Anda di halaman 1dari 94

HUBUNGAN PENGETAHUAN,SIKAP PASANGAN USIA

SUBUR (PUS) DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP


PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS OPERASI WANITA
(MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Strata Satu (S1) Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan

Di Susun Oleh :
Ditta Septy Marhaeni
(0618013711)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022

i
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP PASANGAN USIA
SUBUR (PUS) DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP
PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS OPERASI WANITA
(MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Strata Satu (S1) Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan

Di Susun Oleh :
Ditta Septy Marhaeni
(0618013711)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yanag secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pekalongan, 20 Desember 2022

Ditta Septy Marhaeni


0618013611

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS),


DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI
MEDIS OPERASI WANITA (MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Strara Satu (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Universitas Pekalongan

Oleh :

Nama : Ditta Septy Marhaeni


NPM : 0618013711

Pembimbung I Pembimbing II

Yuniarti, S.KM., M.Kes. Ir. Slamet Mulyono, M.Si.


NIP/NPP. 111004165

Penguji I Penguji II

Rr. Vita Nurlatif, S.KM., M.Kes. Ardiana Priharwanti, SP., M.Kes


NIP/NPP. 111009183 NPP. 111011253

Telah dipertahankan dihadapan sidang Tim Penguji Skripsi

Pada tanggal : .................................

Dekan

Rr. Vita Nurlatif, S.KM., M.Kes.


NIP/NPP. 111009183

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Ditta Septy Marhaeni

Tempat, tanggal lahir : Batang, 30 September 2000

NPM : 0618013711

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Promosi Kesehatan

Alamat : Ds. Brokoh, Kec. Wonotunggal, Kab.


Batang

Alamat Email : dittasetty@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. MII Brokoh (2006-2012)


2. SMP Unggulan Pondok Modern Selamat Kendal (2012-2015)
3. MA YIC Bandar (2015 – 2018)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

usulan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Wanita Pasangan

Usia Subur (PUS) , Dan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi

Metode Operasi Wanita (MOW) Di Wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang tahun 2021”.Terwujudnya penyusunan usulan penelitian ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis,

baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Ibu Rr. Vita Nur Latif, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Pekalongan yang telah memberi izin untuk

pelaksanaan penelitian.

2. Yth. Ibu Ristiawati, S.KM., M.Kes (Epid) sebagai Ka. Prodi Kesehatan

Masyarakat yang telah memfasilitasi seluruh kepentingan penulis.

3. Yth. Ibu Yuniarti, S.KM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan usulan penelitian ini.

4. Yth. Bapak Ir. Slamet Muldjono M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan usulan penelitian ini.

5. Kepada kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi

untuk semangat belajar serta berdoa yang senantiasa mengiringi setiap

langkah peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.

vi
6. Teman-teman mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan

2018 atas segala doa dan kebersamaan.

7. Yth. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat yang telah

banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Kepada Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku Kepala Dinas Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan

KeluargaBerencana (DP3AP2KB) Kabupaten Batang yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Balai KB

Kecamatan Wonotunggal.

Semua pihak yang telah ikut serta memberikan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini sehingga terselesaikannya skripsi ini dengan lancar. Semoga semua

kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai amal ibadah di sisi

Allah SWT.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini

tentunya masih jauh dari ukuran kesempurnaa. Sehingga skripsi ini bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Pekalongan, 20 Desenber 2022

Ditta Septy Marhaeni


0618013711

vii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Pekalongan
Januari 2023

ABSTRAK
Ditta Septy Marhaeni
Hubungan Pengetahuan, Sikap Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) , Dan
Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Metode Operasi Wanita
(MOW) Di Wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang tahun 2021
Tahun 2021
xiv+77 halaman + 19 Tabel + 5 Lampiran

Menurut WHO (World Health Organisation) keluarga berencana adalah


tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objek tertentu. Metode Operasi Wanita merupakan tindakan penutupan terhadap
kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabakan sel telur tidak dapat
melewati saluran telur Berdasarkan data dari DP3AP2KB Kabupaten Batang.
Pemilihan metode operasi wanita di Kecamatan Wonotunggal masih rendah
bahkan jumlah tersebut merupakan paling rendah diantara seluruh kecamatan
yang berada di Kabupaten Batang. Tujuan penelitian untuk menganalisis
hubungan pengetahuan, sikap wanita pasangan usia subur (PUS) , dan dukungan
suami terhadap pemilihan kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) di wilayah
Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 116 responden. Instrumen yang digunakan
yaitu kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji
chi-square (α=0,05).
Hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan pengetahuan dengan pemilihan
kontrasepsi mow (p-value=0,000) OR=6,33, sikap responden (p-value= 0,001)
OR=6,33, dukungan suami (p-value=0,001) OR=4,36.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan pengetahuan, sikap
responden, dan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi MOW.
Disarankan kepada Puskesmas dan Penyuluh KB Wonotunggal utuk dapat
dijadikan alternatif masukkan dan bahan evaluasi sehingga dapat meningkatkan
upaya pelayanan KB terutama dalam upaya meningkatkan cakupan akseptor KB
MOW serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program baru
khususnya bagian KIA/KB di Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
Wonotunggal dan Penyuluh KB Kecamatan Wonotungal.

Kata Kunci : Pemilihan kontrasepsi MOW, pengetahuan, sikap responden,


dukungan suami

Kepustakaan : 32 (2003-2021)

viii
Department of Public Health Sciences
health faculty
Pekalongan University
January 2023

ABSTRACT
Ditta Septy Marhaeni
Relationship between Knowledge, Attitudes of Women of Reproductive Age
(PUS), and Husband's Support for the Selection of Female Operation
Method Contraceptives (MOW) in the Wonotunggal District, Batang
Regency in 2021, 2021
xiv+77 pages + 19 Tables + 5 Appendices

According to WHO (World Health Organization) family planning is an


action that helps individuals or married couples to obtain certain objects. The
Women's Operation Method is an act of closing both the right and left oviducts
which causes the egg cells to not be able to pass through the oviducts. Based on
data from DP3AP2KB Batang Regency. The choice of women's surgery methods
in Wonotunggal District is still low, in fact, this number is the lowest among all
the sub-districts in Batang Regency. The aim of the study was to analyze the
relationship between knowledge, attitudes of women of childbearing age (PUS),
and husband's support for the choice of contraceptive methods for women's
surgery (MOW) in the Wonotunggal District, Batang Regency.
This type of quantitative research using cross sectional design. The
sample in this study amounted to 116 respondents. The instrument used is a
questionnaire. Data analysis was performed univariately and bivariately with the
chi-square test (α=0.05).
The results showed that there was a relationship between knowledge and
choice of mow contraception (p-value=0.000) OR=6.33, respondent's attitude (p-
value= 0.001) OR=6.33, husband's support (p-value=0.001) OR=4 ,36.
The conclusion of this study is that there is a relationship between
knowledge, attitudes of respondents, and husband's support for the choice of
MOW contraception. It is suggested to the Wonotunggal Health Center and
Family Planning Counselors that it can be used as an alternative input and
evaluation material so that it can improve family planning service efforts,
especially in an effort to increase the coverage of MOW KB acceptors and can be
used as material for consideration in preparing new programs, especially the
MCH/KB section at the Puskesmas in the work area of the Wonotunggal Health
Center. and Family Planning Counselor in Wonotungal District.

Keywords : Selection of MOW contraception, knowledge, attitude of


respondents, husband's support

Literature : 32 (2003-2021)

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ................................................................................................. iii


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................8
1.7 Penelitian Terdahulu Yang Sejenis.......................................................................9
BAB II ............................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 11
2.1 Keluarga Berencana .......................................................................................... 11
2.1.1 Tujuan Keluarga Berencana.......................................................................... 11
2.2 Pasangan Usia Subur (PUS) ............................................................................... 11
2.3 MOW ................................................................................................................ 13
2.4 Pengetahuan .................................................................................................... 18
2.4.1 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi..................... 21
2.5 Sikap................................................................................................................. 21
2.5.1 Hubungan sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW ........................ 24
2.5.2 Hubungan Dukungan Suami dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW...... 25
2.6 Landasan Teori ................................................................................................. 26
2.7 Kerangka Teori.................................................................................................. 27
BAB III.............................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ................................................................................... 28

x
3.1 Kerangka Konsep .............................................................................................. 28
3.2 Hipotesa Penelitian........................................................................................... 28
3.3 Desain Penelitian .............................................................................................. 29
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 29
3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling ........................................................................ 29
3.6 Definisi Operasional .......................................................................................... 34
3.7 Pengolahan Data .............................................................................................. 38
3.8 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 38
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 39
3.10 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 40
3.11 Metode Analisis Data ........................................................................................ 40
3.12 Etika Penelitian ................................................................................................. 41
BAB IV ............................................................................................................. 43
HASIL PENELITIAN........................................................................................ 43
4.1 Gambaran Umum ............................................................................................. 43
4.2 Hasil Analisis ..................................................................................................... 44
4.2.1 Analisis Univariat ......................................................................................... 44
4.2.2 Analisis Bivariat............................................................................................ 52
4.3 Faktor Pendukung dan Penghambat ................................................................. 55
BAB V............................................................................................................... 56
PEMBAHASAN ................................................................................................ 56
5.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan PUS terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW .... 56
5.2 Hubungan Sikap PUS Responden terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW .......... 58
5.3 Hubungan Dukungan Suami Responden terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW
59
BAB VI ............................................................................................................. 61
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 61
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 61
6.2 Saran ................................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Penelitian - Peneltian yang Relevan dengan Pemilihan Kontrasepsi ..... 9
Tabel 3. 1 Data Akseptor KB Kecamatan Wonotunggal Tahun 2022.................. 30
Tabel 3. 2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ........................ 34
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan Status Usia.. 44
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan Usia ......... 44
Tabel 4. 3 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pendidikan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 45
Tabel 4. 4 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Pendidikan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 45
Tabel 4. 5 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pekerjaan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 46
Tabel 4. 6 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Pekerjaan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 46
Tabel 4. 7 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pengetahuan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 47
Tabel 4. 8 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pengetahuan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 48
Tabel 4. 9 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Sikap Responden
di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang .................................. 48
Tabel 4. 10 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Sikap
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ................ 49
Tabel 4. 11 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Dukungan
Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ..... 50
Tabel 4. 12 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Dukungan
Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ..... 51
Tabel 4. 13 Crosstab Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemilihan
Kontrasepsi MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tahun 2021 ........................................................................................ 52
Tabel 4. 14 Crosstab Hubungan antara Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi
MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021 ... 53
Tabel 4. 15 Crosstab Hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemilihan
Kontrasepsi MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tahun 2021 ........................................................................................ 54
Tabel 4. 16 Rekapitulasi uji hasil penelitian “Hubungan Pengetahuan, Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) , Dan Dukungan Suami Terhadap
Pemilihan Kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) Di Wilayah
Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang tahun 2021” .................. 55

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori .............................................................................. 27


Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 28

xiv
LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Concent ........................................................................... 66


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 68
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 69
Lampiran 4 Lampiran SPSS ............................................................................... 74
Lampiran 5. Dokumentasi kegiatan .................................................................... 78

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organisation) keluarga berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan

objek tertentu, yaitu : menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana adalah suatu usaha

menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi(Supriyadi, 2017).

Metode Operasi Wanita merupakan tindakan penutupan terhadap kedua

saluran telur kanan dan kiri yang menyebabakan sel telur tidak dapat melewati

saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-

laki sehingga tidak terjadi kehamilan, dan alat kontrasepsi permanen untuk

mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat/memotong saluran tuba

falopi(Forcepta, 2017).

Sterilisasi (tubektomi) merupakan salah kontrasepsi yang paling efektif.

Keefektifan metode sterilisasi mencapai 98,85% bila dilakukan sesuai dengan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Tubektomi memiliki

keuntungan karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi

yang lain. Selain itu kontrasepsi ini juga lebih praktis karena hanya memerlukan

satu kali tindakan saja (Endang Purwoastuti, 2015)

1
Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, menunjukkan jumlah

penduduk Indonesia terdiri dari 265.015.313 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan

PUS terdiri dari 38.343.931 jiwa, dan jumlah akseptor KB aktif 26.927 jiwa

(63,27%) yang menggunakan suntik (63,71%), pil (17,24%), kondom (1,24%),

implan (7,2%), IUD (7,35%), MOP (0,42%), MOW (2,11%). Sedangkan akseptor

KB baru 31.377 jiwa yang menggunakan suntik (14,74%), pil (8,69%), kondom

(0,59%), implant (2.57%), IUD (0,55%), MOP (0.5%), MOW (2,76%)

(Kemenkes RI 2018). Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, menunjukkan

jumlah kelahiran hidup Indonesia berada diperingkat ke 4 yaitu 4.810.130 jiwa

dan di Jawa Tengah kelahiran hidup terdiri dari 305.935 jiwa. (Kemenkes RI,

2021)

Hasil penelitian sebelumnya didapatkan dari 44 ibu yang berpengetahuan

baik, 15 orang (34,1%) memilih tubektomi, 29 orang (65,9%) tidak memilih

tubektomi dan dari 43 ibu berpengetahuan kurang 5 orang (11,6%) memilih

tubektomi, 38 orang (88,4%) tidak memilih tubektomi. Dan dari seluruh

responden yang tidak mendapatkan dukungan suami tidak ada satupun yang

memilih tubektomi sebagai alat kontrasepsi. (Nurul Hidayah, 2017)

Metode kontrasepsi yang tersedia di Indonesia saat ini untuk menunda

kehamilan, menjarangkan dan menghentikan kehamilan meliputi Metode

Amenore Laktasi (MAL), Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA),

Senggama Terputus, Metode Barier, Kontrasepsi Pil, Kontrasepsi Suntik, Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD (Intra Uteri Device), Alat Kontrasepsi

Bawah Kulit (AKBK), dan Kontrasepsi Mantap.

2
Salah satu bentuk perhatian khusus yang di berikan oleh pemerintah dalam

menanggulangi angka kelahiran yang tinggi adalah dengan melaksanakan

pembangunan Keluarga Berencana secara komprehensif. Solusi yang ditempuh

dari pelaksana program KB sendiri yaitu penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP). Kontrasepsi ini sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh

BKKBN. Hal ini dikarenakan keefektifannya cukup tinggi (BKKBN, 2019a)

Jumlah penduduk di Jawa Tengah tercatat pada akhir tahun 2021 sebanyak

36.742.501 jiwa dengan jumlah PUS 6.408.024 pasangan. Peserta KB aktif

4.508.188 IUD 419.097, MOW 222.844 MOP 22.017, implan 617.177, suntik

2.600.427, kondom 146.018, pil 480.608. (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Tengah, 2021)

Berdasarkan data BKKBN Jawa Tengah, jumlah peserta KB aktif tahun

2020 adalah sebanyak 4.757.722 jiwa dari PUS yang ada sebanyak 6.525.048

meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 (sebanyak 6.408.024 jiwa).

Sementara jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif Provinsi Jawa

Tengah tahun 2020 adalah suntik 2.747.053, pil 511.948, implan 659.332,

kondom 133.920, IUD 447.567, MOW 232.244, MOP 25.658. (Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2021).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, di Kabupaten

Batang tercatat jumlah penduduknya pada akhir tahun 2021 sebanyak 810.393

jiwa dengan jumlah PUS 166.959 pasangan. Peserta KB aktif IUD 9.213, MOW

5.792 MOP 1.763, implan 9.13, suntik 79.003, kondom 3.215, pil 1.035. (Badan

Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2021).

3
Kecamatan Wonotunggal merupakan salah satu wilayah yang ada di

Kabupaten Batang. Berdasarkan data dari DP3AP2KB Kabupaten Batang, jumlah

peserta KB aktif tahun 2021 sebanyak 7.002 dengan metode IUD 792, MOW 137,

MOP 231, kondom 356, implant 1.005, suntik 2.970, pil 1.491. Dari Data tersebut

menjelaskan bahwa peminat kontrasepsi MOW di Kecamatan Wonotunggal masih

rendah bahkan jumlah tersebut merupakan paling rendah diantara seluruh

kecamatan yang berada di Kabupaten Batang.

Beberapa faktor yang memengaruhi pemilihan kontrasepsi di antaranya

adalah pendidikan, tingkat ekonomi dan pengetahuan dalam pemilihan jenis

kontrasepsi (Pratiwi, 2019). Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan KB,

sangat berkaitan dengan perilaku ibu PUS dalam menggunakan alat kontrasepsi.

Tingkat pengetahuan yang tinggi diikuti dengan sikap yang mendukung menjadi

dasar bagi ibu PUS untuk berperan aktif dalam program KB (Huda, 2016). Selain

itu pada penelitian Sari (2019) menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan,

pendidikan, dan peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dengan

akseptor KB, pada tindakan ibu PUS dalam pemilihan KB.

Sikap juga dapat diartikan sebagai kemampuan internal yang berperan sekali

dalam dalam mengambil tindakan, sebaliknya apabila seseorang mempunyai sikap

yang tidak mantap, akan ragu-ragu dan bingung dalam menentukan pilihan atau

melakukan sesuatu diharapkan seseorang yang mempunyai pengetahuan dan

informasi yang cukup tentang sesuatu yang disikapi akan mampu menentukan

sikap secara tegas tanpa ragu-ragu (Dewiwati, 2021). Menurut (Yuli Suryanti,

4
2019) dalam Jambura Journal mengemukakan bahwa ada hubungan

pengetahuan,umur, partisipasi suami dengan penggunaan MKJP.

Melihat data tersebut bahwa metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

merupakan metode yang lebih disukai oleh peserta KB aktif di Kecamatan

Wonotunggal. Sama halnya dengan alasan peserta KB baru,metode non MKJP

juga dipandang masyarakat lebih aman dan lebih mudah untuk menggunakan atau

tidak menggunakannya lagi sesuai dengan keinginan peserta KB untuk kembali

memiliki anak. Akseptor KB di Wilayah Kecamatan Wonotunggal memakai

kontrasepsi yang bertujuan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan

dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di wilayah Kecamatan Wonotunggal

pada bulan Januari tahun 2022 dari 10 ibu PUS terdapat 6 ibu PUS memiliki

pengetahuan yang baik tetapi memiliki sikap yang negatif karena mengetahui

pengetahuan tentang kontrasepsi namun tidak mengikuti program KB dan 4 ibu

PUS sudah memenuhi pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dalam

memilih kontrasepsi. Dari hasil survey terlihat ibu PUS yang mengalami

kurangnya pengetahuan dan sikap yang didapatkan ibu tentang kontrasepsi efektif

terpilih sehingga para ibu hanyak sekedar tahu tentang jenis kontrasepsi dan

pengertian kontrasepsi saja, namun mereka tidak mengetahui apa manfaat dan

tujuan dari penggunaan kontrasepsi efektif terpilih.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Wanita Pasangan Usia Subur (PUS)

5
, Dan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Metode Operasi Wanita

(MOW) Di Wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang tahun 2021”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah

rendahnya penggunaan MOW pada PUS diwilayah Kecamatan Wonotunggal pada

tahun 2021 dengan jumlah penggunaan alat kontrasepsi MOW yaitu sebesar 151

akseptor yang merupakan jumlah paling sedikit di kabupaten Batang tahun 2021

dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan dan sikap

akseptor.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah di atas,

maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah ada hubungan pengetahuan, sikap PUS, dan dukungan suami

terhadap penggunaan kontrasepsi MOW di wilayah Kecamatan Wonotunggal

Kabupaten Batang?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan, pengetahuan,

sikap PUS dan dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi MOW di

Kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu sebgai berikut:

6
1. Mengetahui gambaran pengetahuan PUS terhadap penggunaan kontrasepsi

MOW di wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

2. Mengetahui gambaran sikap PUS terhadap kontrasepsi MOW di wilayah

Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pemilihan kontrasepsi MOW

di wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

4. Mengetahui hubungan antara sikap dengan pemilihan pemilihan kontrasepsi

MOW di wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

5. Mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan pemilihan

kontrasepsi MOW di wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini memiliki manfaat

baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran bagi Kantor Penyuluh KB

Kecamatan Wonotunggal dalam mengubah pengetahuan, sikap, dan dukungan

suami responden terhadap metode kontrasepsi MOW.

2. Secara Praktis

Penelitian ini secara praktis meberikan manfaat diantaranya yaitu :

1. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini dapat meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan

tentang kesehatan masyarakat dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan

penelitian.

7
2. Bagi PUS

Melalui penelitian ini dapat memberikan gambaran terkait persepsi dan

sikap mereka terhadap MKJP

3. Bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam mendukung program

KB di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini yang mengambil obyek PUS di wilayah

Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang yang mengambil variabel-variabel

yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap PUS, dan dukungan suami di wilayah

Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang terhadap Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang yang akan berpengaruh pada peningkatan minat terhadap Metode

Operasi Wanita. Adapun waktu penelitian mulai bulan November - Desember

2022.

8
1.7 Penelitian Terdahulu Yang Sejenis

Tabel 1. 1 Penelitian - Peneltian yang Relevan dengan Pemilihan Kontrasepsi

No Judul Nama Tahun Rancangan Variabel Hasil


Penelitian Peneliti Tempat Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Faktor Yang Widya 2018/ Observasiona Variabel Bebas :Faktor Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan
Berhubungan Purnama Di l analitik yang berhubungan dengan istri, pekerjan istri, pendapatan keluarga,
Dengan
Pengambilan Kecamatan pengambilan keputusan. pengetahuan istri, dan sikap istri, terhadap pemilihan
Keputusan Kaliwungu VariabelTerikat : kontrasepsi
Pemilihan
kabupaten MOW
Kontrasepsi
Metode Operasi Kendal
Wanita (Mow)
Di Kecamatan
Kaliwungu
kabupaten
Kendal

9
2. Faktor-Faktor Sulvia 2017/ Cross Variabel bebas :Alat Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
Kontrasepsi
Yang Putri Di Sectional yang berhubungan dengan pemilihan metode
Variabel terikat :
Berhubungan Hutagalu Puskesmas KontrasepsiPUS kontrasepsi adalah umur 20 – 30 tahun (p=0,171),
Dengan ng Rawang Pendidikan (p=0,102), Paritas ≤ 2, (p=0,000), Sosial
Pemilihan Alat Pasar Iv Ekonomi (p=0,000). Hasil penelitian ini umur dan
Kontrasepsi Kabupaten pendidikan tidak ada hubungan dengan pemilihan
Oleh Pus Di Asahan metode kontrasepsi sedangkan paritas dan social
Puskesmas Tahun 2017 ekonomi ada hubungan dengan pemilihan metode
Rawang Pasar Iv kontrasepsi, diharapkan untuk pasangan usia subur
Kabupaten
Asahan Tahun
2017

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penelitian sebelumnya dalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control.
2. Tempat penelitian ini di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana

Keluarga Berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur

banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,

ayah, serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian

sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut (Hartanto H., 2010). Menurut UU

RI No 52 tahun 2009, Keluarga Berencana merupakan bentuk usaha dalam

mengatur jarak maupun angka kelahiran anak dan usia yang ideal ketika

melahirkan, mengatur waktu kehamilan melalui promosi, perlindungan serta

bantuan yang sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2.1.1 Tujuan Keluarga Berencana

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus

menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Adapun tujuan khususnya :

a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

b) Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.

c) Meningkatkan kesehatan Keluarga Berencana dengan penjarangan kelahiran.

2.2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan suami istri dikatakan subur apabila usia wanita yang masih dalam

masa subur. Patokan usia subur menurut Kementerian Kesehatan Republik

11
Indonesia yaitu umur dan menstruasi yang dialami perempuan yang telah

menikah. Perempuan yang disebut subur adalah perempuan berstatus menikah

yang berumur antara 15-49 tahun dan lebih dari 49 tahun dan masih menstruasi.

Perempuan usia 15 tahun sebagai patokan awal masa subur karena perempuan

dengan usia 15 tahun sudah mengalami masa pubertas dan haid yang menandakan

organ reproduksi sudah dapat berfungsi untuk menghasilkan keturunan.

Perempuan usia 49 tahun sebagai patokan akhir masa subur karena rata- rata

perempuan dengan usia 49 tahun sudah mengalami penurunan fungsi organ

reproduksi(Depkes RI, 2016)

Pasangan usia subur (PUS) secara terperinci dikategorikan dalam Macam-

macam PUS sebagai berikut:

PUS sebagai peserta KB

a. PUS sebagai peserta KB adalah pasangan suami isteri yang isterinya berumur

antara 15-49 tahun sedang menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan ingin

menunda kehamilan.

b. PUS bukan peserta KB

c. PUS bukan peserta KB adalah pasangan suami isteri yang isterinya berumur

antara 15-49 tahun sedang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan

hamil, ingin anak segera atau ingin anak tapi ditunda, atau yang tidak ingin

anak lagi (tetapi tidak ber KB).

PUS bukan peserta KB terdiri dari:

12
a. Ingin anak segera adalah pasangan usia subur yang sedang tidak

menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi dan masih menginginkan

anak dengan batas waktu kurang dari dua tahun.

b. Ingin anak ditunda adalah pasangan usia subur yang sedang tidak

menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi dan menginginkan

kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.

c. Tidak ingin anak lagi adalah pasangan usia subur yang sedang tidak

menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi dan tidak ingin anak lagi.

Pasangan Usia Subur (PUS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PUS

sebagai peserta KB yang isterinya berusia 30-49 tahun, hal ini disebabkan

karena PUS tersebut memiliki kemungkinan melahirkan sedikit atau tidak

melahirkan lagi sehingga tidak akan terjadi penambahan anak pada PUS

tersebut.

Pasangan Usia Subur merupakan salah satu sasaran dalam program keluarga

berencana, mereka diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk menekan

jumlah populasi penduduk.

2.3 MOW

Metode Operasi Wanita (MOW) atau disebut dengan tubektomi adalah

tindakan memotong tuba fallopii/tuba uterina.(Mega,2017). MOW merupakan

tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang

menyebabakan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel

telur tidak dapat bertemu dengan sperm alai-laki sehingga tidak terjadi kehamilan,

oleh karena itu gairah seks wanita tidak akan turun(Forcepta, 2017)

13
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang

mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat

keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi

atau sterilisasi(Forcepta, 2017)

Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling

efektif, murah, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap sampai

saat ini masih belum masuk gerakan keluarga berencana nasional Indonesia,

namun pelayanan kontrasepsi mantap dapat diterima masyarakat, dan makin lama

makin besar jumlahnya dengan usia semakin muda.(Yulizawati Dkk, 2019)

Agar mantap dalam memilih kontrasepsi ada beberapa tips yang dapat

diterapkan yaitu :

1. Konsultasikan dengan ginekolog

Jangan memilih alat kontrasepsi berdasarkan kondisi yang terjadi pada

orang lain. Satu metode kontrasepsi bias saja cocok pada seseorang tapi belum

tentu akan cocok dengan orang lain. Untuk meminimalkan resiko berkonsultasilah

lebih dulu dengan dokter ahli kandungan mengenai kelebihan dan kekurangan

setiap metode, dan apakah sesuai atau tidak dengan kondisi diri.

2. Tentukan dulu temporer atau permanen

Langkah pertama sebelum menggunakan kontrasepsi adalah menentukan

berapa lama untuk menunda kehamilan.

3. Lakukan medical chek up

14
Selama menggunakan alat kontrasepsi sebaiknya lakukan juga pemeriksaan

pap semear, mamografi serta tekanan darah secara teratur. Hal ini berguna untuk

memonitor kondisi tubuh bila terjadi perubahan fisiologis sekaligus memastikan

pendeteksian dini segala kelainan alat reproduksi(Handayani S, 2010)

Sterilisasi (tubektomi) merupakan salah kontrasepsi yang paling efektif.

Keefektifan metode sterilisasi mencapai 98,85% bila dilakukan sesuai dengan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Tubektomi memiliki

keuntungan karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi

yang lain. Selain itu kontrasepsi ini juga lebih praktis karena hanya memerlukan

satu kali tindakan saja.(Endang Purwoastuti, 2015)

Metode Operasi Wanita (MOW) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41

(PERKA BKKBN NO 24 TAHUN 2017 : 33 ) meliputi:

a. MOW merupakan metode kontrasepsi mantap bagi pasangan yang ingin

membatasi anak;

b. MOW dilakukan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan;

c. MOW bagi ibu bersalin dengan Sectio Caesaria dapat dilakukan bersamaan

disaat bayi dikeluarkan;

d. MOW bagi ibu bersalin dengan persalinan normal, dilakukan dengan bantuan

laparoskopi.

Tubektomi atau Tubal Ligation adalah tindakan memotong kedua saluran

sel telur dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat keluar dan sel

sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi

15
kehamilan. Sebelum melakukan operasi tubektomi, dokter akan memeriksa

kesehatan lebih dahulu, untuk memastikan cocok atau tidak, kemudian operasi

dilakukan oleh dokter, saluran telur yang membawa sel telur dalam rahim akan

dipotong atau diikat. Setelah operasi yang dihasilkan akan diserap kembali oleh

tubuh tanpa menimbulkan penyakit. Perawatan tubektomi hanya 6 jam setelah

operasi untuk menunggu reaksi anti bius saja. Luka yang diakibatkan sebaiknya

tidak kena air selama 3-4 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1

minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi

dilakukan.(BKKBN, 2019b)

Sebelum melakukan Tubektomi, dokter akan melakukan pemeriksaan

panggul dan pemeriksaan kesehatan. Dokter akan menjelaskan prosedur

Tubektomi pada pasien dan suami. Dokter akan menanyakan obat-obatan yang

sedang dikonsumsi oleh pasien dan apabila pasien sedang mengkonsumsi obat-

obatan maka akan dihentikan sebelum operasi. Pasien perlu menginformasikan

pada doktter alat kontrasepsi yang digunakan sebelum operasi dan kondisi medis

yang dimiliki. Pasien akan diminta untuk berpuasa pada beberapa jam sebelum

operasi.

Keuntungan khusus dari kontrasepsi MOW secara kesehatan adalah

mengurangi risiko penyakit radang panggul, dapat mengurangi risiko kanker

endometrium. Resiko bagi kesehatan adalah komlikasi bedah dan anestesi (Ratu

Matahari, dkk : 2018 : 17). Kelebihan Tubektomi adalah tidak mengganggu ASI,

jarang menimbulkan keluhan sampingan, angka kegagalan hampir tidak ada, tidak

mengganggu gairah seksual. Kekurangan Tubektomi adalah tindakan operatif

16
seringkali menakutkan, kesuburan tidak dapat kembali lagi dengan cepat. Nyeri

setelah dioperasi Pasangannya harus memakai metode kontrasepsi yang lain.

(BKKBN, 2019b)

Fakta terkait MOW yang harus diketahui adalah sebagai:

a. MOW tidak menyebabkan pengguna menjadi lemah.

b.Tidak menimbulkan nyeri pinggang, uterus, atau abdomen yang

berkepanjangan.

c. Bukan prosedur pengangkatan uterus (histerektomi).

d. Tidak menyebabkan gangguan keseimbangan hormon.

e. Tidak menyebabkan perubahan pola haid.

f. Tidak menambah nafsu makan dan berat badan.

g. Tidak menurunkan libido.

h. Mengurangi risiko kehamilan ektopik.

Wanita yang Dapat Menjalani MOW

a. Wanita denganusia> 26 tahun.

b. Paritas> 2.

c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.

d. Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan serius.

e. Pasca persalinan.

f. Pasca keguguran.

g. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

17
2.4 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (Telinga) dan Indera penglihatan (mata). Tingkat pengetahuan

seseorang didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo S,

2010)

a. Tahu (Know)

Tahu (Know) Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang

telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi secara

benar. Seseorang dikatakan paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang real (sebenarnya). Aplikasi

18
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum , rumus,

metode, prinsip dan sebagainya.

d. Analisis ( analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian suatu

materi atau objek sesuai kreteria-kreteria yang ada.

Menurut Notoatmodjo (2010:142) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, media informasi, lingkungan, status

ekonomi dan sosial budaya, serta pengalaman. Pengetahuan perempuan tentang

pernikahan usia dini meliputi definisi, faktor yang menyebabkan, dampak

terhadap kesehatan reproduksi, psikologis dan kehidupan dalam berkeluarga.

Faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang menurut nasution

dalam (Notoatmodjo S, 2003) antara lain yaitu:

1. Tingkat pendidikan

19
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka remaja akan semakin mudah

menerima informasi tentang pernikahan dini, sehingga remaja akan lebih cepat

faham tentang bagaimana resiko yang terjadi dari dampak pernikahan dini baik

dari segi kesehatan maupun sosial serta remaja dapat lebih menyesuaikan dengan

hal-hal yang bermanfaat dengan kesehatannya.

2. Informasi

Remaja yang mempunyai banyak sumber informasi dapat memberikan

peningkatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tersebut. Informasi tersebut

dapat diperoleh melalui media massa seperti majalah, koran, berita televisi dan

salah satunya juga dapat diperoleh dari penyuluhan dan pendidikan kesehatan.

3. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini

dikarenakan informasi yang baru akan disaring sesuai dengan agama yang dianut.

4. Pengalaman

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan yang berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Hal ini

mengandung maksud bahwa semakin bertambahnya umur dan pendidikan yang

tinggi maka pengalaman seseorang akan jauh lebih luas.

5. Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang, terutama untuk mendapatkan informasi

memerlukan biaya (missal, sekolah). Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi

seseorang, maka orang tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi.

20
Tingkat sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang, terutama untuk mendapatkan informasi

memerlukan biaya (missal, sekolah). Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi

seseorang, maka orang tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi.

2.4.1 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi

Pengetahuan seseorang biasa didapatkan dari berbagai sumber yaitu

informasi (media,penyuluhan), pendidikan, pengalaman seseorang. Sumber

informasi yang kurang dan jarang mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan

sehingga responden kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi. Selain dari

informasi juga pendidikan responden yang rendah sangat mempengaruhi dari

pengetahuan responden tersebut. Pengalaman yang kurang juga dari responden

dalam mengakses pelayanan kesehatan yang kurang sehingga responden kurang

tahu tentang kontrasepsi yang ingin dipilih tersebut (Rusiana Dkk, 2017)

2.5 Sikap

Sikap adalah predisposesi untuk memberikan tanggapan terhadap rangsang

lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut.

Secara definitive sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang

disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang di

organisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak

langsung pada praktik atau tindakan. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau

reaksi perasaan (Notoatmodjo S, 2012). Sikap dikatakan sebagai respon yang

hanya timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus. Sikap seseorang

21
terhadap sesuatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek

tertentu. Sikap merupakan persiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo S, 2012)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan – batasan diatas dapat

dismpulkan bahwa manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Nemcomb, salah seorang ahli psikologi ssosial

menyatakan bahwa sikap itu merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek. (Adventus, dkk, 2019)

Sikap menurut Campbell (1950) dalam Zen Nisa Cinka Hatika Tanto(

2021:25) mendefinisikan sangat sederhana yakni: “An individual’s attitude is

syndrome of respons consistency with regard to object”. Jadi jelas dikatakan

bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus

atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala

kejiwaan yang lain. Komponen sikap meliputi :

22
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung di dalamnya factor emosi) orang tersebut terhadap

objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah

ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka Ketiga komponen

tersebut bersama – sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).

Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi sangat berperan penting dalam

menentukan sikap.

Masih dalam (Zen Nisa Cinka Hartika Tanto, 2021) seperti hal nya

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tindakan sebagai berikut:

1. Menerima (receiving), kepekaan dalam menerima rangsangan. Dapat

diartikan bahwa orang (subyek) bersedia dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek). Contohnya, sikap seorang ibu yang menghadiri sebuah

penyuluhan KB.

2. Menanggapi (responding), memberikan respon terhadap suatu objek, seperti

memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Contohnya, seorang ibu yang

menghadiri penyuluhan KB tersebut mampu berpartisipasi aktif.

3. Menghargai (valuing), mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk

merespon, mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Contohnya,

23
seorang ibu yang menghadiri penyuluhan KB, mengajak temannya untuk

menghadiri forum tersebut.

4. Bertanggung jawab (responsible), Bertanggung jawab berarti siap untuk

menerima risiko terhadap sikap yang diambil berdasarkan keyakinannya.

Contohnya, seorang ibu yang mengikuti penyuluhan harus siap menerima

risiko seperti kehilangan waktunya, harus meninggalkan rumah, dan

sebagainya Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis kemudian ditanyakan pada

responden.

2.5.1 Hubungan sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW

Pengetahuan baik membuat seseorang yakin dan membentuk sikap terhadap

sesuatu. Dan diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan membuat sikap

seseorang terhadap sesuatu menjadi baik pula, sesuai dengan teori L. Green

bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi untuk mewujudkan

perilaku. Sikap merupakan keyakinan terhadap sesuatu obyek yang disertai

perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat

respon atau berperilaku dengan cara yang dimilikinya (Notoatmodjo S, 2012)

Ciri-ciri sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi.

Hal ini sesuai dengan elemen-elemen dalam partisipasi yaitu motivasi yang mana

persyaratan utama pasangan usia subur adalah motivasi, tanpa motivasi

24
masyarakat sulit untuk berpartisipasinya di segala program. Seseorang program

KB tersebut dikarenakan memiliki sikap yang positif, orang yang memiliki sikap

positif menghasilkan tingkah laku sepeti mengikuti program KB.

Hasil penelitian (Harun Arrasyid, 2019) di Desa Huta Padang Sayur

Maincat Kec. Kotanopan terdapat hubungan sikap dengan partisipasi pasangan

usia subur dalam program KB kontribusi yang diberikan sebesar 7,8% terdapat

partisipasi pasangan usia subur dalam program KB.

Dan dari hasil penelitian yang dilakukan (Huda, Widagdo and Widjanarko,

2016) di Puskesmas Jombang-Kota Tangerang Selatan terdapat perilaku kurang

dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok sikap ibu

terhadap keluarga berencana yang tidak mendukung sebesar 57,1%, dibandingkan

dengan kelompok sikap ibu terhadap keluarga berencana yang mendukung yaitu

sebesar 31,3%, dari hasil chi square tabel 6 didapatkan nilai p sebesar 0,034 ada

hubungan antara sikap responden dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi.

2.5.2 Hubungan Dukungan Suami dengan penggunaan alat kontrasepsi


MOW
(Hartanto H., 2010) mengatakan bahwa kontrasepsi tidak dapat dipakai oleh

istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan

suami istri harus bersama memilih metode kontrasepsi yang terbaik, saling

kerjasama dalam pemakaian, membayar biaya pengeluaran untuk kontrasepsi dan

memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

25
2.6 Landasan Teori

2.6.1 Teori Lawrence Green

Lawrence Green membedakan adanya duadeterminan masalah kesehatan

yakni behavioral factors (faktor perilaku), dan non behavioral factors atau faktor

nonperilaku. Selanjutnya Green menganalisis, bahwa faktor perilaku ditentukan

oleh 3 faktor utama:

a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara

lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan

sebagainya.

b. Faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud

dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan.

c. Faktor penguat (reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong

atau memperkuat terjadinya perilaku. Seperti dukungan suami, peran teman

sebaya, sikap petugas kesehatan. Meskipun seseorang tahu dan mampu untuk

berperilaku sehat, tetapi tidak melaksanakannya. (Notoatmodjo S, 2010)

26
2.7 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penalitian ini adalah menggunakan Teori Lawrence

Green karena ingin mengetahui pengetahuan, sikap, dan dukungan suami terhadap

penggunaan kontrasepsi MOW di Kecamatan Wonotunggal.

Predisposing factors
- Karakteristik
- Pengetahuan
- Sikap
- Persepsi
- Nilai-nilai budaya
- Kepercayaan

Enabling factors
- Sarana prasarana Perilaku Penggunaan
- Sumber daya alat kontrasepsi MOW
- Keterampilan

Reinforcing factor
- Sikap petugas kesehatan
- Dukungan Suami
- Tokoh masyarakat
- Teman
- Pengambil kebijakan

Gambar 2. 1 Kerangka Teori


Teori Lawrence Green

27
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Pengetahuan
Variabel Terikat

Penggunaan alat
Sikap
kontrasepsi MOW

Dukungan Suami

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.1 di atas, didapat variabel bebas/independen dalam

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan dukungan suami sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penggunaan alat kontrasepsi MOW.

3.2 Hipotesa Penelitian


Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan pengetahuan responden dengan Penggunaan alat kontrasepsi

MOW.

2. Ada hubungan sikap responden dengan Penggunaan alat kontrasepsi MOW.

3. Ada hubungan dukungan suami responden dengan Penggunaan alat kontrasepsi

MOW

28
3.3 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

analitik dengan pendekatan case control. Desain penelitian case control adalah

suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari

dengan menggunakan retrospective. Soekidjo Notoatmodjo (2002)

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wonotunggal. Adapun alasan

pemilihan lokasi ini karena rendahnya penggunaan alat kontrasepsi MOW di

Kecamatan Wonotunggal berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Batang dan DP3AP2KB Batang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung pada bulan November – Desember 2022.

Tahapan dilaksanakan mulai pra survei, pembuatan proposal penelitian, dan hasil

penelitian.

3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling


1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang melakukan program

KB pada tahun 2022 di Kecamatan Wonotunggal yang terdiri dari orang.

29
Tabel 3. 1 Data Akseptor KB Kecamatan Wonotunggal Tahun 2021

No Desa/Kelurahan Jumlah Akseptor KB Tahun 2021

1. Kondom 356
2. Pil 1.491
3. IUD 792
4. MOP 231
5. MOW 137
6. Implant 1.005
7. Suntik 2.970
Jumlah 6.982

2. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2014), ”sampel ialah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil

sampel dari populasi itu. Sampel pada penelitian ini adalah PUS baik yang sudah

memakai alat kontrasepsi MOW maupun belum dan bersedia diwawancarai

langsung oleh peneliti untuk mengisi kuisioner yang telah disusun oleh penulis

dalam penelitian dengan kriteria 1 : 1 yaitu sampel kasus dan sampel kontrol.

Berdasarkan hal tersebut, karena populasi orang, maka metode pengambilan

sampel menggunakan persamaan Slovin yaitu:

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )

Dimana n = Jumlah sampel yang dicari

30
N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi error yakni 10%

Maka, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

𝑁
n = 1+(𝑁𝑒 2 )

137
n = 1+(137𝑥0,12 )

137
n = 1+(137𝑥0,012 )

137
n = 2,37

n = 57,8 dibulatkan menjadi 58

Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah responden yang sebagai

kasus dan 58 sampel sebagai kontrol. Perbandingan sampel kasus dan kontrol

adalah 1 : 1. Total rencana sampel dalam penelitian ini adalah 116 responden.

a. Sampel Kasus

Sampel kasus dalam penelitian ini adalah semua responden yang memakai

kontrasepsi MOW di Kecamatan Wonotunggal pada tahun 2021, terpilih untuk

diteliti, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kelompok kontrol.

Kriteria Inklusi kelompok kasus:

a) Responden yang tidak menggunakan kontrasepsi MOW pada tahun 2021.

b) Responden yang berdomisili di Kecamatan Wonotunggal.

c) Perempuan.

d) Bersedia menjadi responden.

31
Kriteria Eksklusi kelompok kasus:

a) Responden tidak berdomisili di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

b) Tidak menggunakan alat kontrasepsi MOW

c) Bersedia menjadi responden.

b. Sampel Kontrol

Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah semua responden yang

berdomisili di kecamatan Wonotunggal yang menggunakan kontrasepsi MOW,

terpilih untuk diteliti, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kelompok

kontrol.

Kriteria inklusi kelompok kontrol:

a) Responden pengguna kontrasepsi MOW.

b) Responden bertempat tinggal yang sama dengan kelompok kasus.

c) Memiliki jenis kelamin yang sama dengan kasus.

d) Bersedia menjadi responden

Kriteria Eksklusi kelompok kontrol:

a) Responden tidak berdomisili di Kecamatan Wonotunggal.

b) Tidak bersedia menjadi responden.

32
3. Teknik Pengambilan Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang dilakukan dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya Nursalam (2008).

33
3.6 Definisi Operasional
Tabel 3. 2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala


Operasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Variabel Terikat
1. Pengguna an Alat Kontrasepsi Keadaan dimana ibu Kuesioner 0 = Ya Nominal
MOW pasangan usia subur memilih 1 = Tidak
alat kontrasepsi dalam rahim
Variabel Bebas

34
1 Tingkat pengetahuan Seperangkap pengetahuan Kuesioner 0 = kurang jika < 60% jika Nominal
responden tentang penggunaan yang dimiliki ibu pasangan jawaban benar
kontrasepsi MOW usia subur tentang AKDR 1 = Baik, jika > 60% jawaban
meliputi : pengertian, benar
jenis,mekanis mekenaisme
kerja,keuntungan,kerugian,
yang dapat menggunakan ,
yang tidak dapat
menggunakan, efek samping
2 sikap responden terhadap Sikap yang dimaksud dalam Kuesioner 0=buruk, jika responden Nominal
penggunaan kontrasepsi MOW penelitian ini yaitu pandangan, memperoleh skor < 50 (0-5)
responden terhadap pemilihan 1=baik, jika responden
kontrasepsi MOW
memperoleh skor>50% (skor
6-10)

35
Dukungan suami Dukungan yang diberikan Kuesioner 1 = Mendukung Nominal
suami terhadapistri, dimana 0 = Tidak Mendukung
suami memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa
motivasi, perhatian, dan
penerimaan pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim.
5. Umur Lamanya masa hidup Checklist 0 = non produktif jika umur ≤ Nominal
responden secara tahun kuesioner 20 tahun dan umur > 35
kalender, yang dihitung sejak Tahun 1= produktif jika umur
dilahirkan sampai dengan saat 20- 35 tahun
dilakukan penelitian dalam
tahun

36
6. Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan formal Checklist 0 = pendidikan Nominal
terakhir yang berhasil Kuesioner Rendah(SD,SLTP)
diselesaikan oleh responden 1=Pendidikan Tinggi
yang ditandai dengan ijazah (SLTA,PT) (Riskesdas, 2007)
dan dengan mengisi lembar
ceklist pada lembar
responden

7 Pekerjaan Seseorang yang melakukan Checklist 1. Tidak Tamat Sekolah Nominal


kegiatan ekonomi dengan Kuesioner 2. SD
maksud memperoleh atau 3. SMP
membantu memperoleh 4. SMA
pendapatan atau keuntungan 5. Perguruan Tinggi
paling sedikit satu jam (tidak
terputus dalam seminggu
yang lalu)

37
3.7 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Editing (pemeriksaan data)

Editing dilakukan untuk mempelajari ketepatan serta kelengkapan jawaban

atau pertanyaan.jika terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan

maka data wajib dilengkapi dengan wawancara serta observasi ulang pada

responden.

2. Coding (pemberian kode)

Data yang sudah terkumpul dan dikoreksi ketepatan serta kelengkapannya

kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan

menggunakan komputer.

3. Entry (pemasukan data ke komputer)

Data yang telah terkumpul serta tersusun secara sempurna dimasukkan ke

program komputer buat dianalisis.

4. Cleaning data

pemeriksaan kembali seluruh data yang sudah dimasukkan ke dalam

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan.

3.8 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo S, 2012) Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kuesioner.

38
a. Kuesioner

Kuesioner dapat diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun

dengan baik dimana responden tinggal memberi jawaban. Kuesioner dalam

penelitian ini adalah kuesioner terstruktur, merupakan daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan variabel yang akan diteliti ( tingkat pengetahuan, tingkat

pendidikan responden, sikap orangtua responden, status pekerjaan responden,

dukungan suami).

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itubenar-

benar mengukur apa yang diukur. untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita

susun tersebut bisa mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan

korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total

kuesioner tersebut. Jika seluruh pertanyaan itu mempunyai korelasi yang

bermakna (construct validity). jika kuesioner tersebut telah memiliki validitas

konstruk, berarti seluruh item (pertanyaan) yangada di dalam kuesioner itu

mengukur konsep apa yang kita ukur (Notoatmodjo S, 2012)

Dalam penelitian ini peneliti memakai kuesioner yang sudah pernah diuji

coba yaitu sudah diuji valid oleh peneliti sebelumnya yaitu di penelitian yang

pernah dilakukan di Bengkulu Tengah dengan judul “Hubungan Pengetahuan,

Sikap, Dan Dukungan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

di Puskesmas Arga Indah Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2020”.

39
2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) Bila

dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo S, 2010). dalam penelitian ini

peneliti memberikan kuesioner hanya sekali.

3.10 Metode Pengumpulan Data


1. Sumber Data

a. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada

responden Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang dengan

menggunakan kuesioner yang telah disusun yang mencakup kuesioner

tentang variabel variabel yang akan diteliti.

b. Data sekunder diperoleh dari catatan atau dokumen Kantor Balai Penyuluh

Keluarga Berencana Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang dan data

lainnya yang mendukung hasil penelitian misalnya gambaran umum

tempat penelitian.

3.11 Metode Analisis Data


Tahapan analisis data meliputi:

1. Analisis univariat yaitu analisis yang menitik beratkan kepada

penggambaran atau deskripsi data yang diperoleh, menggambarkan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen dan

dependen.

40
2. Analisis bivariat yaitu untuk melihat ada tidaknya hubungan pengetahuan

responden, sikap responden, dan dukungan suami terhadap penggunaan

kontrasepsi MOW di kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun

2021 yang berjumlah dengan menggunakan uji Chi Square, dengan

pertimbangan variabel penelitian dikelompokkan atau dikategorikan.

3.12 Etika Penelitian


Seorang peneliti harus memahami hak dasar manusia yang akan menjadi

responden penelitian. Seorang peneliti selain mengerti metodeologi penelitian,

juga perlu memberikan perhatian pada prinsip- prinsip etika penelitian menurut

Notoadmodjo (2007).

1. Prinsip Menghormati Martabat dan Hak Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang harus dihormati karenamanusia

mempunyai hak untuk menentukan pilihan antara mau atau tidak untuk

diiukutsertakan menjadi subjek penelitian. Informed Consent dapat dilakukan

sebagai bentuk persetujuan antara penelitian. Informed consent dapat dilakukan

sebagai bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden. Tujuan dari

informed consent ini adalah agar calon responden mengerti maksud dan tujuan

dari penelitian yang akan dilakukan.

2. Prinsip Manfaat

Suatu penelitian diharapkan akan memberikan manfaatlangsung maupun

tidak langsung baik bagi subjek penelitian, masyarakat dan likungan. Penelitian

wajib memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial, sehingga ia memastikan

bahwa manfaat penelitian harus lebih besar dari resiko yang mungkin timbul.

41
3. Prinsip Privacy

Peneliti akan melindungi hak privacy subjek penelitian dengan melindungi

data pribadi subjek penelitian dan menjaga kerahasiaannya.

4. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan sesama manusia

yaitu dengan cara menghargai hak atau memperlakukan mereka secara adil,

menjaga privasi manusia dan tidak berpihak pada salah satu kelompok atau

individu.

42
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum


Berdasarkan data di kantor Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

secara administratif Kecamatan Wonotunggal terdiri dari 10 (sepuluh) desa yaitu

Desa Brokoh, Desa Brayo, Desa Dringo, Desa Gringgingsari, Desa

Kedungmalang, Desa Kemligi, Desa Kreyo, Desa Penangkan, Desa Sendang,

Desa Sigayam, Desa Silurah, Desa Siwatu, desa Sodong, Desa Wates, dan Desa

Wonotunggal. Luas Wilayah Kecamatan Wonotunggal seluruhnya seluas 5.235,27

Ha. Sedangkan secara letak geografis Kecamatan Wonotunggal berbatasan

dengan:

Sebelah Barat : Kecamatan Warungasem

Sebelah Utara : Kecamatan Batang

Sebelah Timur : Kecamatan Tulis dan Bandar

Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan

Kecamatan Wonotunggal berpusat di Desa Wonotunggal Kecamatan

Wonotunggal Kabupaten Batang. Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 20

November s/d 20 Desember 2022 di seluruh desa di Kecamatan Wonotunggal.

Penelitian dilakukan dengan kunjungan dari satu rumah ke rumah yang lain .

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner oleh

responden dan observasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 responden.

Sedangkan untuk sampel dalam penelitian ini yaitu sampel kasus sebanyak 58

responden dan sampel kontrol sebanyak 58 responden.

43
4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Analisis Univariat

1. Distribusi Responden Kasus Berdasarkan Umur Responden di Kecamatan


Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan Status Usia

Usia Frekuensi (%)


20-30 Tahun 22 37%
30-40 Tahun 36 63%
Total 58 100%

Berdasarkan data tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Responden pada sampel

kasus yang menggunakan kontrasepsi MOW pada usia 20-30 tahun sebanyak 22

orang (37%). Sedangkan Responden yang menggunakan kontrasepsi MOW pada

usia 30-40 sebanyak 36 orang (63%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas

responden yang menggunakan kontrasepsi MOW yaitu usia 30-40 tahun.

2. Distribusi Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan Umur Responden


di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan Usia

Usia 30-40 Tahun Frekuensi (%)


20-30 Tahun 28 48%
30-40 Tahun 30 52%
Total 58 100%

Berdasarkan data tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Responden pada sampel

kontrol yang tidak menggunakan kontrasepsi MOW pada usia 20-30 tahun

sebanyak 28 orang (48%). Sedangkan Responden yang tidak menggunakan

kontrasepsi MOW pada usia 30-40 sebanyak 30 orang (52%).

44
3. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan
Pendidikan Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Tabel 4. 3 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pendidikan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pendidikan Frekuensi (%)


Tidak Sekolah/Tidak Tamat 10 17%
SD 12 21%
SMP 21 36%
SMA 13 22%
Perguruan Tinggi 2 4%
Total 58 100%

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa kelompok kasus berdasarkan pendidikan

responden mayoritas terdapat pada pendidikan SMP sebanyak 21 orang (21%),

dan minoritas responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang

(4%). Pada pendidikan SD sebanyak 12 orang (21%), pendidikan SMA sebanyak

13 orang (22%), sedangkam yamg tidak sekolah atau tidak tamat sekolah

sebanyak 10 orang (17%).

4. Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan Pendidikan


Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 4 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Pendidikan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pendidikan Frekuensi (%)


Tidak Sekolah/Tidak Tamat 6 10%
SD 7 12%
SMP 18 31%
SMA 16 28%
Perguruan Tinggi 11 19%
Total 58 100%

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa kelompok kontrol berdasarkan pendidikan

responden mayoritas terdapat pada pendidikan SMP sebanyak 18 orang (31%),

45
dan minoritas terdapat pada responden yang tidak sekolah atau tamat SD

sebanyak 6 orang (10%). Pada pendidikan SD sebanyak 7 orang (12%),

pendidikan SMA sebanyak 16 orang (28%), sedangkan yang berpendidikan

Perguruan Tinggi sebanyak 11 orang (19%).

5. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan


Pekerjaan Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 5 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pekerjaan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pekerjaan Frekuensi (%)


Ibu Rumah Tangga 16 28%
Buruh 11 18%
Wiraswasta 26 45%
PNS 5 9%
Total 58 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa berdasarkan kelompok kasus

status pekerjaan responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16

orang (28%), yang bekerja sebagai buruh sebanyak 11 orang (18%), yang bekerja

sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang(45%), sedangkan yang bekerja sebagai

PNS sebanyak 5 orang (9%).

6. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan


Pekerjaan Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 6 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Pekerjaan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pekerjaan Frekuensi (%)


Ibu Rumah Tangga 17 29%
Buruh 9 16%
Wiraswasta 26 45%
PNS 6 10%
Total 58 100%

46
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa berdasarkan kelompok kontrol

status pekerjaan responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17

orang (29%), yang bekerja sebagai buruh sebanyak 9 orang (16%), yang bekerja

sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang(45%), sedangkan yang bekerja sebagai

PNS sebanyak 6 orang (10%).

7. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan


Pengetahuan Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 7 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pengetahuan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pengetahuan Frekuensi (%)


Kurang 33 57%
Baik 25 43%
Total 58 100%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kelompok kasus sebagian

besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 33 orang (57%).

Sedangkan responden berpengetahuan baik sebanyak orang 25 (43%).

Berdasarkan hasil kuesioner pada variabel pengetahuan dapat dijelaskan

bahwa ada beberapa item pertanyaan yang sebagian besar responden menjawab

salah yaitu pada item pertanyaan nomor 11 yang berbunyi "kesuburan sulit

kembali" namun kenyataanya adalah bahwa prosedur tubektomi tidak akan

mengganggu siklus menstruasi maupun menopause. Artinya, Anda masih akan

menstruasi meski telah menjalani prosedur tubektomi. Tindakan yang dilakukan

hanyalah menghalangi pertemuan antara sel telur dengan sperma.

47
8. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan
Pengetahuan Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 8 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Pengetahuan
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Pengetahuan Frekuensi (%)


Kurang 10 17%
Baik 48 83%
Total 58 100%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa kelompok kontrol sebagian

besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (17%).

Sedangkan responden berpengetahuan baik sebanyak orang 48 (83%).

Berdasarkan pertanyaan pada kuesioner menyatakan bahwa sebagian besar

rata rata responden menjawab pertanyaan menjawab baik pada pertanyaan

“Metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin memiliki anak”. Hal

tersebut merupakan pernyataan benar karena kontrasepsi MOW merupakan

program untuk perempuan yang tidak memiliki anak jangka panjang karena.

Sebagian responden pada sampel kontrol merupakan wanita yang mempunyai

program tidak ingin memiliki anak.

9. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan Sikap


Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 9 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Sikap Responden
di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Sikap Frekuensi (%)


Buruk 41 71%
Baik 17 29%
Total 58 100%

48
Dari tabel 4.9 menjelaskan bahwa kelompok kasus berdasarkan sikap

responden terhadap penggunaan MOW kategori buruk sebanyak 41 orang (71%),

dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 17 orang (29%).

Berdasarkan variabel sikap sebagian besar rata rata responden setuju

terhadap item pertanyaan yang berbunyi " saya akan menggunakan kontrasepsi

KB MOW untuk mencegah penularan penyakit seksual menular" namun

kenyataanya Tubektomi tidak dapat mencegah terjadinya penyakit menular

seksual. Untuk mencegah ini, kamu perlu melakukan aktivitas seksual yang aman

dengan menggunakan kondom.

10. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan


Sikap Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Tabel 4. 10 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Sikap
Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Sikap Frekuensi (%)


Buruk 16 69%
Baik 42 31%
Total 58 100%

Dari tabel 4.10 menjelaskan bahwa kelompok kontrol berdasarkan sikap

responden terhadap penggunaan MOW pada kategori buruk sebanyak 16 orang

(69%), dan mayoritas dengan kategori baik sebanyak 42 orang (31%).

Berdasarkan variabel sikap sebagian besar rata rata responden setuju

terhadap item pertanyaan yang berbunyi “Saya akan menggunakan KB MOW

(tubektomi) karena dapat segera efektif mencegah kehamilan setelah pemasangan”.

Pernyatan tersebut merupakan benar bahwa kontrasepsi MOW sangat efektif untuk

mencegah kehamilan setelah pemasangan.

49
11. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kasus Berdasarkan
Dukungan Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang
Tabel 4. 11 Distibusi Karakteristik Kelompok Kasus Berdasarkan Dukungan
Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Dukungan Suami Frekuensi (%)


Mendukung 23 40%
Tidak Mendukung 35 60%
Total 58 100%

Dari tabel 4.11 menjelaskan bahwa kelompok kasus berdasarkan

dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi pada kategori mendukung

sebanyak 23 orang (40%), dan mayoritas dengan kategori tidak mendukung

sebanyak 35 orang (60%).

Berdasarkan pertanyan kuesioner dukungan suami yang diberikan kepada

responden sampel kasus. Dari 10 pertanyaan yang diberikan peneliti, sebagian

besar responden menjawab tidaak mendapatkan dukungan pada item pertanyaan

yang berbunyi “Suami saya sering menakut-nakuti saya mengenai efek samping KB

tertentu”. Pernyataan tersebut membuat wanita atau istri yang akan melakukan

program KB MOW terhambat akibat tidak mendapatkan support atau dukungan dari

suami.

50
12. Distibusi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Berdasarkan
Dukungan Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang
Tabel 4. 12 Distibusi Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan Dukungan
Suami Responden di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang

Dukungan Suami Frekuensi (%)


Mendukung 43 %
Tidak Mendukung 15 %
Total 58 100%

Dari tabel 4.12 menjelaskan bahwa kelompok kasus berdasarkan

dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi pada kategori mendukung

sebanyak 43 orang (74%), dan minoritas dengan kategori tidak mendukung

sebanyak 15 orang (26%).

Berdasarkan pertanyan tentang dukungan suami yang diberikan kepada

responden kontrol menjelaskan bahwa mayoritas responden mendapatkan

dukungan pada item pertanyaan “Suami saya mendukung saya jika saya ingin ber-

KB”. Pernyataan tersebut merupakan dukungan dari suami terhadap istri untuk

melakukan program KB pemasangan kontrasepsi MOW.

51
4.2.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW

Tabel 4. 13 Crosstab Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemilihan


Kontrasepsi MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021

Pengetahuan Kasus Kontrol P OR CI(95%)


(Tidak MOW) (MOW) Value
N % N %

Kurang 33 57% 10 17%

Baik 25 43% 48 83% 0,000 6,33 2,690-


14,188
Total 58 100% 58 100%

Dari tabel 4.13 hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

pemilihan kontrasepsi MOW diperoleh hasil bahwa dari 58 sampel kasus,

sebanyak 33 responden dengan presentase 57% responden berpengetahuan

kurang, sebanyak 25 responden (43%) memiliki pengetahuan baik. Dari sampel

kontrol, sebanyak 10 responden (17%) pengetahuan kurang, sebanyak 48

responden (83) berpengetahuan baik. Setelah dilakukan uji Chi-square didapat

nilai p value 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara pengetahuan responden dengan pemilihan kontrasepsi MOW.

Dengan perbedaan, dapat dilihat dari nilai OR 6,33. Artinya orang yang memiliki

pengetahuan kurang cenderung untuk tidak memilih kontrasepsi MOW

dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik.

52
2. Hubungan antara Sikap PUS dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW

Tabel 4. 14 Crosstab Hubungan antara Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi


MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021

Sikap Kasus Kontrol P OR CI(95%)


(Tidak MOW) (MOW) Value
N % N %

Buruk 41 71% 16 73%

Baiik 17 29% 42 27% 0,000 6,33 2,825-


14,188
Total 58 100% 58 100%

Dari tabel 4.14 hasil analisis hubungan antara sikap responden terhadap

pemilihan kontrasepsi MOW diperoleh hasil bahwa dari 58 sampel kasus,

sebanyak 41 responden dengan presentase 71% responden dengan sikap buruk,

sebanyak 17 responden (29%) dengan sikap baik. Dari sampel kontrol, sebanyak

16 responden (27,5%) memiliki sikap buruk, sebanyak 42 responden (72,5%)

dengan sikap baik. Setelah dilakukan uji Chi-square didapat nilai p value 0,000

(<0,05) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap

responden terhadap pemilihan kontrasepsi MOW. Dengan perbedaan, dapat

dilihat dari nilai OR 6,33. Artinya orang yang memiliki sikap buruk cenderung

untuk tidak memilih kontrasepsi MOW dibandingkan dengan yang memiliki sikap

baik.

53
3. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW

Tabel 4. 15 Crosstab Hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemilihan


Kontrasepsi MOW Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021

Dukungan Kasus Kontrol P OR CI(95%)


Suami Value
(Tidak MOW) (MOW)

N % N %

Tidak 35 60% 15 26%


Mendukung
0,000 4,36 1,982-9,600
Mendukung 23 40% 43 74%

Total 58 100% 58 100%

Dari tabel 4.15 hasil analisis hubungan antara dukungan suami terhadap

pemilihan kontrasepsi MOW diperoleh hasil bahwa dari 58 sampel kasus,

sebanyak 35 responden dengan presentase 60% responden tidak mendukung

terhadap pemilihan kontrasepsi MOW, sebanyak 23 responden (40%) dengan

mendukung. Dari sampel kontrol, sebanyak 15 responden (26%) tidak

mendukung, sebanyak 43 responden (74%) mendukung pemilihan kontrasepsi

MOW. Setelah dilakukan uji Chi-square didapat nilai p value 0,000 (<0,05)

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan suami

terhadap pemilihan kontrasepsi MOW. Dengan perbedaan, dapat dilihat dari nilai

OR 4,36. Artinya orang yang mempunyai tidak mempunyai dukungan suami

berpeluang 4,36 kali lebih besar tidak memilih kontrasepsi MOW dari pada yang

didukung oleh suami untuk melakukan MOW.

54
4. Hasil Rekapitulasi Uji Chi-Square

Tabel 4. 16 Rekapitulasi uji hasil penelitian “Hubungan Pengetahuan, Sikap


Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) , Dan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan
Kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) Di Wilayah Kecamatan
Wonotunggal Kabupaten Batang tahun 2021”

No Variabel P Value OR CI (95%)

1. Pengetahuan responden 0,000 6,33 2,690-14,926

2. Sikap Responden 0,000 6,33 2,825-14,188

3. Dukungan Suami 0,001 4,36 1,982-9600

4.3 Faktor Pendukung dan Penghambat

4.3.1. Faktor Pendukung

1. Mendapatkan dukungan dari pihak kader desa atau SKD desa dalam mencari

responden yang telah mekakukan program KB MOW maupun yang bukan

MOW

2. Mendapatkan dukungan data dari Kantor Balai KB Kecamatan Wonotunggal

4.3.2. Faktor Penghambat

1. Tidak terdapat alamat responden dari data yang diperoleh di Balai KB,

sehingga peneliti harus crosscek seluruh kantor Desa kecamatan Wonotunggal.

2. Responden tidak lagi berdomisili di Desa tersebut.

55
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan PUS terhadap Pemilihan Kontrasepsi

MOW

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna

antar tingkat pengetahuan responden terhadap pemilihan kontrasepsi MOW

dengan nilai p value 0,000 (<0,05). Nilai OR= 6,33, Artinya orang yang

berpengetahuan kurang berpeluang 6,33 kali lebih besar terhadap pemilihan

kontrasepsi MOW dari pada yang berpengetahuan baik. Dengan taraf CI 2,690-

14,926 maka secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara responden

berpengetahuan kurang dengan responden berpengetahuan baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, raba,

penciuman, dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata

dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmojo, 2012).

Hal ini sejalan dengan penelitian (Than, Adam and Alow, 2018)

mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu

dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim sehingga penyuluhan kesehatan

dalam meningkatkan pengetahuan tentang AKDR kepada masyarakat khususnya

wanita usia subur (WUS).

56
Dalam penelitian (Veronica, Safitri and Rohani, 2019), hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan KB IUD

pada WUS dengan nilai P = 0,026. Hasil penelitian pengetahuan berbeda pada

setiap penelitian, hal ini di asumsikan karena tingkat pengetahuan seseorang

memang berbeda tergantung dengan pemahaman seseorang terhadap

sesuatu.berdasarkan pemahaman tersebut seseorang dapat mengetahiu sesuatu

secara keseluruhan

Hal ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2021).

Menyatakan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan penggunan alat kontrasepsi PUS di Puskesmas Sawah Lebar Kota

Bengkulu tahun 2021 dengan (p=0,000), begitu pula hasil penelitian (Rusiana

2017) bahwa gterdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan alt

kontrasepsi MOW (p=0,000).

Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian menyatakan bahwa faktor

pengetahuan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemilihan

kontrasepsi mow dengan nilai p value 0,000. Dari hasil wawancara yang saya

dapatkan melalui pertanyaan2 variabel tsb menjelaskan bahwa pengetahuan

seseorang sgt berpengaruh trhdp pemilihan MOW karena tingkat pengetahuan

masih minim. Hal itu dibuktikan ketika menjawab kuesioner masih ragu. Hal yang

mendasari pengetahuan responden kurang yaitu sebagian responden memiliki

pendidikan dan akses informasi yang kurang sehingga nantinya untuk penyuluh

KB untuk selalu aktif membina dan memperikan penyuluhan tetntang program

KB terutama yang berhubungan dengan kontrasepsi.

57
5.2 Hubungan Sikap PUS Responden terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna

antara sikap PUS responden terhadap pemilihan kontrasepsi MOW dengan nilai p

value 0,000 (<0,05). Nilai OR= 6,33, Artinya orang yang memiliki sikap kurang

berpeluang 6,33 kali lebih besar terhadap pemilihan kontrasepsi MOW dari pada

yang memiliki sikap baik. Dengan taraf CI 2,825-14,188 maka secara statistik

terdapat hubungan yang bermakna antara sikap buruk responden dengan

responden yang memiliki sikap baik.

Sikap merupakan suatu tingkatan afek, baik yang berifat positif maupun

bersifat negatif dalam obyek-obyek psikologis. Sikap merupakan factor

predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan.(Notoadmojo, 2012). Adanya

kecenderungan sikap responden yang positif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain pengetahuan dan pengalaman responden. Para wanita umumnya lebih

menyadari bahwa jenis kelamin anak tidak penting sehingga bila jumlah anak

sudah dianggap ideal maka para wanita cenderung untuk mengikuti program KB.

Jumlah anak mulai diperhatikan setiap keluarga karena berkaitan dengan tingkat

kesejahteraan, semakin banyak anak semakin banyak pula tanggungan kepala

keluarga dalam mencukupi kebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga

kesehatan sistem reproduki karena semakin sering melahirkan semakin rentan

terhadap kesehatan ibu. (Tiarasari,2016).

Dalam penelitian (Putri dkk, 2019) menyatakan bahwa sikap ibu yang baik

memiliki kemungkinan 2,381 lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi IUD

hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap dapat mempengaruhi

58
perilaku seseorang dalam pemilihan alat kontrasepsi salah satunya adalah Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Dewiwati, 2021)

bahwasanya terdapat hubungan yang signifikan antra sikap terhadap penggunaan

alat kontrasepsi (p=0,000), sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bella

Rahayu,2016) yaitu adanya hubungan yang signifikan sikap terhadap penggunaan

alat kontrasepsi (p=0,000). Namun berbeda dengan hasil penelitian (Pratiwi,

2019) dimana didapatkan bahwa sikap tidak berhubungan terhadap penggunaan

alat kontrasepsi.

5.3 Hubungan Dukungan Suami Responden terhadap Pemilihan Kontrasepsi

MOW

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Hasil analisis Chi Square

menunjuka nilai p value 0,000 (p<0,05) artinya Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil

tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di kecamatan Wonotunggal

Kabupaten Batang Tahun 2021. Dengan OR=4,36 Artinya orang yang mempunyai

tidak mempunyai dukungan suami berpeluang 4,36 kali lebih besar terhadap

pemilihan kontrasepsi MOW dari pada yang didukung oleh suami untuk

melakukan MOW. Dengan taraf CI 1,982-9,600 maka secara statistik terdapat

hubungan yang bermakna antara yang mempunyai dukungan suami dengan yang

tidak didukung suami.

Suami menjadi individu yang berperan sebagai dukungan sosial bagi istri

dalam pemilihan alat kontrasepsi yang dipilih. menurut Wisik, dukungan sosial

59
merupakan rasa nyaman, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang tersedia

bagi individu dari individu lain ataupun kelompok. Dalam penelitian (Sikumbang,

2018) mengatakan bahwa dukungan suami menjadi faktor dalam pemilihan alat

kontrasepsi IUD. Klien yang diberikan dukungan oleh suami akan menggunakan

alat kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang tidak mendapatkan

dukungan dari suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Lilis Suryani, 2020) yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan alat kontrasepsi

MOW dengan nilai p-value = 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna antara dukungan suami ibu dengan penggunaan AKDR dengan nilai

OR=36.750 artinya bahwa ibu yang tidak mendapat dukungan suami yang 36 kali

lebih berpeluang tidak menggunakan AKDR dibandingkan dengan yang mendapat

dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas Arga Indah Kecamatan Merigi

Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2020.

Penelitian (Putri, 2017) mendapatkan hasil uji dukungan suami

menunjukkan p = 0,000 dan OR=0,414, self efficacy p = 0,000 dan OR=0,605.

Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan

suami, self efficacy, dengan kepuasan penggunaan IUD. Pendapat suami tentang

keluarga berencana cukup kuat pengaruhnya untuk menentukan pemilihan alat

kontrasepsi KB oleh Istri.persetujuan suami merupakan faktor yang paling penting

dalam menentukan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau tidak karena

suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah rumah tangga, dan pembuat

keputusan.

60
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan

Wonotunggal Kabupaten Batang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden berusia 30-40 tahun yaitu sebanyak (52%), sebagian

besar responden bekerja swasta sebanyak (45%), serta sebagian besar

responden memiliki berpendidikan SMP yaitu (36%).

2. Pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan (p=0,000) terhadap pemilihan

alat kontrasepsi MOW.

3. Sikap memiliki hubungan yang signifikan (p=0,000) terhadap pemilihan alat

kontrasepsi MOW

4. Dukungan memiliki hubungan yang signifikan (p=0,001) terhadap pemilihan

alat kontrasepsi MOW

5. Variabel yang paling berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi MOW di

wilayah kerja kecamatan Wonotunggal adalah pengetahuan dan sikap.

6.2 Saran

Saran-saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Puskesmas dan Balai KB Wonotunggal

Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan alternatif masukkan dan bahan

evaluasi sehingga dapat meningkatkan upaya pelayanan KB terutama dalam upaya

meningkatkan cakupan akseptor KB MOW serta dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam penyusunan program baru khususnya bagian KIA/KB di

61
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Wonotunggal dan Penyuluh KB

Kecamatan Wonotungal.

2. Bagi Responden

Skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

responden tentang alat kontrasepsi dalam rahim, sehingga diharapkan nantinya ibu

berminat menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim sebagai pilihan utama dalam

menjarangkan kehamilan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti memperbanyak referensi buku, jurnal, artikel

nasional maupun internasional mengenai hubungan pengetahuan, sikap, dan

dukungan suami dengan penggunaan MOW sehingga skripsi ini dapat di jadikan

referensi, menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga dapat mengembangkan penelitian dengan variabel

yang berbeda.

62
DAFTAR PUSTAKA

Adventus, M., Jaya, I. M. M., & Mahendra (2019) ‘Buku Ajar Promosi
Kesehatan. In Pusdik SDM Kesehatan’, 1(1), pp. 1–91. Available at:
http://repository.uki.ac.id/2759/1/Bukumodulpromosikesehatan.pdf.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2021) Jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) dan Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah (Jiwa), 2019-2021. Available at: https://jateng.bps.go.id/.
BKKBN (2019a) ‘Buku Saku Pemantauan Peserta KB Pasca Pelayanan
Kotrasepsi bagi PKB/PLKB’, in Journal of Chemical Information and
Modeling.
BKKBN (2019b) ‘Profil BKKBN’, 13.
Depkes RI (2016) www.Depkes.go.id. Available at: www.Depkes.go.id
(Accessed: 20 November 2022).
Dewiwati (2021) ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan
Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langka’, Jurnal Gentle Birth, pp. 47–
56.

Endang Purwoastuti (2015) ‘Panduan Materi Kesehatan Reproduksi & Keluarga


Berencana’, in. Jakarta: Pustaka Baru.
Forcepta, C. (2017) ‘Faktor-Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi
Wanita (MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subu’, Medical Journal of
Lampung University, 6, p. 1.
Handayani S (2010) Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Hartanto H. (2010) ‘Keluarga Berencana dan Kontrasepsi’, in Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
Harun Arrasyid, A. & K. A. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan, Sikap, dengan
Partisipasi Pasangan Usia Subur dalam Program KB di Desa Huta Padang
Sayur Maincat Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Serta
Implikasinya dalam Bimbingan Dan Konseling’, Ristekdik: Jurnal Bimbingan
dan Konseling, 4, p. 1.
Huda, A. N., Widagdo, L. and Widjanarko, B. (2016) ‘Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita
Usia Subur Di Puskesmas Jombang-Kota’, JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT (e-Journal), 4.

63
Kemenkes RI (2021) Data Profil Kesehatan 2021. Available at:
Https//www.Kemenkes.go.id.
Lilis Suryani (2020) HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN
SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
DI PUSKESMAS ARGA INDAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
TAHUN 2020. Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Notoatmodjo S (2003) ‘Pendidikan dan Perilaku Kesehatan’, in. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S (2010) ‘Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan’, in. Jakarta:
Rineka Cipta, p. 144.
Notoatmodjo S (2012) ‘Metodologi Penelitian Kesehatan’, in. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Nurul Hidayah (2017) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Dukunga Suami Terhadap
Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi’, in. Riau.
Pratiwi, A. I. (2019) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan
Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi di Desa
Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung’, Jurnal Kebidanan,
8(1), pp. 1–11. doi: 10.47560/keb.v8i1.130.
Putri dkk (2019) ‘Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Kontrasepsi Intra Uterine Devices ( IUD ) dan Kontrasepsi Implant pada
Wanita Usia Subur di Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung’, Majority,
8(2), pp. 120–124. Available at:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/2458/2
409#:~:text=Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi,dukungan suami%2C
dan pelayanan KB.
Putri, G. R. G. (2017) HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI, SELF EFFICACY
DENGAN KEPUASAN PENGUNAAN IUD DI PUSKESMAS MOJO
SURABAYA. Universitas Airlangga.
Rahayu, B. (2021) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR
TAHUN 2021. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU.
Rusiana Dkk (2017) ‘HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
KONTRASEPSI PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DENGAN SIKAP
IBU DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI DI DONOWARIH
KARANGPLOSO MALANG’, Nursing News, 2, p. 3.

Sikumbang, S. R. (2018) ‘Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Aseptor Kb


Dalam Memilih Alat Kontrasepsi Iud Di Puskesmas Pelabuhan Sambas’,

64
Nursing Arts, 12(2), pp. 44–54. doi: 10.36741/jna.v12i2.80.

Sugiyono (2007) ‘Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D’, in.


Bandung: Alfabeta, p. 32.
Sugiyono (2014) ‘Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D’, in.
Bandung: Alfabeta.
Supriyadi (2017) Faktor yang berhubungan dengan alat kontrasepsi pada
pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Kapasa,
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_.
Than, D., Adam, S. K. and Alow, G. B. (2018) ‘Penggunaan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim : Eviden Based Pengetahuan Ibu di Indonesia’, JIDAN (Jurnal
Ilmiah Bidan), 5(2), pp. 47–55. doi: 10.47718/jib.v5i2.831.
Veronica, S. Y., Safitri, R. and Rohani, S. (2019) ‘Faktor - Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemakaian KB IUD Pada Wanita Usia Subur’,
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), pp. 223–230. Available at:
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i228wh/29.
Yuli Suryanti (2019) ‘FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
WANITA USIA SUBUR’, Jambura Journal, 1, p. 1.
Yulizawati Dkk (2019) ‘Inovasi pemberdayaan masyarakat di Kampung KB
Nagari Mungo’, Buletin Ilmiah, 58.
Zen Nisa Cinka Hartika Tanto (2021) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
DAN SIKAP IBU PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN PANGKALAN
MASYHUR KECAMATAN MEDAN JOHOR.

65
LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Concent

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS OPERASI
WANITA (MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

Yang terhormat

Calon Responden Penelitian

di-

Kecamatan Wonotunggal

Saya peneliti Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan:

Nama : Ditta septy Marhaeni (0618013711)

Judul Penelitian : “HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP PASANGAN


USIA SUBUR (PUS), DAN DUKUNGAN SUAMI
TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS
OPERASI WANITA (MOW) DI KECAMATAN
WONOTUNGGAL KABUPATEN BATANG TAHUN
2021
”.

Bermaksud melaksanakan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan,


Sikap, Dan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Medis Operasi
Wanita (MOW) Di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021”

Adapun beberapa informasi yang dapat kami sampaikan sebagai berikut :

a. Bapak/ibu/saudara/i setelah mendapatkan penjelasan dan setuju menjadi


responden, selanjutnya akan melakukan wawancara yang berisi pertanyaan
mengenai biodata dan pertanyaan
b. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko apapun yang sifatnya merugikan
responden. Tetapi apabila selama penelitian berlangsung bapak/ibu/saudara/i

66
mengalami ketidaknyamanan seperti kelelahan maka wawancara ini dapat
dihentikan dan dilanjutkan kembali sesuai keinginan bapak/ibu/saudara/i. Jika
bapak/ibu/saudara/i tidak berkenan melanjutkan wawancara ini, maka peneliti
akan menghargai keinginan bapak/ibu/saudara/i dengan tidak memaksa untuk
melakukan wawancara hingga selesai.
c. Penelitian ini tidak memiliki risiko yang berbahaya. Peneliti akan berusaha
meminimalisir segala bentuk ketidaknyamanan atau efek samping yang
merugikan dari penelitian. Apabila selama penelitian atau setelah penelitian
ini berlangsung terdapat kekurangan atau ketimpangan yang dirasakan oleh
partisipan atau pihak keluarga, maka peneliti siap bertanggungjawab akan hal
tersebut.
d. Semua informasi yang berkaitan dengan identitas bapak/ibu/saudara/i akan
dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
dipublikasi tanpa identitas subjek penelitian dan hanya menggunakan inisial.
e. Bapak/ibu/saudara/i dapat menanyakan atau menginformasikan hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian ini dengan menghubungi narahubung atas
nama Ditta Septy Marhaeni (No. HP 087777798987)

Melalui penjelasan ini, kami mengharapkan kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk


berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas perhatian dan partisipasinya, kami
ucapkan terimakasih.

Pekalongan, November 2022

Ditta Septy Marhaeni

67
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS OPERASI
WANITA (MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

Responden yang saya hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ditta Septy Marhaeni

NPM : 0618013711

Alamat :

Adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas


Pekalongan akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetrahuan, Sikap,
Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW Di Kecamatan
Wonotunggal Kabupaten Batang Tahun 2021”.

Bersama ini saya mohon kesediaan saudara/i untuk menandatangani


lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam lembar
pertanyaan.

Jawaban saudara/i akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan


sebagai penelitian, sehingga tidak akan mempengaruhi/ menghambat karir atau
lainnya.

Atas bantuan dan partisipasi Saudara/i saya ucapkan terima kasih sebesar-
besarnya.

Wonotunggal, .....................2022

Responden Peneliti,

(........................) Ditta Septy Marhaeni

68
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS OPERASI
WANITA (MOW) DI KECAMATAN WONOTUNGGAL
KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

A. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan
sejujur-jujurnya .
2. Jawablah secara runtut singkat dan jelas
3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda centang ( √ )
4. Hasil survei ini tidak akan dipubikaskan, hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian
5. Identitas maupun jawaban yang anda pilih, kami jamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomer Responden :
2. Umur Responden :
a. 20-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
3. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah atau tidak tamat sekolah SD c. SLTP
b. SD d. SLTA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tangga c. Buruh
b. Wiraswasta d. Pegawai negeri/TNI/POLRI
5. Jumlah anak :
a. 1-2 b. 3-4 c. >5
6. Alamat :
7. Apakah Menggunakan KB MOW : “Ya” “Tidak”
8. jika tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, alat kontrasepsi yang
digunakan sekarang adalah :
a. pil c. Kondom e .sterilisasi
b. suntik d. Implat f. Lain lain (..................

69
PENGETAHUAN IBU TENTANG METODE KONTRASEPSI
a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara
b. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda pilih

c. Keterangan : B = Benar S = Salah


No Pertanyaan Benar Salah
Pengertian
1. Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap pada wanita
2. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat atau
memotong saluran telur wanita
3. Tubektomi dilakukan dengan cara memotong saluran air
mani
4. Metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin
memiliki anak
5. Tubektomi merupakan metode kontrasepsi pada pria.

Keuntungan
6. Tubektomi tidak mempengaruhi proses menyusui
7. Tubektomi berpengaruh pada senggama
8. Tubektomi tidak mempengaruhi gairah seksual
9. Tubektomi mempunyai efek samping jangka panjang
10. Tubektomi merupakan operasi besar

Kerugian
11. Tubektomi harus dilakukan oleh dokter yang terlatih
12. Kesuburan sulit kembali
13. Klien tidak merasakan sakit dan nyaman setelah tindakan
14. Tubektomi meningkatkan risiko terjadinya kanker rahim
15. Tubektomi Permanen

Indikasi
16. Tubektomi dilakukan pada wanita usia lebih dari 25 tahun
17. Tubektomi dilakukan pada wanita yang belum memiliki
anak
18. Tubektomi dilakukan pada wanita yang umur 19 tahun

70
19. Tubektomi dilakukan pada wanita umur 25 tahun dengan
2 anak atau lebih
20. Tubektomi dilakukan pada wanita umur 25 tahun dengan
2 anak atau lebih
Kontraindikasi
21. Tubektomi dilakukan pada wanita yang sedang hamil
22. tubektomi dilakukan pada wanita yang umurnya kurang
dari 25 tahun
23. Tubektomi dilakukan pada wanita yang mengalami
perdarahan pada jalan lahir yang tidak diketahui
penyebabnya
24. Pasien masih ragu dan belum setuju dengan kontrasepsi
tubektomi
25. Tubektomi dilakukan pada wanita dengan usia dibawah
30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak
Sumber : Tri Rahmania Pertiwi 2017

71
SIKAP IBU TENTANG METODE KONTRASEPSI
a. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara
b. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda pilih
c. Keterangan :
S = Setuju
TS = Tidak Setuju

No Pertanyaan Setuju Tidak


Setuju
1. Saya akan menggunakan KB MOW (tubektomi) karena
dapat segera efektif mencegah kehamilan setelah
pemasangan
2. Saya akan menggunakan KB MOW (tubektomi) untuk
mengatur jarak kehamilan
3. Saya lebih memilih MOW (tubektomi) karena
pemasangan implant dapat dilakukan sendiri
4. Saya akan menggunakan KB MOW (tubektomi) untuk
mencegah penularan penyakit menular seksual
5. Saya akan datang ke tempat pelayanan kesehatan (mis.
Bidan dan Puskesmas) untuk berkonsultasi tentang KB
6. Saya akan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
yaitu tubektomi
7. Saya akan menggunakan KB MOW (tubektomi) karena
tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI
8. Saya akan menggunakan KB tubektomi karena
efektivitasnya yang tinggi daripada implant (susuk)
9. Saya akan berkonsultasi terlebih dulu pada petugas
kesehatan sebelum menggunakan MOW(tubektomi)
10. Saya lebih suka memakai KB MOW karena harganya
murah dan mudah didapat
Sumber : Wike Desi T.S (2016)

72
Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi

Pilihlah jawaban sesuai pendapat suami anda mengenai “Dukungan Suami


Terhadap Pemilihan Kontrasepsi MOW” selama ini dengan cara memberi centang
(√) pada kolom jawaban.
Keterangan :
M = Mendukung
TM = Tidak Mendukung

No Peertanyaan Mendukung Tidak


Mendukung
1. Suami saya mendukung saya jika saya ingin
ber-KB.
2. Suami saya ikut berperan dalam memilih alat
kontrasepsi yang ditawarkan
bidan/dokter/petugas.
3. Suami saya tidak pernah mau mengantarkan
saya ke petugas kesehatan ketika saya ingin
kontrol KB atau jika saya ingin berkonsultasi
pada petugas
4. Suami saya selalu memberikan saya uang ketika
saya ingin ber-KB atau ketika saya ingin kontrol
KB.
5. Suami saya selalu menghibur dan meringankan
kecemasan saya apabila saya takut ber-KB
6. Suami saya selalu menyarankan saya memilih
KB yang paling saya inginkan.
7. Suami saya selalu menganggap kalau ber-KB
hanya akan membuang-buang uang.
8. Suami saya sering menakut-nakuti saya
mengenai efek samping KB tertentu
9. Suami saya tidak pernah mengikuti konsultasi
atau acara promosi KB
10. Suami saya selalu bersedia menemani saya
untuk berkonsultasi KB ketika saya ada
keluhan.
Sumber : Wisik Candra Padmasari, 2019

73
Lampiran 4 Lampiran SPSS

1. Umur

Crosstab
Count
Umur
20-30 Tahun 30-40 Tahun Total
Penggunaan Alat Kontrasepsi Kasus 22 36 58
MOW Kontrol 28 30 58
Total 50 66 116

2. Pendidikan Terakhir

Crosstab
Count
Pendidikan Terakhir
Tidak
sekolah SD SMP SMA PT Total
Penggunaan Alat Kontrasepsi Kasus 10 12 21 13 2 58
MOW Kontrol 6 7 18 16 11 58
Total 16 19 39 29 13 116

3. Pekerjaan

Crosstab
Count
Pekerjaan
IRT Wiraswasta Buruh PNS Total
Penggunaan Alat Kasus 16 26 11 5 58
Kontrasepsi MOW Kontrol 17 26 9 6 58
Total 33 52 20 11 116

4. Pengetahuan

Crosstab
Count
Kategori Pengetahuan
Kurang Baik Total
Penggunaan Alat Kontrasepsi Kasus 33 25 58
MOW Kontrol 10 48 58

74
Total 43 73 116

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 19,549a 1 ,000
Continuity Correctionb 17,886 1 ,000
Likelihood Ratio 20,340 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 19,380 1 ,000
Association
N of Valid Cases 116

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate


Estimate 6,336
ln(Estimate) 1,846
Standard Error of ln(Estimate) ,437
Asymptotic Significance (2-sided) ,000
Asymptotic 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound 2,690
Interval Upper Bound 14,926
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound ,989
Upper Bound 2,703

5. Sikap

Crosstab
Count
Kategori Sikap
Buruk Baik Total
Penggunaan Alat Kontrasepsi Kasus 41 17 58
MOW Kontrol 16 42 58
Total 57 59 116

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21,558a 1 ,000

75
Continuity Correctionb 19,868 1 ,000
Likelihood Ratio 22,282 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 21,372 1 ,000
Association
N of Valid Cases 116

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate


Estimate 6,331
ln(Estimate) 1,845
Standard Error of ln(Estimate) ,412
Asymptotic Significance (2-sided) ,000
Asymptotic 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound 2,825
Interval Upper Bound 14,188
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound 1,038
Upper Bound 2,652

6. Dukungan Suami

Crosstab
Count
Dukungan Suami
Tidak Mendukung Mendukung Total
Penggunaan Alat Kontrasepsi Kasus 35 23 58
MOW Kontrol 15 43 58
Total 50 66 116

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14,061a 1 ,000
Continuity 12,690 1 ,000
Correctionb
Likelihood Ratio 14,385 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 13,939 1 ,000
Association
N of Valid Cases 116

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

76
Estimate 4,362
ln(Estimate) 1,473
Standard Error of ln(Estimate) ,402
Asymptotic Significance (2-sided) ,000
Asymptotic 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound 1,982
Interval Upper Bound 9,600
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound ,684
Upper Bound 2,262

77
Lampiran 5. Dokumentasi kegiatan

78
79

Anda mungkin juga menyukai