Anda di halaman 1dari 12

Manuskrip

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN STATUS GIZI SISWA-


SISWI SEKOLAH DASAR NEGERI PASIR PANJANG KOTA KUPANG
TAHUN 2015

Christianus Leonard1, Ika Febianti Buntoro2, Irene K. L. A. Davidz3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2
Departemen Penyakit Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
3
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK
Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati posisi pertama untuk prevalensi anak
dengan status gizi sangat kurus terbanyak di Indonesia. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi status gizi adalah penyakit infeksi, termasuk didalamnya
adalah infeksi parasit usus. Dampak terbesar dialami oleh anak antara lain anemia
defisiensi besi, diare, malabsorbsi, malnutrisi, obstruksi usus, dan lebih lanjut
gangguan tumbuh kembang dan kognitif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan infeksi parasit usus dengan status gizi siswa-siswa Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Pasir Panjang. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan
desain cross sectional, dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015 di SDN Pasir
Panjang Kota Kupang dengan total populasi 151 siswa dan sampel yang diteliti
berjumlah 65 siswa dari kelas 3,4 dan 5. Hasil pemeriksaan mikroskopik tinja
menunjukkan prevalensi infeksi parasit usus khususnya kecacingan di SDN Pasir
Panjang Kota Kupang sebesar 10,8 % (7/65) yang terdiri dari Ascaris
lumbricoides 57,1% (4/7), Enterobius vermicularis 28,6% (2/7) dan Strongyloides
stercoralis 14,3% (1/7). Penentuan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U) menunjukkan prevalensi anak dengan status gizi sangat
kurus 16,9% (11/65), status gizi kurus 35,4% (23/65), status gizi normal 44,6%
(29/65) dan status gizi obesitas 3,1% (2/65). Hasil analisis statistik menunjukkan
tidak ada hubungan antara infeksi parasit usus dengan status gizi siswa-siswi SDN
Pasir Panjang Kota Kupang ( p = 1,000). Siswa SDN Pasir Panjang Kota Kupang
disarankan mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali dan edukasi kepada
orang tua mengenai bahaya kecacingan pada anak usia sekolah.

Kata Kunci : Infeksi Parasit Usus, Status Gizi, Kecacingan


Manuskrip

INTESTINE PARASITE INFECTION AND STUDENT NUTRITIONAL


STATUS CORRELATION IN PASIR PANJANG ELEMENTARY PUBLIC
SCHOOL KUPANG 2015

Christianus Leonard1, Ika Febianti Buntoro2, Irene K. L. A. Davidz3


1
Faculty of Medicine Nusa Cendana University
2
Tropical Disease Departement at Faculty of Medicine Nusa Cendana University
3
Pediatrics Departement at Faculty of Medicine Nusa Cendana University

ABSTRACT
The highest prevalence of children with severely wasted nutrional status is in East
Nusa Tenggara amongst all province in Indonesia. One factor which can ifluence
nutritional status is infectious disease includes intestines parasite infection. Huge
effect which experienced by children were iron deficiency anemia, diarhhea,
malabsorbtion, instestines obstruction and further children growth and cognitive
disorder. The purpose of this research is to find out the relationship between
intestines parasite infection and student nutritional status in Pasir Panjang
Elementary Public School. This research is an analitic-observational which used
cross sectional design. This research was done in June-July 2015 in Pasir
Panjang Elementary Public School Kupang. The result of feces microscopic
exmination showed intestines parasite prevalence particularly helminthiasis is
10,8% (7/65) which consist of Ascaris lumbricoides 57,1% (4/7), Enterobius
vermicularis 28,6% (2/7) and Strongyloides stercoralis 14,3% (1/7). Nutritional
status determintation based on body mass index for age Z-score (BAZ) showed
severely wasted children 16,9% (11/65), wasted children 35,4% (23/65), normal
children 44,6% (29/65), and obese children 3,1% (2/65). Statistical analysis
showed that there was no relation between intestines parasite infection and
students nutritional status in Pasir Panjang Elementary Public School Kupang (p
=1,000). It is recommended for student in Pasir Panjang Elementary Public
School Kupang to take antihelmint drug once every 6 months and education to
parents about the helminthiasis impact on school age children.

Keywords : Intestines Parasite Infection, Nutritional Status, Helminthiasis


PENDAHULUAN di Indonesia. (4) Salah satu faktor yang
Anak usia sekolah merupakan generasi dapat mempengaruhi status gizi adalah
penerus bangsa yang akan menjadi penyakit infeksi.(5) Infeksi dapat
tumpuan kualitas bangsa dalam konteks menyebabkan kekurangan nutrisi
sumber daya manusia yang akan (undernutrition) karena infeksi dapat
datang.(1) Professor Dr. Ir. menurunkan asupan makanan, namun
Hardiansyah, MS, Ketua Umum disisi lain meningkatkan kebutuhan
PERGIZI PANGAN Indonesia tubuh akan nutrisi. (6) Infeksi parasit
mengatakan bahwa usia sekolah usus yang bisa disebabkan oleh Soil
terutama 713 tahun merupakan masa Transmitted Helminths dan protozoa
pertumbuhan paling pesat kedua usus sering tidak memberikan gejala
setelah masa balita dimana kesehatan yang jelas dan cenderung menjadi
yang optimal menghasilkan kronis.(7) Menurut WHO (2015)
pertumbuhan yang optimal pula. diperkirakan bahwa 2 miliar orang di
Namun, faktanya status gizi anak usia seluruh dunia terinfeksi oleh Soil
sekolah saat ini masih Transmitted Helminths (STH). Infeksi
(2)
memprihatinkan. Menurut Joint ini tersebar luas pada daerah dengan
Database World Health Organization sanitasi yang buruk. Daerah tropis dan
(WHO), United Nations International subtropis di negara negara
Childrens Emergency Fund (UNICEF) berkembang seperti Afrika, Asia Timur
dan World Bank (2013), secara global dan Amerika dan China merupakan
pada tahun 2012, 162 juta anak balita negara dengan tingkat kejadian yang
mengalami stunting (pendek), 99 juta tinggi akan infeksi STH ini.(8) Parasit
balita mengalami underweight (gizi usus dapat menginfeksi berbagai usia
kurang/berat badan kurang) dan 51 juta akan tetapi dampak terbesar dialami
balita dengan status gizi kurus serta 17 oleh anak antara lain anemia defisiensi
juta balita dengan status gizi sangat besi, diare, malabsorbsi, malnutrisi,
kurus dimana persentasi kejadian obstruksi usus dan lebih lanjut
malnutrisi tersebut paling banyak gangguan tumbuh kembang dan
ditemukan pada kawasan benua Asia.(3) kognitif serta respon imun terhadap
Menurut Riset Kesehatan Dasar infeksi bakteri, virus dan protozoa.(7)
(Riskesdas) pada tahun 2013, ditinjau Dalam penelitian Mayvie dkk
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (2013), menyimpulkan bahwa tidak
menurut umur (IMT/U), prevalensi ditemukan hubungan antara kecacingan
kurus secara nasional adalah 11,2% dengan status gizi pada anak sekolah
(4% sangat kurus dan 7,2% kurus) dan dasar kelas 4 dan 5 di Kelurahan
NTT menjadi provinsi dengan jumlah Maasing, Manado.(9) Menurut
anak yang memiliki status gizi kurus Mohammed, dkk (2011), dalam
dan sangat kurus terbanyak penelitian mereka di Kota Kalar, Iraq,
dibandingkan dengan provinsi lainnya menyimpulkan bahwa infeksi dari
Giardia lamblia dan Entamoeba cacing yang daur hidupnya
histolytica lebih banyak ditemukan memerlukan tanah sebagai media
pada anak dengan berat badan rendah perkembangan dan pertumbuhannya
(underweight / Low WFA= Weight For untuk dapat menginfeksi manusia (Soil
Age) dan anak yang pendek (stunting / transmitted Helminths). Selain itu,
Low HFA = Height For Age), namun kondisi beberapa perumahan di daerah
dilain pihak, anak yang kurus (wasted / tersebut yang kurang layak dengan
WFH = Weight For Height) tidak sanitasi yang buruk, lingkungan rumah
menunjukan hubungan dengan kedua yang dekat dengan pembuangan
infeksi tersebut.(10) Menurut Kenneth, sampah, tidak menutup kemungkinan
dkk (2012), dalam penelitian mereka di bagi anak-anak yang tinggal di daerah
Nigeria menyimpulkan bahwa hanya sekitar sekolah tersebut untuk terinfeksi
cacing tambang (hookworm) dan atau terkontaminasi dengan berbagai
Ascaris lumbricoides memiliki jenis protozoa usus yang dapat tinggal
hubungan yang signifikan dengan pada daerah yang memiliki sanitasi
stunting, wasting, dan underweight yang buruk dan sumber air yang
serta tidak terdapat hubungan yang tercemar atau tidak bersih. Beberapa
signifikan atau bermakna antara penelitian mengenai infeksi parasit
indikator nutrisi dengan protozoa usus khususnya kecacingan yang
parasit (G. lamblia, E. histolytica).(11) dilakukan di Kota Kupang seperti di
Peneliti memilih lokasi penelitian Alak, Sikumana, Naibonat, Noelbaki
di kota kupang khususnya di SDN Pasir dan Taupukan menunjukkan hasil
Panjang didasari oleh pengamatan dimana infeksi cacing masih tinggi di
peneliti pada daerah sekolah tersebut kota kupang khususnya cacing Ascaris
dan kawasan pemukiman masyarakat di lumbricoides, Hookworm, Trichuris
sekitar daerah sekolah dan hasil yang trichiura.(1215)
peneliti temukan adalah daerah sekolah Tujuan umum penelitian ini
tersebut memiliki lapangan tanah yang adalah untuk mengetahui hubungan
cukup luas dan sebagian besar akivitas infeksi parasit usus dengan status gizi
bermain yang dilakukan oleh anak- siswa-siswi Sekola Dasar Negeri Pasir
anak sekolah tersebut dilakukan di Panjang Kota Kupang tahun 2015.
lapangan dimana anak-anak biasa METODOLOGI PENELITIAN
bermain kelereng, kartu gambar, Penelitian ini menggunakan
berkejar-kejaran tanpa menggunakan metode observasional analitik dengan
alas kaki (sepatu) dilapangan tersebut. desain cross sectional. Penelitian ini
Hal ini menyebabkan kontak langsung dilakukan di Sekolah Dasar Negeri
anak dengan tanah menjadi lebih besar. Pasir Panjang Kota Kupang,
Hal tersebut dapat memberikan peluang Kecamatan Kota Lama, Kelurahan
bagi anak sekolah itu sendiri untuk Pasir Panjang. Penelitian ini dilakukan
terinfeksi cacing usus, khususnya pada bulan Juni 2015 dengan populasi
penelitian adalah anakanak Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Pasir Panjang
Kota Kupang kelas III, IV dan V
sebanyak 151 orang. Sampel penelitian
berjumlah 65 orang yang terdiri dari 22
siswa dari kelas III, 23 siswa dari kelas
IV dan 20 siswa dari kelas V.
Pengambilan sampel menggunakan
metode stratified random sampling.
Kriteria Inklusi pada penelitian ini
adalah sebagai berikut. Grafik 1.1 Karakteristik Responden
1. Anak kelas 3, 4, dan 5 SDN Pasir Menurut Jenis Kelamin
Panjang Kota Kupang. Karakteristik Subyek Penelitian
2. Anak yang hadir saat pengambilan Menurut Status Gizi.
data Status gizi subyek penelitian yang
3. Anak yang diizinkan oleh orang dihitung berdasarkan indikator status
tuanya untuk menjadi sampel gizi Indeks Massa Tubuh menurut
penelitian dengan menandatangani Umur (IMT/U), didapatkan hasil
persetujuan setelah penjelasan bahwa 11 siswa (16,9%) berstatus gizi
(informed consent). sangat kurus, 23 siswa (35,4%) kurus,
Kriteria Eksklusi 29 siswa (44,6%) normal, dan 2 siswa
1. Siswa yang mengkonsumsi (3,1%) obesitas.
kortikosteroid, insulin injeksi, obat
antiprotozoa usus (Metronidazole,
Iodoquinolon)
2. Siswa yang pernah mengkonsumsi
obat cacing 6 bulan terakhir
3. Siswa dengan infeksi kronik lainnya
seperti TBC, Malaria, Diare Berat.

HASIL
Karakteritik sampel penelitian Grafik 1.2 Karakteristik Subyek
berdasarkan jenis kelamin. Penelitian Berdasarkan Status Gizi
Dari total 65 siswa yang mengikuti Distribusi Status Gizi Subyek
penelitian ini, terdapat 34 siswa Penelitian Berdasarkan Kelas
berjenis kelamin perempuan (52%) dan Dalam penelitian ini, didapatkan hasil
sisanya sebanyak 31 siswa berjenis bahwa kelas III dan V memiliki siswa
kelamin laki-laki (48%). Data ini dengan status gizi sangat kurus
terlihat pada grafik 1.1 dibawah ini. terbanyak dibandingkan dengan kelas
IV dengan jumlah sebanyak 10 siswa
atau 5 siswa pada masing-masing kelas sebanyak 58 siswa (89,2%) tidak
III dan V. Kelas IV memiliki jumlah terinfeksi parasit usus.
siswa paling sedikit untuk status gizi
sangat kurus yaitu sebanyak 1 orang.
Selain itu, kelas III memiliki siswa
dengan prevalensi terbanyak untuk
siswa dengan status gizi kurus dengan
jumlah sebanyak 9 orang jika
dibandingkan dengan kelas IV dan V.
Siswa dengan status gizi normal paling
banyak ditemukan pada kelas IV
Grafik 1.4 Distribusi Infeksi Parasit
dengan jumlah siswa sebanyak 14
Usus Pada Subyek Penelitian
orang, sedangkan prevalensi terendah
untuk siswa dengan status gizi normal Distribusi Infeksi Parasit Usus Pada
terdapat kelas V dengan jumlah siswa Subyek Penelitian Berdasarkan
sebanyak 7 orang. Siswa dengan status Kelas
gizi obesitas terdapat pada kelas IV dan Dalam penelitian ini, didapatkan hasil
V dengan jumlah siswa pada masing- bahwa prevalensi siswa yang positif
masing kelas sebanyak 1 orang. Data- terinfeksi oleh parasit usus khususnya
data tersebut dapat dilihat pada grafik kecacingan, paling banyak ditemukan
1.3 dibawah ini. pada kelas V dengan jumlah siswa
sebanyak 4 orang dengan status gizi
normal pada 2 siswa, kurus pada 1
siswa dan sangat kurus pada 1 siswa.
Prevalensi terendah siswa yang positif
terinfeksi parasit usus dimiliki oleh
kelas IV dengan jumlah siswa
sebanyak 3 orang dengan status gizi
normal pada 1 siswa, kurus pada 1
siswa dan sangat kurus pada 1 siswa.
Selain itu, tidak ditemukan sama sekali
infeksi parasit usus pada anak kelas III
Grafik 1.3 Distribusi Status Gizi yang ikut serta dalam penelitian ini.
Subyek Penelitian Berdasarkan Kelas Data disajikan pada grafik 1.5 dibawah
Distribusi Infeksi Parasit Usus Pada ini.
Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, ditemukan 7 siswa
(10,8%) positif terinfeksi parasit usus
khususnya kecacingan dan sisanya
mengenai hubungan antara infeksi
parasit usus terhadap status gizi anak
SDN Pasir Panjang Kota Kupang
melalui uji chi square dan dilanjutkan
dengan uji alternatif kolmogorov
smirnov didapatkan nilai p = 1,000.
Nilai p > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara infeksi parasit usus
Grafik 1.5 Distribusi Infeksi Parasit dengan status gizi anak SDN Pasir
Usus Berdasarkan Kelas Panjang Kota Kota Kupang tahun
Distribusi Jenis Parasit Usus Pada 2015.
Subyek Penelitian PEMBAHASAN
Pada penelitian, didapatkan 7 siswa Dalam penelitian ini didapatkan 7
positif terinfeksi parasit usus siswa positif terinfeksi parasit usus
khususnya kecacingan. Dari 7 siswa khususnya kecacingan. Dari 7 siswa
tersebut didapatkan 4 siswa (57,1%) tersebut, 2 siswa mengalami status gizi
terinfeksi oleh Ascaris lumbricoides, 2 sangat kurus, 2 siswa kurus dan 3 siswa
siswa (28,6%) terinfeksi oleh sisanya normal. Hasil penelitian ini
Enterobius vermicularis dan 1 siswa menunjukkan bahwa infeksi parasit
(14,3%) terinfeksi oleh Strongyloides usus tersebut lebih banyak dialami oleh
stercoralis. Data disajikan pada grafik anak yang berstatus gizi normal. Hal
1.6 dibawah ini. ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Reshka dkk (2015)
mengenai hubungan infeksi Soil
Transmitted Helminth (STH) dengan
status gizi murid SDN di Padang,
dimana dalam penelitian tersebut
disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan secara statistik antara infeksi
STH dengan status gizi siswa pada
Grafik 1.6 Distribusi Jenis Parasit Usus sekolah tersebut. Selain itu, hasil yang
Pada Subyek Penelitian didapatkan pada penelitian tersebut
Analisis Bivariat adalah infeksi STH lebih banyak
Dalam analasis data pada penelitian ini, dialami oleh anak dengan status gizi
peneliti memasukkan status gizi normal dibandingkan dengan status gizi
obesitas ke dalam kelompok dengan kurang atau kurus maupun sangat
status gizi normal. Berikut data hasil kurus.(16)
dari analisis statistik dapat dilihat pada Infeksi parasit usus terutama
tabel 1. Hasil analisis statistik kecacingan bisa bersifat akut dan
Status Gizi

Infeksi Parasit Sangat Kurus Kurus Normal Total P


Usus
n % n % n % n %
Positif 2 28,6 2 28,6 3 42,8 7 100 1,000
Negatif 9 15,5 21 36,2 28 48,3 58 100

Total 11 16,9 23 35,4 31 47,7 65 100

Tabel 1. Hubungan Infeksi Parasit Usus dengan Status Gizi Anak SDN Pasir
Panjang Kota Kupang
Secara teori, banyak faktor yang
kronik. Namun gejala yang dapat mempengaruhi status gizi.
ditimbulkan saat dalam fase akut Menurut Unicef melalui bagan
sangat tidak khas dan bervariasi antara malnutrisi tahun 1998, status gizi
cacing yang satu dengan yang lain, seseorang dipengaruhi oleh faktor
bahkan bisa tidak bergejala sama langsung dan tidak langsung. Faktor
sekali. Pada infeksi kronik umumnya langsung yang mempengaruhi status
penderita akan mengalami penurunan gizi seseorang khususnya anak-anak
berat badan, malnutrisi yang pada adalah asupan makan dan penyakit
akhirnya menyebabkan gangguan infeksi. Dan faktor tidak langsung
pertumbuhan dan dapat menyebabkan mencakupi pengetahuan orang tua
penurunan fungsi kognitif pada anak mengenai gizi, tingkat sosial ekonomi
usia sekolah.(17) Dalam penelitian ini, keluarga, pola hidup bersih dan sehat
didapatkan 3 siswa dengan status gizi dalam keluarga, asuhan yang adekuat
normal yang terinfeksi parasit usus. Hal dari orang tua kepada anaknya.(18)
tersebut bisa saja terjadi karena pada Nelson (1998) mengatakan bahwa
siswa dengan status gizi normal anak-anak usia sekolah kerap kali
tersebut infeksi kecacingan yang terjadi mempunyai kebiasaan makan yang
masih bersifat akut dimana belum tidak teratur dan tidak pada tempatnya,
memberikan dampak pada status gizi terutama sekali pada waktu sarapan dan
anak-anak tersebut. Namun apabila hal makan siang. Kebiasaan makan yang
ini terus dibiarkan begitu saja maka tidak teratur mengakibatkan kecukupan
lama kelamaan infeksi tersebut akan gizi berkurang, dan imunitas tubuh
menjadi kronik dan efek dari infeksi rendah. Sehingga dapat dikatakan,
kronis inilah yang akan memberikan bahwa selain penyakit cacingan, status
dampak penurunan status gizi seperti gizi juga dipengaruhi dari faktor yang
malnutrisi dan penurunan berat badan. lain antara lain adalah hygiene yang
kurang dan terutama intake makanan
dan asupan gizi yang tidak seimbang lainnya yang dapat menyebabkan
dengan kebutuhan anak, penyakit penurunan status gizi pada anak
infeksi pada anak, pengetahuan khususnya siswa di SDN Pasir Panjang
keluarga, letak demografi/tempat Kota Kupang.
(19)
tinggal individu. KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan dalam 1. Prevalensi infeksi parasit usus
penelitian ini adalah 34 anak dari 65 pada 65 anak yang menjadi sampel
anak yang ikut dalam penelitian ini penelitian di SDN Pasir Panjang
mengalami masalah status gizi Empat Kota Kupang sebesar 7 anak
anak dari 34 anak tersebut terinfeksi (10,8%) dinyatakan positif
parasit usus sedangkan 30 anak lainnya terinfeksi parasit usus setelah
tidak terinfeksi. Hal ini menunjukkan ditemukan telur dan larva cacing
bahwa masalah gizi yang terjadi pada pada sampel feses yang diperiksa
30 anak tersebut kemungkinan di laboratorium.
disebabkan oleh faktor lain seperti 2. Parasit usus yang didapatkan pada
asupan makanan yang kurang, pola penelitian ini adalah Ascaris
makan anak yang tidak teratur, daya lumbricoides dengan jumlah
beli keluarga atau tingkat sosial terbanyak dan ditemukan pada 4
ekonomi keluarga yang rendah, pola sampel feses yang diperiksa
hidup bersih dan sehat, baik yang (57,1%), Enterobius vermicularis
dilakukan oleh anak itu sendiri maupun didapatkan pada 2 sampel feses
orang tua atau didalam keluarga, (28,6%) dan Strongyloides
dimana semua hal tersebut saling stercoralis pada 1 sampel feses
berhubungan satu sama lain yang yang diperiksa (14,3%).
tentunya akan memberikan dampak 3. Prevalensi status gizi anak pada
terhadap status gizi anak. penelitian ini berdasarkan indeks
Dalam penelitian ini tidak IMT/U didapatkan sebesar 11 anak
ditemukannya hubungan yang (16,9%) dengan status gizi sangat
bermakna secara statistik kemungkinan kurus, 23 anak ( 35,4%) dengan
disebabkan oleh jumlah sampel status gizi kurus dan 29 anak
penelitian yang tidak terlalu besar. (44,6%) dengan status gizi normal
Selain itu juga, tidak ditemukannya serta 2 anak (3,1%) dengan status
hubungan yang bermakna antara gizi obesitas.
infeksi parasit usus dengan status gizi 4. Tidak terdapat hubungan antara
siswa SDN Pasir Panjang Kota kupang infeksi parasit usus dengan status
tahun 2015 kemungkinan disebabkan gizi anak Sekolah Dasar Negeri
oleh faktor-faktor lain selain penyakit Pasir Panjang Kota Kupang kelas
infeksi seperti tingkat ekonomi III, IV dan V.
keluarga, pola konsumsi anak yang
tidak teratur dan masih banyak faktor
SARAN DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Pihak Sekolah, dalam rangka 1. Hukormas. Anak Usia Sekolah
mengurangi prevalensi kecacingan Menjadi Tumpuan Kualitas
atau infeksi parasit usus di Bangsa [Internet]. Kementerian
kalangan anak SDN Pasir Panjang Kesehatan Republik Indonesia.
Kota Kupang, peneliti 2014 [cited 2015 Mar 22].
menyarankan agar perlunya Available from:
diberikan edukasi kepada siswa http://www.gizikia.depkes.go.id/se
mengenai infeksi parasit usus kretariat/anak-usia-sekolah-
khususnya kecacingan pada siswa menjadi-tumpuan-kualitas-bangsa/
SDN Pasir Panjang Kota Kupang. 2. Suara Pembaharuan. Hampir 60%
2. Bagi Orang tua/Masyarakat, Anak Indonesia Tak Punya
perlunya upaya preventif terhadap Kebiasaan Sarapan [Internet].
infeksi parasit usus khususnya Suara Pembaharuan. 2013 [cited
kecacingan memberikan edukasi 2015 Mar 23]. Available from:
kepada orang tua mengenai bahaya http://sp.beritasatu.com/gayahidup/
infeksi parasit usus khususnya hampir-60-anak-indonesia-tak-
kecacingan dan perlunya punya-kebiasaan-sarapan/32850
pemberian obat cacing secara 3. Joint UNICEF WHO The
berkala setiap 6 bulan sekali untuk World Bank Child Malnutrition
mencegah anak terinfeksi Database: Estimates for 2012 and
kecacingan. Launch of Interactive Data
3. Untuk peneliti selanjutnya, perlu Dashboards [Internet]. WHO. 2013
dikembangkan lagi penelitian [cited 2015 Sep 21]. Available
dengan variabel-variabel yang from:
lebih kompleks berhubungan http://www.who.int/nutgrowthdb/j
dengan status gizi anak seperti me_2012_summary_note_v2.pdf?
asupan makanan, penyakit infeksi ua=1
lain, aktivitas fisik, tingkat 4. Badan Penelitian dan
ekonomi keluarga dan faktor- Pengembangan Kesehatan
faktor lainnya yang dapat Republik Indonesia. Riset
memberikan pengaruh terhadap Kesehatan Dasar 2013 [Internet].
status gizi. Selain itu juga, dalam 2013. Available from:
penelitian selanjutnya perlu http://www.litbang.depkes.go.id/sit
digunakan jumlah sampel yang es/download/rkd2013/Laporan_Ris
lebih besar sehingga kemungkinan kesdas2013.PDF
untuk menemukan anak dengan 5. Pemerintah Provinsi Nusa
infeksi parasit usus menjadi lebih Tenggara Timur. Peraturan
besar. Gubernur Nusa Tenggara Timur
Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Rencana Aksi Daerah Percepatan in Kalar Town, Iraq. Tikrit J
Pemenuhan Pangan dan Gizi Pharm Sci [Internet]. 2011;
Provinsi Nusa Tenggara Timur Available from:
Tahun 2012 2015 [Internet]. http://www.iasj.net/iasj?func=fullt
2012. Available from: ext&aId=22601
http://www.wfp.org/sites/default/fi 11. Opara KN, Udoidung NI, Opara
les/FINAL RADPG-NTT.pdf DC, Okon OE, Edosomwan EU,
6. King FS, Burgess A. NUTRITION Udoh AJ. The Impact of Intestinal
FOR DEVELOPING COUNTRY. Parasitic Infections on the
2nd ed. New York: Oxford Nutritional Status of Rural and
University Press; 1993. Urban School-Aged Children in
7. Kurniawan A. Meningkatkan Nigeria. Int J MCH AIDS
Kewaspadaan Dokter terhadap [Internet]. 2012;1(1):7382.
Infeksi Parasit Intestinal pada Available from:
Anak. 2011 [cited 2015 Mar http://mchandaids.org/pdf/7-
23];61:3456. Available from: Original-Article-The-Impact.pdf
http://indonesia.digitaljournals.org/ 12. Kila FMVB. Prevalensi Infeksi
index.php/idnmed/article/downloa Soil Transmitted Helminths Pada
d/1040/1042. AnakAnak Pemulung Manulai 2
8. Soil-transmitted helminth Kecamatan Alak Tahun 2014.
infections [Internet]. WHO. 2014 Politeknik Kesehatan Kemenkes;
[cited 2015 Feb 20]. Available 2014. Karya Ilmiah.
from: 13. Triyanti. Nutritional Status and
http://www.who.int/mediacentre/fa Intestinal Helminthiasis Among
ctsheets/fs366/en/ Underfive Children in Three
9. Mundung MS, Kapantow NH, Selected Refugee Centers, in
Ratag BT. Hubungan Antara Kupang Distric, Indonesia. Jakarta;
Kecacingan dengan Status Gizi 2001.
Pada Anak Kelas 4 dan 5 Sekolah 14. Kehi AR. Analisis Faktor Risiko
Dasar di Kelurahan Maasing Kejadian Kecacingan Pada Siswa
Kecamatan Tuminting Kota SD Inpres Oelata Kecamatan Alak
Manado [Internet]. Manado; [cited Kota Kupang Tahun 2014.
2015 Mar 3]. Available from: Universitas Nusa Cendana; 2014.
http://fkm.unsrat.ac.id/wp- Skripsi.
content/uploads/2013/08/MAYVIE 15. Yohanes G. Hubungan Kecacingan
-MUNDUNG-091511094.pdf Dengan Status Gizi Pada Siswa
10. Kadir MA-A, Ali SMM. Sekolah Dasar Di SD Inpres
Nutritional Status of Children Sikumana 2 Kecamatan Mulafa-
Infected with Giardia lamblia and Kota Kupang. Universitas Nusa
Entamoeba histolytica Infections Cendana; 2012. Skripsi
16. Renanti R, Rusjdi SR, SY E.
Hubungan Infeksi Soil Transmitted
Helminth dengan Status Gizi pada
Murid SDN 29 Purus Padang. J
Kesehat Andalas [Internet]. 2015;
Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.p
hp/jka/article/viewFile/253/242
17. Hadidjaja P, Margono SS, editors.
Dasar Parasitologi Klinik. 1st ed.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2011.
18. Modul Pemantauan Status Gizi
Balita Dan Ibu Hamil [Internet].
Fakultas Kedokteran UNS. 2013
[cited 2015 Mar 9]. Available
from:
http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/
Modul_Gizi.pdf
19. Festi P. Hubungan Antara Penyakit
Cacingan Dengan Status Gizi Pada
Anak Sekolah Dasar (SD) Di
Sekolah Dasar Al Mustofa
Surabaya [Internet]. [cited 2015
Aug 4]. Available from:
http://fik.umsurabaya.ac.id/sites/de
fault/files/jurnall/HUBUNGAN-
ANTARA-PENYAKIT-
CACINGAN-DENGAN-
STATUS-GIZI-PADA-ANAK-
SEKOLAH-DASAR-SD-
DISEKOLAH-DASAR-AL-
MUSTOFA-SURABAYA.pdf

Anda mungkin juga menyukai