Tim Penyusun :
dr. M. Riza Setiawan, MOSH
dr. Merry Tyas Anggraini, M.Kes
dr. Hema Anggraheni, M.Kes
dr. Andra Novitasari, M.Pd
dr. Yanuarita Tursinawati,Msi,Med
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
VISI , MISI dan TUJUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
VISI
Menjadi Program Studi yang unggul dalam Pendidikan Kedokteran dengan
Pendekatan Kedokteran Keluarga dan Kedokteran Okupasi yang Islami berbasis
teknologi dan berwawasan Internasional pada tahun 2034.
MISI
Tujuan
Menghasilkan dokter yang berkompeten dan terpercaya dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga dan
kedokteran okupasi yang Islami.
2
Daftar Dosen Pembimbing Lapangan PBL
a. Kedokteran Keluarga
Karangayu 081325456700
1. dr. Andra Novitasari, MPd
Bulu Lor 085786815635
2. dr. Yanuarita T, MSi Med
Kagok 081225280606
3. dr.Mega Pandu A,Msi,Med
Pegandan 085727878161
4. dr. Kanti Ratnaningrum Msc dr.
Tlogosari Wetan 08122593750
5. dr. Merry Tiyas Anggraini, M.Kes
Rowosari 085225128084
6. dr. Arum Kartikadewi MSi.Med
Lebdosari 085640690857
7. dr. Wijayanti Fuad MH
b. Kedokteran Okupasi
085741994178
1. dr. M. Riza Setiawan, MOSH
08995919840
2. dr. Susilo Budi
0811860090
3. dr. Romadhoni
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas karunia Nya,sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Buku Panduan Praktek Belaja Lapangan Blok 18.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk mahasiswa pada blok
18 yang akan diselenggarakan pada semester genap tahun ajaran 2018-2019.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
4
Visi,Misi Dan Tujuan Prodi ................................................................
Pendahuluan
5
Praktek Belajar Lapangan pada lingkup kedokteran komunitas
menitikberatkan pada pemahaman wawasan keilmuan kedokteran
komunitas bagi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Titik berat
lainnya adalah implementasi kedokteran komunitas dalam pelayanan
kesehatan, yang juga merupakan bagian dari komunitas, lingkungan dan
sistem kesehatan nasional.
Pokok bahasan PBL ini diawali dengan pengenalan akan keilmuan
kedokteran komunitas dalam hal ini kedokteran keluarga, salah satu
konsep dasarnya yaitu pemahaman akan keseimbangan antara manusia
sebagai pejamu (host), penyebab penyakit sebagai agen (agent) dan
lingkungan hidup (environment) sebagai faktor-faktor yang memengaruhi
kesehatan individu dan komunitas. Pelayanan kesehatan primer
(Puskesmas) dalam komunitas menangani kelompok masyarakat dengan
entry point penyakit/masalah kesehatan individu tersebut.
Di dalam PBL ini, mahasiswa berlatih serta mengambil bagian di
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dalam sistem kesehatan
nasional. Mahasiswa melatih kemampuannya memadukan semua ilmu dan
keterampilan yang telah diperolehnya, dalam bentuk identifikasi masalah
dan menganalisis tatalaksana yang holistik serta komprehensif baik dari
sudut pandang mahasiswa sendiri sebagai dokter ataupun dari sudut
pandang pelayanan kesehatan primer. Identifikasi masalah secara holistik
berarti memahami masalah kesehatan dan faktor-faktor risikonya, internal
maupun eksternal. Penanganan komprehensif berarti mencakup semua
tahap-tahap pencegahan, intervensi farmakologik maupun non-
farmakologik, baik untuk individu, keluarga.
6
Praktek Belajar Lapangan (PBL) untuk Mata Ajar Kedokteran
Keluarga merupakan bentuk program pembelajaran lapangan yang
dilaksanakan dengan melakukan pembinaan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan sebagai bentuk implementasi pelayanan kedokteran
keluarga yang dilaksanakan di luar kampus/rumah sakit.
7
4. Mengevaluasi tindakan kedokteran keluarga yang telah dilakukan
dan membuat tindak lanjut pelaksanaan rencana kedokteran
sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan proses tujuan
kedokteran keluarga.
5. Melakukan pendokumentasian proses pelayanan kedokteran
keluarga yang telah dilakukan dengan menggunakan konsep
kedokteran keluarga.
6. Mendemonstrasikan karakteristik peran seorang professional
sepeti akuntabilitas, berpikir kritis, belajar mandiri, keterampilan
dalam berkomunikasi secara efektif, dan kepemimpinan.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dicapai dari PBL Blok 18 ini adalah
sampai tahap perencanaan pelayanan kedokteran keluarga.
8
2. Masing masing kelompok kecil tersebut bertanggungjawab
menyusun satu laporan yang berbeda antar kelompok. Kasus
yang diangkat dapat meliputi kasus penyakit degeneratif,
penyakit infeksi dan Gizi masyarakat. Misalnya dapat berupa
kasus Diabetes Mellitus, Hipertensi, rematik, TB Paru, ISPA,
Diare. Gizi buruk, malaria, chikungunya atau yang lainnya.
. Mahasiswa secara berkelompok melakukan pelayanan kedokteran
keluarga terhadap keluarga yang telah ditentukan untuk masing-masing
kelompok sebanyak minimal 2x tatap muka home visit. Kegiatan yang
dilakukan di keluarga binaan wajib didokumentasikan dengan handycam
dalam format DVD (video) yang akan dilaporkan saat presentasi dengan
pihak Puskesmas yang menaungi wilayah kerja tempatkeluarga binaan.
Persiapan yang dilakukan oleh peserta didik dalam pemberian
pelayanan kedokteran keluarga adalah medical kit, format pengkajian, serta
laporan pendahuluan. Pada saat melakukan kunjungan keluarga peserta
didik memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah, menginformasikan
tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kedatangan dokter untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga, menciptakan suasana atau hubungan yang baik dengan semua
angota keluarga, dan menggunakan bahasa yang sederhana.
9
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
DIARE AKUT
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. Y berbentuk extended family didapatkan pasien atas
nama Ny. S usia 45 tahun, tamat SMP, seorang ibu rumah tangga dengan
penyakit diare akut.
10
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Ds Purwosari RT 04/ RW 02 Sayung, Demak
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 12 Januari 2012
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Buang air besar sering dan cair
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak tanggal 10 Januari 2012 (dua hari sebelum periksa)
pasien mengeluhkan BAB sering dan cair. BAB 5-10 kali perhari @
¼ - ½ gelas belimbing, tinja berwarna kuning cair, terdapat lendir
namun tidak terdapat darah. Perut terasa sangat melilit, badan
sumer-sumer, tidak mual, tidak muntah. Pasien merasa badannya
lemas, nafsu makan berkurang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
11
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan pedas merangsang : (+)
Riwayat jajan di warung : (+)
Riwayat minum air mentah : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal
bersama suami, anak, dan menantunya. Suami bekerja sebagai
buruh tani dengan penghasilan sebesar Rp 750.000,00 perbulan,
status ekonomi kurang.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk
tahu tempe terkadang telur. Pasien jarang mengkonsumsi buah-
buahan. Gizi kesan kurang.
12
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
Frekuensi nafas : 20 kali permenit
Suhu : 37,1°C
2. Status Gizi
BB = 45 kg
TB = 160 cm
13
D. RESUME
Sejak tanggal 10 Januari 2012 (dua hari sebelum periksa) pasien
mengeluhkan BAB sering dan cair. BAB 5-10 kali perhari, tinja
berwarna kuning cair, terdapat lendir namun tidak terdapat darah.
Perut terasa sangat melilit, badan sumer-sumer, tidak mual, tidak
muntah. Pasien merasa badannya lemas, nafsu makan berkurang.
Sebelumnya pasien mengaku makan makanan pedas dan jajan di
warung pinggir jalan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi
kurang, pemeriksaan abdomen bising usus meningkat.
14
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk menjaga pola
makan dan kebersihan, jangan makan-makanan yang pedas
merangsang, dan jangan jajan di warung pinggir jalan yang
tidak terjaga kebersihannya.
Diet tinggi kalori tinggi protein untuk memperbaiki status gizi
pasien.
Olahraga teratur untuk meningkatkan kebugaran pasien
misalnya dengan jalan sehat.
2. Medikamentosa
Dialet 3 x 2 tablet perhari
Spasmal 3 x 1 tablet perhari
Oralit
FOLLOW UP
Tanggal 12 Nopember 2012
o Subyektif : BAB masih encer, frekuensi BAB berkurang
o Obyektif
Tanda Vital : T = 120/80 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 20
x/menit, t = 36,7°C
o Status lokalis (pemeriksaan abdomen)
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
15
o Assesment : diare akut
o Planning : Terapi medikamentosa berupa dialet 3 x 2 tablet
perhari, Spasmal 3 x 1 tablet perhari dan Oralit.
FLOW SHEET
Nama : Ny. S (44 tahun)
Diagnosis : Diare akut
16
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Ny.S 44 tahun), suami (Tn. Y, 46
tahun), dua orang anaknya (Sdr. L 23 tahun, Sdri.T 18 tahun), dan
menantu (Sdri. N, 20 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan
perhatian satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja seorang ibu rumah tangga. Suami bekerja
sebagai buruh tani dan penghasilan tidak mencukupi untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, status ekonomi kurang.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan
diselesaikan dengan cara dimusyawarkan bersama-sama.
17
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. S
Kode APGAR Tn.Y Ny.S Sdr. L Sdri.N Sdri.T
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 1 2 2 1 2
keluarga saya bila saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 1 1 1
membahas dan membagi masalah dengan
saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 1 2 1
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2 2
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 1 1 2 1 2
saya membagi waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 8 9 8 7 8
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah UMR) +
Education Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.Y hanya tamat SD (tidak menempuh +
wajib belajar 9 tahun).
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
18
Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Ny. S yaitu fungsi
ekonomi dan edukasi.
4. GENOGRAM
Tn.Y Ny. S
: laki-laki : pasien
19
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
Ny.S
Keterangan :
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluaraga ini masih kurang, ada anggota
keluarga yang hanya tamat SD. Pengetahuan penderita tentang
kesehatan dan pola hidup dehat masih kurang.
b. Sikap
Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang
pentingnya kesehatan namun belum dapat menerapkan pola hidup
sehat, penderita kurang menjaga kebersihan, masih sering jajan di
warung pinggur jalan.
c. Tindakan
20
Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas
saat sakit.
21
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam
pengelolaan program meliputi aspek manajerial dan teknis
medis
5. Mengembangkan jejaring lintas program dan sektor
6. Meningkatkan pembinaan teknis dan monitoring untuk
mencapai kualitas pelaksanaan pengendalian penyakit diare
secara maksimal
7. Evaluasi untuk mengetahui hasil program
22
- Laporan KLB/wabah setiap terjadi KLB/wabah harus
lapor dalam 24 jam dan dilanjutkan laporan khusus
- Pengumpulan data melalui studi kasus dilakukan 1
tahun sekali, bertujuan untuk mengetahui base line data
sebelum atau setelah pelaksanaan program, dan dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan
program di tahun mendatang
- Pengolahan, analisis dan interpretasi data
- Penyebarluasan hasil interpretasi data laporan pihak
puskesmas ke Dinkes/pimpinan
23
- Menyiapkan carry and blair dan pengambilan spesimen tinja,
dan segera dikirim ke laboratorium
c. Promosi kesehatan
Melalui penyuluhan di dalam maupun di luar puskesmas. Di luar
melalui kader, sedangkan di dalam Pojok Oralit/URO. Pojok
oralit berfungsi selain memberi pelayanan penderita diare
secara langsung, juga mempromosikan upaya-upaya rehidrasi
oral, dan memberikan pelatihan kader (posyandu). Pojok oralit
terdapat di dalam Puskesmas (di sudut ruangan tunggu pasien)
dangan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas
mempromosikan rehidrasi oral pada ibu-ibu yang sedang
menunggu giliran pemeriksaan kesehatan.
d. Pencegahan diare
Termasuk dalam program surveilans epidemiologi dan promosi
kesehatan
e. Pengelolaan logistik
Pendistribusian rehidrasi oral (oralit) ke posyandu dan kader
f. Pemantauan dan evaluasi program
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 14 x 7 m2, rumah
menghadap ke selatan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri
dari ruang tamu, tiga kamar tidur, satu kamar mandi, satu wc, dan
ruang makan yang menjadi satu dengan dapur. Pintu masuk dan keluar
ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding
terbuat batu bata yang belum di cat, lantai rumah berupa batu bata.
24
Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari
genteng dan tidak ditutup langit-langit. Masing-masih kamar tidur
dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga
sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan
kompor minyak tanah.
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi
masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling
berdempetan. Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah
yang terdapat di belakang rumah namun alirannya tidak lancar.
Sampah dibuang di pekarangan belakang, menumpuk dan banyak
lalatnya. Rumah langsung berhadapan dengan jalan, dengan kondisi
jalan sudah beraspal
25
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : cukup
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Diare akut.
2. Masalah Nonmedis
a. Kesadaran penderita dan keluarga tentang arti penting kesehatan
masih rendah
b. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat
masih rendah
c. Kebiasaan penderita membeli makananan di warung pinggir jalan
d. Rumah kurang sehat (kebersihan kurang, ventilasi dan
pencahayaan kurang)
e. Asupan makanan bergizi kurang.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Kesadaran penderita dan keluarga 5 5 5 3 4 4 4 30.000 (I)
tentang arti penting kesehatan masih
rendah
2. Pengetahuan penderita dan keluarga 4 5 4 3 4 3 4 11.520 (II)
tentang pola hidup sehat masih kurang
3. Kebiasaan jajan di pinggir jalan 5 4 3 3 4 4 3 8.640 (III)
4. Rumah kurang sehat 5 3 3 3 4 3 4 6.480 (V)
5. Asupan makanan bergizi kurang 5 5 3 3 4 3 3 8.100 (IV)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
26
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
27
TAHAP IV. HUBUNGAN ANTARA POLA HIDUP DAN LINGKUNGAN
TIDAK SEHAT DENGAN DIARE
Diare adalah BAB dengan jumlah tinja lebih banyak dari biasanya,
konsistensi tinja cair atau lembek, dapat disertai peningkatan frekuensi
BAB. Diare bisa disebabkan oleh infeksi ataupun malabsorbsi makanan.
(Arif Mansjoer, 2000). Teori Blum menjelaskan bahwa terjadinya penyakit
infeksi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu host, agent, dan environment. Infeksi
dapat terjadi bila ada sumber infeksi, daya tahan tubuh menurun, dan
lingkungan tidak sehat yang menjadi sumber penulun atau menjadi tempat
yang kondusif untuk kuman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya diare antara lain
penyediaan air bersih, kepemilikan jamban, pengelolaan sampah, sanitasi
makanan baik dari penyediaan maupun pengolahannya, dan fasilitas
sanitasi (Nilton dkk., 2008)
Terdapat beberapa masalah yang ditemukan terkait dengan
terjadinya diare yang dialami oleh penderita. Penderita dan keluarganya
belum menyadari pentingnya kesehatan sehingga belum menerapkan pola
hidup sehat. Status ekonomi yang kurang menyebabkan keterbatasan
penderita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk asupan
makanan sehingga status gizi kurang. Asupan gizi yang kurang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap infeksi.
Kebiasaan penderita makan makanan di warung pinggir jalan tidak baik
karena kebersihan tidak terjaga sehingga menjadi sumber infeksi.
Lingkungan rumah yang tidak sehat juga membuat penderita dan
keluarganya rentan terhadap serangan penyakit.
28
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Diare akut
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya.
Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain baik dan
saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi
lingkungan dan rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan
keluarganya kurang, status ekonomi kurang.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya
adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai pentingnya
melakukan pola hidup sehat.
2. Preventif
Mengkonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan daya
tahan tubuh, tidak jajan sembarangan, menjaga kebersihan
29
rumah dan lingkungan sekitar, membuang sampah pada
tempatnya agar tidak dihinggapi lalat.
3. Kuratif
Diatabs 3 x 2 tablet perhari
Spasmal 3 x 1 tablet perhari
Oralit
4. Rehabilitatif
Berolahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh
Pendahuluan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) Kedokteran Okupasi blok 18 adalah suatu
kunjungan komunitas pekerja baik pekerja formal maupun informal yang
ada di lingkungan tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Kegiatan PBL
ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kesehatan kerja
pada masing-masing komunitas pekerja yang diikuti dengan proses
identifikasi cara kerja tiap komunitas dan bagaimana aktivitas yang
dilakukan oleh para pekerja serta identifikasi hazard apa yang ada di tiap
komunitas pekerja tersebut. Kegiatan ini disebut sebagai walkthrough
survey. Dikarenakan hanya melakukan observasi dan wawancara tanpa
diikuti dengan pengukuran.
Tujuan umum:
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan kegiatan evaluasi kesehatan
kerja
Tujuan khusus:
31
3. Mampu mengaplikasikan atau mempraktekkan teori yang
diperoleh di perkuliahaan dalam bentuk praktek belajar lapangan.
4. Mampu memberikan rekomendasi untuk perbaikan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja di suatu tempat
kerja yang bersifat evidence–based (berdasarkan referensi yang
mutakhir).
32
masing mahasiswa akan mengidentifikasi kesehatan kerja pada tempat
kerja yang didatangi. Setiap individu akan mengamati obyek pengamatan
yang meliputi :
a. Aktivitas kerja di tempat kerja tersebut
b. Faktor bahaya potensial (hazard) di tempat kerja tersebut
c. Potensi gangguan kesehatan yang mungkin timbul di tempat kerja
tersebut
33
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Berisi tentang latar belakang
dilakukannya Praktik Belajar Lapangan).
B. Tujuan Praktik Belajar Lapangan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Praktik Belajar Lapangan
D. Metode Pengumpulan Data
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : HASIL PENGAMATAN
A. Aktivitas kerja
B. Faktor bahaya potensial (hazard)
C. Potensi gangguan kesehatan
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Elaborasi dengan antara hasil pengamatan dengan teori
kesehatan kerja dan kedokteran okupasi
B. Rekomendasi dalam melakukan kontrol terhadap bahaya
potensial yang mungkin timbul (berbasis analisis Hirarchy
of Control)
34
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan (Berisi kesimpulan dari tujuan khusus)
B. Saran (Berisi saran berdasarkan pembahasan)
DAFTAR PUSTAKA (menggunakan metode Vancouver)
LAMPIRAN
35