Oleh:
NOVIANI
NIM : 2110263186
ABSTRAK
Salah satu penyakit kecacingan adalah penyakit infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah
(Soil Transmitted Helminths) yang masih di jumpai pada anak-anak yang masih sering kontak
dengan tanah. Kurangnya pengetahuan anak tentang infeksi kecacingan merupakan faktor dasar
seorang anak mudah terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminths. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui apakah ada Hubungan Angka Soil Transmitted Helminths Dengan Hygiene
Perorangan Anak Umur 6-7 Tahun Di RT 002 Kelurahan Pekan Arba Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Sampel penelitian sebanyak 30 orang anak yang berumur 6-7 tahun. Jenis data
yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat dan bivariat. Data diolah dengan menggunakan uji Chi Square dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 26.00. Hasil penelitian diketahui bahwa angka penularan infeksi Soil
Transmitted Helmiths pada anak yang berumur 6 tahun di RT. 002 Kelurahan Pekan Arba terdapat
2 (13.3%) orang hasil positif terinfeksi cacing Soil Transmitted Helmiths dan sebanyak 13 anak
(86.7%) memiliki hasil yang negatif. Kemudian angka penularan infeksi Soil Transmitted Helmiths
pada anak yang berumur 7 tahun di RT. 02 Kelurahan Pekan Arba terdapat 1 (6.7%) orang hasil
positif terinfeksi cacing Soil Transmitted Helmiths dan sebanyak 14 anak (93.3%) memiliki hasil
yang negatif. Terdapat hubungan yang signifikan antara Soil Transmitted Helmiths dengan hygiene
perorangan pada anak yang berumur 6-7 tahun di RT. 002 Kelurahan Pekan Arba, dimana hasil
pengujian dengan uji chi square didapat nilai P Value sebesar 0.019.
Kata Kunci: Soil Transmitted Helmiths, Higiene Perorangan.
ABSTRAKS
One of the helminthic diseases is an intestinal worm infection that is transmitted through the soil
(Soil Transmitted Helminths) which is still found in children who are still in frequent contact with
the soil. Lack of knowledge of children about helminth infections is a basic factor for a child to be
easily infected with Soil Transmitted Helminths worms. The purpose of the study was to determine
whether there was a relationship between the number of soil transmitted helminths and the
individual hygiene of children aged 6-7 years in RT 002, Pekan Arba Tembilahan Village,
Indragiri Hilir Regency. The research design used is analytic with a cross sectional study
approach. The research sample was 30 children aged 6-7 years. The types of data collected are
primary data and secondary data. Analysis of the data used is univariate and bivariate analysis.
The data was processed using a chi Square test with the help of the SPSS version 26.00
application. The results showed that the transmission rate of Soil Transmitted Helmiths infection
in children aged 6 years in RT. 002 Kelurahan Pekan Arba there are 2 (13.3%) positive results
infected with Soil Transmitted Helmiths worms and as many as 13 children (86.7%) have negative
results. Then the transmission rate of Soil Transmitted Helmiths infection in children aged 7 years
in RT. 002 Kelurahan Pekan Arba there are 1 (6.3%) positive results infected with Soil
Transmitted Helmiths worms and as many as 14 children (93.7%) have negative results. There is a
significant relationship between Soil Transmitted Helmiths and personal hygiene in children aged
6-7 years in the RT. 002 Kelurahan Pekan Arba, where the test results with the chi square test
obtained a P Value of 0.019.
Keywords: Soil Transmitted Helmiths, Personal Hygiene
PENDAHULUAN hidupnya membutuhkan tanah untuk
Sebagai negara berkembang, proses pematangannya sehingga terjadi
perubahan dari non-infektif menjadi
Indonesia masih menghadapi masalah
stadium infektif. Yang termasuk
tingginya prevalensi penyakit infeksi
kelompok nematoda ini adalah Ascaris
terutama yang berkaitan dengan kondisi lumbricoides menimbulkan Ascariasis,
Trichuris trichiura menimbulkan
sanitasi lingkungan yang belum baik.
Trichuriasis, cacing tambang ada dua
Salah satu penyakit yang insidennya
spesies, yaitu Necator americanu
masih tinggi adalah infeksi kecacingan smenimbulkan Necatoriasis dan
Ancylostoma duodenale menimbulkan
yang merupakan salah satu penyakit
Ancylostomiasis, serta Strongyloides
berbasis lingkungan (Depkes RI, 2004).
stercoralis menimbulkan
Hal tersebut dapat dimengerti mengingat Strongyloidiasis (Alsakina, et al., 2018).
Berdasarkan data terbaru dari
bahwa Indonesia adalah negara agraris
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
dengan tingkat social ekonomi,
sekitar 1,5 miliar orang atau sekitar 24%
pengetahuan, keadaan sanitasi
dari total populasi dunia menderita
lingkungan dan hygiene masyarakat
infeksi kecacingan, dan pada umumnya
yang masih rendah yang sangat
menyerang anak-anak usia sekolah.
mendukung untuk terjadinya infeksi dan
Sementara di Indonesia, kasus
penularan cacing (Zit Z, 2000).
kecacingan menyebar di seluruh
Salah satu penyakit kecacingan
adalah penyakit infeksi cacing usus yang wilayah. Rata-rata prevalensi kecacingan
ditularkan melalui tanah (Soil
di Indonesia mencapai lebih dari 28%
Transmitted Helminths) yang masih di
dengan tingkat yang berbeda-beda di tiap
jumpai pada anak-anak yang masih
sering kontak dengan tanah. Soil daerahnya. Tinggi prevalensi kecacingan
Transmitted Helminth (STH) adalah
di Indonesia tidak terlepas dari iklim
nematoda usus yang dalam siklus
tropis yang memungkinkan beberapa tercatat 3.365 kasus, dengan 432 kasus
sedangkan target Kementrian Kesehatan Sebagian besar terdiri dari tanah gambut
2015 angka kecacingan < 20% dan endapan sungai dan rawa-rawa.
Menurut penelitian Paridah dkk, tropis basah dengan udara agak lembab,
Seberang Tembilahan dengan jumlah kondisi ini ketika air pasang BAB tentu
Sekolah Dasar sampel yang diambil sehingga kontaminasi tanah oleh tinja
daerah beriklim tropis basah dengan faktor dasar seorang anak berperilaku.
Pekan Arba keadaan hygiene warga memasukkan jari-jari tangan yang kotor
belum begitu baik. Saat sedang bermain ke dalam mulut. Pada infeksi cacing
menggunakan alas kaki dengan kondisi didapatkan pada anak dengan umur lebih
tanah atau lingkungan yang kurang baik. tua, hal ini kemungkinan disebabkan
Selain itu masih ada penduduk yang oleh mobilitas anak meningkat
buang air besar (BAB) di kali (sungai). (Poesporodjo JR, Sadjimin T, 2000).