HELMINTOLOGI
Oleh:
KELOMPOK: 10
MARLINANG (A202201117)
FEBRIANTI (A202201151)
KENDARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Cacing adalah sejenis parasit yang hidup dari inangnya. Parasit ini bisa
masuk ke dalam tubuh manusia, mencari makan di usus manusia, dan
menyebabkan infeksi. Kondisi inilah yang bernama cacingan. Cacing biasanya
bisa masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk telur.Ada berbagai cara infeksi
parasit ini bisa terjadi, misalnya melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, menyentuh wajah dengan tangan yang kotor setelah menyentuh
tanah, dan lain-lain.Namun, berbeda jenis cacing, berbeda juga cara
penularannya.Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena
penyakit ini, karena mereka sering bermain di tanah, yang mereka lebih rentang
akan kecacingan
Kecacingan adalah gejala yang disebabkan oleh telur cacing parasit yang
hidup di dalam tubuh. Kecacingan merupakan salah satu penyakit lingkungan
yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Beberapa penyebab kecacingan
adalah iklim, situasi sosial ekonomi, pendidikan, dan kebersihan pribadi yang
buruk. Cacing tular tanah (STH) adalah cacing usus yang menyebar melalui tanah.
STH dikenal sebagai penyakit cacing yang paling umum, yang biasanya berasal
dari tanah.Tentu kondisi sanitasi yang buruk dapat menyebabkan cacing menyebar
ke seluruh tubuh seseorang. Personal hygiene yang kurang baik adalah gambaran
dari kebiasaan pribadi yang tidak baik dan kondisi lingkungannya. Seseorang
lebih rentan terhadap infeksi cacing karena kurangnya pengetahuan dan praktik
kebersihan yang buruk. Kebiasaan buruk ini memungkinkan bakteri dan parasit
dari sampah menyebarkan penyakit di masyarakat. Penyakit parasit ini sudah
hilang di beberapa negara kaya dan maju, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi
dari negara yang memiliki keterbelakangan.
Pada tahun 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa
infeksi cacing Soil Transmitted Helminths (STH) menyerang lebih dari 1,5 juta
orang, atau 24 persen dari populasi dunia. Infeksi ini menyerang masyarakat
termiskin dan paling terpinggirkan dengan akses buruk terhadap air bersih,
sanitasi dan kebersihan di daerah tropis dan subtropis, dengan prevalensi tertinggi
dilaporkan di Afrika sub-Sahara, Tiongkok, Amerika Selatan dan Asia. Lebih
dari 260 juta anak usia prasekolah, 654 juta anak usia sekolah, 108 juta remaja
perempuan, dan 138,8 juta wanita hamil dan menyusui tinggal di wilayah dimana
parasit ini menular secara intensif, dan memerlukan pengobatan dan intervensi
pencegahan. Di Indonesia sendiri prevalensi dari permasalahan cacingan masih
tinggi, khususnya pada penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. Data
menunjukan prevalensi STH ini dimulai dari 2,5% - 62% dan data menunjukan
anak usia prasekolah dan sekolah dasar menduduki peringkat tertinggi Angka
prevalensi cacingan di Indonesia meningkat 80% apabila memasukan anak usia
sekolah pada data prevalensi. Untuk penyebaran infeksi cacingan ini tentunya
menyebar pada beberapa provinsi, salah satunya Sulawesi Tengarra, yang dimana
brerdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2019 menemukan terdapat 254
kasus infeksi cacing di Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian lain yang
dilakukan pada tahun 2022 menemukan bahwa 63,64% siswa di sebuah sekolah
dasar di Kendari terinfeksi cacingan, termasuk STH.
Spesies yang sering menginfeksi manusia adalah Ascaris lumbricoides.
Ascariasis lumbricoides merupakan cacing penyebab penyakit Ascariasis Penyakit
ini ditularkan melalui telur cacing pada feses manusia yang mengkontaminasi
tanah pada daerah yang rendah sanitasinya. Telur cacing yang terdapat pada feses
manusia yang mengkontaminasi tanah akan ditularkan kepada orang lain melalui
sayuran atau bahan makanan yang menggunakan kotoran sebagai pupuk.
Kecacingan juga dapat disebabkan karena kebiasaan mencuci tangan yang rendah
dimana makan menggunakan tangan mengandung tanah yang terkontaminasi telur
cacing.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi STH
b. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit STH
c. Untuk mengetahui gejala penyakit STH
d. Untuk mengetahui penularan dan penyebaran penyakit STH
e. Untuk mengetahui Data kasus penyakit STH secara
global,Nasional,dan daerah Sulawesi Tenggara
f. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit STH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kecacingan adalah kondisi atau penyakit yang disebabkan oleh infeksi
cacing parasit pada tubuh manusia atau hewan. Cacing-cacing tersebut dapat
menginfeksi berbagai organ dalam tubuh, terutama saluran pencernaan, dan
menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung pada jenis cacing
dan tingkat keparahan infeksinya. Cacingan secara kumulatif pada manusia
dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta
kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja.
Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Kecacingan juga
dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena
penyakit lainnya. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh
cacing kelas nematode usus khususnya yang penularan melalui tanah atau
yang sering disebut Soil Transmitted Helminths(STH).
Infeksi Soil transmitted helminths (STH) merupakan salah satu
penyakit tropik infeksi yang menyebabkan masalah global yang serius.1 Soil
transmitted helminths sendiri dapat didefinisikan sebagai spesies-spesies
cacing yang membutuhkan media tanah untuk menjadi bentuk infektif untuk
host nya (manusia).
Infeksi STH ditularkan melalui telur cacing yang terdapat di dalam
feses manusia yang terinfeksi. Stadium cacing dewasa dapat tinggal di usus
halus maupun usus besar manusia dan dapat menghasilkan ribuan telur setiap
harinya. Pada daerah-daerah yang tidak memiliki akses sanitasi yang cukup
atau memadai, stadium telur dari cacing ini akan mencemari tanah, kemudian
telur dapat melekat pada sayuran yang tidak dicuci, dan tidak dimasak dengan
baik, yang kemudian tertelan manusia, Stadium telur dari cacing tersebut
dapat tertelan manusia dari sumber air yang terkontaminasi, dan juga dapat
tertelan oleh anak-anak yang bermain tanah yang terkontaminasi dan
kemudian meletakkan tangan ke mulut tanpa mencuci tangan. Selain itu,
penularan cacing kait dapat menembus kulit (percutan aktif) yang terjadi pada
orang-orang yang berjalan tanpa menggunakan alas kaki pada tanah yang
terkontaminasi.
C. GEJALA
Telur cacing ini keluar melalui kotoran orang yang terinfeksi dan
dapat mencemari tanah , menyebabkan penularan melalui konsumsi telur
dari makanan, air, atau tanah yang terkontaminasi. Infeksi ini dapat
mengganggu status gizi penderita , menyebabkan hilangnya zat besi dan
protein , malabsorpsi nutrisi, dan persaingan untuk mendapatkan vitamin
A di usus.
PENUTUP
A. KESIMPULAN