Anda di halaman 1dari 7

RESPON IMUNITAS TERHADAP CACING

Amaliatil Hasanah1
1Program Studi Teknologi Laboratorium Medik
Fakultas Kesehatan – Jember

ABSTRAK
Soil Transmitted Helminth merupakan infeksi penyakit cacing usus yang di tularkan melalui
tanah. Manusia dapat terinfeksi TSH melalui kontak telur parasite atau larva yang berkembang
di tanah yang lembab dan hangat terutam di Negara beriklim tropis dan subtropis. Manusian
sebagai hospes cacing, Cara penularan yang paling sering terjadi adalah dikarenakan memakan
sayur-sayuran yang tidak dimasak, kurang matang, tidak dicuci atau dikupas dengan baik,
sumber air yang terkontaminasi terutama sumber air yang dekat dengan jamban, anak-anak
yang bermain di tanah tidak menggunakan alas kaki. Pada infeksi cacing usus baik pada
manusia maupun secara eksperimen memperlihatkan bahwa infeksi cacing usus akan condong
menstimulasi respon imun hospes ke arah Th2. Pada saat terjadi infeksi cacing, Antigen
Presenting Cell (APC) berupa sel dendrit akan mempresen tasikan molekul antigen cacing
bersama dengan molekul MHC kelas II pada sel T naive (Th0). Pada infeksi kronis, selain sel
dendrit, terdapat sel lain yang berperan sebagai Antigen Presenting Cell yaitu sel NeMac
(Nematode Elicite Macrophage) atau sel AAM (Alternatively Activated Macrophage). Setelah
terpapar dengan antigen cacing, sel NeMac akan melakukan berbagai aktifitas. Sel NeMac akan
bekerja menghambat proliferasi sel T melalui contact dependent mechanism. Pada saat sel Th0
diperkenalkan dengan antigen cacing oleh Antigen Presenting Cell, berproliferasi dan sel Th0
akan berdiferensiasi menjadi sel Th1 dan Th2. Proses proliferasi dan ekspresi sitokin oleh sel
– sel imunokompeten ini sangat tergantung pada kondisi infeksi (infeksi akut atau infeksi
kronik).
Kata kunci : Soil Transmitted Helminth, respon imun terhadap cacing
LATAR BELAKANG
Kecacingan merupakan penyakit kronis tanpa menimbulkan gejala klinis
yang sampai sekarang masih menjadi yang jelas dan dampak yang
permasalahan di berbagai negara. World ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka
Health Organization melaporkan lebih dari panjang. (Studi et al., 2020)
dua milyar orang terinfeksi cacing dan 300
juta diantaranya dalam kondisi infeksi Soil Transmitted Helminths
berat. Sementara itu di indonesia, menyebabkan kerugian bagi yang
Departemen Kesehatan mempublikasikan terinfeksi, pada tubuh penderita secara
bahwa kecacingan merupakan penyakit perlahan cacing akan menyebabkan
yang banyak menyerang anak-anak dan beberapa gangguan seperti tidak enak
sampai tahun 2010 telah dilaporkan 11.969 badan pada perut, nafsu makan berkurang,
kasus lariasis di indonesia, bahkan 72% alergi, gatal-gatal, anemia, kekurangan gizi,
kabupaten/ kota di Indonesia dinyatakan dan lain-lain. Cacingan menyebabkan
endemik lariasis. kehilangan karbohidrat dan protein serta
kehilangan darah, sehingga menurunkan
Soil Transmitted Helminths hampir kualitas sumber daya manusia.
menginfeksi 1,5 miliar orang atau 24% dari
populasi dunia. Penyakit ini banyak TUJUAN
mengenai masyarakat dengan sosial
ekonomi menengah ke bawah, khususnya Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui
di negara berkembang, termasuk. respon imunitas terhadap cacing
Kelompok umur terbanyak yang terinfeksi
adalah pada usia 6-12 tahun. Prevalensi
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecacingan di Indonesia menunjukkan rata- Penelitian ini dilakukan dengan
rata 31,8% pada tingkat Sekolah metode studi pustaka atau yang biasa
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Menurut disebut dengan studi literatur dari penelitian
penelitian yang pernah dilakukan, sebelumnya. Sifat dari penelitian ini
prevalensi tertinggi terkena infeksi STH termasuk dalam deskriptif, artinya
adalah anak-anak usia 7-12 tahun. Hal ini menggambarkan dan menjelaskan secara
kemungkinan besar disebabkan karena sistematis mengenai suatu data yang aktual.
perilaku anak usia sekolah dasar yang Strategi pencarian jurnal ini dilakukan
sering bermain dan berkontak langsung melalui Google scholar, Pubmed dll. agar
dengan tanah. (Anyar et al., n.d. 2020) mempermudah dalam pencarian maka
menggunakan kata kunci infeksi
Cacingan merupakan cacing parasit
kecacingan soil transmitted helminth . Hasil
usus dari golongan Nematoda usus yang
pencarian jurnal menggunakan kata kunci
ditularkan melalui tanah, atau disebut Soil
tersebut menghasilkan 10 jurnal penelitian
Transmitted Helminths (STH).
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
Soil Transmitted Helminth esklusi, seluruh gambaran umum penelitian
merupakan infeksi penyakit cacing usus ini disajikan kedalam hasil data studi
yang di tularkan melalui tanah. Manusia literatur.
dapat terinfeksi TSH melalui kontak telur
Soil Transmitted Helminths
parasite atau larva yang berkembang di
merupakan penyakit yang menginfeksi
tanah yang lembab dan hangat terutam di
manusia melalui telur atau larva dan jalan
Negara beriklim tropis dan subtropis.
penularannya melalui tanah. Soil
Selain itu, Infeksi kecacingan tergolong
Transmitted Helminths sering terjadi pada
penyakit neglected disease yaitu infeksi
daerah beriklim tropis seperti Indonesia.
yang kurang diperhatikan dan bersifat
Soil Transmitted Helminths juga sering
menginfeksi masyarakat dengan sanitasi dirumah yang tidak bersih, usia yang sering
lingkungan dan kebersihan diri yang kurang terjadi adalah usia anak Sekolah Dasar,
dan anak diusia Sekolah Dasar dimana iklim yang lembab terutama di Indoesia,
mereka masih senang bermain dengan kurangnya pendidikan dan bahkan
tanah atau kontak langsung dengan tanah. pengetahuan bagi masyarakat awam,
pekerjaan dan status ekonomi
Manusia merupakan hospes
beberapa nematoda usus yang ditularkan Cara penularan yang paling sering
melalui tanah atau sering disebut Soil terjadi adalah dikarenakan memakan sayur-
Transmitted Helminths (STH). Soil sayuran yang tidak dimasak, kurang
Transmitted Helminths merupakan matang, tidak dicuci atau dikupas dengan
nematoda usus yang di dalam siklus baik, sumber air yang terkontaminasi
hidupnya membutuhkan tanah untuk proses terutama sumber air yang dekat dengan
pematangan. Ada tiga jenis STH yang jamban, anak-anak yang bermain di tanah
sering menginfeksi yaitu cacing gelang ( tidak menggunakan alas kaki dan tidak
Ascaris lumbricoides), cacing cambuk mencuci tangan setelah bermain yang
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang berasal dari kalangan menengah ke bawah.
(Necator americanus). (Panjaitan, 2022)
Di dalam tubuh manusia terdapat Cara menanggulangi dan mencegah
sistem imun yang berfungsi untuk melawan infeksi ini dengan tepat adalah dengan
benda asing seperti bakteri, virus, dan memutus siklus hidup cacing dan
parasit yaitu leukosit. Leukosit dalam darah pengobatan masal secara periodik,
dibagi menjadi dua yaitu agranulosit ( penyuluhan dan perbaikan kesehatan
limfosit& monosit), dan granulosit (basofil, masyarakat serta lingkungan, memasak
eosinofil, & neutrofil). makanan dan minuman hingga matang,
menggunakan alas kaki dan buang air besar
Limfosit memberikan pertahanan pada kakus.
tubuh untuk melawan mikroorganisme
seperti nematoda usus, monosit memegang RESPON IMUNITAS TERHADAP
peranan penting dalam pengenalan sel CACING
dengan antigen yang masuk, neutrofil
merupakan garis depan pertahanan Patogenitas infeksi cacing
terhadap mikroorganisme yang masuk ke disebabkan oleh efek parasit secara
dalam tubuh yang bertugas merusak langsung dan oleh interaksinya dengan
dinding sel mikroorganisme dan sistem imun hospes. Cacing bisa juga
menghancurkannya, basofil merupakan sel menyebabkan penyakit ketika hospes
penanda peradangan, dan eosinofil sebelumnya terpapar terhadap bagian yang
melakukan fagositosis selektif terhadap infektif atau ketika hospes mengalami
antigen terutama cacing. imunosupresi atau kekurangan nutrisi.
Dalam banyak kasus, anak-anak lebih
Adapun gejala dan tanda dari mudah terinfeksi cacing dibandingkan
kecacingan adalah sakit perut, dengan dewasa.
mual/muntah, nafsu makan menurun, diare,
kekurangan nutrisi, pertumbuhan terhambat Pada infeksi cacing usus baik pada
terutama bila yang terkena adalah usia manusia maupun secara eksperimen
sekolah, bahkan ada yang bisa terjadi sesak memperlihatkan bahwa infeksi cacing usus
nafas. akan condong menstimulasi respon imun
hospes ke arah Th2. Pada saat terjadi
Faktor risiko yang dapat terjadi oleh infeksi cacing, Antigen Presenting Cell
karena lingkungan di sekitar rumah atau (APC) berupa sel dendrit akan mempresen
tasikan molekul antigen cacing bersama Secara umum, respon imun sejak
dengan molekul MHC kelas II pada sel T awal infeksi hingga terjadi proses eliminasi
naive (Th0). Pada infeksi kronis, selain sel pada infeksi cacing dapat dibedakan atas
dendrit, terdapat sel lain yang berperan respon imun non spesifik dan spesifik.
sebagai Antigen Presenting Cell yaitu sel
NeMac (Nematode Elicite Macrophage) 1. Non Specific Inflammatory Process
atau sel AAM (Alternatively Activated
Proses inflamasi non spesifik ini
Macrophage). Sel NeMac atau sel AAM ini
terjadi pada masa awal infeksi cacing, di
disebut juga sebagai type 2 macrophage.
mana sel Th2 akan mengeluarkan sitokin
Makrofag ini berukuran besar, multiva-
pro inflamasi (IL-4, IL-5, IL-9 dan IL-13)
kuolar dan berbeda secara genetik primitif.
dan dibantu oleh Tumor Necrosis Factor
Setelah terpapar dengan antigen dan beberapa sitokin lain yang dihasilkan
cacing, sel NeMac akan melakukan oleh Th1 sehingga terjadi reaksi fisiologis
berbagai aktifitas. Sel NeMac akan bekerja untuk mengekspulsi (mengeluarkan) cacing
menghambat proliferasi sel T melalui dari lumen usus. Reaksi fisiologis tersebut
contact dependent mechanism. Proses ini dapat berupa produksi mukus oleh sel
berbeda dengan mekanisme penghambatan goblet, hiperkontraksi otot polos pada usus
proliferasi sel T yang dilakukan oleh NO, dan peningkatan aliran cairan usus.
prostaglandin dan sitokin seperti IL-10 dan
TGF-β. Sel NeMac juga berperan dalam
menginduksi terjadinya diferensiasi sel Th0
menjadi Th2. Produk NeMac berupa
protein YM1 yang dikenal sebagai
eosinophil activating factor akan
mengakibatkan infiltrasi lokal eosinofil.
Proses perkenalan antigen oleh
Antigen Presenting Cell kepada sistem
imun spesifik ini terjadi pada mesenterik
limfonodus atau pada limfonodus terdekat.
Sel Th0 yang telah teraktivasi akan
mengalami proliferasi dan diferensiasi
menjadi sel Th1 dan Th2. Pada infeksi
cacing respon ini terpolarisasi ke arah sel
Contoh gambar Non Specific
Th2 dan produknya terutama interleukin-4
Inflammatory Process
(IL-4) akan menekan perkembangan sel
Th1. Hal ini menyebabkan respon imun 2. Specific T- Dependent Process
terhadap mikroorganisme intraseluler
menjadi tidak efektif. Fakta lain bahwa Pada saat sel Th0 diperkenalkan
infeksi cacing usus ini dapat menurunkan dengan antigen cacing oleh Antigen
prevalensi penyakit autoimun dan Presenting Cell, berproliferasi dan sel Th0
inflamasi. Sehingga respon imun pada akan berdiferensiasi menjadi sel Th1 dan
infeksi cacing usus ini perlu diperhatikan Th2. Proses proliferasi dan ekspresi sitokin
mengingat dampaknya terhadap pola oleh sel – sel imunokompeten ini sangat
epidemiologi penyakit lain dan tergantung pada kondisi infeksi (infeksi
kemungkinan potensi terapeutik untuk akut atau infeksi kronik).
mengendalikan atau mencegah penyakit
imunitas lainnya. (Rusjdi, 2022)
sasaran dan menimbulkan respon inflamasi
untuk merekrut sel – sel fagosit.

Contoh gambar Specific T- Dependent


Process

Infeksi Akut Contoh gambar infeksi kronik


Pada infeksi akut, terjadi proliferasi IgE yang terbentuk pada infeksi
dan diferensiasi sel Th0 menjadi Th1 dan cacing selain berperan dalam respon
Th2 ldengan dominasi ke arah Th2. Sel Th1 perlawanan terhadap antigen cacing juga
yang terbentuk akan mengekspresikan IFN- berperan terhadap proteksi atopi. Hal ini
γ yang dapat menekan aktifitas sel B untuk disebabkan karena infeksi cacing akan
menghasilkan IgE. Sel Th2 akan memodulasi respon imun untuk
mengekspresikan IL-4, IL-5, IL-9 dan IL- menghasilkan kadar IgE yang tinggi (IgE
13. IL-9 dan IL-13 berperan dalam Non poliklonal) yang akan menempel pada
Specific Inflammatory Process. IL-4 dan FcεRI sel mast sehingga penempelan IgE
IL-5 berperan dalam Non Specific spesifik alergen pada sel mast terhambat
Inflammatory Process dan Specific T- dan tidak terjadi degranulasi sel mast.
Dependent Process. IL-4 yang dihasilkan Proses tersebut mencegah terjadinya atopi.
oleh sel Th2 berperan membantu sel B
untuk memproduksi IgE. Dalam waktu Infeksi Kronis
yang bersamaan IL 5 memicu terjadinya
eosinofilia. Eosinofil dan IgE pada infeksi Pada infeksi kronis terjadi Modified
cacing ini berperan dalam proses interaksi Th2 response. Pada Modified Th2 Response
yang disebut antibody dependent cell sel dendrit dan sel AAM (Alternatively
mediated cytotoxicity / cytolytic dimana Activated Macrophage) bertindak sebagai
sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh Antigen Presenting Cell. Berbeda dengan
antibodi. Dalam hal ini antibodi berfungsi infeksi akut, pada infeksi kronik terdapat
melapisi antigen sasaran (opsonisasi) keterlibatan sel Treg. Sel Treg ini
sehingga sel eosinofil dapat melekat pada menghasilkan IL-10 dan Transforming
sel atau antigen sasaran. Opsonisasi ini Growth Factor – β (TGF-β). IL-10 berperan
terjadi karena fragmen Fab dari IgE dapat dalam class switching antibody response
mengenal epitop cacing sedangkan fragmen dimana sel B yang sebelumnya
Fc dari IgE akan berikatan dengan Fc memproduksi IgE menjadi memproduksi
reseptor pada eosinofil sehingga akan IgG4. Antibodi IgG4 ini akan menghambat
terjadi aktivasi eosinofil. Eosinofil yang degranulasi sel efektor sehingga atopi tidak
teraktivasi selanjutnya akan mengalami terjadi. TGF-β berperan dalam menekan
degra-nulasi (pengeluran enzim protease respon seluler baik sel Th1 maupun Th2.
lisosom) yang dapat menghancurkan sel
Infeksi cacing yang kronik akan yang sering menginfeksi yaitu
menimbulkan rangsangan antigen persisten cacing gelang ( Ascaris
yang meningkatkan kadar immunoglobulin lumbricoides), cacing cambuk
dalam sirkulasi dan pembentukan kompleks (Trichuris trichiura), dan cacing
imun. Antigen – antigen yang 0terlepas tambang (Necator americanus).
parasite di duga berfungsi sebagai mitogen 2. Adapun gejala dan tanda dari
poliklonal sel B yang independen. kecacingan adalah sakit perut,
Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing mual/muntah, nafsu makan
diperankan oleh aktivasi sel Th2 yang menurun, diare, kekurangan nutrisi,
menghasilkan IgE dan aktivasi eosinophil. pertumbuhan terhambat terutama
IgE yang berikatan dengan permukaan bila yang terkena adalah usia
cacing di perankan oleh aktivasi sel Th2 sekolah, bahkan ada yang bisa
yang menghasilkan IgE dan aktivasi terjadi sesak nafas. Cara
eosinofil. Selanjutnya eosinofil di aktifkan menanggulangi dan mencegah
dan mensekresi granul enzim yang infeksi ini dengan tepat adalah
menghancurkan parasite. Produksi IgE dan dengan memutus siklus hidup
eosinofil sering di temukan pada infeksi cacing.
cacing. Produksi IgE disebabkan sifat 3. Pada saat terjadi infeksi cacing,
cacing yang merangsang subset Th2 sel Antigen Presenting Cell (APC)
CD4+, yang melepas IL-4 dan IL-5, IL-4 berupa sel dendrit akan mempresen
merangsang produksi IgE dan IL-5 tasikan molekul antigen cacing
merangsang perkembangan dan aktivasi bersama dengan molekul MHC
eosinofil. Eosinofil lebih efektif di banding kelas II pada sel T naive (Th0). Pada
leukosit lain oleh karena eosinofil infeksi kronis, selain sel dendrit,
mengandung granul yang lebih toksik di terdapat sel lain yang berperan
banding enzim proteolitik dan Reactive sebagai Antigen Presenting Cell
Oxygen Intermediate yang di produksi oleh yaitu sel NeMac (Nematode Elicite
magrofag. Macrophage) atau sel AAM
(Alternatively Activated
Degranulasi sel mast/basophil yang Macrophage). Setelah terpapar
IgE dependen menghasilkan prosuksi dengan antigen cacing, sel NeMac
histamine yang menimbulkan spasme usus akan melakukan berbagai aktifitas.
tempat cacing hidup. Eosinofil menempel Sel NeMac akan bekerja
pada cacing melalui IgG/IgA dan melepas menghambat proliferasi sel T
protein kationik, dan neurotoksin. PMN dan melalui contact dependent
magrofag menempel melalui IgA/IgG dan mechanism. Pada saat sel Th0
melepas superoksida, oksida nitrit dan diperkenalkan dengan antigen
enzim membunuh cacing. (dr. Ni luh cacing oleh Antigen Presenting
ariwati, 2020) Cell, berproliferasi dan sel Th0 akan
berdiferensiasi menjadi sel Th1 dan
KESIMPULAN
Th2. Proses proliferasi dan ekspresi
1. Manusia merupakan hospes sitokin oleh sel – sel
beberapa nematoda usus yang imunokompeten ini sangat
ditularkan melalui tanah atau sering tergantung pada kondisi infeksi
disebut Soil Transmitted Helminths (infeksi akut atau infeksi kronik).
(STH). Soil Transmitted Helminths
merupakan nematoda usus yang di
dalam siklus hidupnya
membutuhkan tanah untuk proses
pematangan. Ada tiga jenis STH
DAFTAR PUSTAKA
dr. N. luh ariwati. (2020). INFEKSI
CACING ASCARIS
LUMBTIACOIDES.
Anyar, K., Jati, K., Kabupaten, A., Selatan,
L., Mutiara, H., Kurniawaty, E., Cut,
B., Din, N., Parasitologi, B.,
Kedokteran, F., Lampung, U., &
Molekuler, B. B. 2020. (n.d.). Hanna
Mutiara, Evi Kurniawaty, Bahesty
Cut Nyak Din|Hubungan Derajat
Infeksi Soil Transmitted Helmints
(STH) terhadap Peningkatan Jumlah
Eosinofil pada Siswa SD 4 Negeri
Hubungan Derajat Infeksi Soil
Transmitted Helmints (STH) terhadap
Peningkatan Jumlah (Vol. 3).
Panjaitan, J. S. (2022). Edukasi Tentang
Pencegahan Infeksi Kecacingan
Disebabkan Oleh Soil Transmitted
Helmith Dengan Menggunakan
Metode Ceramah Kepada Masyarakat
Di Desa Namo Rambe. Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1), 51–61.
https://doi.org/10.51622/pengabdian.v
3i1.424
Rusjdi, S. (2022). Respon Th2 pada
Infeksi Cacing Usus. Majalah
Kedokteran Andalas, 33(2), 1–7.
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.
php/art/article/view/51
Studi, P., Terapan, S., Medis, T. L., &
Kesehatan, F. I. (2020). INFEKSI
SOIL TRANSMITTED HELMINTHS
TERHADAP INFEKSI SOIL
TRANSMITTED HELMINTHS
TERHADAP.

Anda mungkin juga menyukai