DISUSUN OLEH :
TONI WINATA
NIM: 1805016
Pembimbing Akademik
karena Berkat dan Rahmat dan Karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan judul “ Analisis Pemberian Obat Pada Warga Binaan di
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Residensi ................................................................................... 8
1.3 Manfaat Residensi ................................................................................ 8
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1Pemahaman Tentang Obat ..................................................................... 5
BAB 3 RENCANA KEGIATAN
3.1 Rencana Kegiatan ................................................................................. 21
3.2 Waktu..................................................................................................... 21
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………....24
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
di dalam hal ini penulis memilih topik residensi tentang analisis pemberian
terdiri dari berbagai macam kasus permasalahan yang di lakukan dari napi
banyak yang lainnya. Di dalam lapas tersebut juga terdapat masalah berbagai
penyakit, mulai dari penyakit menular dan penyakit yang tidak menular.
memberikan pelayanan yang maksimal untuk warga binaan. Selain itu warga
binaan selama menjalani pengobatan untuk mencegah penularan, pasien akan
di tempatkan diruang rawat inap klinik lapas,bila ruang klinik lapas sudah
sakit, namun kamar sakit tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi pasien
ruangan sel lain yang pengap dan kurang ventilasi yang mengakibatkan
pengobatan tidak efektif ,sering kambuh lagi bahkan keadaan pasien semakin
memburuk. Kepatuhan pasien dalam minum obat juga sangat kurang, selain
yang cermat dalam memilih obat untuk penyakit. Tidak kala penting, obat
harus selalu digunakan secara benar agar memberikan manfaat klinik yang
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan
penggunaannya tepat dan aman. Selain itu harus diperhatikan pula tentang
beberapa penggolongan obat, penggunaan obat, kapan waktu minum obat yang
tepat, bagaimana interval pemberiannya, apa efek samping dari obat yang
yang sesuai dengan kebutuhannya secara klinik, dalam dosis yang sesuai
harus memenuhi beberapa criteria berikut, yaitu pemilihan obat yang tepat,
tepat indikasi, tepat dosis, tepat pemberian dan tepat pasien. Ketidak
perkuliahan.
lapangan.
Tuah Pekanbaru
1.3.3.1 Dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi pemberian
pembelajaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Aniefa (2010) obat adalah suatu zat yang digunakan untuk
kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat keracunan obat. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat
bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat
digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang
tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan kelewat dosis
memperoleh penyembuhan.
dan kontrasepsi.
antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas
umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, obat
influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam
obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini
obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-obat yang
umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat
Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,baik
adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetis bukan narkotika tetapi
penyakit yang diderita. Perlu diperhatikan agar penggunaan itu tepat sesuai
cocok dengan dosis yang tepat dan cara pemakaian yang tepat (Aniefa, 2010).
a. Oral
bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak
kooperatif; untuk obat iritatif dan rasa tidak enak penggunaannya terbatas;
obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/usus tidak bermanfaat
koma, atau dikehendaki onset yang cepat, penggunaan obat melalui oral
b. Sublingual
efeknya lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat
sakit. Misalnya pada kasus pasien jantung. Keuntungan cara ini efek obat
c. Inhalasi
obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama, dapat diberikan
Dalam inhalasi, obat dalam keadaan gas atau uap yang akan
mempercepat kerja obat serta sifatnya lokal dan sistemik. Obat oral sulit/
barbiturat.
e. Pervaginal
f. Parenteral
dapat untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah, diare, yang sulit
emulsi. Apabila obatnya tidak stabil dalam cairan, maka dibuat dalam
bentuk kering. Bila mau dipakai baru ditambah aqua steril untuk
Obat yang sifatnya lokal. Misalnya tetes mata, tetes telinga dan salep.
h. Suntikan
Diberikan bila obat tidak diabsorpsi di saluran cerna serta dibutuhkan kerja
Agar mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada
waktu yang tepat. Beberapa obat mungkin bisa diminum setiap saat tanpa
saat tertentu. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat
Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih
c. Golongan obat yang diminum pagi hari : Golongan obat diuretika seperti
HCT, dan obat kuras yang bekerjanya cepat, misalnya digunakan pada
2012).
2.5 Bentuk Sediaan Obat
sebagai berikut:
a. Tablet (Compressi)
bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan.
gusi.
7) Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam
b. Pilulae (PIL)
bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah
c. Kapsulae (Kapsul)
d. Suspensi
larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi
e. Emulsi
sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat
pengemulsi.
f. Infusa
g. Unguenta (Salep)
topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
h. Suppositoria
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
Farmakope Indonesia.
j. Injectiones (Injeksi)
selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan
(Anonimb, 2010).
BAB III
RENCANA KEGIATAN
Plan of action.
- Mahasiswa
c. Memetakan alur - Melakukan pemilihan unit
memilih salah
proses dan yang ada ditempat residensi
satu unit atau
kegiatan di unit untuk masing-masing
bagian untuk
bagian yang mahasiswa berdasarkan hasil
dipetakan dan
dipilih. yang telah dilakukan.
dibuat alur
prosesnya.
PENUTUP
selama residensi. Apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai, dapat didiskusikan
pada awal sebelum magang tersebut berjalan. Demikian proposal ini dibuat.