurunan kesadaran,kelelahan, dan nyeri kepala.

Dismenorea terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut

bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya

disertai dengan gastroin testinal dan gejala neurologis seperti

kelemahan umum.

Faktor Resiko Dismenorea Primer

1. Usia Menarche Faktor resiko terjadinya dismenorea salah satunya adalah

pada orang yang mengalami menarche lebih awal. Menarche adalah

haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan

seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Usia menarche dipengaruhi

salah satunya oleh status gizi perempuan remaja sebelumnya. Menarche

dimulai pada umur dibawah 11tahun, bahkan pada beberapa anak terjadi

lebih cepat. Wanita yang mengalami menarche dini mengalami paparan

prostaglandin yang lebih lama. Hubungan antara menarche dini dengan

pola hormonal merupakan faktor resiko penting terjadinya dismenorea

primer. Wanita dengan menarche dini memiliki konsentrasi hormon

estradiol serum lebih tinggi tetapi hormone testosterone dan

dehidroepiandosteron dalam konsentrasi yang lebih rendah. Peningkatan

hormone estradiol berperan dalam mengatur serangan pubertas pada

wanita. Peningkatan hormon tersebut dipicu oleh tingginya konsumsi


16

daging maupun susu yang berasal dari sapi yang disuntikkan hormon

pertumbuhan untuk meningkatkan produksi susu. Menstruasi yang lama

pada seorang wanita meningkatkan produksi hormone prostaglandin

sehingga berlebih yang akhirnya menimbulkan nyeri ketika menstruasi.

Berlebihnya produksi prostaglandin disebabkan kontraksi otot uterus yang

berlebihan selama menstruasi.

2. Lama menstruasi normal adalah 4-7 hari Hasil penelitian Listia pada

tahun 2015 pada mahasiswi prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, berdasarkan umur menarche

dengan kejadian dismenorea diperoleh kejadian dismenorea paling

banyak pada mahasiswi yang menarche pada usia < 0,05 (p value =

0,007) yang berarti ada hubungan antara lama menstruasi dengan

kejadian dismenorea primer pada remaja putri kelas XI SMK

YAPSIPA Kota Tasikmalaya.

3. Kebiasaan Olahraga ringan dan kebugaran sangat membantu sekali

untuk mengurangi rasa dan juga dapat meringankan atau mencegah

terjadinya dismenorea tersebut. Latihan-latihan olahraga yang sedang

sedang atau bahkan yang cukup berat baik sekali dianjurkan untuk

mengurangi penderitaan wanita tadi. Dari penelitian, ternyata

dismenorea lebih sedikit terjadi pada olahragawati, dibandingkan

dengan wanita yang tidak pernah berolahraga. Hasil penelitian

Rahmani, pada siswi di SMP Negeri 2 Demak Tahun 2014, dari 83

responden didapatkan responden dengan olahraga baik yang


17

mengalami dismenorea yaitu sejumlah 4 responden (8,7%) dan

responden dengan tidak baik yang mengalami dismenorea yaitu

sejumlah 31 responden (83,8%). Sedangkan responden dengan

olahraga baik yang tidak mengalami dismenorea yaitu sejumlah 42

responden (38,5%) dan responden dengan olahraga tidak baik yang tidak

mengalami dismenorea sejumlah 6 responden(9,5%)

4. Indeks Massa Tubuh (IMT) Perbaikan nutrisi dan kesehatan pada anak

dan remaja dapat diketahui dari perhitungan nilai Indeks Massa Tubuh

(IMT) dengan rumus perhitungan sebagai berikut: Dimana: BB adalah

berat badan,dengan satuan kilogram TB adalah tinggi badan dengan

satuan meter IMT adalah Indeks Massa Tubuh dengan satuan kg/m2

Berdasarkan nilai kisarannya, IMT terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Underweight (IMT≤18,4),

b. Normal (IMT=18,5–25),

c. Overweight (IMT≥25,1).27IMT

Yang baik menunjukkan pemenuhan nutrisi yang optimal. Nutrisi

yang optimal dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan organ seksual,sedangkan tidak terpenuhinya nutrisi

dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan

pertumbuhan. Jumlah IMT dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti

asupan nutrisi, pola makan, aktivitas fisik,gayahidup,status social

ekonomi,tingkat pendidikan,tingkat pengetahuan, keadaan lingkungan,

paparan penyakit kronis, dan persentase lemak. Wanita dengan indeks


18

masa tubuh (IMT) kurang dari berat badan normal dan kelebihan berat

badan (overweight) lebih mungkin untuk menderita dismenorea jika

dibandingkan dengan wanita dengan IMT normal. Pada penelitian

Manoreketal.,disalah satu Sekolah Menengah Atas di Manado

ditemukan dari 23% siswi dengan status gizi tidak normal (gemuk dan

kurus),75,8% diantaranya mengalami dismenorea. Sehingga dapat 𝐼𝑀𝑇

= 𝐵𝐵 𝑇𝐵2 disimpulkan bahwa status gizi berkaitan erat dengan tingkat

kejadian dismenorea. Pada wanita dengan IMT kurang dari berat normal

dapat menjadi salah satu faktor konstitusi yang dapat menyebabkan

kurangnya daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri sehingga dapat terjadi

dismenorea.

5. Riwayat Keluarga Wanita yang memiliki riwayat dismenorea pada

keluarganya memiliki prevalensi yang lebih besar untuk terjadinya

dismenorea. Beberapa peneliti memperkirakan anak dari ibu yang

memiliki masalah menstruasi juga mengalami menstruasi yang tidak

menyenangkan,ini merupakan alasan yang dapat dihubungkan terhadap

tingkah laku yang dipelajari dari ibu. Alasan riwayat keluarga

merupakan faktor risiko dismenorea mungkin dihubungkan dengan

kondisi seperti endometriosis. Hasil penelitian Listia pada tahun 2015

uji statistik diperoleh p =0,006 yang artinya terdapat hubungan antara

mahasiswi yang mempunyai riwayat keluarga yang dismenorea dengan

kejadian dismenorea pada mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Fikes

UNRIYO Tahun 2015. Nilai OR= 3,214 (95%CI1,461-7,072) yang


19

artinya mahasiswi yang mempunyai riwayat keluarga dismenorea

mempunyai peluang 3,2 kali mengalami dismenorea dibandingkan

dengan mahasiswi yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang

dismenorea.

2.3 Perilaku penanganan desminorea

Penanganan awal bertujuan meredakan nyeri,meliputi:

1. Preparat analgetik, seperti obat-obatan golongan NSAID, untuk

mengatasi rasa nyeri yang ringan hingga sedang (paling efektif jika

obat ini diminum 24 jam hingga 48 jam sebelum haid dimulai).

Efektivitas obat-obat ini terutama disebabkan oleh penghambatan

sintesis prostaglandin lewat inhibisi enzim siklookdigenase.

Preparatnarkotik untuk meredakan rasa nyeri yang hebat (jarang

digunakan).

2. Inhibitor prostaglandin (seperti asam mefenamat dan ibuprofen) untuk

meredakan rasa nyeri dengan menurunkan intensitas kontraksi uterus.

3. Kompres hangat pada abdomen bagian bawah (dapat mengurangi

ketidak nyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus

dilakukan dengan hati-hati pada remaja putri karena apendisitis dapat

menyerupai Dismenorea. Namun, ada beberapa obat yang tidak

diperbolehkan diminum ketika menstruasi, yaitu obat antikoagulan.

Obat antikoagulan adalah obat yang bekerja untuk mencegah

penggumpalan darah. Obat ini dapat memperpanjang waktu darah untuk


20

membeku. Macam-macam 34 obat antikoagulan, yaitu:

aspirin,warfarin,enoxaparin,nadroparin,heparin,dll.

Nyeri haid yang normal dapat ditangani sendiri di rumah tanpa

bantuan dokter. Anda bisa melakukan beberapa langkah sederhana

berikut ini untuk mengurangi nyeri haid:

a. Memijat dan mengompres hangat area perut yang sakit.

b. Berolahraga ringan,seperti berjalan santai atau bersepeda.

c. Melakukan relaksasi,misalnya dengan yoga atau pilates.

d. Mandi air hangat.

e. Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin E, vitaminB6,

omega 3,dan magnesium.

Bila nyeri tidak juga mereda, Anda dapat mengonsumsi obat

pereda nyeri yang dijual bebas tanpa resep, misalnya paracetamol.

Apabila nyeri haid dirasa berlebihan,sebaiknya konsultasikan kepada

dokter. Dokter akan mencari tahu apakah ada penyakit yang

menyebabkan nyeri haid tersebut, kemudian memberikan pengobatan

sesuai dengan penyebabnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan

dokter untuk meredakan nyeri haid adalah:

1) Pemberian obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat anti inflamasi non steroid

(OAINS),seperti asam mefenamat, untuk meredakan nyerihaid.

Selain obat pereda nyeri,dokter dapat meresepkan pil KB untuk

mengurangi ketebalan lapisan dalam dinding rahim,sehingga otot rahim


21

tidak perlu berkontraksi secara berlebihan.

2) Pembedahan

Tindakan operasi dilakukan jika nyeri haid disebabkan oleh

endometriosisataumiom. Operasi pengangkatan rahim dapat menjadi

pilihan jika metode lain tidak berhasil meredakan nyeri haid. Namun

perlu diingat, operasi pengangkatan rahim (histerektomi) ini dilakukan

dengan berbagai pertimbangan, misalnya jika penderita sudah tidak

lagi berencana untuk hamil.

Di samping metode di atas, dokter dapat menganjurkan pasien

untuk menjalani terapi TENS (transcutaneous electrical nerve

stimulation). TENS dilakukan dengan mengalirkan arus listrik ringan

ke saraf di area panggul, untuk menghalangi sinyal rasa sakit.

2.4 Kerangka Teori

DESMINORIA

Terpenuhi ANGKA
Faktor Yang Mempengaruhi: DESMINORIA
1. Usia Menarce MENURUN
2. IMT
3. Riwayat Keluarga Tidak
Terpenuhi

Sumber: Arisman MB (2004),


Guyton dan Hall (1997),
22

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif

analitik,dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian desain cross sectional, untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian dismenorea pada siswi SMAN 16 Merangin.

Desain penelitian cross sectional ini adalah jenis penelitian variabel sebab

atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian

dikumpulkan dengan secara simultan dalam waktu yang bersamaan dan

tidak ada tindak lanjut atau follow up.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 16 Merangin dan waktu

penelitian Bulan Maret Tahun 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi Siswi di SMAN 16 kabupaten Merangin yang

berjumlah 43 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki

karakteristik tertentu yang di analisis. Sampel pada penelitian ini

22
23

adalah remaja putri yang ada di SMA N 16 kabupaten Merangin

yang berjumlah 43 responden. Teknik pengambilan sampel

menggunakan Accidental Sampling. Kriteria Sampel yang akan

diteliti pada penelitian ini yang memenuhi criteria inklusi.

1. Kriteria Inklusi:

a. Menstruasi hari pertama

b. Mengalami disminorea

c. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi:

Tidak mengalami nyeri disminorea

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono pada tahun 2009, instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau

kuesioner. Angket atau kuesioner adalah seperangkat pernyataan atau

pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner berisi tentang pertanyaan tentang Usia, indeks masa tubuh

(IMT),dan riwayat keluarga.

3.5 Definisi Operasional


24

Nama
DO
Variabel Indikator Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Usia responden saat pertama kali 1. < 11Tahun


Usia Menarche Wawancara kuisioner Nominal
mendapatkan menstruasi. 2. ≥ 11Tahun

Pengukuran 2. Tidak normal


kuesioner
Tinggi Badan (<18,5Dan > 25,0)

Anak perempuan dari ibu yang


memiliki masalah menstruasi
Riwayat Ada
juga mengalami menstruasi Wawancara Kuisioner Nominal
Keluarga Tidak Ada
yang tidak
menyenangkan
Ya
Desminorea Nyeri Haid Wawancara Kuisioner Nominal
Tidak

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

menghasilkan disribusi, frekuensi,dan persentase dari tiap variabel.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan atau keterkaitan

antara dua variabel, yaitu antara variabel independen (umur menarche,

indeks masa tubuh, dan riwayat keluarga) terhadap variabel dependen

(dismenorea primer). Untuk mengetahui kemaknaan dilakukan ujichi-square

dengan tingkat kepercayaan 95%(α=0,05).

3.7 Pengolahan Data


25

Setelah didapat melalui pengisian lembar pengukuran dari seluruh

responden terkumpul,selanjutnya data tersebut akan diolah melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Editing

a. Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan dari isi

semua peryataan yang diperlukan.

b. Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriksa apakah ada

keterangan data yang bertentangan antara satud engan yang lainnya.

c. Memeriksa apakah semua penyataan tidak ada yang sama satu dengan

yang lainnya.

2. Coding

Memberikan kode pada setiap data yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi penanganan dismenorea pada remaja putrid di SMAN

16 Merangin.

3. Scoring

Menetapkan skor pada variabel yang diambil dalam penelitian

ini tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan dismenorea

pada remaja putri di SMAN 16 Merangin.

4. Entry data

Data yang telah diperiksa dan diberi kode kemudian dianalisa

atau diolah dengan menggunakan program pengolahan data.

5. Cleaning

Dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data sudah di


26

entry dan tidak dapat terdapat kesalahan dalam memasukkan data

sehingga siap untuk dianalisis.

3.8 Ruang Lingkup

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif

analitik, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian desain cross sectional, untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian dismenorea pada siswi SMAN 16 Merangin.

Populasi Siswi di SMA N 16 kabupaten merangin yang berjumlah 43

orang. Dan waktu penelitian adalah tahun 2022. Desain penelitian

crosssectional ini adalah jenis penelitian variabel sebab atau resiko dan

akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian dikumpulkan

dengan secara simultan dalam waktu yang bersamaan dan tidak ada

tindaklanjutan atau follow up.

3.9 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

USIA
MENARCE

IMT DESMINOREA

RIWAYAT
KELUARGA
27

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMAN 16 MERANGIN adalah salah satu satuan pendidikan

dengan jenjang SMA di Nibung, Kec. Batang Masumai, Kab. Merangin,

Jambi. Dalam menjalankan kegiatannya, SMAN 16 MERANGIN berada

dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMAN 16

MERANGIN beralamat di Jln. Dubalang Gayo Km 6, Nibung, Kec.Batang

Masumai, Kab.Merangin ,Jambi, dengan kode pos 37351.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 5 sampai dengan 9

Maret 2022. Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 16 Merangin. Populasi

Siswi di SMAN 16 kabupaten Merangin yang berjumlah 43 orang.

27
28

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Remaja SMAN 16 Merangin
No Variabel F %
1 Responden remaja putri 43 100%

Dari hasil penelitian di atas didapatkan responden penelitian adalah 43

orang siswi (100%) yang mengikuti wawancara di SMAN 16 Merangin.

4.3 Analisis Univariat

1. Gambaran Usia Menarche Remaja Putri terhadap Penanganan


Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Usia Menarche pada Remaja Putri terhadap


Penanganan Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun2021
No Umur f %
1 < 11 Tahun 20 46,5%
2 >11 Tahun 23 53,5%
Total 43 100%

Hasil penelitian di atas, distribusifrekuensi pada usia menarche

adalah kurang dari 11 tahun adalah 20 responden ( 46,5% ) serta usia

menarche lebih dari 11 tahun adalah sebanyak 23 responden (53,5%).


29

2. Gambaran IMT Remaja Putri terhadap Penanganan Desminorea di


SMAN 16 Merangin tahun 2021
Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi IMT Remaja Putri terhadap Penanganan


Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021

No Variabel f %
1 < 18,5 - >25,5 13 30,2%
2 18,5 - 25,5 30 69,8%
Total 43 100%

Dari hasil penelitian diatas, distribusi frekuensi pada dini adalah

kurang dari adalah <18,5 sebanyak 13 responden (30,2%) serta usia

menarche lebih dari 11 tahun adalah sebanyak 30 responden (69,8%).

3. Gambaran Riwayat Keluarga Remaja Putri terhadap


Penanganan Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Remaja Putri terhadap
Penanganan Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021

No Variabel f %
1 Ada 13 30,2%
2 Tidak Ada 30 69,8%
Total 43 100%

Hasil Penelitian diatas distribusi frekuensi mengenai riwayat

keluarga pada remaja putri adalah memiliki riwayat sebanyak 13

responden ( 30,2% ) serta tidak memiliki Riwayat Keluarga adalah

sebanyak 30 responden (69,8%).


30

4.4 Analisis Bivariat

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi UsiaMenarche RemajaPutri terhadap Penanganan
Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021

PENANGANAN P
USIA
NO DESMINOREA Value
MENARCHE
F %
1 0-11 Tahun 20 46,5%

2 11-20 Tahun 23 53,5%


0,306
Total 43 100%

Hasil analisis Penelitian diatas diperoleh data nilai sig adalah 0,306.

Hasil uji statistic chi square dari 43 responden diperoleh nilai p value =

0,306 (<0,05), berarti tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan

kejadian desmenore. Hal ini sejalan dengan penelitian Asil yang telah di

MAN Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa kejadian Dismenorea pada

siswi MAN Kota Banjarbaru yaitu paling banyak dalam kategori

Dismenorea dan paling sedikit kategori tidak Dismenorea diketahui bahwa

terdapat 50 responden 82% dari 61 responden yang mengalami Dismenorea.

Menurut Manuaba (2009) gejala Dismenorea adalah nyeri pada bagian

bawah panggul, menjalar kesepanjang paha depan terkadang sampai

kepunggung bawah dan kadang dapat menimbulkan mual, muntah,

diare, penurunan kesadaran,kelelahan,dan nyeri kepala.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN Kota Banjar baru

menunjukan bahwa umur menarche pada siswi MAN Kota Banjar baru

yaitu paling banyak dalam kategori normal dan paling sedikit kategori
31

dini terdapat 21 siswi

34.4 % yang mengalami umur menarche dini dan 40 siswi 65.6%

yang mengalami umur menarche normal. Menurut Widjanarko (2006),

Menarche yang terjadi pada usia yang lebih awal dari normal, dimana alat

reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi

penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit ketika

menstruasi.

Penelitian ini bertentangan dengan Penelitian yang dilakukan


oleh Charu et al (2012), menemukan bahwa usia menarche
berhubungan dengan kejadian dismenore pada remaja putri. Dalam
penelitian tersebut, menemukan bahwa remaja putri yang usia
menarchenya lebih tuamemiliki 30% lebih tinggi untuk melaporkan
terjadi dismenore dibanding dengan remaja putri yang usia
menarchenya ideal. Begitu pula remaja putri yang terlalu cepat
menarche memiliki peluang 23% lebih tinggi untuk mengalami
dismenore.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi IMT Remaja Putri terhadap Penanganan
Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021

PENANGANAN P
NO IMT DESMINOREA Value
F %
1 18,5 - 25,0 30 69,8%

2 < 18,5 & > 25,0 13 30,2%


0,257
Total 43 100%

Hasil analisis penelitian di atas diperoleh data nilai sig adalah 0,

257. Hasil uji statistic chi square dari 43 responden di peroleh nilai
32

Pvalue=0,257 (p<0,05), berarti tidak terdapat hubungan antara IMT

dengan kejadian dismenore.

Penelitian ini bertentangan dengn salah satu studi yang di lakukan

Suliawati (2013) dan Silvana (2012) IMT kurang dan gemuk cenderung

beresiko mengalami dismenore primer dari pada IMT normal. Utami

(2009) dalam Suliawati (2013) menyatakan semakin banyak lemak

semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sedangkan peningkatan

kadar prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai Penyebab

dismenorea. Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan disemenore

primer,karena di dalam tubuh orang yang mempunyai kelebihan berat

badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat meningkatkan

hiperplasi pembuluh darah (terdesaknya pembuluh darah oleh lemak)

pada organ reproduksi wanita sehingga darah yang seharusnya mengalir

pada saat proses menstruasi terganggu dan timbul dismenore primer

(Widjanarko,2006 dalam Aprillita,2013).

Faktor konstitusi merupakan penyebab nyeri haid. Faktor ini,yang

erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas,dapat juga menurunkan

ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit

menahun dan sebagainya dapat memengaruhi timbulnya dismenore

(Nugraha,2008 dalam Fitriana dan Rahmayani, 2013) Masalah status

gizi makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan

turun, anemia dan mudah sakit, status gizi merupakan gambaran secara

makro akan zat gizi tubuh kita. Termasuk salah satunya adalah zat besi,
33

bila status gizi tidak normal dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh

juga tidak baik,sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan

salah satu faktor resiko terjadinya anemia (Kristina,2010 dalam Fitriana

dan Rahmayani,2013).

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Remaja Putri terhadap


Penanganan Desminorea di SMAN 16 Merangin tahun 2021
PENANGANAN P
RIWAYAT
NO DESMINOREA Value
KELUARGA
F %
1 Ada 13 30,2%

2 Tidak Ada 30 69,8%


0,014
Total 43 100%

Hasil analisis penelitian di atas diperoleh data nilai sig adalah 0,

014.. Hasil uji statistic chi square dari 43 responden diperoleh nilai

pvalue=0,014(p<0,05),berarti terdapat hubung anantara Riwayat

Keluarga dengan kejadian dismenore.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden ada riwayat keluarga sebanyak 40 orang

(62,5%) dan tidak ada riwayat keluarga 11 orang (27,5%). Hasil

penelitian ini sejalan Lubis (2017) pada siswi SMA Dharma Sakti

Medan menunjukkan pada kategori memiliki riwayat keluarga yang

mengalami dismenore primer sebanyak 33 responden (82,5), sedangkan

7 responden(17,5%) tidak mengalami dismenore.

Hasil penelitian Herawati (2017) pada siswi Madrasah Aliyah


34

Negeri Pasir Pengaraian bahwa keluarga responden yang memiliki riwayat

nyeri haid (dismenorea) yaitu 108 (72,0%) dan riwayat keluarga

responden yang tidak nyeri haid (dismenorea) sebanyak 42 (28,0%).

Berdasarkan jawaban sebagian besar yang mengalami rasa nyeri saat

haid mempunyai hubungan terkait ibunya yang juga mengalami rasa

sakit saat haid. Hal ini sesuai teori sebab penderita dismenore dapat

mengalaminya karena ada faktor genetic dari keluarganya.


35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Gambaran Umur menarche terhadap kejadian penanganan di SMAN

16 Merangin yaitu Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi pada

usia menarche adalah kurang dari 11 tahun adalah 20 responden ( 46,5% )

serta usia menarche lebih dari 11 tahun adalah sebanyak 23 responden

(53,5%).

2. Gambaran IMT Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi pada

IMT adalah kurang dari adalah < 18,5 sebanyak 13 responden( 30,2% )

sedangkan IMT 18,5 - 25,0 adalah sebanyak 30 responden (69,8%)

3. Gambaran Riwayat keluarga Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi

pada riwayat keluarga yang ada sebanyak 13 responden (30,2) sedangkan

dengan riwayat keluarga yang tidak ada senbayak 30 responden (69,8%))

4. Hasil analisis penelitian Usia menarche dan desminorea di atas

diperoleh data Hasil analisis penelitian diatas diperoleh data nilai sig

adalah 0,306. Hasil uji statistic chi squaare dari 43 responden diperoleh

nilai p value =0,309 (p<0,05), berarti tidak terdapat hubungan antara

usia menarche dengan kejadian dismenore.

5. Hasil analisis penelitian IMT dan Desminorea di atas diperoleh data

nilai sig adalah 0, 257.. =Hasil uji statistic chisquaare dari 43

35
36

responden diperoleh nilai pvalue=0,257(p<0,05), berarti tidak terdapat

hubungan antara IMT dengan kejadian dismenore.

6. Hasil analisis penelitian di atas diperoleh data nilai sig adalah 0, 014..

Hasil uji statistic chi squaare dari 43 responden diperoleh nilai p value

= 0,014(p<0,05),berarti terdapat hubungan antara Riwayat Keluarga

dengan kejadian dismenore.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas Kederasan Panjang

Puskesmas dapat melaksanakan follow up atau merespon atau

kebijakan pemantauan nyeri haid/desminorea pada remaja putri.

2. Institusi Pendidikan (Universitas Adiwangsa Jambi)

Diharapkan dapat menjadi bahan tambahan narasumber penelitian

dalam institusi jurnal mengenai desminora pada remaja putri.

3. Bagi penelitian lainnya

Semoga peneliti yang akan datang dapat mengembangkan penelitian ini.


37

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. K.2016. Kejadian Dismenore Berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu


Serta Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta
Barat Tahun 2015. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univesitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Andrini, D.A.G. 2014. Hubungan Antara Kebugaran Fisik
Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1
Denpasar Tahun 2014. Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana
Andriyana, Y. 2013. Hubungan Indeks Masa Tubuh, Tingkat Stess, dan Aktivitas
Fisikdengan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswa III Kebidanan
Semester II Stikes „Aisyiyah Yogyakarta
Charu, M. 2012. Occupational stress and eats impact on QWL with specific
referenceto hotel industry. Maharaja Agrasen Institute of Management
Studies, 5 (9:50-54) Cicilia. 2013. Hubungan Dismenore dengan
Aktivitas Remaja Putri di SMA Kristen 1 Tomohon. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado:
E-joernal Keperawatan Vol. 1.
Eka. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea di SMA N 1
Tengarantahun Pelajaran 2014-2015. Skripsi. FIK Universitas
Diponegoro Semarang.Ernawati 2010. Terapi Relaksasi Dapat
Menurunkan Nyeri Dismenore PadaMahasiswi Universitas
Muhammadiyah Semarang. Prosiding seminar nasional Unimus. Isbn:
978.979.704.883.9. Diakses pada tanggal 22 Maret 2022.
Kusmiran, E. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:
Jakarta. Lestari, N. M. S. D. 2013. Pengaruh Dismenorea Pada Remaja.
Fakultas Olahraga dan Kesehatan diakses pada tanggal 29 Oktober 2018

37
38

Novia,I dan Puspitasari, N. 2009. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian


DismenorePrimerdalam http://www.journal.unair. ac.id, diakses tanggal
1 Maret 2022
Patel, A.P., Karelia, B.N., dan Piparva, K.G. 2016. Dysmenorrhea: Prevalence,
Impact AndKnowladge Aspect Of Treatment In Female Of
Reproductive Age In Tertiary Care Teaching Hospital. International
Journal Of Pharmaceutical Science And Research. Vol.7. (diakses pada
20 Februari 2022). Tersedia dari: http://dx.doi.org/ 10.13040/ijpsr.0975-
8232.7(11).4556-60
Patth, F.E., Rumdasih, Y., dan Heryati. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi
keempat. Vol.1
. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price, S.A., dan Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerjemah : Brahm Pendit, Huriawati Hartanto, Pita
Wulansari & Dewi Asi Mahanani. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ramadhani, A.N. 2014. Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenore Pada
Siswi Di SMP N 2 Demak Tahun 2014. Semarang : STIKES Ngudi
Waluyo Unggaran. (diakses pada
28 Februari 2022). Tersedia
dari:http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3704.pdf
Rakhma, A. 2012. Gambaran Drajat Dismenore dan Upaya Penanganannya Pada
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan Arjuna Depok Jawa Barat. Skripsi.
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Romy, Wahyuny. 2014. Kejadian Dismenorea Pada Mahasiswi Universitas Pasir
Pangaraian Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal. Universitas Pasir
Pangaraian.
Setiani, I. 2011. Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. eJurnal.
39

Universitas Dian Nuswantoro Semarang


Sirait, D.S. 2014.Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore
Pada Siswi Sma Negeri 2 Medan Tahun 2014. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara
Situmorang, D. 2016. Pengaruh Kelekatan Serta Komunikasi dengan Orang Tua
dan Teman Sebaya Terhadap Karakter Remaja Pedesaan. Tesis. Institut
Pertanian Bogor
Smeltzer, Suzanne C., dan Bare, Brenda G. 2002, Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth(Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : Penerbit
EGC Universitas SumateraUtara
Sopiyudin, D. 2004. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
RND. Bandung : Alfabeta Sophia Frenita. 2013. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Dismenore Pada Siswi SMK
Negeri 10 Medan Tahun 2013. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Sumosardjuno, S. 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam
Olahraga. Jakarta : Gramedia.
Tinatin, G., Tkeshelashvili, B., dan Gagua, D. 2012. Primary Dysmenorhhea:
Prevalence in adolescent Population Of Tbilisi, Georgia and Risk Factor.
Gynecol Association: Turkish-German. (diakses pada 23
Februari 2022. Tersedia dari :
http://www.jtgga.org/article_12503/Primary-Dysmenorrhea-
PrevalenceIn- Adolescent-Population-Of-Tbilisi-Georgia-And-Risk-
Factors
Trimayasari, D., dan Kuswandi, K. 2013. Hubungan Usia Menarche dan Status
Gizi Siswi SMP Kelas 2 Dengan Kejadian Dismenore. Jurnal Obstretika
Scientia. Vol. 2. (diakses pada 1 Maret 2022). Tersedia
dari:
http://ejurnal.latansamashiro.ac.id/index.php/OBS/article/view/131
Unsal, A., Ayransi, U., Tazun, M., Arslan, G., dan Calik, E. 2009. Prevalence Of
Dysmenorrhea and Its Effect on Quality of Life Among a Group Of
40

Female University Students. Upsala Journal Medical Science (diakses


pada 23 Februari 2022). Tersedia dari :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2853792/pdf/UPS-
03009734-115- 138.pdf
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo.Jakarta.
Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Edisi pertama. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesi
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan identitas sebagai berikut:
Nama :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan tujuan dan manfaat penelitian dengan ini
menyatakan telah memberikan persetujuan secara sukarela ikut penelitian di
atas melalui pengisian kuesioner. Apabila suatu waktu saya merasa dirugikan
dalam bentuk apapun maka saya akan mengundurkan diri. Persetujuan ini
dibuat dengan penuh kesadaran tanpa unsure paksaan atau tekanan dari pihak
manapun.

Jambi, 2021

Penanggung Jawab Penelitian Yang Menyatakan

( ) ( )
Lampiran 2.Lembar Persetujuan Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYTH,Peneliti

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Saya bersedia menjadi responden, yang akan digunakan dalam skripsi.


Demikianlah persetujuan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Responden

( )
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANGANAN
DISMINOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 16 MERANGIN
KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI

1. Nama :
2. Umur :
3. Kelas :
4. Alamat :

A. INDEKS MASSA TUBUH RESPONDEN/PROPOSRSI TUBUH

1. Berat Badan :
2. Tinggi Badan :
3. IMT :
4. Usia Menarche : <11tahun
≥11 tahun

B. RIWAYAT KELUARGA
1. Apakah ada anggota keluarga Anda yang juga mengalami nyeri menstruasi :
a. Ya
b. Tidak
c. Tidaktau

2. Jikaya,anggota keluarga yang mengalami nyeri menstruasi adalah :


a. Ibu
b. Kakak/Adik

3. Saat haid, apakah mengalami nyeri perut atau tidak :


a. ya
b. tidak
Statistic S
UsiaMenarche

N Valid 43

Missing 0
Std.Deviation ,50468
Range 1,00
Minimum 1,00
Maximum 2,00

Usia Menarche
umulativePercent
Frequency Percent ValidPercent

Valid 0-11 20 46,5 46,5 46,

11-20 23 53,5 53,5 100,


Total 43 100,0 100,0

Statistic S
IndeksMassaTubuh

N Valid 43
Missing 0
Std.Deviation ,46470

Range 1,00
Minimum 1,00
Maximum 2,00

Indeks MassaTubuh
Komulative Percent
Frequency Percent Valid Percent

Valid 18,5-25,0 30 69,8 69,8 69,8

0-18,5dan25,5-40 13 30,2 30,2 100,0

Total 43 100,0 100,0


Statistic s
RiwayatKel

N Valid 43

Missing 0
Std.Deviation ,46470
Range 1,00
Minimum 1,00
Maximum 2,00

Riwayat Keluarga

kumulativ ePercent
Frequency Percent Valid
Percent
Valid ada 1 30,2 30,2 30,2

tidakada 3 69,8 69,8 100,0

Total 4 100,0 100,0

Chi-SquareTests
p.Sig.(2-sided) ctSig.(2-sided) ctSig.(1-sided)
Value df

PearsonChi-Square ,795a 1 ,373


ContinuityCorrectionb ,266 1 ,606
Likelihood Ratio ,810 1 ,368
Fisher'sExactTest ,467 ,30

Linear-by- ,776 1 ,378


LinearAssociation
NofValidCases 43

a. 2cells(50,0%)haveexpectedcount lessthan5.Theminimumexpectedcountis4,19.
b. Computedonlyfora2x2table
chi-SquareTests

p.Sig.(2- ctSig.(2-sided) ctSig.(1-


sided) sided)
Value df

PearsonChi-Square 1,090a 1 ,296


ContinuityCorrectionb ,404 1 ,525
Likelihood Ratio 1,039 1 ,308
Fisher'sExactTest ,417 ,25
Linear-by- 1,065 1 ,302
LinearAssociation
NofValidCases 43

a. 1cells(25,0%)haveexpectedcount lessthan5.Theminimumexpectedcountis2,72.
b. Computedonlyfora2x2table

Chi-SquareTests
p.Sig.(2-sided) ctSig.(2-sided) ctSig.(1-
sided)
Value df
PearsonChi-Square 7,163a 1 ,007
ContinuityCorrectionb 5,145 1 ,023
Likelihood Ratio 6,671 1 ,010
Fisher'sExactTest ,014 ,01
Linear-by- 6,997 1 ,008
LinearAssociation
NofValidCases 43
a. 1cells(25,0%)haveexpectedcount lessthan5.Theminimumexpectedcountis2,72.
b. Computedonlyfora2x2table
N USIAMENARC IMT RIWAYAT DESMINOREA
O E
KELUARGA
1 11 20,2 ada ya
2 11 22 tidakada ya
3 11 21 tidakada tidak
4 12 22,7 tidakada tidak
5 12 22 tidakada tidak
6 13 22,6 tidakada tidak
7 11 19,8 tidakada tidak
8 15 16,8 tidakada tidak
9 10 19,9 ada tidak
10 11 26,7 tidakada tidak
11 14 17,7 ada ya
12 14 19,5 ada tidak
13 15 19,5 tidakada tidak
14 11 19,7 tidakada tidak
15 12 27 tidakada ya
16 11 22,2 tidakada tidak
17 11 19,3 ada tidak
18 11 21,2 ada tidak
19 19 19,3 ada ya
20 10 19,5 ada tidak
21 11 17,7 tidakada tidak
22 16 23 tidakada tidak
23 15 19,3 tidakada tidak
24 15 22,8 tidakada tidak
25 13 17,6 tidakada tidak
26 11 19.3 tidakada tidak
27 11 19,3 tidakada tidak
28 11 20,6 tidakada tidak
29 16 20 tidakada tidak
30 15 19,3 ada ya
31 15 17,3 ada ya
32 11 20,2 tidakada ya
33 10 18 tidakada tidak
34 10 17,4 tidakada tidak
35 13 18,1 tidakada tidak
36 14 19.6 tidakada tidak
37 15 18,8 tidakada tidak
38 11 25.9 tidakada tidak
39 11 30,2 tidakada tidak
40 12 25,5 tidakada tidak
41 12 14,6 ada tidak
42 15 23,7 ada tidak
43 16 26,2 ada ya
DOKUMENTASI
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
SI KEBIDANAN
Nama : Trisnawati
NIM : 203001070168
Pembimbing Skripsi : Nia Nurzia, SKM, M. Kes
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan
Disminorea Pada Remaja Putri Di SMAN 16
Merangin Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2021
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
SI KEBIDANAN

Nama : Trisnawati
NIM : 203001070168
Pembimbing Skripsi : Nia Nurzia, SKM, M. Kes
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan
Disminorea Pada Remaja Putri Di SMAN 16 Merangin
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021

No Hari/ Tanggal TOPIK TTD


PEMBAHASAN

1. Perbaikan Penulisan
16 Mei 2022
Tabel

2. Perbaikan Abstrak
18 Mei 2022

3. Perbaikan Penulisan
20 Mei 2022

4. ACC
23 Mei 2022

5.

6.

7.

8.
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
SI KEBIDANAN

Nama : Trisnawati
NIM : 203001070168
Penguji II : Ade Oktarino,S.Kom, M.Si
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan
Disminorea Pada Remaja Putri Di SMAN 16 Merangin
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021

No Hari/ Tanggal TOPIK PEMBAHASAN TTD

Perbaikan Penulisan Dan Daftar


1. 16 Mei 2022
Pustaka

Perbaikan Penulisan, Penulisan Daftar


2. 27 Mei 2022 Isi, Nomor Halaman Dan Daftar
Pustaka

Perbaikan Cover Halaman,Perbaikan


3. 29 Mei 2022
Daftar Isi Dan Perbaikan Nama

Penambahan Foto Diri/Daftar Riwayat


4. 01 Juni 2022
Hidup

Perbaikan Nomor Halaman Dan


5. 02 Juni 2022
Rapikan Setiap Titik Agar Sama

Perbaikan Susunan Isi Dan Lihat Pada


6. 03 Juni 2022
Buku Panduan Skripsi

Perbaikan Nomor Halaman Dan


7. 04 Juni 2022
Rapikan Penulisan.

8. 06 Juni 2022 ACC


LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
SI KEBIDANAN

Nama : Trisnawati
NIM : 203001070168
Penguji I : Eprina Intami, SST.,M.Kes
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan
Disminorea Pada Remaja Putri Di SMAN 16 Merangin
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2021

No Hari/ Tanggal TOPIK PEMBAHASAN TTD

1. Senin, 23 Mei 2022 Perbaikan Hasil

2. Rabu, 25 Mei 2022 Perbaikan Tulisan

3. Jumat, 27 Mei 2022 Nomor Halaman

4. Sabtu, 28 Mei 2022 ACC

5.

Anda mungkin juga menyukai