Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PESISIR

POLA KONSUMSI SEBAGAI FAKTOR RISIKO


KEJADIAN PENYAKIT ASAM
URAT PADA MASYARAKAT PESISIR TELUK PAREPARE

Dosen Pengampuh:
ASFANDI YUHADI, SKM., MKM

OLEH

KELOMPOK 15

HENDRI (A202201131)

MELVIN PUTRI HASAN (A202201170)

NAJWA ASZAHRA FADILLA ( A202201145)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABPRATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu jenis
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis dimana seseorang dapat tertular melalui percikan ludah
(droplet) ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara ataupun meludah.
Meskipun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat diobati,
TB Paru masih tetap menjadi masalah kesehatan global yang utama.
Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan jumlah penderita
TB paru adalah meningkatkan kepatuhan penderita dalam menjalani
pengobatan. Selain itu, kepatuhan dalam pengobatan TB paru juga dapat
mencegah timbulnya resistensi obat, kekambuhan penyakit dan kematian.
Ketidakpatuhan terhadap pengobatan TB paru menjadi suatu penghalang
penting dalam melakukan pengendalian TB paru secara global dan telah
menjadi faktor utama penyebab kegagalan pengobatan. Dampak yang
ditimbulkan akibat ketidakpatuhan pengobatan dapat berakibat fatal, yaitu
mulai dari rendahnya angka pencapaian kesembuhan sampai kematian
yang nantinya akan menimbulkan kegagalan eradikasi TB paru. Oleh
karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengurangi faktor-faktor
yang dapat memicu timbulnya kegagalan pengobatan TB paru.
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
pengobatan pasien TB paru yaitu tingkat sosioekonomi yang rendah,
rendahnya pengetahuan tentang TB paru secara umum dan regimen
pengobatannya, dukungan Pengawas Minum Obat (PMO), dukungan
petugas kesehatan yang berkaitan. Dari hasil penelitian tersebut dikatakan
bahwa tingkat sosioekonomi yang rendah akibat tidak bekerja ataupun
penghasilan yang rendah dapat berdampak pada tingkat kepatuhan
pengobatan penderita TB paru.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu Tuberkulosis?
b. Apa penyebab Tuberkulosis?
c. Apa saja Gejala Tuberkulosis?
d. Apa faktor penyebab Tuberkulosis?
e. Bagaimana Pencegahan Tuberkulosis?
f. Bagaimana Diagnosis penderita Tuberkulosis?
g. Bagimana Pengobatan penderita Tuberkulosis

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui Apa itu Tuberkulosis
b. Mengetahui Apa penyebab Tuberkulosis
c. Mengetahui Apa saja Gejala Tuberkulosis
d. Mengetahui Apa faktor penyebab Tuberkulosis
e. Mengetahui Bagaimana Pencegahan Tuberkulosis
f. Mengetahui Bagaimana Diagnosis penderita Tuberkulosis
g. Mengetahui Bagimana Pengobatan penderita Tuberkulosis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Tuberkulosis
(TB) Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Penyakit ini
paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus
menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah
satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. TB merupakan
penyebab paling umum dari infeksi kematian terkait penyakit di seluruh
dunia. Meskipun tingkat TB menurun, penyakit ini menjadi lebih umum di
banyak bagian dunia. Selain itu, prevalensi TB yang resistan terhadap obat
meningkat di seluruh dunia. Mycobacterium tuberculosis, suatu basil
tuberkel, adalah agen penyebab TB. Bakteri ini termasuk dalam kelompok
organisme yang berkaitan erat dengan M africanum, M bovis, dan M-
microti di kompleks TB M.

2.2. Gejala
Tuberkulosis tidak selalu menunjukkan gejala sakit. Para ahli
membedakan TBC menjadi dua jenis, yaitu:

 TBC laten

Pada jenis TBC ini, bakteri dalam keadaan tidak aktif sehingga
pengidapnya tidak mengalami gejala apapun.Karena itu, jenis laten bersifat
tidak menular. Tetapi, pengobatan TBC perlu kamu lakukan agar tidak
berkembang menjadi TBC aktif.

 TBC aktif

Bakteri TBC dapat menular dan menimbulkan sejumlah gejala setelah


infeksi terjadi. Tanda dan gejala TB aktif meliputi:

 Batuk selama tiga minggu atau lebih.


 Batuk darah atau lendir.
 Nyeri dada.
 Penurunan berat badan.
 Kelelahan.
 Demam.
 Keringat saat malam hari.
 Panas dingin.
 Kehilangan selera makan.

2.3. Faktor-fektor penyebab tuberculosis

Jika menginfeksi organ lain, tanda dan gejalanya bisa bervariasi


tergantung organ mana yang terinfeksi. Misalnya, TBC tulang belakang
dapat menyebabkan sakit punggung, dan TBC di ginjal dapat
menyebabkan urine berdarah. Sekitar dua milyar orang atau 1/3 penduduk
dunia diperkirakan terkena TB laten.Penderita tuberkulosis di kawasan
Asia terus bertambah. Wilayah Asia merupakan wilayah dengan
penyebaran kasus tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. sebelas negara
dengan jumlah kasus TB tertinggi berada di wilayah Asia yakni
Bangladesh, China, India, Indonesia dan Pakistan. Sebagian besar kasus
TB di Asia termasuk pada kelompok usia produktif

Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan


seseorang terinfeksi atau mengembangkan tuberkulosis aktif. Faktor-faktor
tersebut melibatkan interaksi kompleks antara kondisi lingkungan, sosial,
dan individu.

Salah satu faktor risiko utama adalah paparan langsung dengan


penderita tuberkulosis aktif. Orang yang tinggal atau bekerja di tempat-
tempat dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi atau kurangnya ventilasi
udara, seperti penjara, panti jompo, atau pengungsian, memiliki risiko
lebih tinggi. Selain itu, kondisi sosial ekonomi yang rendah, termasuk
kemiskinan, kurangnya akses ke perawatan kesehatan, dan ketidakstabilan
sosial, dapat memperburuk risiko penyebaran tuberkulosis.

Faktor-faktor individu juga memainkan peran penting. Seseorang


dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti individu dengan
infeksi HIV, diabetes, atau penyakit kronis lainnya, memiliki risiko lebih
tinggi untuk terinfeksi dan mengembangkan tuberkulosis aktif. Perokok
dan pengguna obat intravena juga memiliki risiko lebih tinggi.

Pada tingkat global, faktor-faktor seperti migrasi, perjalanan lintas


batas, dan urbanisasi juga dapat mempengaruhi prevalensi tuberkulosis. Di
antara faktor-faktor ini, peran utama dalam kontrol tuberkulosis adalah
pencegahan penularan, pemberian vaksinasi, dan identifikasi serta
pengobatan dini kasus-kasus yang terinfeksi atau terkena penyakit.

2.4. Pencegahan Tuberkulosis

Untuk pencegahan TB pemeriksaan rutin, gaya hidup sehat dan


kebersian. Pemeriksaan rutin dapat mengidentifikasi dan mencegah
penyebaran infeksi tuberkulosis pada tahap awal.Menerapkan pola hidup
sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, dan istirahat
yang cukup dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.Mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir secara teratur dapat mencegah penyebaran
bakteri Mycobacterium tuberculosis.

2.5. Diagnosis dan pengobatan tuberkulosis

Diagnosis tuberkulosis paru atau TBC paru ditegakkan berdasarkan


gejala batuk kronis yang dapat disertai dahak berdarah, penurunan berat
badan, keringat malam, sesak, dan demam. Pemeriksaan fisik toraks dapat
menemukan kelainan suara napas. Pemeriksaan sputum adalah cara paling
umum untuk mendiagnosis tuberkulosis. Sampel dahak diperiksa di
laboratorium. Selain itu Pemeriksaan radiografi dada digunakan untuk
mendeteksi adanya lesi atau infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
tuberculosis. Dan Tes darah tertentu dapat memberikan indikasi adanya
infeksi tuberkulosis pada tubuh.

Pengobatan tuberkulosis biasanya dilakukan dengan menggunakan


kombinasi antibiotik yang disebut "regimen". Pemilihan regimen
tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksi yang diderita pasien.

Anda mungkin juga menyukai