SKRIPSI
LINDA FRATIWI
20190301257
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
LINDA FRATIWI
20190301257
PENDIDIKAN FORMAL
Nama Tempat Periode
Universitas Esa Unggul Kebun Jeruk 2019 - 2022
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan PSN
Dan PJB
3. Pengawasan
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
ABSTRAK
Nama : Linda Fratiwi
Study Program : Kesehatan Masyarakat
Judul : Gambaran Implementasi Kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Dan Pemantuan Jentik Berkala (PJB)
Pada Program Pencegahaan Infeksi
Dengue Di Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Tahun 2021
Infeksi virus dengue masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia terutama di perkotaan dan
pedesaan. Untuk mengantisipasi peningkatan kasus
demam berdarah, pemerintah melakukan gerakan
masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB dalam program
pencegahan Infeksi Demam Berdarah Dengue di
Puskesmas Cempaka Putih Barat tahun 2021.
Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat. Jenis penelitian
ini menggunakan metode kualitatif eksploratif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam
dan FGD (Focus Group Discussion),observasi dan
eksplore dokumen. Informan dalam penelitian ini
berjumlah 8 orang,1 informan kunci adalah kepala
puskesmas,1 informan utama penanggung jawab
program P2DBD di puskesmas,1 informan pendukung
dari petugas kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan dari kantor kelurahan dan 5 orang kader
jumantik. Validasi data dilakukan dengan triangulasi
sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu.
Analisis data dilakukan dengan membuat transkrip
data, matriks data dan konten analisis. Pada variabel
penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan. Pada variabel perencanaan belum
optimal, hal ini dikarenakan selama dua tahun terjadi
refocusing anggaran akibat pandemi covid sehingga
tidak ada anggaran untuk peralatan baru. Pada
variabel pelaksanaan masih belum optimal, hal ini
disebabkan tidak adanya kualifikasi dan pelatihan
untuk kader jumantik, terdapat masyarakat yang tidak
membuka pintu saat petugas masuk ke rumah untuk
melakukan pemeriksaan, terdapat kader jumantik
yang tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya.
Pada variabel pengawasan masih belum optimal
karena belum adanya pendampingan rutin dari
petugas kesehatan untuk kader jumantik yang
melaksanakan kegiatan dua kali dalam seminggu,
capaian dalam pelaksanaan PSN belum memenuhi
target 95% dan terdapat perbedaan hasil laporan saat
kader jumantik melakukan kegiatan bersama tenaga
kesehatan. Saran bagi penanggung jawab program
agar dapat menyeleksi kader jumantik yang memiliki
kualifikasi usia produktif, memberikan pelatihan
kepada seluruh petugas, mencari dana sementara
untuk anggaran peralatan, regenerasi petugas
jumantik yang tidak disiplin dan sanksi tegas bagi
yang melakukan tidak sesuai dengan kegiatan PSN
dan PJB.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kartu Pemeriksaan Jentik 13
Gambar 2.2 Siklus Ae. Aegypti (Sumber : Center
for Disease Control and Prevention) 21
Gambar 2. 3 Kerangka Teori 29
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep 36
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi virus dengue ialah infeksi akut yang
disebabkan virus dengue ditularkan melewati
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus
biasanya terdapat di daerah tropis dan sub tropis.
Dengue menyebabkan penyebaran penyakit yang
luas pada semua wilayah di dunia. pada sebagian
tahap sub klinis kebanyakan kasus tidak disadari
terinfeksi dengue. Beberapa orang mengalami
infeksi virus dengue yang parah dan mengalami
komplikasi yang terkait dengan perdarahan parah
dan kerusakan organ/ kebocoran plasma dan
memiliki resiko kematian yang lebih tinggi bila
tidak segera ditangani dengan tepat. Dengue
disebabkan virus genus flavivirus, famili
flaviviridae, memiiliki 4 serotipe yaitu dengue-1,
dengue-2, dengue-3 dan dengue-4. Pemulihan
infeksi dengue memberikan kekebalan seumur
hidup apabila terinfeksi salah satu jenis serotife ini
serotife yang dominan sering terjadi yaitu serotife
DEN 3 (WHO, 2020).
Pada tahun 2017 data secara global
menunjukan sekitar 104.771.911 dari seluruh
penduduk dunia mengalami infeksi dengue dengan
kasus yang terjadi pada wanita 52.357.259 dan
terjadi pada laki- laki 52. 414.653 dibandingkan
pada tahun 1990 dengan 23.283.274 kasus.
Tingkat kejadian standar usia per 100.000
penduduk. Di tingkat global meningkat dari 4.316
kasus pada tahun 1990 menjadi 13.713 kasus pada
tahun 2017. Kejadian pada tingkat Negara per
100.000 penduduk untuk infeksi dengue tertinggi
di Barbados dengan kasus 41799 per 100.000
penduduk, diikuti oleh Dominika dengan 41.521
kasus per 100.000 penduduk, Indonesia 41.171 per
100.000 penduduk dan India dengan 40.729 kasus
per 100.000 penduduk. Sebaliknya 81 negara tidak
memiliki data demam berdarah pada tahun 2017.
Selain itu global burden of disease (beban
penyakit global) pada tahun 2017 melaporkan
kasus infeksi dengue di Afrika Selatan yaitu 1.212
kasus per 100.000 penduduk, dan Negara Namibia
98.569 kasus per 100.000 penduduk (Z.Zeng et
al./EclinicalMedicine, 2021).
Di Indonesia berdasarkan data kasus infeksi
virus dengue tahun 2018 tercatat 65.602 jumlah
kasus dengan kematian 462 jumlah kasus dan
Incidence Rate IR 24.73 per 100.000 penduduk.
Kemudian tahun 2019 sebanyak 138.127 jumlah
kasus dan 919 jumlah kematian. Jumlah ini
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan IR
sebesar 51,48 per 100.000 penduduk pada tahun
2019. Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 108.303
kasus, Incidence Rate (IR) sebesar 40 per 100.000
penduduk jumlah ini menunjukan angka
penurunan dari tahun sebelumnya. (Kemenkes,
2020).
Jumlah penderita infeksi virus dengue di
provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018 sebanyak
3.007 kasus dengan Incidence Rate (IR) 28,7 per
100.0000 penduduk dan kasus kematian 1 orang di
Jakarta selatan. pada tahun 2019 jumlah kasus
demam berdarah sebanyak 8,716 dengan Incidence
Rate (IR) 83,0 Per 100.000 Penduduk dan di tahun
2020 dilaporkan terdapat 4.760 kasus DBD
dengan proporsi yang cukup seimbang dengan
perempuan dan laki-laki. Kasus meninggal karena
DBD ditemukan 1 orang di Jakarta Timur. Karena
atas kejadian kasus tersebut masyarakat perlu
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
melakukan program pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dengan 3M plus dan meningkatkan
program DBD (Dinkes DKI Jakarta, 2020).
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam
rangka mengantisipasi terjadinya pertambahan
kasus demam berdarah pemerintah mengeluarkan
surat edaran mentri Kesehatan RI no.
PV.0201/Menkes/2018 untuk meningkatkan upaya
penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan menguras
membersihkan tempat penampungan, menutup
yaitu menutup rapat tempat penampungan air.
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang
barang bekas, mencegah gigitan nyamuk 3M Plus
dengan gerakan 1 rumah 1 jumatik (G1R1J).
Meningkatkan surveilans melalui kegiatan
Pemantauan Jentik Berkala (PJB) merupakan
pemeriksaan dan pemantuan oleh jumantik
kegiatan yang perlu dilakukan ialah melakukan
pemeriksaan di setiap tempat, media dan wadah
yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk dan mencatatnya di kartu jentik
melaporkan hasil pemeriksaan dan pemantuan dan
melakukan surveilans berbasis masyarakat yaitu
pelaporan kasus DBD di masyarakat oleh jumantik
atau warga. Pemantuan PJB ialah kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
PSN 3M plus. Dilakukan PJB diharapkan ABJ
dapat mencapai target Nasional. Di samping itu
pemerintah juga melakukan upaya untuk
menghimbau dinas kesehatan provinsi untuk
mendukung gerakan PSN 3M PLUS dan PJB
dengan sosialisasi kepada masyarakat agar ikut
peduli dalam mencegah penyebaran DBD dengan
menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal,
tempat kerja sekolah dan ibadah karena kegiatan
tersebut yang paling efektif dan efisien untuk
pencegahan demam berdarah. (Kemenkes &
Ditjen P2PL, 2019).
dimana
menitik berat pada pencegahan
dengan metode gerakan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Kemudian Kementrian Kesehatan
menyusun strategi penguatan
pelayanan kesehatan melalui
pendekatan keluarga dengan
mengutamakan upaya promotif dan
preventif, termasuk upaya dan
pengendalian penyakit arbovirus,
khususnya penyakit DBD. Pencegahan
dan pengendalian vektor yang dapat
dilakukan dengan pelaksanakan
kegiatan PSN 3M Plus (Kemenkes RI
2016). Gerakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) selain
penatalaksanaan penderita DBD
dengan memperkuat kapasitas
pelayanan kesehatanMenurut informasi dari
puskesmas kecamatan cempaka putih antara tiga
wilayah Puskesmas cempaka putih yaitu kelurahan
cempaka putih barat merupakan wilayah yang
endemis demam berdara (DBD) dan merupakan
kelurahan pemukiman padat penduduk dengan
jumlah penduduk yang sangat besar data yang
diterima penulis dari pihak terkait sudinkes
penderita demam berdarah pada tahun 2018 jumlah
kasus sebanyak 18 orang, tahun 2019 jumlah kasus
sebanyak 61 orang, pada tahun 2020 jumlah kasus
sebanayak 51 orang.dan berdasarkan data PSN
tentang target pencapian PSN di puskesmas
cempaka putih barat yaitu pada tahun 2018 target
capianya 89 % dan pada tahun 2019 target
capianya 89 % kemudian pada tahun 2020 target
ABJ masih menunjukan angka dibawan standar
yaitu 86%.
Hasil penelitian Zumroh (2015) identifikasi
permasalahan ialah dibutuhkan perencanan oleh
semua pemegang program P2DBD dimana dapat
bersinergi dalam mengusahakan keberhasilan
pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD,
pencegahan dan penanggulangan diusahakan dari
segi preventif dengan memutus mata rantai
penularan DBD. Dari itu dibutuhkan manajemen
program P2DBD untuk bisa menekan jumlah
kasus dan angka kesakitan demam berdarah,
program dapat terlaksana seperti yang diharapkan
dapat dipengaruhi oleh peran serta seluruh pihak
seperti pejabat setempat, petugas kesehatan dan
semua masyarakat.
Hasil penelitian oleh Hidajat (2018)
ketidakberhasilan program pencegahan dan
pemberantasan demam berdarah untuk mencegah
dan menurunkan angka kasus yang tinggi
berhubungan dengan tidak adanya peran serta
masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
aktivitas-aktivitas program. Masyarakat tidak
mempunyai akses langsung untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan tentang program dan
prakondisi untuk masyarakat ikut dalam peran
sertanya dalam program, dikarenakan dalam
penyuluhan lewat penyampaian informasi dari
petugas lapangan kepada masyarakat belum
berjalan dengan baik.
Hasil penelitian Faizah, at. el (2018)
mengatakan variabel proses menunjukkan bahwa
kegiatan PSN belum terlaksana secara optimal
yaitu indikator PSN belum mencapai target ABJ di
Mojosongo Puskesmas hanya 67% dengan target
realisasi 95%. Puskesmas perlu meningkatkan
koordinasi dan komunikasi bagi seluruh kader
penyelenggara, Dinkes, dan lintas sektor demi
keberlangsungan pelaksanaan kegiatan Program
Pengendalian DBD dan pembuatan berita acara
dan pendampingan dengan pemerintah desa
melalui kader jumantik dalam pelaksanaan PSN.
Menurut informasi dari Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih antara tiga wilayah, Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat merupakan
Wilayah yang endemis infeksi virus dengue dan
merupakan kelurahan pemukiman padat penduduk
dengan jumlah penduduk yang sangat besar data
yang diterima penulis dari pihak terkait sudinkes
penderita demam berdarah pada tahun 2018
jumlah kasus sebanyak 18 orang, tahun 2019
jumlah kasus sebanyak 61 orang, pada tahun 2020
jumlah kasus sebanyak 51 orang.
Menurut hasil studi pendahuluan yang
dilakukan dengan cara wawancara mendalam
kepada penanggung jawab program P2DBD di
puskesmas Cempaka Putih barat pada bulan
November 2021. Pada variabel perencanaan
kegiatan tersebut sudah terencana dengan baik
diusulkan lewat rencana usulan kerja setiap tahun.
Pada variabel pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB
masih banykanya kendala hal ini dikarenakan
tidak ada kualifikasi untuk petugas kader jumantik
dan pelatihan diberikan hanya kepada sebagian
SDM, rendahnya motivasi masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Pada variabel
pengawasan tidak dilakukan pendampingan rutin
terhadap kader jumantik yang melakukan kegiatan
dua kali seminggu. Sehingga ABJ pada tahun 2018
capaianya 89 %. Tahun 2019 capaianya 89 % dan
tahun 2020 capian 86%, dari target capian 95%.
Pada hasil observasi bersama petugas kesehatan
bulan November 2021 dilakukan pemeriksaan dan
ditemukan 7 jentik dari 20 rumah warga yang
diperiksa sehingga dalam hal ini menyebabkan
masih banyaknya kasus DBD.
Upaya yang dilakukan puskesmas Cempaka
Putih Barat dengan menggerakan kegiatan PSN
dan memberikan sosialisasi kepada warga untuk
melakukan kegiatan PSN mandiri setiap hari
dengan menguras bak mandi atau tempat
penampung air, menutup rapat penampungan air
dan mendaur ulang barang-barang bekas.
Dikerahkan jumantik (Juru Pemantau Jentik)
untuk melakukan pemantauan jentik yaitu dua kali
dalam seminggu setiap selasa dan jumat caranya
ialah dengan mengunjungi rumah dan tempat
umum untuk memeriksakan tempat penampung air
(TPA), Non (TPA), tempat olahraga, tempat
penampungan air alamiah, di dalam dan luar
rumah/ bangunan dan melakukan penyuluhan
tentang PSN DBD kepada warga agar termotivasi
untuk melakukan kegiatan tersebut apabila
ditemukan jentik, warga atau pengelola tempat-
tempat umum (TTU) diminta untuk melihat/
menyaksikan. Kemudian diberikan penjelasan dan
anjuran untuk dilakukan kegiatan PSN mandiri.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik
untuk melihat “Gambaran Implementasi
Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dan
Pemantuan Jentik Berkala Pada Program
Pencegahaan Infeksi Dengue Di Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat Tahun 2021.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
kelurahan Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat.
Berdasarkan data kasus demam berdarah pada
tahun 2018 jumlah kasus sebanyak 18 orang.
Tahun 2019 jumlah kasus sebanyak 61 orang.
Tahun 2020 jumlah kasus sebanyak 51 orang.
Menurut hasil studi pendahuluan yang
dilakukan dengan cara wawancara mendalam.
Pada variabel perencanaan kegiatan tersebut sudah
terencana dengan baik diusulkan lewat rencana
usulan kerja setiap tahun. Pada variabel
pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB masih
banyakanya kendala hal ini dikarenakan tidak ada
kualifikasi untuk petugas kader jumantik dan
pelatihan diberikan hanya kepada sebagian SDM,
rendahnya motivasi masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Pada variabel
pengawasan tidak dilakukan pendampingan rutin
terhadap kader jumantik yang melakukan kegiatan
dua kali seminggu. Sehingga ABJ pada tahun 2018
capaiany a 89 %. Tahun 2019 capaianya 89 % dan
tahun 2020 capian 86%. Tercapainya pelaksanaan
kegiatan PSN di lihat dari indikator capaian ABJ
diatas 95% hal ini menyebabkan dampak kasus
DBD terjadi setiap tahun. Rumusan masalah yang
dapat disusun adalah” Gambaran Implementasi
Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dan
Pemantuan Jentik Berkala Pada Program
Pencegahaan Infeksi Dengue Di Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat Tahun 2021”
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana Gambaran Implementasi Kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat Tahun 2021?
2. Bagaimana Gambaran Perencanaan kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahaan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat Tahun 2021?
3. Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat Tahun 2021?
4. Bagaimana Gambaran Pengawasan Kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat Tahun 2021?
1.4 Tujuan Penelitain
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Implementasi Kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahan Infeksi
Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka Putih Barat
Tahun 2021.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Gambaran Perencanaan Kegiatan
PSN Dan PJB Pada Program Pencegahaan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat Tahun 2021.
2. Mengetahui Gambaran Pelaksanaan PSN Dan
PJB Pada Program Pencegahan Infeksi Dengue
Di Puskesmas Kel. Cempaka Putih Barat Tahun
2021.
3. Mengetahui Gambaran Pengawas Kegiatan PSN
Dan PJ Pada Program Pencegahan Infeksi
Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka Putih
Barat Tahun 2021.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Puskesmas
Sebagai masukan untuk dapat meningkatkan
kinerja di puskesmas dan memberikan informasi
kepada puskesmas mengenai Pelaksanan kegiatan
PSN dan PJB Pada Program Pencegahan Infeksi
Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka Putih Barat
Tahun 2021.
1.5.2 Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya dan serta dapat menambah
pengetahuan dalam melakukan penelitian
efektivitas Pelaksanaan Program Pencegahaan
Infeksi Dengue.
1.5.3 Universitas
Bahan informasi dan menambah daftar
kepustakaan, terbentuknya kerjasama Universitas
dengan institusi untuk meningkatkan kapasitas dan
kualitas pendidikan dengan mencetak mahasiwa
yang lebih terampil.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB. Penelitian ini
dilakukan karena pelaksanaan kegiatan PSN dan
PJB belum tercapai optimal ABJ dibawah 86%,
hal ini disebabkan adanya kendala pada variabel
pelaksanaan dan variabel Pengawasan. Penelitian
ini dilakukan pada bulan November 2021 s/d
Maret 2022 di puskesmas kel. Cempaka Putih
Barat Jakarta Pusat. Informan penelitian ini terdiri
dari 1 informan kunci yaitu menjabat sebagai
kepala puskesmas Kel. Cempaka Putih Barat,
Informan utama terdiri dari 1 orang yang menjabat
sebagai PJ P2DBD di Puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat, informan pendukung sebanyak 6
orang dari kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan kelurahan dan 5 orang kader dari
wilayah kerja puskesmas Kel. Cempaka Putih
Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kualitatif dengan cara wawancara mendalam FGD
(Focus group discussion), observasi langsung dan
explore telaah dokumen.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Cara Kegiatan :
a. Menguras bak mandi/wc dan tempat
penampungan air lainnya sekurang-
kurangnya seminggu sekali (perkembangan
telur-larva-pupa-nyamuk kurang lebih 9
hari), secara teratur menggosok dinding
bagian dalam dari bak mandi dan semua
tempat penyimpanan air untuk
menyingkirkan telur nyamuk.
b. Menutup rapat TPA (Tempat penampungan
Air) seperti tempayan, drum, sehingga
nyamuk tidak dapat masuk. Ternyata TPA
tertutup lebih sering mengandung larva
dibandingkan TPA yang terbuka karena
penutupnya jarang terpasang dengan baik
dan sering dibuka untuk mengambil air
didalamnya. Tempayan dengan penutup yang
longgar seperti itu lebih disukai nyamuk
untuk tempat bertelur karena ruangan
didalamnya lebih gelap daripada tempat air
yang tidak tertutup sama sekali
c. Air yang terdapat di vas bunga diganti atau
ditempat minum sarang burung dilakukan
sekurangnya seminggu sekali.
d. Saluran air yang tergenang dibersihkan yang
diatap rumah maupun diselokan apabila
tersumbat oleh sampah ataupun dedaunan
dikarenakan genangan air bisa digunakan
oleh nyamuk untuk berkembang biak.
e. Dapat memelihara ikan pemakan jentik
dikolam.
f. Abatisasi ialah penggunaan larvasidasi
(Abate) yaitu pengendalian larva/ jentik
dengan pemberian larvasida yang berguna
untuk membunuh larva pemberian larvasida
dapat mengurangi kepadatan populasi untuk
jangka waktu dua bulan. Ada banyak jenis
penolak jentik termasuk temefos,
pyriproxyfen, methoprene dan bacillus
thuringiensis. Penggunaan temefos 10 gram
untuk 100 liter air, gunakan seperes sendok
makan sebaiknya diulang setiap 2 bulan.
Penggunaan metopren 1,3 % berbetuk
butiran seperti gula pasir berwarna hitam
arang dosis penggunaanya metopren 1,3 % di
ulang setiap 3 bulan. Penggunaan dosis
piriproksifen ialah 0,25% atau sendok kecil
ukuran 0,5 ml pada 100 liter air. Penggunaan
bacillus thuringiensis pada air minum pada
dosis normal dilakukan pada pemakian
berulang kali (Kemenkes, 2016).
g. Menanam pohon pepermint, lemon dan
lavender di area rumah (Kemenkes, 2017).
2.1.2 Pemantuan Jentik
Pemantuan jentik adalah pemeriksaan di
tempat perkembang biakan nyamuk ae.egypti
untuk mengetahui adanya jentik nyamuk yang
dilakukan ditempat uang berpotensial terjadinya
perkembangbiakan nyamuk
Sasasara :Mengunjungi rumah dan tempat
umum untuk memeriksakan tempat
penampung air (TPA), Non (TPA),
tempat olahraga, tempat penampungan
air alamiah, di dalam dan luar rumah/
bangunan
Lokasi : Seluruh Wilayah Tempat
Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksana : Petugas kesehatan dan jumantik
Tata Cara : Tata cara dalam melakukan
kegiatan pemantuan Jentik di rumah, TTU dan
TTI adalah sebagai berikut:
1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan,
drum dan tempat-tempat penampungan
air lainnya.
2. Jika tidak terlihat adanya jentik tunggu
sampai kira-kira satu menit, jika ada
jentik pasti akan muncul ke permukaan
air untuk bernafas.
3. Gunakan senter apabila wadah air
tersebut terlalu dalam dan gelap.
4. Periksa juga tempat-tempat berpotensi
menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk misalnya vas bunga, tempat
minum burung, kaleng-kaleng bekas,
botol plastik, ban bekas, tatakan pot
bunga, tatakan dispenser dan lain-lain.
5. Tempat lain di sekitar rumah yaitu
talang/saluran air yang terbuka/tidak
lancar, lubang-lubang pada potongan
bambu atau pohon lainnya.
6. Hasil Pemantuan : Mencatat hasil
pemantuan jentik pada kartu dan
melaporkan hasil pemantuan. Setelah
melakukan pemeriksaan jentik, petugas
menulis hasil kartu jentik setiap
pemeriksaan dengan tanda “-“ jika
ditemukan jentik atau tanda “+” apabila
menemukan jentik.
Contoh: Kartu Pemeriksaan Jentik
d. Siklus Hidup
Nyamuk betina bertelur di dinding air,
selama bertelur larva menetas dari telur dalam
waktu 1-2 hari. Larva kemudian tumbuh menjadi
pupa dalam waktu 5-15 hari, nyamuk dewasa akan
keluar dari pupa setelah dua hari. Dalam kondisi
optimal perkembangan telur hingga dewasa
memakan waktu setidaknya 9 hari. Aedes aegypti
biasanya bertelur pada sore hari sebelum matahari
terbenam. Setelah bertelur nyamuk betina siap
menghisap darah kembali apabila nyamuk
terganggu saat menghisap darah nyamuk akan
mengigit kembali orang yang sama atau berpindah
ke yang lain hingga virus berpindah dengan cepat
ke banyak orang biasanya nyamuk betina akan
mati dalan 10 hari (Kemenkes, 2017).
a. Masukan (input)
Proses (proccess) adalah kumpulan bagian
atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
masukan.
Menurut R. Terry (2014) terdiri dari 6 M
yaitu : Man (staf), Money (dana), Material
(peralatan yang dibutuhkan, termasuk logistik),
Method (ketrampilan, prosedur kerja, peraturan,
kebijaksanaan, dsb), Minute (waktu pelaksanaan),
Market (pemasaran).
Komponen Dalam Program Pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk :
1. SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia kesehatan ialah
petugas kesehatan termasuk petugas kesehatan
strategis dan personel tenaga pendukung atau
penunjang kesehatan berdedikasi pada upaya dan
pengelolaan perawatan kesehatan (Kemenkes,
2017).
Hasil penelitian Anita, dkk. (2017).
Menunjukan SDM dapat mempengaruhi
keberhasilan program pemberantasan penyakit
DBD di Puskesmas Rambipuji karena memenuhi
indikator untuk ketersediaan tenaga SDM
sedangkan SDM di puskesmas Patrang masih
kurang. SDM yang memadai akan akan dapat
membantu kesuksesan program pemberantasan
penyakit DBD
2. Pembiayaan
Biaya yang diperlukan untuk PSN
dibebankan kepada Instalasi/ lembaga terkait
tertuang dalam Kepmenkes RI no. 581/
Menkes/SK/VII/1992 yaitu baik melalui APBD 1,
APBD 2, APBDN dan sumber lainya yang sah
beserta swadaya yang ada, sumber dana lain untuk
kegiatan pemberantasan demam berdarah yaitu
dari (BOK) Bantuan Oprasional Kesehatan
bantuan dari Pemerintah lewat Kemenkes untuk
membantu pemerintah daerah untuk melakukan
pelayanan kesehatan sesuai standar minimal
pelayanan kesesehatan bantuan tersebut bertujuan
untuk menabahkan akses dan pemertaan Pelkes
untuk masyarakat melalui kegiatan promotive, dan
prepentif.
b. Proses (process)
Proses merupakan bagian dari sistem yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
keluaran. Pendekatan sistmen manajemen
menggunakan prinsip POAC yaitu perencanaan
(Planning), Pengorganisasuan (Organizing),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling)
Komponen proses dalam pemberantasan sarang
nyamuk terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan,
pengawasan.
1. Perencanaan
Menurut amir (2014) Perencanaan puskesmas
ialah proses penyusunan kegiatan yang sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
yang dihadapi dalam rangka pencapian tujuan
dalam periode waktu tertentu.
Perencanaan ialah proses penyusunan rencana
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di
wilayah kerja puskesmas. Rencana puskesmas
dibedakan atas dua macam yaitu Rencana Usulan
Kerja (RUK) untuk kegiatan pada setahun
mendatang dan Rencana Pelaksana Kegitan (RPK)
pada tahun berjalan.
Hasil Penelitian Rahayu (2012). Di Puskesmas
Ketapang 2 untuk perencanaan personalia,
pembiayaan, peralatan dan infrastruktur sudah ada
kecuali metode perencanaan/ SOP. Perencanaan
tidak sesuai dengan standar tanpa menentukan
target tujuan sasaran kinerja Puskesmas, hanya
berlandaskan analisis situasi hingga didalam
kegiatan tidak berjalan sesuai yang diharapkan,
untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik
sebaiknya.
2. Pelaksanaan/ Penggerakan
Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk
menurut Kemenkes (2017) PSN ialah suatu
kegiatan masyarakat dan pemerintah yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk dapat
mencegah penyakit DBD, dengan kegiatan
menutup, menguras, mengubur (3M) plus,
keberhasilan kegiatan PSN yaitu populasi nyamuk
Aedes Aegypti bisa dikendalikan, hingga penularan
demam berdarah bisa dicegah dan dikurangi,
kegiatan PSN ialah kegiatan pemberantasan
demam berdarah dengue sangat diperlukan peran
aktif masyarakat
Hasil Penelitan Rahayu (2012). Pelaksanaan
ialah pengorganisasian yang berkaitan dengan
struktur organisasi. Organisasi personil pelaksana
program P2DBD di Puskesmas Ketapang 2 belum
ada staf organisasi pelaksanaan kegiatan karena
keterbatasan staf yang tersedia, struktur
pelaksanaan program P2DBD sesuai dengan
struktur organiasi Puskesmas, sebaiknya struktur
organisasi dibuat khusus agar mekanisme
pendelegasian tugas dapat dijelaskan.
3. Pengawasan (controlling)
Pemantuan ialah kegiatan yang mengumpulkan
informasi saat implementasi program. Kegiatan
pemantauan menyediakan data yang diperlukan
untuk menentukan pedoman pengelolaan demam
berdarah. Pemantauan secara umum meliputi
kegiatan yang dilakukan, sumber daya manusia,
penggunaan jasa, logistik, peralatan, pembiayaan,
dan sebagainya. Penting juga untuk
memperhatikan strategi implementasi dan kualitas
implementasi untuk memerangi demam berdarah
dan untuk menyelidiki penyebab keberhasilan dan
kegagalan. Pemantauan harus dilakukan di semua
tingkatan untuk mendapatkan gambaran lengkap
tentang kemajuan, kekuatan dan kelemahan
program. (Kemenkes RI, 2017).
Menurut Moekizat dalam Satriadi (2015)
pengawasan adalah hal yang dilakukan, artinya
hasil pekerjaan, menilai hasil pekerjaan tersebut,
dan apabila perlu mengadakan tindakan-tindakan
perbaikan sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencanana
Hasil penelitian Rahayu (2012) tidak dilakukan
pengawasan secara langsung dilapangan untuk
kegiatan PSN pengawasan hanya dilakukan pada
laporan jumantik dan tidak ada pengawasan
langsung kelapangan.
c. Keluaran (Output)
Output adalah kumpulan bagian atau
elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem. (Azwar, 2015). Output dalam
program penanggulangan demam berdarah atau
DBD ialah tercapainaya target angka bebas jentik
yaitu >95% dan tercapaianya kegiatan PSN sesuai
yang ditargetkan (Kementerian Kesehatan RI,
2017).
Hasil penelitian Rahayu (2012). Capian
ABJ masih belum optimal yaitu < 95 % hingga
penularan DBD belum mampu dicegah dan
dikurangi penyebab masalah ini kurangnya peran
serta masyarakat didalam kegiatan PSN,
kurangnya pengetahuan masyarakat dan
penyuluhan PSN kurang maksimal, kader yang
tersedia kurang mencukupi.
2.2 Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
Total 8 Informan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Perencanaan
Pada perencanaan kegiatan PSN dan PJB sudah
cukup baik karena masuk dalam pembahasan
program RUK (Rencana Usulan Kerja) pukesmas
setiap tahun di monitoring lewat RPK (Rencana
Pelaksana Kerja) setiap bulan. Kegiatan tersebut
banyak di bantu dari kelurahan termasuk SDM
yang bertugas berupa kader jumantik, termasuk
dana anggaran dan peralatan dibantu dari
kelurahan. Namun perencanaan untuk petugas
kader belum cukup optimal apabila hanya
merupakan warga yang berdomisili di kelurahan,
anggaran untuk peralatan kader jumantik selama
dua tahun refocusing anggaran karena pandemik
covid sehingga akan berdampak tidak adanya
anggaran untuk peralatan baru, untuk anggaran
abate sempat terjadi tumpang tindih karena
anggaran abate yang disediakan kelurahan juga
dianggarakan ke puskesmas sehingga menjadi
dobel anggaran, sasaran ditargetkan 50 sampel
rumah dengan metode yang akan digunakan
dengan turun langsung ke wilayah kerja
Puskesmas.
2. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan dinilai belum cukup optimal.
Pada jumlah sumber daya alam (SDM) yang
melaksanakan sudah cukup karena banyak dibantu
dari lintas sektor terkait dan para kader jumantik,
namun belum cukup baik untuk kualifikasi kader
jumantik dan tidak adanya pelatihan secara
menyeluruh terhadap petugas pelaksana.
Pendanaan untuk anggaran peralatan diputus
pemerintah karena pandemik covid sehingga
berdampak pada peralatan yang digunakan kader
jumantik saat pelaksanann kurang menunjang
kegiatan. Metode yang digunakan saat pelaksaan
denhgan turun langsung kerumah warga dua kali
seminggu untuk kader jumantik dan adanya buku
petunjuk teknis, sasaran dalam pelaksanaan
ditentukan pada 7 lebih banyak dilakukan pada
pemukiman warga dan sampel target yang
ditentukan hanya terrealisasi 31 sampel. Masih
banyaknya kendala dan hambatan dalam
pelaksanan hal ini disebabkan karena terdapat
kendala terhadap laporan yang dikirim ke
puskesmas sering terlambat dan mepet waktu,
kendala dalam pelaksanaan adanya masyarakat
yang tidak bisa berkerja sama dengan petugas
tidak membukakan pintunya saat petugas datang,
banyak rumah kosong. Hambatan saat pandemik
kegiatan tidak bisa dilaksanakan dengan optimal.
3. Pengawasan
Pada pengawasan dinilai belum cukup optimal,
pengawasan langsung dilakukan dari petugas
puskesmas dan lintas sektor terkait pada hari jumat
bersamaansaat jumbling berdasarkan jadwal
wilaya. Namun Pengawasan pengendalian
pembuat laporan masih terjadi masalah kader
jumantik masih tidak jujur dengan penemuan
jentiknya sehingga laporan kader jumantik
berbeda apabila dengan laporan petugas kesehatan
yang terlihat dari hasil rekapitulasi hasil kegiatan
PSN petugas kesehatan ABJ 91% masih dibawah
angka target.
6.2 Saran
6.2.1 Saran Bagi Puskesmas Cempaka Putih
Barat
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Daftar Singkatan
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED
CONSENT) INFORMAN
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PSN
DAN PJB PADA PROGRAM PENCEGAHAN
INFEKSI DENGUE DI PUSKESMAS KEL.
CEMPAKA PUTIH BARAT
Informan Yang Terhormat,
Perkenalkan, Nama saya Linda Fratiwi, Mahasiswi
program S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul. Saat
ini saya sedang melakukan penyusunan skripsi “
penelitian mengenai " Gambaran Implementasi
Kegiatan PSN Dan PJB Pada Program Pencegahan
Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel. Cempaka Putih
Barat.
Kami meminta kesediaan bapak/ Ibu secara sukarela
untuk menjadi Informan dalam penelitian ini, hasil
dari penelitian ini sangat tergantung pada informasi
yang didapatkan dari Bapak/ Ibu sebagai Informan.
Untuk itu diharapkan Bapak/ Ibu dapat berpartipasi
dengan memberi jawaban dengan sejujurnya dan apa
adanya. Tidak ada penilaian salah/ benar terhadap
jawaban yang diberikan, jawaban yang diberikan
sangat penting untuk penelitian ini. Jawaban yang
diberikan tidak mempengaruhi penilaian kehidupan
Bapak/ ibu sehari-hari. Bapak/ ibu berhak untuk
menolak menjawab pertanyaan atau tidak tersedia
sebagai informan bila tidak menginginkannya.
Mohon ibu/ bapak menandatangani form di bagian
bawah ini bila bapak/ ibu setuju sebagai informan atau
sumber informasi.
Saya …………….dengan ini menyatakan bersedia/
tidak untuk menjadi informan atau partisipan dalam
kegiatan penelitian ini
Hormat
saya,
Jakarta, 2022
Nama dan TTD
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PSN
DAN PJB PADA PROGRAM PENCEGAHAN
INFEKSI DENGUE DI PUSKESMAS KEL.
CEMPAKA PUTIH BARAT TAHUN 2021
A. Identitas Informan
1. Inisial Nama Informan :
2. Unit Kerja Responden :
3. Jabatan :
4. No telpon
B. Petunjuk Pelaksanaan Wawancara Mendalam
1. Perkenalan dan ucapan terima kasih kepada
informan
2. Wawancara direkam menggunakan recorder dan
dicatat oleh peneliti untuk membantu ingatan
peneliti penjelasan maksud dari wawancara ini
adalah menggali informasi yang sedalam-
dalamnya mengenai Gambaran Implementasi
Kegiatan PSN dan PJB Pada Program
Pencegahan Infeksi Dengue Di Puskesmas Kel.
Cempaka Putih Barat Tahun 2021
3. Informan bebas memberikan jawaban dan
komentar karena sangat bernilai, jawaban tidak
ada yang salah dan benar, karena wawancara ini
hanya untuk kepentingan tugas akhir peneliti
C. Pokok bahasan
Lampiran 4
Nama Peserta :
1. 4.
2. 5.
3.
Waktu Pelaksanaan :
Tempat Pelaksanaan :
Penelitian :
Pertanyaan Focus Group Discussion (FGD)
l. Pertanyaan
1. Apa ada kualifikasi khusus yang dimiliki menjadi
kader ?
Prob: seperti umur harus berapa ? pendidikan
sampai mana?
2. Apakah ada pelatihan yang diberikan kader
jumantik untuk menjadi petugas kegiatan PSN dan
PJB di kel. Cempaka Putih Barat ?
Prob: Berarti selama menjadi kader jumantik tidak
ada pelatihan ?
3. Apakah diberikan isentif jadi kader jumantik
dalam pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB di Kel.
Cempaka Putih Barat ?
Prob: dikasihnya per bulan atau bagaimana
4. Apakah sarana yang digunakan petugas kader
jumantik dalam pelaksanaan kegiatan PSN dan
PJB di Kel. Cempaka Putih Barat?
Prob: Kualitasnya bagaimana?
5. Bagaimana metode yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan PSN dan PJB di kel.
Cempaka Putih Barat?
Prob: Metodenya sudah dijalankan?
6. Kapan waktu pelaksanaan dan diamana sasaran
pelaksanaan kegiatan PSN dan PJB di kel.
Cempaka Putih Barat?
Prob: kegiatan juga sama dengan PJB?
7. Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan PSN dan
PJB di kel. Cempaka Putih Barat?
Prob: hambatanya apa saja?
8. Apa target dan capian dalam pelaksanaan kegiatan
PSN dan PJB di Kel. Cempaka Putih Barat ?
Prob: seperti apa solusinya
9. Bagaimana pengawasan dalam pelaksanaan
kegiatan PSN dan PJB di kel. Cempaka Putih
Barat ?
Prob: Bentuk pengawasanya
Lampiran 5
Lampiran 6
MATRIKS WAWANCARA
PERTANYAAN INFORMAN INFORMAN UTAMA INFORMAN
KUNCI PENDUKUNG
Darimana sumber Klo sumber Hmm, dari BULD kalau alau Sumber dananya itu dari
dan alokasi dana dana untuk pendanaan dari puskesmas APBD sendiri sih mbk,
untuk program kegiatan PSN mendanakan untuk abate, kalau alokasi dana itu kita
PSN dan PJB di yang paling tapi kalau untuk alat-alat berikan setiap 3 bulan sekali
Puskesmas besar untuk kebutuhan kader jumantik itu jadi per tri wulan ya mbk,
Cempaka Putih bayar honor dari kantor kelurahan. Pada untuk dana sendiri itu ee
Barat? kader, sumber- saat pandemik pendanaan setiap kader diberi honor
sumbernya untuk peralatan kit PSN 500 ribu perbulan
dari kantor pernah diputus pemerintah
kelurahan, namun untuk abate tetap
terus kalo berjalan. Kalau jumlah dana
untuk abate nya sih saya kurang tau
memang dari
puskesmas
kecamatan
masuk ke dana
BULD (Badan
Layanan
Umum Daerah
Bagaimana sarana kalo sarana Iyaa kadang kader jumantik Untuk sarana itu di bagi kan
yang digunakan peralatan yang dikasih alat-alat KIT PSN satu kader satu mbk. Jadi
untuk kegiatan digunakan dan senter, nah itu sudah sekitar 165an, satu kader
program PSN dan kader tidak disediakan lagi. Kalo satu senter, ada seragam
PJB di Puskesmas jumantik misalnya dari kelurahan juga kita butuhkan, alat
Cempaka Putih berasal dari kemarin putus karena untuk pengukur dan tas.
Barat? kelurahan. peralatan jumantik kit PSN, Alhamdulilah untuk sarana
Kita abate tetap berjalan. Sudah sih cukup baik namun kedua
nyediakan dua tahun para jumantik tahun ini setelah masuk
cuma abate, tidak di fasilitasi untuk pandemik anggarannya
sementara penggunaan peralatanya, diputusin sih
kalo saya ikut seharusnya setiap tahun
Jumbling dapat baru
(Jumat Bersih
Lingkungan)
peralatannya
sudah cukup
Darimana acuan Itu kan ada Metode yang digunakan Metodenya kita turun
metode yang pedoman yang terbaru itu kan dari langsung mbk jadi per
digunakan untuk pelaksanaan instruksi gubernur No. 121 jadwal setiap hari selasa dan
kegiatan PSN dan dan setau saya juga ada dari jumat. Acuan yang
PJB di Puskesmas pemberantasan PERDA no 6 tahun 2017 digunakan berdasarkan
Cempaka Putih DBD dari instuksi gubernur, kalau
Barat? Pemprov DKI yang terbaru itu ada
jakarta, disitu optimalisasi kegiatan PSN
yang dipakai di insekda no 121 tahun
yang itu tuh 2021
yang terakhir
berapa tuh
yang nomer
121 tahun
2021 yah
Kapan waktu “Dua kali Di semua lokasi kelurahan Pagi hari selasa dan jumat di
pelakasnaan dan seminggu Cempaka Putih Barat, kelurahan, sasarannya yang
sasaran kegiatan sekali keliling sasaran kita ini ada rumah paling utama eeee
PSN dan PJB di 50 rumah tangga, TTU (Tempat- menurunkan angka DBD
kel. Cempaka untuk kader, Tempat Umum) POS yante, bukan menurunkan lagi sih
Puith Barat ? untuk petugas fasilitas olah raga. Kalo mbk, sebetulnya kita mau
20 rumah gitu, misalnya eee dari kelurahan mengenolkan ee angka
terus kalo kader jumantik itu mereka kasus DBD yang ada di
nanti supervisi targetnya 50 rumah sekali wilayah Cempaka Putih
dari turun, kalo kita dari petugas Barat. Jadi dalam satu
puskesmas puskesmas cuma 20 rumah minggu itu harus bisa
kan 1 kali doang sekali turun. Pada hari terpantau semua rumah yang
seminggu selasa dan jumat ada di RT itu
pada hari
jumat dan
jumat keliling
itu nanti
ngikut jadwal
dari
kelurahaan.
PJB sama
kayak PSN
jadi iya angka-
angka ABJ itu
kan priodenya,
PJB itu
akumulasi dari
kegiatan PSN
yang
dikerjakan
setiap hari itu,
PSN kayak ee
rutin daylinya,
Sasaranya
semua wilayah
harus tercover
tidak boleh
nggk
Apa kendala dan Kalo kendala Ada ya, misalnya tadi itu ada Kendalanya seperti tadi ada
hambatan tadi linda sebagian kader yang tidak warga yang rumahnya susah
pelaksanaan ngerasain rutin melaporkan penemuan untuk dikunjungi dari situ
kegiatan PSN dan sendiri yah, jentik, mungkin dari segi sih kita sosialisasikan untuk
PJB di Kel. susah diketok disiplin dan umur kader juga eee PSN mandiri jadi
Cempaka Putih gitu pintu ya, Kendala ya paling warga dilaporkan foto bak mandi
Barat? rumah nya, yang sulit dikunjungi kemudian dispenser,
mungkin ada rumahnya,. Kendala pada tanaman, terus ada lagi tadi
kader yang PJB paling sama iyaa dengan penampungan penampungan
gak bisa PSN warga yang susah untuk air AC, kulkas itu
disiplin bukain pintu dan acuh begitu dilaporkan ke group RW
laporan yang saja atau RT masing masing
dikirim terlalu
mepet dan
suka dadakan
laporan rutin
nya, warganya
yang belum
tau
pentingnnya
ngecek sarang
nyamuk gitu
terus minta di
fogging. Sama
di rumah
kosong dan
rumah-rumah
yang
ditinggalin
penghuninya.
Kalo
hambatanya
sekarang sih
terutama
terkait dengan
masa
pandemik ini.
Nanti yang di
andalkan
adalah
pelaporan
lewat jumantik
mandiri yang
di cek foto-
foto dikirim
ke kader
jumantiknya
dari RT nya
Apakah dilakukan Jadi yang kalo dari puskesmas itu kita pembinaan itu terjun
Pengawasan melakukan biasanya dari surveilans atau langsung ke lapangan bahwa
kegiatan PSN dan pengawasan kesehatan lingkungan, terus benar adanya seperti ini
PJB di Puskesmas dua-duanya kalo dari kelurahan itu pak makanya dari situ, nah kita
Kel. Cempaka dari lurahnya langsung atau kan tidak mungkin setiap
Putih Barat? puskesmas mungkin dari kesra kesling hari terjun langsung
dan dari kesra kantor kelurahan sama kebawah iya makanya kita
kesling kantor kecamatan juga seperti itu, perlukan adanya kader yang
kelurahan. ada dari kesra kesling kantor aktif ee apa, kita juga kalau
Bentuk kecamatan dan pak turun pasti koordinasinya
pengawasan camatnya, habis itu kan pada RT setempat karna apa
langsung direkap lagi sama surveilans
pendampingan kecamatan, laporan PJB
jadi kita lihat setiap tiga bulan jadi nanti
ini sama yang diawasin surveilans
kayak kemarin kecamatanya
linda turun
saat itu, terus
juga laporanya
juga direview
sama kalau
tidak ada
rapat-rapat,
kemudian ada
rapat tahunan
yaa.
pengawasan
pengendalian
bikin laporan
oleh atasan
surveilans
kecamatan
PLALAertanyaan Jawaban
Lampiran 7
MATRIKS FGD
Perencanaan Jawaban
Apakah ada pelatihan I2 : Pelatihan tidak ada, sosialisasi saja kayak tadi
yang diberikan kader
jumantik untuk menjadi 11: Kayak tadi habis ngezoom juga gtu, buat penyegaran
petugas kegiatan PSN dan aja kita suka lupa-lupa biar lebih semangat lagi
PJB di kel. Cempaka begitu
Putih Barat ? I3 : Paling pertemuan untuk sosialisasi
I2: Nanti diakhir tahun kita ada bonus tapi dengan syarat
kaloo kasus DBD Nol
I5: Pernah dibayarin tiga bulan sekali
Apakah sarana yang I2:Kalo dari puskesmas itu kadang abate, abate dapat
digunakan petugas kader cuman kayak senter, kaos. Aduh udah lama aku
jumantik dalam enggak dikasih mbak sampai bolong-bolong, makanya
pelaksanaan kegiatan beli sendiri
PSN dan PJB di Kel.
Cempaka Putih Barat? I3:Senter, kaos, alat pencatat, tiga tahun ini memang
engga ada, itu udah enggak dapat lagi
I4: Belum, sampai saat ini belum, nah ini kan sedang
pandemik tiga tahun
Bagaimana metode yang I4: Metode nya dari rumah ke rumah pasti
digunakan dalam
melaksanakan kegiatan I2: kan udah rutin setiap hari selasa dan jumat
PSN dan PJB di kel. I3: Iya, kalau wilayahnya lockdown RW nya bilang
Cempaka Putih Barat ? lockdown berarti kita enggak bisa masuk.
Apa target dan capian I4: Bebas DBD tapi kesadaran masyarakatnya masih
dalam pelaksanaan kurang mbak
kegiatan PSN dan PJB di
Kel. Cempaka Putih Barat I2:Yang tadi itu sih masing-masing wilayah kita gak ada
? DBD, pada nol semua
Lampiran 8
Variabel INPUT
a. Dokumen RUK Tersedia a. Rencana usulan kegiatan
puskesmas program Pengendalian
Cempaka Putih penyakit menular demam
Barat Tahun 2022 berdarah dengue
puskesmas Kel. Cempaka
Putih Barat
Variabel Pelaksanaan
ii a. Dokumen jadwal Tersedia a. Jadwal pelaksanaan PSN
. pelaksanaan pada bulan januari sampai
kegiatan PSN dan dengan maret tahun 2022
PJB Cempaka pada hari selasa dan jumat
Putih Barat di Wilayah kerja
Tersedia puskesmas Kel. Cempaka
Putih Baratwaktu dan
tempat pelaksanaan
b. Dokumen petunjuk
beserta petugas
teknis pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan PSN
kegiatan PSN
dan PJB
Lampiran 10
Lampiran 11