PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang masih menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini
1
duodenale, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis. Nematoda
usia anak sekolah dasar prevalensi kecacingan cukup tinggi, yakni berkisar
usia anak sekolah dasar dikarenakan mereka sering bermain atau kontak
juga dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan infeksi cacing
ini biasanya kurang mendapat perhatian yang cukup, terutama dari pihak
orang tua, karena akibat yang ditimbulkan infeksi cacing tersebut secara
Sekolah Dasar Inpres (SDI) Noelbaki adalah salah satu Sekolah Dasar
seperti tidak memakai alas kaki waktu bermain dan sering bermain tanah
2
penduduk dari Dusun Kuanoah yang berpotensi besar menularkan infeksi
cacing pada murid SD lainnya. Hal ini diperkuat oleh adanya penelitian
Tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
b. Untuk menghitung prevalensi infeksi Non Soil Transmitted
D. Manfaat Penelitian
Kabupaten Kupang.
3. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nematoda Usus
cacing parasiter ini. Faktor penunjang ini antara lain keadaan alam
fungsi tanah pada siklus hidup cacing ini, Nematoda usus dibagi atas
Nematoda usus lain atau disebut juga nematoda usus Non Soil
(Natadisastra, 2009).
1. Ascaris lumbricoides
b. Distribusi geografik
(Soedarto, 2010).
butir sehari, terdiri atas telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi
(Sutanto, 2009).
7
Gambar 1. Telur Ascaris lumbricoides (Purnomo, 2005)
Telur yang dikeluarkan oleh cacing betina ada empat tipe, yaitu
8
terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga
e. Diagnosis
f. Epidemiologi
2. Trichuris trichiura
9
b. Distribusi geografik
telur cacing yang infektif, maka di dalam usus halus dinding telur
10
infektif ke dalam mulut, cacing telah menjadi dewasa dan cacing
(Soedarto, 2010).
2009).
Cacing ini paling sering menyerang anak usia 1-5 tahun, infeksi
e. Diagnosis
f. Epidemiologi
tanah dengan tinja. Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab dan
11
sebagai pupuk kebun merupakan sumber infeksi. Frekuensi di
(Onggowaluyo, 2003)
b. Distribusi geografik
12
posterior tubuh cacing jantan terdapat bursa kopulatriks yaitu suatu
alat bantu kopulasi. Bentuk telur cacing tambang mirip satu dengan
Daur hidup cacing ini mulai dari larva filariform menembus kulit
13
e. Diagnosis
f. Epidemiologi
4. Strongyloides stercoralis
b. Distribusi geografik
2009)
14
c. Morfologi dan daur hidup
(Soedarto, 2010).
e. Diagnosis
2010).
15
Gambar 4. Telur cacing Strongyloides stercoralis (Purnomo, 2005)
f. Epidemiologi
2009).
5. Enterobius vermicularis
b. Distribusi geografik
16
c. Morfologi dan daur hidup
menyerupai topi. Dinding telur dua lapis, tipis dan jernih. Telur
17
Beberapa gejala infeksi Enterobius vermicularis yaitu kurang nafsu
(Sutanto, 2009).
e. Diagnosis
f. Epidemiologi
dapat terjadi pada keluarga atau kelompok yang hidup dalam satu
perianal (autoinfeksi).
18
Gambar 5. Telus cacing Enterobius vermicularis
(http://www.studyblue.com/notes/note/n/helminths/dec
k/2438970)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
nematoda usus serta gambaran sikap, pengetahuan dan perilaku murid SDI
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh anak kelas 1 A-B SDI Noelbaki Desa
20
E. Sampel dan Teknik Sampel
1. Sampel
Notoatmodjo (2005) :
𝑁 41 41
n = 1+𝑁 (𝑑2 ) = = 1+ 0,1025 = 37 orang
1+41 (0,052 )
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
berikut:
2. Teknik sampel
Sampling. Teknik sampling ini diambil secara acak dari populasi yang
homogen.
21
F. Definisi Operasional
G. Prosedur Penelitian
SDI Noelbaki
diberi kode sesuai dengan kode yang tertulis pada kuisioner sikap,
23
c. Jumlah tinja yang dimasukkan dalam pot sekitar 100 mg (sebesar
d. Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika
tidak telur cacing tambang akan rusak atau menetas menjadi larva.
terendam
a. Alat
1) Objek glass
b. Bahan
1) Tinja
2) Larutan kato
24
3) Aquadest 100 cc dimasukkan ke dalam beaker glass, lalu
kecil
digunting sepanjang 3 cm
25
f) Diperiksa dengan perbesaran 10x atau 40x di bawah
mikroskop
telur cacing
15x2,5 cm
3) Lilin, bambu/ lidi, kardus, tali rafia, air bersih dan tinja
b. Prosedur kerja
dalam kardus
26
7) Larva diperiksa dalam air diujung sempit kantong dengan
menggunakan mikroskop
a. Alat
1) Mikroskop
2) Objek glass
3) Selotip
b. Prosedur kerja
perianal pasien
objek glass
27
H. Analisis Data
1) Prevalensi ascariasis
2) Prevalensi trichuriasis
3) Prevalensi strongyloidiasis
28
4) Prevalensi ancylostomiasis dan necatoriasis
1) Prevalensi enterobiasis
I. Jadwal Penelitian
6. Penyusunan hasil
penelitian
7. Seminar hasil
penelitian
8. Perbaikan hasil
seminar penelitian
9. Jilid istimewa KTI
dan pengumpulan
KTI
J. Rincian Biaya
No Rincian Biaya
1. Biaya alat dan bahan penelitian Rp. 700.000
2. Biaya penelitian Rp. 200.000
3. Biaya ATK Rp. 200.000
4. Biaya transportasi Rp. 200.000
5. Biaya lain-lain Rp. 300.000
Total Rp. 1.600.000
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tengah Kabupaten Kupang. Jumlah seluruh murid SDI Noelbaki kelas 1-6
Data yang dikumpulkan berupa data primer yang terdiri dari kuisioner
B. Karakteristik Responden
37 orang. Dari 37 orang itu terdiri dari laki-laki 22 orang dan perempuan
30
Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian
Jenis Kelamin, Usia, Jumlah Subyek Persentase (%)
Kelas Penelitian
Laki-laki 22 orang 59
Perempuan 15 orang 41
Total 37 orang 100
6 tahun 4 orang 11
7 tahun 24 orang 65
8 tahun 9 orang 24
Total 37 orang 100
1A 19 orang 51
1B 18 orang 49
Total 37 orang 100
SDI Noelbaki sebesar 8%. Namun jika dilihat dari masing-masing kelas,
persentase positif infeksi nematoda usus terbesar ada pada kelas A dengan
31
Nematoda usus terdiri atas dua kelompok yaitu Soil Transmitted
usus. Distribusi jumlah sampel yang positif terinfeksi nematoda usus dapat
SDI Noelbaki Desa Noelbaki tahun 2014 terdapat 2 jenis cacing yang
67%. Jika dilihat dari masing-masing kelas, jenis cacing yang paling
diantaranya :
32
1. Kebiasaan bermain tanah di luar sekolah.
berpindah.
perhitungan kuisioner dari murid SDI Noelbaki dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
33
Tabel 2. Sikap Responden
Item Pertanyaan % Jawaban Ya % Jawaban Tidak
P1 30 7
P2 11 26
P3 34 3
P4 33 4
P5 35 2
P6 30 7
P7 34 3
P8 31 6
Total 238 58
Rata-rata 29,75 7,25
Persentase 80 20
Nilai jawaban ya = 1
34
Dari hasil perhitungan kuisioner untuk pengetahuan responden didapat
0 32 50 100
Buruk Baik
0 50 80 100
Buruk Baik
0 50 68 100
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
vermicularis).
B. Saran
36
2. Pihak sekolah perlu memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
37