ISSN 2527-7154
Abstrak
Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan penyakit yang paling sering diderita anak sekolah
dasar. Dampak infeksi kecacingan ini adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi anak.
Tingkat pengetahuan ibu yang rendah merupakan penyebab utama tingginya angka infeksi kecacingan
melalui pola asuh hidup bersih dan sehat yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths)
dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada murid SD Negeri 3 Bajur, Kecamatan
Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional. Subjek penelitian adalah 165 murid kelas II VI SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat tahun ajaran 2014-2015.Pengambilan data dilakukan dengan pengisian
kuesioner dan pemeriksaan mikroskopik feses. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji
hipotesis chi-square.
Hasil: Angka kejadian kecacingan pada murid SD Negeri 3 Bajur mencapai 24,2%. Tingkat pengeta-
huan responden (ibu) tentang kecacingan terbagi menjadi baik (B) 16,4%, cukup baik (CB) 60,6%,
dan kurang (K) 23%.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan
(infeksi Soil Transmitted Helminths) dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada
murid SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (p=0,000; p¡ 0,05).
Katakunci
tingkat pengetahuan, ibu, infeksi Soil Transmitted Helminths, angka kejadian infeksi Soil Transmitted
Helminths
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
*e-mail: rikahastutisetyorini1984@gmail.com
ten di Indonesia. 8 Menurut WHO (2001), diperkirakan gambaran mengenai distribusi infeksi Soil Trasnmitted
800 juta - 1 milyar penduduk terinfeksi Ascaris, 700-900 Helminths pada murid SD Negeri 3 Bajur. Selain itu,
juta terinfeksi cacing tambang, 500 juta terinfeksi Tri- informasi yang didapatkan dari hasil penelitian dapat
churis. 9 Kondisi hygiene dan sanitasi yang buruk dapat dikaitkan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan
memberikan banyak peluang bagi timbulnya berbagai infeksi kecacingan (infeksi Soil Trasnmitted Helminths)
penyakit infeksi, terutama infeksi kecacingan ini. 10 di Kabupaten Lombok Barat dan juga Provinsi NTB.
Penyakit kecacingan yang diakibatkan oleh infeksi
Soil Transmitted Helminths dapat mengakibatkan menu-
runnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produkti- 2. Metode Penelitian
vitas penderita sehingga secara ekonomi banyak menye-
Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan
babkan kerugian, karena adanya kehilangan karbohidrat
pendekatan secara cross sectional untuk mengetahui
dan protein serta kehilangan darah yang pada akhirnya
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ke-
dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. 11 Pe-
cacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths) dengan
nyakit kecacingan (infeksi STH) ini masih tergolong
angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada
sebagai penyakit yang kurang diperhatikan (neglected
murid SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi Kabu-
disease), sehingga dikategorikan sebagai silent disea-
paten Lombok Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada
se. 11;12 Spesies cacing yang termasuk dalam kelompok
bulan Desember 2014.
Soil Transmitted Helminths yang masih menjadi ma-
salah kesehatan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris Populasi penelitian adalah murid SD Negeri 3 Ba-
trichiura, dan cacing tambang (Necator americanus dan jur kelas I sampai kelas VI dengan populasi terjangkau
Ancylostoma sp). 1 murid SD Negeri 3 Bajur kelas III – VI. Populasi terse-
but diseleksi dengan menggunakan kriteria inklusi dan
Anak sekolah dikatakan sebagai salah satu penderita eksklusi sehingga didapatkan jumlah sampel penelitian
penyakit kecacingan yang prevalensi dan insidensinya sebanyak 150 orang.
tinggi, dikarenakan usia anak sekolah memiliki bayak Teknik pengambilan sampel menggunakan purposi-
faktor resiko terinfeksi penyakit kecacingan, terutama ve sampling. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah
faktor pengetahuan ibu yang kurang mengenai infeksi ibu-ibu yang anaknya bersekolah atau menjadi murid
Soil Transmitted Helminths. 4;7 Rendahnya pengetahuan di SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten
ibu akan berdampak pada buruknya pola asuh ibu terha- Lombok Barat kelas III, IV, V, dan VI, murid SD Ne-
dap anak terutama pola asuh yang dapat menghindarkan geri 3 Bajur yang mengembalikan kertas informed con-
sang anak dari infeksi kecacingan. 7 sent yang berisi identitas dan keterangan orang tuanya,
Berdasarkan Data Profil Kesehatan NTB (2012) me- murid yang memberikan sampel fesesnya secara benar
nunjukkan bahwa angka melek huruf NTB lebih tinggi dan diyakini miliknya sendiri, murid-murid yang belum
pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Begitu ataupun sudah mengetahui dirinya terkena infeksi STH,
pula yang terjadi di daerah Kabupaten Lombok Barat murid-murid yang ditemukan atau tidak ditemukan telur
yang angka melek hurufnya lebih tinggi pada laki-laki cacing dalam pemeriksaan, dan murid-murid yang tidak
daripada perempuan, terlihat dari jumlah perempuan mengkonsumsi obat cacing dalam 6 bulan terakhir. Kri-
yang belum atau tidak pernah sekolah yang mencapai teria eksklusi adalah ibu dari murid SD Negeri 3 Bajur
angka 25,25%, dan ini merupakan jumlah tertinggi da- yang tidak bersedia mengisi kuesioner dan murid-murid
ri status pendidikan ibu atau perempuan terakhir jika yang tidak mengembalikan kuesioner yang ditujukan
dibandingkan dengan status pendidikan terakhir lain- kepada ibu mereka ke tim peneliti.
nya. 13 Ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
ibu di Kabupaten Lombok Barat masih tergolong rendah, kuesioner dan pemeriksaan mikroskopik feses. Respon-
sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahu- den yang bersedia terlibat dalam penelitian ini akan di-
an ibu tentang kecacingan. berikan kuesioner dan pot feses yang dititipkan ke anak
Meskipun pada penelitian sebelumnya tidak dida- mereka yang menjadi murid di SD Negeri 3 Bajur. Res-
patkan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan ponden diwajibkan untuk menjawab pertanyaan pada
infeksi kecacingan, tetapi masalah tingkat pengetahuan kuesioner tersebut untuk kemudian dikembalikan lagi ke
ibu yang dihubungkan dengan infeksi kecacingan ini tim peneliti pada keesokan harinya melalui anak mereka.
merupakan masalah yang menarik untuk diteliti. Hal Selain itu, responden juga diwajibkan untuk mengam-
ini karena tingkat pendidikan ibu di Kabupaten Lombok bil sampel feses anaknya dengan ketentuan yang telah
Barat masih tergolong rendah sehingga akan mempenga- dijelaskan pada anaknya di sekolah, untuk dimasukkan
ruhi pengetahuan ibu tentang infeksi Soil Trasnmitted ke dalam pot feses, dan selanjutnya kan diberikan ke
Helminths. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mela- tim peneliti pada keesokan harinya. Seluruh data yang
kukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahu- didapat dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya.
an ibu tentang kecacingan (infeksi Soil Trasnmitted Hel- Selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap kuesio-
minths) dengan angka kejadian infeksi Soil Trasnmitted ner dan pemeriksaan mikroskopik feses di laboratorium
Helminths pada murid SD Negeri 3 Bajur Kecamatan untuk memperoleh data tingkat pengetahuan ibu ten-
Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Dengan dilaksana- tang kecacingan (infeksi Soil Trasnmitted Helminths)
kannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu dan angka kejadian infeksi Soil Trasnmitted Helminths.
Jurnal Kedokteran
Tingkat Pengetahuan Ibu dan Kecacingan 27
Data yang didapat dari hasil penilaian kuesioner dan Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kecacingan
pemeriksaan mikroskopik feses ini akan digunakan un- Jenis Kecacingan n %
tuk mencari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu Ascaris lumbricoides 24 14,5
tentang kecacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths) Trichiuris trichiura 14 8,48
dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helmin- Ascaris lumbricoides
ths pada murid SD Negeri 3 Bajur Kecamatan Labuapi dan Trichiuris trichiura 2 1,2
Kabupaten Lombok Barat. Negatif 125 75,7
Total 165 100
Jurnal Kedokteran
28 Murti, dkk
persentase, maka persentase terbesar sampel yang nega- dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,05).
tif kecacingan adalah terletak pada ibu dengan tingkat Perbedaan yang terjadi pada hasil dalam penelitian
pengetahuan baik (B), yaitu sejumlah 100%. Berdasark- ini dengan penelitian sebelumnya bisa saja diakibatkan
an penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin oleh kondisi daerah atau lokasi penelitian yang berbeda.
rendah tingkat pengetahuan ibu, semakin tinggi angka Penelitian ini dilakukan di Desa Bajur, Kecamatan Labu-
kejadian kecacingan yang dialami murid SD Negeri 3 api, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Bajur tersebut. Barat, sedangkan dua penelitian sebelumnya dilakukan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Keca- di Desa Rejosari, Demak, Provinsi Jawa Tengah, dan
cingan (Infeksi Soil Transmitted Hellminths) dengan di Kota Manado. Perbedaan lokasi penelitian ini bisa
Angka Kejadian Kecacingan (Infeksi Soil Transmitted berpengaruh oleh karena perbedaan karkteristik subjek
Helminths) penelitian. Selain itu, perbedaan lokasi penelitian ini
Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelu- dapat berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian,
mya bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab karena kondisi kesehatan di Jawa Tengah dan Kota Ma-
seorang anak terinfeksi kecacingan adalah tingkat penge- nado cenderung lebih baik dengan kondisi kesehatan di
tahuan ibu yang rendah. Kondisi tingkat pengetahuan NTB.
ibu yang rendah akan berpengaruh pada kurangnya per- Hal lain yang menjadi penyebab perbedaan hasil da-
hatian atau pola asuh ibu terhadap anak yang buruk, lam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
terutama dalam hal cara menjaga kebersihan dan kese- faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahu-
hatan. an ibu, serta sumber-sumber pengetahuan yang didapat
Dengan pola asuh ibu yang buruk tersebut, maka ak- oleh ibu. Berdasarkan teori Suhartono (2005), bahwa
an berdampak buruk pada kurangnya pengetahuan dan terdapat lima sumber yang akan membentuk pengeta-
perilaku menjaga kebersihan dan kesehatan terhadap huan manusia, yaitu kepercayaan, kesaksian orang lain,
anak maupun yang didapatkan anak, yang dapat meng- pengalaman, akal pikiran dan intuisi. Berdasarkan teori
hindarkan anak dari infeksi kecacingan. Hal ini karena tersebut, sangat wajar bila terdapat perbedaan pada ting-
cara pemeliharaan kebersihan dan kesehatan anak se- kat pengetahuan responden pada penelitian ini dengan
kolah dasar yang dapat menghindarkannya dari infeksi penelitian sebelumnya, mengingat kondisi daerah yang
kecacingan masih sangat bergantung pada bagaimana berbeda juga akan mempengaruhi sumber pengetahuan
cara ibu (pola asuhan ibu) mengajarkan dan menerapkan ibu pada daerah tersebut. 14
cara-cara tersebut dalam kehidupan anaknya. 7 Sedangkan dari faktor-faktor yang mempengaruhi
Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat pengetahuan, terdapat 2 domain dasar yang bisa saja
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan menyebabkan perbedaan hasil antara penelitian ini de-
ibu tentang kecacingan (infeksi Soil Trasnmitted Hel- ngan penelitian sebelumnya. Faktor tersebut terbagi
minths) dengan angka kejadian infeksi Soil Transmitted atas faktor internal yang terdiri dari intelegensia, tingkat
Helminths, yaitu dengan nilai signifikansi (p) sebesar pendidikan, pengalaman, umur, tempat tinggal, peker-
0,000 (p < 0,05). jaan, dan status sosial ekonomi; serta faktor eksternal
Hasil ini sangatlah berbeda dengan penelitian se- yang terdiri dari faktor lingkungan, sosial budya, dan
belumnya yang dilakukan oleh Sumanto (2010) dan informasi media massa. Faktor inilah yang dapat me-
Limbanadi, Rattu, dan Pitoi (2013). Kedua penelitian nyebabkan terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan
ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan anta- ibu terutama tingkat pengetahuan mengenai kecacingan,
ra tingkat pengetahuan ibu dengan infeksi cacing atau sehingga terjadi perbedaan pada hasil penelitian. 15
kecacingan. 7;11 Apalagi dilihat dari segi tingkat pendidikan ibu yang
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Suman- akhir-akhir ini semakin rendah. Data Profil Kesehatan
to (2010) yang dikutip dalam Limbanadi, Rattu, dan NTB (2012) menunjukkan bahwa angka melek huruf
Pitoi (2013), yang mengacu pada faktor risiko infeksi NTB lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan
cacing tambang pada anak sekolah dasar di Desa Rejosa- perempuan. Begitu pula yang terjadi di daerah Kabu-
ri, Demak, menemukan bahwa tidak terdapat hubungan paten Lombok Barat yang angka melek hurufnya lebih
yang bermakna antara kondisi tingkat pengetahuan ibu tinggi pada laki-laki daripada perempuan, terlihat dari
dengan infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar. jumlah perempuan yang belum atau tidak pernah seko-
Begitu pula penelitian selanjutnya pada tahun 2013 yang lah yang mencapai angka 25,25%, dan ini merupakan
dilakukan oleh Limbanadi, Rattu dan Pitoi yang tidak jumlah tertinggi dari status pendidikan ibu/perempuan
menemukan hubungan antara tingkat pengetahuan atau terakhir jika dibandingkan dengan status pendidikan
pendidikan ibu dengan infeksi cacing pada siswa SD terakhir lainnya. 13 Ini mengindikasikan bahwa tingkat
Negeri 47 Kota Manado. 7;12 Namun, meskipun tidak pendidikan ibu di Kabupaten Lombok Barat masih ter-
ditemukannya hubungan atau keterkaitan antara tingkat golong rendah, sehingga akan berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu dengan infeksi kecacingan oleh kedua tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan dan berkon-
peneliti tersebut, bukan berarti kita bisa begitu saja me- tribusi pula pada tingginya angka kejadian kecacingan
nyingkirkan parameter tersebut, karena pada penelitian murid sekolah dasar di SD Negeri 3 Bajur, Kecamatan
ini ditemukan bahwa tingkat pengetahuan ibu memiliki Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Walaupun terdapat
hubungan yang signifikan dengan infeksi kecacingan, perbedaan kesimpulan penelitian, tetapi pada penelitian
Jurnal Kedokteran
Tingkat Pengetahuan Ibu dan Kecacingan 29
Tabel 7. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kecacingan (Infeksi Soil Transmitted Hellminths) dengan Angka Kejadian
Kecacingan (Infeksi Soil Transmitted Helminths)
Tingkat Pengetahuan Ibu Angka Kejadian Kecacingan Total P
Positif (+) Negatif (-)
N % n % n %
Kurang (K) 34 89,5 4 10,5 38 100
Cukup Baik (CB) 6 6 94 94 100 100
Baik (B) 0 0 27 27 27 100 0,000
Total 40 24,2 125 75,8 165 100
ini dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ke- Rambipuji). In: Jurnal disajikan dalam Seminar
cacingan (infeksi Soil Transmitted Helminths) memiliki Nasional Jaminan Persalinan, Jurusan Kesehatan
hubungan yang signifikan atau berpengaruh terhadap Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UNEJ,
angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada Jember. vol. 26; 2011. .
murid SD Negeri 3 Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupa-
ten Lombok Barat. 3. Gandahusada S, Ilahude H, Pribadi W. Parasitologi
Kedokteran, Ed Ke-3. Jakarta: FKUI. 2004;p. 221–
4.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4. ATN T. Hubungan kandungan ca-
4.1 Kesimpulan cing tanah dengan kejadian kecacing-
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat an. 2012;Available from: http://
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermak- andihartinapattolanurudiamakkulau.
na antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan blogspot.co.id/2012/07/
(infeksi Soil Transmitted Helminths) dengan angka ke- i-pendahuluan.html.
jadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada murid
SD Negeri 3 Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten 5. WHO. Soil Transmitted Helminths. World Health
Lombok Barat dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Organization. 2011;5(3):e948.
Jurnal Kedokteran
30 Murti, dkk
Jurnal Kedokteran