SKRIPSI
Oleh:
HESTI WETRI
191012113201013
SKRIPSI
Oleh:
HESTI WETRI
191012113201013
(Tika Ramadanti, SKM, MKM) (dr. Hj. Evi Susanti, SST, M. Biomed)
i
PERNYATAAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan : Bukittinggi
Tanggal : September 2021
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
Kesehatan dan Pengawas Minum Obat (PMO) Dengan Kepatuhan Minum Obat
2021”.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Yth.
Ibu dr.Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku pembimbing yang telah
1. Ibu Dr.Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Rektor IKes Prima
Nusantara Bukittinggi.
2. Ibu Ayu Nurdiyan, S.ST., M.Keb, selaku Wakil Rektor I IKes Prima
Nusantara Bukittinggi.
3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II IKes Prima
iii
4. Ns. Rima Berlian Putri,S.Kep,M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku Dekan Fakultas
Bukittinggi.
sebagai penguji I.
Bukittinggi.
7. Para staf dosen yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu
10. Kepala Puskesmas Rao yang telah memberikan izin dan data yang
penelitian ini.
12. Orang tua tercinta, suami, kakak adik beserta keluarga yang telah
13. Para sahabat yang telah sama-sama berjuang dalam suka dan duka
14. Semua pihak yang telah membantu penulisan dan penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
iv
harapkan demi perbaikan ini dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan skripsi
ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi tenaga kesehatan.
(Hesti Wetri)
vi
Nama : Hesti Wetri
Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat
Judul : Hubungan Pengetahuan, Jarak ke Pelayanan Kesehatan
dan Pengawas Minum Obat (PMO) Dengan Kepatuhan
Minum Obat Penderita TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2021
ABSTRAK
vii
Name : Hesti Wetri
Study program : Bachelor of Public Health
Title : Relationship of Knowledge, Distance to Health Services
and Drug Administration (PMO) with Compliance with
Taking Medicines for Pulmonary TB Patients in the Work
Area of Rao Health Center, Pasaman Regency in 2021
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... i
PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................ ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. vii
ABSTRACK ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Tuberkulosis Paru ..................................................... 10
B. Keteraturan/ Kepatuhan Berobat .............................................. 15
C. Kerangka Teori ........................................................................ 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep .................................................................... 23
B. Definisi Operasional ................................................................ 24
C. Hipotesis .................................................................................. 25
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 26
B. Populasi Dan Sampel ............................................................... 26
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................. 26
D. Etika Penelitian ........................................................................ 27
E. Alat Pengumpulan Data ........................................................... 28
F. Prosedur pengambilan data ...................................................... 28
G. Pengolahan Data Dan Analisa Data ........................................ 29
ix
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden .......................................................... 31
B. Analisa Univariat ..................................................................... 32
C. Analisa Bivariat ....................................................................... 34
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat .................................................................... 38
B. Analisa Bivariat ....................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Ganchart
2. Surat Penelitian Dari LPPL
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Balasan Dari Tempat Penelitian
5. Surat Penelitian Dari DPMPTSP
6. Kisi-kisi Kuesioner
7. Informed Consent
8. Master Tabel
9. Hasil Pengolahan dan Analisa Data
10. Dokumentasi Penelitian
11. Lembar Konsultasi Pembimbing
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui mulut atau hidung, saluran pernapasan bagian atas dan bronkus hingga
mencapai alveoli paru-paru. (2) Gejala yang sering muncul pada penderita TB
paru diantaranya yaitu demam, batuk produktif selama 2 minggu atau lebih
disertai batuk berdarah, berkeringat di malam hari, sesak nafas, nyeri dada,
yang meninggal karena infeksi TB dimana sekitar 1,2-1,4 juta orang dengan
(4)
HIV negatif dan 0,3 juta orang dengan HIV positif. Seperempat dari
populasi dunia terinfeksi tuberculosis. Hal ini berarti semakin besar risiko
misalnya dengan batuk, bersin bahkan meludah sehingga jutaan orang terus
sekitar 1,4 juta orang meninggal karena penyakit terkait TBC pada 2019. Dan
dari perkiraan 10 juta orang yang diperkirakan terkena TBC, ada sekitar 3 juta
orang tidak terdiagnosis, atau tidak dilaporkan secara resmi ke dalam sistem
pelaporan nasional. (5) Sedangkan menurut pemodelan yang diambil dari data
1
2
2017 sebesar 619 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2016 sebesar 628 per
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
dengan 100.000 kematian per tahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan
63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk). Angka
Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/ CNR) dari semua kasus, dilaporkan
sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,
diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari
kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang
(7)
tiga wilayah, yaitu wilayah Sumatera sebesar (33%), wilayah Jawa dan Bali
paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk
2020. Dari data Dinkes tercatat Kota Padang paling banyak di temukan kasus
535 kasus, Padangpariaman 406 kasus, Pasaman Barat 374 kasus, Agam 367
kasus, Dharmasraya dan Pasaman 248 kasus, Tanah Datar 221 kasus.
Kemudian Limapuluh Kota 220 kasus, Solok 212 kasus, Bukittinggi 189
kasus, Sijunjung 164 kasus, Solok Selatan 156 kasus, Mentawai 139 kasus,
Payakumbuh 116 kasus, Kota Solok 115 kasus, Pariaman 86 kasus, Padang
penderita positif sebanyak 115 orang, yang diobati 115 orang, dan sembuh 97
Orang.(10)
Dari data yang didapat pada Puskesmas Rao tahun 2021, penderita
Asam (BTA) ulang. Hal ini dapat menimbulkan resistensi terhadap kuman TB
berupaya keras memenuhi sarana dan prasarana seperti sarana pengobatan dan
yang baik tentang aturan pengobatan tersebut baik dari segi positif maupun
paru merupakan penyakit keturunan yang disebabkan oleh banyak pikiran, dan
tidak tahunya mengenai cara penularan serta kesalahan dalam minum obat.(15)
yang dimiliki oleh seseorang semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki
seseorang. (16)
keteraturan minum obat. Jarak merupakan salah satu faktor yang berperan
rumah pasien ke puskesmas adalah berjarak dekat (73,81%) yaitu pada jarak 3
didukung oleh adanya peranan dari seorang pengawas minum obat (PMO)
(18)
yang selalu mengingatkan pasien untuk minum obat. Kepatuhan berobat
pasien TB paru didukung oleh adanya peranan dari seorang pengawas minum
obat (PMO) yang selalu mengingatkan pasien untuk minum obat (Zuliana,
2015). Peran PMO sangat efektif terhadap konversi hasil pemeriksaan BTA
negatif dengan sebanyak 97% dibandingkan Maka dari itu penderita yang
6
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus.
2021
D. Manfaat Penelitian
terwujudnya penelitian yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
8
2. Bagi peneliti
Masyarakat (SKM).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut menyerang paru dan sebagian kecil menyerang organ tubuh lain.
Sifat khusus dari bakteri ini yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan.
sinar ultraviolet dalam waktu beberapa menit dan dapat bertahan pada
tempat gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat tertidur
(tidur)
masuk melalui mulut atau hidung, saluran pernapasan bagian atas dan
yaitu demam, batuk produktif selama dua minggu minggu atau lebih
10
11
2. Penyebab
tahan terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam) karena basil TB
sinar matahari sehingga dalam beberapa menit saja akan mati. Basil TB
paru juga akan terbunuh dalam beberapa menit jika terkena alcohol 70%
dan lisol 50%. Basil TB paru memerlukan waktu 2-24 jam dalam
intermiten (2-3 hari sekali) (Darliana, 2011). Dalam jaringan tubuh, kuman
ini dapat dormant selama beberapa tahun. Sifat dormant ini berarti kuman
dapat bangkit kembali dan menjadikan TB paru aktif kembali. Sifat lain
kuman adalah bersifat aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang kaya oksigen, dalam hal ini tekanan bagian
disebarkan dari penderita TB paru BTA positif kepada orang yang berada
3. Penyebaran Kuman
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman ini dapat diserap oleh
orang lain. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang
Orang yang serumah dengan penderita TB paru positif adalah orang yang
a. Gejala utama
Batuk terus – menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih.
2) Batuk darah
tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan passive promotif case
SPS ( Sewaktu, Pagi, Sewaktu ) basil tahan asam hasilnya positif . (8)
Keadaan ini dapat terjadi pada penderita HIV/ AIDS, Malnutrisi berat, TB
6. Pengobatan TB Paru
enam bulan yang terdiri dari Isoniasid (I), Rifampisin (R), Pyrazinamid
(Z), Streptomisin (S), dan Etambutol (E). Panduan OAT ini disediakan
oleh program di Indonesia ada 3 macam yaitu kategori -1, kategori -2, dan
kategori -3.
a. Tahap intensif
b. Tahap Lanjutan
namun dalam jangka waktu yang panjang ( Depkes RI, 2002). Tahap
15
terjadinya kekambuhan.
manusia pada hakekatnya adalah aktivitas dari manusia itu sendiri, baik yang
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor
sebagainya.
fasilitas, dan dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
16
tersebut tidak atau belum tahu manfaat atau akibat atau bahaya dari penyakit
TB paru bagi dirinya. Tetapi barangkali karena rumahnya yang jauh, dan tidak
pengobatan ini.
1. Pengetahuan
yang didasari dengan pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang
perilaku atau tindakan baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses
berurutan, yakni :
dilakukan.
pengetahuan yang baik tentang aturan pengobatan tersebut baik dari segi
dengan pengetahuan yang baik akan lebih teratur berobat (77,2%) bila
jauh.
penderita yang tidak teratur dalam minum obat yang terbesar ada pada
75,8%. Hal ini dikarenakan pada penderita TB paru yang jarak rumahnya
Selatan.
langsung menderita minum obat setiap haiinya olch PMO. PMO adalah
berkala, dan menolong jika ada efek samping. Kepatuhan berobat pasien
obat (PMO) yang selalu mengingatkan pasien untuk minum obat (Zuliana,
setiap hari agar terjamin kesembuhan, tcrcegah dari kekebalan obat atau
selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita, tinggal dekat
guru, tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. PMO yang berasal
diantaranya :
C. Kerangka Teori
yang termasuk faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan.
Adapun skema teori L. Green dapat dilihat pada skema dibawah ini
Faktor
Predisposisi
Pengetahuan
Pendidikan
Sikap
Kepercayaan
Faktor Pendukung
Sarana dan Perilaku
prasarana
Jarak
Faktor Pendorong
Tokoh Masyarakat
Peraturan
Undang - Undang
Gambar 2.1
Kerangka Teori
23
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
menggunakan uji statistik. Dimana hubungan ini dapat dilihat dengan skema
dibawah ini :
Pengetahuan
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
23
24
B. Defenisi Operasional
C. Hipotesis
kesehatan dan pengawas minum obat (PMO) dengan kepatuhan minum obat
Tahun 2021.
2021.
2021.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
sampel :
1. Lokasi Penelitian
26
27
2. Waktu Penelitian
D. Etika Penelitian
1. Informent consent
diteliti untuk memenuhi kriteria inklusi yang disertai judul penelitian dan
tujuan penelitian, bila subyek menolak maka penelitian tidak memaksa dan
2. Confidentiality
3. Anonymity
4. Beneficience
yang dapat merugikan responden. Bebas dari resiko yaitu penelitian harus
5. Justice
dan di beri hak yang sama sebelum, selama, dan sesudah penelitian.
gunakan sebagai alat pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah berupa kuesioner yang dibuat dalam bentuk google form yang disebar
penelitian.
29
1. Data Primer
2. Data Sekunder
a. Editing
b. Coding
entry data.
30
c. Entry
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar serta telah
d. Cleaning
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
alfa 5 %. Bila P ≤ 0,05 menunjukkan ada hubungan dan bila P > 0,05
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Obat Penderita TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2021 yang
telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 pada 47 orang penderita TB paru
Tabel 5.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden f %
Umur
20-35 tahun 28 59,6
36-50 tahun 18 38,3
> 50 tahun 1 2,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 48,9
Perempuan 24 51,1
Pendidikan
Sekolah Dasar 9 19,1
SLTP 3 6,4
SLTA 29 61,7
Perguruan Tinggi 6 12,8
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT) 19 40,4
Pedagang 5 10,6
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2 4,3
Pegawai Swasta 2 4,3
Petani 5 10,6
Wiraswasta 14 29,8
Hubungan dengan PMO
Kader 23 48,9
Keluarga 24 51,1
Total 47 100
31
32
responden pada penelitian ini jumlah terbanyak adalah usia 20-35 tahun yaitu
PMO diketahui bahwa PMO terbanyak dilakukan oleh keluarga ( adik, anak,
B. Analisa Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang TB Paru Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2021
No Pengetahuan tentang TB Paru f %
1. Kurang baik 20 42,6
2. Baik 27 57,6
Jumlah 47 100
sebagai berikut:
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jarak ke Pelayanan Kesehatan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2021
No Jarak ke Fasilitas Kesehatan f %
1. Jauh (> 5Km) 21 44,7
2. Dekat (< 5 Km) 26 55,3
Jumlah 47 100
responden dengan jarak ke fasilitas kesehatan yang dekat ( < 5 Km) yaitu
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengawas Minum Obat (PMO) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2021
No Pengawas Minum Obat (PMO) f %
1. Tidak Aktif 23 48,9
2. Aktif 24 51,1
Jumlah 47 100
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Keteraturan Minum Obat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2021
No Keteraturan Minum Obat f %
1. Tidak teratur 18 38,3
2. Teratur 29 61,7
Jumlah 47 100
responden mengikuti aturan jadwal minum dan mengambil obat yang telah
C. Analisa Bivariat
Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Minum
Obat Penderita TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao
Tahun 2021
Pengetahuan Keteraturan minum obat Jumlah P OR
tentang Tidak teratur Teratur value (95% CI)
TB Paru n % N % N %
Kurang baik 13 65 7 35 20 100
Baik 5 18,5 22 81,5 27 100 0,003 8,171
(2,146-31,109)
Total 18 38,3 29 61,7 47 100
35
(65%) responden tidak teratur dalam mengikuti aturan jadwal minum dan
mengambil obat yang telah ditetapkan. Hasil uji statistik didapatkan hasil
untuk tidak teratur dalam mengikuti aturan jadwal minum dan mengambil
Tabel 5.7
Hubungan Jarak ke Fasilitas Kesehatan Dengan Kepatuhan Minum
Obat Penderita TB Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rao Tahun 2021
Jarak ke Kepatuhan minum obat Jumlah P OR
fasilitas Tidak teratur Teratur value (95% CI)
kesehatan n % n % N %
Jauh 12 57,1 9 42,9 21 100
Dekat 6 23,1 20 76,9 26 100 0,037 4,444
(1,265-15,617)
Total 18 38,3 29 61,7 47 100
36
mengambil obat yang telah ditetapkan. Hasil uji statistik didapatkan hasil
tidak teratur dalam mengikuti aturan jadwal minum dan mengambil obat
Tabel 5.8
Hubungan Pengawas Minum Obat (PMO) Dengan Kepatuhan
Minum Obat Penderita TB Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rao Tahun 2021
Pengawas Keteraturan minum obat Jumlah P OR
Minum Obat Tidak teratur Teratur value (95% CI)
(PMO) n % n % N %
Tidak aktif 15 65,1 8 34,8 23 100
Aktif 3 12,5 21 87,5 24 100 0,001 13,125
(2,978-57,839)
Total 18 38,3 29 61,7 47 100
37
dan mengambil obat yang telah ditetapkan. Hasil uji statistik didapatkan
hasil Ha diterima dengan p value = 0,001 (p < 0,05) yang artinya terdapat
kali untuk tidak teratur dalam mengikuti aturan jadwal minum dan
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
TB Paru. Begitu juga dengan hasil penelitian Tukayo et al. (2020) yang
atau perilaku seseorang yang didasari dengan pengetahuan akan lebih baik
tersebut dilakukan.
38
39
(53,2%) dan resiko jika lupa minum obat TB Paru (53,2%). Lama
bagi penderitanya.
juga dengan hasil penelitian Wahyuni et al. (2019) yang diketahui bahwa
rumahnya jauh dari unit kesehatan. Jarak dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua kategori yaitu jauh jika lebih dari 5 Km dan dekat jika kurang
dari 5 Km.
kesehatan maka akan terasa semakin berat dilakukan apabila usia semakin
selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita, tinggal dekat
berjalan baik dan aktif karena dilakukan oleh kader (48,9%) dan keluarga
masih ada responden yang mendapatkan PMO yang kurang aktif yang
pengobatanpenderita TB Paru.
responden (61,7%).
et al. (2019) dengan hasil bahwa sebagian besar responden patuh minum
(72,7%) patuh dalam minum obat TB. Namun, tidak sejalan dengan
didukung oleh adanya peranan dari seorang pengawas minum obat (PMO)
oleh orang untuk memelihara atau mencapai kesehatan dan atau mencegah
penyakit.
43
minum dan mengambil obat yang telah ditetapkan yang dapat disebut
dengan patuh, ini terlihat dari kuesioner yang dibagikan, didapatkan lebih
obat yang telah ditetapkan, namun masih ada responden yang masih belum
patuh dalam pengambilan obat sesuai jadwal yang ditentukan yang terlihat
yang menjawab benar yaitu berapa kali meminum obat pada 2 bulan
TB Paru secara umum baik itu dosis obat, macam obat dan lama
PMO. Jika pernah lupa minum obat atau tidak mengetahui hal-hal lain
dengan meminum obat secara teratur dan patuh maka penderita TB Paru
B. Analisa Bivariat
0,003 (p < 0,05) dan nilai OR = 8,171 yang artinya terdapat hubungan
didapatkan hasil dengan nilai p = 0,014 < 0,05 yang menunjukkan terdapat
pengobatan, dimana sebagai perilaku pasien secara luas yaitu termasuk di-
benar tentang bahaya penyakit TB Paru dan pada akhirnya akan cenderung
0,037 (p < 0,05) dan nilai OR = 4,444 yang artinya terdapat hubungan
dengan kepatuhan minum obat pasien TBC di Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus dengan nilai X2 hitung nilai p-value sebesar 0.000. Begitu juga
hasil Uji Sperman Rho dengan nilai p=0,008 (<0,05) yang menunjukkan
(2019) yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan jarak rumah ke
keteraturan berobat.
kesehatan maka akan terasa semakin berat dilakukan apabila usia semakin
fasilitas kesehatan yang relatif dekat dengan rumahnya. Namun masih ada
responden dengan jarak ke fasilitas kesehatan yang dekat tetapi tidak patuh
dalam pengobatan atau minum obat bukan hanya dipengaruhi oleh jarak
saja tetapi faktor lain seperti sikap, keyakinan, kehendak dan motivasi.
0,001 (p < 0,05) dan nilai OR = 13,125 yang artinya terdapat hubungan
hasil uji chi square dengan p = 0.000 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat
Ariani et al. (2015) yang diketahui bahwa hasil analisis uji Chi-Square
dengan p = 0,120 > 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
adanya kontak erat dengan pasien TB dan apa yang harus dilakukan
ketaatan pasien dalam minum obat secara teratur sampai pasien dinyatakan
masih ada responden dengan PMO yang aktif tetapi tidak patuh dalam
aktif tetapi responden tetap patuh dalam pengobatan. Hal ini, dikarena
dengan PMO tidak aktif, kepatuhan dalam pengobatan TB paru juga tidak
moral kepada pasien. Untuk itulah, sebaiknya PMO ini dilakukan oleh
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
2021 yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
51
52
B. Saran
Perilaku Hidup Sehat (PHBS) ahar dapat mencegah dan mengobati sampai
pencegahan dan pengobatan yang merupakan salah satu peran dari PMO.
baik untuk masa yang akan datang dengan menambahkan teori penelitian
dan keteraturan pengambilan obat dan minum obat sesuai jadwal agar
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengertian 1
3. Penularan 1
4. Pencegahan 2
5. Pengobatan 5
6. Pemeriksaan 1
7. Waktu 7
8. Akses 2
9. Sarana/Prasarana 2
58
Lampiran II
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Hari/tgl. Wawancara : …………… 2021
A. Identitas Responden
1. Nama / Inisial :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur ( tahun ) :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan Terakhir :
7. Jumlah Anggota Keluarga :
8. Hubungan dengan PMO :
9. Usia PMO :
D. Jarak ke Pelayanan
1. Berapa jauh jarak dari rumah saudara ke puskesmas ?
a. > 5km
b. ≤ 5 km
2. Apakah tersedia angkutan umum ke puskesmas tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
Lampiran IV
A. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-35 tahun 28 59.6 59.6 38.3
36-50 tahun 18 38.3 38.3 97.9
> 50 tahun 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
3. Pendidikan Responden
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PT 6 12.8 12.8 12.8
SD 9 19.1 19.1 31.9
SLTA 29 61.7 61.7 93.6
SLTP 3 6.4 6.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
2
4. Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 19 40.4 40.4 40.4
pedagang 5 10.6 10.6 51.1
Peg.Swasta 2 4.3 4. 3 55.3
petani 5 10.6 10.6 66.0
PNS 2 4.3 4.3 70.2
Wiraswasta 14 29.8 29.8 100.0
Total 47 100.0 100.0
B. Analisa Univariat
1. Pengetahuan tentang TB Paru
C. Analisa Bivariat
Crosstabs
Crosstab
Keteraturan minum obat
Tidak
Teratur Teratur Total
Pengetahuan Kurang Count 13 7 20
tentang TB Baik % within
Paru Pengetahuan 65.0% 35.0% 100.0%
tentang TB Paru
% of Total 27.7% 14.9% 42.6%
Baik Count 5 22 27
% within
Pengetahuan 18.5% 81.5% 100.0%
tentang TB Paru
% of Total 10.6% 46.8% 57.4%
Total Count 18 29 47
% within
Pengetahuan 38.3% 61.7% 100.0%
tentang TB Paru
% of Total 38.3% 61.7% 100.0%
5
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.505a 1 .001
Continuity
Correctionb
8.630 1 .003
Likelihood Ratio 10.785 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
10.281 1 .001
Association
N of Valid Casesb 47
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.66.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pengetahuan tentang TB 8.171 2.146 31.109
Paru (Kurang Baik / Baik)
For cohort Keteraturan
minum obat = Tidak 3.510 1.494 8.246
Teratur
For cohort Keteraturan
.430 .230 .801
minum obat = Teratur
N of Valid Cases 47
6
Crosstab
Keteraturan minum obat
Tidak Teratur Teratur Total
Jarak ke Jauh Count 12 9 21
Pelayanan % within Jarak
Kesehatan ke Pelayanan 57.1% 42.9% 100.0%
Kesehatan
% of Total 25.5% 19.1% 44.7%
Dekat Count 6 20 26
% within Jarak
ke Pelayanan 23.1% 76.9% 100.0%
Kesehatan
% of Total 12.8% 42.6% 55.3%
Total Count 18 29 47
% within Jarak
ke Pelayanan 38.3% 61.7% 100.0%
Kesehatan
% of Total 38.3% 61.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.705a 1 .017
Continuity Correctionb 4.355 1 .037
Likelihood Ratio 5.785 1 .016
Fisher's Exact Test .033 .018
Linear-by-Linear
5.584 1 .018
Association
N of Valid Casesb 47
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.04.
b. Computed only for a 2x2 table
7
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Jarak ke
Pelayanan Kesehatan 4.444 1.265 15.617
(Jauh / Dekat)
For cohort Keteraturan
minum obat = Tidak 2.476 1.120 5.475
Teratur
For cohort Keteraturan
.557 .326 .953
minum obat = Teratur
N of Valid Cases 47
Crosstab
Keteraturan minum obat
Tidak Teratur Teratur Total
Pengawas Tidak Count 15 8 23
Minum Aktif % within PMO 65.2% 34.8% 100.0%
Obat
(PMO) % of Total 31.9% 17.0% 48.9%
Aktif Count 3 21 24
% within PMO 12.5% 87.5% 100.0%
% of Total 6.4% 44.7% 51.1%
Total Count 18 29 47
% within PMO 38.3% 61.7% 100.0%
% of Total 38.3% 61.7% 100.0%
8
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.813a 1 .000
Continuity Correctionb 11.672 1 .001
Likelihood Ratio 14.752 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
13.519 1 .000
Association
N of Valid Casesb 47
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.81.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengawas
Minum Obat (Tidak Aktif 13.125 2.978 57.839
/ Aktif)
For cohort Keteraturan
minum obat = Tidak 5.217 1.737 15.670
Teratur
For cohort Keteraturan
.398 .223 .710
minum obat = Teratur
N of Valid Cases 47