Melly Fitri
ABSTRAK
Latar belakang: Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 April – 19 Juni dan di
analisa di Laboratorium Stikes Abdi Nusa Palembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran telur cacing Soil Transmitted Helminthes pada kuku siswa Sekolah Dasar X.
Tujuan: diketahuinya prevalensi kecacingan yang ada di Sekolah Dasar X. Metode:
Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif. Sampel dipilih dengan teknik random
sampling, serta dilakukan teknik wawancara dan observasi. Populasi pada penelitian ini
berjumlah 106 siswa dan diambil 51 siswa. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah
metode sediaan langsung. Waktu penelitian pada bulan Maret-Juni 2018. Hasil: hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap 51 sampel didapat 3 siswa (6%) terinfeksi Ascaris
lumbricoides, 1 siswa (2%) terinfeksi Trichuris trichiura. Pada usia 8 tahun positif sebanyak 1
siswa (5%), diusia 9 tahun positif 3 siswa (20%). Bedasarkan jenis kelamin ditemukan siswa
yang berjenis kelamin laki-laki positif ditemukan sebanyak 4 siswa (13%), dan berdasarkan
personal hygiene kurang baik ditemukan positif sebanyak 4 siswa (13%). Saran: Perlu
dilakukan penyuluhan tentang kebersihan oleh guru-guru kepada siswa dan wali murid agar
dapat menerapkan hidup bersih dan sehat.
ABSTRACT
Background: This research was conducted on April 13 - June 19 and analyzed at the Abikes
Nusa Palembang Stikes Laboratory. The purpose of this study was to determine the picture of
Soil Transmitted Helminthes worm eggs on the nails of Elementary School X students.
Objective: to know the prevalence of helminthiasis in Elementary School X. Method: This
research was conducted by descriptive method. Samples were selected by random sampling
technique, and conducted interview and observation techniques. The population in this study
amounted to 106 students and 51 students were taken. The inspection method used is the
direct preparation method. When the study was in March-June 2018. Results: The results of
examinations that have been carried out on 51 samples obtained 3 students (6%) infected with
Ascaris lumbricoides, 1 student (2%) infected with Trichuris trichiura. At the age of 8 years
positive as many as 1 student (5%), aged 9 years positive 3 students (20%). Based on gender
found positive male students were found as many as 4 students (13%), and based on personal
hygiene was found to be positive as many as 4 students (13%). Suggestion: Counseling about
cleanliness by teachers to students and guardians of students is needed in order to apply clean
and healthy life.
Keywords: Soil Transmitted Helminthes, Nails, Elementary School Students
106 106
N = 1+106(0,12) = 1+106(0.01) = HASIL PENELITIAN
106 Hasil penelitian yang berupa
= 51 n = 51 Jumlah sampel
2.06
Jadi sampel yang diambil sebanyak gambaran telur cacing Soil Transmitted
dalam penelitian ini adalah dengan Sekolah Dasar X dengan metode sediaan
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes (STH)
No Telur Cacing Jumlah Persentase (%)
Soil Transmitted Helminthes
1 Positif 4 8%
2 Negatif 47 92 %
Jumlah 51 100 %
Dari data diatas dapat dilihat bahwa positif sebanyak 4 sampel (8%) dan sampel
distribusi frekuensi jumlah sampel yang yang negatif sebanyak 47 sampel (92 %).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes (STH)
No Jenis Telur Cacing Soil Transmitted
Jumlah Persentase (%)
Helminthes (STH)
1 Ascaris lumbricoides 3 6
2 Trichuris trichiura 1 2
3 Hookworm 0 0
4 Tidak Ditemukan Telur Cacing STH 47 92
Jumlah 51 100
Dari data Tabel 2 diatas didapat hasil sebanyak 1 orang (2%), dan telur cacing
distribusi frekuensi ditemukan telur cacing tambang sebanyak 0 % (tidak ditemukan),
Ascaris lumbricoides sebanyak 3 orang sedangkan yang tidak ditemukan telur
(6%), telur cacing Trichuris trichiura cacing sebanyak 47 orang (92 %).
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes (STH)
Pada Kuku Siswa Sekolah Dasar X berdasarkan Umur
Usia Terinfeksi telur cacing Soil Transmitted
Jumlah
Helminthes (STH)
Positif (n) % Negatif (n) % N %
8 tahun 1 5 18 95 19 100
9 tahun 3 20 12 80 15 100
10 tahun 0 0 17 100 17 100
4 47 51
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes (STH)
Pada Kuku Siswa Sekolah Dasar X berdasarkan Jenis Kelamin
Terinfeksi telur cacing soil transmitted
Jumlah
Jenis kelamin helminthes (STH)
Positif (n) % Negatif (n) % N %
Laki – laki 4 13 28 87 32 100
Perempuan 0 0 19 100 19 100
4 47 51
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil orang (13 %) dan 19 orang berjenis kelamin
dari 32 orang yang berjenis kelamin laki- perempuan tidak ditemukan infeksi telur
laki positif terinfeksi telur cacing Soil cacing Soil Transmitted Helminthes.
Transmitted Helminthes (STH) sebanyak 4
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes (STH)
Pada Kuku Siswa Sekolah Dasar X berdasarkan Personal Hygiene
Personal Terinfeksi Telur Cacing Soil Transmitted
Jumlah
Hygiene Helminthes (STH)
Positif (n) % Negatif (n) % N %
Baik 0 0 20 100 20 100
Kurang Baik 4 13 27 87 31 100
4 47 51
Telur Cacing Soil Transmitted sulit untuk terinfeksi cacing karena tidak
Helminthes (STH) pada Kuku Siswa
adanya kontak langsung dengan tanah.
Sekolah Dasar X Berdasarkan Jenis
Kelamin Telur Cacing Soil Transmitted
Dari hasil penelitian pada Kuku Siswa Helminthes (STH) pada Kuku Siswa
Sekolah Dasar X Berdasarkan Personal
Sekolah Dasar X berdasarkan Jenis
Hygiene
Kelamin didapatkan hasil dari 32 orang Berdasarkan personal hygiene dari 51
yang berjenis kelamin laki-laki positif sampel siswa yang personal hygienenya
terinfeksi telur cacing Soil Transmitted kurang baik sebanyak 31 sampel (13%) dan
Helminthes (STH) sebanyak 4 orang (13%) siswa yang personal hygienenya baik 20
dan 19 orang berjenis kelamin perempuan sampel (100%). Siswa yang personal
tidak ditemukan telur cacing Soil hygienenya kurang baik ditemukan positif
Transmitted Helminthes (STH). (+) telur Ascaris lumbricoides sebanyak 3
Penelitian ini sejalan dengan sampel (6%), telur Trichuris trichiura
penelitian yang dilakukan Tasya (2018) sebanyak 1 sampel (2%) dan telur cacing
yang telah melakukan penelitian di tambang tidak ditemukan sebanyak 47
Madrasah Ibtidaiyah Bitul Halim sampel (92%). Sedangkan siswa personal
Palembang ditemukan 2 sampel (8,4%) hygienenya baik sebanyak 20 sampel tidak
positif pada siswa laki-laki dan tidak ditemukan telur cacing Soil Transmitted
ditemukan infeksi telur cacing nematoda Helminthes (STH).
usus pada siswa perempuan. Dari Penelitian yang dilakukan oleh Lubis
penelitian ini kebanyakan laki-laki yang tahun 2019 bahwa didapatkan bahwa
positif kecacingan dikarenakan kebiasaan Infeksi STH dengan menggunakan metode
bermain mereka ditempat-tempat kotor atau floatation (metode apung) memberikan
tanah. hasil positif infeksi Ascaris llumbricoides
Angka kejadian yang lebih tinggi pada sebanyak 16 orang (69.57%), Trichiuris
siswa laki-laki berhubungan dengan thchiura sebanyak 2 orang (8.69%) serta
aktivitas mereka yang umumnya lebih infeksi campuran yaitu 5 orang (21,74%).
banyak berada diluar rumah, hal ini Penelitian yang dilakukan Risa H,
menyebabkan kontak dengan tanah menjadi dkk. (2015) di Lampung Dari 50 responden,
lebih sering dan dapat meningkatkan risiko 62% mengalami infeksi kecacingan dengan
infestasi oleh STH. Pada anak perempuan jenis Ascaris lumbricoides.Dengan
kebiasaan bermain di dalam rumah dengan demikian diartikan bahwa infeksi
boneka yang menyebabkan mereka lebih kecacingan pada SD Swasta Suardi Salim
termasuk kategori tinggi di bandingkan
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, P, (2018). Gambaran kecacingan pada anak-anak didesa sungai batang kecamatan
Sekayu kabupaten Musi Banyuasin tahun 2018, KTI. POLTEKKES Jurusan Analis
Kesehatan Palembang.
Amaliah, P, (2011). Metode pemeriksaan feses yang sudah dikenal.
http://lib.ui.ac.ai/file/Metode-Pemeriksaan-Feses-Yang-Sudah-Dikenal.pdf, Diakses
pada18 Maret 2019.
Apriani, S, (2018). Gambaran Telur Cacing Nematoda Usus Pada Siswa Madrasah Insanul
Fitroh Kecamtan Alang-Alang Lebar Palembang Tahun 2018, KTI STIKES Abdi
Nusa.
Damayanti, S. (2018). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Pediculosis Capitis
Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kloposawit, Turi, Sleman, Yogyakarta. Jurnal
kesehatan masyarakat, 11.
Gandhahusada, dkk, 2001. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.
Irianto, Kus. (2013). Parasitologi Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan
Manusia, CV. Yrama Widya, Bandung.
────── 2009. Parasitologi Medis (Medical Parasitology). Bandung: Alfabeta.
Lubis, n. J. V. C. (2019). Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths (Sth) Dengan
Personal Hygiene Pada Siswa Kelas 1-2 Sd Swasta Dr Suardi Salim Kecamatan
Datuk Bandar Tanjungbalai.
Muarif, M, (2016). Gambaran Telur Cacing Soil Transmitted Helminthes Pada Kuku Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 4 Rambutan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin
Tahun 2016, KTI STIKES Abdi Nusa.
Notoatmojo, S, (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Onggowaluyo, J.S. (2002). Parasitologi Medik I (Helmintologi). Jakarta: EGC.
Riskiah, Nur. (2017). Gambaran telur Soil Transmitted Helminthes pada Kuku Penggunaan
Alat Pelindung Diri dan Personal Hygiene pada Pendulang Intan Desa Pumpung
Kelurahan Sungai Tiung Kota Banjar Baru. Akademis Analis Kesehatan
BorneoLestari.file:////C:User/WINDOWS_10/Documents/KTI%201.pdf Diakses 18
Maret 2019
Safar, R, (2010). Parasitologi Kedokteran. Cetakan Pertama. Bandung : YramaWidya
Samuel, F., Demsew, A., Alem, Y. & Hailesilassie, Y. (2017). Soil transmitted Helminthiasis
and associated risk factors among elementary school children in ambo town, western
Ethiopia. BMC Public Health, 17, 791.
Sutanto, dkk, (2008). Parasitologi Kedokteran. Cetakan ke-4. Jakarta : Edisi Keempat
Departemen Parasitologi, FKUI.
Yeni, P, (2017). Gambaran Telur Cacing Nematoda Usus pada Kuku Petani Kangkung di
Merah Mata Kecamatan Kalidoni Kota Palembang Tahun 2017, KTI STIKES Abdi
Nusa Palembang.