Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN

INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA


PETANI DI DESA TALANG BENTENG KECAMATAN
MUARA PINANG KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN
2023

Tugas ini dibuat sebagai syarat Ujian Tengah Semeter


Dalam Mata Kuliah Kebijakan Pengelolaan Pemukiman Lahan Basah
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Nama : Riska Januarsi


NIM : 10011382025160
Kelas : IKM B
Dosen Pengampu : Rudy Chendra, S.K.M., M.K.M

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi cacing masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
terabaikan dalam dunia kesehatan sehingga infeksi cacing termasuk dalam
kategori neglected tropical diseases. Salah satu infeksi cacing yang kurang mendapat
perhatian ialah infeksi cacing Soil-Transmitted Helminth (STH) atau yang biasa
disebut helminthiasis dimana cacing tersebut termasuk dalam nematoda usus yang
dalam proses penularannya membutuhkan media tanah guna menjalankan siklus
hidupnya untuk proses pematangan dari bentuk tidak infektif menjadi bentuk
infektif. Jenis cacing STH yang sering menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides
(cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) ini disebabkan oleh karena kebiasaan
dan perilaku yang tidak bersih misalnya; tidak mencuci tangan sebelum makan,
kuku tangan panjang dan tidak pernah memakai alas kaki jika sedang melakukan
aktifitas sehingga kebersihan kurang diperhatikan.
Pada tahun 2014 WHO menyebutkan bahwa 1,5 miliar orang lebih atau
24% populasi di dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH), daerah tropis
dan subtropis menajadi sasaran penyebaran infeksi ini, dengan angka terbesar
terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur, sedangkan pada
tahun 2015 ditemukan jumlah infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) sebesar
711.000.000 (150 juta anakanak usia prasekolah, 417 juta anak usia sekolah dan
144 juta wanita usia subur), dan pada tahun 2016 jumlah populasi terinfeksi
cacingan mencapai 75%.
Prevalensi cacing tersebut tinggi terjadi didaerah tropis, karena telur dan
larva cacing lebih dapat berkembang di tanah yang hangat, basah atau lembab.
Perilaku juga memberikan kontribusi terhadap kejadian cacing misalnya hygiene
dan sanitasi yang rendah pada suatu komuditas atau kelompok masyarakat.
Insidens tinggi ditemukan pada penduduk Indonesia, terutama di daerah pedesaan,
khususnya pada petani. Seringkali golongan petani yang langsung berhubungan
dengan tanah, mendapat infeksi lebih dari 70%. Kebiasaan defekasi di
tanah/sungai dan pemkaian kotoran sebagai pupuk penting dalam penyebaran
infeksi. Penularan Nematoda STH tidak hanya menular melalui tanah tetapi dapat
melalui kotoran. Mekanisme penularan STH berkaitan dengan hygiene dan
sanitasi lingkungan yang buruk, aspek sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan
seseorang.
Salah satu mata pencaharian masyarakat Desa Talang Benteng adalah
bertani. Pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan infeksi Soil Transmitted
Helminths (STH) adalah bertani. Bertani merupakan pekerjaan yang berhubungan
dengan tanah. Sedangkan tanah adalah tempat berkembangnya parasit. Petani
yang tidak mencuci tangan dan kaki saat selesai bekerja, akan sangat rentan
memiliki resiko tinggi terkena infeksi cacing terutama cacing tambang karena
pekerjaannya yang sangat erat dengan tanah. Dimana tanah merupakan tempat
berkembangnya parasit berbentuk larva. Larva tersebut masuk melalui kulit sela-
sela jari kaki petani yang tidak menggunakan alas kaki sehingga menimbulkan
infeksi kecacingan.
Transmisi telur cacing ke manusia bisa terjadi melalui tanah yang
mengandung telur cacing. Telur Soil Transmitted Helminths dikeluarkan
bersamaan dengan feses orang yang terinfeksi atau penggunaan pupuk dari
kotoran hewan. Di daerah yang tidak memiliki sanitasi yang memadai, telur akan
mengkontaminasi tanah. Kontaminasi secara oral, yaitu melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Dapat juga melalui penetrasi kulit dengan adanya kontak
langsung dengan kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk tanaman.
Hygiene didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan dan tindakan
pencegahan kebersihan diambil untuk melindungi diri kita dari pengaruh
lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan kita. Masalah kebersihan termasuk
kebersihan pribadi, yang didefinisikan sebagai jenis perawatan diri yang
dilakukan setiap individu untuk menjaga kesehatannya. Personal hygiene sangat
penting dalam melindungi, menjaga kesehatan dan mengatasi gangguan
kesehatan, serta penting juga dalam pencegahan berbagai penyakit terutama
penyakit yang mudah menular seperti infeksi cacing STH. Tindakan pencegahan
kebersihan pribadi termasuk kebersihan tangan dan kaki; mandi teratur
penggunaan sabun dan air mengalir dalam proses pembersihan; cuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
Petani di Desa Talang Benteng dalam melakukan pekerjaannya masih
kurang peduli terhadap Personal Hygiene, seperti tidak mencuci tangan dan kaki
dengan air mengalir dan sabun sebelum makan, dan tidak memakai alas kaki serta
sarung tangan dan kurangnya memperhatikan kebersihan kuku. Keadaan seperti
inilah yang membuat risiko terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada
Petani tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berminat untuk
melakukan studi penelitian dengan judul “Hubungan Personal Hygiene terhadap
Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada Petani di Desa Talang
Benteng Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang” untuk mengetahui
Hubungan Personal Hygiene terhadap Kejadian Infeksi Soil Transmitted
Helminths (STH) . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap
masyarakat terutama petani.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang di atas, petani merupakan pekerjaan yang
mempunyai risiko tertinggi terinfeksi penyakit parasit terutama penyakit infeksi
kecacingan yang ditularkan melalui tanah, atau disebut juga infeksi Soil
Transmitted Helminths (STH), selain itu kebiasaan petani yang kurang
memperhatikan personal Hygiene mendukung meningkatkan penyebaran penyakit
infeksi ini. Untuk itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan
hubungan Personal hygiene dengan kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths
(STH) pada petani di Desa Talang Benteng Kecamatan Muara Pinang Kabupaten
Empat Lawang.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara Hubungan Personal Hygiene terhadap
Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada Petani di Desa Talang
Benteng Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
A. Untuk mengetahui Personal Hygiene Petani Desa Talang Benteng
Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang.
B. Untuk Mengetahui kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths (STH)
pada Petani di Desa Talang Benteng Kecamatan Muara Pinang
Kabupaten Empat Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman belajar, dan pengetahuan mengenai
hubungan personal Hygiene dengan kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths
(STH) pada petani.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat khususnya petani
untuk memperhatikan personal Hygiene agar tidak terinfeksi penyakit yang
berhubungan dengan tanah terkhususnya kecacingan.

Anda mungkin juga menyukai