Anda di halaman 1dari 5

Dwi Waskita Hutama | Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran Terhadap Kontaminasi Soil Transmitted Helminths

Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran terhadap Kontaminasi Soil Transmitted


Helminths

Dwi Waskita Hutama, Betta Kurniawan, Gigih Setiawan


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Penyakit
kecacingan atau biasa disebut cacingan karena Soil Transmitted Helminths (STH) masih dianggap sebagai hal sepele oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian
yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kerugian akibat kecacingan tidak terlihat secara langsung, karena itu
penyakit ini sering dianggap sepele oleh masyarakat. Kecacingan dapat menyebabkan anemia (kurang darah), berat bayi
lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, prestasi dan produktivitas menurun.
Prevalensi cacingan di Indonesia tahun 2012 pada umumnya masih sangat tinggi mencapai 76,67% pada salah satu
kabupaten di Indonesia, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Keberadaan
Soil Transmitted Helminths pada sayuran lalapan dapat disebabkan karena teknik pencucian yang tidak tepat.

Kata kunci: Soil Transmitted Helminths, Sayuran, Teknik Pencucian, Higienitas lalapan

Influence Of Vegetables Washing Techniques against Contamination Soil


Transmitted Helminths
Abstract
Infection Soil Transmitted Helminths (STH) is still a public health problem throughout the world. Helmint infection or
commonly called trichinosis Soil Transmitted Helminths (STH) is still regarded as trivial by most people of Indonesia. And if
you see the long-term impact, wormy cause substantial losses for patients and their families. Losses due tohelmint infection
not seen directly, because the disease is often considered trivial by the public. Worm infestation can cause anemia
(anemia), low birth weight, maternal disorders, fatigue, drowsiness, lazy learning, decreased IQ, achievement and
productivity declined. The prevalence of intestinal worms in Indonesia in 2012 in general is still very high at 76.67% in one
of the districts in Indonesia, especially in the population groups disadvantaged by poor sanitation. The existence of Soil
Transmitted Helminths on vegetables fresh vegetables caused due to improper washing techniques.

Keywords: Soil Transmitted Helminths, Vegetables, Washing Techniques, Hygiene Vegetables

Korespondensi: Dwi Waskita Hutama, Jln. Abdul Muis Gang Abdul Muis 7 Gedong Meneng Bandar Lampung,
082186943846, dwiwaskita141114@gmail.com

Pendahuluan Cacingan ini juga dapat mengakibatkan


Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
masih merupakan masalah kesehatan kecerdasan dan produktifitas penderitanya
masyarakat diseluruh dunia. Penyakit sehingga sehingga secara ekonomi banyak
kecacingan atau biasa disebut cacingan karena menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan
Soil Transmitted Helminths (STH) masih kehilangan karbohidrat dan protein serta
dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian kehilangan darah, sehingga menurunkan
besar masyarakat Indonesia. Padahal jika kualitas sumber daya manusia. 3
dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan Berdasarkan data dari World Health
menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang
penderita dan keluarganya. Kerugian akibat atau 24% dari populasi dunia terinfeksi Soil
kecacingan tidak terlihat secara langsung, Transmitted Helminths (STH). Infeksi tersebar
karena itu penyakit ini sering dianggap sepele luas di daerah tropis dan subtropis, dengan
oleh masyarakat. Kecacingan dapat jumlah terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika,
menyebabkan anemia (kurang darah), berat Amerika, Cina dan Asia Timur. Prevalensi
bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, cacingan di Indonesia tahun 2012 pada
lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, umumnya masih sangat tinggi mencapai 76,67%
prestasi dan produktivitas menurun. 1,2 pada salah satu kabupaten di Indonesia,

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017 | 15


Dwi Waskita Hutama | Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran Terhadap Kontaminasi Soil Transmitted Helminths

terutama pada golongan penduduk yang kurang tubuh manusia, diantaranya melalui tidak bersih
mampu dengan sanitasi yang buruk.3,4 dalam mencuci, sayuran yang tidak dimasak.5
Penularan kepada hospes tergantung Pada nematoda parasit yang ada pada
kepada tertelannya telur matang yang infektif tanaman dibedakan menjadi dua golongan
atau larva, atau menembusnnya larva ke dalam yaitu ectoparasit dan endoparasit. Ascaris
kulit atau selaput lendir. Seringkali larva di dalam lumbriocoides merupakan nematode
telur ikut tertelan dengan makanan. Secara endoparasit yang menetap dan seluruh
umum terdapat dua cara masuknya nematoda tubuhnya tenggelam ke dalam jaringan dan
usus dalam menginfeksi tubuh manusia, yaitu tubuh tanaman inangnya.9
melalui mulut dan kulit. Telur-telur tersebut Daun selada berposisi duduk sehingga
dapat masuk ke dalam tubuh manusia, dapat kontak langsung dengan tanah. Keadaan
diantaranya melalui tidak bersih dalam mencuci, ini memungkinkan STH (Soil Transmitted
sayuran yang tidak dimasak. 5 Helminth) yang berada ditanah akan mudah
Sayuran lalapan seperti kubis dan selada menempel pada daun selada.10
punya potensi untuk dicemari oleh Soil Infeksi cacing cambuk dalam jumlah
Transmitted Helminths (STH), menurut besar dapat menyebabkan terjadinya kolitis
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di yang gejala-gejala kliniknya menyerupai
warung-warung makan di Universitas Lampung inflamatory bowel syndrome, seperti rasa
didapatkan angka kontaminasi Soil Transmitted nyeri di abdomen yang kronik, diare, dan
Helminths (STH) pada lalapan kubis (Brassica anemia.2
oleracea) sebesar 26,19%. Jenis telur cacing Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm,
yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Bagian
sebanyak 14,28 %, telur Trichuris trichiura 7,14 anterior bentuknya langsing seperti cambuk,
%, dan 4,76% lalapan kubis terkontaminasi panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh
kedua jenis cacing ini.4 tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih
Penelitian lain yang pernah dilakukan di gemuk dan cacing betina bentuknya membulat
pasar modern dan tradisional kota Bandar tumpul, sedangkan pada cacing jantan
Lampung didapatkan angka kontaminasi Soil melingkar dan terdapat satu spikulum. Cacing
Transmitted Helminths (STH) di pasar modern dewasa hidup di kolon ascendens dan sekum
sebesar 58,3% dan pada pasar tradisional (caecum) dengan satu spikulum dengan bagian
76,1%.6,7 anteriornya yang seperti cambuk masuk
kedalam mukosa usus. Seekor cacing betina
Isi diperkirakan menghasilkan telur setiap hari
Soil Transmitted Helminths (STH) antara 3000-10.000 butir.8
merupakan nematoda usus yang ditularkan Infeksi Trichuris trichuria ditegakkan
melalui tanah. Jenis cacing yang banyak dengan menjumpai telur dalam feses ataupun
menginfeksi adalah empat spesies Soil cacing dewasa pada feses. Pemeriksaan yang
Transmitted Helminths yaitu cacing gelang direkomendasikan adalah pemeriksaan sampel
(Ascaris lumbricoides), cacing tambang feses dengan teknik hapusan tebal kuantitatif
(Ankylostoma duodenale dan Necator Kato-Katz. Metode ini dapat mengukur
americanus), dan cacing cambuk (Trichuris intensitas infeksi secara tidak langsung dengan
trichuria). Penyakit ini pada umumnya menunjukkan jumlah telur per gram feses.
menyerang pada anak-anak karena daya tahan Infeksi dapat tidak terdeteksi jika menggunakan
tubuhnya masih rendah. Adapun faktor-faktor metode diagnosis yang kurang sensitif, seperti
yang mempengaruhinya adalah iklim tropis, hapusan tipis tinja direk, dan jika konsentrasi
kesadaran akan kebersihan yang masih telur di feses terlalu rendah. Pada suatu studi
rendah, sanitasi yang buruk, kondisi sosial di Bangladesh, terdapat 8% infeksi Trichuris
ekonomi yang rendah, serta kepadatan trichuria yang tidak terdeteksi ketika
penduduk.1,8 didiagnosis menggunakan metode sedimentasi
Secara umum terdapat dua cara eter dibandingkan dengan diagnosis dengan
masuknya nematoda usus dalam menginfeksi memberikan obat antihelmintik yang efektif.11
tubuh manusia, yaitu melalui mulut dan kulit. Telur unembryonated keluar bersama
Telur-telur tersebut dapat masuk ke dalam tinja. Pada tanah, telur berkembang menjadi
tahap 2, tahap pembelahan lanjut, dan

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017 | 16


Dwi Waskita Hutama | Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran Terhadap Kontaminasi Soil Transmitted Helminths

kemudian telur menjadi infektif dalam 15 Kehilangan darah yang kronik ini
sampai 30 hari. Setelah tertelan (melalui menyebabkan terjadinya anemia defisiensi zat
tangan atau makanan yang terkontaminasi besi. Kehilangan protein secara kronik akibat
tanah ), telur menetas dalam usus kecil, dan infeksi cacing tambang dapat menyebabkan
melepaskan larva. Cacing dewasa (sekitar 4 hipoproteinemia.2
cm) hidup dalam sekum dan kolon ascenden. Cacing dewasa jantan berukuran
Cacing dewasa tetap di lokasi tersebut, panjang 7-11 mm x lebar 0,4-0,5 mm. Cacing
dengan bagian anterior menghadap ke dewasa Ancylostoma cenderung lebih besar
mukosa. Betina mulai bertelur 60 sampai 70 hari dari pada Necator. Cacing dewasa jarang
setelah infeksi. Cacing betina di sekum dapat terlihat, karena melekat erat pada mukosa
bertelur antara 3.000 dan 20.000 butir per hari. usus dengan bagian mulutnya yang
Rentang hidup dari cacing whipworm dewasa berkembang dengan baik (gigi pada
adalah sekitar 1 tahun.12 Ancylostoma dan lempeng pemotong pada
Terdapatnya cacing Ascaris dewasa Necator). Telur-telur yang keluar bersama
dalam jumlah yang besar di usus halus dapat feses biasanya pada stadium awal
menyebabkan abdominal distension dan rasa pembelahan. Bentuknya lonjong dengan ujung
sakit. Keadaan ini juga dapat menyebabkan bulat melebar dan berukuran kira-kira,
lactose intolerance, malabsorbsi.2 panjang 60 ìm dan lebar 40 ìm. Ciri khasnya yaitu
Salah satu penyebab infeksi cacing usus adanya ruang yang jernih diantara embrio
adalah Ascaris lumbricoides atau yang lebih dengan kulit telur yang tipis.8
dikenal dengan nama cacing gelang dan yang Telur yang keluar bersama tinja, dan di
penularannya dengan perantara tanah (Soil bawah kondisi yang menguntungkan
Transmitted Helmints). Infeksi yang disebabkan (kelembaban, kehangatan), larva menetas
oleh cacing ini disebut Askariasis. Telur Ascaris dalam 1 sampai 2 hari. Larva rhabditiform
lumbricoides yang dibuahi bentuknya oval yang dapat berkembang dalam tinja atau
melebar, mempunyai lapisan yang tebal dan tanah, setelah 5 sampai 10 hari mereka menjadi
berbenjol-benjol, dan umumnya berwarna filariform (tahap ketiga) larva yang infektif. Ini
coklat keemasan, ukuran panjangnya dapat infektif larva bisa bertahan 3 sampai 4
mencapai 75 ìm dan lebarnya 50 ìm. Telur minggu dalam kondisi lingkungan yang
yang belum dibuahi umumnya lebih oval dan menguntungkan. Pada kontak dengan host
ukuran panjangnya dapat mencapai 90 ìm, manusia, larva menembus kulit dan dibawa
lapisan yang berbenjol- benjol dapat terlihat melalui pembuluh darah ke jantung dan
jelas dan kadang-kadang tidak dapat dilihat.8 kemudian ke paru-paru. Mereka menembus
Cacing dewasa tinggal di lumen usus ke dalam alveoli paru, naik ke bronkial lalu
kecil. Cacing betina dapat menghasilkan ke faring, dan tertelan. Larva mencapai usus
sekitar 200.000 telur per hari, keluar bersama kecil, di mana mereka tinggal dan tumbuh
kotoran. Telur yang tidak dibuahi tidak menjadi dewasa. Cacing dewasa hidup dalam
infektif. Telur yang subur embryonate dan lumen usus kecil, di mana mereka menempel
menjadi infektif setelah 18 hari sampai pada dinding usus. Kebanyakan cacing dewasa
beberapa minggu tergantung pada kondisi dieliminasi dalam 1 sampai 2 tahun.12
lingkungan (optimum: lembab, hangat). Kubis mempunyai arti ekonomi yang
Setelah telur infektif tertelan, larva menetas, penting sebagai sumber pendapatan petani
menyerang mukosa usus, dan dibawa melalui dan sumber gizi (vitamin A dan C) bagi
sirkulasi kemudian sistemik ke paru-paru . masyarakat. Jika rata-rata pemilikan lahan
Larva dewasa dalam paru-paru (10 sampai 14 petani sekitar 0,4 hektar, maka ada sekitar
hari), menembus dinding alveolar, dari 165.000 petani terlibat dalam usahatani kubis,
bronkial ke tenggorokan, dan tertelan kembali. belum termasuk petani kubis-kubisan lainnya.
Setelah mencapai usus kecil, mereka Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan
berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing produksi kubis dan kubis-kubisan lainnya perlu
dewasa dapat hidup 1 sampai 2 tahun.12 dilakukan.13
Kelainan patologi akibat infeksi cacing Pada nematoda parasit yang ada pada
tambang dewasa adalah kehilangan darah dari tanaman dibedakan menjadi dua golongan
intestinal yang disebabkan invasi parasit ke yaitu ectoparasit dan endoparasit. Ascaris
mukosa dan submukosa usus halus. lumbriocoides merupakan nematode

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017 | 17


Dwi Waskita Hutama | Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran Terhadap Kontaminasi Soil Transmitted Helminths

endoparasit yang menetap dan seluruh memungkinkan tanah atau pasir terlepas dari
tubuhnya tenggelam ke dalam jaringan dan daun sayuran namun STH dapat tetap terselip
tubuh tanaman inangnya.9 dan menempel diantara lembaran daun
Daun selada berposisi duduk sehingga sayuran. Teknik pencucian sayuran yang benar
dapat kontak langsung dengan tanah. Keadaan adalah sayuran dicuci pada air kran yang
ini memungkinkan STH (Soil Transmitted mengalir, dicuci lembar perlembar, kemudian
Helminth) yang berada ditanah akan mudah dicelupkan sebentar ke dalam air panas atau
menempel pada daun selada.10 dibilas dengan menggunakan air matang
Penelitian Sutriyani menunjukan sehingga STH yang mungkin melekat dapat
infestasi STH umumnya menyebar melalui terbuang bersama aliran air tersebut.15
kontaminasi feses pada makanan atau Dari hasil penelitian Ratna dkk,
minuman. Air dan lumpur yang dipakai didapatkan ada hubungan yang bermakna
menyiram, mencuci dan pupuk pada sayuran antara kebiasaan mencuci sayuran atau lalapan
dapat menjadi sumber penyebaran parasit mentah dengan infestasi STH nilai p=0,002.14
pada sayuran, sayuran terkontaminasi oleh Hasil penelitian Suprana terhadap telur
STH terutama jenis Ascaris lumbricoides, cacing gelang pada kubis yang merupakan
Trichuris trichiura dan cacing tambang. Masalah sayuran daun dan pada ketimun yang
pengelolaan tinja yang kurang baik dan merupakan sayuran buah yang kemudian diberi
pemakaian tinja sebagai pupuk untuk sayuran perlakuan pencucian dengan air diam dan air
yang dimakan mentah dapat merupakan mengalir yang berasal dari air PDAM Kotamadya
sumber infestasi penyakit parasit terutama DT II Bogor, tingkat kontaminasi cacing gelang
cacing usus dan pencemaran lingkungan.14 pada kubis ternyata lebih tinggi dari pada
Keberadaan STH pada sayuran lalapan ketimun. Pada penelitian Muyassaroh ternyata
selain dapat disebabkan karena teknik meskipun kubis sudah dicuci sebanyak 2 kali
pencucian sayuran yang tidak tepat, dapat masih terdapat telur cacing usus yaitu Ascaris
disebabkan sayuran di pasar tradisional lumbricuides, Trichuris trichiura, dan cacing
diletakkan terbuka di bak sayur, di atas meja, benang.9
atau kantong plastik besar atau karung, dan Maka dalam hal ini sangat diperlukan
tidak jarang terletak sembarangan. Faktor lain upaya pencegahan. Untuk menghindari agar STH
yang mempengaruhi keberadaan STH pada yang terdapat pada sayuran selada tidak masuk
Sayuran seperti penggunaan pupuk organik ke tubuh, maka tindakan preventif yang dapat
yang berasal dari ternak hewan sebagai media dilakukan yaitu pencucian selada dengan air
penyuburan sayuran. Sama halnya seperti mengalir karena dapat menghilangkan STH yang
pada manusia, jika kotoran ternak tersebut menempel pada daun selada sebanyak 94%.10
mengandung telur STH, maka dengan
mudahnya telur STH yang ada di dalam Simpulan
kotoran ternak yang digunakan sebagai pupuk Teknik pencucian sayuran sangat
akan berpindah ke daun selada yang kontak berpengaruh terhadap kualitas higiene
langsung dengan tanah.15 sayuran. Biasanya sayuran diolah tanpa
Keberadaan STH pada sayuran lalapan dimasak terlebih dahulu dan dijadikan lalapan
dapat disebabkan karena teknik pencucian sehingga dapat memungkinkan manusia
sayuran yang tidak tepat. Sayuran yang dijual di terinfeksi STH. Selain pencucian dan
pasar modern terlihat lebih bersih dan tidak pengolahan sayuran, fakor lain yang dapat
ada tanah maupun pasir yang menempel karena mempengaruhi keberadaan STH yaitu
sudah dicuci terlebih dahulu. Kemungkinan penyimpanan sayuran.
sayuran dicuci sekaligus dalam jumlah yang
banyak pada sebuah ember. Hal ini

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017 | 18


Dwi Waskita Hutama | Pengaruh Teknik Pencucian Sayuran Terhadap Kontaminasi Soil Transmitted Helminths

Daftar Pustaka 9. Astuti R, Aminah S. Identifikasi Telur Cacing


1. Depkes, penyakit kecacingan masih Usus Pada Lalapan Daun Kubis Yang Dijual
dianggap sepele [internet]. Jakarta Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Simpang
Sekretariat Jenderal Kementerian Lima Kota Semarang. Jurnal Unimus. 297-
Kesehatan RI; 2010 [disitasi tanggal 20 307
Juni 2017]. Tersedia dari: 10. Asihka V, Nurhayati, Gayatri. Distribusi
http://www.depkes.go.id/article/view/1135 Frekuensi Soil Transmitted Helminth pada
/penyakit kecacingan-masih dianggap- Sayuran Selada (Lactuca sativa) yang Dijual
sepele.html di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di
2. Suriptiastuti. Infeksi soil-transmitted Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
helminth : Ascariasis, trichiuriasis dan 2014;3(3):482-7.
cacing tambang. Universa Medicina 11. Sastrosiswojo, S., Uhan, T.S. & Sutarya, R.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Penerapan teknologi pht pada tanaman
Jakarta. 2006;25(2):84-93. kubis [internet]. Jakarta: Pusat Penelitian
3. Direktorat Jenderal PP&PL Kemenkes RI. dan Pengembangan Hortikultura Badan
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian;
Lingkungan Tahun 2012. Jakarta. 2005 [Disitasi tanggal 14 Agustus 2017]
2013;112–3. Tersedia dari:
4. Wardhana KP, Kurniawan B, Mustofa S. http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/im
Identifikasi telur soil transmitted helminths ages/isi_monografi/M-21.pdf
pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di 12. Sulistiono WR. Kajian benzyl amino purine
warung-warung makan universitas dan jenis pupuk organik terhadap
lampung. Juke. 2014;86–95. pertumbuhan, hasil, dan kandungan
5. Nugroho C, Djanah SN, Mulasari SA. vitamin c pada kubis putih (brassica
Identifikasi Kontaminasi Telur Nematoda oleraceae l) [tesis]. Surakarta: Universitas
Usus Pada Sayuran Kubis (Brassica oleracea) Sebelas Maret; 2008.
Warung Makan Lesehan Wonosari Gunung 13. Depkes RI. Kumpulan modul kursus
kidul Yogyakarta Tahun 2010. Kes Mas. hygiene sanitasi makanan & minuman.
2010;4(1):67-75. Depkes RI. Jakarta; 2010.
6. Almi DU, Kurniawan B. Identifikasi soil 14. Sary RM, Haslinda L, Ernalia Y. Hubungan
transmitted helminths pada sayuran kubis Higien Personal Dengan Infestasi Soil
dan selada di pasar tradisional kota bandar Transmitted Helminths Pada Ibu Hamil Di
lampung [skripsi]. Bandar Lampung: Kelurahan Sri Meranti Daerah Pesisir Sungai
Universitas Lampung; 2011 Siak Pekanbaru. JOM FK.2014;1(2).
7. Indriani A. Identifikasi soil transmitted 15. Centers for Disease Control and
helminths pada sayuran kubis dan selada Prevention. Ascariasis. 2013. [Disitasi
di pasar modern kota bandar lampung tanggal 14 Agustus 2017] Tersedia dari:
[skripsi]. Bandar Lampung: Universitas http://www.cdc.gov/parasites/ascariasis/
Lampung; 2011. biology.htm
8. Sutanto, Dkk. Parasitologi kedokteran
edisi keempat. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017 | 19

Anda mungkin juga menyukai