Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kecacingan adalah penyakit yang disebabkan masuknya parasit

(berupa cacing) ke dalam tubuh manusia. Jenis cacing yang sering ditemukan

menimbulkan infeksi adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing

cambuk (Trichuris trichuria) dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale

dan Necator americanus) yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted

Helminths atau STH). Infeksi cacing inidapat mengakibatkan terjadinya

anemi, gangguan gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan kecerdasan.

Dalam jangka panjang apabila terjadi infeksi secara terus menerus akan

menurunkan kualitas sumber daya manusia. (Ghasasani, 2011; WHO, 2009)

Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia masih

menghadapi masalah tingginya prevalensi penyakit infeksi terutama yang

berkaitan dengan kondisi hygiene dan sanitasi lingkungan yang belum baik.

Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi cacing

dimana penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.

Kebiasaan hidup kurang higienis menyebabkan angka terjadinya penyakit

masih cukup tinggi. Infeksi parasit terutama parasit cacing merupakan

masalah kesehatan masyarakat. Infeksi pada manusia terjadi melalui tangan

yang tercemar telur cacing yang infektif, lalu masuk melalui mulut atau larva

menembus kulit pada infeksi cacing tambang, tinggi rendahnya frekuensi

1
penularan penyakit berhubungan erat dengan tercemarnya tanah dengan tinja

yang mengandung telur cacing yang dapat dijadikan indikator untuk

mengetahui pencemaran disuatu tempat (Ghassani, 2011).

Berdasarkan survey yang dilakukan ditemukan bahwa pada golongan

usia anak sekolah sekolah dasar prevalensi kecacingan cukup tinggi, yakni

berkisar 60% - 80% (Depkes RI, 2006)

Prevalensi kecacingan di Jawa Tengah tahun 2004-2009 sebesar 4,37%.

Tingkat higiene perorangan yang rendah dan penularan dari teman sekolah /

bermain merupakan faktor penyumbang angka infeksi (Purnamasari, 2017).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang presentasi angka

penyakit cacingan pada anak usia sekolah (5-14 tahun) mengalami

penurunan. Pada tahun 2010 di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang

Utara terdapat 54 jumlah anak dari 142 jumlah orang yang terinfeksi penyakit

cacing (38%) dan pada tahun 2011 terdapat 34 jumlah anak dari 113 jumlah

orang yang terinfeksi penyakit cacing (30%). (Purnamasari, 2017)

Penyebaran dan penularan infeksi kecacingan akan lebih banyak

ditemukan didaerah kanal dan daerah kumuh, ditunjang oleh kepadatan

penduduk setempat. Meningkatnya penyebaran kecacingan terkait erat

dengan kondisi kebersihan lingkungan, perumahan dan perorangan.

Kebersihan lingkungan perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan

berperan penting dalam mencegah infeksi kecacingan, karena dapat

membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan

kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan.

2
Berdarkan hasil observasi lapangan di SD Islam Taqwiyatul Wathon,

lokasi tersebut dekat dengan pelabuhan Tanjung Mas, setiap hari mulai jam

setengah enam pagi dan jam empat sore terjadi rob, jalanan yang belum

beraspal, iklim yang lembab, mayoritas murid SD Islam Taqwiyatul Wathon

tinggal tidak jauh dari sekolah dan para muridnya juga kurang mengenal

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebanyakan siswanya

berkuku panjang dan tidak terawat sehingga memiliki risiko penularan

terinfeksi telur cacing STH karena penularannya dapat dari tangan ke mulut,

serta kebiasaannya yang tidak membiasakan mencuci tangan dahulu sebelum

mereka mengkonsumsi makanan jajanan karena telur cacing STH dapat

masuk ke dalam perut melalui jari-jari tangan mereka yang dimasukkan ke

dalam mulut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

angka kejadian infeksi cacing usus STH (Soil Transmitted Helminths)

berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan pada salah satu sekolah dasar

yang terletak di wilayah pemukiman padat di daerah Semarang. Sekolah dasar

yang akan dijadikan objek penilitian adalah SD Islam Taqwiyatul Wathon,

Kelurahan Tanjungn Mas, Semarang Utara. Letak sekolah yang berada

diwilayah pemukiman padat, di tambah lagi sudah pernah diadakan kegiatan

penelitian menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk memilih sekolah ini

sabagai objek penelitian.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut : “Bagaimana hubungan antara angka kejadian

infeksi cacing usus STH di SD Islam Taqwiyatul Wathon dengan kebiasaan

mencuci tangan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Diketahuinya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan

angka kejadian infeksi cacing usus Soil Transmittsd Helminths di SD Islam

Taqwiyatul Wathon, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui angka kejadian infeksi cacing usus Soil Transmittsd

Helminths di SD Islam Taqwiyatul Wathon, Kelurahan Tanjung Mas,

Semarang Utara.

b. Mengetahui hubungan antara angka kejadian infeksi cacing usus Soil

Transmittsd Helminths di SD Islam Taqwiyatul Wathon, Kelurahan

Tanjung Mas, Semarang Utara dengan kebiasaan mencuci tangan

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dan cakupan bidang analis kesehatan dalam Karya Tulis

Ilmiah ini adalah bidang Parasitologi.

4
E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

1. Peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengidentifikasi dan

meneliti masalah kesehatan dalam masyarakat.

2. Peneliti dapat melatih kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat.

3. Peneliti dapat menerapkan teori yang telah diperoleh selama belajar.

b. Bagi Masyarakat

1. Masyarakat mengetahui status infeksi cacing usus STH mereka

2. Dapat mencegah infeksi melalui penyuluhan yang dilakukan

3. Masyarkat yang positif terinfeksi cacing usus STH bisa langsung

mendapatkan pengobatan.

c. Bagi Akademik

Menambah koleksi karya tulis ilmiah terutama dibidang parasitologi di

perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang

diharapkan bermanfaat sebagai pembanding dan referensi penelitian.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai cacing Soil Transmitted Helminths sudah pernah

dilakukan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah subjek, waktu

dan tempat penelitian. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu

sebagai berikut :

5
No Nama Judul Hasil

1 Atika Ghassani Hubungan Infeksi Tidak ada hubungan


Cacing Usus STH antara Keberadaan Soil
Universitas Dengan Kebisaan Transmitted Helminths
Indonesia, 2011 Bermain Tanah Pada Pada Kebiasaan Bermain
SDN 09 Pagi Paseban Tanah Dengan Kejadian
Tahun 2010 Infeksi Pada Siswa SDN
09 Pagi Paseban

2 Nanda Oktavia Hubungan Infeksi Ada hubungan yang


Cacing Usus Soil bermakna antara
Universitas Transmitted Helminths kebiasaan mencuci
Indonesia, 2010 Dengan Kebiasaan tangan sebelum makan
Mencuci Tangan Pada dan bermain dengan
Siswa SDN 09 Pagi infeksi kecacingan
Paseban Tahun 2010

Tabel 1 : Daftar Penelitian Sejenis

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu terletak

pada subjek yaitu pada anak SD kelas 4 dan 5, lokasi penelitian yaitu di SD

Islam Taqwiyatul Wathon, Tanjung Mas, Semarang Utara dan waktu

penelitian yaitu pada tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai